PENGENALAN MINERAL
KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR
MAKASSAR
2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB I
PENDAHULUAN
Kata geologi berasal dari kata latin, geo berarti bumi, dan logos berrti ilmu.
Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pemahanman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai objek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan dan fosil.
Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta proses yang
berlangsung dipermukaan dan di bawah permukaan bumi, pada saat sekarang dan
juga pada masa lalu. Geologi Dasar di dalam hal ini merupakan dasar untuk
mempelajari kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu
batuan sebagai penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta
menjelaskan kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi ( Prawono,R., 2017).
Mineral adalah suatau zat padat dari unsur kimia yang dibentuk oleh proses-
proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya atau dikenal sebagai sturktur dalamnya
menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu
yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Mineral sangat penting untuk
didalami lebih dahulu sebelum mengetahui lebih lanjut atau penterapannya terhadap
disiplin ilmu yang berhubungan. Sebetulnya mineral merupakan partikel-partikel
yang terkecil yang diskrit menyusun batuan dan monomineral menyusun kerak
bumi sampai inti bumi (Evi Dwi Yanti, 2020).
Tujuan dari pelaksanaan praktikum pengenalan mineral ini adalah untuk
mengetahui pengertian mineral yaitu bahan anorganik, yang terbentuk secara
alamiah, seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan
mempunyai struktur kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat
fisiknya.Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan deskripsi dari
mineral pada saat praktikum, mendeskripsikan sfat-sifat fisk dari mineral, mulai
dari menentukan warna segar, warna lapuk, cerat, kilap, belahan, pecahan,
kekerasan, berat jenis, tenacity, sistem Kristal serta menentukan nama mineral dan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Praktikan dapat menjelaskan defenisi mineral,
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral,
3. Praktikan dapat mendiskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Mistar min. 30 cm;
3. Alat penguji kekerasan
(kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, kikir baja, paku baja)
4. Porselen;
5. Loop 60x;
6. Magnet;
7. HCL 0.2 M;
8. Lap kasar dan lap halus;
9. Skala bar;
10. Pensil warna.
1.3.2 Bahan
1. Buku catatan;
2. Kertas HVS A4 (Min. 10);
3. Buku penuntun Geologi dasar;
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut
mineral kristalin. Adapun mineral yang tidak memiliki bentuk kristal biasa disebut
atau dikenal dengan mineral amorf (Tim Asisten 2024).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam bumi.
Didalam pengertian umum. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
terbentuknya.
Mineralogi adalah suatu cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat
kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos.
Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti mineralogi
adalah Ilmu tentang Mineral (Pranowo, R., (2017).
Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi
mengenai struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya.
Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun
mineral sejenisnya. Andesit sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-
mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer
termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan. Marmer
atau batu pualam merupakan batuan hasil metamorfosa dari batu gamping.
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang
paling umum digunakan untuk mengukur kekerasan mineral ialah Skala Kekerasan
Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda
yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain yang lebih keras. Skala
Ilmu Geologi itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan baru dimulai pada
sekitar tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada fakta-
fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang
diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang menjadi
Sistem kristal dapat dibagi ke dalam tujuh sistem kristal. Adapun ke tujuh
sistem kristal tersebut adalah kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal,
monoklin, dan triklin (Evi Dwi Yanti, 2020).
2.6.1 Sistem Kristal Isometrik
Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama yakni (a=b=c) serta
memiliki sudut (α=β=γ) atau sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke
dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan
(body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut adalah beberapa macam-macam bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut
yaitu kubus sederhana. Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu
atom pada semua sudut atau pojok kubus. Pada kubus BCC, masing-masing mineral
terdapat satu atom pada semua pojok kubus dan terdapat satu atom pada pusat kubus
yang ditunjukkan dengan atom warna biru. Adapun pada kubus FCC, selain terdapat
masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga terdapat atom pada
diagonal dari masing-masing sisi kubus mineral yang ditunjukkan dengan atom
warna merah.
2.6.2 Sistem Kristal tetragonal
Pada sistem kristal tetragonal, terdapat dua rusuk yang memiliki panjang
sama (a=b≠c) dan semua sudut (α=β=γ) atau sebesar 90°. Pada sistem kristal
tetragonal ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan. Pada
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Tahap yang pertama ialah menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
Dalam hal ini seperti alat tulis menulis, mistar, alat penguji kekerasan (kuku
manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, paku baja dan kikir baja). Lalu mengambil
gambar mineral lalu membuat sketsa dari mineral yang akan diamati.
Selanjutnya mengamati mineral apa saja yang akan di uji kekerasannya
masing-masing. Dalam tahap ini tidak semua mineral sama tahap kekerasannya.
Kemudian kita mengamati warna segar dan warna lapuk atau warna pengotor dari
mineral tersebut, dimana warna lapuk merupakan warna pada mineral yang telah
terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya. Sedangkan, warna segar merupakan
warna pada mineral yang belum terkontaminasi. Untuk mengetahui warna lapuk
mineral yang kita lakukan yaitu dengan melihat kenampakan luar mineral tersebut,
sedangkan untuk mengetahui warna segar, bisa dengan menggoreskan mineral
tersebut dengan porselen sama dengan cara melihat cerat pada mineral.
Setelah itu mengamati kilapan dari mineral yang di uji, setelah mengamati
kilapan dari mineral itu apakah kilapan logam atau non logam (kaca, intan, sutera,
damar, mutiara, lemak, tanah) tahap selanjutnya ialah mengamati belahan yang
terdapat pada mineral itu apakah sempurna atau tidak sempurna. Lalu mengamati
MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD
09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
pecahan yang terdapat pada mineral (Conchoidal, Splintery, Even, Uneven,
Subconchoidal, dan hackly) setelah itu menguji kekerasan dari mineral dengan
menggunakan kuku manusia (2,5), kawat tembaga (3), pecahan kaca (5,5-6), paku
baja (5,5-6) dan kikir baja (6,5-7). Setiap mineral beda tingkat kekerasannya.
Sesudah itu lalu menentukan tenacity (brittle, elastic, flexible, malliable, sectile,
dan ductile) dari mineral tersebut. Dan menentukan nama mineral dan sistem kristal
(triklinik, monoklinik, ortorombik, tetragonal, trigonal, heksagonal dan kubik) dan
juga mencari tahu apa komposisi dari mineral yang kita amati.
Agus-Hendratno. (2022). Peluang Pemanfaatan Data Geologi dan Sumberdaya Mineral Dalam
Pembangunan Wilayah. 2, 1217.
Evi Dwi Yanti. (2020). Karakteristik Mineral Lempung Pada Jalan Rawan Longsor Jalur
Liwa-Bukit Kemuning Berdasarkan Analisis Sem Dan Xrd. Ejournal, 8, 35–41.
Fajri, R. N. (2022). Karakterisasi Mineral Magnetik Batuan Disekitar Danau Diatas
Sumatera Barat Menggunakan Metode Kemagnetan Batuan. 1–9.
Pranowo,R., Praktikum, D., Petrologi, L., Galian, B., & Geologi, T. (2017). ENDAPAN
MINERAL.
Royani, Y., Rahayu, R. N., & Yuliati, E. (2019). Analisis Bibliometrik Jurnal Geologi
dan Sumberdaya Mineral Tahun 2014 - 2018. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu
Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan, 5(1), 49.
Sabirin, F., Mustofa, M., & Sulistiyarini, D. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran
3D Untuk Mata Kuliah Geologi Dasar. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains,
11(1).