Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
I.1Judul Percobaan
Judul percobaan pada praktikum kali ini adalah “Massa Jenis Zat Cair”.

I.2 Latar Belakang


Massa jenis zat cair didefinisikan sebagai perbandingan antara massa zat
dan volumenya. Nilai massa jenis suatu zat adalah tetap, tidak tergantung pada
massa maupun volume zat, tetapi tergantung pada jenis zatnya. Oleh karena itu,
zat yang sejenis selalu mempunyai masssa jenis yang sama.Satuan massa jenis
adalah kg/m3 atau g/cm3, jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya.
Memerlukan ketepatan yang tinggi agar hasil produksi memiliki quality control
yang baik. Terdapat dua metode untuk mengukur massa jenis yaitu secara
langsung maupun tidak langsung. Selama ini cara yang dipakai untuk mengetahui
satuan massa jenis dari zat cair pada bahan produksi ialah dengan mengambil
sampel zat cair dalam proses produksi untuk diukur terlebih dahulu berat benda
tersebut dan mencari tahu besar volume benda tersebut, setelah data didapat maka
satuan massa jenis akan berupa massa pada tiap satuan volume yang terukur, cara
tersebut merupakan salah satu metode pengukuran secara tidak langsung. Metode
pengukuran secara langsung ialah dengan melakukan pengukuran pada zat cair
yang akan digunakan secara terus menerus atau kontinu selama proses produksi
terus berjalan. Metode pengukuran secara langsung akan dapat memonitor secara
terus menerus kualitas zat cair bahan produksi (Rouf, 2018: 144)
Piknometer didefinisikan secara etimologi berasal bahasa Yunani puknos
berarti rapat. Secara terminologi piknometer adalah alat yang digunakan untuk
menentukan massa jenis dari suatu cairan. Sebuah piknometer biasanya terbuat
dari kaca, dengan penyumbat ketat dengan pipa kapiler yang melaluinya, sehingga
gelembung udara dapat lolos dari alat tersebut.Prinsip dari pengukuran bobot jenis
menggunakan piknometer adalahdengan cara mengukur berat zat cair secara
langsung yang dibandingkan dengan volume dari piknometer tersebut. Volume

1
piknometer ditentukan dengan cara mengukur berat air (pembanding) yang berada
dalam piknometer yang terisi penuh, kemudian menetapkan suhu air sehingga
didapatkan bobot jenis air pada suhu 25°C melakukan perhitungan volume
piknometer yang sesungguhnya. Kemudian mengukur bobot jenis masing-masing
produk dengan menggunakan volume piknometer yang telah diketahui
sebelumnya (Asidu, 2017: 4)
Sebuah benda dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam sebuah fluida
(zat cair atau gas), maka fluida akan mengerjakan gaya ke atas pada benda itu
yang besarnya sama dengan berat fluida yang di pindahkan. Gaya ke atas yang
dialami oleh sebuah benda ketika tercelup sebagian atau seluruhnya di dalam
sebuah fluida disebut gaya apung atau hukum Archimedes.Besar gaya apung
bergantung pada volume benda yang tercelup dan fluida yang dipindahkan
(didesak). Besarnya gaya apung juga di pengaruhi oleh massa jenis fluida.
Semakin besar massa jenis fluida, semakin besar gaya apungnya, dan sebaliknya.
Adapun bunyi dari hukum Archimedes yaitu “jika sebuah benda dicelupkan
sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida, maka benda tersebut mengalami
gaya apung atau gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang
dipindahkan” (Edison, 2022: 340).
Berdasarkan latar belakang diatas dilakukan percobaan Massa Jenis Zat
Cair agar dapat menentukan massa jenis zat cair dengan menggunakan alat
piknometer dan dapat mengetahui massa jenis zat cair dengan menggunakan
prinsip Archimedes.
I.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah :
1. Bagaimana menentukan massa jenis zat cair dengan piknometer?
2. Bagaimana menentukan massa jeni zat cair dengan prinsip Archimedes?

I.4Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini dilakukan adalah :
1. Dapat menentukan massa jenis zat cair dengan piknometer.
2. Dapat menentukan massa jenis zat cair dengan prinsip Archimedes.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1Massa Jenis Zat Cair


Massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume. Cara
mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbang berat zat cair tersebut
dan membaginya dengan volume zat cair yang terukur, maka dengan cara ini
pengukuran tiak efisien karena harus mengukur terlebih dahulu massa zat dan
volume zat yang akan diukur. Pengukuran massa jenis zat cair berasarkan
kecepatan ultrasonik menjai alternatif agar pengukuran dapat dilakukan secara
langsung, akurat, praktis, dan mudah (Prawira, 2018: 1). Berpendapat mengenai
massa jenis adalah sifat dari suatu bahan. Massa jenis didefinisikan sebagai massa
fluida persatuan volume. Massa jenis biasanya digunakan untuk
mengkarakteristikkan massa dari sebuah sistem fluida. Menurut Gideon dan
Tarigan (2020: 4) materi zat dapat berwujud padat, cair atau gas. Cairan dan gas
tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap dan memiliki kemampuan yang
mengalir sehingga keduanya disebut fluida. Salah satu besaran karakteristik (sifat)
dari fluida adalah kerapatan atau yang biasa disebut massa jenis. Benda-benda
yang terbuat dari zat tertentu dapat memiliki sambaran ukuran atau massa, namun
massa jenisnya akan selalu sama. Metode pengukuran massa jenis zat cair yang
paling umum digunakan adalah hukum Archimedes. Hukum archimedes
menjelaskan bahwa gaya apung pada benda yang dicelupkan ke dalam fluida
adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Zat didefinisikan sebagai sesuatu yang mempunyai massa dan
memerlukan ruang. Berdasarkan wujudnya, zat dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu zat padat, zat cair dan gas. Setiap zat padat mempunyai massa
jenis tertentu. Demekian juga dengan zat cair dan gas. Oleh karena itu kita
dapat mengetahui jenis zat berdasarkan massa jenisnya (Hidayat, 1979).

3
Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya
besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/m ). Massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan suatu zat
berapapun massanya, berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama (Soedojo, 1999).
Massa berupa tolak ukur yang digunakan untuk menghitung besaran
materi yang terdapat dalam sebuah benda, maka dari itu massa yang dimiliki
oleh setiap benda sifatnya pasti akan selalu sama artinya dimanapun benda
tersebut berada, selama terdapat gravitasi maka beratnya akan selalu sama.
Massa disimbolkan dengan simbol m dan M. Cairan mempunyai volume tetap
dan hanya sedikit dipengaruhi oleh tekanan. Rapat dan viskositasnya lebih
besar daripada gas. Dua zat cair dapat bercampur sempurna, bercampur
sebagian, atau tidak bercampur. Dari teori kinetik dapat dikatakan bahwa
cairan berupa kelanjutan dari fase gas, molekul-molekulnya mempunyai tarik-
menarik yang kuat, hingga dapat menahan volume yang tetap. Namun
demikian molekul-molekul ya masi dapat bergerak bebas, hanya gerakannya
terbatas, tidak seperti saat dalam fase gas (Sukardjo, 2022).
definisi materi zat dapat berwujud padat, cair atau gas. Cairan dan gas
tidak dapat mempertahankan bentuk yang tetap dan memiliki kemampuan yang
mengalir sehingga keduanya disebut fluida. Salah satu besaran karakteristik (sifat)
dari fluida adalah kerapatan atau yang biasa disebut massa jenis. Benda-benda
yang terbuat dari zat tertentu dapat memiliki sambaran ukuran atau massa, namun
massa jenisnya akan selalu sama. Metode pengukuran massa jenis zat cair yang
paling umum digunakan adalah hukum Archimedes. Hukum archimedes

4
menjelaskan bahwa gaya apung pada benda yang dicelupkan ke dalam fluida
adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut.
Gaya apung (bouyancy) adalah fenomena yang umum. Sebuah benda yang
dicelupkan kedalama air nampak memiliki berat yang lebih ringan daripada saat
berada di udara. Ketika benda memiliki densitas yang lebih kecil, daripada
densitas air, benda akan terapung. Tubuh manusia umumnya terapung di air dan
balon berisi helium terapung di udara (Young, 2002).
Sebuah benda diam terendam seluruhnya di dalam sebuah fluida atau
mengapung sedemikian hingga hanya sebagaimana saja yang terendam, gaya
fluida resultan gaya yang bekerja pada benda itu disebut gaya apung (buoyant
force). Massa jenis sebuah benda dapat berbeda antara satu bagian dengan bagian
lainnya dari benda itu, benda yang demikiandiatas menjadi massa jenis rata-rata
benda tersebut (Munson, 2004).
Massa jenis atau kerapatan merupakan karakteristik mendasar yang
dimiliki zat. Menurut Yuliyanto (2016: 181), Massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat
berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut:

m
p=
v

Keterangan:
p = massa jenis benda (kg. M2)
m = massa benda (kg)
v = Volume (m-3)

Sifat zat cair yang menghasilkan tekanan hidrostatsik dapat digunakan


untuk menentukan massa jenis zat cair lain jika massa jenis suatu zat cair sudah
diketahui ( zat cair referensi). Syaratnya adalah zat cair yang akan diukur massa

5
jenisnya tidak boleh tercampur dengan zat cair referensi. Contohnya adalah air
dengan minyak (Abullah, 2016: 733).
II.2 Piknometer
Ketelitian pada metode piknometer akan bertambah hingga mencapai
keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume pada
piknometer.Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml. Metode ini
berdasarkan hukum archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan ke dalam
cairan yang akan kehilangan massa sebesar besar volume cairan tergantung pada
balok timbangan yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan diseimbangkan dengan
bobot lawan. Penentuan kerapatan dengan aroemeter berskala (timbangan benam,
sumbu) didasarkan pada saat pembacaan seberapa dalamnya tabung gelas tercelup
yang sepihak pada kedua ujung ditutup dengan pelelehan (Januarti, 2009: 2).
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis.
Piknometer terdiri dari 3 bagian yaitu tutup piknometer, lubang, dan gelas atau
tabung ukur (Anggraini, dkk., 2017: 102).
II.3 Prinsip Archimedes
Materi atau zat dapat berwujud padat, cair atau gas. Cairan dan gas tidak
dapat mempertahankan bentuk yang tepat dan memiliki kemampuan yang
mengalir sehingga keduannya secara kolektif disebut fluida. Salah satu besaran
karakterisktik dari fluida adalah densitas/ kerapatan atau yang biasa disebut massa
jenis. Metode pengukuran massa jenis zat cair yang paling umum digunakan
adalah berdasarkan hukum archimedes. Hukum archimedes menjelaskan bahwa
gaya apung pada benda yang dicelupkan kedalam fluida adalah sama dengan berat
fluida yang di pindahkan oleh benda tersebut (Gideon dan Tarigan, 2020: 44).
HukumArchimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di
atas zat cair. Pada prinsip archimedes, sebuah benda akan mengapung dalam
fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil dari pada massa jenis zat cair.
Massa jenis merupakan salah satu sifat dari suatu zat karena setiap zat memiliki
massa jenis yang berbeda-beda. Prinsip archimedes menyatakan “jika suatu benda
dicelupkan kedalam zat cair maka benda tersebut akan mendapat tekanan ke atas
yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut”.

6
Suatu benda dicelupkan kedalam zat cair maka benda tersebut akan mendapat
tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh
benda tersebut. Benda-benda yang di masukkan ke dalam fluida mempunyai berat
yang lebih kecil dari pada saat berada diluar fluida tersebut (Jewwet, 2009: 34).

FA=p . V . g
Keterangan:
FA = Gaya ke atas (N)
P= massa jenis benda (kg. M3)
V = Volume benda (m3)
g = Gaya gravitasi bumi
Menurut Edison (2021 : 340-341) ada tiga peristiwa yang dapat terjadi
apabila suatu benda dicelupkan kedalam zat cair atau fluida, yaitu:
3.1 Mengapung
Benda mengapung jila sebagian benda tercelup di dalam zat cair dan
sebagian lainnya masih berada di udara. Jika volume benda tercelup sebesar Vb
maka dalam keadaan seimbang berat benda sama dengan gaya ke atas. Volume
benda Vb lebih besar dibandingkan volume fluida yang dipindahkan Vbf. Benda
mengapung terjadi apabila memiliki massa jenis yang lebih kecil.
3.2 Melayang
Peristiwa melayang adalah keadaan dimana benda tercelupseluruhnya
namun tidak menyentuh dasar permukaan fluida. Dalam keadaan melayang Fa=
W, Dimana volume benda Vb sama dengan volume fluida yang di pindahkan.
3.3 Tenggelam
Peristiwa tenggelam adalah keadaan dimana suatu benda tercelup
sepenuhnya dan menyentuh dasar permukaan fluida. Pada benda tenggelam,
besar gaya keatas kurang dari beratnya benda.

II.4 Integrasi Ayat

7
Adapun ayat yang berkaitan dengan percobaan ini terdapat dalam Q.S Al-
Baqarah ayat 164:
‫الَّناَس ِبَم ا َيْنَفُع اْلَبْح ِرِفى َتْج ِر ْياَّلِتي َو اْلُفْلِك َو الَّنَهاِر اَّلْيِلَو اْخ ِتاَل ِف َو اَاْلْر ِض الَّسٰم ٰو ِت َخ ْلِقِفْي ِان‬
‫ِف َّو َتْص ِر َد ۤا َّبٍة ُك ِّل ِم ْن ِفْيَها َو َبَّثَم ْو ِتَهاَبْع َد اَاْلْر َض ِبِه َفَاْح َيا َّم ۤا ٍء ِم ْن الَّسَم ۤا ء ِم َن ُهّٰللا َاْنَز َل َو َم ٓا‬
‫َّيْع ِقُلْو َن ِّلَقْو ٍم ٰاَل ٰي ٍت َو اَاْلْر ِض الَّسَم ۤا ِء َبْيَن اْلُمَس َّخ ِر َو الَّس َح اِب الر‬

Terjemahnya:
“Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian malam
dan siang,kapal yang berlayar di laut dengan (muatan) yang
bermanfaat bagi manusia, apa yang diturunkan Allah dari langit
berupa air, lalu dengan itu dihidupkan-Nya bumi setelah mati (kering),
dan Dia tebarkan di dalamnya bermacam-macam binatang, dan
perkisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi,
(semua itu) sungguh, merupakantanda-tanda (kebesaran Allah) bagi
orang-orang yang mengerti”.

Tafsir Ringkas Kemenag RI Ketahuilah, sesungguhnya pada penciptaan


langit dengan ketinggian dan keluasannya serta benda-benda angkasa di
lingkupnya; dan bumi yang terhampar luas; pergantian malam dan siang dengan
perubahan panjang-pendeknya dan kemanfaatan masing-masing; kapal dan perahu
yang berlayar di laut dengan membawa muatan berupa manusia dan aneka ragam
barang yang bermanfaat bagi manusia; apa yang diturunkan Allah Swt dari langit
berupa air, lalu dengan air itu dihidupkan-Nya bumi dengan berbagai macam
tumbuhan setelah tanaman tersebut mati atau kering; apa yang Dia tebarkan di
dalam dan di permukaan-nya berupa bermacam-macam binatang; dan perkisaran
angin, baik yang semilir maupun yang kencang; dan awan yang menggumpal dan
dikendalikan untuk bergelantungan antara langit dan bumi; semua itu sungguh
merupakan tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mengerti,
menggunakan akalnya untuk mengambil pelajaran.

8
BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Waktu Dan Tempat


Percobaan ini telah dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal O2 November
2023, pukul 08.00- WITA, di Laboratorium Fisika Jurusan Kimia Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

III.2 Alat Dan Bahan


2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan massa jenis zat cair adalah
neraca digital, piknometer, pipet tetes, kubus logam, gelas ukur dan gelas beaker,
tissu, sumbat.
2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan massa jenis zat cair adalah
Aquades, minyak dan spiritus.
III.3Prosedur Kerja.
3.1 Dengan menggunakan Piknometer
Langkah-langkah kerjanya adalah sebagai berikut:
Membersihkan piknometer dan penutupnya dari zat cair yang melekat.
Menimbang piknometer kosong dan penutupnya pada neraca ohaus, kemudian
hasilnya dicatat (M0). Mengisi piknometer kosong dengan aquades (H2O) yang
berada di dalam gelas beaker hingga penuh dan tutup dengan penutupnya serta
membersihkan zat cair pada piknometer. Menimbang piknometer yang telah diisi
dengan aquades (H2O), hasil pengukurannya dicatat. Membersihkan kembali
piknometer dari aquades (H2O), lalu mengisi piknometer dengan zat cair lainnya
(spritus), hasil pengukurannya dicatat lagi (M 1). Mengulangi percobaan
sebelumnya namun mengganti zat cairnya dengan minyak (M2).

9
3.2 Dengan menggunakan prinsip Archimedes
Menimbang kubus logam di neraca digital dengan cara mengaitkan ujung
kubus logam tersebut, memcatat hasilnya (M). Aquades yang berada di
piknometer sebelumnya dipindahkan ke dalam gelas ukur lalu dihimpitkan hingga
tanda batas atau setengah dari tinggi gelas ukur, dicatat hasil pengukurannya.
Memasukkan kubus logam yang menggantung di nerasa ke dalam gelas ukur,
mencatat volume air yang berada di gelas ukur sekarang (V c) dan penunjukan
hasil penimbangannya pada neraca digital (M1). Mengulangi kegiatan sebelumnya
dengan memakai zat cair lain (spritus dan minyak).

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
1. Percobaan Piknometer
a. Sebagai zat pembanding
1) Massa piknometer kosong + sumbat (M0) = 30,71gram
2) Massa piknometer kosong + air + sumbat (M1) = 77,41 gram
b. Massa piknometer + spiritus + sumbat (M2) = 68,24gram
c. Massa piknometer + minyak + sumbat (M2) = 73,13 gram
2. Percobaan Prinsip Archimedes
a. Massa kubus logam di udara (M) = 51,28 gram
b. Massa kubus logam di air (M1) = 58,17 gram
Penunjukan volume air :
1) Sebelum dimasukkan kubus logam = 30 mL
2) Sesudah dimasukkan kubus logam = 38 mL
c. Massa kubus logam di spiritus (M1)
Penunjukan volume spiritus :
1) Sebelum dimasukkan kubus logam = 30 mL
2) Sesudah dimasukkan kubus logam = 39 mL
d. Massa kubus logam di minyak (M1)
Penunjukan volume minyak :
1) Sebelum dimasukkan kubus logam = 30 mL
2) Sesudah dimasukkan kubus logam = 40mL

11
IV.2 TABEL PENGAMATAN

Tabel 4.1 Menggunakan Piknometer

No Zat Cair Massa (gram)

1. Air 77,41
2. Spritus 68,24
3. Minyak 73,13

Tabel 4.2 Menggunakan Prinsip Archimedes


Penunjukkan Volume
No Zat Cair
Sebelum (ml) Sesudah (ml)
1. Air 30 38
2. Spritus 30 39
3. Minyak 30 40

IV. 3 Pembahasan
Massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume. Cara
mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbang berat zat cair tersebut
dan membaginya dengan volume zat cair yang terukur, maka dengan caraini
pengukuan tidak efisien karena harus mengukur terlebih dahulu massa zat dan
volume zat yang akan diukur. Pengukuran massa jenis zat cair berdasarkan
kecepatan ultrasonic menjadi alternatif agar pengukuran dapat dilakukan secara
langsung, akurat, praktis, dan mudah.
Hubungan antara berat dan massa suatu benda adalah massa ialah ukuran
inersia suatu benda, sedangkan berat ialah gaya berat atau gaya gravitasi suatu
benda. Massa dan berat merupakan besaran yang berbeda, tetapi mempunya
hubungan yang erat.
Pada praktikum ini, dilakukan dua percobaan yaitu menentukan massa
jenis zat cair dengan menggunakan piknometer dan menentukan massa jenis zat
cair dengan menggunakan prinsip Archimedes. Pada kegiatan pertama

12
(pesngukuran massa jenis dengan menggunakan piknometer) sebagai zat
pembanding (air) massa piknometer kosong + sumbat (M 0) = 30,71 gram dan
massa piknometer kosong + air + sumbat = 77,41 gram. Massa piknometer +
spiritus + sumbat = 72,45 gram, massa piknometer minyak + sumbat = 73,13
gram. Pada percobaan ini dengan massa jenis zat cair menggunakan prinsip
Archimedes massa beban logam adalah 30 gram. Massa logam sebelum
dimasukkan kubus logam adalah 30 Ml dan setelah dimasukkan kubus logam
menjadi 38 Ml. Massa beban logam di spiritus adalah 30 gram, penunjukkan
volume sebelum dimasukkan kubus logam adalah 30 mL dan setelah dimasukkan
menjadi 38 mL. Massa beban logam di minyak adalah 30 mL dan massa setelah di
masukkan menjadi 40 mL.
Berdasarkan hasil tabel percobaan diatas telah dilakukan diperoleh hasil
dengan menggunakan piknometer dan menggunakan prinsip Archimedes, dengan
memakai zat cair air berupa air, spritus dan minyak dengan massa. Massa jenis zat
cair dari air menggunakan piknometer dan prinsip Arhcimedes secara berturut
ialah 77,41 gr/cm3 dan17 gr/cm3 . Massa jenis zat cair dari spiritus menggunakan
piknometer dan prinsip Achimedes secara berturut ialah 68,24 gr/cm3 dan 56,81
gr/cm3.Massa jenis zat cair dari minyak menggunakan piknometer dan prinsip
Achimedes secara berturut ialah 73,13gr/cm3 dan 55,3 gr/cm3.

13
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Dalam percobaan ini terdapat dua metode yaitu menentukan massa jenis
zat cair dengan piknometer dan dapat menentukan massa jenis zat cair dengan
prinsip Archimedes. Prinsip piknometer salah satu alat yang digunakan untuk
massa jenis zat cair adalah dengan menggunakan piknometer. Untuk menentukan
massa jenis zat cair ini diperlukan sebagai perbandingannya. Sebagai massa
benda tersebut tiap satuan volume yang dapat dinyatakan:
m
p
V

Prinsip archimedes menyatakan setiap benda tercelup sebahagian atau


seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar fluida yang
dipindahkan oleh benda itu. Bila berat benda itu di udara W (N atau kg.m.s -2), dan
berat benda dalam zat cair W ( N atau kg.m.s 2), maka gaya ke atas (F A) yang di
alami benda itu dalam at cair dapat dinyatakan dengan:
FA = p.v.g

V.2 Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya adalah sebaiknya digunakan bahan
bakar pertalite sebagai pembanding massa jenis zat cair dengan zat cair lainnya,
agar praktikan mendapatkan data yang lebih variatif untuk percobaan ini.

14
DAFTAR PUSTAKA
Anjarsari, L. A., Surtono, A., & Supriyanto, A. (2015). Desain Dan Realisasi Alat
Ukur Massa Jenis Zat Cair Berdasarkan Hukum Archimedes
Menggunakan Sensor Fotodioda. Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika,
Vol. 3(2).
Anggono, T., Wahyu, E., Handayani, H., Rahmadani, A., & Abdullah, A. (2016).
Pirolisis Sampah Plastik untuk Mendapatkan Asap Cair dan Penentuan
Komponen Kimia Penyusunnya Serta Uji Kemampuannya Sebagai Bahan
Bakar Cair. Jurnal Berkala Ilmiah Sains dan Terapan Kimia, Vol. 3(2),
164-173.
Giancoli. (2001). Fisika Edisi Kelima Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Giancoli. (2014). Fisika Edisi Ketujug Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Juliyanto, Eko. (2016). Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair. Spektra,
Vol.8 (3).
Juliyanto, E., Rofingah, J., Sejati, A. F., & Hakim, F. N. (2016). Menentukan
Tegangan Permukaan Zat Cair. Jurnal Kajian Pendidikan Sains, Vol. 2(2),
177-180.
Prawira, Nanda Bagus. (2018). “Perancangan Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair
Menggunakan Cepat Rambat Gelombang Ultrasonik.”.Indonesia Journal
of Electronics and Instrumentatioj System, Vol. 8 (2), 2460-
7681. 10.22146/ijeis.24481.
Serway, R.A. (2004). Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknik.
Young, Hugh D. (2002). Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta :
Erlangga.

15
16

Anda mungkin juga menyukai