Anda di halaman 1dari 19

JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

UJI SIFAT FISIK

Apriyana Ningsih1, Muh. Ardiansyah2, Muhammad Ikbal, S.T.3

Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia.


Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/ (+62) 411 455695.
E-mail: ningsihapriyanan1234@gmail.com

SARI

Mekanika batuan merupakan ilmu teoretis dan ilmu terapan dari perilaku mekanik batuan dan massa
batuan. Uji sifat fisik adalah kegiatan pengujian atau pengamatan katarakteristik bentuk batuan secara
langsung contohnya warnah, berat jenis, porositas, kepadatan dan lain sebagainnya. Porositas adalah
perbantingan antara volume ruang yang terdapat dalam batuan berupa pori-pori terhadap volume
batuan secara langsung. Permeabilitas ukuran media berpori untuk meloloskan atau melewatkan
fluida masuk kedalam batuan. Prosedur dari percobaan uji sifat fisik ini yang dilakukan terlebih
dahulu yaitu menimbang sampel asli kemudian setelah ditimbang yaitu selanjutnya dimasukkan
kedalam desikator selama 15 menit, kemudian langkah selanjutnya sampel ditimbang secara
digantung, setelah itu langkah selanjutnya sampel dioven selama 15 menit dengan suhu 105-110
derajat celcius dan setelah dioven sampel tersebut ditimbang lagi untuk mengetahui berat keringnya.
Kata kunci: Mekanika Batuan, Sifat Fisik, Porositas, Permeabilitas dan Prosedur.

PENDAHULUAN megatahui sejauh mana pemahaman kita


Mekanika batuan adalah salah pada mata acara tersebut kemudian
cabang disiplin ilmu geomekanika. menerima materi dari asisten setelah itu
Mekanikabatuan merupakan ilmu yang melakukan pengujian untuk mengetahui
mempelajari sifat-sifat mekanik batuan berat mula-mula, berat jenuh, berat
dan massabatuan. Hal ini menyebabkan tergantung dan berat kering.
mekanika batuan memiliki peran yang Adapun maksud dari praktikum Uji
dominan dalam operasi penambangan, Sifat Fisik ini adalah kita dapat
seperti pada pekerjaan penerowongan, menghitung berat asli, berat jenuh, berat
pemboran, penggalian, peledakan dan tergantung dan berat kering dari suatu
pekerjaan lainnya. Di dalam geoteknik, batuan. Tujuan dari praktikum Uji Sifat
klasifikasi massa batuan yang pertama Fisik adalah mengetahui parameter
diperkenalkan sekitar 60 tahun yang lalu pengujian sifat fisik batuan, mengetahui
yang ditujukan untuk terowongan dengan penggunaan alat-alat pada uji sifat fisik
penyanggaan menggunakan penyangga batuan, mengetahui pengolahan data sifat
baja (Prihatmaji et al., 2013) fisik batuan.
Uji sifat fisik adalah kegiatan
pengujian atau pengamatan katarakteristik TINJAUAN PUSTAKA
bentuk batuan secara langsung contohnya 1. Uji Sifat Fisik Batuan
warnah, berat jenis, porositas, kepadatan Uji sifat fisik batuan menurut Arif
dan lain sebagainnya dari batuan tersebut. (2012) menyatakan bahwa sifat fisik
Sifat Mekanik adalah sifat ditentukan
melalui pengujian dilaboratorium dan sifat batuan yang ditentukan untuk kepentingan
mekanik dipengarihui oleh gaya-gaya. penelitian geoteknik antara lain bobot isi
Adapun rangkaian kegiatan yang asli (natural density), bobot isi kering (dry
dilakukan pada praktikum ini pertama- density), bobot isi jenuh (saturated
tama melakukan respon TP untuk density), berat jenis semu (apparent
specific gravity), berat jenis sejati (true ketiganya dalam satuan g/cm3; kadar air asli
specific), kadar air asli (natural water (natural water content) w, derajat kejenuhan
content), kadar air jenuh (absorption), derajat (degree of saturation) S, dan porositas
kejenuhan, porositas (n) dan void ratio (e). (porosity) dalam satuan %; serta angka pori
Uji sifat fisik berguna sebagai data (void ratio) e tanpa satuan, yang dihitung
pendukung dari batuan yang akan diuji. menggunakan persamaan:
Apabila hasil dari pengujian sifat fisik dari Wn
batuan yang diuji menunjukkan ρn =
Ww - Ws
ketidakseragaman, hal ini menjadi indikasi
tidak meratanya kekuatan batuan, atau dengan Wo
ρd =
kata lain batuan yang diuji sangat bervariasi. Ww - Ws
Pengujian sifat fisik mengacu pada Ww
International Soecity for Rock Mechanics and ρs =
Ww - Ws
Rock Engineering (ISRM) Suggested Methods
for Determining Water Content, Porosity, Wn - Wo
w = x 100%
Density, Absorption and Related Properties Ww - Ws
and Swelling and Slake-Durability Index Wn - Wo
Properties – 1977. S = x 100%
Ww - Wo
Contoh untuk uji sifat fisik berbentuk
tidak teratur karena volume diprediksi Ww - Wo
n = x 100%
menggunakan prinsip hukum Archimedes Ww - Ws
tentang gaya apung oleh air, yang penting n
conto muat di cawan yang berdiameter 5 cm. e =
1 - n
Prosedur yang dilakukan untuk memperoleh
data sifat fisik batuan adalah sebagai berikut. Keterangan:
Pertama, contoh ditimbang dengan neraca Wn = Berat Natural (gr)
untuk mendapatkan berat asli (Wn). Ww = Berat Jenuh (gr)
Selanjutnya, conto dijenuhkan menggunakan Ws = Berat Tergantung (gr)
desikator selama 24 jam, kemudian ditimbang Wo = Berat Kering (gr)
tergantung dalam air dan ditimbang dengan Wo - Ws = Volume perconto tanpa pori-pori
neraca untuk mendapatkan bobot berat (cm3)
tergantung (Ws) dan berat jenuh (Ww). Ww - Ws = Volume perconto total (cm3)
Terakhir, conto dikeringkan dalam oven ⍴ = Massa Jenis (gr/cm3)
selama 24 jam pada suhu 90C, kemudian γ = Berat Jenis
ω = Kandungan Air (%)
ditimbang untuk mendapatkan berat kering
S = Derajat Kejenuhan (%)
(Wo). Berat conto pada tiga kondisi dalam
n = Porositas (%)
satuan gram. Peralatan yang digunakan yaitu:
Adapun beberapa poin teori tentang uji
cawan, untuk wadah conto; desikator dengan
sifat fisik diantaranya yaitu :
pompa, untuk mengeluarkan udara dari pori-
pori dan menjenuhkan conto; oven, untuk a. Porositas
mengeringkan kandungan air dalam contoh; Porositas merupakan perbandingan antara
neraca, untuk menimbang conto; dan ember volume ruang yang terdapat dalam batuan
berisi air, untuk menimbang conto dalam air. yang berupa pori-pori terhadap volume batuan
Parameter sifat fisik yang diperoleh melalui secara keseluruhan, biasanya dinyatakan
penelitian ini adalah bobot isi asli (natural dalam fraksi. Besar-kecilnya porositas suatu
density) n, bobot isi kering (dry density) d, batuan akan menetukan kapasitas
bobot isi jenuh (saturated density) s, penyimpanan fluida reservoir, porositas sering
didefinisikan sebagai volume rongga pada formasi tertentu terhadap total volume pori-
suatu batuan yang berlainan ukuran atau kata pori batuan yang terisi fluida atau jumlah
lain tidak sama rata dengan semua ukuran kejenuhan fluida dalam batuan reservoir per
yang dimana besar pori mempengaruhi satuan volume pori.
kualitas dari porositas.
d. Tekanan Kapiler
Porositas adalah kemampuan untuk
Tekanan kapiler pada batuan berpori
menyerap fluida pada batuan atau formasi atau
didefinisikan sebagai perbedaan tekanan
ruang-ruang yang terisi oleh fluida diantara
antara fluida yang membasahi batuan dengan
zatzat padat atau mineral pada suatu batuan
fluida yang bersifat tidak membasahi batuan
(Nurwidyanto, 2005). Nilai porositas pada
jika didalam batuan tersebut terdapat dua atau
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
lebih fasa fluida yang tidak bercampur dalam
persamaan:
kondisi statis
Volume pori-pori e. Densitas
Φ= x 100%
Volume Keseluruhan Batuan Densitas (massa jenis) adalah properti
fisik yang berubah secara signifikan antara
Tabel 1. Besarnya Porositas Material Batuan berbagai jenis batuan karena perbedaan
mineralogi dan porositas. Densitas (ρ)
didefenisikan sebagai hasil bagi dari massa
(m) dan volume (v) dari sebuah material
bersangkutan yang dituliskan:
m
ρ =
v
Dengan ρ adalah massa jenis (gr/cm 3), m
adalah massa (gram), v adalah volume (ml)
(Olhoeft, 1989).

2. Definisi Batuan
Batuan adalah campuran dari satu
atau lebih mineral yang berbeda dimana
tidak mempunyai komposisi kimia tetap.
Batuan terdiri dari bagian yang padat baik
berupa kristal maupun yang tidak mempunyai
b. Permeabilitas bentuk tertentu dan bagian kosong
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran seperti pori- pori, fissure, crack, joint dan
media berpori untuk meloloskan atau lain-lain. Dari definisi di atas dapat
melewatkan fluida. Apabila media berporinya disimpulkan bahwa batuan tidak sama dengan
tidak saling berhubungan maka batuan tersebut tanah. Tanah dikenal sebagai material yang
tidak mempunyai permeabilitas. Oleh karena mobile, rapuh dan letaknya dekat dengan
itu ada hubungan antara permeabilitas batuan permukaan bumi.
dengan porositas efektif. Sekitar tahun 1856, Batuan meiliki 2 sifat yakni sifat fisik
Henry Darcy seorang ahli hidrologi dari dan sifat mekanik. Sifat fisik batuan
Prancis mempelajari aliran air yang melewati didapatkan dari pengujian non-destructive
suatu lapisan batu pasir. (tidak merusak). Sifat fisik batuan yaitu massa
jenis, berat jenis, kadar air, derajat kejenuhan,
c. Saturasi
porositas dan angka pori. Mekanika batuan
Saturasi adalah perbandingan antara
merupakan bagian dari subjek yang lebih luas
volume pori-pori batuan yang terisi fluida
yakni geomekanika, yang mengkaji tentang 3. Mekanika Batuan
tanggapan mekanik dari semua material Mekanika batuan merupakan bagian
geologi, termasuk tanah. Mekanika batuan, dari subjek yang lebih luas
seperti yang diterapkan di geologi teknik, yakni geomekanika, yang mengkaji tentang
pertambangan, perminyakan, praktik teknik tanggapan mekanik dari semua material
sipil, memerhatikan penerapan prinsip- geologi, termasuk tanah. Mekanika batuan,
prinsip mekanika rekayasa untuk desain seperti yang diterapkan di geologi
struktur batuan yang dihasilkan oleh teknik, pertambangan, perminyakan, dan
pertambangan, pengeboran, produksi waduk, praktik teknik sipil, memerhatikan penerapan
atau kegiatan konstruksi sipil seperti dari prinsip-prinsip mekanika rekayasa untuk
pembangunan terowongan, lubang tambang, desain struktur batuan yang dihasilkan oleh
penggalian bawah tanah, tambang terbuka, pertambangan, pengeboran, produksi waduk,
sumur minyak dan gas, pemotongan jalan, atau kegiatan konstruksi sipil seperti
repositori limbah, dan struktur lainnya yang pembangunan terowongan, lubang tambang,
dibangun dengan batuan.Pada praktikum penggalian bawah tanah, tambang
online kali ini, kami melakukan praktikum terbuka, sumur minyak dan gas, pemotongan
dengan mata acara uji sifat fisik kali ini untuk jalan, repositori limbah, dan struktur lainnya
mengetahui parameter pengujian sifat yang dibangun dengan batuan. 
fisik batuan, mengetahui penggunaaan alat- Definisi Mekanika Batuan telah
alat pada uji sifat fisik batuan serta diberikan oleh beberapa ahli atau komisi-
mengetahui pengolahan data sifat fisik batuan. komisi yang bergerak dibidang tersebut:
Berbagai definisi dari batuan sebagai a. Menurut Talobre
objek dari mekanika batuan telah diberikan Mekanika batuan adalah sebuah teknik
oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang dan juga sainsyang tujuannya adalah
saling berhubungan, yaitu : mempelajari perlikau batuan di tempat
a. Menurut para ahli geologiwan
asalnya untukdapat mengendalikan
Batuan adalah susunan mineral dan pekerjaan-pekerjaan yang dibuat pada
bahan organik yang bersatu membentuk
batuan tersebut.
kulit bumi.
b. Para ahli teknik sipil khususnya para b. Menurut Coates
ahli geoteknik Istilah batuan Mekanika batuan adalah ilmu yang
hanya untuk formasi yang keras dan mempelajari efek dari gaya terhadap
solid dari kulit bumi, serta batuan tidak pada batuan.
dapat digali dengan cara yang sangat c. Menurut US National Committee On
biasa, misalnya dengan menggunakan Rock Mechanics (1984)
cangkul.
Mekanika batuan adalah ilmu
c. Menurut Talobre
pengetahuan yang mempelajari perilaku
Batuan adalah material yang
membentuk kulit bumi termasuk fluida batuan baik secara teoritis maupun
yang ada di dalamnya seperti air, terapan, merupakan cabang ilmu
minyak dan lain-lain. mekanika yang berkenaan dengan
d. Menurut ASTM sikap batuan terhadap medan-medan
Batuan adalah suatu bahan yang gaya pada lingkungannya.
terdiri dari mineral padat (solid) berupa d. Menurut Budavari
massa yang berukuran besar ataupun
Mekanika batuan adalah ilmu yang
yang berupa fragmen-fragmen.
e. Secara Umum mempelajari mekanika perpindahan
Batuan adalah campuran dari satu padatan untuk menentukan distribusi
atau lebih mineral yang berbeda, tidak gaya-gaya dalam dan deformasiakibat
mempunyai komposisi kimia tetap. gaya luar pada suatu benda padat.
e. Menurut Hudson dan Harrison
Mekanika batuan adalah ilmu yang pada aplikasi engineeringnya, seperti
mempelajari reaksibatuan yang apabila terowongan, chamber, lereng atau fondasi.
padanya dikenakan suatu gangguan. Arah umum dari bidang diskontinu
f. Secara Umum
berupa strike dan dip, akan mempengaruhi
Mekanika batuan adalah ilmu yang kestabilan lubang bukaan. Hal ini ditentukan
mempelajari sifat dan perilaku batuan
oleh sumbu dari lubang bukaan tersebut,
bila terhadapnya dikenakan gaya atau
tekanan. apakah tegak lurus strike atau sejajar strike,
penggalian lubang bukaan tersebut, apakah
4. Sifat Fisik searah dip atau berlawanan arah dengan dip
Batuan merupakan zat padat yang dari bidang diskontinu. RMR dapat digunakan
terbentuk dari kumpulan mineral yang berbeda sebagai panduan memilih penyangga
dan mempunyai komposisi kimia yang tetap terowongan. Panduan ini tergantung pada
dan merupakan penyusun kerak bumi. Batuan beberapa faktor seperti kedalaman lubang
terbentuk melalui proses geologi yang bukaan dari permukaan, ukuran dan bentuk
panjang dan selama proses geologi seperti terowongan serta metode penggalian yang
aktivitas magmatisme dan proses sedimentasi dipakai. Sedangkan untuk menentukan
sangat berpengaruh terhadap sifat fisik batuan kestabilan lubang bukaan dapat ditentukan
tersebut sedangkan pengaruh struktur geologi melalui stand up time dari nilai RMR
akan berpengaruh terhadap sifat mekanis dari menggunakan grafik span terhadap stand up
batuan tersebut. time. Keakuratan dari stand up time ini
menjadi diragukan karena nilai stand up time
5. Kekuatan Batuan (Rock Strength) sangat dipengaruhi oleh metode penggalian,
Bieniawski (1984), kekuatan suatu ketahanan terhadap pelapukan (durability)
batuan secara utuh dapat diperoleh dari Point dan kondisi tegangan in situ yang merupakan
Load Strength Index atau Uniaxial parameter•parameter penting yang tidak
Compressive Strengh. Beliau menggunakan tercakup dalam metode klasifikasi RMR.
klasifikasi Uniaxial Compressive Strength Oleh karena itu, sebaiknya grafik ini
(UCS) yang telah diusulkan oleh Deere & digunakan hanya untuk tujuan perbandingan
Miller, 1968 (Bieniawski, 1984) dan juga UCS semata. Tingkat ketahanan suatu batuan dapat
yang telah ditentukan dengan menggunakan juga dipengaruhi oleh massa dari batuan itu
Hammer Test. Kekuatan batuan utuh adalah sendiri.
kekuatan suatu batuan untuk bertahan
menahan suatu gaya hingga pecah. Kekuatan 6. Sifat Fisik Batuan
batuan dapat dibentuk oleh suatu ikatan adhesi disebut porositas tipis (marginal
antarbutir mineral atau tingkat sementasi pada porosity) dan Adapun yang termasuk kedalam
batuan tersebut, serta kekerasan mineral yang sifat fisik batuan adalah sebagai berikut:
membentuknya. Hal ini akan sangat a. Bobot Isi Asli (γn), Merupakan
berhubungan dengan genesa, komposisi, perbandingan antara berat batuan asli
tekstur, dan struktur batuan. dengan volume total batuan.
Kondisi massa batuan dievaluasi untuk b. Bobot Isi Kering (γo), Merupakan
setiap setiap bidang diskontinu yang ada. perbandingan antara berat batuan kering
Dengan menjumlahkan semua rating dari lima dengan volume total batuan.
parameter akan diperoleh nilai RMR dasar c. Bobot Isi Jenuh (γw), Merupakan
yang belum memperhitungkan orientasi perbandingan antara berat batuan
bidang diskontinu. Adjusment terhadap jenuh dengan volume total batuan.
orientasi bidang diskontinu ini dipisahkan d. Apparent Specific Gravity (GSA),
dalam perhitungan nilai RMR karena pengaruh Merupakan perbandingan antara bobot
dari bidang diskontinu tersebut tergantung isi kering batuan dengan bobot isi air.
e. True Specific Gravity (GST), a. Di laboratorium, dengan porosimeter
Merupakan perbandingan antara bobot yang didasarkan pada hokum Boyle:
isi jenuh batuan dengan bobot isi air. gas digunakan sebagai pengganti cairan
f. Kadar Air Asli (ωn), Merupakan untuk menentukan volum pori tersebut.
perbandingan antara berat air dalam b. Dari log listrik, log sonic, dan log
batuan asli dengan berat butiran batuan radioaktif
dan dinyatakan dalam %. c. Dari log kecepatan pemboran
g. Kadar Air Jenuh (ωsat), Merupakan d. Dari pemeriksaan dan perkiraan secara
perbandingan antara berat air dalam mikroskopi
batuan jenuh dengan berat butiran e. Dari hilangnya inti pemboran
batuan dan dinyatakan dalam %. Pemeriksaan secara mikroskopi untuk
h. Derajat kejenuhan (S), Merupakan jenis porositas dapat pula dilakukan secara
perbandingan antara kadar air asli kualitatif. Antara lain ialah jenis:
dengan kadar air jenuh dan dinyatakan a. Antar butir (intergranuler), yang berarti
dalam %. bahwa pori– pori yang didapat di antara
i. Porositas dapat didefinisikan sebagai butir–butir.
perbandingan antara volume total pori- b. Antar Kristal (interkristalin), dimana
pori batuan dengan volume total pori–pori berada di atara kristal–kristal.
batuan per satuan volume tertentu, c. Celah dan rekah, yaitu rongga terdapat
besar kecilnya porositas dipengaruhi di antara celah– celah.
oleh beberapa faktor, yaitu ukuran d. Bintik–bintik jarum (point–point
butir, susunan butir, sudut kemiringan porosity), berarti bahwa pori–pori
dan komposisi mineral pembentuk merupakan bintik-bintik terpisah-pisah,
batuan. tanpa kelihatan bersambungan.
j. Angka pori (void ratio), Angka pori e. Ketat (thigt), yang berarti butir–butir
merupakan perbandingan antara berdekatan dan kompak sehingga pori–
volume pori dan volume butir [2] pori kecil sekali dan hamper tidak ada
porositas.
f. Padat (dense), berarti batuan sangat
7. Besaran Porositas
kecil sehingga hamper tidak ada
Porositas tertentu dapat berkisar dari
porositas.
nol sampai besar sekali, namun biasanya
g. Growing (vugular), yang berarti
berkisar antara 5 sampai 40 persen, dan dalam
rongga–rongga besar berdiameter
prakteknya berkisar hanya dari 10 sampai 20
beberapa mili dan kelihatan sekali
persen saja. Porositas 5 persen biasanya
bentuk– bentuknya tidak beraturan,
umumnya bersifat non komersiil, kecuali jika
sehingga porositas besar.
dikompensasikan oleh adanya beberapa faktor
h. Bergua–gua (cavernous), yang berarti
lain. Secara teoritis porositas tidak bisa lebih
rongga–rongga besar sekali malahan
besar dari 47,6 persen. Porositas maximum
berupa gua–gua, sehingga porositas
yang didapatkan adalah dalam susunan kubus
sangat besar.
dan secara teoritis nilai yang didapatkan
Berdasarkan asal usulnya porositas
adalah sebagai berikut. Jelaslah, bahwa dalam
dibagi menjadi 2, yaitu:
hal ini porositas tidak tergantung daripada
a. Original (Primary) Porosity, Porositas
besar butir. Jika kita subtitusikan r untuk
yang terbentuk ketika proses
angka berapa saja maka kita akan tetap
pengendapan batuan (deposisi) tanpa
mendapatkan angka 47,6 tersebut. Besarnya
ada faktor lain. Pada umumnya terjadi
porositas itu ditentukan dengan berbagai cara,
pada porositas antar butiran pada
yaitu;
batupasir, antar Kristal pada batukapur,
atau porositas oolitic pada batukapur. Misalnya saja batupasir dapat tersusun
b. Induced (Secondary) Porosity, dari butiran kuarsa, feldspar, limestone,
Porositas yang terbentuk ketika proses fossil, dan chert. Keberagaman
pengendapan batuan (deposisi) tanpa penyusun batuan ini sangat
ada faktor lain. Pada umumnya terjadi mempengaruhi besarnya porositas dari
pada porositas antar butiran pada suatu batuan karena bentuk dan ukuran
batupasir, antar kristal pada batukapur, dari masing-masing penyusun yang
atau porositas oolitic pada batukapur. berbeda. Jelas akan sangat berbeda
Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, perhitungannya dengan ukuran partikel
maka porositas dapat juga diklasifikasikan yang seragam. Semakin besar ukuran
menjadi dua, yaitu: butiran, semakin besar ruang kosong
a. Porositas primer, yaitu porositas yang yang akan diisi dengan batu lempung
terbentuk pada waktu yang bersamaan atau partikel-partikel lebih kecil dan
dengan proses pengendapan materi semen. Semakin banyak partikel
berlangsung. kecil yang masuk, mengurangi jumlah
b. Porositas sekunder, yaitu porositas pori-pori batuan. Seperti contoh hasil
batuan yang terbentuk setelah proses pengayakan antara batupasir (a) dengan
pengendapan. Besar kecilnya porositas batupasir serpihan (b). Distribusi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran batuan dapat dilihat dari
ukuran butir, susunan butir, sudut skewness (kecondongan). Eksperimen
kemiringan dan komposisi mineral yang dilakukan oleh Tickell di pasir
pembentuk batuan. Ottawa menunjukkan bahwa porositas
Faktor Yang Mempengaruhi Porositas: adalah fungsi dari skewness distribusi
a. Susunan Batuan, pemeriksaan porositas ukuran batuan. Secara umum, semakin
batuan salah satunya dengan melihat kecil butiran dan semakin besar
porositas gabungan batuan. Dalam angularity maka porositas semakin
memperkirakan nilai porositas, Slichter besar. Semakin besar ukuran butiran
dan kemudian Graton dan Fraser maka semakin kecil porositas. Material
menghitung porositas berbagai susunan semen juga perlu diperhatikan karena
batuan serupa. Porositas dengan semen akan menyegel batuan sehingga
susunan kubik atau biasa disebut cubic fluida tidak dapat mengalir.
packing (agak kompak) adalah 47.6 %, c. Sementasi, sementasi juga merupakan
sedangkan rombohedral (seperti belah salah satu factor yang sangat penting
ketupat, lebih kompak) adalah 25,96 %. yang dapat mempengaruhi porositas.
b. Distribusi Batuan, kita tahu bahwa di Material semen juga perlu diperhatikan
alam, batuan terdiri dari berbagai jenis karena semen akan menyegel batuan
dan ukuran yang tidak hanya sehingga fluida tidak dapat mengalir.
menyebabkan perbedaan susunannya Jika suatu batuan tersementasi dengan
saja tapi juga angularity dan distribusi baik, maka kemungkinan besar akan
dari berbagai ukuran partikel akan terdapat banyak pori yang tidak
mempengaruhi nilai porositas batuan. berhubungan. Hal ini dapat
Distribusi suatu batuan berhubungan menyebabkan porositas efektif dari
erat dengan komposisi butiran dari batuan itu menjadi kecil, sebaliknya
batuan tersebut. Batuan dengan satu jika suatu batuan tidak tersementasi
jenis unsur penyusun bisa memiliki dengan baik, kemungkinan besar
porositas yang lebih besar daripada semakin banyak pori yang
porositas batuan yang terdiri dari terhubungkan, sehingga harga porositas
berbagai macam unsur penyusun. efektif semakin besar.
d. Kompaksi, kompaksi dapat Definisi API untuk 1 Darcy: suatu
mempengaruhi harga dari porositas. medium berpori mempunyai kelulusan
Semakin dalam posisi batuan dari (permeabilitas) sebesar 1 Darcy, jika cairan
permukaan, beban yang diterima berfasa satu dengan kekentalan 1 sentipoise
semakin besar. Tekanan yang mengalir dengan kecepatan 1 cm/sekon
disebabkan oleh akumulasi beban melalui penampang seluas 1 cm2 pada
batuan yang berada di atasnya disebut gradient hidrolik satu atmosfer (76,0 mm Hg)
tekanan overburden. Jika suatu batuan per sentimeter dan jika cairan tersebut
terkompaksi dengan baik artinya seluruhnya mengisi medium tersebut. Dari
semakin dalam dari permukaan, pori- defenisi di atas tidak dijelaskan hubungan
pori dari batuan itu akan semakin kecil antara permeabilitas dan porositas. Memang
karena butiran penyusun semakin sebetulnya tidak ada hubungan antara
merapat, contohnya dapat pada permeabilitas dengan porositas. Batuan yang
rhombohedral packing. Begitu pula permeable selalu sarang (porous), tetapi
sebaliknya, jika kompaksi semakin sebaliknya, batuan yang sarang belum tentu
rendah maka presentasi pori akan permeable. Hal ini disebabkan karena batuan
semakin besar, contohnya saja pada yang berporositas lebih tinggi belum tentu
cubic packing. pori–porinya berhubungan satu dengan yang
e. Angularitas, Jika derajat angularitas lain. Juga sebaliknya dapat dilihat, bahwa
butiran penyusun batuan semakin besar porositas tidak tergantung dari besar butir,
(semakin jauh dari dan permeabilitas merupakan suatu fungsi
kebundaran/roundness), bentuk yang langsung terhadap besar butir.
butirannya akan semakin menyudut. Sebagaimana telah disebutkan di atas,
Hal ini akan menyebabkan daerah biasanya permeabilitas dinyatakan dalam
sentuh antar butiran yang satu dengan ‘darcy’, yaitu untuk menghormati DARCY
yang lainnya akan semakin besar jika yang memproklamasikan pertama kalinya
dibandingkan dengan bidang sentuh hokum aliran dalam medium yang berpori.
antar butiran yang roundness-nya tinggi Jadi suatu permeabilitas dengan k= 2 darcy
(daerah sentuhnya kecil). Sehingga, berarti suatu aliran sebesar 2 cc persekon
mengakibatkan ruang yang dapat yang di dapatkan melalui suatu penampang
ditempati fluida akan semakin seluas satu sentimeter persegi panjang 1
berkurang dan porositasnya menurun. sentimeter, di bawah suatu tekanan perbedaan
satu atmosfer untuk suatu cairan yang
8. Permeabilitas
mempunyai kekentalan (viskositas) 1
Kelulusan atau permeabilitas adalah
sentipoise. Pada hakekatnya permeabilitas
suatu sifat batuan reservoir untuk dapat
suatu batuan biasanya kurang dari satu darcy
meluluskan cairan melalui pori–pori yang
dan oleh karenanya dalam praktek
berhubungan, tanpa merusak partikel
permeabilitas dinyatakan dalam milidarcy (1
pembentuk atau kerangka batuan tersebut.
md = 0,001 darcy).
Defenisi permeabilitas dapat dinyatakan
Sebagai contoh untuk batuan yang
dalam rumus sebagai berikut; Dimana q
sarang tetapi tidak permeable, dapat
dinyatakan dalam sentimeter per sekon, k
ditunjukkan misalnya; suatu serpih
dalam darcy (permeabilitas), viskositas m
mempunyai permeabilitas yang sangt rendah,
dinyatakan dalam sentipoise, dan dp/dx
sedangkan porositasnya sama dengan
adalah gradient hidrolik yang dinyatakan
batupasir. McKelvey (1962) memberikan nilai
dalam atmosfer per sentimeter. Dengan
permeabilitas 9 X 10-6 md untuk serpih yang
demikian jelaslah bahwa permeabilitas adalah
telah kompak, tetapi porositasnya yaitu 24%.
k yang dinyatakan dalam Darcy.
Untuk batupasir dengan porositas sama,
misalnya 22,7 % (batupasir Bradford; dari diakibatkan oleh adanya: Stress
daerah Pennsylvania) ternyata mempunyai (tegangan) dan Strain (regangan).
permeabilitas 36,6 % md (Fettke, 1934). Tegangan dan regangan ini terjadi
Dalam prakteknya permeabilitas berkisar apabila ada suatu gaya yang dikenakan
antara 5 sampai 1000 milidarcy. pada batuan tersebut.

c. Drillabilitas, drillabilitas batuan (rock


Cara penentuan permeabilitas adalah: drillability) merupakan ukuran
a. Dengan parameter, suatu alat pengukur kemudahan batuan untuk dibor, yang
yang mempergunakan gas. dinyatakan dalam satuan besarnya
b. Dengan penaksiran kehilangan sirkulasi volume batuan yang bisa dibor pada
dalam pemboran. setiap unit energi yang
c. Dari kecepatan pemboran d. diberikan pada batuan tersebut.
d. Berdasarkan test produksi terhadap Drillabilitas batuan dapat ditentukan
penurunan melalui data pemboran (drilling record).
Tekanan dasar lubang (bottom-hole Selanjutnya dengan pengembangan
pressure decline). Berikut adalah sifat massa model pemboran, drillabilitas batuan
batuan dapat ditentukan dengan menggunakan
a. Massa batuan, massa jenis adalah roller cone bit.
pengukuran massa setiap satuan e. Hardness, hardness atau kekerasan dari
volume benda. Semakin tinggi massa batuan, merupakan ketahanan mineral
jenis suatu benda, maka semakin besar batuan terhadap goresan.
pula massa setiap volumenya. Massa f. Abrasivitas, merupakan sifat menggores
jenis rata-rata setiap benda merupakan dan mengikis dari batuan, sehingga
total massa dibagi dengan total sering menyebabkan keausan pada gigi
volumenya. Sebuah benda yang pahat dan diameter pahat. Setiap batuan
memiliki massa jenis lebih tinggi mempunyai sifat abrasivitas yang
(misalnya besi) akan memiliki volume berbeda-beda, pada umumnya batuan
yang lebih rendah daripada beku mempunyai tingkat abrasivitas
bendabermassa sama yang memiliki sedang sampai tinggi, batu pasir lebih
massa jenis lebih rendah (misalnya air). abrasif daripada shale, serta limestone
Satuan SI massa jenis adalah kilogram lebih abrasif dari batu pasir atau shale.
per meter kubik (kg·m-3). Massa jenis Ukuran dan bentuk dari partikel batuan
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap menyebabkan berbagai tipe keausan,
zat memiliki massajenis yang berbeda. seperti juga torsi dan daya tekan pada
Dan satu zat berapapun massanya pahat.
berapapun volumenya akanmemiliki g. Tekanan pada Batuan, merupakan
massa jenis yang sama. tekanan-tekanan yang bekerja pada
b. Strength Batuan, strength pada batuan batuan formasi. Tekanan - tekanan
adalah kemampuan batuan untuk tersebut harus diperhatikan dalam
mengikat komponen- komponennya kegiatan pemboran. Batuan jenis ini
bersama-sama. Jadi dengan kata lain dapat terbentuk secara mudah akibat
apabila suatu batuan diberikan tekanan berada dalam kedalaman tinggi,
yang lebih besar dari kekuatan batuan mengalami suhu tinggi dan tekanan
tersebut, maka komponen- besar dari lapisan batuan di atasnya.
komponennya akan terpisah-pisah atau
PROSEDUR PERCOBAAN
dapat dikatakan hancur. Lebih lanjut
lagi, kriteria kehancuran batuan
Pertama tama yang kami lakukan Setelah 15 menit, keluarkan sampel
yaitu menimbang sampel asli. kemudian timbang untuk menentukan
berat jenuhnya.

Gambar 1. Timbang berat asli sampel


Pada bibir desikator dan tepi Gambar 5. Timbang berat jenuh
tutupnya diolesi vaselin secara merata. Selanjujtnya timbang berat
tergantung sampel menggunakan neraca
analitik sampel diikat dan digantungkan
pada wadah yang terisi air.

Gambar 2. Olesi bibir desikator dengan


vasilen
Memasukkan sampel kedalam alat
Gambar 6. Timbang berat tergantung
desikator dengan hati-hati sampai sampel
Setelah itu sampel dikeringkan
tenggelam lalu tututp dengan rapat agar
kembali dengan cara memasukkan
udara luar tidak dapat masuk ketika
kedalam oven selama 15 menit samapai 24
dihisap pompa vacuum
jam pada temperature 105-1100C.

Gambar 3. Masukkan   sampel   kedalam


Gambar 7. Memasukkan sampele ke oven
desikator Setalah di oven kemudian timbang
Kemudian pompa vacuum selama sampel untuk menentukan berat
minimal 15 menit dan maksimal 24 jam keringngya.

Gambar 4. Pompa vacuum selama 15 Gambar 8. Timbang berat kering


menit
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Praktikum.
Kode Wn Ww Ws Wo
143
No γ app=
Sampel (gr) (gr) (gr) (gr) 144,9−60,6
1
1. Sampel 1 144,9 152,6 60,6 143
143
γ app= =1,696 gr
2. Sampel 2 153,6 160 70,7 150,9 84,3

3. Sampel 3 161,1 173,7 70,8 159,3


5. Berat jenis murni (true specific gravity)
4. Sampel 4 177,3 184,2 72,2 175 Wo
γ tr=
Wo−WS
5. Sampel 5 111,5 112,3 62,7 110,7 Bobot Isi Air

6. Sampel 6 107,2 107,6 54,2 106,7 143


γ tr=
143−60,6
7. Sampel 7 132,3 132,7 61,2 121,1 1
143
Hasil γ tr= =1,735 gr
A. Sampel 1 82,4
1. Bobot isi asli (Natural Density) 6. Kandungan air asli (Natural water
Wn
ρn= content)
Ww−Ws
Wn−Wo
144,9 ω nat= x 100 %
ρn= Wo
152,6−60,6
144,9−143
144,9 ω nat= 100 %
ρn= =1,575 gr 143
92
1,9
2. Bobot isi kering (Dry Density) ω nat= 100 %=0,013
143
Wo
ρd= 7. Kandungan air jenuh
Ww−Ws
Ww−Wo
143 ω Sat= x 100 %
ρd= Wo
152,6−60,6
152,6−143
143 ω Sat= 100 %
ρd= =1,554 gr 143
92
9,6
3. Bobot isi jenuh (saturated density) ω Sat= 100 %=0,067
143
Ww
ρs= 8. Derajat kejenuhan
Ww−Ws
Wn−Wo
152,6 S= x 100 %
ρs= Ww−Wo
152,6−60,6
144,9−143
152,6 S= x 100 %
ρs= =1,658 gr 152,6−143
92
1,9
4. Berat jenis semu (apparent specific S= x 100 %=0,197
9,6
gravity)
Ww−Wo
Wo 9. Porositas n= x 100 %
γ app= Ww−Ws
Wn−WS
Bobot Isi Air
152,6−143 5. Berat jenis murni (true specific gravity)
n= 100 %
152,6−60,6 Wo
γ tr=
9,6 Wo−WS
n= 100 %=0,104
92 Bobot Isi Air
n 150,9
10. Void ratio e= γ tr=
1−n 150,9−70,7
0,104 1
e= =0,116
1−0,104 150,9
γ tr= =1,881 gr
B. Sampel 2 80,2
1. Bobot isi asli (Natural Density) 6. Kandungan air asli (Natural water
Wn content)
ρn=
Ww−Ws
Wn−Wo
153,6 ω nat= x 100 %
ρn= Wo
160−70,7
153,6−150,9
153,6 ω nat= 100 %
ρn= =1,720 gr 153,9
89,3
2,7
2. Bobot isi kering (Dry Density) ωnat= 100 %=0,017
150,9
Wo
ρd=
Ww−Ws
7. Kandungan air jenuh
150,9 Ww−Wo
ρd= ω Sat= x 100 %
160−70,7 Wo
150,9
ρd= =1,689 gr 160−150,9
89,3 ω Sat= 100 %
150,9
3. Bobot isi jenuh (saturated density)
9,1
ωSat= 100 %=0,060
Ww 150,9
ρs=
Ww−Ws
8. Derajat kejenuhan
160
ρs= Wn−Wo
160−70,7 S= x 100 %
Ww−Wo
160
ρs= =1,791 gr 153,6−150,9
89,3 S= x 100 %
160−150,9
4. Berat jenis semu (apparent specific
2,7
gravity)
S= x 100 %=0,29 6
9,1
Wo Ww−Wo
γ app= 9. Porositas n= x 100 %
Wn−WS Ww−Ws
Bobot Isi Air
1 60−150,9
n= 100 %
150,9 160−70,7
γ app=
153,6−70,7
9,1
1 n= 100 %=0,101
89,3
150,9
γ app= =1,820 gr n
82,9 10. Void ratio e=
1−n
0,101 159,3
e= =0,112 γ tr= =1,8 gr
1−0,101 88,5
C. Sampel 3 6. Kandungan air asli (Natural water
1. Bobot isi asli (Natural Density) content)
Wn
ρn= Wn−Wo
Ww−Ws ω nat= x 100 %
Wo
161,1
ρn= 161,1−159,3
173,7−70,8 ω nat= 100 %
159,3
161,1
ρn= =1,565 gr 1,8
102,9 ωnat= 100 %=0,011
159,3
2. Bobot isi kering (Dry Density)
7. Kandungan air jenuh
Wo
ρd= Ww−Wo
Ww−Ws ω Sat= x 100 %
Wo
159,3
ρd= 173,7−159,3
173,7−70,8 ω Sat= 100 %
159,3
159,3
ρd= =1,548 gr 14,4
102,9 ωSat= 100 %=0,090
159,3
3. Bobot isi jenuh (saturated density)
8. Derajat kejenuhan
Ww
ρs= Wn−Wo
Ww−Ws S= x 100 %
Ww−Wo
173,7
ρs= 161,1−159,3
173,7−70,8 S= x 100 %
173,7−159,3
173,7
ρs= =1,688 gr 1,8
102,9 S= x 100 %=0,125
14,4
4. Berat jenis semu (apparent specific
Ww−Wo
gravity) 9. Porositas n= x 100 %
Ww−Ws
Wo 173,7−159,3
γ app= n= 100 %
Wn−WS 173,7−70,8
Bobot Isi Air
14,4
159,3 n= 100 %=0,139
γ app= 102,9
161,1−70,8
1 n
10. Void ratio e=
1−n
159,3
γ app= =1,764 gr 0,139
90,3 e= =0,161
1−0,139
5. Berat jenis murni (true specific gravity)
D. Sampel 4
Wo 1. Bobot isi asli (Natural Density)
γ tr=
Wo−WS Wn
Bobot Isi Air ρn=
Ww−Ws
159,3 177,3
γ tr= ρn=
159,3−70,8 184,2−724,2
1
177,3 17 7 , 3−175
ρn= =1,583 gr ω nat= 100 %
112 175
2. Bobot isi kering (Dry Density) 2,3
ωnat= 100 %=0,013
Wo 175
ρd=
Ww−Ws 7. Kandungan air jenuh
175 Ww−Wo
ρd= ω Sat= x 100 %
184,2−72,2 Wo
175 184,2−175
ρd= =1,562 gr ω Sat= 100 %
112 175
3. Bobot isi jenuh (saturated density) 9,2
ωSat= 100 %=0,052
Ww 175
ρs=
Ww−Ws 8. Derajat kejenuhan
184,2 Wn−Wo
ρs= S= x 100 %
184,2−72,2 Ww−Wo
184,2 177,3−175
ρs= =1,644 gr S= x 100 %
112 184,2−175
4. Berat jenis semu (apparent specific 2,3
S= x 100 %=0,025
gravity) 9,2
Wo Ww−Wo
γ app= 9. Porositas n= x 100 %
Wn−WS Ww−Ws
Bobot Isi Air 184,2−175
n= 100 %
175 184,2−72,2
γ app=
177,3−72,2 9,2
n= 100 %=0,082
1 112
175 n
γ app= =1,665 gr 10. Void ratio e=
105,1 1−n
5. Berat jenis murni (true specific gravity) 0,082
e= =0,089
Wo 1−0,082
γ tr=
Wo−WS E. Sampel 5
Bobot Isi Air 1. Bobot isi asli (Natural Density)
175 Wn
γ tr= ρn=
175−72,2 Ww−Ws
1 111,5
ρn=
1 12, 3−62,7
175
γ tr= =1,702 gr
102,8 111,5
ρn= =2,247 gr
4 9,6
6. Kandungan air asli (Natural water
2. Bobot isi kering (Dry Density)
content)
Wo
Wn−Wo ρd=
ω nat= x 100 % Ww−Ws
Wo
110,7 Ww−Wo
ρd= ω Sat= x 100 %
112,3−62,7 Wo
110,7 112,3−110,7
ρd= =2,231 gr ω Sat= 100 %
49,6 110,7
3. Bobot isi jenuh (saturated density) 1,6
ωSat= 100 %=0,014
Ww 110,7
ρs=
Ww−Ws 8. Derajat kejenuhan
112,3 Wn−Wo
ρs= S= x 100 %
112,3−62,7 Ww−Wo
112,3 111,5−110,7
ρs= =2,264 gr S= x 100 %
49,6 112,3−110,7
4. Berat jenis semu (apparent specific 0,8
S= x 100 %=0,5
gravity) 1,6
Wo Ww−Wo
γ app= 9. Porositas n= x 100 %
Wn−WS Ww−Ws
Bobot Isi Air 112,3−110,7
n= 100 %
110,7 112,3−62,7
γ app=
111,5−62,7 1,6
n= 100 %=0,03 2
1 49,6
1 10 ,7 n
γ app= =2,268 gr 10. Void ratio e=
48,8 1−n
5. Berat jenis murni (true specific gravity) 0,032
e= =0,033
Wo 1−0,032
γ tr=
Wo−WS F. Sampel 6
Bobot Isi Air 1. Bobot isi asli (Natural Density)
110,7 Wn
γ tr= ρn=
110,7−62,7 Ww−Ws
1 107 , 2
ρn=
110,7 107,6−54,2
γ tr= =2,306 gr
48 107,2
ρn= =2,007 gr
6. Kandungan air asli (Natural water
53,4
2. Bobot isi kering (Dry Density)
content)
Wn−Wo Wo
ω nat= x 100 % ρd=
Wo Ww−Ws

111,5−110,7 106,7
ω nat= 100 % ρd=
110,7 107,6−54,2

0,8 106,7
ωnat= 100 %=0,007 ρd= =1,998 gr
110,7 53,4
7. Kandungan air jenuh 3. Bobot isi jenuh (saturated density)
Ww 0,9
ρs= ωSat= 100 %=0,008
Ww−Ws 106,7
107,6 8. Derajat kejenuhan
ρs=
107,6−54,2 Wn−Wo
S= x 100 %
107,6 Ww−Wo
ρs= =2,014 gr
53,4 107,2−106,7
S= x 100 %
107,6−106,7
0,5
S= x 100 %=0,555
4. Berat jenis semu (apparent specific 0,9
gravity) Ww−Wo
9. Porositas n= x 100 %
Wo Ww−Ws
γ app=
Wn−WS 107,6−106,7
n= 100 %
Bobot Isi Air 107 ,6−54,2
106,7 0,9
γ app= n= 100 %=0,016
107,2−54,2 53,4
1 n
10. Void ratio e=
106,7 1−n
γ app= =2,013 gr
53 0,016
e= =0,016
5. Berat jenis murni (true specific gravity) 1−0,016
Wo G. Sampel 7
γ tr=
Wo−WS 1. Bobot isi asli (Natural Density)
Bobot Isi Air Wn
ρn=
106,7 Ww−Ws
γ tr=
106,7−54,2 132,3
ρn=
1 132,7−61,2
106,7 132,3
γ tr= =2,032 gr ρn= =1,850 gr
52,5 71,5
6. Kandungan air asli (Natural water 2. Bobot isi kering (Dry Density)
content) Wo
ρd=
Wn−Wo Ww−Ws
ω nat= x 100 %
Wo 121,1
ρd=
107,2−106,7 132,7−61,2
ω nat= 100 %
106,7 121,1
ρd= =1,693 gr
0,5 71,5
ωnat= 100 %=0,004
106,7 3. Bobot isi jenuh (saturated density)
7. Kandungan air jenuh Ww
ρs=
Ww−Wo Ww−Ws
ω Sat= x 100 %
Wo 132,7
ρs=
107,6−106,7 132,7−61,2
ω Sat= 100 %
106,7
132,7 132,3−121,1
ρs= =1,855 gr S= x 100 %
71,5 132,7−121,1
4. Berat jenis semu (apparent specific 11,1
S= x 100 %=0,965
gravity) 11,6
Wo Ww−Wo
γ app= 9. Porositas n= x 100 %
Wn−WS Ww−Ws
Bobot Isi Air 132,7−121,1
n= 100 %
121,1 132,7−132,2
γ app=
132,3−61,2 11,6
n= 100 %=29
1 0,4
121,1 n
γ app= =1,703 gr 10. Void ratio e=
71,1 1−n
5. Berat jenis murni (true specific gravity) 29
e= =1,035
Wo 1−29
γ tr=
Wo−WS Pembahasan
Bobot Isi Air A. Pada sampel 1 didapatkan bobot isi
121,1 asli (⍴n) 1,575 gr, bobot isi kering
γ tr= (⍴d) 1,554 gr, bobot isi jenuh (⍴s)
121,1−61,2
1,658gr, berat jenis semu (ϒapp)
1
1,696 gr, berat jenis murni (ϒtr) 1,735
121,1 gr, kandungan air asli (ωnat) 0,013 %,
γ tr= =2,021 gr
59,9 kandungan air jenuh (ωsat) 0,067 %,
derajat kejenuhan (S) 0,197 %,
6. Kandungan air asli (Natural water
porositas (ŋ) 0,104 %, void ratio (e)
content) 0,116.
Wn−Wo B. Pada sampel 2 didapatkan bobot isi
ω nat= x 100 % asli (⍴n) 1,720 gr, bobot isi kering
Wo
(⍴d) 1,689 gr, bobot isi jenuh (⍴s)
132,3−121,1 1,791 gr, berat jenis semu (ϒapp)
ω nat= 100 %
121,1 1,820 gr, berat jenis murni (ϒtr) 1,881
11,2 gr, kandungan air asli (ωnat) 0,017 %,
ωnat= 100 %=0,092 kandungan air jenuh (ωsat) 0,060%,
121,1
derajat kejenuhan (S) 0,296%,
7. Kandungan air jenuh
porositas (ŋ) 0,101 %, void ratio (e)
Ww−Wo 0,112.
ω Sat= x 100 %
Wo C. Pada sampel 3 didapatkan bobot isi
asli (⍴n) 1,565 gr, bobot isi kering
132,7−121,1
ω Sat= 100 % (⍴d) 1,548 gr, bobot isi jenuh (⍴s)
121,1
1,688 gr, berat jenis semu (ϒapp)
11,6 1,764 gr, berat jenis murni (ϒtr) 1,8
ωSat= 100 %=0,095
121,1 gr, kandungan air asli (ωnat) 0,011%,
8. Derajat kejenuhan
kandungan air jenuh (ωsat) 0,090%,
derajat kejenuhan (S) 0,125 %,
Wn−Wo porositas (ŋ) 0,139 %, void ratio (e)
S= x 100 %
Ww−Wo 0,161.
D. Pada sampel 4 didapatkan bobot isi merupakan ilmu teoretis dan ilmu terapan
asli (⍴n) 1,583 gr, bobot isi kering dari perilaku mekanik batuan dan massa
(⍴d) 1,562 gr, bobot isi jenuh (⍴s) batuan. Dalam geologi, mekanika batuan
1,644 gr, berat jenis semu (ϒapp) adalah cabang mekanika yang mengkaji
1,665 gr, berat jenis murni (ϒtr) 1,702 tentang respons batuan dan massa batuan
gr, kandungan air asli (ωnat) 0,013 %, terhadap medan gaya dari lingkungan
kandungan air jenuh (ωsat) 0,052%, mereka. Selain itu, Mekanika batuan juga
derajat kejenuhan (S) 0,025 %, dapat diartikan yaitu ilmu yang
porositas (ŋ) 0,082 %, void ratio (e) mempelajari sifat-sifat mekanik batuan
0,089. dan massa batuan.
E. Pada sampel 5 didapatkan bobot isi Pada kegiatan praktikum mata acara
asli (⍴n) 2,247 gr, bobot isi kering uji sifat fisik batuan ini, ada beberapa alat
(⍴d) 2,231 gr, bobot isi jenuh (⍴s) yang digunakan yaitu alat tulis – menulis
2,264 gr, berat jenis semu (ϒapp) dimana alat ini digunakan untuk mencatat
2,268 gr, berat jenis murni (ϒtr) 2,306 segala data yang telah didapatkan, cawan
gr, kandungan air asli (ωnat) 0,007 %, dimana alat ini digunakan sebgai wadah
kandungan air jenuh (ωsat) 0,014 %, atau tempat diletakkan sampel batuan saat
derajat kejenuhan (S) 0,5 %, porositas dilakukan penimbangan, desikator dan
(ŋ) 0,032 %, void ratio (e) 0,033. pompa vakum yang digunakan untuk
F. Pada sampel 6 didapatkan bobot isi menjenuhkan sampel batuan, oven
asli (⍴n) 2,007 gr, bobot isi kering digunakan utnuk pengeringan sampel
(⍴d) 1,998 gr, bobot isi jenuh (⍴s) batuan, neraca listrik digunakan untuk
2,014 gr, berat jenis semu (ϒapp) menimbang sampel batuan, wadah
2,013 gr, berat jenis murni (ϒtr) 2,032 penampungan air yang berfungsi untuk
gr, kandungan air asli (ωnat) 0,004%, menampung air pada saat menimbang
kandungan air jenuh (ωsat) 0,008%, sampel dalam keadaan tenggelam (untuk
derajat kejenuhan (S) 0,555%, mencari berat jenuh), jangka sorong yang
porositas (ŋ) 0,016%, void ratio (e) berfungsi untuk mengukur diameter dari
0,016. sampel batuan dan kalkulator untuk
G. Pada sampel 7 didapatkan bobot isi menghitung pada saat pengolahan data
asli (⍴n) 1,850 gr, bobot isi kering sampel batuan.
(⍴d) 1,693 gr, bobot isi jenuh (⍴s) Menentukan sifat fisik batuan ada 10
1,855 gr, berat jenis semu (ϒapp) parameter yang digunakan yaitu massa
1,703 gr, berat jenis murni (ϒtr) 2,021 jenis asli (natural density), massa jenis
gr, kandungan air asli (ωnat) 0,092%, kering (dry density), massa jenis jenuh
kandungan air jenuh (ωsat) 0,095 %, (saturated density), apparent spesicic
derajat kejenuhan (S) 0,965%, gravity, true spesicic gravity, kadar air asli
porositas (ŋ) 29 %, void ratio (e) (natural water content), kadar air jenuh
1,035. (absorption), derajat kejenuhan, porositas,
dan angka pori (void ratio, e).
PENUTUP Saran untuk laboratorium, agar
Setelah melakukan praktikum dibuatkan tempat untuk penyimpanan alat-
mekanika batuan dilaboratorium alat laboratorium yang masih belum
geomekanika dengan mata acara uji sifat tersusun rapi dan secepatnya memperbaiki
fisik batuan yang ditujukan yaitu untuk alat-alat laboratorium yang rusak. Saran
mengetahui parameter pengujian sifat fisik untuk asisten, tetap menjadi asisten yang
batuan, mengetahui penggunaaan alat-alat dalam membimbing praktikan serta yang
pada uji sifat fisik batuan serta mengetahui selalu ada pada saat praktikan mau
pengolahan data sifat fisik batuan, maka asistensi.
dapat simpulkan bahwa mekanika batuan
DAPTAR PUSTAKA
Arsyad M, 2017, Analisis sifat fisis dan
mekanik batuan karst Maros.
Universitas Negeri Makassar.
Makassar
Prihatmaji, Y. P., P, W. A., & Rahman, F.
(2013). Penyuluhan Dan Pemetaan
Lokasi Rumah. Inovasi Dan
Kewirausahaan, 2(1), 20–22.
http://geografi-bumi.blogspot.co.id/20
09/09/pengertian-
Rahman A, 2018, Uji laboratorium
mekanika batuan menggunakan
metode unconfined compressive
strength pada batuan inti (core)
batupasir. Akademi Minyak dan Gas
Balongan Indramayu. Bandung.
Tim asisten Mekanika Batuan 2022. “
Penuntun Praktikum Mekanika Batuan
“. Fakultas Teknologi Industri
Universitas Muslim Indonesia

Anda mungkin juga menyukai