Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN MINGGUAN

PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK


ACARA 1
“SIFAT FISIK MINERAL”

NAMA : DENI ABDILLAH


NIM : 2309056007
KELOMPOK : 9 (SEMBILAN)
ASISTEN : RADEN NAUFAL
ATHALLIRIQ NIM : 2009086037

LABORATORIUM GEOLOGI DAN


SURVEI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planet bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok
ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi,
struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun di atas permukaan bumi,
kedudukannya di alam semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di
alam semesta hingga sekarang. Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam
namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.
Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudera,
cekungan dan rangkaian pegunungan.

Mineral mempunyai pengertian yang berlainan di kalangan orang awam.Sering


diartikan sebagai bahan yang bukan organik atau zat-zat yang anorganik dalam obat.
Misalnya dibedakan antara vitamin dan mineral. Juga mineral-mineral sering diartikan
sebagai cebakan bijih (ore), dan sering kita dengarmineral deposit.

Definisi mineral menurut beberapa ahli :


1. L. G Berry dan B. Mason (1959) Mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat dialam,terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas
batastertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
2. D. G. A Whitten dan J. R. V Brooke (1972)Mineral adalah suatu bahan padat yang
secara struktural homogen, mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses
alam yang organik.

Oleh karena itu, dilakukan praktikum kali ini yang akan membahas tentang sifat fisik
mineral dan juga kegunaan dan setiap sampel mineral agar praktikum dapat
mempraktekan cara mengenditifikasih mineral.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum sifat fisik mineral
a. Untuk mengenal mineral
b. Untuk mengetahui sifat mineral Kalsit
c. Untuk lebih mengetahui Kegunaan Mineral Kalsit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mineral adalah senyawa anorganik yang biasa terbentuk secara alamiah, berfase padat,
mempunyai komposisi dan sturuktur tertentu serta memiliki sifat fisik tertentu juga,
mineral juga mempunyai komposisi-komposisi kimia pada batas-batas tertentu, itu
artinya mineral merupakan senyawa kimia sifat-sifat mineral terutama kristal,tidak
hanya tergantung pada komposisi tetapi juga kepada susunan atom-atom penyusun, ada
sekitar 4.000 mineral berbeda, dimana masing-masing mineral memiliki sifat tersendiri
yang unik. Sifat fisik mineral seperti warna, cerat, kekerasan, kilau, berat jenis, belahan,
pecahan, derajad magnetik, kelarutan dan masih banyak lagi sifat fisik lainnya. Sifat-
sifat fisik mineral berguna untuk mengindentifikasi mineral, namun yang lebih penting
bahwa sifat fisik menentukan penggunaan mineral pada sektor industri tertentu
(Balfas, 2015).

Ada sekitar 4.000 mineral yang berbeda, dimana masing-masing mineral memiiki sifat
fisik tersendiri yang cukup unik. Sifat-sifat mineral seperti warna, cerat, kekerasan,
kilau, berat jenis, belahan, pecahan, derajad magnetik, kelarutan dan masih banyak lagi
sifat fisik lainnya. Sifat-sifat fisik mineral sangat berguna untuk mengindentifikasi
mineral, namun yang lebih penting bahwa sifat fisik menentukan penggunaan mineral
pada sektor industri tertentu, mineral talk, Ketika ditumbuh menjadi bubuk akan sangat
cocok digunakan sebagai bedak.ini dikarenakan sifat fisiknya yang lembut, licin
sehingga tidak akan menyebabkan abrasi. Talk memiliki kemampuan untuk menyerap
kelembapan, minyak dan bau. Tidak ada mineral lain yang memiliki sifat fisik sama
seperti talk untuk memenuhi fungsi diatas (Noor, 2002).

Penentuan nama mineral dapat dilakukan dengan membandingkan sifat-sifat fisik


mineral antara mineral yang satu dengan mineral yang lainnya. Sifat-sifat fisik mineral
tersebut meliputi : warna, kilap (luster), kekerasan (hardness), gores (streak), belahan
(cleavage), pecahan (fracture), struktur/bentuk kristal, berat jenis, sifat dalam (tenacity),
dan kemagnetan. (Noor, 2002).
Pada wujudnya sebuah kristal itu seluruhnya telah dapat ditentukan secara ilmu ukur,
dengan mengetahui susut-sudut bidangnya. Hingga saat ini baru terdapat 7 macam
sistem kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
 jumlah sumbu kristal,
 letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
 parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu

Adapun ke tujuh sistem kristal tersebut adalah:


Sistem isometrik; Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai
sistem kubus/kubik. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya. Sistem tetragonal : Sama dengan
sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling
tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu c
berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Sistem
rombis; Sistem ini disebut juga orthorombis dan mempunyai 3 sumbu kristal yang
saling tegak lurus satu dengan yang lain. Ketiga sumbu kristal tersebut mempunyai
panjang yang berbeda (Sapiie, 2006).

Sistem heksagonal ; Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal, dimana sumbu c tegak
lurus terhadap ketiga sumbu yang lain. Sumbu a, b, dan d masing-masing saling
membentuk sudut 120o satu terhadap yang lain. Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang
yang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek
(umumnya lebih panjang). Sistem trigonal; Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke
dalam sistem heksagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk segi
enam kemudian dibuat segitiga degnan menghubungkan dua titik sudut yang melewati
satu titik sudutnya. (Noor, 2002).

Sistem monoklin; Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b; b tegak lurus terhadap
c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut
mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yangpaling panjang dan
sumbu b yang paling pendek.
Mineral halit, Ketika dihancurkan menjadi butiran kecil sangat cocok untuk penyedap
makanan (garam). Halit memiliki rasa asin yang dapat dipakai sebagai penyedap rasa
dalam makanan. Halit dapat larut dengan cepat, sehingga mudah menyebar di dalam
makanan. Halit cukup lembut, jadi jika beberapa butir garam tidak larut, itu tidak akan
merusak gigi Anda. tidak ada mineral lain yang memiliki sifat fisik yang lebih cocok
untuk penggunaan ini .Mineral Emas, sangat cocok untuk digunakan sebagai perhiasan.
Emas memiliki warna kuning yang indah dipandang mata. Emas memiliki kilau terang,
dan berat jenis yang lebih tinggi. Logam lain selain emas dapat digunakan untuk
membuat perhiasasan, tetapi sifat ini membuat emas lebih difavoritkan. Beberapa orang
mungkin mengganggap kelengkaan menjadi nilai tambah emas untuk dijadikan
perhiasan yang dapat diinvestasikan (Balfas, 2015).

Karasteristik sifat fisik yang utama dari sebuah mineral sangat menetukan komposisi
atau sifat kimia dan kekuatan ikatan dalam struktur internal mineral, contohnya mineral
gelena yang merupakan “sulfida lead”, memiliki berat jenis yang lebih tinggi dibanding
bauksit (aluminium hidroksida), perbedaan ini sudah tentu disebabkan karena posisi
kimia mereka Intan dan grafit keduanya terdiri dari karbon murni. Intan adalah mineral
alami yang paling keras, sedangkan grafit adalah salah satu mineral yang lembut.
Perbedaan ini terjadi karena jenis obligasi yang menghubungkan atom karbon dalam
stuktur mineral mereka (Balfas, 2015).

Setiap atom karbon pasa intan terikat empat atom karbon lainnya dengan ikatan kovalen
yang kuat, sedangkan grafit memiliki stuktur melebar dimana atom dalam lembarannya
terikat satu sama lain dengan ikatan kovalen yang kuat tetapi ikatan obligasi elektrik
antara lembarannya lemah. Ketika grafis digores, maka akan membuatnya menjadi
mineral yang lembut. Baru permata ruby dan safir berasal dari variasi warna mineral
korundum mengandung sejumlah kromium maka akan menunjukan warna merah yang
disebut ruby. Namun, ketika mengandung sejumlah besi atau titamun maka akan
menunjukan warna biru yang disebut sabagai safir (Noor, 2002).

Kilap Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral
saat terkena cahaya
Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

 Kilap Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan

seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam:

Gelena, Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit.

 Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

 Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti


intan. Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada
kuarsa dan kalsit.
 Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya
terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes,
alkanolit, dan gips.
 Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada
spharelit.
 Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun,
misalnya pada serpentin, opal dan nepelin.

 Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxit dan limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai
dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan
kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai
kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas
(Danisworo, 1994).

Selain itu kilap merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral saat terkena cahaya. Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan
seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai kilap logam
:Gelena, Pirit, Magnetik, Kalkopirit, Grafit.

b. Kilap bukan logam (non metallic luster), terbagi atas : kilap intan (adamanti luster),
cemerlang seperti intan. Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kursa dan kalsit.
Kilap sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada
mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya asbes, alkanolit, dan gips. Kilap
mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin, opal,
dan nepelin. Kilap tanah, kilap suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin,
bouxit, dan limonit. Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, kerena sifat fisiknya
ini dapat dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu
dibiasakan membedahkan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-
kadang akan dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak
begitu tegas (Darmawati, 2020).

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat,akan tetapi tidak
dapat diandalakan dalam pemberian mineral kerena suatu mineral dapat berwarna lebih
dari satu warna, tergantung keanekaragam komposisi kimia dan pengotoran padanya.
Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak
berwarna.Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas
, seperti:
Putih : Kaolin (A1203.2Si2O2),Gypsum(CaSO4.H2O),Milky kwartz (Kuarsa
susu) (SiO2)
Emas : Pirit (FeS2),Kalkopirit (CuFeS2),Emas (Au)
Hijau : Klorit (Mg.Fe)5 Al?(AlSiO310) (OH),Malasit (Cu
CO3Cu(OH)2) Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2),Beril (Be3A12
(Si6O18))
Merah : Jasper,Hematit (Fe2O3)
Coklat : Garnet,Limonite (Fe2O3)
Abu-abu : Galena (PbS)
Hitam : Biotit
(K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)),Grafit(C),Augit (Balfas, 2015).
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan.Kekerasan nisbi suatu
mineral dapat membandingkan suatu mineral tertentu yang dipakai sebagai kekerasan
yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai
bekas dan badan mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala
kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari jerman dan dikenal sebagai skala Mohs.
Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai
skala sampai skala 10 untuk mineral terkeras di dunua (Balfas 2015).

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat diperboleh
apabila mineral digoreskan pasa bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk
suatu mineral kemudian dilihat warna dari bubuk tersebut. Cerat dapat sama dengan
warna asli mineral, dapat pula berbeda.Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya
tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya:
Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna hitam.
Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan
jejak berwarna merah kecoklatan
Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
Biotite : Ceratnya tidak berwarna
Orthoklase : Ceratnya putih
Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseliruhan
hingga dapat dipergunakan untuk mengindentifikasi mineral (Darmawati, 2020).

Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membela diri pada satu atau lebih
arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat mineral yang mampu membela yang
oleh sini adalah bila mineral kita pukul atau tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi
bidang belahan yang licin.Tidak semua mineral mempunyai sifat ini, sehinggah dapat
dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapat dibelah.Tenaga
pengikat atom didalam struktur kristal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila
terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung
membela melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membela
melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan
akan nampak sejajar dan terarur (Noor, 2002).

Pecahan adalah kecenderungan minerak untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak
teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dan belahan dapat dilihat dari
sifat permukaan mineral apabila memntulkan sinar. Permukaan bidang belah akan
nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar sedangkan bidang
pecahan memantulkan sinar ke segalah arah dengan tidak teratur (Balfas, 2015).

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu: Concoidal bila memperhatikan gelombang
yang melengkung di lingkungan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan
botol. contoh kuarsa. Splintery/fibrous Bila menunjukkan permukaan bidang pecahan
halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit. Uneven garnet.
Hackly : Bila pecahan tersebut menujukan permukaan kasar tidak teratur dan rungcing-
runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak (Noor, 2002).

Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya: a. Bangun kubus :
galena, pirit .b. Bangun pimatik : piroksen, ampibole.c.Bangunan doecahedon : garnet
.Mineral amorf misalnya : chert, flint. kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena
pertumbuhan kristal sering mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral
yang disesuaikan dengan kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk
kristal yang khas, baik yang berdiri sendiri maupun yang di kelompok-kelompok.
Kelompok tersebut disebut agregasi mineral dan dapat dibedahkan dalan struktur.

Sebagai berikut struktur glanular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-bitiran
mineral yang mempunyai dimensi sama, isometrik Dalam hal ini berdasarkan ukuran
buktinya dapat dibedahkan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat
dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut
begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur
berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan menjadi : struktur jaring-jaring
(retiluler), struktur bintang (stelated) radier. Struktur lembaran atau lamemer, terdiri dari
lembaran-lembaran. Bila individu-individu mineral pipih disebut dengan struktur
tabuler, contoh mika. Struktur lembaran dibedakan menjadi struktur konsentrik, foliasi.
Struktur Imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain
Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok. Bentuk kristal
mencerminkan struktur dalam sehinggah dapat dipergunakan untuk pemerian atau
pengdentifikasian mineral (Balfas, 2015).

Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih
dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang dalam keadaan
didalam air, misalnya berat y gram. Berat terhitung dalam keadaan didalam air adalah
berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volumenya
(Noor, 2002).

Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang
umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih
dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di
dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah
berat miberal dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir
mineral tersebut.

Sifat dalam adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,
menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah Rapuh
(brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.
Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.Blastik:
mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan dapat kembali
seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan bahan


3.1.1 Alat
- Koin
- Kaca
- Amplas
- Paku
- Kamera/ HP
- Toolbox
- Senter
3.1.2 Bahan
- From Deskripsi
- Alat Tulis
-Sample Mineral

3.2 Prosedur percobaan


- Disiapkan alat dan bahan
- Disiapkan dan diambil sample mineral yang akan dideskripsikan
- Dicatat dan diamati warna sample mineral dengan cara
- Diamati warna cerat pada mineral dengan cara menggosokkan mineral pada
amplas kemudian dilihat dan ditulis warna padacerat sampul
- Dilihat dan dicatat Kilap mineral dengan cara menghadapkan cahaya
dipermukaan mineral
- Diamati belahan yang ada pada mineral kemudian ditulis pada sample
- Diamati pecahan dan ditulis pada sample
- Diamati kekerasan dan ditulis pada sample untuk mengetahui tingkat kekrasannya,bisa
dengan cara menggoreskan kuku pada mineral apabila tergoreskan maka kekerasannya
<2,5 dqan apabila tidak tergores kita dapat menggunakan alat lain seperti koin atau alat
lainnya
BAB IV
TABEL HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Mineral
Tabel 4.1 Form deskripsi
No Gambar Deskripsi
1. Warna : Bening Putihan
Cerat : Putih
Kilap : Kilap Mutiara
Belahan : Tidak jelas
Pecahan : Univen
Kekerasan : 4,5 -5,5
Tenacity : Ductle
Kemagnetan : Diamagnetis
Golongan mineral : Silika
Rumus kimia : SiO2
Nama mineral : Kalsit
2. Warna : Bening Keputihan
Cerat : Putih
Kilap : Nonlogam (kilap Kaca)
Belahan : Sempurna
Pecahan : Even
Kekerasan : 2,5
Tenacity : Ductile
Kemagnetan : Diamagnetis
Golongan mineral : Silika
Rumus kimia : SiO2
Nama mineral : Kuarsa
3. Warna : Hitam Kekuningan
Cerat : Putih
Kilap : Kilap Logam
Belahan : Tidak Jelas
Pecahan : Hackly
Kekerasan : 3,5-4,5
Tenacity : Ductile
Kemagnetan : Diamagnetis
Golongan mineral : Felsik
Rumus kimia : SiO2
Nama mineral : Pyrite
4.2. Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Mineral Kalsit
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling stabil. Kalsit
merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan rumus kimia CaCO3. Kalsit
sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di dalam batuan sedimen, batuan
metamorf, maupun batuan beku. Beberapa ahli geologi menganggapnya sebagai
"ubiquitous mineral" atau mineral yang dapat hadir di hampir semua jenis batuan.

Mineral kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu kapur (batugamping) ataupun
batu marmer. Kedua batuan tersebut sangat banyak ditemukan di permukaan bumi dan
sebagai salah satu repositori karbon terbesar di planet kita. Sifat fisik dan kimia dari
mineral kalsit menjadikannya sebagai salah satu mineral yang paling sering muncul.
Kalsit adalah mineral karbonat dan polimorf kalsium karbonat yang paling stabil. Kalsit
merupakan mineral penyusun berbagai jenis batuan dengan rumus kimia CaCO3. Kalsit
sangat umum ditemukan di seluruh dunia baik di dalam batuan sedimen, batuan
metamorf, maupun batuan beku. Beberapa ahli geologi menganggapnya sebagai
"ubiquitous mineral" atau mineral yang dapat hadir di hampir semua jenis batuan.

Kalsit dapat digunakan sebagai bahan konstruksi, material abrasif, pupuk pertanian,
agregat untuk konstruksi bangunan, pigmen, farmasi, dan masih banyak lagi kegunaan
lainnya. kalsit memiliki lebih banyak kegunaan dibandingkan mineral-mineral lainnya.
Secara umum, proses terbentuknya mineral kalsit (genesa) ataupun keterdapatan kalsit
berkaitan erat dengan pembentukan batu kapur dan batu marmer.

Mungkin itulah yang membuat banyak orang awam menyebut mineral kalsit sebagai
batu kalsit. Akan tetapi, perlu dipahami bahwa kalsit bukan batuan, tetapi merupakan
mineral utama penyusun batu gamping maupun batu marmer.
Kegunaan lainnya dari mineral kalsit adalah untuk pemurnian gula bit, sebagai
pengawet makanan kaleng (mengurangi keasaman), pembuatan baja (sebagai fluks atau
slag), flotasi logam, pembuatan kertas (mendapatkan alkali pada proses sulfat),
pembuatan gelas, peralatan optik, pakan ternak, kosmetik, dan PVC polymer. Secara
umum, kalsit digunakan diberbagai sektor industri didasarkan atas sifat
fisik dan kimianya.
4.2.2 Pembahasan Mineral Kuarsa
Kuarsa terdiri dari banyak varietas (jenis), yang terutama terdiri dari silika, atau silikon
dioksida (SiO2). Sejumlah unsur pengotor dalam jumlah kecil seperti litium, natrium,
kalium, dan titanium biasanya hadir menyertainya. Kuarsa telah menjadi pusat perhatian
sejak zaman dahulu, dimana bentuknya pada awal ditemukan berupa kristal jernih yang
disebut oleh orang Yunani kuno sebagai "krystallos". Karena itu nama kristal atau yang
lebih umum batu kristal, disematkan sebagai salah satu varietas kuarsa.

Nama "Quartz" (Kuarsa) merupakan sebuah kata Jerman kuno yang pertama kali
digunakan oleh Georgius Agricola pada 1530. Kuarsa memiliki nilai ekonomis yang
cukup besar. Banyak varietas batu permata tersusun atas mineral kuarsa, seperti
amethyst (batu kecubung), citrine, smoky quartz, dan rose quartz. Batu pasir pun yang
biasa kita gunakan sebagai bahan bangunan terdiri atas mineral kuarsa. Sejumlah besar
pasir kuarsa (juga dikenal sebagai pasir silika) digunakan dalam pembuatan gelas dan
keramik dan untuk cetakan dalam pengecoran logam.

Kuarsa cenderung banyak terkonsentrasi di batupasir dan batuan detrital lainnya. Pada
batuan sedimen, kuarsa sekunder sering berfungsi sebagai semen yang mengikat butiran
detrital. Kuarsa dalam varietasnya sebagai silika mikrokristalin dikenal sebagai batu
rijang, agate, dan jasper terdiri dari jaringan kuarsa yang halus.

Kuarsa adalah mineral yang terdistribusi secara luas di permukaan bumi dan merupakan
mineral paling melimpah ke-2 di kerak bumi setelah feldspar, karena mineral ini hampir
selalu. ada pada semua jenis batuan. Mineral ini dapat terbentuk pada semua suhu.
pembentukan mineral. Kuarsa banyak ditemukan dipuncak gunung, pantai, dan sungai
Tambang deposit kuarsa banyak ditemukan di seluruh dunia.
4.2.3 Pembahasan Mineral Pyrite
Pyrite adalah mineral yang sangat umum (juga salah satu sulfida alami yang paling
umum, dan disulfida paling umum ), ditemukan dalam berbagai formasi geologi mulai
dari endapan sedimen hingga urat hidrotermal dan sebagai penyusun batuan metamorf.
Warna pirit metalik kuning kekuningan dalam banyak kasus menyebabkan orang salah
mengira itu adalah Emas, oleh karena itu julukan umum 'Emas Bodoh'. Pirit cukup
mudah dibedakan dari emas: pirit jauh lebih ringan, tetapi lebih keras dari emas dan
tidak dapat tergores dengan kuku atau pisau saku. Pirit umumnya mengandung sedikit
nikel, dan membentuk rangkaian dengan Vaesite , NiS 2 ; Bravoite adalah jenis pirit
yang mengandung Ni

Biasanya mengandung kobalt kecil juga dan membentuk rangkaian dengan Cattierite ,
CoS 2 . Banyak pirit mengandung As kecil, lihat Pirit yang mengandung Arsenik. Pirit
yang mengandung Pb telah dijelaskan oleh Cabral et al. (2011). Bisa juga mengandung
jejak logam lain, termasuk emas. Sebagian besar kandungan logam asing dalam pirit
dapat ditelusuri kembali ke nanopartikel logam (Deditius et al., 2011).
Kilap logam pirit dan warna kuning-kuningan pucat sepintas memberikan kemiripan
dengan emas, sehingga terkenal dengan julukan "emas semu". Warna tersebut juga
telah memberikan julukan kuningan, brazzel, dan Brasil, terutama merujuk kepada pirit
yang ditemukan di batubara.

Nama pirit berasal dari bahasa yunani πυρίτης (pyritēs), "pada api" atau "dalam api",
sebagai padanan dari πύρ (pyr), "api". Di zaman Romawi kuno, nama ini diterapkan
untuk beberapa jenis batu yang dapat membuat percikan api bila dipukul ke baja;
Plinius Tua menjelaskan bahwa salah satu dari batuan tersebut terlihat seperti kuningan,
hampir pasti merujuk untuk apa yang sekarang kita sebut sebagai pirit.

Pada saat Georgius Agricola pada tahun 1550, istilah ini telah menjadi istilah umum
untuk semua mineral sulfida. Pirit biasanya ditemukan berasosiasi dengan sulfida atau
oksida dalam urat kuarsa, batuan sedimen, dan batuan metamorf, serta di lapisan
batubara dan sebagai mineral pengganti di dalam fosil, selain itu pirit juga telah
diidentifikasi dalam sklerit dari gastropoda berkaki sisik. Meskipun dijuluki emas semu,
pirit kadang-kadang ditemukan berasosiasi dengan sejumlah kecil emas.
BAB V
PENUTU
P

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum geologi fisik yang membahas sifat fisik mineral ini dapat
disimpulkan bahwa

a. Setelah melakukan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa mineral


kalsit memiliki cerat berwarna putih
b. Setelah melakukan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sifat
kalsit merupakan mineral dengan tingkat kekerasan yang sedang.
c. Dapat disimpulkan bahwa mineral pyrite memiliki kegunaan atau fungsi
yaitu Sebagai bahan utama pembuatan marmer.

5.2 Saran
Semoga Praktikum Selanjutnya kita dapat mengetahui jenis mineral lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad Dahlan Balfas.,2015,Geologi Untuk Pertambangan Umum, Yogyakarta,
Graha Ilmu

Noor.Djauhari,2012,Pengantar Geologi Edisi Kedua: Pakuan Univerity Press.Bogor

Muhammad Zuhdi,2019,Buku Ajar Pengantar Geologi,:Penerbit Duta Pustaka Ilmu.


Mataram

Asisten Praktikam

Raden Naufal Athallariq Deni Abdillah


NIM 2009086037 NIM 2309056007
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai