Anda di halaman 1dari 41

KERAPATAN

Disusun Oleh:

Nama : Sampe Hamonangan Turnip

NIM : A1C322036

Kelas : Reguler B

Kelompok :3

Asisten Laboratorium:

Yohana Esteria Sinaga (A1C321028)

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022
I. Judul : Gesekan Pada Bidang Datar Dan bidang miring
I. Hari, Tanggal : Sabtu, 26 November 2022
II. Tujuan :
Adapun Tujuan Dari Pratikum Kerapatan Adalah Sebagai Berikut :

1. Untuk menentukan kerapatan (p) benda dengan mengukur massa dan volumenya.
2. Untuk menetukan kerapatan relatif (d) benda padat dengan prinsip hukum
archimedes.
III. Landasan Teori
Menurut [1] pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin
tinggi masa jenis suatu benda, maka semakin besar pula masa setiap
volumenya, sehingga dalam penelitian ini kerapatan densitas dapat
dihitungkan dengan rumus
P=
Dimana P = kerapatan benda/densitas (gr/cm³). Massa benda = (gr), V =
volume benda (cm³). [1].
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di
atas zat cair pada prinsip Archimedes sebuah benda akan mengapung dalam
fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair
massa jenis merupakan salah satu sifat lain suatu zat karena setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda-beda [2].
Densitas atau rapatan atau massa jenis merupakan jumlah massa benda
persatuan volume densitas harus meningkatkan sedikit demi sedikit hingga
densitas tertinggi diperoleh pada hari ke-10 dengan jumlah penambahan
bakteri yang sama banyaknya jumlah bakteri yang ditambahkan sangat
mempengaruhi hasil densitas pada asam asetat di mana semakin banyak
jumlah bakteri yang digunakan maka densitas yang diperoleh semakin
meningkat [3].
Massa jenis merupakan parameter pengukuran massa benda dengan
volume yang dimilikinya massa jenis atau densitas akan meningkat kerapatan
ikatan massa benda dan volume yang lebih kecil proses massa jenis
dipengaruhi oleh bertambahnya temperatur pada benda dengan temperatur
yang tinggi maka massa jenis benda kerja akan semakin mengecil [4].
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip penggabungan
di atas zat cair pada prinsip Archimedes sebuah benda akan mengapung
dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat
cair massa jenis merupakan suatu sifat dari suatu zat karena setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda-beda [5].
Menurut enam prinsip Archimedes menyatakan bahwa berat suatu objek
yang terendah atau naik sebagian atau seluruhnya dalam cairan sebanding
dengan berat cairan yang dipindahkan hal ini dapat dijelaskan ketika
bereksperimen pada sebuah benda dengan volume tertentu dimasukkan ke
dalam air pada wadah berbentuk tabung misalnya maka penambahan tinggal
tinggi air dalam wadah tabung akan sebanding dengan volume benda yang
dimasukkan tersebut F = p.g.h [6].
Kerapatan suatu zat disebut massa jenis yang dilambangkan dengan rol
yakni hasil bagi massa zat di volumenya hal ini sesuai dengan sifat utama dari
suatu zat yakni masa dan volumenya massa jenis relatif didefinisikan sebagai
nilai perbandingan massa jenis bahan dengan massa jenis air massa jenis air
diketahui yakni 19 cm -³ atau 1000 kg m-³ [7].
Massa jenis merupakan pengukuran massa persatuan volume cara
mengukur massa jenis pada umumnya dengan menimbang berat zat cair
tersebut dan membaginya dengan volume zat cair yang terukur maka dengan
cara ini pengukuran tidak efisien karena harus mengukur terlebih dahulu
massa zat dan volume zat yang akan diukur pengukuran massa jenis zat cair
didasarkan kecepatan ultrasonik menjadi alternatif agar pengukuran dapat
dilakukan secara langsung akurat praktis dan mudah [8].
Densitas ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya zat atau
massa persatuan volume semakin tinggi massa jenis suatu benda maka
semakin besar pula massa setiap volumenya massa jenis berfungsi untuk
menentukan zat yang dinyatakan banyaknya zat atau massa persatuan volume
semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula setiap
volumenya massa jenis berfungsi untuk menentukan zat setiap zat memiliki
massa jenis yang berbeda dan suatu zat ataupun massanya berapapun
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama [9].
Menurut [10] pengukuran massa setiap satuan volume benda semakin
tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula setiap volumenya
sehingga kecepatan densitas dapat dihitung dengan rumus Rho = m/v
dimakan rho = kerapatan benda/densitas ( gr/cm³),m = massa benda ( gr) , v=
volume benda (cm³)= S³ untuk specimen beban uji yaitu kubus maka
volumenya adalah Sisi×sisi×sisi atau s³.
Densitas adalah besaran massa yang dimiliki setiap volume pada suatu
fluida cair satuan yang dimiliki dan sitas adalah gram per liter densitas
disebut juga rapat massa atau massa jenis data densitas digunakan untuk
proses penyimpanan bahan bakar dan analisa proses pembakaran apabila
suatu bahan bakar memiliki densitas tinggi maka dapat diartikan bahwa
molekul yang dimiliki tersusun dengan rapat atau rigid [11].
Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran massa setiap
satuan volume benda semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin
besar pula massa setiap volumenya massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya sebuah benda yang
memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang
lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air) [12].
Densitas atau massa jenis merupakan perbandingan antara massa terhadap
volume suatu bahan yang secara signifikan dipengaruhi oleh porositas bahan
yang memiliki densitas yang besar dengan begitu semakin mampat antar
partikel penyusun bahan maka nilai densitasnya semakin besar untuk batuan
yang sama [13].
Densitas Kamba ( baik density dan densitas nyata merupakan salah satu uji
karakteristik fisik bahan dan sitas Kamba adalah perbandingan bobot dengan
volume yang di tempatnya termasuk ruang kosong diantara butiran bahan
ruang kosong di antara butiran bahan atau ruang pori total merupakan volume
dari media yang ditempati udara dan air [14].
Kerapatan suatu benda yang umumnya adalah massa atau berat persatuan
volume sehingga kerapatan suatu selalu dinyatakan dengan satuan gram/cm³
atau kg/m³. Massa atau berat dan volume pada perhitungan kerapatan kayu
dapat menggunakan berbagai macam kondisi kayu (kondisi
segar/basah,kering,udara,kasar air tertentu dan kering tanur)[15].
IV. Alat Dan Bahan
Adapun Alat dan Bahan Yang Kami Gunakan dalam pratikum Kerapatan
Adalah Sebagai Berikut :

1.1 Alat
1. Neraca pegas = 1 unit
2. Gelas ukur = 1 unit
3. Jangka sorong = 1 unit
4. Neraca ohaus = 1 unit
5.2 Bahan

 Benda yang di ukur = 1 unit


 pembenam = Secukupnya

VI. Prosedur Kerja


6.1 Menentukan Kerapatan relatif benda ( )
a) Siapkan neraca ohaus dan jangka sorong
b) Ukurlah massa balok secara berulang sebanyak 3 kali
c) Ukurlah panjang balok secara berulang sebanyak 3 kali
d) Ukurlah lebar balok secara berulang sebanyak 3 kali
e) Ukurlah tinggi balok secara berulang sebanyak 3 kali

6.2 Menentukan kerapatan relatif benda (d) yang sebagian dalam air
a) Kalibrasilah alat yang akan digunakan
b) Hitung M dengan menggunakan neraca pegas
c) Gantungkan balok pada neraca pegas dan ulangi sebanyak 3x
d) Untuk mencari Ms, siapkan neraca ohaus
e) Naikkan penahan dibawah timbangan ke atas timbangan
f) Siapkan gelas ukur 250/500 ml
g) Isi lah dengan air secukup nya
h) Letakkan gelas tadi diatas penahan/penyangga
i) Persiapkan balok yang akan diukur dan gantungkan menggunakan tali
pada penggantung agar massa nya terukur
j) Sesuaikan balok agar tenggelam setengah
k) Gerakkan beban pada neraca dan hitung Massa setengah tenggelam
l) Ulangi

6.3 Menentukan kerapatan relatif benda (d) yang tercelup seluruhnya


a) Kalibrasilah alat yang akan digunakan
b) Hitunglah M dengan menggunakan neraca pegas
c) Gantunglah balok pada neraca pegas dan ulangi sebanyak 3x
d) Pakailah pembenam (Mps) sebesar 50 gram

e) Gabunglah balok dan pembenam menggunakan tali


f) Ukur massa gabungan (M1) menggunakan neraca pegas, ulangi sebanyak
3x.
g) Siapkan gelas ukur 250/500 ml
h) Isi lah dengan air secukup nya
i) Letakkan gelas tadi diatas penahan/penyangga
j) Persiapkan gabungan kedua benda yang akan diukur dan gantungkan
dengan menggunakan tali pada penggantung agar massa nya terukur
k) Sesuaikan balok agar tenggelam sepenuhnya
l) Gerakkan beban pada neraca ohaus dan hitung massa nya (M2)
m) Ulangi

I. Analisis Data
7.1 Kerapatan relatif benda ( )
 Massa
 Nilai rata-rata massa benda
 Ketidakpastian nilai massa benda

 Hasil
M=

 Ketidakpastia
n relatif KR =

x 100%
 Panjang
 Nilai rata-rata panjang benda

 Ketidakpastian nilai panjang benda

 Hasil
p=
 Ketidakpastian Mutlak

KM =
 Ketidakpastian Relatif

KR = x 100%

 Lebar
 Nilai rata-rata lebar benda

 Ketidakpastian nilai lebar benda

 Hasil
=l

 Ketidakpastian Mutlak

KM =
 Ketidakpastian Relatif

KR = x 100%

 Tinggi
 Nilai rata-rata tinggi benda

 Ketidakpastian nilai panjang benda

 Hasil
t=

 Ketidakpastian Mutlak

KM =
 Ketidakpastian Relatif

KR = x 100%

 Volume
 Volume benda
= ×

 Ketidakpastian volume benda

 Ketidakpastian Relatif

KR = x 100%
 Hasil
V=

 Massa Jenis
 Massa Jenis benda

 Ketidakpastian

Relatif KR = x
100%
 Tingkat Kepercayaan
TK = 100% - KR

7.2 kerapatan relatif benda (d) yang sebagian dalam air


 Massa benda diudara
 Nilai rata-rata massa benda

 Ketidakpastian nilai massa benda

 Hasil
M=

 Massa benda setengah tenggelam


 Nilai rata-rata massa benda

 Ketidakpastian nilai massa benda


 Hasil
Ms =

 Massa jenis
 Nilai rata-rata massa jenis

 Ketidakpastian nilai massa jenis

 Hasil
d=

 Ketidakpastian mutlak

KM =

 Ketidakpastian relative

KR = ×100%
 Tingkat
kepercayaan TK =
100% - KR

7.3 kerapatan relatif benda (d) yang tercelup seluruhnya


 Massa benda diudara
 Nilai rata-rata massa benda

 Ketidakpastian nilai massa benda

 Hasil
M=

 Massa benda ditambah pembenam


 Nilai rata-rata massa benda
 Ketidakpastian nilai massa benda

 Hasil
M1 =

 Massa benda seluruhnya tenggelam


 Nilai rata-rata massa benda

 Ketidakpastian nilai massa benda

 Hasil
M2 =

 Massa jenis
 Nilai rata-rata massa jenis

 Ketidakpastian nilai massa jenis

 Hasil
d=

 Ketidakpastian
mutlak KM =

 Ketidakpastian
relative KR =

× 100%
 Tingkat
kepercayaan
TK = 100% -
KR
VIII. Hasil
1.1 Kerapatan massa jenis benda
No. Massa P L T V(P×L×T)
1 84,2 gram 7,225 cm 5,425 cm 5,35 cm 209,69 cm3
2 84,7 gram 7,225 cm 5,3 cm 5,475 cm 209,65 cm3
3 84,5 gram 7,15 cm 5,5 cm 5,35 cm 210,38 cm3
1.2 Kerapatan relatif benda (d) yang sebagian dalam air
No. M Ms
1 100 gram 10,9 gram
2 100 gram 10,8 gram
3 100 gram 11,303 gram
1.3 Kerapatan relatif benda (d) yang tercelup seluruhnya
No. M Mps M1 M2
1 100 gram 100 gram 200 gram 38,6 gram
2 100 gram 100 gram 200 gram 39,6 gram
3 100 gram 100 gram 200 gram 40,5 gram

IX. Pembahasan
Densitas atau rapatan atau massa jenis merupakan jumlah massa benda
persatuan volume densitas harus meningkatkan sedikit demi sedikit hingga
densitas tertinggi diperoleh pada hari ke-10 dengan jumlah penambahan
bakteri yang sama banyaknya jumlah bakteri yang ditambahkan sangat
mempengaruhi hasil densitas pada asam asetat di mana semakin banyak
jumlah bakteri yang digunakan maka densitas yang diperoleh semakin
meningkat [3].
Massa jenis merupakan parameter pengukuran massa benda dengan
volume yang dimilikinya massa jenis atau densitas akan meningkat kerapatan
ikatan massa benda dan volume yang lebih kecil proses massa jenis
dipengaruhi oleh bertambahnya temperatur pada benda dengan temperatur
yang tinggi maka massa jenis benda kerja akan semakin mengecil [4].
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip penggabungan
di atas zat cair pada prinsip Archimedes sebuah benda akan mengapung
dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat
cair massa jenis merupakan suatu sifat dari suatu zat karena setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda-beda [5].
Kerapatan pada praktikum kali ini dilakukan praktikum penelitian kerapatan
suatu benda atau zat dengan mengukur massa dan volumenya adapun alat dan bahan
yang digunakan untuk praktikum kerapatan benda yang untuk mengukur massa dan
suatu balok yang digunakan adalah neraca pegas lalu untuk mengukur panjang lebar
serta tinggi balok digunakan jangka sorong.
Cara mengukur massa dengan neraca pegas yaitu dengan menggunakan atau
mengaitkan balok yang sudah diikat dengan tali pada neraca pegas lalu dilihat
celakalan nyonya setelah mendapatkan hasil massa neutron dikali 100 Dari hasil
percobaan didapatkan m = 1 * 100 = 100 gram dilakukan pengukuran 3 kali
berulang-ulang bayangan hasil yang didapatkan tetap sama yaitu 100 gram.
Cara mengukur panjang lebar tinggi dan volume menggunakan jangka sorong
seperti biasa mengkalibrasi terlebih dahulu alat yang akan digunakan lalu diletakkan
balok pada rahang jangka sorong sesuai dengan nilai yang akan dicari setelah
didapatkan hasil dapat dimasukkan rumus sebagai berikut sesuai dengan hasil
percobaan:
P = su + n * ketelitian = 7,2 + 8 * 0,05 = 7,6 cm
L = 5,5 + 7 * 0,05 = 5,85 cm
T = 7,2 + 8,0,05 = 7,6 cm
V = p * l * t = 7,6 cm * 5,85 cm * 7,6 cm = 337,896 cm3
Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali dan hasil yang didapatkan sama
dengan praktikum pertama sampai ketiga untuk mencari volume dari balok tersebut
dapat digunakan rumus v = p * l * t dan rumus itu hasil yang didapatkan untuk v =
337,89 cm3.
Pada praktikum metode dilakukan kesimpulan hasil untuk mencari massa dan
volume benda dan kerapatan dapat digunakan rumus p = m/v dengan keterangan p
adalah massa jenis atau kerapatan m adalah massa benda yang dicari dengan neraca
pegas dan v adalah volume benda tersebut percobaan ini termasuk ke dalam kategori
praktikum langsung.
Praktikum langsung ialah praktikum yang hasilnya dapat terlihat secara
langsung seperti pengukuran pada neraca pegas dan jangka sorong yang telah
dilakukan di mana skalanya langsung dapat dibaca sedangkan praktikum tidak
langsung adalah praktikum yang hasilnya masih perlu dicari seperti menentukan
kerapatan atau massa jenis benda.
Pada praktikum selanjutnya yaitu menentukan kerapatan relatif d benda
sebagian atau setengah tenggelam yang pertama dilakukan yang menentukan massa
benda balok m menggunakan neraca pegas hasil yang dapat yaitu 100 gram lain
untuk menentukan MS dengan neraca ohaus yaitu pertama pastikan alat sudah
terkalibrasi dilakukan gelas ukur di tempat beban lalu massa balok dilemparkan
setelah itu menggeser pemberat hingga setimbang data hasil yang didapatkan untuk
pertama hingga ketiga yaitu 175 gram 268 gram dan 1 32 gram.
Berdasarkan hasil percobaan kerapatan relatif d pada suatu benda balok saat
berada dalam keadaan benda tercelup sebagian hasilnya besar jika dikaitkan pada
hukum Archimedes pada saat benda dalam kondisi terapung gaya ke atas lebih kecil
daripada dibandingkan dengan gaya angkat yang diterima oleh balok yang
tenggelam.
Hukum Archimedes menyatakan bahwa gaya apung ke atas yang dibelikan
pada benda yang direndam dalam cairan baik yang terendap seluruhnya ataupun
sebagian sama dengan berat cairan yang dipindahkan benda tersebut dengan bekerja
di nilai arah ke atas di pusat massa dari cairan yang dipindahkan dapat dihasilkan
untuk massa benda di udara dan rumus m kurang lebih delta m lalu pada benda yang
ditambahkan dari penambahan m1 = m1 kurang lebih a delta M1 kerapatan relatif d
suatu benda juga didefinisikan sebagai perbandingan antara kerapatan balok atau
benda dengan kerapatan air dengan demikian kerapatan relatif benda dapat
dirumuskan dengan d = d benda per d air.
Bisa juga untuk mengukur kerapatan pada balok yang tercelup sebagian
dengan rumus t = m/m1/m2. Percobaan selanjutnya yaitu hasil dari MS benda
tertinggi sebagian yang pertama sampai ketiga yaitu 175 gram, 268 gram dan 1 32
gram selanjutnya menentukan kerapatan relatif d benda tenggelam penuh yang
dilakukan yaitu 6 kalibrasi neraca OS 4 lengan lalu menambahkan air pada gas ukur
setelah itu menentukan massa balok dan hasil yang dapat yaitu 100 gram di
percobaan kali ini ditambahkan penambahan MPS yaitu beban Kuningan setelah itu
beban kuningan juga ditimbang massanya hasilnya 100 gram.
Pada percobaan ini menentukan m1 dan kerapatan benda yang tenggelam
sepenuhnya yaitu dengan menghubungkan beban balok yang belum tercelup dan
beban Kuningan hasil yang didapat yaitu 200 gram dengan M1 = m + m/s
selanjutnya cara menentukan M2 yaitu dengan mengukur balok yang sudah tercelup
dan sudah dilepaskan dari beban atau tidak di dalam air hasil yang didapatkan yaitu
90 gram dari percobaan pertama sampai yang ketiga berdasarkan hasil praktikum
dikaitkan bahwa jika hasil M2 lebih kecil daripada hasil M1 maka percobaan berhasil
dan jawaban tepat pada saat percobaan juga dilakukan pengukuran pada benda dalam
keadaan tercelup di dalam air itu tersebut berat benda sama dengan hasil yang
didapat yaitu 240 gram dan dapat dicari dengan rumus fa = w dikurang WS dan ma =
m dikurang M1 sehingga kerapatan relatif benda tercelup dan dirumuskan dengan d =
m per m dikurang M1.
Pada saat percobaan diketahui kerapatan benda balok saat berada di udara
dapat dicari dengan menghitung massa benda dan volume benda yang diukur pada
benda balok dihitung volume balok dengan menggunakan panjang balok lebar balok
serta tinggi balok massa balok yang diketahui berbanding lurus dengan kecepatannya
sedangkan volume balok berbanding terbalik dengan besar kerapatannya semakin
besar massa suatu benda yang diukur maka semakin besar kerapatan namun semakin
besar volume benda maka kerapatan benda semakin kecil.
Hubungan kerapatan relatif d dengan prinsip hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan di
atas zat cair pada prinsip Archimedes sebuah benda akan mengapung dalam fluida
jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair massa jenis
merupakan salah satu sifat dari suatu zat karena setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda-beda.
Berdasarkan pengertian di atas jika dibandingkan dengan hasil percobaan
adalah pada saat benda balok dalam kondisi setengah tenggelam atau terapung gaya
angkat ke atas lebih kecil dibandingkan gaya angkat diterima oleh benda yang
tenggelam artinya pada saat benda terapung massa jenis benda lebih besar
dibandingkan massa jenis air hasilnya massa jenis benda yang berada dalam keadaan
terapung lebih besar dibandingkan massa jenis benda yang tenggelam artinya massa
jenis benda pada saat tenggelam lebih kecil dibandingkan massa jenis airnya
sehingga menyebabkan benda tenggelam.
Suatu kerapatan itu berbanding lurus dengan massa benda dan berbanding
terbalik dengan volume dari suatu benda semakin besar massa suatu benda maka
kerapatan yang dapat juga besar dan volumenya kecil adapun hal-hal yang
mempengaruhi sebuah kerapatan adalah ukuran yang dari suatu benda.
Densitas atau kerapatan merupakan jumlah atau kuantitas dari suatu zat nilai
rapatan dipengaruhi oleh temperatur semakin tinggi temperatur maka kerapatan suatu
benda semakin berkurang disebabkan gaya kohesi dan molekul fluida yang semakin
berkurang densitas merupakan salah satu sifat fisika yang dapat dijadikan indikasi
dalam menyatukan jenis produk atau senyawa tertentu [15].
Berdasarkan kutipan di atas jika dibandingkan dengan hasil percobaan
praktikum kerapatan temperatur atau suhu tidak berpengaruh dari hasil kerapatan
benda maupun kerapatan relatif d suatu benda.
X. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kerapatan adalah sebagai berikut:
X.1 Dapat ditentukan bahwa kerapatan mendarat pada diukur dengan menghitung
massa dan volume benda yang diukur pada massa balok dihitung massa
menggunakan neraca pegatan pada pada balok juga dihitung volume balok
dengan menggunakan panjang lebar dan tinggi balok v = p * l * l massa balok
yang diketahui berbanding lurus dengan kerapatannya sedangkan volume
balok berbanding terbalik dengan besar kerapatannya p = m/v semakin berat
massa benda yang diukur maka semakin besar kerapatan namun semakin
besar volume benda kerapatan benda semakin berkurang
X.2 Dapat ditentukan berapa antara relatif benda d pada dengan prinsip hukum
Archimedes adalah dengan hukum Archimedes pada saat benda diam kondisi
terapung gaya apung atau gaya angkat ke atas lebih kecil dibandingkan gaya
angkut yang diterima oleh benda yang tenggelam hasilnya massa jenis benda
terapung lebih besar daripada tenggelam dengan massa jenis air yang sama.
Daftar Pustaka
[1] S. Yurianci. Gunawan, Aris Doyan, and Fenny Pabri Yanti, "Pangaruh Gaya
Bakvor Terhadap Pengawasan Konsep Fisika Siswa Pada Materi Besaran dan
Pengukuran", J. Pandidik Mipa, Vol. 9, No.2, 2019.

[2] Anjasari Luh Ari, Arif Suriono, dike, "Desain dan Realisasi Alat Ukur Massa
Janis 20+ Cair Berdasarkan Hukum Archi. Mades Menggunaton Sansor
Fotodioda Jurnal Teori don Aplikasi Fisika, Vol. 3, No.02, 2017.

[3] Wusnah, Mariatna, dkk, "Pambuatan Asam Asatan dari Air Cucian Kopi
Robusta don Arobika dengan Proses farm. Emfasi", Jurnai Taknologi Kimia
Uninal, 2018.

[4] Rahardja Istianto Budhi, Sukorman, dkk, "Analisis Kalori Biodises Crude
Palm Ori (CPO) dangan Kotaris Abu Tandon Kosong Kelapa Sawit
(ATKKS), "Jumar, uns, ac.id/index. Php/semnastak, 2019.

[5] Angasari Lun Ari, Arif Suctono, cftk, Desoin don Reausosi At Chur Massa
Jenis 20x Coir Berdasarkan Hum Arch imedes Menggunakan Sansor
Fotodioda, Jurnal Teori don Aplikasi Fisika, vol. 3, NO02, 2017.

[6] Cakyaning Satyo Hutomo, Yoga Priasto mo, dkk "Ilmu Biomedik Dasar
Yayasan kita menulis, 2021.

[7] Hardani, M.Si, dek," "Buku Ajar Farmasi Fisika, finarbit Samudra Biru
(Anggota (KAPI), Sin. Jomblongan Es. Onto Sano B-15 RT 12/30 Bangun
fapan Bantul Di Yogyakarta, 2022.

[8] Prawira Nanda Bagus, Abdul Rouf, Peroncongan Alat Ukur Massa Janis Zal.
Coir Monggunakan Cepat Rambot Gal. Ombangan Ultrasonik, Jurnal of
flactronics and Instrum antation System (LJEIS), vol. 8, No. 02, 2018.

[9] Pertiwi Puji Kumala, Agustin Lany, dkk, "Wir Densitas dan Porosita's Pada
Batuan dengan Menasunakan Neca O hous dan Neraca Penas", 2017.

[10]Istamuddin Hurkholls, Wisma Sordor madji," Analisa Uji Takan. Karapatan


Dansitos afon Mikrostruktur Terhadap Komposit Bakon Baku Teakwood
Sarbuk Gargajr Kayu", Jurnal Machanical and Manufacture Technology, Vol.
1, No. 2, 2020.

[11]Rachmat tkdayatullah, Salmoni. "Taknik Peredakan, Poribon Press, 2010.

[12]Yuna Suria, S.Pd., M.Pd, Mosciaggit Morwiyah Not, S.Pd., M.Pd, Fisika
Tarapan", Media Soins Indonesia, Malong Asih Regency B40- (Jerah Kota
Bandung - Jawa Barat, 2022.
[13]Muhammad Stueri, "Pansontor Geofisika", Syiah Kuala University Press, Jin.
Tak Chik Ponte kulu No.1, KopelmG Darussalam 23111, Kec Sylan kuola,
Banda Aceh, Aceh, 2020.

[14]Majdan Muhyiddin Zain," Sartou Monfoot Tanamon Tabu Inovasi limbon


Tabu Yang Wajib Anda Katowi (v Budi Utama, JL. Rajawali, & Evang C, No
3. Prono, Sardo noharjo, Ngonlik, Sleman, 2022.

[15]Sianian air Christin," Pengujian Kuna Lantor Kayu Profil Tarsusun Bantuk
Kotak; Jurnal Sipil Statik Vol. 5, No-2, 2017.
LAMPIRAN HITUNG

A. Menentukan kerapatan benda.


a. Massa
 Rata-rata massa
∑ Mn
M=
n
100 gr +100 gr +100 gr
=
3
300 gr
=
3
= 100 gr
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆ M =δMax
δMax = │ Mn−M │
= │100−100 │= 0
= │100−100 │= 0
= │100−100 │= 0
 Ketidakpastian mutlak
∆M
KM =
M
0
=
100
=0
 Ketidakpastian relatif
KR = ¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
M = M± ∆m
= 100+0=100
= 100 – 0=100
b. Panjang
 Rata-rata massa
∑ Pn
p=
n
7,4 cm+7,4 cm+7,4 cm
=
3
22,2cm
=
3
= 7,4 cm
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆ p=δMax
δMax = │ pn−p │
= │7,4−7,4 │ = 0
= │7,4−7,4 │ = 0
= │7,4−7,4 │ = 0
 Ketidakpastian mutlak
∆p
KM =
p
0
=
7,4
=0

 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
p = p± ∆ p
= 7,4+ 0=7,4
= 7,4 – 0=7,4
c. Lebar
 Rata-rata massa
∑ ln
l=
n
4,1 cm+ 4,1 cm+4,1 cm
=
3
12,3 cm
=
3
= 4,1 cm
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆ l=δMax
δMax = │ ln−l │
= │ 4,1−4,1│= 0
= │ 4,1−4,1│= 0
= │ 4,1−4,1│= 0
 Ketidakpastian mutlak
∆l
KM =
l
0
=
4,1
=0

 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
l = l± ∆l
= 4,1+ 0=4,1
= 4,1 – 0=4,1
d. Tinggi
 Rata-rata massa
∑ tn
t=
n
3,8 cm+3,8 cm+3,8 cm
=
3
11,4 cm
=
3
= 3,8 cm
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆ M =δMax
δMax = │tn−t │
= │3,8−3,8 │= 0
= │3,8−3,8 │= 0
= │3,8−3,8 │= 0
 Ketidakpastian mutlak
∆t
KM =
t
0
=
3,8
=0

 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
t = t± ∆t
= 3,8+0=3,8
= 3,8 – 0=3,8
e. Volume
 Volume benda
v= p×l ×t
¿ 7,4 cm ×4,1 cm × 3,88 cm
= 115, 292 cm
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆v = √ (l ×t × ∆ p)2+( p ×t × ∆ l)2 +(p × t × ∆ t)2
= √( 4,1× 3,8× 0)2+(7,4 × 3,8× 0)2+(7,4 ×3,8 × 0)2

= √(0)2 +(0)2+(0)2
= √0
=0
 Ketidakpastian mutlak
∆v
KM =
v
0
=
115,292
=0
 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
V = V ± ∆V
= 115,292+0=115,292
= 115,292 – 0=115,292
f. Massa jenis
 Massa jenis benda
M
ρ=
V
100
=
115,292
= 0,867
 Ketidakpastian pengukuran massa

∆ρ =
√ ∆ M ∆V
V
+ 2
V

=
√ 0
+
0
115,292 115,2922

=
√ 0
+
0
115,292 13,292❑
= √ 0+0
= √0
=0
 Ketidakpastian mutlak
∆ρ
KM =
ρ
0
=
0,867
=0

 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
ρ = ρ± ∆ ρ
= 0,867+ 0=0,867
= 0,867 – 0=0,867
B. Menentukan kerapatan relatif benda (d) yang tercelup sebagian
a. Massa
 Rata-rata massa
∑ Mn
M=
n
100 gr +100 gr +100 gr
=
3
300 gr
=
3
= 100 gr
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆ M = │ Mn−M │
= │100−100 │= 0
= │100−100 │= 0
= │100−100 │= 0
 Ketidakpastian mutlak
∆M
KM =
M
0
=
100
=0
 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
M = M± ∆M
= 100+0=100
= 100 – 0=100
b. Massa semu
 Rata-rata massa
∑ Msn
M s=
n
21,05 gr +21,05 gr +21,05 gr
=
3
63,15 gr
=
3
= 21,05 gr
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆ Ms = │ Msn−Ms
= │21,05−21,05 │= 0
= │21,05−21,05 │= 0
= │21,05−21,05 │= 0
 Ketidakpastian mutlak
∆ Ms
KM =
Ms
0
=
21,05
=0
 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
M = M s ± ∆ Ms
= 21,05+0=21,05
= 21,05 – 0=21,05
c. Kerapatan relatif
 Nilai d
Mn
dn =
Mn ˗ Msn
100
=
100 ˗ 21,05
100
=
78,95
= 1,266
 Rata-rata massa
∑ ln
d=
n
1,266+1,266+1,266
=
3
3,798
=
3
= 1,266
 Ketidakpastian pengukuran massa
∆ d = │ dn−d │
= │1,266−1,266 │= 0
= │1,266−1,266 │= 0
= │1,266−1,266 │= 0
 Ketidakpastian mutlak
∆d
KM =
d
0
=
1,266
=0
 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0%
= 100%
 Hasil
d =d± ∆d
= 1,266+0=1,266
= 1,266 – 0=1,266
C. Kerapatan relatif benda (d) yang tercelup seluruhnya
a. Massa benda di udara
 Nilai rata-rata massa benda
∑ Mn
M=
n
100 gr +100 gr +100 gr
=
3
300 gr
=
3
= 100 gr
 Ketidakpastian nilai massa benda
∆ Mn = │ Mn−M │
= │100−100 │= 0
= │100−100 │= 0
= │100−100 │= 0
 Hasil
M = M± ∆M
= 100+0=100
= 100 – 0=100
b. Massa benda ditambah pembenam
 Nilai rata-rata massa benda
∑ M 1n
M 1=
n
200 gr +00 gr +200 gr
=
3
600 gr
=
3
= 200 gr
 Ketidakpastian nilai massa benda
∆ M 1n = │ M 1 n−M 1│
= │200−200 │= 0
= │200−200 │= 0
= │200−20 0 │= 0
 Hasil
M1 = M 1 ± ∆ M 1
= 200+0=200
= 200 – 0=200
c. Massa benda seluruhnya tenggelam
 Nilai rata-rata massa benda
∑M 2n
M 2=
n
97,75+97,75+97,75
=
3
293,25
=
3
= 97,75
 Ketidakpastian nilai massa benda
∆ M 2 n = │ M 2 n−M 2│
= │ 97,75−97,75 │= 0
= │ 97,75−97,75 │= 0
= │ 97,75−97,75 │= 0
 Hasil
M2 = M 2± ∆ M 2
= 97,75+ 0=97,75
=97,75 – 0=97,75
d. Massa jenis
 Nilai rata-rata massa jenis
M
d=
M 1−M 2
100
=
200−97,75
100
=
102,25
= 0,977
 Ketidakpastian nilai massa jenis
∆ d = │ dn−d │
= │1,266−0,977 │= 0,289
= │1,266−0,977 │= 0,289
= │1,266−0,977 │= 0,289
 Hasil
d =d± ∆d
= 0,977+ 0,289=1,266
=0,977 – 0,289=0,688
 Ketidakpastian mutlak
∆d
KM =
d
0,289
=
0,977
= 0,295
 Ketidakpastian relatif
KR =¿ )× 100%
=¿ )× 100%
= 0,295%
 Tingkat kepercayaan
TK = 100% – KR
= 100% – 0,295%
= 0,705%
03 gr

mn = 0,04 gr

1. Hasil Pengukuran
H=¿)
2. Massa jenis zat cair

55,55 gr gr
ρ o c 1= 3 = 1,111
50 cm cm3

55,50 gr gr
ρ o c 2= 3 = 1,11 3
50 cm cm

55,48 gr gr
ρ o c 3= 3 = 1,109
50 cm cm3

3. Massa jenis zat cair rata-rata


1,111+1,11+1,109 gr
ρo =¿ = 1,11
3 cm3
4. Ketidakpastian nilai massa jenis zat cair rata-rata

gr
∆ ρ o n 1=¿ |1,111−1,11|= 0,001
cm3

gr
∆ ρ o n 2=¿ |1,11−1,11|= 0 3
cm

gr
∆ ρ o n 2=¿ |1,109−1,11| = 0,001
cm 3

gr
ρ o n =¿ 0,001
cm 3

5. Hasil Pengukuran
H=¿)

Pengamatan II

a. Koefisien viskositas zat cair air


1. Menentukan koefisien viskositas dengan bola padat I dengan jarak (d)
yang sama
1. Waktu rata-rata
0,38 s+ 0,40 s+ 0,42 s
t= = 0,4 s
3

2. Ketidakpastian nilai waktu


∆ t n 1= |0,38−0,4| = 0,02 s
∆ t n 2= |0,40−0,4| = 0
∆ t n 3= |0,42−0,4| = 0,02 s
t n= 0,02 s
3. Hasil pengukuran
H=¿)
4. Koefisien viskositas

0,0254 2 x 10 x 0,38 x(2.370−938) Ns


η a1 = . 10 = 0,19 3
18 x 10 m

0,0 2522 x 10 x 0,40 x (2.420−928) Ns


η a2 = . 10 = 0,21 3
18 . 10 m
2
0,0 254 x 10 x 0,42 x (2.370−930) Ns
η a3 = . 10 = 0,22
18 .10 m3

5. Koefisien viskositas rata-rata


0,19+0,21+0,22 Ns
η= = 0,20 3
3 m
6. Ketidakpastian nilai koefisien viskositas
Ns
∆ ηn 1 = |0,19−0,20| = 0,01 3
m
Ns
∆ ηn 2 = |0,21−0,20| = 0,01 3
m
Ns
∆ ηn 3 = |0,22−0,20| =0,02 3
m
Ns
ηn = 0,02 3
m
1. Hasil pengukuran
H=¿ )
2. Menentukan koefisien viskositas dengan bola padat I dengan
menvariasikan jarak (d)
1. Waktu rata-rata
0,20 s+ 0,23 s+ 0,31 s
t= = 0,24 s
3
2. Ketidakpastian nilai waktu
∆ t n 1= |0,20−0,24| = 0,04 s
∆ t n 2= |0,23−0,24| = 0,01 s
∆ t n 3= |0,31−0,24| = 0,07 s
t n= 0,07 s
3. Hasil pengukuran
H=¿)
4. Koefisien viskositas
0,0 254 2 x 10 x 0,20 x ( 2.370−938 ) Ns
ηb 1 = . 15 = 0,15 3
18 . 10 m
2
0,0 252 x 10 x 0,23 x (2.420−928) Ns
ηb 2 = . 16 = 0,19 3
18 . 10 m
2
0,0 254 x 10 x 0,31 x (2.370−930) Ns
ηb 3 = . 17 = 0,27 3
18 .10 m
5. Koefisien viskositas rata-rata
0,15+0,19+0,27 Ns
η= = 0,20 3
3 m
6. Ketidakpastian nilai koefisien viskositas
Ns
∆ ηn 1 = |0,15−0,20| = 0,05 3
m
Ns
∆ ηn 2 = |0,19−0,20| = 0,01 3
m
Ns
∆ ηn 3 = |0,27−0,20| = 0,07 3
m

Ns
ηn = 0,07 3
m

7. Hasil pengukuran
H=¿)
b. Koefisien viskositas zat cair minyak
a. Menentukan koefisien viskositas dengan bola padat II dengan jarak
(d) yang sama
1. Waktu rata-rata
0,56 s +1,08 s+ 1,10 s
t= = 0,91 s
3
2. Ketidakpastian nilai waktu

∆ t n 1= |0,56−0,91| = 0,35 s

∆ t n 2= |1,08−0,91| = 0,17 s
∆ t n 3= |1,10−0,91| = 0,19 s
t n= 0,35
3. Hasil pengukuran
H=¿)
4. Koefisien viskositas
2
0,0251 x 10 x 0,56 x (2.590−757) Ns
η a1 = . 10 = 0,35 3
18 x 10 m
2
0,02526 x 10 x 1,08 x (2.540−, 756) Ns
η a2 = . 10 = 0,68 3
18 x 10 m
2
0,02532 x 10 x 1,10 x (2.520−755) Ns
η a3 = . 10 = 0,69 3
18 x 10 m

5. Koefisien viskositas rata-rata


0,35+0,68+0,69 Ns
η= = 0,57 3
3 m
6. Ketidakpastian nilai koefisien viskositas
Ns
∆ ηn 1 = |0,35−0,57| = 0,22 3
m
Ns
∆ ηn 2 = |0,68−0,57| = 0,11 3
m
Ns
∆ ηn 3 = |0,69−0,57| = 0,12 3
m

Ns
ηn = 0,12
m3

7. Hasil pengukuran
H=¿)

b. Menentukan koefisien viskositas dengan bola padat II dengan


memvariasikan jarak (d)
1. Waktu rata-rata
0,61 s+ 0,58 s+ 0,38 s
t= = 0,52 s
3
2. Ketidakpastian nilai waktu

∆ t n 1= |0,61−0,52| = 0,09 s

∆ t n 2= |0,58−0,52| =0,06 s
∆ t n 3= |0,38−0,52| = 0,14 s
t n= 0,14 s
3. Hasil pengukuran
H=¿0,14 s)
4. Koefisien viskositas
2
0,0251 x 10 x 0,61 x (2.590−757) Ns
ηb 1 = . 15 = 0,59 3
18 x 10 m
2
0,02526 x 10 x 0,58 x (2.540−756) Ns
ηb 2 = . 16 = 0,58 3
18 x 10 m
2
0,02532 x 10 x 0,38 x (2,52−755) Ns
ηb 3 = . 17 = 0,40 3
18 x 10 m

5. Koefisien viskositas rata-rata


0,59+0,58+0,40 Ns
η= = 0,52 3
3 m
6. Ketidakpastian nilai koefisien viskositas
Ns
∆ ηn 1 = |0,59−0,52| = 0,07 3
m
Ns
∆ ηn 2 = |0,58−0,52| = 0,06 3
m
Ns
∆ ηn 3 = |0,40−0,52| = 0,12 3
m

Ns
ηn = 0,12
m3

7. Hasil pengukuran
H=¿)
c. Koefisien viskositas zat cair sunlight
a. Menentukan koefisien viskositas dengan bola padat III dengan jarak
(d) yang sama
1. Waktu rata-rata
1,30 s+1,26 s+1,15 s
t= = 1,23 s
3
2. Ketidakpastian nilai waktu
∆ t n 1= |1,30−1,23| = 0,07 s
∆ t n 2= |1,26−1,23| = 0,03 s
∆ t n 3= |1,15−1,23| = 0,08 s
t n= 0,08 s
3. Hasil pengukuran
H=¿0,08 s)
4. Koefisien viskositas
2
0,02512 x 10 x 1,30 x (2.420−1.111) Ns
η a1 = . 10 = 0,59 3
18 . 10 m
2
0,0256 x 10 x 1,26 x (2.280−111) Ns
η a2 = . 10 = 0,99 3
18 . 10 m
2
0,02520 x 10 x 1,15 x (2.400−1.109) Ns
η a3 = . 10 = 0,52 3
18 . 10 m

5. Koefisien viskositas rata-rata


0,59+0,99+0,52 Ns
η= = 0,7 3
3 m
6. Ketidakpastian nilai koefisien viskositas
Ns
∆ ηn 1 = |0,59−0,7| = 0,11 3
m
Ns
∆ ηn 2 = |0,99−0,7| = 0,29 3
m
Ns
∆ ηn 3 = |0,52−0,7| = 0,8 3
m

Ns
ηn = 0,29
m3

7. Hasil pengukuran
Ns Ns
H=¿0,7 3 ± 0,29 3 )
m m

b. Menentukan koefisien viskositas dengan bola padat III dengan


memvariasikan jarak (d)
1. Waktu rata-rata
1,33 s+1,88 s+2,11 s
t= = 1,77 s
3
2. Ketidakpastian nilai waktu
∆ t n 1= |1,33−1,77| = 0,44 s
∆ t n 2= |1,88−1,77| = 0,11 s
∆ t n 3= |2,11−1,77| = 0,34 s
t n= 0,44 s
3. Hasil pengukuran
H=¿1,77 s ± 0,44 s)
4. Koefisien viskositas
2
0,0 2512 x 10 x 1,33 x( 2.420−1.111) Ns
ηb 1 = . 15 = 0,91 3
18 . 10 m
2
0,0256 x 10 x 1,88 x (2.280−111) Ns
ηb 2 = . 16 = 2,37 3
18 . 10 m
2
0,02520 x 10 x 2,11 x (2.400−1.109) Ns
ηb 3 = . 17 = 1,63 3
18 . 10 m
5. Koefisien viskositas rata-rata
0,91+2,37+1,63 Ns
η= = 1,64 3
3 m
6. Ketidakpastian nilai koefisien viskositas
Ns
∆ ηn 1 = |0,91−1,64| = 0,73 3
m
Ns
∆ ηn 2 = |2,37−1,64| = 0,73 3
m
Ns
∆ ηn 3 = |1,63−12,8| = 0,01 3
m

ηn = 3,65

7. Hasil pengukuran
H=¿)

Lampiran Kutipan
[4] Dr. Efrizon (2018)

Anda mungkin juga menyukai