Anda di halaman 1dari 27

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK


ACARA II : MEKANIKA BATUAN

LAPORAN

OLEH :
AULIA IHWANA BURHAN
D061191016

GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi Teknik adalah ilmu yang mempelajari atau mengkaji gejala

geologi dari aspek kekuatan dan/atau kelemahan geologi untuk keperluan

pembangunan infrastruktur atau diterapkan pada tahap desain (tahap pra-

konstruksi) dan tahap konstruksi bangunan - bangunan. Ruang lingkup kajian

geologi teknik antara lain meliputi kajian terhadap aspek-aspek keteknikan dari

manfaat dan masalah beberapa factor seperti: batuan/tanah, struktur

geologi/tektonik maupun geomorfologi.

Pada praktikum kali ini mempelajari salah satu aspek peting dalam geologi

teknik yaitu batuan. Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alami dan

terdiri atas mineral-mineral tertentu yang tersusun membentuk kulit bumi. Batuan

mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam kepentingan rekayasa

batuan. Penentuan sifat fisik dan mekanika batuan di laboratorium pada umumnya

dilakukan terhadap percontoh (sampel) yang diambil di lapangan. Satu percontoh

dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan tersebut. Pertama-tama

adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan pengujian tak merusak (non

destructive test), kemudian dilanjutkan dengan pengujian sifat mekanika batuan

yang merupakan pengujian merusak (destructive test) sehingga percontoh batu

hancur. Kekuatan batuan merupakan hal yang penting dalam pengoptimalan

konstruksi dan desain struktur permukaan maupun bawah permukaan. Oleh karena
itu dilakukan praktikum Mekanika Batuan untuk mengetahui sifat batuan serta

untuk mengetahui kelayakan batuan tersebut dalam rekayasa bangunan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud praktikum ini agar praktikan mampu mengetahui sifat fisik

batuan yang diberikan dan untuk tujuan praktikum ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengelolahan data yang digunakan dari sifat fisik batuan

2. Untuk mengetahui pengelolahan data yang digunakan dari sifat mekanik

batuan

1.3 Manfaat

Manfaat diadakan praktikum sifat fisik batuan yaitu memeberikan

pemahaman mengenai karakteristik yang tepat pada batuan yang dapat digunakan

dalam konstruksi bangunan Teknik dan pekerjaan rekayasa

1.4 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

1. Sampel batuan

Pada praktikum ini digunakan sampel breksi vulkanik yang diambil di daerah

Karingo, Kabupaten Gowa.


Gambar 1.1 Sampel batuan

2. Neraca digital

Digunakan untuk menimbang massa sampel batuan

Gambar 1.2 Neraca digital

3. Alat coring

Digunakan untuk membuat sampel core batuan breksi vulkanik

Gambar 1.3 Alat coring


4. Alat potong

Gambar 1.4 Alat potong

Digunakan untuk memotong sampel sesuai panjang yang diinginkan

5. Oven

Digunakan untuk mengeringkan sampel

Gambar 1.5 Oven

6. Alat penyangga

Digunakan untuk menggantung beban sampel core saat dimasukkan kedalam

air.

Gambar 1.6 Alat penyangga


7. Wadah

Digunakan untuk wadah perendaman sampel

Gambar 1.7 Wadah

8. Alat uji kekerasan

Digunakan untuk menguji kekerasan sampel

Gambar 1.8 Alat uji kekerasan

9. Loyang

Digunakan untuk menaruh sampel

Gambar 1.9 Loyang


10. Sarung tangan

Digunakan sebagai alat pelindung tangan

Gambar 1.10 Sarung tangan

11. Jas lab

Digunakan sebagai alat pelindung diri

Gambar 1.11 Jas lab


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Batuan

Menurut para Geologiwan Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis

yang bersatu membentuk kulit bumi, dan batuan adalah semua material yang

membentuk kulit bumi yang dibagi atas: Batuan yang terkonsolidasi (consolidated

rock). Batuan yang tidak terkonsolidasi (unconsolidated rock). Definisi secara

umum Batuan adalah campuran dari satu atau lebih mineral yang berbeda, tidak

mempunyai komposisi kimia tetap. Tetapi, batuan tidak sama dengan tanah. Tanah

dikenal sebagai material yang “mobile” , rapuh dan letaknya dekat dengan

permukaan bumi. (Astawa, 2013)

Menurut para ahli Geoteknik Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras

dan padat dari kulit bumi yang merupakan suatu bahan yang keras dan koheren atau

yang telah terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa, misalnya dengan

cangkul dan belincong. (Astawa, 2013)

Menurut Talobre (1948) Orang yang pertama kali memperkenalkan Mekanika

Batuan di Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang membentuk kulit

bumi termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak dan lain-lain).

Menurut ASTM Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat

(solid) berupa massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.


2.2 Sifat Fisik Batuan

Sifat fisik batuan didapatkan dari pengujian non-destructive (tidak merusak).

Sifat fisik batuan yaitu massa jenis, berat jenis, kadar air, derajat kejenuhan,

porositas dan angka pori (Aprinta, 2016)

1. Massa jenis adalah perbandingan antara berat batuan asli dan volume batuan.

Hal ini mengacu pada seberapa besar kandungan isi dari kepadatan batuan tersebut

2. Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan

massa jenis air murni

3. Kadar air adalah perbandingan berat air batuan dalam kondisi asli dengan

berat total dari batuan.

4. Porositas merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori) dalam

batuan dengan volume total batuan dan dinyatakan dalam persen. Jadi semakin

tinggi nilai porositas akan menunjukkan semakin banyak rongga atau ruang kosong

di dalam batuan.

5. Angka pori adalah rasio rongga atau perbandingan pori, yakni perbandingan

antara isi pori dan atau rongga yang terdapat diantara butir-butir bahan dengan isi

bahan padat.

Adapun untuk menghitung atau mengetahui sifat fisik batuan maka

digunakan beberapa rumus yaitu seperti gambar dibawah (Kuswanto, 2006)


Gambar 2.1 Rumus Perhitungan Sifat Fisik Batuan

Keterangan:

Wn = berat percontoh asli / natural (gram)

Wo = berat percontoh kering (gram)

Ww = berat percontoh jenuh (gram)

Ws = berat percontoh jenuh didalam air

Wo-Ws = volume percontoh tanpa pori-pori (cm3 )

Ww-Ws = volume percontoh total (cm3 )

2.3 Sifat Mekanik Batuan

Mekanika batuan adalah salah satu cabang disiplin ilmu geomekanika.

Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik batuan dan

massa batuan (Novianti, 2013).

Sifat mekanik batuan didapatkan dengan pengujian yang merusak

(destructive). Sifat mekanik didapatkan dari pengujian yang dilakukan di

laboratorium. (Astawa, 2013).


Sifat mekanik akan memberikan karakter/sifat dari reaksi terhadap pengaruh

dari medan gaya di sekelilingnya. Sifat-sifat mekanik batuan dipengaruhi oleh :

- keadaan alami batuan,

- stratigrafi batuan (insitu),

- cacat batuan (rock defects),

- metode pengujian. (Simantu. 1996)

Sifat-sifat mekanik yang harus diteliti dalam hubungannya terhadap

kerusakan atau keruntuhan material geologi (batuan sebagai massa batuan) adalah:

- kekerasan (hardness),

- ketahanan (durability),

- permeabilitas,

- elastisitas,

- deformabilitas,

- kekuatan ("strength"). (Simantu. 1996)

Sifat mekanik batuan sebagai material (intact) adalah :

- elastisitas,

- plastisitas,

- deformasi viscous,

- gabungan ketiganya. (Simantu. 1996)

Lebih jelasnya, pengertian sifat mekanik batuan sebagai material geologi

sebagai berikut
2.3.1 Kekerasan (hardness)

Kekerasan mineral atau batuan terhadap abrasi atau goresan. Untuk

menunjukkan kekerasan suatu mineral dipakai sebuah pembanding dengan skala

Mohs (Simantu. 1996)

2.3.2 Ketahanan (durability)

Daya lahan batuan sifalnya relalif dan sangat bergantung kepada

lingkungan. Sebagai contoh dapat dilihat ketahanan berbagai batuan (US National

Bureau of Standard) (Simantu. 1996)

Gambar 2.2 Ketahanan berbagai batuan (US National Bureau of Standard)

2.3.3 Permeabilitas

Kemampuan batuan untuk mengalirkan air yang besamya tergantung pada

persentase pori batuan atau adanya rekahan pada batuan kompak. (Simantu. 1996)

2.3.4 Elastisitas

Kemampuan material untuk dapat kcmbali kc bcntuk scmula sctclah

mcngalami rcgangan. Elastisitas yang sama ke segala arah disebut elastisitas

isotrop, dan disebut anisotrop hila tidak sama ke segala arah. Pada batuan ini

elastisitas dipengaruhi oleh kontinuitas, homegenitas, dan isotropisnya. Elastisitas

dinyatakan dengan modulus Young (E). (Simantu. 1996)


2.3.5 Plastisitas

Material padat yang mengalami perubahan (deformasi) yang tetap tanpa

mengalami kehancuran, discbut material plastis. (Simantu. 1996)


BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum laboratorium geologi teknik ialah

analisis laboratorium. Adapun tahapan-tahapan yang dilalui terbagi menjadi

tahapan persiapan, tahapan praktikum, dan tahapan pengolahan data yang mana

praktikum dilaksanakan pada tanggal 5 dan 7 April 2022.

3.2 Tahapan Praktikum

Adapun kegiatan penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan

penelitian. Secara sistematis terdiri atas tahap persiapan praktikum, tahap

praktikum, tahap pengolahan data, dan serta penyusunan laporan

3.2.1 Tahapan Persiapan

Tahapan ini meliputi pengerjaan tugas pendahuluan, mencari studi literatur

untuk praktikum, dan asistensi acara serta membawa alat bahan. Tugas pendahuluan

mencakupi soal dari materi-materi yang terkait pada asistensi acara yang akan

dipraktikumkan. Melakukan studi pustaka untuk mencari literatur yang

dipraktikumkan. Begitu pula pemberian materi oleh asisten yang dilaksanakan di

asistensi acara sebagai persiapan praktikan untuk mengikuti praktikum. Praktikan

juga harus membawa alat dan bahan untuk melakukan praktikum.


3.2.2 Tahapan Praktikum

Tahapan ini meliputi respon dan praktikum. Pelaksanaan respon dilakukan

tepat sebelum praktikum dimulai. Dengan pemberian soal-soal singkat yang terkait

dengan acara yang akan dipraktikumkan dengan batas waktu yang bertujuan untuk

menguji kembali pemahaman praktikan. Lalu pelaksanaan praktikum melalui

beberapa tahapan. Tahapan- tahapan tersebut meliputi :

1) Tahapan Pertama

Tahapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam

praktikum, kemudian dilakukan pemotongan sampel batuan menjadi berbentuk

coring menggunakan alat coring

Gambar 3.1 Proses coring batuan.

2) Tahapan Kedua

Pada tahapan ini sampel batuan yang telah di coring dipotong menjadi 10cm

dan dua buah 5cm untuk dapat dilakukan percobaan pada praktikum sifat fisik

batuan dan uji ketahanan batuan.


Gambar 3.2 Proses pemotongan batuan.

3) Tahapan Ketiga

Pada tahapan ini, didapatkan sampel batuan berukuran 10cm dan dua buah

sampel batuan berukuran 5cm setelah dipotong melalui alat pemotong batuan

4) Tahapan Keempat

Pada tahapan ini melakukan penimbangan sampel batuan yang telah dipotong

yang kering dan wadah yang digunakan untuk untuk merendam sampel batuan.

Gambar 3.3 Proses penimbangan sampel batuan.

5) Tahapan Kelima

Setelah sampel batuan dan wadah ditimbang, lakukan penimbangan sampel

batuan dengan cara digantung didalam wadah yang dicelupkan kedalam air.
Gambar 3.4 Penimbangan sampel batuan digantung dan tercelup kedalam air.

6) Tahapan Keenam

Tahapan selanjutnya melakukan perendaman sampel didalam air selama 24

jam ditempat yang tidak terkontaminasi.

Gambar 3.5 Proses perendaman sampel batuan diruangan tak terkontaminasi

7) Tahapan Ketujuh

Setelah sampel batuan direndam selama 24 jam pada ruangan tak

terkontaminasi, proses selanjutnya melakukan penimbangan sampel batuan yang

direndam untuk mendapatkan berat jenuh.

Gambar 3.6 Penimbangan berat jenuh sampel batuan yang telah direndam
8) Tahapan Kedelapan

Sampel yang sudah dicoring kemudian dimasukkan kedalam alat uji

kekerasan, sampai sampel batuan hancur.

Gambar 3.7 Menguji kekerasan batuan

Gambar 3.8 Sampel mulai hancur pada alat uji kekerasan

Gambar 3.9 Sampel batuan yang sudah hancur


9) Tahap kesembilan

Mencatat data yang muncul dilayar alat uji kekerasan batuan

Gambar 3.10 Layar alat uji kekerasan batuan

3.2.2 Tahapan Pengolahan Data

Tahapan ini meliputi pembuatan laporan dan asistensi. Hasil deskripsi sampel

oleh praktikan kemudian akan diasistensikan bersama asisten yang kemudian akan

diolah dalam bentuk laporan.

3.2.3 Penyusunan Laporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari kegiatan praktikum yang memuat

semua data saat praktikum, dan haasil pengolahan data secara sistematik. Selama

penyusunan laporan dilakukan pengoreksian dan pengecekan ulang terhadap semua

data kemudian dituangkan dalam bentuk laporan.


Tabel 3.1 Flow chart tahapan praktikum

TAHAP PENDAHULUAN
1. Persiapan perlengakapan praktikum
2. Tugas pendahuluan
3. Studi literatur

TAHAP PRAKTIKUM
1. Responsi tertulis
2. Sifat fisik batuan
3. UCS

TAHAP ANALISIS DATA


Analisis data yang didapatkan pada
tahap praktikum dan asistensi

LAPORAN PRAKTIKUM ACARA 2


“MEKANIKA BATUAN”
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum yang telah dilakukan ,

berdasarkan dari data yang telah diamati, dengan hasil sebagai berikut

Tabel 4.1 Hasil perhitungan sampel

Sifat fisik Batugamping

Berat asli (gr) 264,30

Berat jenuh (gr) 274,28

Berat tergantung (gr) 112,6

Berat kering (gr) 253,21

Massa jenis asli (gr/ cm3) 1,63

Massa jenis jenuh (gr/ cm3) 1,69

Massa jenis kering (gr/ cm3) 1,56

Apperent specific gravity 0,0015

True specific gravity 0,0018


Kadar air asli % 4,379

Kadar air jenuh % 8,321

Derajat Kejenuhan % 52.63

Porositas % 13.03

Void ratio % 0.149

Tabel 4.1 Hasil perhitungan sampel


Tingkat αc
Nama batuan
Diameter Tinggi Luas Tekanan
kekuatan
αc Terkoreksi
No (cm) (cm) (cm2) (KN) (Mpa) (Mpa)
(KN)

Batugamping 5,4 10 22,89 19 Weak 0 79.5


1

4.2 Pembahasan

Data yang diperoleh dari sifat fisik dan mekanika batuan (batugamping)

yang telah diolah dapat di liat lebih detail sebagai berikut :

4.2.1 Pengolahan Data Sifat Fisik Batuan

Berdasarkan data yang didapatkan dilaboratorium maka dapat dituliskan:


𝑛 𝑊
1. Massa jenis asli = 𝑊𝑤−𝑊𝑠

264,30 gram
= 274,28−112,6 gram

= 1,63 gram
𝑊𝑤
2. Massa jenis jenuh = 𝑊𝑤−𝑊𝑠

274,28 gram
= 274,28−112,6 gram

= 1,69 gram

𝑜 𝑊
3. Massa jenis kering = 𝑊𝑤−𝑊𝑠

253,21 gram
= 274,28−112,6 gram

= 1,56 gram

𝑊𝑜
4. Apperent SG = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 : massa jenis air

3253,21 gram
= 274,28−112,6 gram : 1

= 0,0015

𝑊𝑜
5. True SG = 𝑊𝑜−𝑊𝑠 : massa jenis air

253,21 gram
= 253,21−112,6 :1
gram

= 0,0018

𝑊𝑛−𝑊𝑜
6. Kadar air asli = × 100%
𝑊𝑜

264,3−253,21
= × 100%
253,21

= 4,379 %

𝑊𝑤−𝑊𝑜
7. Kadar air jenuh = × 100%
𝑊𝑜

275,28−253,21
= × 100%
253,21

= 8,321%
𝑊𝑛−𝑊𝑜
7. Derajat kejenuhan = 𝑊𝑤−𝑊𝑜 × 100%

264,3−253,21
= 275,28−253,21 × 100%

= 52,63 %

𝑊𝑤−𝑊𝑜
8. Porositas = 𝑊𝑤−𝑊𝑠 × 100%

275,28−253,21
= × 100%
275,28−112,6

= 13,03 %

𝑛
9. Void ratio = 1−𝑛

0,13
= 1−0,13

= 0,149

4.2.2 Pengolahan Data Sifat Mekanik Batuan

Berdasarkan data yang didapatkan dilaboratorium maka dapat dituliskan:


Luas Alas = πr2

= 3,14 x 2,72

= 0,2289

𝑝
Gc =
𝐴

19.000
=
22.89

= 8,30 Mpa

𝐺𝑐 100
Gc terkoreksi = +( )
𝐵𝑖𝑙 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 𝐷
8,30
=
0,39

= 78,5 Mpa

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan baik berdasarkan sifat

fisik dan mekanika batuan (batugamping), terdapat hubungan antara sifat fisik dan

mekanika nya yaitu batugamping memiliki tingkat kekerasan (19 KN) weak

berdasarkan klasifikasi ISRM 1978 karena memiliki nilai derajat kejenuhan dan

kadar air 58,62 % dan 8,321% yang dapat mempengaruhi nilai kuat tekanan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan yaitu :

1. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan nilai sifat

fisik yaitu

 Massa jenis asli 1,63 gr/cm3,

 Massa jenis jenuh 1,69 gr/cm3,

 Massa jenis kering 1,56 gr/cm3,

 Apperent SG 0,0015 ,

 True SG 0,0018,

 Kadar air asli 4,379 %,

 Kadar air jenuh 8,321%,

 Derajat kejenuhan, 52,63

 Porositas 13,03%

 Void ratio 0,149

2. Berdasarkan perhitungan didapatkan tekanan dari batugamping adalah 0 Gc

78,5 Mpa dan termasuk dalam golongan tingkat kekerasan weak

5.2 Saran

Adapun saran untuk praktikum yaitu tetap menjaga protokol kesehatan dan
menjaga keselamatan selama berlangsungnya praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Anita, Andi Rosari. 2017. Analysis Of Physical And Mechanical Properties Maros
Karst Rock. Universitas Negeri Makassar: Makassar

Astawa, Made dkk. 2013. Mekanika Batuan. Institut Teknologi Bandung. Bandung

ASTM D-4767-95, 1996, Standard Test Method for Consolidated Undrained


Triaxial Compression Test for Cohesive Soil, Annual Book of ASTM
Standards, Pg 1-11.

Kuswanto, DS. 2006. Mekanika Batuan chapter II. Universitas Diponegoro:


Semarang, Jawa Tengah

Novianti, Henytiah. 2013. Kemampuan Batuan Terhadap Uji Kuat Tekan


(Mekanika Batuan). Jurusan Teknik : Universitas Mulawarman Samarinda.

Simantu. 1996. Penyelidikan Geoteknik Untuk Terowongan Jalan Di Batuan.


Departemen Pekerjaan Umum Badan Penelitian Dan Pengembangan Pu
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Jalan

Anda mungkin juga menyukai