Anda di halaman 1dari 2

Sifat Fisik Batuan

Sifat Fisik Batuan berbeda dengan Sifat Mekanik Batuan,


Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan
Sifat Fisik batuan , misalnya :Berat isi ; Specific Gravity , Porositas , Absorbsi , Void
ratio.

Sifat Mekanik Batuan misalnya : Kuat tekan , Kuat tarik , Modulus elastisitas, Poisons
ratio.
Kedua sifat tersebut dapat ditentukan di laboratorium , maupun dilapangan ( insitu-test )
Berikut adalah sifat Fisik Batuan :
1.Bobot isi asli ( Natural Density ) = Wn / ( Ww Ws )
2.Bobot isi kering ( dry density ) = Wo / ( Ww Ws )
3.Bobot isi jenuh ( saturated density ) = Ws / ( Ww Ws )
4.Apparent Specific gravity = (Bobot isi kering / bobot isi air )
5.True Specific gravity = [ Wo / (Wo-Ws) ] / bobot isi air
6.Kadar air asli = [ (Wn-Wo) / Wo ] x 100 %
7.Derajat Kejenuhan = {(Wn-Wo) / (Ww-Wo)} x 100 %
8.Porositas n = { (Ww-Wo) / (Ww-Ws) } x 100 %
9.Void Ratio : e = n / ( 1 n )
Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu volume yang ditempati
oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua jenis porositas yaitu porositas antar butir
dan porositas rekahan. Secara matematis porositas dapat dituliskan sebagai berikut:
Sebagai contoh, apabila batuan mempunyai media berpori dengan volume 0,001 m3, dan
media berpori tersebut dapat terisi air sebanyak 0,00023 m3, maka porositasnya adalah:
Pada kenyataannya, porositas didalam suatu sistem panasbumi sangat bervariasi. Contohnya
didalam sistem reservoir rekah alami, porositas berkisar sedikit lebih besar dari nol, akan
tetapi dapat berharga sama dengan satu (1) pada rekahannya. Pada umumnya porositas ratarata dari suatu sistem media berpori berharga antara 5 30%.
Kecepatan Aliran Fluida
Kecepatan aliran darcy atau flux velocity (v) adalah laju alir rata-rata volume flux per satuan
luas penampang di media berpori. Sedangkan kecepatan rata-rata fluida yang melalui media
berpori dikenal sebagai interstitial velocity (u). Hubungan antara kedua parameter kecepatan
tersebut adalah sebagai berikut:
Harga flux velocity pada umumnya sekitar 10-6 m/s. Besarnya interstitial velocity digunakan
untuk kecepatan suatu partikel (partikel kimia penjejak atau tracer) yang mengalir pada
media berpori.
Permeabilitas
Permeabilitas adalah parameter yang memvisualisasikan kemudahan suatu fluida untuk
mengalir pada media berpori. Parameter ini dihubungkan dengan kecepatan alir fluida oleh
hukum Darcy seperti di bawah ini
Tanda negatif dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa apabila tekanan bertambah
dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan arah dengan pertambahan tekanan tersebut.
Dari persamaan (2.3) dapat dinyatakan bahwa kecepatan alir fluida (kecepatan flux)

berbanding lurus dengan k/m, dimana didalam teknik perminyakan, k/m dikenal
sebagai mobility ratio.
Permeabilitas mempunyai arah, dimana ke arah x dan y biasanya mempunyai permeabilitas
lebih besar dari pada ke arah z. Sistem ini disebut anisotropic.
Apabila permeabilitas tersebut seragam ke arah horizontal maupun vertikal disebut sistem
isotropik.
Satuan permeabilitas adalah m2. Pada umumnya pada reservoir panasbumi, permeabilitas
vertikal berkisar antara 10-14 m2, dengan permeabilitas horizontal dapat mencapai 10 kali
lebih besar dari permeabilitas vertikalnya (sekitar 10-13 m2). Satuan permeabilitas yang umum
digunakan didunia perminyakan adalah Darcy (1 Darcy = 10-12 m2).
Densitas Batuan
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume (ratarata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan antara densitas material
tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang lebih
103 kg/m3.
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui, dalam mekanika
batuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ;
a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi Spesific Gravity porositas dan absorbsi Void Ratio.
b. Sifat mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, Poisson `s
Ratio.
Kedua sifat tersebut dapat ditentukan, pada umumnya ditentukan terhadap sampel yang
diambil dari lapangan. Satu persatu dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan.
Pertama-tama adalah penetuan sifak fisik batuan yang merupakan pengujian tanpa merusak
(Non Destructive Test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan yang
merupakan pengujian merusak (Destructive Test) sehingga contoh fasture (hancur).
Pembutan contoh batuan dapat dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan (insitu).
Pembuatan percontohan dilaboratorium dilakukan dari blok batuan yang diambil dilapangan
hasil pemboran Core (inti). Sampel yang didapat berbentuk selinder dengan diameter pada
umumnnya antara 50-70 mm dan tingginya dua kali diameter tersebut. Ukuran percontohan
dapat lebih kecil dari ukuran yang disebut diatas tergantung maksud pengujian.
Pengujian ini dilakukan pada inti bor (core) dengan contoh berbentuk silinder dengan dimeter
50-70 mm kemudian dipotong dengan mesin untuk mendapatkan ukuran tinggi dua kali
diameternya.
Kemudian conto yang diambil dimasukkan eksikator dan udara yang ada dalam eksikator
dihisap sehingga conto dalam keadaan vacum.
Dari conto yang didalam eksikator didapatkan nilai berat jenis,berat jenuh tergantung dalam
air dan berat kering conto.

Anda mungkin juga menyukai