Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi dalam bahasa Yunani disebut Farmakon (medika dan obat). Farmasi
sendiri berarti seni dan ilmu dalam penyediaan bahan sumber alam dan bahan
sintetis yang sesuai untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan
pencegahan suatu penyakit. Dalam dunia farmasi terdapat beberapa bidang
didalamnya salah satunya adalah farmasi fisika.
Farmasi fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta
kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat
fisiknya. Dalam ilmu farmasi fisika dapat mempelajari cara membuat sediaan
farmasi yang baik dan luas. Artinya semua aspek harus diperhatikan untuk
keselamatan pasien. Untuk itu seorang farmasis harus mengetahui sifat-sifat zat
aktif maupun bahan pembantu agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu
sediaan farmasi yang aman, berkhasiat, dan berkualitas. Dan salah satu yang
dipelajari dalam farmasi fisika yaitu rapat jenis dan bobot jenis.
Bonot jenis merupakan perbandingan massa suatu zat dengan massa air pada
suhu dan volume yang sama. Bobot jenis menjelaskan banyaknya komponen yang
terkandung dalam zat tersebut. Bobot jenis didefinisikan sebagai perbandingan
kerapatan dari suatu zat terhadap kerapatan air, harga kedua zat itu ditentukan
pada temperatur yang sama, jika tidak dengan cara lain yang khusus. Untuk
keperluan praktis bobot jenis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan
antara bobot zat terhadap volume zat tersebut pada suhu tertentu (biasanya 25°C),
sedangkan rapat jenis adalah perbandingan antara bobot jenis sampel dengan
bobot jenis air suling, jadi rapat jenis tidak memiliki satuan. Massa jenis adalah
perbandingan antara bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu
(biasanya 25oc ).
rapat jenis adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat
suatu zat terhadap berat dari standard lam volume yang sama kedua zat
mempunyai temperatur yang sama atau temperatur yang diketahui. Dalam farmasi
pun bobot jenis didalmnya terdapat kerapatan .
1
Kerapatan adalah turunan besaran karena menyangkut satuan massa dan
volume. Batasannya adalah massa per satuan volume pada temperature dan
tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter
kubil (g/cm3 ). Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam
satu hal dan kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan
kerapatan dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan sebagai
per satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan
volume dan partikel yang mengandung retakan-retakan mikroskopis pori-pori
dalam ruang kapiler Kerapatan pada bobot jenis mempunyai cirri sendiri atau
dikatakan berbeda karena bilangan murni tanpa dimensi yang dapat diubah
menjadi kerapatan dengan menggunakan rumus yang sesuai.
Berdasarkan uraian diatas, dan mengingat pentingnya seorang farmasis dalam
mengetahui tentang bobot jenis maka dilakukanlah praktikum farmasi fisika ini
agar mahasiswa farmasi memahami mengenai bobot jenis, termasuk cara-cara
dalam melakukan pengukuran bobot jenis agar dalam memformulasikan suatu
obat dapat dihasilkan suatu sediaan akhir yang aman, berkhasiat dan berkualitas
1.2 Tujuan Percobaan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu bobot Jenis.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara menentukan bobot
jenis dan kerapatan jenis.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara penggunaan piknometer.
1.3 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari praktikum percobaan untuk mengetahui dan
memahami cara penetapan bobot jenis dan rapat jenis dari minyak zaitun dan air
suling dengan menggunakan alat piknometer
1.4 Prinsip percobaan
Prinsip pada percobaan kali ini ini yaitu untuk menentukan suatu
kerapatan dan bobot jenis dari suatu sampel Minyak zaitun dengan penentuan
bobot jenis menggunakan Piknometer.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Bobot Jenis
Bobot jenis merupakan perbandingan massa dari suatu zat terhadap
kerapatan air, harga kedua zat itu harus ditentukan pada temperatur yang sama,
jika tidak dengan cara lain yang khusus. Bobot jenis dapat ditentukan dengan
menggunakan berbagai jenis piknometer, hidrometer dan alat-alat lain (Sinko,
2006).
Menurut Ansel (2006), bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap
bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam
desimal. Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka di
belakang koma sebanyak akurasi yang diperlukan pada penentuannya. Rapat jenis
adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal, dari berat suatu zat terhadap
berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat mempunyai temperatur
yang sama atau temperatur yang telah diketahui. Air digunakan untuk standar zat
cair dan padat, hidrogen atau udara untuk gas.
Dalam farmasi, perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat
padat dan air merupakan pilihan yang tepat untuk digunakan sebagai standar
karena mudah didapat dan mudah dimurnikan. Kerapatan adalah turunan besaran
karena menyangkut satuan massa dan volume. Batasannya adalah massa per
satuan volume pada temperature dan tekanan tertentu, dan dinyatakan dalam
system cgs dalam gram per sentimeter kubil (g/cm3 ) .
Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal dan
kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan kerapatan
dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan sebagai per satuan
volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan volume dan
partikel yang mengandung retakan-retakan mikroskopis pori-pori dalam ruang
kapiler (Martin, 2006).

3
Menurut Lia (2003), tipe-tipe ruang udara atau rongga dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Rongga intrapartikel yang terbuka
2. Rongga intrapartikel yang tertutup
3. Rongga antarpartikel yaitu ruang-ruang udara antara dua partikel
individu.
2.1.2 Macam-macam bobot jenis
Terdapat tiga macam bobot jenis yaitu :
1. Bobot jenis sejati Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk
rongga yang terbuka dan tertutup.
2. Bobot jenis nyata Massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk
pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
3. Bobot jenis efektif Massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang
tebuka dan tertutup.
2.1.2 Metode Penentuan Bobot Jenis
Menurut Voight (2004), secara umum terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menentukan bobot jenis sebagai berikut :
a. Metode Aerometer
Prinsip metode penentuan bobot jenis dengan aerometer adalah dengan
hukum Archimedes yang berbunyi: “Setiap benda yang dicelupkan ke dalam suatu
cairan akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan”. Aerometer berbentuk sebuah silinder yang memiliki ukuran
masing-masing yang disesuaikan dengan bobot jenis sampel yang akan diuji. Pada
alat aerometer terdapat skala yang menunjukan bobot jenis cairan, semakin kecil
berat jenis cairan maka aerometer akan semakin tercelup sehingga skala pada
aerometer dimulai dari angka yang kecil sampai yang besar dari atas ke bawah.
b. Metode Piknometer
Prinsip metode dari pengukuran bobot jenis menggunakan piknometer
adalah dengan cara mengukur berat zat cair secara langsung yang dibandingkan
dengan volume dari piknometer tersebut. Volume piknometer ditentukan dengan
cara mengukur berat air (pembanding) yang berada dalam piknometer yang terisi
4
penuh, kemudian menetapkan suhu air sehingga didapatkan bobot jenis air dan
melakukan perhitungan volume piknometer yang sesungguhnya. Suhu 25
Kemudian mengukur bobot jenis masing-masing produk dengan menggunakan
volume piknometer yang telah diketahui sebelumnya. Rumusnya sebagai berikut:
m
ρ=
v
c. Metode Neraca Hidrostatik
Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan hilang massa sebesar berat volume cairan yang
terdesak.
d. Metode Neraca Mohr-westphal
Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada blok timbangan yang ditoreh
menjadi 10 bagian sama dan disetimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan
penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-westphal adalah penggunaan waktu
yang singkat dan mudah dilakukan.
Menurut Zia (2001), metode yang dapat digunakan untuk menentukan bobot
jenis sebagai berikut :
a. Metode piknometer Prinsip
Metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang,
yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang
dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga
mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer.
Keoptimuman ini teeletak pada sekitar isi ruang 30 ml.
b. Metode neraca hidrostatik
Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan
yang terdesak.
c. Metode Neraca Mohr-Westphal
Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan yang ditoreh
menjadi 10 bagian sama dan ditimbang dengan bobot lawan. Keuntungan

5
penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunaan waktu
yang singkat dan mudah dilaksanakan.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis
Menurut Ansel (2006), adapun faktor-faktor yang mempengaruhi bobot
jenis suatu zat adalah :
1. Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat
jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian
pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkansenyawa membeku
sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu
dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25°C (suhu kamar).
2. Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot
jenisnya juga menjadi lebih besar.
3. Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh
tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot
molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
4. Kekentalan/viskositas suatu zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.
2.1.4 Pengujian bobot jenis
Menurut Lachman (2012), pengujian bobot jenis dilakukan untuk
menentukan 3 macam bobot jenis yaitu :
1. Bobot jenis sejati massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk
rongga yang terbuka dan tertutup.
2. Bobot jenis nyata massa partikel dibagi volume partikel tidak termasuk
pori/lubang terbuka, tetapi termasuk pori yang tertutup.
3. Bobot jenis efektif massa parikel dibagi volume partikel termausk pori yang
tebuka dan tertutup. Seperti titik lebur, titik didih atau indeks bias (bilangan bias).
Kerapatan relatif merupakan besaran spesifik zat. Besaran ini dapat digunakan
untuk pemeriksan konsentrasi dan kemurniaan senyawa aktif, senyawa bantu dan
sediaan farmasi.

6
Menurut Gibson (2004), bobot jenis zat padat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kerapatan partikel sejati adalah ketika pengukuran volume tidak termasuk
pori-pori terbuka dan pori-pori tertutup dan merupakan sifat dasar dari suatu
bahan
2. Kerapatan partikel mampat adalah ketika pengukiran volume termasuk pori-
pori antar partikulat.
3. Kerapatan partikel bulk adalah volume terlihat dari gas bergerak melewati
partikel.
Kerapatan partikel, karena partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal dan
kasar serta berpori dalam hal lainnya, seseorang harus menyatakan kerapatan
dengan hati-hati. Kerapatan partikel secara umum didefinisikan sebagai berat per
satuan volume, kesulitan timbul bila seseorang mencoba untuk menentukan
volume dan partikel yang mengandung retakan-retakan mikroskopis pori-pori
dalam ruang kapiler. (Martin., 2008)
Untuk mudahnya, bisa didefinisikan tiga tipe kerapatan, yaitu :
a. Kerapatan sebenarnya dari bahan itu sendiri, tidak termasuk rongga-
rongga dan pori-pori di dalam partikel yang lebih besar dari dimensi molekuler
atau dimensi atomis dalam kisi-kisi kristal.
b. Kerapatan granul, seperti ditentukan oleh perpindahan tempat dari air
raksa, yang tidak mempenetrasi pada tekanan biasa ke dalam pori-pori yang lebih
kecil sekitar 10 mili micron.
c. Kerapatan bulk, seperti ditentukan dari volume bulk dan berat suatu
serbuk kering dalam sebuah gelas ukur.
Kerapatan sebenarnya adalah kerapatan dari bahan padat yang nyata
(sebenarnya). Metode untuk menentukan kerapatan padatan tidak berpori dengan
pemindahan cairan di mana padatan tersebut tidak larut ditemukan dalam buku-
buku farmasi umum. Jika bahan berpori seperti halnya kebanyakan serbuk-serbuk,
kerapatan sebenarnya dapat ditentukan dengan menggunakan densitometer
helium. (Martin., 2008).
Kerapatan granul bisa ditentukan dengan suatu metode yang serupa dengan
metode pemindahan cairan. Digunakan air raksa, karena air raksa mengisi ruang-
7
ruang kosong tetapi tidak berpenetrasi ke dalam pori-pori dalam dari partikel.
Kerapatan bulk didefinisikan sebagai massa dari suatu serbuk dibagi dengan
volume bulk. (Alfred, Martin., 1993).
2.2 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol 70% (Dirjen POM RI, 1979; Rowe, 2009)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol
Rumus molekul : C2H5OH
Berat molekul : 46,07 g/mol
Rumus strukutur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap
dan mudah terbakar, berbau khas panas, mudah
terbakar dan memberikan nyala biru.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, menghailkan larutan kental
dan tembus cahaya,praktis tidak larut dalam etanol
(96 %) P.
Khasiat : Sebagai antiseptik.
Kegunaan : Untuk dapat membunuh kuman
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari
cahaya,ditempat sejuk jauh dari nyala api.
2.3.2 Aquades (Dirjen POM, 1979; Rowe, 2009)
Nama Resmi : AQUA DESTILATA
Nama Lain : Aquades, Air suling
Nama kimia : Dihidrogen monoksida
Berat Molekul : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O

8
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa


Kelarutan : Larut dengan semua jenis larutan
Peniympanan : Dalam wadah tertutup kedap
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Khasiat : Zat pelarut
2.2.3 Minyak Zaitun (Oleum olivae)( Dirjen POM, 1979).
Nama resmi : OLEUM OLIVAE
Nama lain : Minyak zaitun
Rumus molekul : C25H32O13
Berat molekul : 540.5 g/mol
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan,bau


lemah, tidak tengik, rasakhas, pada suhurendah
sebagian atau seluruhnya membeku.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam
klorofon P, dalam eter P, dan dalam eter    minyak
tanah P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai zat tambahan

9
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktikum farmasi fisika percobaan Bobot jenis dilaksanakan
pada hari Kamis 21 Oktober 2021 Pukul 10.40 sampai dengan selesai. Tempat
pelaksanaan Praktikum yaitu bertempat di Laboratorium Teknologi Farmasi,
Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat- alat yang digunakan saat praktikum antara lain,, gelas ukur, lap halus,
neraca analitik, oven, piknometer, thermometer, wadah stainlees.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan saat praktikum antara lain, alkohol 70%, aquadest, es
batu, minyak zaitun, dan tisu.
3.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Dibersihkan alat menggunakan alkohol 70%
3. Dibersihkan piknometer dengan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol
70%.
4. Dipanaskan piknometer pada suhu 100oC selama 15 menit.
5. Dikeluarkan piknometer dari oven, lalu ditimbang massa piknometer kering
50 ml pada neraca analitik sebanyak 3 kali.
6. Dimasukkan minyak zaitum sebanyak 50 ml kedalam piknometer.
7. Dimasukkan piknometer yang sudah berisi minyak zaitun kedalam wadah
stainless yang berisi es batu.
8. Diukur suhunya dengan termometer sampai mencapai suhu 25o C.
9. Diangkat piknometer setelah suhu mencapai 25o C dan dibersihkan bagian
luar piknometer.
10. Ditimbang kembali piknometer pada neraca analitik sebanyak 3 kali.
11. Dihitung bobot jenis dan rapat jenis minyak zaitun.

10
BAB IV
PERHITUNGAN
4.1 Hasil Pengamatan
Sampel Piknometer Kosong (b1) Piknometer + Minyak
zaitun (b2)
29,7075 g 70,8227 g
Minyak Zaitun 29,7060 g 70,8205 g

29,7099 g 70,8136 g

∑ 29,7078 g 70,8189 g

Perhitungan
Dik : b1 = 29,7078g
b2 = 70,8189 g
V = 50 ml
ρair =1 g/ml
Dit : a. Bobot jenis?
b. Rapat jenis?
Penyelesaian :
a. Bobot jenis
m
ρ =
v
b2-b1
=
v
70,8189 g - 29,7078 g
=
50mL
41,1111
= 50mL
= 0,8222 g/ml

11
b. Rapat jenis
ρzat
d = ρAir
0 , 8222 g/ ml
= 1 g/ml
= 0,8222

12
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
Pada praktikum farmasi fiska kali ini kita melakukan dilakukan percobaan
Bobot jenis. Menurut Ansel (2006), bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat
terhadap bobot zat baku yang volumenya sama pada suhu yang sama dan
dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis dinyatakan dalam desimal dengan
beberapa angka di belakang koma sebanyak akurasi yang diperlukan pada
penentuannya. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui bobot jenis daru
suatu zat cair dengan menggunakan alat piknometer serta mempermudah
formulasi dari obat.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini ialah alat
piknometer, corong, gelas ukur, oven, termometer, lap halus,wadah stainless, dan
neraca analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu minyak alkohol 70%,
aquadest, es batu, dan tisu. zaitun,
Pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan yang diperlukan
kemudian dibersihkan dengan alkohol 70%. Menurut pratiwi (2008), alkohol
berfungsi sebagai disinfektan dengan cara melarutkan lipid pada membran sel
mikroorganisme dan juga mendenaturasi protein yang dimiliki oleh
mikroorganisme tersebut hal sejalan dengan fungsi alkohol Menurut Rowe (2009),
alkohol 70% digunakan sebagai antimikroba dan desinfektan.
Dibersihkan piknometer dengan aquadest, kemudian dibilas menggunakan
alkohol 70% untuk mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Menurut
Lachman (2012) pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisi dari
pembersihan karena biasanya pencucuian meninggalkan tetesan pada dinding alat
yang dibersihkan. Kemudian piknometer dikeringkan di dalam oven dengan suhu
100o C selama 15 menit. Menurut Hariyanti (2004) hal ini bertujuan untuk
memperoleh bobot kosong dari alat. Jika masih terdapat titik air didalamnya dapat
mempengaruhi hasil yang diperoleh.
piknometer yang sudah dipanaskan di dalam oven langsung ditimbang
dengan menggunakan neraca analitik sebanyak 3 kali. Pada timbang pertama
13
menghasilkan 29,7075 gram, kedua 29,7060 gram dan ketiga 29,7099 gram.
Dilakukan penimbangan hingga tiga kali agar memperoleh berat yang konstan
karena menurut Mukhriani (2014) apabila tidak konstan akan mengakibatkan
kesalahan perhitungan berat, sehingga kadar yang didapat akan tidak tepat.
Diukur minyak zaitun sebanyak 50 ml di gelas ukur dan setelah itu
dimasukkan kedalam piknometer. Setelah itu piknometer yang berisi minysk
zaitun dimasukkan kedalam wadah stainless yang berisi es batu. Menurut Sinko
(2011) bahwa penggunaan es batu merupakan medium pendingin yang paling baik
bila dibandingkan dengan medium pendingin lainnya karena es batu dapat
menurunkan suhu dengan cepat tanpa mengubah kualitas zatnya.
Setelah itu diukur suhu menggunakan termometer sampai mencapai 25 oC.
Setelah mencapai suhu 25oC, piknometer langsung ditimbang kembali
menggunakan neraca analitik sebanyak 3 kali. Pada timbangan pertama
menghasilkan nilai 70,8227 gram, kedua 70,8205 gram dan ketiga 70,8136 gram.
Dihitung jumlah bobot jenis dari minyak zaitun dengan cara bobot
piknometer sampel atau minyak zaitun dikurang dengan bobot piknometer kosong
dibagi volume. Pada praktikum kali bobot jenis yang dihasikan sebanyak 0,8222
g/ml dan hasil rapat jenis yaitu 0,8222. Kemungkinan kesalahan yang terjadi
adalah, perhitungan berat piknometer yang kurang teliti itu akan membuat
perhitungan dari bobot jenis dan rapat jenis tidak stabil atau ada keliruan dan
proses pemanasan yang tidak maksimal.

14
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Bobot jenis adalah suatu besaran yang menyatakan perbandingan antara
massa (g) dengan volume (ml) dan ditimbang diudara pada suhu yang
sama, jadi satuan bobot jenis adalah g/ml. Bobot jenis adalah suatu
besaran yang menyatakan perbandingan antara massa (g) dengan volume
(ml), jadi satuan bobot jenis g/ml. Sedangkan rapat jenis adalah
perbandingan antara bobot jenis sampel dengan bobot jenis air suling.
2. Cara menentukan bobot jenis yaitu dengan 3 metode antara lain: metode
Aerometik, metode piknometer, dan metode neraca more westphall.
3. Prinsip metode dari pengukuran bobot jenis menggunakan piknometer
adalah dengan cara mengukur berat zat cair secara langsung yang
dibandingkan dengan volume dari piknometer tersebut. Volume
piknometer ditentukan dengan cara mengukur berat air (pembanding) yang
berada dalam piknometer yang terisi penuh, kemudian menetapkan suhu
air sehingga didapatkan bobot jenis air pada dan melakukan perhitungan
volume piknometer yang sesungguhnya. Pada praktikum kali bobot jenis
yang dihasikan sebanyak 0,8222 g/ml dan hasil rapat jenis yaitu 0,8222
6.2 Saran
6.2.1 Saran Untuk Jurusan
Diharapkan jurusan bisa mengembangkan inovasi dan memberikan ilmu
pengetahuan dengan modifikasi yang lebih mudah dipahami.
6.2.2. Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya untuk laboratorium diharapkan agar dapat melengkapi
fasilitasnya berupa alat-alat dan bahan-bahan yang menunjang dalam proses
praktikum, agar praktikum yang dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
6.2.3. Saran Untuk Asisten
Untuk asisten pada praktikum ini, asisten sudah banyak membantu dan
turun tangan dengan praktikan. Saran kami sebaiknya selama praktikum asisten
tetap ikut membantu praktikan agar kesalahan pada praktikum relatif kecil.
15
16

Anda mungkin juga menyukai