Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Sifat Fisis Batuan Terhadap Kuat Tekan Pada Batu Bata

Dengan Kondisi Basah Dan Kering

Kelompok 2
Trengginas Canggih K.D, Elizia Da Costa, N. Ramanda Y
 

I. PENDAHULUAN

Batuan memiliki sifat-sifat tertentu yang biasa disebut dengan parameter fisis batuan.
beberapa diantaranya yaitu porositas, resistivitas dan konduktivitas. batuan memiliki daya
hantar listrik dan harga tahanan jenis tertentu. Ketika batuan diinjeksikan arus listrik, maka
batu akan memberikan respon yang berbeda antara satu batuan dengan batuan yang lainnya.
Hal tersebut tergantung dengan sifat fisis batuan yang diinjeksikan listrik, salah satu fisis dari
batuan yaitu nilai porositasnya. Nilai dari porositas batuan merupakan perbandingan antara
volume pori yang terdapat dalam batuan dengan volume batuan secara keseluruhan (volume
bulk) (Schoen, 2011).
 
II. DASAR TEORI

2.1 Densitas

Densitas atau massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Benda yang memiliki densitas yang
besar akan memiliki kerapatan massa yang besar juga. Sehingga semakin mampat antar partikel penyusunnya, maka nilai
densitasnya akan semakin besar untuk benda yang sama (Alim dkk, 2017) Massa jenis atau densitas adalah suatu besaran
kerapatan massa benda yang dinyatakan dalam berat benda per satuan volume benda tersebut. Semakin tinggi densitas suatu
benda, maka semakin besar juga massa setiap volume. Sebuah benda yang memiliki densitas lebih tinggi, misalnya batu akan
memiliki volume yang lebih rendah, misalnya air. Rumus untuk menentukan massa jenis adalah:

𝜌=

Dimana,

ρ = densitas,

m = massa, dan

v = volume massa.
2.2 Porositas

Porositas adalah ukuran dari ruang kosong diantara material dan merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap
total volume. Porositas juga dapat diartikan sebagai nilai kemampatan suatu benda. Semakin mampat suatu benda, maka nilai
porositasnya semakin kecil. Nilai porositas bergantung pada jenis bahan, ukuran bahan, distribusi pori, sementasi, riwayat
diagenetik, dan komposisinya (Alim dkk, 2017). Porositas batuan reservoir didefinisikan sebagai bagian dari volume curah di
dalam reservoir yang tidak ditempati oleh kerangka padat reservoir. Ini dapat diekspresikan dalam bentuk :

Dan ada pula rumus untuk mencari porositas yaitu:


Ww- Wo
% porositas = x 100%
Ww
dimana ;
Ww = Berat isi jenuh
Wo = Berat isi kering
2.3 KUAT TEKAN
 
Kuat tekan uniaksial (σc) adalah gambaran dari nilai tegangan maksimum yang dapat ditanggung sebuah sampel
batuan sesaat sebelum sampel tersebut runtuh (failure) tanpa adanya pengaruh tegangan pemampatan (tegangan
pendapatan sama dengan nol).

Dimana,

𝜎𝑐 =

σc = Kuat tekan uniaksial (MPa)

F = Gaya yang bekerja saat batuan sampel hancur (kN)

A = Luas penampang awal batuan sampel yang tegak lurus arah gaya (mm2 )

(Erwin Rangga, dkk. 2019).


III. METODOLOGI

3.1. TAHAP PENGAMBILAN DATA

Tahap pertama adalah mengumpulkan data yang berasal dari data gabungan praktikum dan jurnal pendukung. Data
gabungan didapatkan dari praktikum yang sudah dilakukan masing-masing kelompok, yaitu praktikum densitas, porositas, dan
kuat tekan. Alat dan bahan yang digunakan adalah batuan sampel berupa batu bata merah dan batu bata putih, timbangan
untuk mengukur massa dan berat batuan sampel, gelas ukur untuk mengukur volume air ketika batuan dicelupkan, dan alat
press atau beban dengan interval yang berbeda.

3.2. TAHAP PEMROSESAN DATA

Setelah data yang diperlukan sudah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah tahap pemrosesan data. Data diproses
dengan menggunakan program bantu Microsoft Excel untuk mendapatkan grafik dan titik retak batuan sampel. Data hasil
praktikum yang sudah dicatat kemudian di-input ke Microsoft Excel untuk direkap.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil data Tabel


Tekanan di komputasikan dengan densitas batuan merah dan putih dalam keadaan basah dan kering untuk menginterpretasikan model pengaruh
kuat tekan dengan densitas sampel batuan

Gambar 4.3 Grafik densitas dengan Tabel 4.1Data Batu Bata Putih Tabel 4.2 Data Batu Bata Merah.
tekanan pada batu merah
4.2. Analisis

Pada Gambar 4.1 dan 4.2 merupakan hasil plot grafik data pada sampel batu merah dan putih. Pada masing-
masing grafik ditampilkan dua garis yang menampilkan keadaan kering dan basah dari kedua sampel batuan
sebagai pembanding densitas terhadap tekanan itu sendiri. Korelasi antara kuat tekan (tekanan) dan densitas
dapat dilihat dari tren garis pada plot grafik tersebut yaitu saling berbanding lurus, yang berarti semakin tinggi
tekanan maka nilai densitas batuan akan semakin tinggi pula. Berdasarkan densitas pada plot grafik gambar 4.1
dan 4.2 menunjukan bahwa kedua sampel batuan dalam keadaan basah memiliki densitas yang lebih besar
terhadap tekanan.
 

V. Kesimpulan

Dari hasil dan pembahasan di atas maka didapatkan kesimpulan bahwa batu putih dan batu merah lebih
dominan korespon pengaruhnya dengan tekanan dalam keadaan basah, dengan masing masing nilai tertinggi
densitasnya batu merah yaitu 2,032 gr/cm3 dan batu putih 1,958 gr/cm3. Dan dari sini bisa ditarik kesimpulan juga
bahwa batu bata merah lebih kuat terhadap tekanan ketimbang batu bata putih.
 

Anda mungkin juga menyukai