Anda di halaman 1dari 6

MODUL FISIKA BATUAN

RAPAT MASSA BATUAN

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2021
ACARA

RAPAT MASSA

I. TUJUAN

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Menganalisa struktur batuan berdasarkan densitas

2. Menganalisa pengaruh gaya Archimedes terhadap berat batuan

3. Mengetahui densitas dari material batuan

II. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pengukuran rapat massa batuan atau
densitas batuan, yaitu:

1. 5 Sampel batu (Kuarsa, granit, andesit, desit dan lempung) berfungsi


sebagai sampel pengukuran.

2. Oven berfungsi sebagai pemanas batuan.

3. Neraca digital berfungsi menentukan nilai massa batuan.

4. Neraca pegas berfungsi menentukan nilai berat batuan.

5. Tali dan statif berfungsi menggantung batuan untuk dicelupkan ke air.

6. Air yang diletakkan dalam bejana untuk menentukan berat basah pada
batuan
III. PUSTAKA
Alim., Istajarul. 2017. Densitas dan porositas batuan. Surabaya: Departemen
fisika, FMIPA,Insitut Teknologi Sepuluh November (ITS).
Walker Jr.,P.L.,Mahajan. 1978. Chapter 4: Porosity Of Coals And Coal
Products, Dalam Karr.,Jr, (Eds.).1978, Analytical Methods For Coal And
Coal Products Vol.1, New York: Academic Press.

IV. TEORI DASAR

Densitas batuan secara umum adalah perbandingan antara massa dengan


volume total pada batuan tersebut. Ada lima pengukuran density, yaitu: true
density, apparent density, particle density, bulk density, and in-place density.
Densitas sejati (true density) adalah massa dibagi dengan volume yang terisi
oleh pori bebas yang terdapat pada suatu padatan. Penentuan true density
secara tepat memerlukan pengisian struktur pori yang lengkap dengan fluida
yang tidak berinteraksi dengan padatan tersebut. Densitas nyata (apparent
density) ditentukan dengan mencelupkan bobot sampel suatu padatan didalam
sebuah cairan diikuti dengan pengukuran keakuratan cairan yang dipindahkan
(metode pycnometer). Densitas partikel (particle density) adalah bobot dari
satuan volume dari suatu padatan, termasuk pori dan retakan (Mahajan and
Walker, 1978).

Densitas keseluruhan (bulk density) adalah massa dari kumpulan suatu partikel
padatan di sebuah wadah dibagi dengan volume dari wadah tersebut. Itu
tergantung pada densitas sejati, ukuran partikel, dan distribusi ukuran, bentuk
partikel, kadar air permukaan, dan tingkat kekompakan. Densitas insitu (in-
place density) batubara memberikan pengertian bahwa lapisan batubara dapat
ditunjukkan sebagai ton per acre per feet dari tebal lapisan atau ton per square
mile per feet dari tebal lapisan. Densitas insitu (in-place density) harus
ditentukan pada sampel yang dalam keadaan jenuh untuk menyesuaikan
keseimbangan kadar air yang ada dibawah kondisi insitu. Secara sederhana,
suatu batuan memiliki dua komponen, komponen padatan dan komponen
rongga (pori). Keberadaan komponen padatan maupun komponen rongga
mempunyai nilai yang beragam pada tiap – tiap batuan sehingga massa jenis
dari suatu batuan berbeda dengan batuan yang lainnya. Rumus untuk
menentukan massa jenis adalah:

Densitas atau massa jenis memiliki makna sebagai hubungan dari massa dengan
volume. Benda yang memiliki densitas dengan besar akan memiliki kerapatan massa
yang besar. dengan begitu semakin mampat antar partikel penyusun benda, maka nilia
densitas semakin besar untuk benda yang sama. Massa jenis adalah pengukuran massa
setiap volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
massa setiap volumenya. Massa jenis rata – rata setiap benda merupakan total massa
dibagi dengan total volume. Sebuah benda yang memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda bermassa yang sama memiliki massa jenis lebih rendah. Nilai densitas
banyak digunakan untuk menentukan jenis suatu materi. Dalam mengetahui nilai
densitas, dapat dengan membagi massa dengan volume benda. Namun dalam
penerapan secara hukum Archimedes yang ada pada fluida cair. Maka dapat
detentukan pada persamaan berikut.

𝑃𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑋𝑀𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑋𝑔
𝑃𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎= 𝑊𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 −𝑊𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
V. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini, yaitu:


1. Peralatan dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Kemudian batuan dilakukan pemanasan agar kandungan fluida air
didalamnya mendekati nol.
3. Batuan ditimbang menggunakan neraca digital untuk menentukan nilai
massa keringnya.
4. Berat kering kemudian ditentukan dengan menggunakan neraca pegas
yang telah digantung.
5. Batuan yang telah digantung kemudian dicelupkan ke dalam fluida air
untuk menentukan berat basah hingga tidak ada gelembung udara yang
keluar.
6. Setelah itu, batuan diangkat dan sedikit ditiriskan, kemudian dilakukan
penimbangan dengan menggunakan neraca digital untuk menentukan
massa basahnya.

7. Percobaan tersebut kemudian dilakukan variasi jenis benda yang diteliti


sebanyak lima jenis batuan.

8. Seluruh data yang didapat dicatat dan diurutkan.

VI. PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dari percobaan awal tanpa dilakukan perhitungan adalah
berupa nilai massa basah dan massa kering tiap sample serta berat basah dan
berat kering tiap sample,dan disajikan seperti berikut.

1. Analisis data
Jenis batuan Massa kering Massa basah Berat kering Berat basah
(gr) (gr) (N) (N)
2. Perhitungan

𝑃𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎 𝑋𝑀𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑋𝑔
𝑃𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎= 𝑊𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 −𝑊𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

TABEL HASIL PERHITUNGAN


Jenis Batuan Densitas (p) kg/m3

Anda mungkin juga menyukai