Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN MINERAL

KOORDINATOR PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

JUMAIN ZAKARIAH, S.T

INDRYA ULANDARI AHRAD


09320230393

LABORATORIUM GEOLOGI DASAR


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2024
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata geologi berasal dari kata latin, geo berarti bumi, dan logos berrti ilmu.
Geologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
pemahanman tentang bumi. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi
sebagai objek utama dan sebagian besar berhubungan dengan bagian terluar dari
bumi yaitu kerak bumi. Geologi meliputi studi tentang mineral, batuan dan fosil.
Geologi juga mempelajari dan menjelaskan gambaran fisik serta proses yang
berlangsung dipermukaan dan di bawah permukaan bumi, pada saat sekarang dan
juga pada masa lalu. Geologi Dasar di dalam hal ini merupakan dasar untuk
mempelajari kesemuanya ini, dengan dimulai mempelajari unsur utama, yaitu
batuan sebagai penyusun kerak bumi, mengenal proses pembentukannya, serta
menjelaskan kehadiran serta sifat-sifat fisiknya di bumi ( Prawono,R., 2017).
Mineral adalah suatau zat padat dari unsur kimia yang dibentuk oleh proses-
proses anorganik. Dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu penempatan
atom-atom secara beraturan didalamnya atau dikenal sebagai sturktur dalamnya
menunjukkan bahwa kedudukan atom-atom dalam mineral menuruti aturan tertentu
yang lazimnya disebut kisi ruang (space lattice). Mineral sangat penting untuk
didalami lebih dahulu sebelum mengetahui lebih lanjut atau penterapannya terhadap
disiplin ilmu yang berhubungan. Sebetulnya mineral merupakan partikel-partikel
yang terkecil yang diskrit menyusun batuan dan monomineral menyusun kerak
bumi sampai inti bumi (Evi Dwi Yanti, 2020).
Tujuan dari pelaksanaan praktikum pengenalan mineral ini adalah untuk
mengetahui pengertian mineral yaitu bahan anorganik, yang terbentuk secara
alamiah, seragam dengan komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan
mempunyai struktur kristal karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat
fisiknya.Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menjelaskan deskripsi dari
mineral pada saat praktikum, mendeskripsikan sfat-sifat fisk dari mineral, mulai
dari menentukan warna segar, warna lapuk, cerat, kilap, belahan, pecahan,
kekerasan, berat jenis, tenacity, sistem Kristal serta menentukan nama mineral dan

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
komposisi kimianya. Kita juga dapat melihat genesa, asosiasi, keterdapatan, dan
kegunaan dari suatu mineral.
1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari praktikum geologi dasar ini, agar kita dapat mengenal,
mengetahui, dan menguasai ilmu tentang suatu mineral (mineralogy) yang menjadi
salah satu aplikasi dasar terpenting mengenai geologi.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Praktikan dapat menjelaskan defenisi mineral,
2. Praktikan dapat membedakan kelompok-kelompok mineral,
3. Praktikan dapat mendiskripsi sifat fisik mineral dan menentukan nama
mineral.

1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1.3.1 Alat
1. Alat tulis menulis;
2. Mistar min. 30 cm;
3. Alat penguji kekerasan
(kuku manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, kikir baja, paku baja)
4. Porselen;
5. Loop 60x;
6. Magnet;
7. HCL 0.2 M;
8. Lap kasar dan lap halus;
9. Skala bar;
10. Pensil warna.
1.3.2 Bahan
1. Buku catatan;
2. Kertas HVS A4 (Min. 10);
3. Buku penuntun Geologi dasar;

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
4. Buku referensi;
5. Problem set. (10).

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mineral

Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut
mineral kristalin. Adapun mineral yang tidak memiliki bentuk kristal biasa disebut
atau dikenal dengan mineral amorf (Tim Asisten 2024).
Geologi merupakan bagian dari ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk
arsitektur batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses deformasi adalah
perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya yang terjadi dalam bumi.
Didalam pengertian umum. Geologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang
bentuk batuan sebagai bagian dari kerak bumi serta menjelaskan proses
terbentuknya.
Mineralogi adalah suatu cabang dari ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, diantaranya
mempelajari tentang sifat-sifat fisik, cara terjadinya, cara terbentuknya, sifat - sifat
kimia, dan juga kegunaannya. Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos.
Logos yang berarti ilmu apabila digabungkan dengan mineral maka arti mineralogi
adalah Ilmu tentang Mineral (Pranowo, R., (2017).
Beberapa ahli menganggap bahwa geologi lebih ditekankan pada studi
mengenai struktur geologi misalnya perlipatan, rekahan, sesar dan sebagainya.
Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari beberapa macam mineral ataupun
mineral sejenisnya. Andesit sering juga disebut batu candi tersusun atas mineral-
mineral plagioklas, piroksin, hornblende dan sedikit kuarsa. Sedangkan marmer
termaksud batuan metamorf oleh mineral kalsit yang mengalami perubahan. Marmer
atau batu pualam merupakan batuan hasil metamorfosa dari batu gamping.
Kekerasan suatu benda diukur berdasarkan skala tertentu. Saat ini, skala yang
paling umum digunakan untuk mengukur kekerasan mineral ialah Skala Kekerasan
Mohs (Mohs Hardness Scale). Prinsip dasarnya ialah dengan menggoreskan benda
yang akan diukur kekerasannya dengan benda lain yang lebih keras. Skala

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
pengukurannya mulai dari 1 hingga 10 dengan intan sebagai benda terkeras dan talk
sebagai yang terlunak (Fajri, 2022).
Tekstur batuan mempunyai arti penting dalam mengidentifikasi mineral
karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut. Proses yang
dimaksud yaitu transportasi dan pengendapannya. Tekstur juga dapat digunakan
untuk menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan.
Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa
daripada mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan
dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas
dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam
keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang
rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai
“kristal”. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan
padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.
Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya
bahan padat tersebut dinamakan kristalografi (Sabirin et al., 2022).
Mineral adalah zat padat berupa bahan an-organik yang terbentuk secara
alamiah berupa unsur atau persenyawaan dengan komposisi kimia tertentu dan
umumnya mempunyai struktur kristal tertentu yaitu bentuk-bentuk geometris
beraturan. Mineral adalah suatu bahan alam yang mempunyai sifat fisis dan kiia
tetap dan dapat berupa unsur tunggal.
2.1.1 Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1. L. G. Berry dan B. Mason, 1959
“Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur”.
2. D. G. A. Whitten dan J. R. V. Brooks, 1972
“Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik”.
3. A. W. R. Potter dan H. Robinson, 1977
MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD
09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
“Mineral adalah suatu zat atau bahan homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan”.
Namun, dari ketiga definisi tersebut para ilmuan masih memberikan
anomali atau suatu pengecualian pada beberapa zat atau bahan yang disebut mineral,
walaupun tidak termasuk di dalam suatu definisi. Sehingga sebenarnya dapat dibuat
suatu definisi baru atau definisi kompilasinya. Dimana definisi kompilasi tidak
menghilangkan suatu ketentuan umum bahwa mineral itu mempunyai sifat sebagai
bahan alam, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap dan berupa unsur tunggal atau
senyawa. Definisi mineral kompilasi menliputi persoalan mineral adalah suatu
bahan alam yang mempunyai sifat-sifat fisis dan kimia tetap serta dapat berupa
unsur tunggal maupun persenyawaan kimia (Royani et al., 2019).
Mineral adalah zat-zat hablur yang ada dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik maupun kimiawi. Mineral itu merupakan persenyewaan anorganik
asli, serta mempunyai susunan kimia yang tetap. Dalam hal ini dimaksud dengan
persenyawaan kimia asli adalah bahwa mineral tersebut harus terbentuk dalam alam,
karena banyak zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan mineral serta
juga dapat dibuat di dalam laboratorium (Evi Dwi Yanti, 2020).
Sebuah zat yang banyak sekali terdapat dalam bumi adalah SiO 2 dan dalam
ilmu mineralogi, mineral itu disebut kuarsa. Sebaliknya zat ini pun dapat dibuat
secara kimia akan tetapi dalam hal ini tidak disebut mineral melainkan zat silisium
dioksida.
Endapan mineral adalah merupakan salah satu kekayaan alam yang di
berpengaruh salah satu kekayaan alam yang berpengearuh dalam kehidupan
manusia, oleh karena itu untuk mengetahui kuitansi dan kualitas endapan mineral itu
hendaknya di usahakan dengan tingkat kepastian yang cukup tinggi, seiring dengan
tahapan eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasinya, semakin besar pula
tingkat keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumber daya mineral. Endapan
mineral merupakan suatu bahan tambang dengan kandungan mineral bijih.
2.1.2 Batasan-batasan definisi mineral:
1. Suatu bahan alam
Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh
tenaga manusia atau di laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral.

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Walaupun kadang-kadang pembuatan suatu zat atau bahan di laboratorium
akan mempunyai suatu bentuk kristal yang sangat sesuai bahkan sangat sulit
di bedakan kristal di alam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak dapat disebut
sebagai mineral. Contohnya NaCl dibuat di alam disebut sebagai mineral
Halite, disebut Natrium Chlorida.
2. Mempunyai sifat fisik dan kimia yang tetap
a. Mineral mempunyai sifat fisik yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan
kristal, gores, belahan dan lain-lain.
b. Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi
terhadap api, oksidasi, reduksi, pelentingan, pengarangan dan lain-lain.
3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap
a. Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (c),
Silver (Ag) dan lain-lain.
b. Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Barite (BaSO4),
Zirkon (ZrSiO4), Cassiterite (SnO2) dan Magnetite (Fe3O4).
c. Mineral dapat berupa senyawa kimia yang kompleks, misalnya Epistolite
(NaCa) (CbTiMgFeMn) SiO4 (OH).
4. Anorganik
Batasan ini mengandung pengertian arti mineral yang lebih luas yaitu
mineral umumnya bukan sebagai hasil suatu kehidupan tetapi ada beberapa
mineral yang merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik.
Contohnya Amber, Coal, Asphalt dan Mallite.
5. Homogen
Homogen ialah suatu bahan atau sistem yang memiliki sifat yang sama
di setiap titik yang satu ragam tanpa satupun penyimpangan. Mengandung
batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan menjadi senyawa lain.

2.2 Nama dari Suatu Mineral Ditentukan Berdasarkan Sifat Fisik

2.2.1 Bentuk Kistal (Crystal Form)


Suatu kristal dibatasi permukaan (sisi kristal) yang mencerminkan struktur
dalam dari mineral. Bentuk kristal merupakan kumpulan dari sisi-sisi yang
membentuk permukaan luar kristal. Sifat simetri kristal adalah hubungan geometri
antara sisi-sisinya, yang merupakan karakteristik dari tiap mineral. Satu mineral

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
yang sama selalu menunjukkan hubungan menyudut dari sisi-sisi kristal yang
disebut sebagai sudut antar sisi (constancy of interfacial angles), yang merupakan
dasar dari sifat simetri. Dikenal tujuh bentuk kristal Gambar 2.1 yaitu: Kubus
(Cubic), Tetragonal, Ortorombik (Orthorombic), Monoklin (Monoclonic), Triklin
(Triclinic), Hexagonal dan Trigonal (Royani et al., 2019).
Kristal mineral yang terbentuk dengan baik sering kali menunjukkan simetri.
Namun, ini mungkin bukan simetri kubik seperti fluorit dan bentuk lain mungkin
saja terjadi. Misalnya, kristal barit biru abu-abu (BaSO 4 ).

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.1 Karakteristik dari bentuk kristal dan beberapa contohnya

2.2.2 Warna dan Gores (Streak)


Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di permukaan yang bersih dan
sinar yang cukup. Suatu mineral dapat berwarna terang, transparan (tidak berwarna
atau memperlihatkan warna yang berangsur atau berubah). Warna sangat bervariasi,
umumnya karena perbedaan kompisisi kimia atau pengotoran pada mineral. Gores
(streak) adalah warna dari serbuk mineral. Terlihat bila mineral digoreskan pada
lempeng kasar porselen meninggalkan warna goresan (Agus Hendratno, 2022).
Warna adalah suatu cahaya yang kita tangkap dengan mata apabila mineral
terkena oleh pantulan dari cahaya atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh
mineral-mineral itu sendiri. Warna sangat penting untuk membedakan antara warna
mineral yang diakibatkan oleh pengotoranya dan warna asli dari mineral itu sendiri
tanpa campuran warna pengotor mineral. Banyak mineral yang mempunyai atau
memiliki warna yang khusus atau mempunyai warna ciri khas sendiri, misalnya
mineral azurit yang berwarna biru dan mineral epidon yang berwarna kuning serta
hijau. Adapun pada mineral felsdpar yang bewarna merah muda. Serta pada mineral
olivin yang berwarna hijau muda dan pada mineral amphibol berwarna hitam pekat.
Dimana pada warna mineral dapat diketahui apakah mineral tersebut bersifat asam
atau basa. Adapun pada mineral yang berwarna hitam atau gelap akan bersifat basa
dan pada mineral berwarna terang akan bersifat asam. Warna mineral dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
1. Warna Isiokhromatik
Apabila mineral mempunyai warna yang selalu tetap, pada umumnya
dijumpai pada mineral-mineral, yang tidak tembus cahaya (opaque) atau
berkilap logam. Contohnya Magnetit, Galena, Pirit, Pirolusit dan sebagainya.
2. Warna Allokhromatik
Apabila mineral warnanya tidak tetap tergantung terhadap mineral
pengotornya, pada umumnya yang dijumpai pada mineral yang tembus
cahaya (transparan/translucent) atau berkilap non logam. Contohnya kuarsa,
gipsum, kalsit dan lain sebagainya.
2.2.3 Kilap (Luster)
Kilap sering juga disebut kilapan, merupakan kenampakan suatu mineral
yang ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Intensitas kilap
tergantung dari mana indeks bias dari mineral itu sendiri, apabila semakin besar
indeks bias suatu mineral, maka akan semakin besar pula jumlah cahaya yang akan
dipantulkan dari mineral itu sendiri.
Derajat kecerahan yaitu cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral
yang disebut kilap pada mineral. Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan
mineral (kehalusan dan transparansi). Kilap secara umum dapat dibedakan menjadi
dua yaitu kilap logam (Metallic luste) dan kilap non-logam (Non Metallic luster).
Kilap logam contohnya Pyrite, Grafit, dan Magnetite (Agus Hendratno, 2022).
Kilap non logam umumnya terdapat mineral-mineral yang mempunyai warna
muda (light coloured) dan dapat meloloskan cahaya yang diberikan pada bagian-
bagian yang tipis dari mineral tersebut. Serta tidak akan tertarik oleh magnet. Kilap
non logam dapat dibedakan menjadi 7 yaitu:
1. Kilap Logam (Metallic Luster)
Mineral-mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau
lebih.Serta akan tertarik jika diberi gaya dengan magnet. Contohnya
galena, native metal, sulfit, pirit dan lain-lain.
2. Kilap Kaca (Vitreous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti kaca. Contohnya
kuarsa, kalsit dan lain-lain.
3. Kilap Intan (Diamond Luster)

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan.
Contohnya Intan.
4. Kilap Sutera (Silky Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan sutera dan umumnya
terdepat pada mineral yang berserat dan berbentuk seperti paralel. Contohnya
asbes, aktinolit dan gipsum.
5. Kilap Damar (Resinous Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar atau
kekuning-kuningan. Contohnya Spalerit, Sulfonit.
6. Kilap Mutiara (Pearly Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti mutiara atau bagian
dalam dari kulit kerang. Contohnya Muskovit, Talk, Dolomit dan sebagainya.
7. Kilap Lemak (Greasy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti sabun. Contohnya
Serpentinit.
8. Kilap Tanah (Earthy Luster)
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti lempung. Contohnya
kaolin, limonit dan pauksit.

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.2 Kilap logam dan non logam


2.2.4
Pecahan
Pecahan adalah kenampakan mineral dalam keadaan pecah, cara
mengetahuinya dengan melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak
licin, dan tidak teratur. Jenis-jenis pecahan yaitu:
1. Pecahan Konkoidal

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Memperlihatkan gelombang seperti kenampakan bagian luar kulit kerang
atau botol yang dipecah dan umunya terlihat berwarna lebih terang.
Contohnya Kuarsa dan Kalsedon.
2. Pecahan Serat
Menunjukkan kenampakan permukaan yang gejala seperti serat atau daging.
Contohnya Serpentinit, Asbes dan Augit.
3. Pecahan Tidak Rata
Menunjukkan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar.
4. Pecahan Runcing
Permukaannya tidak teratur dan ujung - ujungnya runcing dan kasar.
5. Pecahan Rata
Permukaannya rata dan cukup halus. Contohnya Lempung.
2.2.5 Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah
melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini
umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan diberikan
dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk belahan
ditunjukkan pada Gambar 2.3. Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan
struktur kristal atau mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya, yang
disebut sebagai rekahan (fracture). Beberapa sifat rekahan karakteristik, misalnya
pada kwarsa membentuk lengkungan permukaan yang kosentris (conchoidal
fracture). Beberapa istilah lain adalah, serabut (fibrous) pada asbes, hackly, even
(halus), uneven (kasar) dan earhty, pada mineral yang lunak misalnya kaolinit
(Evi Dwi Yanti, 2020)
.
Ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dibedakan menjadi
1. Belahan satu arah.
2. Belahan dua arah
3. Belahan tiga arah.
4. Belahan empat arah
Macam-macam belahan yang perlu kita ketahui yaitu :
a. Belahan sempurna (perfect), yaitu suatu mineral mudah terbelah melalui arah
belahnya. Bidang-bidang yang terbelah akan membentuk bidang yang datar
dan licin. Contohnya Muscovite, Calcite, dan Galena.
MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD
09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
b. Belahan baik (good), yaitu apabila suatu mineral mudah membelah pada
bidang belahnya akan tetapi kadang-kadang akan terdapat belahan yang
memotong bidang belahnya atau pembelahan yang tidak pada bidang
belahnya. Contohnya Feldspar dan Hyperston.
c. Belahan jelas (distinct) , yaitu apabila arah belahnya dapat terlihat jelas
tetapi mineral tersebut sukar untuk membelah melalui bidang belahnya itu
sendiri. Contohya Hornblende dan Staurolite.
d. Belahan tidak jelas (indistinct), yaitu apabila arah belahnya, mineral masih
dapat dilihat tapi kemungkinan terbelah melalui arah belahnya dengan
kemungkinan pecah memotong arah belahnya sama. Contohnya Corundum.
e. Belahan tidak sempurna (imperfect), yaitu apabila suatu mineral sudah tidak
terlihat arah belahannya tetapi mineral tersebut akan pecah dengan
permukaan rata. Permukaan yang rata ini kemungkinan melalui bidang
belahannya tetapi kemungkinan juga akan memotong bidang belahnya
sendiri. Contohnya Apatite dan Calsiterite.

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL

Gambar 2.3 Beberapa pemerian pada bidang belahan


2.2.6 Kekerasan (Hardness)
Kekerasan mineral adalah ketahanannya terhadap kikisan. Kekerasan
ditentukan dari dengan cara menggoreskan satu mineral yang tidak diketahui dengan
mineral lain yang telah diketahui. Dengan cara ini Mohs membuat skala kekerasan
relatif dari mineral-mineral, dari yang paling lunak hingga paling keras. Contohnya
Mineral X digores dengan menggunakan Mineral Z ternyata pada permukaan
mineral X tergores, maka Mineral Z lebih keras dari mineral X. Selain
menggunakan mineral, bisa menggunakan alat untuk mengukur kekerasan dari
mineral.
Berikut alat ukur yang dapat digunakan:
1. Kuku Jari (2,5)
2. Jarum (3,0)
3. Uang Logam (3,5)
4. Paku Besi (4,5)
5. Pisau Baja (5,5)
6. Kaca (5,5 - 6,0)
7. Kikir Baja (6,0 - 7,0)
8. Ampelas (8,0 - 9,0)

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
2.2.7 Densitas (Specific Gravity)
Densitas mineral dapat diukur dengan sederhana di labolatorium bila kristal
tersebut tidak terlalu kecil. Hubungan ini dinyatakan sebagai berikut :
Spesific Gravity (SG) = W1 / (W1 - W2)
W1 = berat butir mineral di udara
W2 = berat butir mineral di dalam air
Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai perbandingan misalnya:
1. Silikat, Karbonat, Sulfat dan Halida SG berkisar antara 2,2 - 4,0.
2. Bijih logam, termasuk Sulfida dan Oksida berkisar antara 4,5 - 7,5.
3. Native elemen (logam), Emas dan Perak umumnya termasuk logam berat.
2.2.8 Kemagnetan
Kemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. kemagnetan dibagi
menjadi tiga, yaitu:
1. Ferromagnetik yaitu tertarik kuat oleh magnet seperti magnetit dan pirotit.
2. Paramagnetik yaitu tertarik lemah oleh magnet seperti pirit.
3. Diamagnetik yaitu tidak tertarik oleh magnet.
2.2.9 Keliatan (Tenacity)
Keliatan adalah kemampuan atau daya tahan suatu mineral terhadap
pemukulan, pembengkokan dan lain sebagainya.
Tenacity dibedakan menjadi enam, yaitu:
1. Rapuh (Brittle)
Tidak pergi ke segala arah dan mudah untuk dihancurkan.
2. Dapat Diiris (Sectile)
Dapat diiris dengan pisau Dapat Dipintal (Ductile)
3. Dapat dipintal
Dapat dibentuk layaknya kapas.
4. Lentur (Elastic)
Bila dibengkokkan dapat kembali keseperti semula.
5. Fleksible
Bila dibengkokkan tidak dapat kembali lagi keseperti semula.
6. Dapat Ditempa
Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau melebur.
2.2.10 Kelistrikan (Electricity)

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Kelistrikan merupakan sifat dalam mineral yang berhubungan dengan arus
atau aliran listrik. Sifat listrik mineral dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Konduktor, yaitu suatu mineral yang mampu menghantarkan listrik.
2. Isolator, yaitu suatu mineral yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
2.2.11 Bentuk
Bentuk mineral ada dua macam, yaitu:
1. Bentuk Kristalin
Bentuk Kristalin adalah apabila suatu mineral mempunyai bidang yang ideal
dan baiasanya akan terdapat pada mineral-mineral yang mengandung atau
mineral yang mempunyai bidang belahan.
2. Bentuk Amorf
Bentuk amorf adalah suatu jenis mineral tidak mempunyai batasan yang jelas
dan pasti.

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
2.3 Sejarah Ilmu Geologi

Ilmu Geologi itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan baru dimulai pada
sekitar tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada fakta-
fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang
diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang menjadi

Ilmu Pengetahuan tentang Bumi. Dengan semakin majunya peradaban dimana


banyak benda-benda kebutuhan manusia dibuat yang memerlukan bahanbahan
tambang seperti besi, tembaga, emas dan perak, kemudian juga batubara dan minyak
bumi sebagai sumber energi, dan karena mereka ini harus diambil dari dalam bumi,
maka Ilmu Geologi kemudian berkembang sebagai ilmu terapan yang dalam hal ini
berfungsi sebagai penuntun penting di dalam eksplorasi ilmunya. Disamping itu
geologi di jaman modern juga ternyata berkembang sebagai ilmu terapan didalam
pembangunan teknik sipil dan pengembangan wilayah. Perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan terhadap bangunan-bangunan teknik sipil seperti waduk,
bendung, terowongan, jembatan, jalan, bangunan dan sebagainya, memerlukan data
geologi, karena mereka ini harus dibangun diatas permukaan bumi. Berdasarkan
agama islam Rasulullah bersabda “Tatkala Allah menciptakan bumi, ia bergoyang
dan menyentak, lalu Allah menstabilkannya dengan gunung” (H.R Ahmad) Nabi ini
hidup antara tahun 570 hingga 632, pada saat tak seorangpun, baik sebelum beliau,
ataupun 12 abad setelahnya. Mengetahui apapun gerakan horizontal lithosfer bumi,
peranan gunung sebagai stabilisator baginya. Rasulullah sudah menyampaikannya
pada kita ummat manusia. Dan telah kami jadikan dibumi ini gunung-gunung yang
kokoh, supaya bumi itu tidak guncang bersama mereka, dan telah kami jadikan pula
dibumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka (manusia) mendapat petunjuk. Dan
kami jadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara (Fajri, 2022).
Ilmu Geologi itu sendiri sebenarnya dapat dikatakan dimulai pada sekitar
tahun 500 hingga 300 tahun sebelum Masehi, yang didasarkan kepada fakta-fakta
yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan yang diajukan
oleh pakar-pakar filsafat Yunani.
Namun geologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan modern tentang Bumi
sejak abad ke 17 dan 18 setelah James Hutton, seorang ahli fisika Skotlandia
menerbitkan bukunya yang berjudul Theory of the Earth pada tahun 1795. Hutton
MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD
09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
mencetuskan doktrin Uniformitarianisme atau disebut keseragaman) yang
menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat
ini berlangsung juga pada masa lampau.
Karena luasnya bidang-bidang yang dicakup, maka Geologi umumnya dibagi
menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :
1. Geologi Fisik (Physical Geology)
Geologi Fisik adalah suatu studi yang mengkhususkan mempelajari sifat-sifat
fisik dari bumi, seperti susunan dan komposisi dari pada bahan-bahan yang
membentuk bumi, selaput udara yang mengitari bumi, khususnya bagian yang
melekat dan berinteraksi dengan bumi, kemudian selaput air atau hidrosfer, serta
proses-proses yang bekerja diatas permukaan bumi yang dipicu oleh energi matahari
dan tarikan gaya berat bumi. Proses-proses yang dimaksud itu, dapat dijabarkan
sebagai pelapukan, pengikisan, pemindahan dan pengendapan.
2. Geologi Dinamis (Dynamic Geology)
Geologi Dinamis adalah bagian dari Ilmu Geologi yang mempelajari dan
membahas tentang sifat-sifat dinamika bumi. Sisi ini berhubungan dengan
perubahan-perubahan pada bagian bumi yang diakibatkan oleh gaya-gaya yang
dipicu oleh energi yang bersumber dari dalam bumi, seperti kegiatan magma yang
menghasilkan vulkanisme, gerak-gerak litosfer akibat adanya arus konveksi, gempa
bumi dan gerak-gerak pembentukan cekungan pengendapan dan pegunungan.
Dalam periode abad ke 20, bagian dari ilmu geologi ini dapat dikatakan
sedang berada dalam puncak perkembangannya yang semakin mempesona bagi para
pakar ilmu kebumian, yaitu dengan dicetuskannya Konsep Tektonik Global yang
Baru (The New Global Tectonic) dengan Teori Tektonik Lempengnya.
Teori ini telah menimbulkan suatu revolusi dalam pemikiran-pemikirannya
dan telah banyak mempengaruhi cabang-cabang lainnya dari ilmu geologi seperti
petrologi, stratigrafi, geologi struktur, tektonik serta implikasinya terhadap
pembentukan cebakan mineral, minyak bumi dan sebagainya.
Seorang ahli geologi mempunyai tugas melakukan penelitian-penelitian
untuk mengungkapkan misteri yang masih menyelimuti proses-proses yang
berhubungan dengan bahan-bahan yang membentuk bumi, gerak-gerak dan
perubahan yang terjadi seperti gempa-bumi dan meletusnya gunung api. Di samping
itu, juga mencari dan mencoba menemukan bahan-bahan yang kita butuhkan yang
diambil dari dalam bumi seperti bahan tambang dan minyak dan gas bumi.
MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD
09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Dengan semakin majunya peradaban dimana banyak benda-benda kebutuhan
manusia dibuat yang memerlukan bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas
dan perak, kemudian juga batu bara dan minyak bumi sebagai sumber energi, dan
karena mereka ini, batuan metamorposis atau metamorfosa atau metamorf
(metamorphic rock) membentuk sebagian besar kerak bumi dan membentuk 12%
luas permukaan bumi. Batuan ini diklasifikasikan berdasarkan tekstur, kandungan
kimia dan mineral. Batuan ini mungkin terbentuk berada jauh di bawah permukaan
bumi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar oleh lapisan batu di atasnya. Batuan
ini juga dapat terbentuk dari proses tektonik seperti benturan kontinental, yang
menyebabkan tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Batuan metamorf juga
terbentuk saat batuan dipanaskan oleh intrusi batuan cair panas yang disebut magma
yang berasal dari interior bumi. Studi tentang batuan metamorf yang
tersingkap/terpapar di permukaan bumi memberikan informasi tentang suhu dan
tekanan yang terjadi pada kedalaman yang dalam di dalam kerak bumi. Beberapa
contoh batuan metamorf adalah gneiss, slate, marmer, schist, dan kuarsit. harus
diambil dari dalam bumi, maka ilmu geologi kemudian berkembang sebagai ilmu
terapan, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting di dalam eksplorasi
(Sabirin et al., 2022).

Selain itu, seiring berkembangnya penghuni bumi, dimana sebelumnya


pemilihan wilayah pemukiman bukan merupakan masalah, sekarang ini
pengembangan wilayah harus memperhatikan dukungan terhadap lingkungan yang
ditentukan oleh faktor-faktor geologi agar pembangunannya tidak merusak
keseimbangan alam. Karena itu tugas seorang ahli geologi di samping apa yang
diuraikan diatas, juga mempelajari sifat-sifat bencana alam, seperti banjir, longsor,
gempa-bumi dll; meramalkan dan bagaimana cara menghindarinya.

2.4 Cabang-Cabang Ilmu Geologi

1. Pertologi adalah Mineralogi dan Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari


mineral dan batuan sebagai penyusun kerak bumi. Mineralogi mempelajari
mineral-mineral yang membentuk batuan, termasuk di dalamnya juga aspek
spesialisasi dalam mineralogi adalah kristalografi. Sedangkan petrologi

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
mempelajari asal mula kejadian terbentuknya batuan dan klasifikasi dari
batuan-batuan.
2. Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk muka
bumi yang terjadi karena kekuatan yang bekerja di atas dan di dalam tanah,
merupakan ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk bentang alam permukaan
bumi, termasuk proses-proses yang terjadi padanya.
3. Geofisika adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik dan bumi.
4. Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan mineral mineral
dan kerak bumi.
5. Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk struktur
bagian dalam bumi dandibagian dalam bumi yang membentuknya. Stratigrafi
ilmu yang mempelajari urutan pembentukan batuan penyusun kerak bumi,
terutama untuk batuan-batuan yang berlapis.. Stratigrafi sangat berhubungan
erat dengan ilmu geologi sejarah yang mempelajari sejarah dari bumi sejak
terbentuknya hingga sekarang.
6. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan purba.

2.5 Sifat Kimia Mineral

Berdasarkan sifat - sifat kimia mineral digolongkan menjadi delapan, yaitu:


1. Golongan Native Element
Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur kimia. Terbagi
menjadi tiga, yaitu:
a. Golongan Logam. Contohnya Au, Cu, Pt, Fe dan sebagainya
b. Golongan Semi Logam. Contohnya As dan B
c. Golongan Non Logam. Contohnya O2
2. Golongan Sulfida
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion, yaitu merupakan
persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung pada unsur logam dan semi
logam. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal sehingga mudah untuk dioksidasi
oleh sulfat. Contohnya Pirit (FeS2), Galena (PbS) dan sebagainya.
3. Golongan Oksida dan Hidroksida
Dicirikan oleh satu gugus anion. Berdasarkan perbandingan antara logam

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
dengan oksigen, maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida
sederhana dan juga kompleks. Contohnya Kuarsa (SiO 2 ) untuk oksida dan
Mangan (MnO(OH)) untuk hidroksida. Golongan oksida tersusun oleh unsur
- unsur yang bersenyawa dengan oksigen. Unsur digolongan ini amat banyak
dan biasanya logam berkombinasi dengan gas yang salah satunya adalah
oksigen . Sifat golongan oksida berubah - ubah dan terbentuk pada
lingkungan geologi dan tipe - tipe batuan yang banyak jenisnya.
4. Golongan Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur - unsur logam bersenyawa
dengan unsur - unsur yang halogen. Dalam golongan ini dicirikan adanya
dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetik. Pada umumnya memiliki
berat jenis yang rendah. Contohnya adalah Halit (NaCl) (Royani et al., 2019).
5. Golongan Karbonat, Nitrat, dan Borates
Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan karbonat yang umum, terbentuk
ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radikal. Golongan ini dicirikan
oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, hadirnya tidak stabil,
rekasinya disebut fizz test. Contoh mineral karbonat antara lain adalah Kalsit
(CaCO3), Dolomit (CaMg(CO3)2), aragonit (CaCO3) dan sebagainya.
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih unsur - unsur
logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radikal. Sifat dari golongan
ini adalah mudah larut di dalam air, bila diletakkan dalam nyala api akan
melebur. Contohnya adalah soda nitrat (NaNO 3). Borates adalah
persenyawaan kimia antara unsur logam persenyawaan dengan borates
radikal.
6. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih unsur logam
bersenyawa dengan sulfat radikal. golongan ini dicirikan dengan adanya
gugus anioin SO4, terbentuk dari larutan. Contohnya adalah mineral Barit
(BaSO4) dan Anhidrit (CaSO4).
7. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia yang dimana salah satu
logam

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
bersenyawa dengan fosfat yang radikal. Golongan ini dicirikan oleh
adanya gugus anioin PO4 dan pada umumnya berkilap kaca atau lemak serta
cenderung lunak, rapuh, struktur kristal bagus, serta berwarna. Contohnya
mineral Vivianit (Fe3(PO4)3).
8. Golongan Silika
Silika adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu logam dengan
salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis solo atau berantai. Silika
merupakan suatu golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah
keadaannya. Silika juga merupakan unsur pokok batuan beku dan metamorf.
Contohnya ortoklas (KAlSi3O8).

2.6 Klasifikasi Mineral

Sistem kristal dapat dibagi ke dalam tujuh sistem kristal. Adapun ke tujuh
sistem kristal tersebut adalah kubus, tetragonal, ortorombik, heksagonal, trigonal,
monoklin, dan triklin (Evi Dwi Yanti, 2020).
2.6.1 Sistem Kristal Isometrik
Sistem kristal kubus memiliki panjang rusuk yang sama yakni (a=b=c) serta
memiliki sudut (α=β=γ) atau sebesar 90°. Sistem kristal kubus ini dapat dibagi ke
dalam 3 bentuk yaitu kubus sederhana (simple cubic/ SC), kubus berpusat badan
(body-centered cubic/ BCC) dan kubus berpusat muka (Face-centered Cubic/ FCC).
Berikut adalah beberapa macam-macam bentuk dari ketiga jenis kubus tersebut
yaitu kubus sederhana. Pada bentuk kubus sederhana, masing-masing terdapat satu
atom pada semua sudut atau pojok kubus. Pada kubus BCC, masing-masing mineral
terdapat satu atom pada semua pojok kubus dan terdapat satu atom pada pusat kubus
yang ditunjukkan dengan atom warna biru. Adapun pada kubus FCC, selain terdapat
masing-masing satu atom pada semua pojok kubus, juga terdapat atom pada
diagonal dari masing-masing sisi kubus mineral yang ditunjukkan dengan atom
warna merah.
2.6.2 Sistem Kristal tetragonal
Pada sistem kristal tetragonal, terdapat dua rusuk yang memiliki panjang
sama (a=b≠c) dan semua sudut (α=β=γ) atau sebesar 90°. Pada sistem kristal
tetragonal ini hanya memiliki dua bentuk yaitu sederhana dan berpusat badan. Pada

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
bentuk tetragonal sederhana, mirip dengan kubus sederhana yang dimana masing-
masing terdapat satu atom pada semua sudut atau pojok tetragonalnya. Sedangkan
pada tetragonal berpusat badan yang dimaksud adalah memiliki 1 atom pada pusat
tetragonal atau ditunjukkan pada atom warna biru dan atom lainnya berada pada
pojok atau sudut tetragonal.
2.6.3 Sistem kristal ortorombik
Sistem kristal ortorombik terdiri atas 4 bentuk, yaitu ortorombik sederhana,
body center atau berpusat badan yang ditunjukkan atom dengan warna merah,
berpusat muka (yang ditunjukkan atom dengan warna biru), dan berpusat muka pada
dua sisi ortorombik (yang ditunjukkan atom dengan warna hijau). Ukuran panjang
rusuk dari sistem kristal ortorombik ini berbeda-beda yaitu (a≠b≠c), dan memiliki
sudut yang sama yaitu (α=β=γ) atau sebesar 90°.
2.6.4 Sistem kristal monoklin
Sistem kristal monoklin terdiri atas 2 bentuk, yaitu meliputi monoklin
sederhana dan berpusat muka pada dua sisi monoklin (yang ditunjukkan atom
dengan warna hijau). Sistem kristal monoklin ini memiliki ukuran panjang rusuk
yang berbeda-beda (a≠b≠c), serta sudut α=γ=90° dan β≠90°.
2.6.5 Sistem kristal triklin
Pada sistem kristal triklin mineral hanya terdapat satu orientasi. Sistem kristal
triklin ini memiliki ukuran panjang rusuk yang berbeda satu sama lain yaitu (a≠b≠c),
serta memiliki besar sudut yang berbeda-beda satu sama lain pula yaitu sebesar
α≠β≠γ≠90°.
2.6.6 Sistem kristal rombohedral atau trigonal
Pada sistem kristal rombohedral atau sistem kristal trigoal, panjang rusuk
sistem rombohedral atau sistem kristal trigonal memiliki ukuran yang sama yaitu
(a=b≠c). Sedangkan ukuran sudut-sudutnya adalah α=β=90° dan γ=120°.
2.6.7 Sistem kristal heksagonal
Pada system kristal ini, sesuai dengan namanya heksagonal dengan heksa
yang dalam artiannya berarti enam, maka sistem kristal heksagonal ini memiliki 6
sisi yang sama. Sistem kristal heksagonal memiliki dua nilai sudut yaitu 90° dan
120°atau (α=β= 90°dan γ=120°). Sedangkan pajang rusuk-rusuknya pada sistem
kristal heksagonal adalah a=b≠c. Dimana semua atom yang berada pada sudut-sudut

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
(pojok) heksagonal dan terdapat masing-masing fyodorov telah membuktikan bahwa
adanya hubungan antara komposisi kimia dengan struktur kristal pada mineral.
Atom memiliki pusat muka pada dua sisi sistem kristal heksagonal yang dimana
ditunjukkan dengan atom yang berwarna hijau. Kemudian Dana membagi mineral
menjadi delapan kelompok bagian
Sistematika dan klasifikasi mineral yang pada umumnya digunakan adalah
klasifikasi Dana yang mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur
kristal pada setiap mineral karena analisis struktur kristal dengan sinar X yang
berdasarkan hukum:
1. Elemen native (Unsur Murni)
Elemen native atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan
dengan hanya memiliki satu unsur atau komposisi kimia saja. Mineral pada kelas ini
tidak mengandung unsur lain selain unsur pembentuk utamanya. Pada umumnya
sifat dalam (tenacity) mineralnya adalah malleable yang jika ditempa dengan palu
akan menjadi pipih, atau ductile yang jika ditarik akan dapat memanjang, namun
tidak akan kembali lagi seperti semula jika dilepaskan.
2. Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk
dari kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang) (S2-). Pada umumnya
unsur utamanya adalah logam (metal). mineral-mineral sulfida memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Khususnya karena unsur utama kelas mineral sulfida
umumnya adalah logam.
3. Oksida dan Hidroksida
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk
daripada kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O 2-) dan gugus
hidroksil hidroksida dengan rumus (OH-).
a. Oksida
Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara
oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat.
Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama
dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium.

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah, korondum (Al 2O3),
hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
b. Hidroksida
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran
atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH -). Reaksi
pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama
seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur utamanya pada umumnya
adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh mineral hidroksida adalah
Manganite MnO (OH), Bauksit [FeO(OH)] dan limonite (Fe2O3H2O).
4. Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa
dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine). Umumnya
ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam
sequen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-
lapisan batuan sedimen yang mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan
Batuan Potash (batuan berkalium-Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna
antara lapisan dengan batuan-batuan seperti Marl dan Limestone. Halida yang
lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal. Golongan Halida
bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2–4,5), mempunyai sumbu simetri
kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh mineral-mineral
golongan Halida antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2
ClC(OH)5]. Halida adalah senyawa biner, di mana salah satu bagiannya adalah salah
satu atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang
mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk
membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin.
Golongan Mineral Anion atau Kelompok Anionik
a. Karbonat
Golongan mineral karbonat merupakan ssalah satu golongan anion. Golongan
mineral karbonat merupakan persenyawaan dengan ion (CO 3)2, dan disebut
“karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca yang dinamakan “kalsium
karbonat”, CaCO3 dan juga dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral kalsit
ini merupakan susunan mineral utama yang membentuk batuan sedimen.
Karbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai berbagai

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
plankton. Karbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas
karbonat ini juga termasuk golongan nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).
Beberapa contoh mineral yang termasuk kedalam kelas karbonat ini adalah
dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan magnesite (MgCO3). Dan
contoh mineral nitrat dan borat adalah niter (NaNO 3) dan borak
(Na2B4O5(OH)4 .8H2O).
b. Sulfat
Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO4)2-. Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi
pada daerah evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian
perlahan-lahan menguap sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi.
Pada kelas sulfat termasuk juga mineral-mineral molibdat, kromat dan
tungstat. Adapun sama seperti sulfat yang mineral-mineral tersebut juga
terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.
c. Fosfat
Fosfat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan
Phospate (PO4)3-. Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun
keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic
merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya
secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides.
Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak,
rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara
1,5–5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti
Torbenite [Cu(UO2)2 (PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O],
Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
Contohnya mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite
[Fe2+(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite [Ca5(PO4)3
(F,Cl,OH)].
d. Silikat
Silikat adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah
satu dari Si–O tetrahedra (SiO4)4- tunggal atau berantai. Silikat adalah

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah
keberadaannya. Dalam hal ini golongan silikat adalah unsur pokok penyusun
batuan beku dan batuan metamorf yang ditemukan di alam bebas. Mineral-
mineral silikat cenderung bersifat keras, berwarna transparant (jernih dan
tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya). Mineral silikat
mempunyai Berat Jenis dengan kisaran rata-rata yang sama. Pada umumnya
dalam semua struktur silikat, silicon berada diantara empat atom oksigen
(kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya atau sudut bangunnya silikat dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
1) Nesosilicate
Mempunyai (SiO4)4- tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra silikon-
oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO 4. Mineral khasnya ialah
Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti Olivine [(Mg,Fe)2SiO4], Zircon
(ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2) Sorosilicate
Mempunyai 2 tetrahedral yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen
yang merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa
Si2O7. Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti
Heminorphite [Zn4Si2O7 (OH)2 .H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH].
3) Cyclocilicate
Kelas ini mempunyai tetrahedral yang saling berhubungkan untuk
membentuk struktur lingkaran tertutup dengan komposisi berapa SiNO3.
4) Inosilicate
Kelas inosilicate mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan
membentuk struktur rantai tunggal maupun ganda dan saling terikat oleh
unsur-unsur logam masing-masing.
Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si:O=1:3, misalnya terlihat pada
mineral-mineral Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi 2O6), Hornblende
[CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe3+)Si2O6].
Rantai Ganda, yang berarti rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedralnya
berselang-seling atau saling terikat dan menyilang dengan perbandigan
komposisi Si:O=4:11 dicirikan oleh mineral-mineral.
5) Phylosilicate

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama
oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya
sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan komposisi
Si:O=2:5.
6) Tectosilicate
Mempunyai kerangka silikat yang mana setiap atom tetrahedra
silicon/SiO4memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya
dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga membentuk
jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si:O =1:2.
Dicirikan dengan beberapa bentuk silika seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite
(SiO2), Kristobalite (SiO2) mempunyai susunan 3 dimensi tersebut. Mineral
khas lainnya seperti Feldspar group yaitu Orthoclase (KAlSi3O8).
Silikat, dalam ilmu kimia, adalah suatu senyawa yang mengandung satu anion
dengan satu atau lebih atom silikon pusat yang dikelilingi oleh ligan
elektronegatif. Jenis silikat yang sering ditemukan umumnya terdiri dari
silikon dengan oksigen sebagai ligannya. Silika, atau silikon dioksida, SiO2,
sering dianggap sebagai silikat, walaupun senyawa ini tidak bermuatan
negatif dan tidak memerlukan ion pasangan. Silika ditemukan di alam dalam
bentuk mineral kuarsa. Silikat adalah kelompok mineral yang banyak
digunakan dalam berbagai industri, termasuk industri pencahayaan dan
industri lainnya.

2.7 Batuan Metamorfosis

Batuan metamorfosis atau metamorfosa atau metamorf (metamorphic rock)


membentuk sebagian besar kerak bumi dan membentuk 12% luas permukaan bumi.
Batuan ini diklasifikasikan berdasarkan tekstur, kandungan kimia dan mineral.
Batuan ini mungkin terbentuk berada jauh di bawah permukaan bumi, mengalami
suhu tinggi dan tekanan besar oleh lapisan batu di atasnya. Batuan ini juga dapat
terbentuk dari proses tektonik seperti benturan kontinental, yang menyebabkan
tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Batuan metamorf juga terbentuk saat
batuan dipanaskan oleh intrusi batuan cair panas yang disebut magma yang berasal
dari interior bumi. Studi tentang batuan metamorf yang tersingkap/terpapar di

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
permukaan bumi memberikan informasi tentang suhu dan tekanan yang terjadi pada
kedalaman yang dalam.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah salah satu kelompok utama batuan
yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti
perubahan bentuk. Batuan metamorf terbentuk ketika batuan terkena panas tinggi,
tekanan tinggi, cairan kaya mineral panas atau, lebih umum, kombinasi dari faktor-
faktor ini. Kondisi seperti ini ditemukan jauh di dalam bumi atau di tempat
pertemuan lempeng tektonik.Batuan metamorf sendiri terdiri dari dua struktur, yaitu
foliasi dan non-foliasi. Foliasi merupakan suatu lapisan yang terdapat pada batuan
metamorf dan memiliki bentuk berupa layaknya sebuah belahan. Serta non-Foliasi
merupakan suatu batuan metamorf yang nggak punya lapisan atau belahan, jadi
batuan ini nggak terlihat penjajaran mineralnya.

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Tahap yang pertama ialah menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan.
Dalam hal ini seperti alat tulis menulis, mistar, alat penguji kekerasan (kuku
manusia, kawat tembaga, pecahan kaca, paku baja dan kikir baja). Lalu mengambil
gambar mineral lalu membuat sketsa dari mineral yang akan diamati.
Selanjutnya mengamati mineral apa saja yang akan di uji kekerasannya
masing-masing. Dalam tahap ini tidak semua mineral sama tahap kekerasannya.
Kemudian kita mengamati warna segar dan warna lapuk atau warna pengotor dari
mineral tersebut, dimana warna lapuk merupakan warna pada mineral yang telah
terkontaminasi oleh lingkungan sekitarnya. Sedangkan, warna segar merupakan
warna pada mineral yang belum terkontaminasi. Untuk mengetahui warna lapuk
mineral yang kita lakukan yaitu dengan melihat kenampakan luar mineral tersebut,
sedangkan untuk mengetahui warna segar, bisa dengan menggoreskan mineral
tersebut dengan porselen sama dengan cara melihat cerat pada mineral.
Setelah itu mengamati kilapan dari mineral yang di uji, setelah mengamati
kilapan dari mineral itu apakah kilapan logam atau non logam (kaca, intan, sutera,
damar, mutiara, lemak, tanah) tahap selanjutnya ialah mengamati belahan yang
terdapat pada mineral itu apakah sempurna atau tidak sempurna. Lalu mengamati
MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD
09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
pecahan yang terdapat pada mineral (Conchoidal, Splintery, Even, Uneven,
Subconchoidal, dan hackly) setelah itu menguji kekerasan dari mineral dengan
menggunakan kuku manusia (2,5), kawat tembaga (3), pecahan kaca (5,5-6), paku
baja (5,5-6) dan kikir baja (6,5-7). Setiap mineral beda tingkat kekerasannya.
Sesudah itu lalu menentukan tenacity (brittle, elastic, flexible, malliable, sectile,
dan ductile) dari mineral tersebut. Dan menentukan nama mineral dan sistem kristal
(triklinik, monoklinik, ortorombik, tetragonal, trigonal, heksagonal dan kubik) dan
juga mencari tahu apa komposisi dari mineral yang kita amati.

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
LABORATORIUM GEOLOGI DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
PENGENALAN MINERAL
DAFTAR PUSTAKA

Agus-Hendratno. (2022). Peluang Pemanfaatan Data Geologi dan Sumberdaya Mineral Dalam
Pembangunan Wilayah. 2, 1217.

Evi Dwi Yanti. (2020). Karakteristik Mineral Lempung Pada Jalan Rawan Longsor Jalur
Liwa-Bukit Kemuning Berdasarkan Analisis Sem Dan Xrd. Ejournal, 8, 35–41.
Fajri, R. N. (2022). Karakterisasi Mineral Magnetik Batuan Disekitar Danau Diatas
Sumatera Barat Menggunakan Metode Kemagnetan Batuan. 1–9.
Pranowo,R., Praktikum, D., Petrologi, L., Galian, B., & Geologi, T. (2017). ENDAPAN
MINERAL.
Royani, Y., Rahayu, R. N., & Yuliati, E. (2019). Analisis Bibliometrik Jurnal Geologi
dan Sumberdaya Mineral Tahun 2014 - 2018. Lentera Pustaka: Jurnal Kajian Ilmu
Perpustakaan, Informasi Dan Kearsipan, 5(1), 49.
Sabirin, F., Mustofa, M., & Sulistiyarini, D. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran
3D Untuk Mata Kuliah Geologi Dasar. Jurnal Pendidikan Informatika Dan Sains,
11(1).

MUH. ARHAM HAERAWAN INDRYA ULANDARI AHRAD


09320220053 09320230393

Anda mungkin juga menyukai