Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“KERAPATAN ZAT - PERCOBAAN P1”

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Hari : Kamis Tanggal : 6 Oktober 2022 Jam ke : 7-8

Penyusun :
Muhammad Fathur Rohman(162221079)
Kelompok :
Aurelia Salsabillah (162221076)
Dewi Aprilia Nawang Sari (162221078)

Dosen Pembina :
Drs Djony Izak R, M.Si

Asisten Dosen :
Nike Arni Naziroh

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI MAJU DAN MULTIDISIPLIN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2022
A. Tujuan

Menentukan kerapatan zat padat berbentuk balok, silinder dan butiran serta zat cair.

B. Alat dan Bahan

- Alat : - Bahan
a). Jangka Sorong a). Balok Kayu
b). Mikrometer Sekrup b). Silinder Logam
c). Neraca Torsi c). Pasir
d). Piknometer d). Spiritus
e). Neraca Mohr e). Aquades

C. Dasar Teori
Massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara
massa benda dengan volume benda tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap
artinya jika ukuran benda diubah massa jenis jenis benda tidak berubah, misalnya
ukurannya diperbesar sehingga baik massa benda maupoun volume benda makin
besar. Walaupun kedua besaran yang menunjukan ukuran benda tersebut makin besar
tetapi massa jenisnya tetap, hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda atau
sebaliknya kenaikan volume benda diikuti secara linier dengan kenaikan volume
benda atau massa benda.Kerapatn suatu zat dapat dinyatakan oleh persamaan berikut:

 ρ = Massa jenis (kg/m3) atau


(g/cm3)
 m = massa (kg atau gram)
 v = volume (m3 atau cm3)

Walaupun begitu kerapatn zat tidak bergantung pada massa zat maupun
volumenya,suhu juga berpengaruh kecil terhadap kerapatan zat.

Massa jenis atau kerapatan merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki zat.
Rapatan (densitas) adalah sifat fisik dari materi. Rapatan digunakan untuk
membandingkan dua zat yang memiliki volume yang sama (menempati besaran ruang
yang sama, tetapi memiliki massa yang berbeda). Sebuah objek dengan massa per
volume yang lebih besar lebih rapat daripada objek dengan massa per volume yang
lebih kecil. Zat yang kurang rapat mengapung di atas zat yang lebih rapat

Zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Ada
beragam jenis zat, salah satu yang membedakannya adalah massa jenisnya. Massa
jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume yang
lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah .
Kerapatan zat padat

Berdasarkan rumus kerapatan zat kita dapat menghitung kerapatan zat padat dengan mengukur
massa(m) dan volume benda tersebut,contohnya:

-Benda berbentuk balok


𝑚
ρ=
𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡

Volumenya adalah volume balok tersebut.


-Benda berbentuk silinder
𝑚
ρ=
πxdxdxt
untuk d sebagai diameter dan t sebagai tinggi silinder.

Kerapatan Benda Berbentuk Butiran


Benda berbentuk butiran seperti tepung, pasir,kapur, semen, dan sejenisnya nilai
kerapatannya kurang akurat jika cara menentukan kerapatannya dengan menimbang
massa dan mengukur volume yang dibentu koleh benda berbutir. Pengukuran dengan
cara tersebut tidak akurat karena dalam volume yang dibentuk oleh benda berbutir
terdapat ruang kosong berupa celah-celah yang terbentuk diantara butiran benda,
sehingga hasil pengukuran volume benda berbutir tidak akurat.Untuk menghasilkan
pengukuran kerapatan yang akurat,digunakan alat yang dinamakan piknometer. Nilai
pengukuran kerapatan benda berbutir menggunakan piknometer ditentukan melalui
persamaan berikut

(𝑚3 − 𝑚1)
ρ= 𝑥 ρ aquades
(𝑚2 − 𝑚1) − (𝑚4 − 𝑚3)
m1=massa piknometer+tutupnya
m2=massa piknometer+air+tutupnya
m3=massa piknometer berisi pasir (1/3 volmuneya)+tutup
m4=massa piknometer+pasir+aquades+tutupnya

Kerapatan Benda Cair


Cara yang paling mudah menentukan kerapatan zat cair adalah dengan mengukur massa dan
volumenya dalam gelas ukur. Zat cair, seperti spiritus juga dapat ditentukan massa jenisnya
denganmenggunakan piknometer. Selain dengan dua metode itu, kerapatan zat cair juga dapat
ditentukandengan neraca Mohr.Prinsip dasar yang digunakan pada neraca Mohr adalah
hukum Archimedes dan syaratkesetimbangan Newton. Lengan neraca dibagi dalam 10 bagian
sama panjang, beban-beban yangdigantungkan (penunggang) mempunyai perbandingan
massa 1; 0,1; 0,01; 0,001, beban yang terbesar 5gr. Benda celup digantungkan pada ujung
lengan neraca, volume benda celup 5 cc. Terhadap titiktumpu O, dalam keadaan neraca
seimbang (EG horisontal), jumlah momen gaya-gayanya adalah nol.

Σ (momen gaya) = 0

Σ (w . l) – F . 10 = 0

Σ (m . g . l) - ρ. V . g . 10 = 0

Σ (m . l) = 10 . ρ . V

Sehingga nilai kerapatan fluida dapat ditentukan melalui rumus:

Σ(m. l)
ρ=
10. 𝑉

D. Data Hasil Pengamatan Tabel

Tabel 1. Data Pengukuran panjang, lebar, tebal, diameter, dan massa

Bahan p (mm) l (mm) t (mm) d (mm) m (g)


Kubus 20,45 ± 0,025 20,27 ± 0,025 20,21 ± 0,025 0 7,00 ± 0,05
Silinder 0 0 39,35 ± 0,025 20,225±0,025 30,00 ± 0,05

Tabel 2. Data pengukuran kerapatan pasir


𝑚₁ 𝑚₂ 𝑚₃ 𝑚₄

(16,00 ± 0,05) (41,00 ± 0,05) (31± 0,05) (50 ± 0,05)

Keterangan :
𝑚₁ ∶ massa Piknometer kosong beserta tutupnya
𝑚₂ ∶ massa Piknometer penuh air beserta tutupnya
𝑚₃ ∶ massa Piknometer berisi pasir (1/3 bagian Piknometer) beserta tutupnya
𝑚₄ ∶ massa Piknometer berisi pasir dan penuh dengan akuades beserta tutupnya

Tabel 3. Data pengukuran kerapatan spiritus

Beban Penunjang m (g) l (cm)


1 (6,40 ± 0,05) (9,00 ± 0,05)
2 (6,50 ± 0,05) (9,00 ± 0,05)
3 (6,50 ± 0,05) (9,00 ± 0,05)

Perubahan Volume spiritus = (20 - 25) ml = 5 ml

Anda mungkin juga menyukai