Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PRAKTIKUM

UJI SIFAT FISIK

WIWID SAFITRI SAMSUL


09320200138
C4

LABORATORIUM GEOMEKANIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
Uji Sifat Fisik -1
JURNAL PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

UJI SIFAT FISIK

Wiwid Safitri Samsul, Risa Saswati2, Dian Dwi Apriliani Arsdin, S.T3

Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia
Makassar; Jl. Urip Sumoharjo KM 05, telp/fax (+62) 411 455666/(+62) 411455695.
Email: wiwidsafitrisamsul28@gmail.com

Abstrak

Mekanika batuan adalah salah satu cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan merupakan ilmu yang
mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan massa batuan. Maksud Praktikum ini bermaksud agar praktikan dapat
megetahui apa itu uji sifat fisik. Praktikum ini bertujuan mengetahui parameter penguji sifat fisik batuan, mengetahui
penggunaan alat-alat pada uji sifat fisik batuan, dan mengetahui pengolahan data sifat fisik batuan. Uji sifat fisik batuan
dapat dikatakan bahwa sifat fisik batuan yang ditentukan untuk kepentingan penelitian geoteknik antara lain bobot isi
asli (natural density), bobot isi kering (dry density), bobot isi jenuh (saturated density), berat jenis semu (apparent
specific gravity), berat jenis sejati (true specific), kadar air asli (natural water content), kadar air jenuh (absorption),
derajat kejenuhan, porositas (n) dan void ratio (e). Porositas merupakan perbandingan antara volume ruang yang
terdapat dalam batuan yang berupa pori-pori terhadap volume batuan secara keseluruhan. Permeabilitas didefinisikan
sebagai ukuran media berpori untuk meloloskan atau fluida. Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori
batuan yang terisi fluida formasi tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida. Densitas (massa
jenis) adalah properti fisik yang berubah secara signifikan. Apabila hasil dari uji sifat fisik batuan yang diuji
menunjukkan tidak seragam, hal ini menjadi indikasi tidak meratanya kekuatan batuan, atau dengan kata lain batuan
yang diuji sangat bervariasi.

Kata Kunci: Mekanika Batuan, Uji Sifat Fisik, Porositas, Permeabilitas, Saturasi,

PENDAHULUAN Maksud Praktikum ini bermaksud agar


praktikan dapat megetauhui apa itu uji sifat fisik.
Mekanika batuan adalah salah satu Praktikum ini bertujuan mengetahui
cabang disiplin ilmu geomekanika. Mekanika parameter penguji sifat fisik batuan, mengetahui
batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat- penggunaan alat-alat pada uji sifat fisik batuan,
sifat mekanik batuan dan massa batuan salah satu dan mengetahui pengolahan data sifat fisik
sifat mekanik batuan yang dianalisis dalam batuan.
penelitian ini yaitu kuat tekan batuan. Nilai kuat
tekan uniaksial dari percontoh batuan merupakan
TINJAUAAN PUSTAKA
tegangan yang terjadi pada contoh batuan saat
mengalami keruntuhan (failure) akibat A. Uji Sifat Fisik Batuan
pembebanan (Prasetya, 2013). Nilai kuat tekan
Uji Sifat Fisik Batuan menurut Arif (2012)
pada penelitian ini dianalisis. Sifat keteknikan
menyatakan bahwa sifat fisik batuan yang
yang diuji diantaranya adalah sifat fisik batuan
ditentukan untuk kepentingan penelitian
yang terdiri dari densitas dan serapan air batuan,
geoteknik antara lain bobot isi asli (natural
serta sifat mekanik yang terdiri dari ketahanan aus
density), bobot isi kering (dry density), bobot isi
dan kuat tekan batuan. Data tersebut menjadi
jenuh (saturated density), berat jenis semu
dasar dalam penentuan hubungan karakteristik
(apparent specific gravity), berat jenis sejati (true
petrologi dengan sifat keteknikan batuan,
specific), kadar air asli (natural water content),
pengamatan petrografi dapat menunjukkan tekstur
kadar air jenuh (absorption), derajat kejenuhan,
batuan yang meliputi ukuran dan bentuk butir,
porositas (n), dan void ratio (e). Uji sifat fisik
sortasi, kemas dan komposisi mineral penyusun
berguna sebagai data pendukung dari batuan yang
batuan (Dandy, 2015)
Uji Sifat Fisik -2
akan diuji. Apabila hasil dari uji sifat fisik batuan fisik batuan adalah pengujian pada batuan untuk
yang diuji menunjukkan tidak seragam, hal ini diketahui sifat fisik (bobot isi, berat jenis, kadar
menjadi indikasi tidak meratanya kekuatan air, derajat kejenuhan, porositas dan angka pori)
batuan, atau dengan kata lain batuan yang diuji dari batuan tersebut. Uji kuat tekan uniaksial ialah
sangat bervariasi. bagaimana batuan tersebut bisa bertahan
Pembentukan berbagai macam mineral di dalam sifat elastisitasnya sebelum runtuh.
alam akan menghasilkan berbagai jenis Pengujian sifat fisik mengacu pada
batuantertentu. Proses alamiah tersebut bisa International Soecity for Rock Mechanics and
berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang Rock Engineering (ISRM) Suggested Methods for
berbedatertentu. Proses alamiah tersebut bisa Determining Water Content, Porosity, Density,
berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang Absorption, and Related Properties and Swelling
berbeda pula.  pula. Pembekuan Pembekuan and Slake-Durability Index Properties – 1977.
magma magma akan akan membentuk Conto untuk uji sifat fisik berbentuk tidak teratur
membentuk berbagai berbagai jenis jenis batuan karena volume diprediksi menggunakan prinsip
hukum Archimedes tentang gaya apung oleh air,
batuan beku. beku. Batuan Batuan sedimen
yang penting conto muat di cawan yang
sedimen bisabisaterbentuk karena berbagai proses
berdiameter 5 cm. Prosedur yang dilakukan untuk
alamiah, seperti proses penghancuran atau
memperoleh data sifat fisik batuan adalah sebagai
disintegrasi batuan,terbentuk karena berbagai
berikut. Pertama, contoh ditimbang dengan neraca
proses alamiah, seperti proses penghancuran atau
untuk mendapatkan berat asli (Wn). Selanjutnya,
disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses
contoh dijenuhkan menggunakan desikator selama
kimiawi dan organis serta proses penguapan/ 24 jam, kemudian ditimbang tergantung dalam air
evaporasi. Letusan gunung pelapukan kimia, dan ditimbang dengan neraca untuk mendapatkan
proses kimiawi dan organis serta proses bobot berat tergantung (Ws) dan berat jenuh
penguapan/ evaporasi. Letusan gunungapi sendiri (Ww). Terakhir, contoh dikeringkan dalam oven
dapat menghasilkan batuan papi sendiri dapat selama 24 jam pada suhu 90C, kemudian
menghasilkan batuan piroklastiiroklastik. Batuan ditimbang untuk mendapatkan berat kering (Wo).
k. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai Berat contoh pada tiga kondisi dalam satuan
jenismetamorf terbentuk dari berbagai gram. Peralatan yang digunakan yaitu : cawan,
jenis batuan  batuan yang yang telah telah untuk wadah contoh; desikator dengan pompa,
terbentuk terbentuk lebih lebih dahulu dahulu untuk mengeluarkan udara dari pori-pori dan
kemudian kemudian mengalami mengalami menjenuhkan contoh; oven, untuk mengeringkan
peningkatan peningkatan temperature temperature kandungan air dalam contoh; neraca, untuk
atauatautekanan yang cukup tinggi, namun menimbang contoh; dan ember berisi air, untuk
peningkatan temperature itu sendiri maksimal menimbang contoh dalam air. Parameter sifat fisik
di bawahtekanan yang cukup tinggi, namun yang diperoleh melalui penelitian ini adalah bobot
peningkatan temperature itu sendiri maksimal isi asli (natural density) n, bobot isi kering (dry
di bawahtemperature magma.temperature density) d, bobot isi jenuh (saturated density) s,
magma. ketiganya dalam satuan g/cm3 ; kadar air asli
Uji kuat tekan uniaksial ialah bagaimana (natural water content) w, derajat kejenuhan
batuan tersebut bisa bertahan dalam sifat (degree of saturation) S, dan porositas (porosity)
elastisitasnya sebelum runtuh. Uji UCS dilakukan dalam satuan %; serta angka pori (void ratio) e
menggunakan alat uji tekan contoh batuan dari tanpa satuan, yang dihitung menggunakan
satu arah (uniaxial). Kuat Tekan Uniaksial dan persamaan
sifat fisik merupakan parameter yang menentukan
dalam hal rekayasa mekanika batuan salah
satunya dalam proyek pertambangan. Kuat tekan
uniaksial pada batuan berpengaruh terhadap nilai
porositas dan densitas suatu batuan. Uji sifat
Uji Sifat Fisik -3
c. Dari log kecepatan pemboran.
d. Dari pemeriksaan dan perkiraan secara
mikroskopi.
e. Dari hilangnya inti pemboran
Pemeriksaan secara mikroskopi untuk jenis
porositas dapat pula dilakukan secara kualitatif
Antara lain ialah jenis:
1. Antar butir yang berarti bahwa pori-pori yang
didapat di antara butir-butir.
2. Antar kristal, dimana pori-pori berada di atara
kristal-kristal.
3. Celah dan rekah, yaitu rongga terdapat di
antara celah-celah.
4. Bintik-bintik jarum, berarti bahwa pori-pori
Keterangan merupakan bintik-bintik terpisah-pisah, tanpa
Wn = Berat Natural (gr) kelihatan bersarnbungan.
Ww = Berat Jenuh (gr) 5. Keta, yang berarti butir-butir berdekatan dan
Ws = Berat Tergantung (gr) kompak sehingga pori-pori kecil sekali dan
Wo = Berat Kering (gr) hampir tidak ada porositas.
Wo – Ws = Volume percontoh tanpa pori-pori 6. Padat, berarti batuan sangat kecil sehingga
(cm3) hamper tidak ada porositas.
Ww – Ws = Volume percontoh total (cm3) 7. Growing, yang berarti rongga-rongga besar
⍴ = Massa Jenis (gr/cm3) berdiameter beberapa mili dan kelihatan sekali
γ = Berat Jenis bentuk-bentuknya tidak beraturan, sehingga
ω = Kandungan Air (%) porositas besar.
S = Derajat Kejenuhan (%) 8. Bergua-gua (cavernous), yang berarti rongga-
n = Porositas (%) rongga besar sekali malahan berupa gua-gua
B. Porositas sehingga porositas sangat besar.
Porositas tertentu dapat berkisar dari nol Berdasarkan asal usulnya porositas dibagi
sampai besar sekali, namun biasanya berkisar menjadi 2, yaitu:
antara 5 sampai 40 persen, dan dalam prakteknya a) Original (Primary) Porosity, yang terbentuk
berkisar hanya dan 10 sampai 20 persen saja. ketika proses pengendapan batuan (deposisi)
Porositas 5 persen biasanya disebut porositas tipis tanpa ada faktor lain. Pada umumnya
dan non komersiil kecuali jika dikompensisikan terjadi pada porositas antar butiran pada
oleh adanya beberapa faktor lain. Secara teoritis batupasir, antar kristal pada batukapur, atau
porositas tidal bias besar dari 47,6 persen. porositas pada batu kapur.
Porositas maksimum yang didapatkan adalah b) Induced (Secondary) Porosity, yang terberauk
dalam susunan kubus dan secara teoritis ketika proses pengendapan batuan tanpa
nilai yang didapatkan adalah sebagai berikut. tanpa ada faktor lain. Pada umumnya
bahwa dalam hal ini porositas tidak tergantung terjadi pada porositas antar butiran pada
dari pada besar butir. Jika kita subtitusikan untuk batupasir, antar Knstal pada batukapur. atau
angka berapa saja maka kita akan tetap porositas pada batukapur.
mendapatkan angka 4.7.6 tersebut. Besarnya Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka
porositas itu ditentukan dengan berbagai cara, porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu: yaitu:
a. Di taboratorium, dengan perosimeter yang 1. Porositas primer, yaitu perositas yang
didasarkan pada hokum boyle: gas digunakan terbentuk pada waktu yang bersamaan
sebagai pengganti cairan untuk menentukan dengan proses pengendapan berlangsung.
volum pori tersebut.
b. Dari log listrik, log sonik, dan log radioaktif
Uji Sifat Fisik -4
2. Porositas sekunder, yaitu porositas batuan secara umum, sernakin kecil butiran dan
yang terbentuk setelah proses pengendapan. semakin besar angularity maka porositas
Besar kecilnya porositas dipengaruhi dari semakin besar. Semakin besar ukuran butiran
beberapa faktor, yaitu ukuran butir, susunan butir, maim semakin kecil porositas. Material semen
sudut kerniringan dan komposisi mineral juga perlu diperhatikan karena semen akan
pembentuk batuan. Faktor yang mempengaruhi menyangga batuan sehingga fluida tidak dapat
porositas: mengalir.
a. Susunan Batuan, pemeriksaan porositas batuan c. Sementasi, sementasi juga merupalcan salah
salah satunya dengan melihat porositas satu faktor panting yang dapat mempengatuhi
gabungan batuan. Dalmn memperkirakan nilai porositas. Material semen juga perlu
porositas, slichrer dan kemudian graton dan diperhatikan karena semen akan menyegel
Fraser menghitung porositas berbagai susunan batuan sehingga fluida tidak dapat mengalir.
batuan serupa. Porositas dengan susunan kubik Jika suatu batuan tersementasi dengan baik,
atau biasa disebut cubic packing (agak maka kemungkinan besar akan terdapat banyak
kompak ) adatah 47.6 %, sed an gkan pori yang tidak berhubungan. Hal ini dapat
rombohedral (seperti belah ketupat, lebih menyebabkan porositas efektif dari batuan
kompak) adalah 25,96%. itu menjadi kecil. sebaliknya jika suatu batuan
b. Distribusi batuan, kita tahu bahwa di alam, tidak tersementasi dengan balk,
batuan terdiri dari berbagai jenis dan ukuran kemungkinan besar semakin banyak pori
yang tidak hanya menyebabkan perbedaan yang terhubungkan, sehing porositas efektif
susunannya saja tapit juga angularity dan semakin besar.
distribusi dari berbagai ukuran partikel akan d. Kompaksi, kompaksi dapat rnempengaruhi
rnempengaruhi nilai suatu porositas batuan. harga porositas. Sernakin dalam posisi batuan
Distritusi suatu batuan berhubungan dengan permukaan. beban yang diterima semakin
komposisi butiran dari batuan tersebut. besar. Tekanan yang disebabkan oleh
Batuan dengan jenis unsur penyusun bisa akumulasi beban batuan yang berada di
memiliki porositas yang lebih besar dari pada atasnya disebut tekanan overburden. Jika
porositas batuan yang terdiri dari berbagai suatu batuan terkompaksi dengan baik artinya
macam unsur penyusun. Misalnya saja batu semakin dalam dari permukaan, pori-pori dari
pasir dapat tersusun dart butiran kuarsa, batuan itu akan semakin kecil karena
feldspar, limestone, fossil, dan chert. penyusun semakin merapat. Begitu pula
Keberagaman penyusun batuan ini sangat sebaliknya, jika kompaksi semakin rendah
mempengaruhi besarnya porositas dari suatu maka presentasi pori akan semakin besar.
batuan karena bentuk dan ukuran dari contohnya saja pada cubic packing.
masing-masing penyusun yang berbeda. Jelas e. Angularitas, jika derajat angularitas dari
akan sangat berbeda perhitungannya dengan penyusun batuan semakin besar (semakin jauh
ukuran partikel yang seragam. Semakin besar dari bentuk butirannya akan semakin
ukuran butiran, semakin besar ruang kosong menyudut. Hal ini akan menyebabkan daerah
yang akan di isi dengan batu lempung atau sentuh antar butiran yang satu dengan yang
partikel-partikel yang lebih kecil dan materi lainnya akan semakin besar jika kita akan
semen. Semakin banyak partikel kecil yang dibandingkan dengan sentuh antar butiran yang
masuk, mengurangi jumlah pori-pori batuan. tinggi dari pada sentuhnya kecil). Sehingga,
Seperti contoh hasil pengayakan antara mengakibatkan tuang yang dapat ditempati
batupasir dengan batupasir serpihan. fluida akan semakin berkurang porositasnya
Distribusi ukuran batuan dapat dilihat dari menurun.
skewness (kecondongan). Eksperimen yang Nilai porositas pada penelitian ini dianalisis
dilakukan oleh Tickell di pasir Ottawa dengan menggunakan persamaan:
menunjukkan bahwa porositas adalah fungsi
dart skewness distribusi ukuran batuan

Uji Sifat Fisik -5


C. Permeabilitas tersebut terdapat dua atau lebih fasa fluida yang
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran tidak bercampur dalam kondisi statis.
media berpori untuk meloloskan atau melewatkan
fluida. Apabila media berporinya tidak saling F. Densitas
berhubungan maka batuan tersebut tidak Densitas atau massa jenis atau kerapatan
mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada adalah pengukuran massa setiap satuan volume
hubungan antara permeabilitas batuan dengan benda. Massa jenis bergantung pada besar massa
porositas efektif. Sekitar tahun 1856, Henry Darcy dan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
seorang ahli hidrologi dari Prancis mempelajari suatu benda, maka semakin besar pula massa
aliran air yang melewati suatu lapisan batu pasir. setiap volumenya.
Hasil penemuannya diformulasikan kedalam Densitas (massa jenis) adalah properti fisik
hukum aliran fluida dan diberi nama Hukum yang berubah secara signifikan antara berbagai
Darcy. jenis batuan karena perbedaan mineralogi dan
Secara kuantitatif permeabilitas tanah/ porositas. Densitas (ρ) didefenisikan sebagai hasil
hantaran hidrolik adalah kecepatan bergeraknya bagi dari massa (m) dan volume (v) dari sebuah
suatu cairan pada media berpori, atau material bersangkutan yang dituliskan:
didefinisikan sebagai kecepatan air untuk
melewati tanah pada periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam sentimeter per jam (Baver,
1959; Foth, 1984). dengan ρ adalah massa jenis (gr/cm 3), m adalah
D. Saturasi massa (gram), v adalah volume (ml) (Olhoeft,
Saturasi adalah perbandingan antara volume 1989).
pori-pori batuan yang terisi fluida formasi tertentu
terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi PROSEDUR PRCOBAAN
fluida atau jumlah kejenuhan fluida dalam batuan
reservoir per satuan volume pori. 1. Pertama-tama kami menyiapkan alat dan bahan
E. Tekanan Kapiler yang di perlukan.
Tekanan kapiler ( Pc ) didefinisikan sebagai
perbedaan tekanan yang ada antara permukaan
dua fluida yang tidak bercampur ( cairan-cairan
atau gas-cairan ) sebagai akibat dari terjadinya
pertemuan permukaan yang memisahkan mereka
( Amyx, J. W. 1960 ).
Di dalam batuan reservoir, gas, minyak dan Gambar 1. Persiapan alat dan bahan
air biasanya terdapat bersama-sama dalam pori- 2. Kemudian kami menimbang sampel pada
pori batuan, yang masing-masing fluida tersebut neraca analitik (alat disentringkan terlebih
mempunyai tegangan permukaan yang berbeda- dahulu)
beda. Dalam sistem hidrokarbon di dalam
reservoir, terjadi beberapa tegangan permukaan
antara fluida, yaitu antara gas dan cairan, antara
dua fasa cairan yang tidak bercampur
( immicible ) dan juga antara cairan atau gas
dengan padatan. Kombinasi dari semua tegangan
permukaan yang aktif akan menentukan tekanan
kapiler dan kebasahan dari batuan porous. Gambar 2. Sampel ditimbang pada neraca
Tekanan kapiler pada batuan berpori didefinisikan analitik
sebagai perbedaan tekanan antara fluida yang 3. Selanjutnya memasukkan sampel ke dalam
membasahi batuan dengan fluida yang bersifat desikator selama 24 jam.
tidak membasahi batuan jika didalam batuan

Uji Sifat Fisik -6


Gambar 3. Memasukkan sampel kedalam Gambar 8. Menutup kembali oven
desikator 9. Penimbangan kembali untuk mendapatkan
4. Setelah itu sampel disimpan pada cawan berat kering

Gambar 4. Sampel disimpan pada cawan Gambar 9. Penimbangan untuk mendapatkan


5. Melakukan penimbangan sampel agar men- berat kering
dapatkan nilai berat jenuh
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 2. Data yang akan di olah
Kode Wn Ww Ws Wo
No. Litologi
Sampel (gr) (gr) (gr) (gr)
1. Batu 1 110,3 118,5 19,2 107,8
Pasir
Gambar 5. Penimbangan kembali agar men- 2. Batu 2 119 125,8 18,6 118,9
dapatkan nilai berat jenuh Pasir
6. Kemudian melakukan penimbangan kembali 3. Batu 3 142,9 149,9 26,4 140,3
Pasir
agar mendapatkan nilai berat gantung 4. Lanau 4 98 98,6 20,9 97,6
5. Batu 5 77 77,8 19,4 76,3
Pasir
6. Lanau 6 72,8 73,2 16 72,4
7. Batu 7 126,4 134,4 27,5 123,6
Pasir
8. Semen 8 61,7 85,5 2,5 58,7
Silika
1. Batu Pasir Kode 1
Gambar 6. Penimbangan kembali untuk
a) Bobot isi asli
mendapatkan nilai berat gantung
7. Melakukan pengeringan sampel di dalam oven Wn 148,3 3
ρn = = =1,493 gr/ cm
selama 24 jam Ww-Ws 156,5-57,2
b) Bobot isi kering
Wo 145,8
ρd= = =1,468 gr /cm3
Ww−Ws 156,5−57,2
c) Bobot isi jenuh
Ww 156,5 3
ρs= = =1,576 gr /cm
Gambar 7. Memasukan sampel kedalam oven Ww−Ws 156,5−57,2
8. Selanjutnya menutup kembali oven

Uji Sifat Fisik -7


d) Berat jenis semu e) Berat jenis murni
Wo 148,3 Wo 156,9
Wn−Ws 156,5−66,2 3 Wo−Ws 156,9−565,6 3
γapp= = =1,642 gr /cm γtr= = =1,569 gr /cm
bobot isi air 1 bobot isi air 1
e) Berat jenis murni f) Kandungan air asli
Wo 148,3 Wn−Wo 157−156,9
ωn at = × 100 %= × 100 %=0
Wo−Ws 145,8−66,2 3 Wo 156,9
γtr= = =1,831 gr /cm
bobot isi air 1 g) Kandungan air jenuh
f) Kandungan air asli Ww−Wo 163,8−156,9
ωsat = ×100 %= × 100 %=
Wn−Wo 148,3−145,8 Wo 156,9
ωnat= × 100 %= ×100 %=0,017 %
Wo 145,8 h) Derajat kejenuhan
g) Kandungan air jenuh Ww−Wo 157−156,9
S= × 100 %= × 100 %=1,4
Ww−Wo 156,5−145,8 Ww−Ws 163,8−156,9
ωsat = ×100 %= × 100 %=0,005 %
Wo 148,3 i) Porositas
h) Derajat kejenuhan
Ww−Wo 163,8−156,9
Ww−Wo 148,3−145,8 n= ×100 %= × 100 %
S= × 100 %= × 100 %=23,364 Ww−Ws 163,8−56,6
Ww−Ws 156,5−145,8
= 6,4 gr /cm3
i) Porositas
n 0,04
j) Void Ratio e= = =0,068
Ww−Wo 156,5−145,8 1−n 0,936
n= ×100 %= × 100 %
Ww−Ws 156,5−66,2
3. Batu pasir kode 3
= 11,849
a) Bobot isi asli
n 0,118
j) Void Ratio e= = =0,113 Wn 180,9 3
1−n 0,882 ρn= = =1,464 gr /cm
Ww−Ws 1187,9−64,4
2. Batu pasir kode 2 b) Bobot isi kering
a) Bobot isi asli Wo 178,3 3
ρd= = =1,443 gr / cm
Wn 157 3
Ww−Ws 187,9−64,4
ρn= = =1,464 gr /cm
Ww−Ws 163,8−56,6 c) Bobot isi jenuh
b) Bobot isi kering Ww 187,9 3
ρs= = =1,521 gr /cm
Wo 156,9 3
Ww−Ws 107,9−64,4
ρd= = =1,463 gr / cm
Ww−Ws 163,8−56,6 d) Berat jenis semu
c) Bobot isi jenuh Wo 178,3
Ww 163,8 Wn−Ws 180,9−64,4
ρs= = =1,527 gr /cm3 γapp= = =1,530 gr /cm3
Ww−Ws 163,8−56,6 bobot isi air 1
d) Berat jenis semu e) Berat jenis murni

Wo 156,9 Wo 178,3
Wn−Ws 157−56,6 Wo−Ws 178,3−64,4 3
γapp= = =1,562 gr / cm
3 γtr= = =1,565 gr / cm
bobot isi air 1 bobot isi air 1
f) Kandungan air asli
Wn−Wo 180,9−178,3
ωnat= × 100 %= ×100 %=
Wo 178,3
Uji Sifat Fisik -8
g) Kandungan air jenuh i) Porositas
Ww−Wo 187,9−178,3 3
ωsat = ×100 %= × 100 %=5,384 gr /cm
Ww−Wo 136,6−135,6
Wo 178,3 n= ×100 %= ×100 %
Ww−Ws 136,6−58,9
h) Derajat kejenuhan
= 1,2 gr /cm3
Wn−Wo 180,9−178,3
S= × 100 %= ×100 %=27,083 % n
Ww−Ws 187,9−178,3 j) Void Ratio e= =
1−n
i) Porositas
0,012 3
Ww−Wo 180,9−178,3 =0,1 gr /cm
n= ×100 %= 0,988
× 100 %=2,105 gr /cm
3
Ww−Ws 187,9−64,4
5. Batu pasir kode 5
n 0,021
j) Void Ratio e= = =0,0214 a) Bobot isi asli
1−n 0,979
Wn 115 3
4. Batu Lanau kode 4 ρn= = =1,969 gr /cm
Ww−Ws 115,8−57,4
a) Bobot isi asli
b) Bobot isi kering
Wn 136 3
ρn= = =1,750 gr /cm Wo 114,3
Ww−Ws 136,6−58,9 ρd= = =1,957 gr / cm3
Ww−Ws 115,8−57,4
b) Bobot isi kering
c) Bobot isi jenuh
Wo 135,6 3
ρd= = =1,745 gr / cm Ww 115,8
Ww−Ws 136,6−58,9 ρs= = =1,982 gr /cm3
Ww−Ws 115,8−57,4
c) Bobot isi jenuh
d) Berat jenis semu
Ww 136,6 3
ρs= = =1,758 gr /cm Wo 114,3
Ww−Ws 136,6−58,9
Wn−Ws 115−57,4 3
d) Berat jenis semu γapp= = =1,984 gr /cm
bobot isi air 1
Wo 135,6 e) Berat jenis murni
Wn−Ws 136−58,9 3
γapp= = =1,891 gr / cm Wo 114,3
bobot isi air 1
Wo−Ws 114,3−57,4
e) Berat jenis murni γtr= = =1,987 gr / cm3
bobot isi air 1
Wo 135,6 f) Kandungan air asli
Wo−Ws 135,6−58,9 3
γtr= = =1,770 gr / cm Wn−Wo 115−114,3
bobot isi air 1 ωnat= × 100 %= ×100 %=0,
Wo 114,3
f) Kandungan air asli
g) Kandungan air jenuh
Wn−Wo 136−135,6
ωnat= × 100 %= × 100 %=0,2 % Ww−Wo 115,8−114,3
Wo 135,6 ωsat = ×100 %= × 100 %=
Wo 114,3
g) Kandungan air jenuh
h) Derajat kejenuhan
Ww−Wo 136,6−135,6
ωsat = ×100 %= ×100 %=0,2 % Wn−Wo 115−114,3
Wo 135,6 S= × 100 %= ×100 %=46,
Ww−Ws 115,8−114,3
h) Derajat kejenuhan
i) Porositas
Wn−Wo 136−135,6
S= × 100 %= × 100 %=40 %
Ww−Ws 136,6−135,6 Ww−Wo 115,8−114,3
n= ×100 %= × 100 %
Ww−Ws 115,8−57,4
= 2,5 gr /cm 3

Uji Sifat Fisik -9


n 0,025 b) Bobot isi kering
j) Void Ratio e= = =0,0256
1−n 0,975 Wo 161,6 3
ρd= = =2,511 gr / cm
6. Batu lanau kode 6 Ww−Ws 172,4−65,5
a) Bobot isi asli c) Bobot isi jenuh
Wn 110,8 Ww 172,4
ρn= = =1,896 gr /cm3 ρs= = =1,633 gr / cm
3
Ww−Ws 111,2−54 Ww−Ws 172,4−65,5
b) Bobot isi kering d) Berat jenis semu
Wo 110,4 Wo 161,6
ρd= = =1,896 gr /cm 3
Ww−Ws 111,2−54 Wn−Ws 164,4−65,5
γapp= = =1,633 gr /cm3
c) Bobot isi jenuh bobot isi air 1
Ww 111,2 3
e) Berat jenis murni
ρs= = =1,907 gr /cm
Ww−Ws 111,2−54 Wo 161,6
d) Berat jenis semu Wo−Ws 161,6−65,4 3
γtr= = =1,681 gr / cm
bobot isi air 1
Wo 110,4
Wn−Ws 110,8−54 f) Kandungan air asli
γapp= = =1,943 gr /cm3
bobot isi air 1 Wn−Wo 164,4−161,6
ωnat= × 100 %= × 100 %=
e) Berat jenis murni Wo 161,6
Wo 110,4 g) Kandungan air jenuh
Wo−Ws 110,4−54 3 Ww−Wo 172,4−161,6
γtr= = =1,957 gr /cm ωsat = ×100 %= ×100 %=
bobot isi air 1 Wo 161,6
f) Kandungan air asli h) Derajat kejenuhan
Wn−Wo 110,8−110,4 Wn−Wo
3 164,4−161,6
ωnat= × 100 %= × 100 %=0,3S=
gr /cm × 100 %= × 100 %=2,6
Wo 110,4 Ww−Ws 172,4−65,5
g) Kandungan air jenuh i) Porositas
Ww−Wo 111,2−110,4 3
ωsat = ×100 %= × 100 %=0,7 gr /cm
Ww−Wo 172,4−161,6
Wo 110,4 n= ×100 %= ×100 %
Ww−Ws 172,4−65,5
h) Derajat kejenuhan
= 0,101 gr /cm 3
Wn−Wo 110,8−110,4 3
S= × 100 %= × 100 %=50 gr /cm n
Ww−Ws 111,2−110,4 j) Void Ratio e= =
1−n
i) Porositas
0,0101 3
=0,0102 gr /cm
Ww−Wo 111,2−110,4 0,9899
n= ×100 %= ×100 %
Ww−Ws 111,2−54
= 0,013 gr /cm 3 8. Semen silika kode 5
n 0,013 a) Bobot isi asli
j) Void Ratio e= = =0,0113
1−n 0,987 Wn 99,7 3
ρn= = =1,179 gr /cm
7. Batu pasir kode 5 Ww−Ws 125,5−40,5
a) Bobot isi asli b) Bobot isi kering
Wn 164,4 Wo 96,7
ρn= = =1,537 gr /cm3 ρd= = =1,144 gr / cm
3
Ww−Ws 172,4−65,5 Ww−Ws 125,5−40,5

Uji Sifat Fisik -10


c) Bobot isi jenuh bobot isi air (ww-wo) dan menghasilkan 1,642
Ww 125,5 gr/cm3, berat jenis murni ditentukan dengan cara
3
ρs= = =1,485 gr / cm hasil pembagian antara berat kering yang dibagi
Ww−Ws 125,5−40,5
dengan volume perconto tanpa pori-pori hasilnya
d) Berat jenis semu dibagi dengan bobot isi air menghasilkan 1,831
Wo 96,7 gr/cm3, kandungan air asli ditentukan dengan hasil
Wn−Ws 99,7−40,5 dari
3 pengurangan antara berat natural dikurang
γapp= = =1,633 gr /cm dengan berat kering kemudian dibagi dengan
bobot isi air 1
berat kering dan dikali dengan 100%
e) Berat jenis murni
menghasilkan 0,017%, kandungan air jenuh
Wo 96,7 ditentukan dengan hasil dari pengurangan antara
Wo−Ws 99,7−40,5 3berat jenuh dikurang dengan berat kering
γtr= = =1,720 gr /cm
bobot isi air 1 kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
f) Kandungan air asli dengan 100% menghasilkan 0,055%, derajat
kejenuhan ditentukan dengan cara berat asli
Wn−Wo 99,7−96,7 dikurang grdengan3
ωnat= × 100 %= ×100 %=0,102 /cm berat kering kemudian dibagi
Wo 96,7 dengan volume sampel total dikali 100%
g) Kandungan air jenuh menghasilkan 23,364 %, porositas ditentukan
dengan cara berat jenuh dikurang dengan berat
Ww−Wo 125,5−96,7 3
ωsat = ×100 %= ×100 %=0,297 gr /cm dibagi dengan volume sampel
kering kemudian
Wo 96,7
total dikali 100% menghasilkan 11,849% maka
h) Derajat kejenuhan nilai porositas yang digunakan untuk menentukan
Wn−Wo 99,7−96,7 void ratio yaitu
3 0,118, void ratio dapat ditentukan
S= × 100 %= × 100 %=0,104 gr /cm
dengan cara porositas dibagi dengan hasil
Ww−Ws 125,5−96,7
pengurangan antar 1 = volume berpori + volume
i) Porositas
tidak berpori, kemudian di kurang dengan
porositasnya sehingga menghasilkan nilai void
Ww−Wo 125,5−96,7
n= ×100 %= ×100 % ratio 0,133.
Ww−Ws 125,5−40,5
Pada sampel 2 untuk menentukan bobot isi
= 0,338 gr /cm3
asli dari sampel dengan cara berat asli dibagi
n 0,0338 dengan volume perconto total menghasilkan 1,464
j) Void Ratio e= = =0,515
1−n 0,662 gr/cm3, selanjutnya menentukan bobot isi kering
dengan cara berat kering dibagi dengan volume
Pembahasan perconto total sehingga menghasilkan 1,463
gr/cm3, bobot isi jenuh ditentukan dengan cara
Ada beberapa parameter yang harus
berat jenuh dibagi dengan volume sampel total
ditentukan dalam mengetahui uji sifat fisik
menghasilkan 1,527 gr/cm3, berat jenis semu
batuan, pada sampel 1 petama-tama menentukan
ditentukan dengan cara hasil pembagian dari berat
bobot isi asli dari sampel dengan cara berat asli
kering yang dibagi dengan berat asli yang
dibagi dengan volume perconto total
dikurang dengan berat tergantung hasilnya
menghasilkan 1,493 gr/cm ,
3
selanjutnya
kemudian dibagi dengan bobot isi air (ww-wo)
menentukan bobot isi kering dengan cara berat
dan menghasilkan 1,562 gr/cm3, berat jenis murni
kering dibagi dengan volume perconto total
ditentukan dengan cara hasil pembagian antara
sehingga menghasilkan 1,468 gr/cm 3, bobot isi
berat kering yang dibagi dengan volume perconto
jenuh ditentukan dengan cara berat jenuh dibagi
tanpa pori-pori hasilnya dibagi dengan bobot isi
dengan volume sampel total menghasilkan 1,576
air menghasilkan 1,569 gr/cm3, kandungan air asli
gr/cm3, berat jenis semu ditentukan dengan cara
ditentukan dengan hasil dari pengurangan antara
hasil pembagian dari berat kering yang dibagi
berat natural dikurang dengan berat kering
dengan berat asli yang dikurang dengan berat
kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
tergantung hasilnya kemudian dibagi dengan
Uji Sifat Fisik -11
dengan 100% menghasilkan 1,569 %, kandungan void ratio yaitu 0,021, void ratio dapat ditentukan
air jenuh ditentukan dengan hasil dari dengan cara porositas dibagi dengan hasil
pengurangan antara berat jenuh dikurang dengan pengurangan antar 1 = volume berpori + volume
tidak berpori, kemudian di kurang dengan
berat kering kemudian dibagi dengan berat kering
porositasnya sehingga menghasilkan nilai void
dan dikali dengan 100% menghasilkan 0,063%, ratio 0,0214.
derajat kejenuhan ditentukan dengan cara berat
asli dikurang dengan berat kering kemudian Pada sampel 4 untuk menentukan bobot isi
asli dari sampel dengan cara berat asli dibagi
dibagi dengan volume sampel total dikali 100%
dengan volume perconto total menghasilkan 1,750
menghasilkan 4,3 %, porositas ditentukan dengan gr/cm3, selanjutnya menentukan bobot isi kering
cara berat jenuh dikurang dengan berat kering dengan cara berat kering dibagi dengan volume
kemudian dibagi dengan volume sampel total perconto total sehingga menghasilkan 1,745
dikali 100% menghasilkan 1,4% maka nilai gr/cm3, bobot isi jenuh ditentukan dengan cara
porositas yang digunakan untuk menentukan void berat jenuh dibagi dengan volume sampel total
ratio yaitu 0,064, void ratio dapat ditentukan menghasilkan 1,758 gr/cm3, berat jenis semu
ditentukan dengan cara hasil pembagian dari berat
dengan cara porositas dibagi dengan hasil kering yang dibagi dengan berat asli yang
pengurangan antar 1 = volume berpori + volume dikurang dengan berat tergantung hasilnya
tidak berpori, kemudian di kurang dengan kemudian dibagi dengan bobot isi air (ww-wo)
porositasnya sehingga menghasilkan nilai void dan menghasilkan 1,891 gr/cm3, berat jenis murni
ratio 0,068. ditentukan dengan cara hasil pembagian antara
berat kering yang dibagi dengan volume perconto
Pada sampel 3 untuk menentukan bobot isi tanpa pori-pori hasilnya dibagi dengan bobot isi
asli dari sampel dengan cara berat asli dibagi air menghasilkan 1,770 gr/cm3, kandungan air asli
dengan volume perconto total menghasilkan 1,464 ditentukan dengan hasil dari pengurangan antara
gr/cm3, selanjutnya menentukan bobot isi kering berat natural dikurang dengan berat kering
dengan cara berat kering dibagi dengan volume kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
perconto total sehingga menghasilkan 1,443 dengan 100% menghasilkan 0,2%, kandungan air
gr/cm3, bobot isi jenuh ditentukan dengan cara jenuh ditentukan dengan hasil dari pengurangan
berat jenuh dibagi dengan volume sampel total antara berat jenuh dikurang dengan berat kering
menghasilkan 1,521 gr/cm3, berat jenis semu kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
ditentukan dengan cara hasil pembagian dari berat dengan 100% menghasilkan 0,2%, derajat
kering yang dibagi dengan berat asli yang kejenuhan ditentukan dengan cara berat asli
dikurang dengan berat tergantung hasilnya dikurang dengan berat kering kemudian dibagi
kemudian dibagi dengan bobot isi air (ww-wo) dengan volume sampel total dikali 100%
dan menghasilkan 1,530 gr/cm3, berat jenis murni menghasilkan 40%, porositas ditentukan dengan
ditentukan dengan cara hasil pembagian antara cara berat jenuh dikurang dengan berat kering
berat kering yang dibagi dengan volume perconto kemudian dibagi dengan volume sampel total
tanpa pori-pori hasilnya dibagi dengan bobot isi dikali 100% menghasilkan 1,2% maka nilai
air menghasilkan 1,565 gr/cm3, kandungan air asli porositas yang digunakan untuk menentukan void
ditentukan dengan hasil dari pengurangan antara ratio yaitu 0,012, void ratio dapat ditentukan
berat natural dikurang dengan berat kering dengan cara porositas dibagi dengan hasil
kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali pengurangan antar 1 = volume berpori + volume
dengan 100% menghasilkan 1,458%, kandungan tidak berpori, kemudian di kurang dengan
air jenuh ditentukan dengan hasil dari porositasnya sehingga menghasilkan nilai void
pengurangan antara berat jenuh dikurang dengan ratio 0,0121.
berat kering kemudian dibagi dengan berat kering
dan dikali dengan 100% menghasilkan 5,384%, Pada sampel 5 untuk menentukan bobot isi
derajat kejenuhan ditentukan dengan cara berat asli dari sampel dengan cara berat asli dibagi
asli dikurang dengan berat kering kemudian dengan volume perconto total menghasilkan 1,969
dibagi dengan volume sampel total dikali 100% gr/cm3, selanjutnya menentukan bobot isi kering
menghasilkan 27,083%, porositas ditentukan dengan cara berat kering dibagi dengan volume
dengan cara berat jenuh dikurang dengan berat perconto total sehingga menghasilkan 1,957
kering kemudian dibagi dengan volume sampel gr/cm3, bobot isi jenuh ditentukan dengan cara
total dikali 100% menghasilkan 2,105% maka berat jenuh dibagi dengan volume sampel total
nilai porositas yang digunakan untuk menentukan menghasilkan 1,982 gr/cm3, berat jenis semu
ditentukan dengan cara hasil pembagian dari berat
Uji Sifat Fisik -12
kering yang dibagi dengan berat asli yang kejenuhan ditentukan dengan cara berat asli
dikurang dengan berat tergantung hasilnya dikurang dengan berat kering kemudian dibagi
kemudian dibagi dengan bobot isi air (ww-wo) dengan volume sampel total dikali 100%
dan menghasilkan 1,984 gr/cm3, berat jenis murni menghasilkan 50%, porositas ditentukan dengan
ditentukan dengan cara hasil pembagian antara cara berat jenuh dikurang dengan berat kering
berat kering yang dibagi dengan volume perconto kemudian dibagi dengan volume sampel total
tanpa pori-pori hasilnya dibagi dengan bobot isi dikali 100% menghasilkan 0,013% maka nilai
air menghasilkan 1,984 gr/cm3, kandungan air asli porositas yang digunakan untuk menentukan void
ditentukan dengan hasil dari pengurangan antara ratio yaitu 0,013, void ratio dapat ditentukan
berat natural dikurang dengan berat kering dengan cara porositas dibagi dengan hasil
kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali pengurangan antar 1 = volume berpori + volume
dengan 100% menghasilkan 0,6%, kandungan air tidak berpori, kemudian di kurang dengan
jenuh ditentukan dengan hasil dari pengurangan porositasnya sehingga menghasilkan nilai void
antara berat jenuh dikurang dengan berat kering ratio 0,013.
kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
Pada sampel 7 untuk menentukan bobot isi
dengan 100% menghasilkan 1,3%, derajat
asli dari sampel dengan cara berat asli dibagi
kejenuhan ditentukan dengan cara berat asli
dengan volume perconto total menghasilkan 1,537
dikurang dengan berat kering kemudian dibagi
gr/cm3, selanjutnya menentukan bobot isi kering
dengan volume sampel total dikali 100%
dengan cara berat kering dibagi dengan volume
menghasilkan 46,6%, porositas ditentukan dengan
perconto total sehingga menghasilkan 1,511
cara berat jenuh dikurang dengan berat kering
gr/cm3, bobot isi jenuh ditentukan dengan cara
kemudian dibagi dengan volume sampel total
berat jenuh dibagi dengan volume sampel total
dikali 100% menghasilkan 2,5% maka nilai
menghasilkan 1,612 gr/cm3, berat jenis semu
porositas yang digunakan untuk menentukan void
ditentukan dengan cara hasil pembagian dari berat
ratio yaitu 0,025, void ratio dapat ditentukan
kering yang dibagi dengan berat asli yang
dengan cara porositas dibagi dengan hasil
dikurang dengan berat tergantung hasilnya
pengurangan antar 1 = volume berpori + volume
kemudian dibagi dengan bobot isi air (ww-wo)
tidak berpori, kemudian di kurang dengan
dan menghasilkan 1,633 gr/cm3, berat jenis murni
porositasnya sehingga menghasilkan nilai void
ditentukan dengan cara hasil pembagian antara
ratio 0,0256.
berat kering yang dibagi dengan volume perconto
Pada sampel 6 untuk menentukan bobot isi tanpa pori-pori hasilnya dibagi dengan bobot isi
asli dari sampel dengan cara berat asli dibagi air menghasilkan 1,681 gr/cm3, kandungan air asli
dengan volume perconto total menghasilkan 1,903 ditentukan dengan hasil dari pengurangan antara
gr/cm3, selanjutnya menentukan bobot isi kering berat natural dikurang dengan berat kering
dengan cara berat kering dibagi dengan volume kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
perconto total sehingga menghasilkan 1,896 dengan 100% menghasilkan 1,7%, kandungan air
gr/cm3, bobot isi jenuh ditentukan dengan cara jenuh ditentukan dengan hasil dari pengurangan
berat jenuh dibagi dengan volume sampel total antara berat jenuh dikurang dengan berat kering
menghasilkan 1,907 gr/cm3, berat jenis semu kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
ditentukan dengan cara hasil pembagian dari berat dengan 100% menghasilkan 6,6%, derajat
kering yang dibagi dengan berat asli yang kejenuhan ditentukan dengan cara berat asli
dikurang dengan berat tergantung hasilnya dikurang dengan berat kering kemudian dibagi
kemudian dibagi dengan bobot isi air (ww-wo) dengan volume sampel total dikali 100%
dan menghasilkan 1,43 gr/cm3, berat jenis murni menghasilkan 2,6%, porositas ditentukan dengan
ditentukan dengan cara hasil pembagian antara cara berat jenuh dikurang dengan berat kering
berat kering yang dibagi dengan volume perconto kemudian dibagi dengan volume sampel total
tanpa pori-pori hasilnya dibagi dengan bobot isi dikali 100% menghasilkan 0,101% maka nilai
air menghasilkan `1,957 gr/cm3, kandungan air porositas yang digunakan untuk menentukan void
asli ditentukan dengan hasil dari pengurangan ratio yaitu 0,0101, void ratio dapat ditentukan
antara berat natural dikurang dengan berat kering dengan cara porositas dibagi dengan hasil
kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali pengurangan antar 1 = volume berpori + volume
dengan 100% menghasilkan 0,3%, kandungan air tidak berpori, kemudian di kurang dengan
jenuh ditentukan dengan hasil dari pengurangan porositasnya sehingga menghasilkan nilai void
antara berat jenuh dikurang dengan berat kering ratio 0,0102.
kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali
Pada sampel 8 untuk menentukan bobot isi
dengan 100% menghasilkan 0,7%, derajat
asli dari sampel dengan cara berat asli dibagi
Uji Sifat Fisik -13
dengan volume perconto total menghasilkan 1,179 isi asli (natural density), bobot isi kering (dry
gr/cm3, selanjutnya menentukan bobot isi kering density), bobot isi jenuh (saturated density), berat
dengan cara berat kering dibagi dengan volume jenis semu (apparent specific gravity), berat jenis
perconto total sehingga menghasilkan 1,144
sejati (true specific), kadar air asli (natural water
gr/cm3, bobot isi jenuh ditentukan dengan cara
berat jenuh dibagi dengan volume sampel total content), kadar air jenuh (absorption), derajat
menghasilkan 1,485 gr/cm3, berat jenis semu kejenuhan, porositas (n), dan void ratio (e).
ditentukan dengan cara hasil pembagian dari berat Saran saya untuk asisten yaitu menurut saya
kering yang dibagi dengan berat asli yang untuk yaitu tetap mempertahankan keramahannya
dikurang dengan berat tergantung hasilnya kepada praktikan saat melakukan aistensi.
kemudian dibagi dengan bobot isi air (ww-wo) Saran saya untuk laboratorium yaitu agar
dan menghasilkan 1,633 gr/cm3, berat jenis murni lebih menjaga kebersihan di dalam laboratorium.
ditentukan dengan cara hasil pembagian antara Saran saya untuk praktikum selanjutnya yaitu
berat kering yang dibagi dengan volume perconto semoga laboratorium lebih maksimal dari
tanpa pori-pori hasilnya dibagi dengan bobot isi praktikum sebelumnya.
air menghasilkan 1,720 gr/cm3, kandungan air asli
ditentukan dengan hasil dari pengurangan antara DAFTAR PUSTAKA
berat natural dikurang dengan berat kering
kemudian dibagi dengan berat kering dan dikali Asisten Laboratorium Geomekanika, 2022.
dengan 100% menghasilkan 3,102%, kandungan “Modul Laboratorium Geomekanika
air jenuh ditentukan dengan hasil dari Praktikum Mekanika Batuan”, Laboratorium
pengurangan antara berat jenuh dikurang dengan Geomekanika FTI UMI, Makassar.
berat kering kemudian dibagi dengan berat kering
dan dikali dengan 100% menghasilkan 0,297%, Batulempung, P. C., & Beton, D. A. N. (N.D.).
derajat kejenuhan ditentukan dengan cara berat Studi Karakteristik Relasi Parameter Sifat
asli dikurang dengan berat kering kemudian Fisik Dan Kuat Tekan Uniaksial. 133–139.
dibagi dengan volume sampel total dikali 100%
menghasilkan 0,104%, porositas ditentukan Kelurahan, D. I., Dalam, R., Loa, K., Putra, D. R.,
dengan cara berat jenuh dikurang dengan berat Trides, T., & Devy, S. D. (2020). Metode
kering kemudian dibagi dengan volume sampel Kinematika Pada Tambang Batu Pasir Janan
total dikali 100% menghasilkan 0,338% maka Ilir , Kota Samarinda , Kalimantan Timur
nilai porositas yang digunakan untuk menentukan ( The Study Of Slope Stabilty Using
void ratio yaitu 0,338, void ratio dapat ditentukan Kinematic Method On Sand Stone Mining
dengan cara porositas dibagi dengan hasil At Rapak Dalam Sub District , Loa Janan
pengurangan antar 1 = volume berpori + volume District , Samarinda City , Kalimantan
tidak berpori, kemudian di kurang dengan Timur ). 8(1), 22–27.
porositasnya sehingga menghasilkan nilai void
Rock, K., A, A. A. R., & Arsyad, M. (2017).
ratio 0,338.
Analisis Sifat Fisis Dan Sifat Mekanik
Batuan Karst Maros Analysis Of Physical
PENUTUP And Mechanical Properties Maros.
Mekanika batuan adalah salah satu cabang
disiplin ilmu geomekanika. Mekanika batuan
merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat
mekanik batuan dan massa batuan salah satu sifat
mekanik batuan yang dianalisis dalam penelitian
ini yaitu kuat tekan batuan. Nilai kuat tekan
uniaksial dari percontoh batuan merupakan
tegangan yang terjadi pada contoh batuan saat
mengalami keruntuhan (failure) akibat
pembebanan. Nilai kuat tekan pada penelitian ini
dianalisis.
Uji Sifat Fisik Batuan dapat dikatakan bahwa
sifat fisik batuan yang ditentukan untuk
kepentingan penelitian geoteknik antara lain bobot
Uji Sifat Fisik -14

Anda mungkin juga menyukai