Anda di halaman 1dari 113

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Petrologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang


mempelajari batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf, asal mula
pembentukan batuan, pembentuk kulit bumi, serta penyebarannya baik didalam
maupun dipermukaan bumi, mencakup aspek deskripsi dan aspek genesa-interpretasi.
Aspek pemberian nama antara lain meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi, berat
jenis, kekerasan, kesarangan (porositas), kelulusan (permebilitas) dan klasifikasi atau
penamaan batuan. Aspek genesa – interpretasi mencakup tentang sumber asal
(“source”) hingga proses atau cara terbentuknya batuan. Batuan didefinisikan sebagai
semua bahan yang menyusun kerak (kulit)bumi dan merupakan suatu agregat
(kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur (mengkristal). Dalam arti sempit,
yang tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan lepas lainnya yang merupakan
hasil pelapukan kimia, fisika maupun biologis, serta proses erosi dari batuan. Namun
dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan erosi tersebut termasuk batuan.
Batuan sebagai agregat mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis batuan, yaitu :
1.   Batuan beku (“igneous rocks”), adalah kumpulan mineral silikat sebagai hasil
pembekuan daripada magma yang mendingin (Huang, 1962).
2.   Batuan sedimen (“sedimentary rocks”), adalah batuan hasil litifikasi bahan
rombakan batuan yang berasal dari proses denudasi atau hasil reaksi kimia
maupun hasil kegiatan organisme (Pettijohn, 1964).
3.   Batuan metamorf atau batuan malihan (“metamorphic rocks”), adalah batuan yang
berasal dari suatu batuan yang sudah ada yang mengalami perubahan tekstur dan
komposisi mineral pada fasa padat sebagai perubahan kondisi fisika (tekanan dan
temperatur) (Winkler, 1967).

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.1
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari praktikum petrologi ini adalah memerikan dan mengelompokkan


batuan secara optis sehingga dapat diketahui pertologinya, hal ini akan sangat
terbatas tanpa bantuan dari cabang ilmu geologi lain, seperti mineralogi, mineral
optik, petrologi, dan petrografi. Kepentingan Petrogafi dalam hal ini merupakan
bagian sangat berarti dalam petrologi ( ilmu tentang pembentukan batuan ).
Pada pemerian petrografi, pertama-tama akan diamati mineral penyusun
batuan, selanjutnya tekstur batuan. Tekstur batuan sangat membantu dalam
pengelompokan batuan selain memberikan gambaran proses yang terjadi selama
pembentukan batuan dan beberapa pengklasifikasian berdasarkan jenis batuan yang
akan diamati. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Praktikan dapat mengetahui mineral pembentuk batuan( Rock forming
mineral)
b. Praktikan dapat mengetahui batuan beku intrusive dan ekstrusif.
c. Praktikan dapat mengetaui batuan sedimen klastik dan non klastik.
d. Praktikan dapat mengetahui batuan metamorf foliasi dan nonfoliasi.

1.3. RUMUSAN MASALAH

A. Apakah yang dimaksud dengan rock forming mineral?


B. Apakah yang dimaksud dengan batuan beku dan bagaimana proses
terbentuknya?
C. Apakah yang dimaksud dengan batuan sedimen dan bagaimana proses
terbentuknya?
D. Apakah yang dimaksud dengan batuan metamorf dan bagaimana proses
terbentuknya?

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.2
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
BAB II

DASAR TEORI

2.1. PENDAHULUAN

Petrologi sendiri merupakan kepentingan yang tak terbaras namun bila


mempertimbangkan sebagian dari petrologi kepentingan akan menjadi luas, dimana
petrografi memberikan data umum yang petrologi perjuangkan untuk
menginterpretasikan dan menerangkan asal-ususl batuan.
Batuan sebagai agregat mineral-mineral pembentuk kulit bumi secara genesa
dapat dikelompokan dalam tiga jenis batuan, yaitu :
1.      Batuan beku (Igneous Rock), adalah kumpulan interlocking agregat mineral-
mineral silikat hasil magma yang mendingin (Walter T. Huang, 1962).
2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock), adalah batuan hasil litifikasi bahan
rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun mengenai hasil
kegiatan organisme (Pettijohn, 1964).
3. Batuan Metamorf (Metamorphic Rock), adalah batuan yang berasal dari suatu
batuan induk yang mengalami perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fase
padat sebagai akibat perubahan kondisi fisika (tekanan, temperatur, atau tekanan dan
temperatur, HGF. Winkler, 1967,1979).

2.2. ROCK FORMING MINERAL

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogeny, non-argonik, yang memiliki


bentuk teraktur (system kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.

Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai
silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawa organik
biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogy.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.3
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
a. L.G. Berry dan B. Mason, 1959
“Mineral adalah suatu benda padat homo gen yang terdapat dialam terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur”.

b. D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972


“Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik”.

c. A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977


“Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas-batas tertentu atau dalam batas-batas tertentu dan
mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan”.
Dari ketiga definisi tersebut para ahli geologi masih memberikan suatu
anomali atau suatu pengecualian beberapa zat atau bahan yang disebut sebagai
mineral, walaupun tidak termasuk didalam suatu definisi diatas. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa mineral mempunyai sifat sebagai : bahan alam, mempunyai sifat
fisis dan kimia tetap, berupa unsur tunggal atau senyawa.
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan  penyusun atom-
atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia
tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat
dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu
(Graha,1987). Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:

1. Kilap (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)
6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.4
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
8. Berat Jenis (specific gravity)
9. Sifat Dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya Lebur Mineral

1. Kilap

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan


mineral saat terkena cahaya (Sapiie, 2006). Kilap ini secara garis besar dapat
dibedakan menjadi  jenis:
a. Kilap Logam (metallic luster): bila mineral tersebut mempunyai
kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang mempunyai
kilap logam: Gelena, Pirit, Magnetit, Kalkopirit, Grafit, Hematit.
b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:
Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan
kalsit.
Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera
pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai
struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti
damar misalnya pada spharelit.
Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau
sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya
pada kaolin, bouxit dan limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat
dipakai dalam menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan
membedakan kilap mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan
dijumpai kesulitan karena batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu
tegas (Danisworo 1994).

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.5
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
2. Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat,
akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu
mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman
komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai contoh, kuarsa dapat
berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau
demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:

 Putih :Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky


Kwartz (Kuarsa Susu) (SiO2)
 Kuning : Belerang (S)
 Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
 Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu
CO3Cu(OH)2)
 Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
 Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
 Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
 Abu-abu : Galena (PbS)
 Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

3. Kekerasan
Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi
suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai
sebagai kekerasan yang standard. Mineral yang mempunyai kekerasan
yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan mineral tersebut.
Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala
Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak
sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.6
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Skala Kekerasan Mohs
Skala
Mineral Rumus Kimia
Kekerasan
1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
CaF2Ca3
5 Apatite
(PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

(Tabel 1)
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan
kekerasan dari alat penguji standar :
Tabel 2
Alat Penguji Derajat
Kekerasan
Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat 3
Tembaga
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.7
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7
4. Cerat
Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu
keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari
bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula
berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun
warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

 Pirit :  Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna hitam.
 Hematit :  Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
 Augite :  Ceratnya abu-abu kehijauan
 Biotite :  Ceratnya tidak berwarna
 Orthoklase  :  Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan,
sehingga dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).
 
5. Belahan

Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu


atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu
membelah yang oleh sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi
terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai
sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau
tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam di dalam sruktur kritsal tidak
seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu
bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral
akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat
dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur (Danisworo, 1994).
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.8
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah
belahan sedang kuarsa tidak mempunyai belahan.  Berikut contoh mineralnya:

1. Belahan satu arah, contoh muscovite


2. Belahan dua arah, contoh feldspar
3. Belahan tiga arah, contoh halit dan kalsit

6. Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang


tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat
dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang
belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang
bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo,
1994).
Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

 Concoidal :Bila memperhatikan gelombang yang melengkung di


permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol.
Contoh Kuarsa.
 Splintery/fibrous : Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya
asbestos, augit, hipersten
 Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus,
contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
 Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang
kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
 Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

7. Bentuk

Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang


dikendalikan oleh system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.9
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
membentuk kristal disebut mineral kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai
bangun yang khas disebut amorf (Danisworo, 1994). Mineral kristalin sering
mempunyai bangun yang khas, misalnya:
a. Bangun kubus : galena, pirit.
b. Bangun pimatik : piroksen, ampibole.
c. Bangun doecahedon : garnet
d. Mineral amorf misalnya : chert, flint.
 
Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering
mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan
kondisi sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik
yang berdiri sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut
disebut agregasi mineral dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:

 Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral
yang mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran
butirnya dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral
dapat dilihat dengan mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir
sebesar gula pasir, disebut mempunyai sakaroidal.
 Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma
tersebut begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous
atau struktur berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi
menjadi: struktur jarring-jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan
radier.
 Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-
individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran
dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
 Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan
benda lain. Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

Bentuk kristal mencerminkan  struktur dalam sehingga dapat dipergunakan


untuk pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006).

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.10
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
8. Berat Jenis
Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral.
Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang
mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral
ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat
terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal dikurangi dengan
berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.

9. Sifat Dalam

Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,


menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

 Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa,


orthoklas, kalsit, pirit.
 Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,
tembaga.
 Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh
gypsum.
 Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan
sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk,
selenit.

Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah
dan dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh:
muskovit.

10. Kemagnitan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic


bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-
mineral yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah
yaitu paramagnetic. Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.11
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
tidak kita gantungkan pada seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi
sedikit mineral kita dekatkan pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati
berarti mineral tersebut magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya
sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan garis vertikal.

11. Kelistrikan

Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus
atau londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi
istilah semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas
tertentu.

12. Daya lebur mineral

Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan


dengan membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat
keleburan.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.12
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
2.3. BATUAN BEKU INTRUSIF

Batuan beku terbentuk karena pendinginan dan pembekuan magma. Magma


adalah cairan silikat pijar didalam bumi, bersuhu tinggi (900 - 1300 0 C), terbantuk
alamiah dan berasal dari dalam perut bumi atau bagian atas selimut atau cenderung
bergerak kebagian permukaan bumi. Karena hasil pembekuan, maka ada unsur
kristalisasi material penyusunnya. Komposisi mineral yang menyusunnya merupakan
kristalisasi dari unsur-unsur secara kimiawi, sehingga bentuk kristalnya mencirikan
intensitas kristalisasinya.

Dalam mempelajari, menganalisa dan menginterprestasikan batuan beku


terdapat beberapa hal yang sangat mendasar yang harus diperhatikan yaitu kenampak
secara optik dan makronya.Dalam penamaan batuannya juga menggunakan persentasi
mineral primer sebelum terjadi ubahan, namun dapat digunakan kata terubah lajut
dibelakangnya.Dalam mempelajari sayatan tipis :Thin Section” juga dipelajari
bersama-sama contoh setangannya,dikarenakan sayatan tipisnya tidak mewakili
batuan secara menyeluruh, juga persentasi kehadiran mineraloginya.

Batuan beku intrusive adalah batuan beku yagterjadi dibawah permukaan


bumi, proses pengkristalisasian mineral dekat dengan dapur magma. Batuan beku
intrusive atau plutonik terdiri dari beberapa kelompok, batuan hypabisaldan batuan
plutonik. Batuan hypabisal adalah batuan beku yang terbentuk pada kedalaman
menegah – dangkal sehingga memiliki teksturantarakasar – halus. Sedangkan batuan
plutonik adalah batuan yang membeku jauh didalam bumi sehingga bertekstur kasar –
sangat kasar.beberapa kenampakkan struktur dari batu beku intrusive adalah :

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.13
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya
• Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
• Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana
perlapisan batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan
tubuh batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih
berkisar dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.
• Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter
yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
• Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai
ribuan kilometer.

2. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya.
Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
• Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan
memiliki bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
• Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
• Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kecil yaitu< 100 km2

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.14
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 1. Struktur Batuan Beku Intrusif

a) Batuan beku basa dan ultra-basa

Kelompok batuan ini terbentuk pada suhu 1000-1200o C, dan melimpah pada
wilayah dengan tatanan tektonik lempeng samudra, antara lain pada zona pemekaran
lantai samudra dan busur-busur kepulauan tua. Dicirikan oleh warnanya gelap hingga
sangat gelap, mengandung mineral mafik (olivin dan piroksen klino) lebih dari 2/3
bagian; batuan faneritik (plutonik) berupa gabro dan batuan afanitik (intrusi dangkal
atau ekstrusi) berupa basalt dan basanit. Didasarkan atas tatanan tektoniknya,
kelompok batuan ini ada yang berseri toleeit, Kalk-alkalin maupun alkalin, namun
yang paling umum dijumpai adalah seri batuan toleeit.

b) Batuan beku asam – intermediet

Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayah dengan tatanan tektonik


kratonik (benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa dan Amerika. Kelompok
batuan ini membeku pada suhu 650-800oC. Dapat dikelompokkan dalam tiga
kelompok, yaitu batuan beku kaya kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid (foid) dan
batuan beku miskin kuarsa maupun foid. Batuan beku kaya kuarsa berupa kuarzolit,
granitoid, granit dan tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa syenit, monzonit,
monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit

Dalam pengamatan/deskripsi batuan beku, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain :warna
batuan, komposisi mineral, tekstur dan struktur batuan.

1. Warna Batuan

Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.Mineralpenyusun


batuan dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warnadapat diketahui jenis
magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang berteksturgelasan.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.15
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Batuan beku yang berwarna cerah, umumnya adalah batuan beku asam yangtersusun
oleh mineral-mineral felsik
 Batuan beku yang berwarna gelap-hitam, umumnya adalah batuan beku
intermedieryang tersusun oleh mineral-mineral felsik dan mineral
mafik hampir sama banyak
  Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan, umumnya adalah batuan beku
basayang tersusun oleh mineral-mineral mafik
  Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik, umumnyaadalah
batuan beku ultrabasa yang tersusun oleh hampir seluruhnya mineral-mineral
mafik.

2. Komposisi Mineral

(Gambar 2. Persentase Mineral)


Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4
yaitu: 

 Kelompok Granit – RiolitBerasal dari magma yang bersifat


asam,terutama tersusun olehmineral-mineral kuarsa ortoklas,

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.16
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
plaglioklas Na, kadang terdapathornblende,biotit,muskovit dalam
jumlah yang kecil.2.
 Kelompok Diorit – AndesitBerasal dari magma yang bersifat
intermediet,terutama tersusun atasmineral-mineral plaglioklas,
Hornblende, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil3.
 Kelompok Gabro– BasaltTersusun dari magma yang bersifat basa dan
terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca, piroksen dan
hornblende.4.
 Kelompok Ultra BasaTersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain
yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

Biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan menentukan


nama/sifatbatuan. Contoh : mineral-mineral Seri Bowen (olivin, piroksen, hornblenda,
biotit,plagioklas, k-felspar, muskovit, kuarsa) dan felspathoid.
Mineral tambahan (accessory minerals) : mineral yang terbentuk dari
kristalisasimagma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (< 5%), dan tidak menentukan
nama/sifatbatuan. Contoh : apatit, zirkon, magnetit, hematit, rutil, dll.
Mineral sekunder (secondary minerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-
mineralprimer karena pelapukan, alterasi hidrotermal atau metamorfosa. Contoh :
klorit,epidot, serisit, kaolin, aktinolit, garnet, dll.
Tabel 3. Pengenalan mineral dan sifatnya
Nama Warna Bentuk dan Belahan Keterangan
Mineral Perawakan
Mineral
Olivine Hijau Tak teratur Tidak Kilap kaca
membutir massif sempurna
Piroksen Hijau tua Prismatic pendek 2 arah saling Kilap kaca,
tegak lurus permukaan
halus
Amfibol Prismatic 2 arah, Kilap arang
(Hornblende) Hitam, coklat panjang, membentuk
menyerat, sudut

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.17
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
membutir
Hitam, coklat Tabular, Kilap kaca
Biotit berlembar 2 arah
Alkali Prismatic / Kilap
feldspar Merah jambu, tabular panjang , 2 arah kaca/arang
putih massif, membutir
Prismatic/tabular Kilap
Plagioklas Putih susu, panjang , massif , 3 arah kaca/arang
abu-abu membutir
Tabular, Kilap kaca/
Muskovit Putih, berlembar, 1 arah mutiara sering
transparan terdapat dalam
granit pegmite
Kuarsa Tidak teratur, Tidak ada Kilap kaca /
Tak berwarna, massif, membutir pembuih
putih
Kalsit Rhombohedral, Membuih bila
Tak berwarna, massif, membutir Sempurna ditetesi HCL,
putih kilap kaca
Umum pada
Klorit Hijau Berlembar Sempurna batuan
metamorf
Serisit Tak berwarna, Tabular, Sempurna Kilap kaca
putih berlembar
Terutama
Asbes Putih Menyerat - tersusun atas
antopilit
Garnet Coklat merah Polygonal, Tidak ada Kilap
membutir kaca/mutiara
Halite Tak berwarna, Kubus, massif, Sempurna Sebagai garam
putih merah membutir evaporit
Memapan, Lembar-

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.18
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gypsum Tak berwarna, membutir Sempurna lembar tipis
putih terjadi dari
evaporit
Anhidrit Putih, abu- Massif, membutir Sempurna Karena
abu,biru pucat evaporit
umumnya

Tahapan sifat - sifat fisik yang perlu diketahui adalah:


1. Warna.
Bila suatu mineral dikenai sinar/cahaya, maka cahaya yang jatuh
dipermukaanmineral sebagian diserap (diabsorbsi) dan sebagian dipantulkan
(refleksi).Mineral yang berwarna gelap adalah mineral yang secara merata
dapat menyerapseluruh panjang gelombang pembentuk cahaya putih tadi. Jadi cahaya
dipantulkan ini akantimbul sebagai warna dari mineral.Faktor - faktor yang
mempengaruhi warna :
a. Komposisi kimia
contoh : Chlorite : hijau
Albite : putih 
b. Struktur kristal dan ikatan atom
Contoh : Intan : tidak berwarna : isometrik 
Grafit : hitam : heksagonal
c. Pengotoran dari mineral
Contoh : Silika : tidak berwarna
Jasper : merah
2. Kilap
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan mineral.
Macam - macam kilap :
a. Kilap metalik/logam
Contoh : pyrite, tembaga 

b. Kilap non metalik/non logam


Contoh : kuarsa, talk

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.19
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
3. Bentuk Kristal/Perawakan 
KristalApabila dalam pertumbuhan tidak mengalami gangguan apapun, maka
mineral akanmempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi bentuk yang
sempurna ini jarang sekali kitadapatkan karena gangguan tersebut di alam selalu ada.
Mineral di alam yang dijumpai
sering pula bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untk
mengelompokkannya ke dalam sistem kristal. Sebagai gantinya dipakai istilah
perawakankristal.
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan besar menurut
Richard M.Pearl (1975), yaitu :

a. Elongated Habits (meniang/berserabut) 
Tabel 4. Elongated habits
Jenis Mineral Gambar

Columnar
Tourmaline
( meniang )

Columnar
Tourmaline
(meniang )

Fibrous
Asbestos
( menyerat )

Acicular
Natrolite
( menjarum )

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.20
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Raticulated Rutile
( menjaring )

Filiform
Nat silver
( membenang )

Capilery
Bysolite
( merambut )

Stout ( mondok ) Zircon

Stelated
Phyropyllite
( membintang )

Radiated
Marcasite
( mrnjari )

b. Flattened Habits (lembaran tipis)


Tabel 5. Flattened habits
Jenis mineral Gambar

Blede ( membilah ) Kynite

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.21
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Tabular ( memapan ) Barite

Bloky ( membata ) microclie

Foliated ( mendaun ) Mika

Lammelar ( melapis ) Mika

Bladed ( membilah ) Stilbite

Divergent ( memencar ) Gypsum

Plumose ( membuluh) mika

Plumuse ( membuluh ) mika

c. Rounded Habits (membutir)
Tabel 6. Round habits
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.22
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Jenis mineral gambar

Mammilery ( mendada ) Malachite

Colloform ( membulat ) glauconite

Colloform radial Pyromorphyte


( membulat jari )

Granular ( membutir ) Olivine

Pisolitic Opal -

Pisolitic Oapl -

Stalictid -

Reniform ( mengginjal ) -

3. Tekstur

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.23
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan
keteraturanmineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan
danketerdapatannya.Pengamatan tekstur batuan beku meliputi :
a. Derajat Kristalisasi
Derajat kristalisasi batuan beku tergantung dari proses pembekuan magma. Padapembekuan
magma yang berlangsung lambat maka akan terbentuk kristal-kristal yangberukuran
kasar-sedang, bila berlangsung cepat akan terbentuk kristal-kristal yangberukuran
halus, dan bila berlangsung sangat cepat akan terbentuk gelas. Derajatkristalisasi
batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
 Holokristalin : batuan beku terdiri dari kristal seluruhnya
 Hipokristalin : batuan beku terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
 Holohyalin : batuan beku terdiri dari gelas seluruhnya
b. Granulitas/Besar butir
Granulitas/besar butir batuan beku dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
 Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasaUkuran
butir/kristal untuk batuan bertekstur fanerik dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
 Halus : besar butir < 1 mm
 Sedang  : besar butir 1 mm - 5 mm
  Kasar  : besar butir 5 mm -  30 mm
 Sangat kasar : besar butir > 30 mm
 Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus, tidak dapat dilihat dengan mata
biasa,hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Jika batuan bertekstur porfiritik maka
ukuranfenokris dan masa dasar dipisahkan.
 Gelasan (glassy) : batuan beku semuanya tersusun oleh gelas.

4. Kemas / fabric
Kemas / fabric batuan beku dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
 Equigranular : ukuran besar butir/kristal relatif sama.
 Inequigranular : ukuran besar butir/ristal tidak sama.

Equigranular dapat dibedakan menjadi 2 tekstur yaitu :

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.24
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Panidiomorfik apabila sebagian besar mineral
didalam batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk eu
hedral.
 Hipidiomorfik apabila sebagian besar mineral didalam batuan beku tersebut
berukuran butir relatif seragam dan berbentuk subhedral.3.

Gambar 3. Hipidiomorfik
   Allotriomorfik apabila sebagian besar mineral
didalam batuan beku tersebut berukuran butir relatif seragam dan berbentuk an
hedral.

Gambar 4. Allotriomrfik

inequigranular dapat dibedakan menjadi 2 tekstur yaitu :


 Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam
masa dasar(matriks) kristal yang lebih halus.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.25
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 5. Porfiritik
 Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam
masa dasar(matriks) gelas/amorf.

5. Struktur Batuan Beku

Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya
batuanbeku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di
lapangan(dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga
dalamhandspecimen.
Tabel 7. Bentuk Kristal :
Bentuk Tekstur keterangan Gambar
Kristal

Euhedral Panidiomorfik Senagian Kristal


mempunyai batas
sempurna

Batas Kristal
Subhedral Hypidiomorfik peralihan antara
sempurna dan
tidak beraturan

anhedral Allotrimorfik Batas Kristal tak


beraturan

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.26
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 6. Bentuk Kristal

Struktur batuan beku yang berhubungan dengan aliran magma :


 Schlieren : struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih
ataumemanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
  Segregasi : struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yangmengakibatkan
perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya. Lava Bantal (pillow lava) : struktur
yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibatinteraksi dengan lingkungan air, bentuknya
menyerupai bantal, di mana bagian atascembung dan bagian bawah cekung.
 Blok Lava (Lava aa) : aliran lava yang permukaannya sangat kasar,
merupakanbongkah-bongkah.
 Lava Ropy (Lava Pahoehoe) : aliran lava yang permukaannya halus dan berbentukseperti
pilinan tali, bagian depannya membulat, bergaris tengah samapai
beberapameter.

Struktur batuan beku yang berhubungan dengan pendinginan magma :


 Masif : bila batuan secara keseluruhan terlihat pejal,
monoton, seragam, tanparetakan atau lubang-lubang bekas gas.
 Vesikuler : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava)

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.27
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
  Amigdaloidal : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisioleh
mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa.
 Kekar kolom (columnar joint) : kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak
lurusarah aliran.
 Kekar berlembar (sheeting joint) : kekar berbentuk lembaran,
biasanya padatepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban.

A.  Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku di alam sangat banyak jenisnya, oleh karena itu untuk memudahkanbatuan beku
perlu dikelompokan/diklasifikasikan.Batuan beku ada yang diklasifikasikanberdasarkan
kandungan SiO2, indeks warna, alumina saturation, silica saturation, danlalin-lain,
tetapi terutama diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan teksturnya.

Golongan Fanerik
Batuan bertekstur fanerik, dapat teramati secara megaskopik (mata biasa),
berbutirsedang-kasar (lebih besar dari 1 mm).Golongan fanerik dapat dibagi atas
beberapa jenis batuan, seperti terlihat pada diagram segitiga Gambar 7a, 7b, dan 7c. D
asar pembagiannya adalah kandungan mineral kuarsa (Q), atau mineral felspatoid
(F), felsfaralkali (A), serta kandungan mineral plagioklas (P). Cara menentukan nama
batuan dihitung dengan menganggap jumlah ketiga mineral utama (Q+A+P atau
F+A+P) adalah100%. Contoh : suatu batuan beku diketahui Q = 50%, A = 30%, P = 10%
dan muskovit danbiotit = 10%. Jadi jumlah masing-masing mineral Q, A, dan P yang
dihitung kembali untuk diplot dibagian adalah sebagai berikut :Jumlah mineralQ+A+P = 50% + 30% +
10 % = 100 % – 10% ( jumlah mineral mika ) = 90%, maka : Mineral Q = 50/90 x 100 % = 55,55 %
Mineral A= 30/90x100% =33,33% Mineral P =100% - (Q+A) =100%-88,88%=11,12% Biladiplot pada
diagram7a, hasilnya adalahbatuangranitoid.:Berikut klasifikasiIUGS batuanbekufaneritik

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.28
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
(Gambar 7) Diagram Klasifikasi Batuan Beku Fanerik (IUGS, 1973)
(a) Klasifikasi umum, (b)Batuan ultramafik, gabroik & anortosit, (c) Batuan
ultramafikI. Granitoid; II.Syenitoid; III.Dioritoid; IV.Gabroid; V. Foid Syenitoid;
VI.Foid Dioritoid&Gabroid; VII.Foidolit; VIII.Anortosit; IX.Peridotit; X. Piroksenit;
XI.Hornblendit; II-IV.The Qualifier “FoidBearing‟, digunakan bila feldspatoid
hadir;IX-XI. Batuan Ultramafik.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.29
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 8. DIAGRAM DESKRIPSI BATUAN BEKU INTRUSIF

No Batuan:
BB01/BB 02 dst

Warna:
Hitam bintik-bintik putih / putih kemerahan ( dan warna representatif)

Struktur :
Masif/Vasikular/Amigoidal/kekar akibat pendinginan dll

Tekstur

Granulitas / Besar Butir

Sangat Kasar >3cm,Kasar 5mm-3mm,Sedang 1-5mm Halus < 1mm


LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.30
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Faneritik Afanitik

Derajat kristalisasi

holokristalin Hipokristalin / Hipohialin Holohialin

Keseragaman antar butir/ Kristal

Equigranular Inequigranular Porfiritik/ Vitrofir

Panidiomorfik Hipodiomorfik Alotrimorfik Fenokris


granular (Euhedral) granular granular

Komposisi Mineral:
Kuarsa % cirri-cirinyadll. (Untuk % digunakan perbandingan secara visual )

Nama Batuan:
Granitoid/Syenitoid/Dioritoid dll. (Gunakan diagram IUGS)

2.4. BATUAN BEKU EKSTRUSIF & PIROKLASTIK

Batuan Beku adalah Kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat


hasil magma yang mendingin ( Walter T. Huang, 1962 ). Sedangkan menurut Graha
(1987) adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair dan pijar, yang
kita kenal dengan magma. Batuan beku terbagi 2 kelompok, yaitu batuan beku
intrusive dan ekstrusif.
Batuan beku ekstrusi merupakan batuan beku yang membeku di permukaan/di
dekat permukaan bumi, yang menghasilkan batuan beku volkanik yang bertekstur sangat halus-
halus.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.31
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi,
sehinggamerupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma
yang dilontarkandari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya dinamakan sebagai
Piroklastik, yang berasaldari kata  pyro berarti api (magma yang dihamburkan
ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi), dan clast artinya
fragmen, pecahan atau klastika.

Secara genetik, batuan piroklastik dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu :


1. Endapan jatuhan piroklastik ( pyroclastic fall deposits), dihasilkan dari
letusaneksplosif yang melemparkan material-material vulkanik dari lubang
vulkanik keatmosfer dan jatuh ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api.Endapan ini
umumnya menipis dan ukuran butir menghalus secara sistimatismenjauhi pusat
erupsi, sebaran mengikuti topografi, pemilahannya baik, strukturgradded bedding
normal & reverse, komposisi pumis, scoria, abu, sedikit lapili danfragmen litik, komposisi
pumis lebih besar daripada litik.Contoh endapaniniadalah : Agglomerate, breksi,
piroklastik, tuff dan lapili.
2. Endapan aliran piroklastik ( pyroclastic flow deposits), dihasilkan dari
pergerakanlateral di permukaan tanah dari fragmen-fragmen piroklastik yang
tertransport dalammatrik fluida (gas atau cairan yang panas) yang dihasilkan oleh erupsi
volkanik,material vulkanik ini tertransportasi jauh dari gunung api.Endapan ini umumnya
pemilahannya buruk, mungkin menunjukan grading normalfragmen litik dan butiran litik yang padat,
yang semakin berkurang menjauhi pusaterupsi, sortasi buruk dan butiran menyudut,
sebaran tidak merata dan menebal dibagian lembah.Contoh : lahar yaitu masa piroklastik
yang mengalir menerus antara alirantemperatur tinggi (> 1000C) di mana material
piroklastik ditransportasikan oleh fasegas dan aliran temperatur rendah yang biasanya
bercampur dengan air.
3. Endapan surge piroklastik ( pyroclastic surge deposits), pergerakan lateral
material-material piroklastik (low concentration volcanic particles, gases, and
water; rasiopartikel : gas rendah; konsentrasi partikel relatif rendah) yang
mengalir dalamturbulent gas yang panas.
4. Lahar Pada suhu di atas 100 oC material piroklastik cenderung tertransport oleh
media berfasegas. Jika media pembawa berupa air bersuhu rendah maka terbentuk

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.32
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
semacam aliranlumpur yang disebut lahar. Istilah lahar ini berasal dari bahasa
Indonesia yang kinidigunakan secara internasional.

Tiga jenis fagmen yang ditemukan dalam endapan piroklastik yaitu :


 Fragmen dari lava baru atau disebut fragmen juvenil, berupa material padat
tidakmempunyai vesikuler sampai fragmen lava yang banyak vesikulernya.
 Kristal individu, yang dihasilkan dari fenokris yang lepas dalam lava juvenil
sebagaihasil fragmentasi.
  Fragmen litik, termasuk batuan yang lebih tua dalam endapan piroklastik, tetapisering
terdiri dari lava yang lebih tua.

Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan besar butir/ukuran klast


Schmid (1981) membuat klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan besar
butir/ukuranklast
(Tabel 8. Klasifikasi batu piroklastik)
Ukuran Piroklast Endapan Piroklast Endapan Piroklastik
Klast Non- Konsolldasi : Konsolidasi : batuan
( pecahan Tefra piroklstik
)
Blok Aglomerat,lapisan
(menyudut) blok/bom ataublok/bom Aglomerat,Breksi
Bom tefra Piroklastik
64 mm (membundar)
Lapisan Lapili atauTefr
2 mm Lapili Batuan lapili
a Lapili
Butiran debu
1/16 mm
(ash) kasar Debu (ash) kasar Tuff kasar

Butiran debu Debu (ash) halus Tuff halus


(ash) halus

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.33
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
bom
Lapili

Debu

(Gambar 9. Jenis batuan piroklastik)

Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan jenis material dan ukuran fragmen


volkanik
Fisher (1984) membuat klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan jenis material dan
ukuran fragmen volkanik .

(Gambar 10. Klasifikasi piroklastik berdasar jenis material dan ukuran fragmen
volkanik)

Hal-hal yang perlu dideskripsi dalam pengamatan batuan piroklastik yaitu :


1. Warna, deskripsikan warna batuan yang representatif.
2. Besar butir, deskripsikan mengunakan besar butir/ukuran klast batuan piroklastik.
3. Komponen, deskripsikan komponen batuan piroklastik :
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.34
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Kristal, fragmen Kristal
  Fragmen litik : vulkanik atau non vulkanik, polimik atau monomik
  Pumice atau scoria
  Shards, lapili akresionari, vitriklas
  Semen : siliceous, karbonat atau zeolit
4. Lithofasies :
 Masif (tidak berlapis) atau berlapis
 Berlapis :
 - Laminasi  :  < 1 cm
-  Berlapis  sangat tipis  : 1-3 cm
-  Berlapis tipis  : 3-10 cm
-  Berlapis sedang  : 10-30 cm
- Berlapis Tebal : 300 – 100 cm
- Berlapis sangat tebal : > 100 cm

 Masif (tidak bergradasi) atau bergradasi :normal 
  Kemas : - clast-supported atau matrix-supported- terpilah baik, terpilah
sedang, terpilah buruk
  Kekar : blocky, prismatik, columnar, platy
  Ketebalan seragam atau tidak seragam
  Ketebalan lateral rata atau tidak rata
  Secara lateral menerus atau tidak menerus
 Cross-bedded, cross-laminated
5. Alterasi :
 Mineralogi : klorit, serisit, silika, pirit, karbonat, felspar, hematite
 Distribusi : disseminated, nodular, spotted, pervasive, patchy

Klasifikasi batuan beku afanitik (ekstrusif)

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.35
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 11. Diagram Klasifikasi
Batuan Beku Afanitik

Gambar 12. DIAGRAM DESKRIPSI BATUAN BEKU EKSTRUSIF

No. Batuan

Warna : warna yang representatif

Tekstur: Ukuran Butir, Pemilahan, Kebundaran Butiran, Kemas(Clast/Matrix Supported),


Kontak Antar Butiran

Butiran : Jenis ( Kristal, Fragmen Litik, Gelas), Presntase

Matriks/Semen : Jenis ( Gelas, Karbonat, Silika, Zeoloit ), Presntase

LAPORAN
Struktur: AKHIR RESMI
Masif/Berlapis PRAKTIKUM
(Tebal, PETROLOGI
Tebal lateral seragam/Tidak seragam, Menerus/Tidak menerus),
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.36
Normal/Reverse
TEKNIK GEOLOGI
Gradded Bedding, Cross Bedding/Lamination.
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Altresi: Mineralogi (Klorit, serisit, pirit, silika, karbonat, feldspar, hematit), Distribusi
(Disseminated, nodular, spotted, pervasive, patchy)

Nama Batuan : Tuff halus/Kasar, Batu Lapili, Aglomerat, Breksi piroklastik, dll.

2.5. BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Batuan sedimen sangat banyak jenisnya dan tersebar sangat luas (± 75% dari
luaspermukaan bumi) dengan ketebalan beberapa centimeter sampai beberapa kilometer.Berdasarkan
proses pembentukan, batuan sedimen dapat dikelompokan menjadi 5yaitu : Batuan Sedimen Detritus
(Klastik), Batuan Sedimen Karbonat, Batuan SedimenEvaporit, Batuan Sedimen Batubara, dan
Batuan Sedimen Silika. Batuan sedimen terbagi menjadi 2, yaitu batuan sedimen
klastik dan non klastik. Batuan sedimen klastik terbentuk oleh proses sedimentasi
mekanis.

Komponen pembentuk batuan sedimen klastik:


 Butiran (grain) : butiran klastik yang tertransport yang berupa mineral,
fosil ataufragmen batuan (litik).

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.37
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Masa dasar (matrix) : berukuran lebih halus dari butiran (< 1/16 mm)
dandiendapkan bersama-sama dengan butiran.
 Semen (cement) : material berukuran halus yang mengikat butiran dan
matrik,diendapkan setelah fragmen dan matrik, contoh : semen karbonat,
silika, oksidabesi, lempung, dll.
(Gambar 13. Komponen Batuan Sedimen Klastik)

Komponen pembentuk batuan sedimen klastik : butiran (clasts),masa dasar


(matrix), dan semen (semen oksida besi berwarna coklat kemerahan)

 Tekstur Batuan Sedimen Klastik


Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimenseperti
besar butir, kebundaran, pemilahan dan kemas. Tekstur batuan sedimenmempunyai arti
penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuantersebut (terutama proses transportasi dan
pengendapanannya) dan dapat digunakanuntuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batuan
sedimen.

 Pemilahan (sorting)
Pemilahan (sorting) adalah derajat keseragaman besar butir. Istilah yang dipakai dalampemilahan
adalah terpilah sangat baik, terpilah baik, terpilah sedang, terpilah buruk dan terpilah sangat buruk .

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.38
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
(Gambar 14. Pemilahan)

 Kebundaaran ( Roundness )
Kebundaaran ( Roundness ) adalah tingkat kebubdaran atau ketajaman sudut butir, yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Kebundaran dipengaruhi oleh komposisi butir, besar
butir, jenis transportasi, jarak transportasi dan resistensi butir. Istilah yang dipakai dalam kebundaran adalah
very angular ( sangat menyudut ), angular ( menyudut ), sub angular ( menyudut tanggung ), sub rounded
( membundar tanggung ), rounded ( membundar ), dan well rounded ( sangat membundar )

(Gambar 15. Kebundaran)

 Besar Butir (Grain Size)

Besar Butir adalah ukuran/diameter butiran, yang merupakan unsur utama dari batuansedimen
klastik, yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi danpengendapan. Klasifikasi
besar butir menggunakan skala Wentworth .Besar butir ditentukan oleh :
Jenis pelapukan : - pelapukan kimiawi (butiran halus)- pelapukan mekanis (butiran
asar), Jenis transportasi, Waktu/jarak transportasi, Resistensi

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.39
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Nama partikel Ukuran Istilah Nama
Sedimen lepas batuan 

Bongkah >256 mm 

Berangkal 64 - 256 mm   


Gravel  Konglomera
Kerakal 4 - 64 mm 
  t - breksi 
Kerikil 2 - 4 mm

Pasir sangat kasar 1 - 2 mm 

Pasir kasar 0.5 - 1 mm

Pasir sedang 0.25 - 0.5 mm


Pasir Batupasir
Pasir halus 0.125 - 0.25 mm

Pasir sangat halus 0.0625 - 0.125


mm
Lanau kasar 0.031 - 0.625 mm

Lanau sedang 0.016 - 0.031 mm

Lanau halus 0.008 - 0.016 mm lanau Batulanau

Lanau sangat 0.004 - 0.008 mm


halust
lempung  <0.004 mm Batulempung,
lempung
batulumpur, serpih
Tabel 9. Besar butir sedimen klastik

 Porositas
Porositas adalah perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan(dinyatakan
dalam persen). Porositas dapat diuji dengan meneteskan cairan (air) kedalam batuan.
Istilah yang dipakai adalah porositas baik (batuan menyerap air),porositas sedang (di antara baik-

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.40
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
buruk), dan porositas buruk (batuan tidak menyerapair). Jenis-jenis porositas :
intergranular, microporosity, dissolution dan fracture.

 Warna
Warna pada batuan sedimen mempunyai arti yang penting karena
mencerminkankomposisi butiran penyusun batuan sedimen dan dapat digunakan
untukmenginterpretasikan lingkungan pengendapan. Warna batuan merah menunjukanlingkungan
oksidasi,sedangkan warna batuan hitam atau gelap menunjukan lingkunganreduksi. Secara umum warna
pada batuan sedimen dipengaruhi oleh :
 Warna mineral pembentuk batuan sedimen, contoh : bila mineral
pembentuk batuansedimen didominasi oleh kuarsa maka batuan akan berwarna
putih (misal batupasirquartz arenite).
 Warna matrik atau semen, contoh : bila matriks/semen mengandung
oksida besi,maka batuan akan berwarna coklat kemerahan.
 Warna material yang meyelubungi (coating material), contoh : batupasir
kuarsa yangdiselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau
 Derajat kehalusan butir penyusunnya, contoh : pada batuan dengan
komposisisama jika makin halus ukuran butir maka warnanya akan cenderung lebih gelap.

 Kekompakan
Kekompakan adalah sifat fisik dari batuan. Beberapa istilah yang dipakai
dalamkekompakan batuan adalah :
 Dense  : sangat padat
 Hard  : keras dan padat
 Medium hard  : agak keras tetapi masih dapat digores dengan jarum baja
 Soft  : lunak, mudah tergores dan dipecahkan.
 Friable  :keras tetapi dapat diremas dengan tangan
  Spongy  : berongga
 Struktur Sedimen

Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang


terbentuk padasaat pembentukan batuan (pada saat sedimentasi). Struktur sedimen

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.41
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
dapat dibagimenjadi 4 yaitu : Struktur Sedimen Pengendapan, Struktur Sedimen
Erosional, Struktur Sedimen Pasca Pengendapan dan Struktur Sedimen Biogenik.

Struktur Sedimen Pengendapan (Depositional Sedimentary Strucures)


  Adalah struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan sedimen.

 Perlapisan/Laminasi
Perlapisan adalah bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan oleh perbedaanbesar butir atau
warna dari bahan penyusunnya. Disebut perlapisan bila tebalnya>1cm dan laminasi bila tebalnya <1 cm..
Macam-macam perlapisan/laminasi :
 Perlapisan/laminasi sejajar (Paralel Bedding/Lamination) : bentuk
lapisan/laminasi batuan yang tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu denganyang
lainnya.
 Perlapisan/laminasi silang siur (Cross Bedding/Lamination) : bentuk
lapisan/laminasi yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan/laminasi berikutnyadengan
sudut yang berlainan dalam satu satuan perlapisan.
 Perlapisan bersusun (Graded Bedding) : perlapisan batuan yang dibentuk olehgradasi butir yang
makin halus ke arah atas (normal graded bedding) ataugradasi butir yang makin kasar ke
arah atas (reverse graded bedding). Normalgraded bedding dapat dipakai untuk
menentukan top atau bottom lapisanbatuan.
 Gelembur gelombang (current ripple) :
bentuk permukaan perlapisan bergelombangkarena adanya arus sedimentasi.
 Mud crack : bentuk retakan poligonal pada permukaan lapisan lumpur (mud).
  Rain mark : kenampakan pada permukaan sedimen karena tetesan air hujanbaik, terpilah
baik, terpilah sedang, terpilah buruk danterpilah sangat buruk .

Struktur Sedimen Erosional (Erosional Sedimentary Strucures)


  Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat pengendapanbatu
an sedimen.
 Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar
suatulapisan, dapat dipakai untuk menentukan arus purba.
 Groove Marks, Gutter Cast, Impack Marks, Channels and Scours, dll

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.42
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Struktur Sedimen Pasca Pengendapan (Post-Depositional
SedimentaryStrucures)
  Adalah struktur sedimen yang terjadi setelah pengendapan batuan sedimen. 
 Load cast : struktur sedimen terbentuk pada permukaan lapisan akibat pengaruhbeban
sedimen di atasnya.
 Convolute Bedding: bentuk liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.
  Sandstone dike : lapisan pasir yang terinjeksikan pada lapisan sedimen di atasnyaakibat
proses deformasi.
 Contoh lain : Ball-and-Pillow Structures, Dish-and-Pillar Structure, Stylolites,
dll.

Struktur Sedimen Biogenik (Biogenic Sedimentary Strucures)


  Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses biogenik/organisme. 
 Fosil Jejak (Trace Fossils) :
- Tracks (jejak berupa tapak organisme)
- Trails (jejak berupa seretan bagian tubuh organisme)
- Burrows (lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme)
- Mold : cetakan bagian tubuh organism
- Cast : cetakan dari mold
- Resting, Crawling and Grazing Traces Dwelling, Feeding and Escape Burrows
 Boring : lubang akibat aktivitas pengeboran organisme pada lapisan batuan (b
atuanrelatif lebih keras dibandingkan pada burrows).

Klasifikasi Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen klastik berdasarkan ukuran besar butirnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
 Batuan sedimen detritus (klastik) halus, terdiri dari batulempung, batulanau danserpih.
 Batuan sedimen detritus (klastik) kasar, terdiri dari batupasir, konglomerat
danbreksi.

a. Batupasir

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.43
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Tekstur batupasir : ukuran butiran (pasir 0.125 - 2.00 mm),
bentuk butiran(menyudut, membundar, dll.), sorting, kemas butiran (mencakup
orientasi, grainpacking, grain contact, hubungan butiran dan matriks), textural
maturity, porositas,permeabilitas, struktur sedimen.
 Textural maturity :
- Texturally immature sediment : matriks dominan, sortasi buruk, butiranmenyudut.
- Texturally mature sediment : matriks sedikit,, sortasi sedang-baik,
butiranmembundar tanggung-membundar.
 Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-
minerallainnya), matrik dan semen.
 Klasifikasi batupasir
Parameter : - butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
- matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)
- batupasir arenite : bila kehadiran matriks lempung <15%
- batupasir wacke : bila kehadiran matriks lempung >15%

Pembagian secara umum (Gilbert, 1982; Pettjohn, 1987; dan Folk, 1974) :
batupasirkuarsa, batupasir arkose, batupasir litik, batupasir greywacke .
Gambar 16. Klasifikasi Batupasir (Gilbert, 1982)

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.44
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 17. Klasifikasi Batupasir (Pettijohn, 1987)

Gambar 18. Klasifikasi batupasir (Folk, 1970)

b. Konglomerat dan Breksi


Kenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik yang hadirdan
tekstur batuan tersebut.Berdasarkan asal-usul klastik penyusun konglomerat
dan breksi :
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.45
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan, banyak
fragmenmudrock atau batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi atau
pengawetansepanjang garis pantai.
  Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih
tua daripada sedimen yang melingkupi cekungan tsb.

Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik :

 Konglomerat polimiktik :terdiri dari bermacam-macam
jenis klastik yang berbeda.
 Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri dari satu jenis klastik.

Konglomerat berdasarkan litologi fragmen (clast) dan jenis kemas (fabric support)
dapatdiklasifikasikan menjadi 4 yaitu: igneous-clast conglomerates, sedimentary-clast
conglomerates, metamorphic-clast conglomerates dan polymictconglomerates.

Gambar 19. Klasifikasi Konglomerat (Boggs, 1992)

Untuk interpretasi mekanisme pengendapan konglomerat harus dideskripsikanteksturnya


(apakah teksturnya clast-supported conglomerates atau matrix-
supportedconglomerates), bentuk, ukuran dan orientasi fragmen batuan, ketebalan dan
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.46
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
geometrilapisan dan struktur sedimen.Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada
lingkungan glasial, alivial fan danbraided stream. Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam
lingkungan deep water biasanya berasosiasi dengan turbidit.

c. Mudrock
Mudrock adalahistilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama olehpartikel
berukuran lanau-lempung, mineral lain mungkin juga hadir. Mudrockdiendapkan
terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline,delta, outer marine shelf dan deep
ocean basin.Untuk klasifikasi batuan sedimen klastik selain mengunakan klasifikasi besar butirmenurut
Wentworth, juga dapat menggunakan klasifikasi berdasarkan komposisi ataubesar butir
dari penyusun batuan sedimen yang sudah ditentukan lebih dahulu.

Gambar 20. Klasifikasi batuan sedimen klastik berbutir halus (Picard, 1971).

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.47
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 21 DIAGRAM DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

No. Batuan

Warna : warna yang representatif

Tekstur: Ukuran Butir, Pemilahan, Kebundaran Butiran, Kemas(Clast/Matrix Supported),


Kontak Antar Butiran

Butiran : Jenis ( Kristal, Fragmen Litik, Gelas), Presntase

Matriks/Semen : Jenis ( Gelas, Karbonat, Silika, Zeoloit ), Presntase

Struktur: Perlapisan/Laminasi (Strike-Dip, Tebal), Gradded Bedding, Cross Bedding,


Load/Flute Cast, Organic Tracks& Trails, Organic Burrow, Mud Crack, dll.

Porositas: Baik (Menyerap air), sedang (diantara baik-buruk), buruk (tidak menyerap air);
kekompakan: keras, kompak, lunak, dll.

Nama Batuan : Batu lempung, Batulanau, Batupasir Halus/Sedang/Kasar (Arenite/Wacke),


Konglomerat, Breksi, dll.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.48
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
2.6. BATUAN NONKLASTIK

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang fraksi karbonatnya (aragonit,


kalsit,dolomit, magnesit, ankerit dan siderit) lebih besar dari fraksi non karbonat
(Pettijohn,1975).Batuan karbonat terbentuk oleh proses sedimentasi organik,
sedimentasi mekanis,sedimentasi kimiawi atau kombinasi dari proses-proses tersebut.
Batuan karbonat yangterbentuk oleh proses sedimentasi organik (kumpulan cangkang
moluska, alga,foraminifera, coral, dll) akan menghasilkan batugamping terumbu; oleh
prosessedimentasi mekanis (hasil rombakan batuan karbonat yang terbentuk lebih
dahulu)akan menghasilkan batugamping klastik atau kalkarenit; oleh proses
sedimentasikimiawi (dolomitisasi) akan menghasilkan batugamping yang kaya
dolomit (dolostone);oleh proses sedimentasi organik dan mekanis akan menghasilkan
batugampingbioklastik; oleh proses sedimentasi organik dan kimiawi akan
menghasilkanbatugamping oolit; oleh proses sedimentasi mekanis dan kimiawi akan
menghasilkanbatugamping kristalin.

Dua jenis batuan karbonat yang utama adalah batugamping (limestone) dan dolomite(dolostone).
Suatu batuan karbonat disebut batugamping (limestone) bila tersusun olehkalsit ≥90% dandisebut
dolomite (dolostone) bila tersusun olehdolomit ≥90% (Boggs,1987).Batuan karbonat
terutama terbentuk di lingkungan laut dangkal (supratidal –subtidal)seperti batugamping terumbu.
Selain itu, dapat juga terbentuk di laut dalam sebagaiendapan pelagik atau turbidit seperti
chalk dan cherty limestone, dan terbentuk di danaudan pada tanah (soil) seperti caliche (vadose
pisoid) (Tucker, 1982).

Batuan karbonat dipelajari secara tersendiri karena : terbentuk pada cekungan dimanadia
diendapkan (intrabasinal), tergantung pada aktivitas organisme, mudah berubaholeh
proses diagenesa akhir, hampir ±50% menyusun endapan-endapan laut,
mewakiliseluruh zaman geologi dari Proterozoic sampai Cenozoic, proses pembentukannyatidak sama
dengan proses pembentukan batuan sedimen klastik, tekstur dan komposisimineral karbonat tidak
menunjukan provenance batuan asal, dan batuan karbonatberasal dari subtidal
carbonate factory (middle-outer shelf).
Klasifikasi Batuan Karbonat
Klasifikasi batuan karbonat ada bermacam-macam, diantaranya :
Klasifikasi Grabau (1904)

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.49
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Grabau mengklasifikasikan batugamping berdasarkan ukuran butir menjadi 5 yaitu :
 Calcirudite : batugamping yang ukuran butirnya lebih besar
dari pasir (>2 mm).
 Calcarenite : batugamping yang ukuran butirnya
sama dengan pasir (1/16 - 2 mm).
 Calcilutite : batugamping yang ukuran butirnya
lebih kecil dari pasir (<1/16 mm).
  Calcipulverite :
batugamping hasil presipitasi kimiawi seperti batugamping kristalin.
  Batugamping organic : batugamping hasil pertumbuhan
organisme secara insituseperti batugamping terumbu dan stromatolite.

Klasifikasi Folk (1962)


Berdasarkan perbandingan relatif antara allochem, micrite dan sparite serta
jenisallochem yang dominan, Folk mengklasifikasikan batugamping menjadi 4 yaitu (gambar2.31) :
batugamping tipe I allochemical rocks dengan sparry calcite cement,batugamping tipe
II allochemical rocks dengan microcrystalline calcite matrix(allochemical
>10%), batugamping tipe IIIorthochemical rocks (allochemical ≤10%), danbatugamping tipe
IV autochthonous reef rocks. Batas ukuran butir yang digunakan Folkuntuk membedakan
antara allochem dan micrite adalah 4 micron (lempung).
Gambar 22. Klasifikasi batugamping menurut Folk (1962)

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.50
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Klasifikasi Dunham (1962)
Dunham mengklasifikasikan batugamping berdasarkan tekstur pengendapan (yaituderajat
perubahan tekstur pengendapan, komponen asli terikat atau tidak terikat selamaproses
pengendapan, tingkat kelimpahan antara butiran dan lumpur karbonat) menjadi5 yaitu
: mudstone, wackestone, packstone, grainstone dan boundstone, sedangkanbatugamping
yang tidak menunjukan tekstur pengendapan disebut crystalline carbonate(Gambar 2.32).
Batas ukuran butir yang digunakan Dunham untuk membedakan antara butiran danlumpur
karbonat adalah 20 micron (lanau kasar). Klasifikasi batugamping yangdidasarkan pada
tekstur pengendapan dapat dihubungkan dengan fasies terumbu dantingkat energi yang bekerja
sehingga dapat untuk menginterpretasikan lingkunganpengendapan.

Gambar 23. Klasifikasi Batugamping (Dunham, 1962)

Klasifikasi Embry & Klovan (1971)


Embry & Klovan mengklasifikasikan batugamping berdasarkan tekstur
pengendapandan merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham yaitu dengan

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.51
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
menambahkankolom khusus pada kolom boundstone, menghapuskan kolom crystalline
carbonate danmemb
edakan prosentase butiran yang berdiameter ≤2 mm dari butiran yangberdiameter >2 mm, ukuran
butir ≥0,03
-2 mm dan ukuran lumpur karbonat <0,03 mm.Embry & Klovan mengklasifikasikan batugamping
menjadi 2 kelompok yaitubatugamping autochthon dan batugamping allochthon (Gambar 2.33).
Batugamping autochthon adalah batugamping yang komponen penyusunnya berasaldari
organisme yang saling mengikat selama pengendapannya. Batugamping ini dibagimenjadi 3 yaitu
bafflestone (tersusun oleh biota berbentuk bercabang), bindstone(tersusun oleh biota berbentuk mengerak
atau lempengan) dan framestone (tersusunoleh biota berbentuk kubah).
Batugamping allochthon adalah batugamping yang komponen penyusunnya berasaldari
fragmentasi mekanik, kemudian tertransport dan diendapkan kembali sebagaipartikel
padat. Batugamping ini dibagi menjadi 6 yaitu : mudstone, wackestone,packstone,
grainstone, floatstone dan rudstone. Klasifikasi Embry & Klovan sangat baikuntuk
mempelajari fasies terumbu dan tingkat energi pengendapan.

Gambar 24. Klasifikasi batugamping menurut Embry & Klovan (1971)

Komposisi dan Komponen Batuan Karbonat


Komposisi kimia/mineral batuan karbonat :
 Aragonit CaCO3 (ortorombik) : hasil presipitasi langsung dari air laut secara
kimiawiatau berasal dari proses biogenic (ganggang hijau), bentuk serabut,
dan tidak stabil.
 Kalsit CaCO3 (heksagonal) : mineral lebih stabil, berbentuk hablur yaang
baik/spar,kalsit bila diberi alizarin red menjadi merah
- High-Mg Calcite : kandungan MgCO3≥4%, terbentuk pada daerah yang hangat
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.52
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
-  Low-Mg Calcite : kandungan MgCO3<4%, terbentuk pada daerah yang dingin
 Dolomit CaMg(CO3)2(heksagonal) : berbentuk belah ketupat, tidak bereaksi
denganalizarin red, kebanyakan hasil dolomitisasi dari kalsit
 Magnesit MgCO3 (heksagonal): biasanya berasosiasi dengan evaporit
  Siderit FeCO3 (heksagonal)
  Ankerite Ca(Fe,Mg)(CO3)2(heksagonal)

Komponen pembentuk batuan karbonat :

1. Butiran karbonat (carbonate grain) (Gambar 29 & 30):


 Butiran skeletal : fragmen bagian yang keras dari organisme yang
kalkareousdan cangkang yang tidak pecah seperti moluska, echinoid, ostrakoda, coral,algae,
foraminifera, brachiopoda, dll.
 Ooid : butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elipsoid, berukuran 0,2-
0,5mm yang mempunyai 1 atau lebih struktur lamina yang konsentris (dari aragonitatau kalsit)
dan mengelilingi inti partikel (fragmen cangkang, pelet atau kuarsa).Ooid
terbentuk karena agitasi (pengayakan) pada lingkungan laut dangkal (<15m),
arus dasar yang kuat, salinitas tinggi dan jenuh kalsium bikarbonat.
 Pisoid : butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elipsoid, yang
mempunyaistruktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti partikel
(fragmen cangkang,pelet atau kuarsa) seperti ooid, tetapi berukuran >2 mm bahkan beberapa
puluhmm.
  Peloid/pellet : butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid
atau runcing,tersusun oleh micrite tetapi tidak punya struktur dalam,
berukuran <0,1-0,5(lanau-pasir halus). Peloid berasal dari : sekresi organisme
terutama organismepemakan lumpur karbonat (deposit feeder) seperti
gastropoda atau crustacea,yang disebut faecal pellet; hasil disintegrasi dari
ooid atau fragmen cangkangyang bundar oleh organisme pembor terutama endolithic
(boring) algae; dan dariproses abrasi intraclast sehingga bagian pinggirnya menjadi tumpul
dancenderung berbentuk bulat. Pellet cenderung berukuran kecil dan
seragam,berbentuk teratur (oval-bundar) dan kandungan bahan organiknya

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.53
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
tinggi. Pelletbanyak dijumpai di lingkungan lagoon atau tidal flat (daerah berenergi rendahdan
relatif tenang).
  Agregat (lump/grapestone) : kumpulan dari beberapa macam
butiran karbonatyang tersemen bersama-sama selama sedimentasi (Tucker, 1982).
Semennyabisa berupa semen mikrokristalin kalsit/aragonit atau semen
zat organik. Agregatterbentuk pada lingkungan laut dangkal dimana energi arus dan
gelombangrelatif rendah.
  Litoklas : butiran karbonat yang berupa fragmen batuan karbonat- Intraklas : fragmen
batuan karbonat yang terbentuk lebih awal dan berasal daricekungan yang
sama (pada seafloor, tidal flat atau beach rock)- Ekstraklas : fragmen batuan
karbonat dari umur yang berbeda atau berasaldari cekungan yang berbeda

2. Matrik berupa microcrystalline calcite/micrite atau lumpur karbonat/lime


mud : agregat (kumpulan) kalsit/aragonit yang berukuran <4m
(sangat halus/lempung).
3. Semen (sparry calcite/sparite) : kristal-kristal kalsit granular yang
terekristalisasidalam rongga-rongga pada endapan karbonat atau batugamping, terutama dalam
rongga-rongga antar butir dan dalam rongga fosil.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.54
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Gambar 25. DIAGRAM DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KARBONAT

No. Batuan

Warna : warna yang representatif

Tekstur: Ukuran Butir, Pemilahan, Kebundaran Butiran, Kemas(Clast/Matrix Supported),


Kontak Antar Butiran

Butiran : Jenis (Butiran skeletal, ooid, pellets, litoklas, butiran terigen, Matrik: Mikrit,, Semen:
Sparry Calcite, prosentase

Struktur: Struktur sedimen fisika dan biogenic; perlapisan (strike-dip, tebal), organic tracks
&trails, organic burrow, stylolite, dll.

Porositas: Baik (menyerap air), sedang (diantara baik-buruk), buruk (tidak menyerap air); Jenis
porositas (vuggy, fracture, intercrystalline, moludic, dll), prosentase; kekompakan: getas, kompak,
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM lunakkeras,
PETROLOGI dll.
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.55
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Diagenesis: Kompaksi, Dissolution, Dolomitisasi, Replacement, Neomorfisme, dll.

Nama Batuan : Batugamping bioklastik Kalkarenit, Mudstone, Wackstone, Packstone, Grainstone,


Boundstone, dll.

2.7. BATUAN METAMORF FOLIASI

Batuan metamorf ialah batuan yang sifatnya telah berubah selepas pembentukan
asalnya melalui proses yang bertindak didalam bumi atau oleh jasad-jasad dari planet
lain. Perubahan ini mungkin merangkumi perubahan didalam mineral yang
membentuk batuan atau perubahan dalam berkaitan antara mineral tersebut, yaitu
tekstur batuan.
Pembentukan batuan metamorf sangat kompleks, akibat bergerak lempeng-
lempeng tektonik dan tumbukan fragmen-fragmen kerak, batuan terkoyak, tertarik,
terlipat, terpanaskan dan berubah. Oleh karena perubahannya dalam keadaan padat,
umumnya jejak-jejak bentuk awalnya masih dapat dikenali, meskipun telah
mengalami perubahan lebih dari sekali. Batuan metamorf paling menarik diantara
batuan lainnya, karena di dalamnya tersimpan cerita semua yang telah terjadi pada
kerak bumi. Saat lempeng tektonik bertumbukan, terbentuklah batuan metamorf
tertentu sepanjang batas lempeng. Sehingga dengan mempelajarinya, kita dapat

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.56
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
mengetahui dimana batas benua sebelumnya, serta telah berapa lama tektonik
berlangsung.
Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang sudah ada menjadi
batuan metamorf karena perubahan tekanan dan temperatur yang besar. Batuan asal
dari batuan metamorf tersebut dapat berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf sendiri yang sudah ada. Kata metamorf sendiri adalah perubahan bentuk.
Agen atau media yang menyebabkan terjadinya proses metamorfisme adalah panas,
tekanan dan cairan kimia aktif. Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan
meliputi tekstur dan komposisi mineral.
Kadangkala proses metamorfisme tidak berlangsung sempurna, sehingga
perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, tapi hanya
kekompakannya yang bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna menyebabkan
karakteristik batuan asal tidak terlihat lagi. Pada kondisi perubahan yang sangat
ekstrim, peningkatan temperatur mendekati titik lebur batuan, padahal perubahan
batuan selama proses metamorfisme harus tetap dalam keadaan padat. Apabila
peningkatan temperatur sampai meleburkan batuan, maka proses tersebut sudah tidak
termasuk pada proses metamorfisme lagi, tetapi sudah menjadi proses aktivitas
magma.
Proses metamorfisme terjadi apabila kondisi lingkungan batuan mengalami
perubahan yang tidak sama dengan kondisi pada waktu batuan terbentuk, sehingga
batuan menjadi tidak stabil. Untuk mendapatkan kestabilannya kembali pada kondisi
yang baru maka batuan mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada
kondisi tekanan dan temperatur tekanan dan temperatur yang beberapa kilometer di
bawah permukaan bumi. Karena pembentukannya yang sangat jauh di bawah
permukaan, maka proses pembentukan batuan metamorf sangat sulit dipelajari oleh
geologiawan.
Proses metamorfisme sering terjadi pada salah satu dari tiga fenomena
pembentukan batuan metamorf.
Pertama, pada proses pembentukan pegunungan, batuan yang menyusun
suatu daerah yang luas, mengalami tekanan dan perubahan temperatur bersamaan
dengan terjadinya deformasi pada batuan tersebut. Akibatnya terjadilah pembentuan

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.57
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
batuan metamorf pada daerah yang sangat luas. Proses ini disebut dengan proses
metamorfisme regional.
Kedua, ketika batuan bersentuhan atau dekat dengan aktivitas magma, akan
terjadi proses metamorfisme kontak. Pada proses ini perubahan disebabkan terutama
oleh peningkatan temperatur yang sangat tinggi dari magma, sehingga terjadi efek
pemanggangan (baking effect) pada batuan disekitar magma.
Ketiga, merupakan proses metamorfime yang sangat jarang, terjadi
perubahan sepanjang zona sesar. Pada proses ini batuan di sepanjang zona tersebut
mengalami penghancuran menjadi material yang sangat halus yang disebut milonat,
atau material yang kasar yang disebut breksi sesar, karena kenampakannya seperti
breksi pada batuan sedimen. Proses ini disebut proses metamorfisme dinamik.

Stuktur batuan metamorf adalah kenampakan batuan yang berdasarkan


ukuran, bentuk atau orientasi unit poli granular batuan tersebut, pembahasan struktur
juga meliputi susunan bagian masa batuan termasuk hubungan geometrik antar bagian
massa batuan serta bentuk dan kenampakan internal bagian-bagian tersebut. Secara
umum batuan metamorf dibedakan menjadi dua bagian yaitu struktur foliasi dan
struktur non foliasi.
Struktur foliasi merupakan struktur terpenting dari batuan metamorf, yaitu
struktur yang memperlihatkan adanya orientasi dari mineral. Struktur foliasi dapat
pula diartikan sebagai kenampakan struktur planar pada suatu batuan. Struktur foliasi
umumnya terbentuk dari hasil metamorfosa dinamotermal, metamorfosa beban dan
metamorfosa kataklastik. Struktur ini dapat terjadi karena adanya penjajaran mineral-
mineral penyusun batuan metamorf.
Struktur foliasi ini mencakup :
a. Struktur Slaty cleavage (slate), foliasi planar dijumpai pada bidang belahan.
Umumnya terdiri dari mineral pipih dan sangat halus (mineral lempung).
Nama batuannya disebut slate atau batu sabak.
b. Struktur Phylitic (fhilit), struktur ini hampir sama dengan struktur slaty
cleavage, tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dan mulai terlihat
pemisahan mineral pipih dengan mineral granular, namun belum begitu jelas
dimana orientasi mineral pipih tidak menerus atau dipotong oleh mineral

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.58
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
granular. Batuannya lebih kasar dan lebih mengkilap dibanding slate.
Batuannya disebut Fhilit.
c. Struktur Gneisosa (gneiss), terbentuk oleh adanya perselingan lapisan
penjajaran mineral yang mempunyai bentuk yang berbeda, umumnya antara
mineral-mineral granular (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular
dan prismatik (mineral feromagnesium). Penjajaran mineral pipih umumnya
tidak menerus melainkan terputus-putus, disebut juga open schiscosity. Batuan
nya disebut Gneiss.
d. Struktur Schistose (skiss), ditunjukkan oleh perulangan mineral-mineral
pipih (Biotit, muskovit) dengan mineral-mineral yang berbutir granular
(Kuarsa, Feldspard), dimanaorientasi mineral pipih dan granular secara
menerus Selang-seling antara tekstur lepidoblastik dan granoblastik), disebut
juga dengan close schistosity. Jadi adanya kesan sejajar dan penjajaran
mineral, nama batuannya adalah Skiss.

Tekstur di batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan antar
mineralnya, yang dibedakan atas:

1. Tekstur Kristaloblastik
Yaitu tekstur yang terbentuk dari proses metamorfosa, yang dibedakan atas:
 Lepidoblastik : Terdiri dari mineral-mineral tabular atau pipih yang relatif
terorientasi, seperti mineral mika grup (muskovit, biotit).
 Nematoblastik : Terdiri dari mineral-mineral prismatik yang relatif
terorientasi, sepertimineral plagioklas, k-feldspar, piroksen.
 Granoblastik : Terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional) yang
relatif terorientasi, seperti mineral kuarsa. Biasanya memperlihatkan batas-
batas sutura (tdak teratur) dengan bentuk mineral yang anhedral.
 Porfiriblastik : Tekstur yang memperlihatkan beberapa mineral dengan ukuran
lebih besar dikelilingi oleh mineral yang lebih kecil (porfiritik).

2. Tekstur Palimset

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.59
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Yaitu tekstur sisa atau tekstur yang masih memperlihatkan tekstur batuan asalnya,
yang dibedakan atas:

a. Blastopsefitik : Tekstur yang memperlihatkan ukuran butir lebih besar dari


pasir (gravel).
b. Blastopsamit : Tekstur dengan ukuran butir pasir (sand).
c. Blastopellitik : Tekstur dengan ukuran butir lempung (clay).
d. Blastoporfiritik : ekstur sisa dari batuan asal yang porfiritik.

Tekstur-tekstur lain pada batuan metamorf :


1) Heteroblastik : Bila batuan metamorf mempuyai lebih dari satu tekstur, seperti
lepidoblastik dan granoblastik.
2) Homeoblastik : Bila batuan metamorf hanya mempunyai satu tekstur saja.

2.8. BATUAN METAMORF NONFOLIASI

Batuan metamorf ialah batuan yang sifatnya telah berubah selepas


pembentukan asalnya melalui proses yang bertindak didalam bumi atau oleh jasad-
jasad dari planet lain. Perubahan ini mungkin merangkumi perubahan didalam
mineral yang membentuk batuan atau perubahan dalam berkaitan antara mineral
tersebut, yaitu tekstur batuan.
Pembentukan batuan metamorf sangat kompleks, akibat bergerak lempeng-
lempeng tektonik dan tumbukan fragmen-fragmen kerak, batuan terkoyak, tertarik,
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.60
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
terlipat, terpanaskan dan berubah. Oleh karena perubahannya dalam keadaan padat,
umumnya jejak-jejak bentuk awalnya masih dapat dikenali, meskipun telah
mengalami perubahan lebih dari sekali. Batuan metamorf paling menarik diantara
batuan lainnya, karena di dalamnya tersimpan cerita semua yang telah terjadi pada
kerak bumi. Saat lempeng tektonik bertumbukan, terbentuklah batuan metamorf
tertentu sepanjang batas lempeng. Sehingga dengan mempelajarinya, kita dapat
mengetahui dimana batas benua sebelumnya, serta telah berapa lama tektonik
berlangsung.
Proses metamorfisme adalah proses perubahan batuan yang sudah ada menjadi
batuan metamorf karena perubahan tekanan dan temperatur yang besar. Batuan asal
dari batuan metamorf tersebut dapat berupa batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf sendiri yang sudah ada. Kata metamorf sendiri adalah perubahan bentuk.
Agen atau media yang menyebabkan terjadinya proses metamorfisme adalah panas,
tekanan dan cairan kimia aktif. Sedangkan perubahan yang terjadi pada batuan
meliputi tekstur dan komposisi mineral.
Kadangkala proses metamorfisme tidak berlangsung sempurna, sehingga
perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, tapi hanya
kekompakannya yang bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna menyebabkan
karakteristik batuan asal tidak terlihat lagi. Pada kondisi perubahan yang sangat
ekstrim, peningkatan temperatur mendekati titik lebur batuan, padahal perubahan
batuan selama proses metamorfisme harus tetap dalam keadaan padat. Apabila
peningkatan temperatur sampai meleburkan batuan, maka proses tersebut sudah tidak
termasuk pada proses metamorfisme lagi, tetapi sudah menjadi proses aktivitas
magma.
Proses metamorfisme terjadi apabila kondisi lingkungan batuan mengalami
perubahan yang tidak sama dengan kondisi pada waktu batuan terbentuk, sehingga
batuan menjadi tidak stabil. Untuk mendapatkan kestabilannya kembali pada kondisi
yang baru maka batuan mengalami perubahan. Perubahan tersebut terjadi pada
kondisi tekanan dan temperatur tekanan dan temperatur yang beberapa kilometer di
bawah permukaan bumi. Karena pembentukannya yang sangat jauh di bawah
permukaan, maka proses pembentukan batuan metamorf sangat sulit dipelajari oleh
geologiawan.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.61
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Proses metamorfisme sering terjadi pada salah satu dari tiga fenomena
pembentukan batuan metamorf.
Pertama, pada proses pembentukan pegunungan, batuan yang menyusun
suatu daerah yang luas, mengalami tekanan dan perubahan temperatur bersamaan
dengan terjadinya deformasi pada batuan tersebut. Akibatnya terjadilah pembentuan
batuan metamorf pada daerah yang sangat luas. Proses ini disebut dengan proses
metamorfisme regional.
Kedua, ketika batuan bersentuhan atau dekat dengan aktivitas magma, akan
terjadi proses metamorfisme kontak. Pada proses ini perubahan disebabkan terutama
oleh peningkatan temperatur yang sangat tinggi dari magma, sehingga terjadi efek
pemanggangan (baking effect) pada batuan disekitar magma.
Ketiga, merupakan proses metamorfime yang sangat jarang, terjadi
perubahan sepanjang zona sesar. Pada proses ini batuan di sepanjang zona tersebut
mengalami penghancuran menjadi material yang sangat halus yang disebut milonat,
atau material yang kasar yang disebut breksi sesar, karena kenampakannya seperti
breksi pada batuan sedimen. Proses ini disebut proses metamorfisme dinamik.

Struktur non-foliasi adalah struktur pada batuan metamorf dimana tidak


memperlihatkan adanya penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini
umumnya terbentuk dari hasil metamorfosa kontak atau thermal, terdiri dari mineral-
mineral yang berbentuk equidimensional atau mozaik dan tidak menunjukkan
cleavage. Struktur ini mencakup :
1) Struktur Hornfelsik, yaitu struktur yang dicirikan oleh adanya butiran-
butiran mineral yang seragam.
2) Struktur Granulose, struktur ini hampir sama dengan hornfelsik, hanya
butirannya mempunyai ukuran yang tidak sama besar.

Tekstur di batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan


antar mineralnya, yang dibedakan atas:
 Tekstur Kristaloblastik

Yaitu tekstur yang terbentuk dari proses metamorfosa, yang dibedakan atas:
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.62
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Lepidoblastik : Terdiri dari mineral-mineral tabular atau pipih yang relatif
terorientasi, seperti mineral mika grup (muskovit, biotit).
Nematoblastik : Terdiri dari mineral-mineral prismatik yang relatif
terorientasi, sepertimineral plagioklas, k-feldspar, piroksen.
Granoblastik : Terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional) yang
relatif terorientasi, seperti mineral kuarsa. Biasanya memperlihatkan batas-
batas sutura (tdak teratur) dengan bentuk mineral yang anhedral.
Porfiriblastik : Tekstur yang memperlihatkan beberapa mineral dengan ukuran
lebih besar dikelilingi oleh mineral yang lebih kecil (porfiritik).

 Tekstur Palimset

Yaitu tekstur sisa atau tekstur yang masih memperlihatkan tekstur batuan asalnya,
yang dibedakan atas:
Blastopsefitik : Tekstur yang memperlihatkan ukuran butir lebih besar dari
pasir (gravel).
Blastopsamit : Tekstur dengan ukuran butir pasir (sand).
Blastopellitik : Tekstur dengan ukuran butir lempung (clay).
Blastoporfiritik : ekstur sisa dari batuan asal yang porfiritik.

Tekstur-tekstur lain pada batuan metamorf :


Heteroblastik : Bila batuan metamorf mempuyai lebih dari satu tekstur, seperti
lepidoblastik dan granoblastik.
Homeoblastik : Bila batuan metamorf hanya mempunyai satu tekstur saja.

Gambar 26. DIAGRAM DESKRIPSI BATUAN METAMORF

No Batuan :

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


Warna : VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.63
TEKNIK
Hitam GEOLOGI
Kekuningan / Putih bintik-bintik kemerahan dll ( dan warna representative )
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Struktur

Struktur foliasi : Struktur Non Foliasi:


Slaty/phitic/Schisosity/Gneisic Granulose/hornfelsik

Tekstur

Homeoblastik: Lepidoblastik, Heteroblastik: Lepidoblastik,


Nematobalastik, Nematoblastik, Granoblastik,
Granuloblastik/granoblastik Granuloblastik.

Komposisi Mineral : Kuarsa (100%), cirri-cirinya dll. (Untuk % digunakan diagram


perbandingan secara visual)

Nama Batuan :
Hornfels/Sekis/Gneis/Marmer

BAB III

METODOLOGI

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.64
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Metodologi merupakan cara-cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
dengan teknik-teknik tertentu. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

3.1. Waktu praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada semester 2 tahun 2016 setiap hari sabtu pukul
07:30-8:45 WIB.

3.2. Tempat praktikum


Praktikum ini dilaksanakan di Labor Geologi Universitas Islam Riau.

3.3. Teknik praktikum


 Untuk mengetahui jenis mineralnya dapat diketahui dengan melihat warnanya
baik dengan kasat mata atau menggunakan alat bantu lup.
 Untuk mengetahui bentuk mineralnya bisa dilihat dengan makroskopis atau
mikroskopis.
 Pada pendeskripsian batuan beku intrusif, dilakukan 2 cara untuk melihat
komposisi mineralnya, yaitu dengan kasat mata atau dengan menggunakan alat
bantu lup.
 Untuk menentukan granulitasnya yaitu dengan merasakan butirannya dengan
perabaan tangan.
 Struktur dapat dilihat dengan kasat mata.
 Penamaan batuan beku intrusive bisa menggunakan diagram klasifikasi IUGS
faneritik.
 Pada pendeskripsian batuan beku ekstrusif, dilakukan 2 cara untuk melihat
komposisi mineralnya, yaitu dengan kasat mata atau dengan menggunakan alat
bantu lup.
 Untuk menentukan granulitasnya yaitu dengan merasakan butirannya dengan
perabaan tangan.
 Struktur dapat dilihat dengan kasat mata.
 Penamaan batuan beku ekstrusif bisa menggunakan diagram klasifikasi IUGS
afanitik, sedangkan untuk batuan piroklastik bisa menggunakan diagram batuan
piroklastik.
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.65
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
 Pada pendeskripsian batuan sedimen klastik dan non klastik, dilakukan 2 cara
untuk melihat komposisi mineralnya, yaitu dengan kasat mata atau dengan
menggunakan alat bantu lup.
 Untuk menentukan granulitasnya yaitu dengan merasakan butirannya dengan
perabaan tangan.
 Struktur dapat dilihat dengan kasat mata.
 Penamaan batuan sedimen klastik yang sering digunakan yaitu diagram klasifikasi
batu pasir dari Pettijhon, sedangkan batuan sedimen non klastik yang sering
digunakan klasifikasi dunham.
 Dalam tes karbonatan dilakukan dengan meneteskan HCL atau jeruk nipis.
 Pada pendeskripsian batuan metamorf, dilakukan 2 cara untuk melihat komposisi
mineralnya, yaitu dengan kasat mata atau dengan menggunakan alat bantu lup.
 Untuk menentukan granulitasnya yaitu dengan merasakan butirannya dengan
perabaan tangan.
 Struktur dapat dilihat dengan kasat mata.
 Pengelompokkan batuan metamorf bisa dilihat dari strukturnya, yaitu non foliasi
ata foliasi.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.66
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
4.1. ROCK FORMING MINERAL

Piroksin

Piroksin merupakan golongan


silikat. Memiliki warna gelap,
yaitu hitam. Sistem Kristal dari
piroksen adalah monoklin
kekerasannya 5-6 skala mohs,
memiliki berat jenis 2,9-3,6
gr/cm³. memiliki kilap kaca,
kadang-kadang berkilap mutiara.
Gores dari piroksen adalah putih.
Belahan yang dimiliki adalah 2
arah, bersifat paramagnetic. Daya
tahan terhadap pukulan adalah
brittle. Derajat ketransparanan
adalah opaquetransculent.
Terbentuk pada batuan beku basa.

Dolomit

Dolomit memiliki warna bening atau


putih sempurna krem. Memiliki
system Kristal heksagonal. Goresan
mineral ini bening, memiliki belahan
yang sempurna. Berat jenis 4,5
gr/cm³. kekerasan mineral ini 2.85
skala mohs. Perawakan mineral ini
menyerat. Sifatnya diamagnetic,
pecahannya uneven, belahannya
sempurna, daya tahan terhadap
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.67
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
pukulan yaitu brittle. Asosiasi
mineralnya kalsit, kegunaannya
untuk bahan baku industry semen.
Aragonit

Aragonite merupakan mineral yang


memiliki kenampakan warna putih,
coklat, abu-abu dan kuning.
Kekerasannya mencapai 3,5-4 skala
mohs. Mineral berkilap kaca,
minyak dan tanah. Belahannya
adalah 3 arah. Pecahannya adalah
subconchoidal dan bentuk
mineralnya adalah ollumnar. Berat
jenisnya mencapai 2,9 - 3,9 gr/cm³.
biasanya terbentuk di laut dangkal,
system kristalnya adalah monoklin.
Sulfur

Mineral sulfur memiliki warna


kuning sampai coklat kekuningan.
Ceratnya kuning tidak memiliki
belahan. Pecahannya conchoidal-
even, kekerasannya 1,5 - 2,5 gr/cm³,
kilapnya adalah kilap lemak.
Derajat ketransparanan adalah
opaque. System Kristal yang
dimiliki adalah orthorombik. Daya
tahan terhadap pukulan yaitu
britle. Massa jenis dari sulfur 2,07
gr/cm³. sulfur tebentuk di daerah
gunung api aktif. Asosiasi
mineralnya dengan sulfide-sulfida
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.68
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
metal, anhidrit, gypsum, dan batu
gamping.
Orthoklas

Orthoklas termasuk ke dalam


kelompok silikat. Biasanya memiliki
warna putih, kekuningan, coklat.
Kilapnya kilap kaca, kadang mutiara
atau damar jika lapuk. Derajat
ketransparanan yaitu
translucentopaque. System
kristalnya adalah triklin.belahannya
sempurna satu arah. Pecahannya
conchoidal. Kekerasannya orthoklas
6-6,5 skala mohs. Berat jenisnya 2,5
5 gr/cm³. goresnya putih, asosiasi
mineralnya dengan kuarsa,
muskovit, dan plagioklas.
Flourite

Fluorite merupakan mineral halid.


Memiliki sistem kristal isometric.
Warna dari mineral ini putih, merah
muda, ungu atau biru. Kilapnya non
logam. Memiliki goresan berwarna
putih. Belahannya ada 4 arah. Daya
tahan terhadap pukulan adalah
brittle, derajat ketransparanan
fluorite adalah transparat-
transculent. Pecahannnya adalah
conchoidal. Dapat ditemukan
dibatuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf. Kekerasannya
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.69
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
adalah 4 dari skala mohs.
Korondum

Mineral ini termasuk ke dalam


kategori mineral oksida. System
kristal korondum adalah hexagonal.
Warna mineral ini adalah putih
merah, biru, kuning, coklat atau abu-
abu. Kilapnya adalah kilap intan.
Korondum memiliki pecahan even-
uneven. Tidak memiliki belahan.
Kekerasan korondum adalah 9 skala
mohs. Daya tahan terhadap pukulan
adalah brittle. Berat jenis 3,9 – 4,1
gr/cm³, sifat diamagnetic, asosiasi
mineral silika dan feldspar.
Intan

Intan termasuk mineral native,


memiliki warna putih bening. Sistem
kristal yang dimiliki adalah
isometric. Belahannya sempurna,
kekerasan intan adalah 10 skala
mohs. Berat jenis intan adalah 3,5
gr/cm³, goresannya putih. Derajat
ketransparanannya adalah
transparent-transculent, pecahan
yang dimiliki adalah conchoidal,
intan terbentuk pada pembentukan
batuan beku ultrabasa yaitu
porfirir-olivin batuan ini dikenal
sebagai kimberlite. Intan
digunakan sebagai mata bor dalam
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.70
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
eksplorasi.

Kalsit
Kalsit merupakan kategori
mineral karbon. Warna mineral ini
putih, bening dan transparan. System
kristal kalsit adalah heksagonal.
Kilap yang dimiliki intan adalah
kilap kaca. Memiliki gores putih,
memiliki belahan 3 arah, daya tahan
yang dimiliki terhadap pukulan
adalah brittle. Derajat
ketransparanannya opaque-
transculent. Kekerasan dari kalsit 3
skala mohs, pecahannya conchoidal.
Dapat ditemukan pada batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Mineral asosiasi dengan
dolomite.
Talk
Talk merupakan kategori dari
mineral silikat. Warna dari mineral
ini putih, kelabu hijau biru atau
perak. Sistem kristal dari mineral ini
adalah monoklin. Kilapnya seperti
lilin atau mutiara, gores putih,
belahan sempurna arah.
Kekerasannya 1 skala mohs.
Pecahannya uneven, derajat
ketransparanan adalah opaque-
transparant. Ditemukan dibatuan
metamorf jenis ultrabasa. Banyak

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.71
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
ditemukan pada altresi hidrotermal.
Magnesite
Magnesit merupakan kategori dari
mineral karbonat. Mempunyai warna
putih kehitaman. Sistem kristalnya
adalah trigonal, gores putih,
memiliki kilap kaca, belahan yang
sempurna, kekerasan dari magnesite
adalah 3,5-4,0 skala mohs. Daya
tahan terhadap pukulan adalah
brittle, pecahan conchoidal dan berat
jenisnya 3,0-3,12 gr/cm³. Sifat
kemagnetan magnesite yaitu
diamagnetic. Asosiasi mineral
dengan kalsit.
Gypsum
Gypsum mempunyai warna
transparan, gores putih, kilapnya
adalah kilap kaca, belahan
sempurna, pecahannya even.
Kekerasan yang dimiliki gypsum 2
skala mohs. Daya tahan terhadap
pukulan yaitu sectile, berat jenis
yang dimiliki 2,35 gr/cm³.
berasosiasi dengan anhidrit dan
halite. Ditemukan pada batuan
sedimen dan sering berselingan
dengan batu gamping.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.72
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Amethyst
Mineral ini memiliki warna putih,
transparan dan ungu. Memiliki kilap
kaa dengan gores putih. Amethyst
memiliki kekerasan 5 skala mohs.
Amethyst merupakan altresi
lamellae.

Biotit
Biotit termasuk ke dalam golongan
mineral silikat. Warna dari mineral
ini adalah hitam. Goresan putih,
kekerasan biotit 2,5 skala mohs.
Biotit memiliki kilap kaca. Daya
tahan terhadap pukulan adalah
sectile. Sistem kristal biotit adalah
monoklin dan memiliki belahan
yang sempurna. Berasosiasi dengan
muskovit, klorit, albit dan kyanite.

Muskovit
Muskovit termasuk ke dalam
kategori mineral silica. Warna
mineral ini coklat keputihan. Sistem
kristalnya monoklin, gores putih,
kekersannya 2,5-4 skala mohs. Daya
tahan terhadap pukulan yaitu elastic,
belahn sempurna. Muskovit
memiliki berat jenis 2,8-2,9 gr/cm³.
dapat terbentuk pada batuan beku,
pegmatite, lingkungan
mertamorfik. Berasosiasi dengan
kyanite, kuarsa dan orthoklas.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.73
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
4.2. BATUAN BEKU INTRUSIF

DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 05-03-2016


Praktikum Ke :1
No. Sampel :1

Batuan gabro memiliki 2 warna yaitu warna lapuk abu-abu dan warna
segarnya hitam gelap. Batuan gabro ini memiliki tekstur yang terdiri dari derajat
kristalisasi yaitu hipokristalin, granulitas faneritik dan kemas inequigranular dan
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.74
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
panidiomorf. Struktur dari batuan gabro ini adalah massif. Batuan gabro termasuk
ked ala batuan beku intrusif.

FOTO BATUAN :

plagioklas
5 cm Alkali feldspar

Kuarsa

7 cm

7 cm

DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 05-03-2016


Praktikum Ke :1
No. Sampel :2

Peridotit memiliki 2 warna yaitu warna lapuk abu kehijauan dan warna segar
hijau keputihan. Peridotit memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi
holokristalin, granulitas porfiritik sampai afanitik, dan memilik kemas
equigranular, allotrimof. Struktur yang dimiliki peridotite adalah massif. Peridotit
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.75
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
termasuk ke dalam batuan beku intrusif. Komponen mineral yang dimiliki adalak
plagioklas 10%, piroksin 70% dan olivine 20%.

FOTO BATUAN :

5 cm Plagioklas

Piroksin

Olivin
5 cm

DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 05-03-2016


Praktikum Ke :1
No. Sampel :3

Grano-Diorit memiliki 2 warna yaitu warna lapuk hitam dan warna segar abu-
abu keputihan. Grano-Diorit memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi
hipokristalin, granulitas faneritik, dan kemas inequigranular dan allotrimof.
Grano-Diorit memiliki struktur massif, dan merupakan batuan beku intrusif.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.76
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Grano-Diorit memiliki komponen mineral kuarsa 20%, alkali feldspar 20% dan
piroksin 60%.
FOTO BATUAN :

4,5 cm
Plagioklas
Kuarsa

Alkali
asdFeldsparfeld

6 cm

DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 05-03-2016


Praktikum Ke :1
No. Sampel :4

Diabas memiliki 2 warna yaitu warna lapuk abu-abu kehijauan dan warna
segar abu-abu. Diabas memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi
hipokristalin, granulitas faneritik, kemas equigranular dan panidiomorf. Diabas
LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI
VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.77
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
memiliki struktur massif dan diabas merupakan batuan beku intrusif. Adapun
komponen mineral penyusun diabas yaitu olivine, kuarsa, hornblende dan
plagioklas.

FOTO BATUAN :

Hornblende
5 cm
Plagioklas

kuarsa

olivin

7cm

DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 05-03-2916


Praktikum Ke :1
No. Sampel :5

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.78
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Granit memiliki 2 warna yaitu warna lapuk abu-abu dan warna segar abu-abu
kecoklatan. Granit memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi
hipokristalin, granulitas faneritik, memiliki kemas equigranular dan panidiomorf.
Granit memiliki struktur massif. Granit termasuk ke dalam batuan beku intrusive.
Komponen mineral penyusun granit kuarsa 60%, alkali feldspar 15%, plagioklas
5% dan muskovit 20%.

FOTO BATUAN :

5 cm
plagioklas

Alkali
feldspar

kuarsa

7,5 cm

7 cm

4.3. BATUAN BEKU EKSTRUSIF


DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 12-03-2016


Praktikum Ke : 2
No. Sampel :1

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.79
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
Batuan dasit memiliki warna segar abu-abu keputihan. Batuan dasit memiliki
tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi hipokristalin, granulitas porfiritik, kemas
inequigranular dan allotrimorf. Struktur yang dimiliki batuan dasit adalah masif.
Batuan dasit termasuk ke dalam batuan beku intrusif. Adapun komponen penysusun
mineral batuan dasit adalah alkali feldspar 40%, plagioklas 10%, dan kuarsa 50%.
Terdapat fragmen berukuran kecil berwarna putih berupa alkali feldspar.

FOTO BATUAN :

4,5 cm

Fragmen
Alkali feldspar

Plagioklas

7 cm
Kuarsa

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.80
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 12-03-2016


Praktikum Ke : 2
No. Sampel :2

Batuan obsidian memiliki warna segar hijau transparan. Batuan obsidian


memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi holohialin, granulitas afanitik,
kemas equigranular. Batuan obsidian memiliki struktur masif. Batuan obsidian
merupakan batuan beku ekstrusif. Komponen mineral penyusunnya 100% mineral
gelas dan silika. Obsidian termasuk ke dalam batuan beku asam. Obsidian merupakan
salah satu batuan beku yang terbentuk langsung dari hasil pembekuan magma.
Magma yang membentuk batuan mengalami proses pendinginan yang sangat cepat
sehingga tidak terbentuk kristal atau bias disebut gelasan.

FOTO BATUAN :

Holohialin
3 cm

Massif

7 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.81
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 12-03-2016


Praktikum Ke : 2
No. Sampel :3

Batuan andesit memiliki warna lapuk kuning keabuan dan abu-abu. Batuan
andesit memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi hipokristalin, granulitas
afanitik, kemas equigranular dan panidiomorf. Batuan andesit memiliki struktur
masif. Batuan andesit memiliki komponen mineral kuarsa 10%, biotit 5%, alkali
feldspar 15%, plagioklas 65% dan hornblende 5%. Batuan andesit berasal dari lelehan
lava gunung berapi yang meletus, batuan andesit ini terbentuk ketika temperature lava
yang meleleh turun antar 900℃ sampai 1100℃ .

Foto Batuan:

4 cm
Plagioklas

masif

6 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.82
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 12-03-2016


Praktikm Ke : 2
No. Sampel :4

Batuan andesit scoria coklat memiliki 2 warna yaitu warna lapuk coklat
kekuningan dan warna segar coklat gelap. Batuan andesit scoria coklat memiliki
tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi holohialin, granulitas faneritik, kemas
inequigranular. Andesit scoria coklat memiliki struktur vesicular – Amigdaloidal.
Batuan andesit scoria coklat merupakan batuan beku ekstrusif. Koponen penyusun
mineral dari batuan ini adalah plagioklas 70%, kuarsa 10%, Ampibole 5% dan biotit
15%. Batuan andesit scoria coklat terbentuk dari batuan piroklastik lava yang
dikeluarkan dari gunung api.

FOTO BATUAN :

9 cm Plagioklas

vasikular

A.feldspar

8 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.83
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 12-03-2016


Praktikm Ke : 2
No. Sampel :5

Batuan andesit scoria hitam memiliki 2 warna yaitu warna lapuk abu-abu dan
warna segar hitam. Batuan andesit scoria hitam memiliki tekstur yang terdiri dari
derajat kristalisasi hipokristalin, granulitas afanitik, kemas equigranular dan
panidiomorf. Struktur yang dimiliki oleh batuan andesit scoria hitam adalah
amiglodial. Kenampakan dari batuan andesit scoria ini adalah batuan beku ekstrusif.
Komponen mineral dari batuan ini adalah kuarsa 5%, alkali feldspar 10%, plagioklas
70%, biotit 10% dan biotit 5%. Andesit scoria hitam merupakan batuan beku vulkanik
sehingga penurunan suhu pada lava yang sangat cepat, oleh sebab itu kristal yang
terbentuk tidak sempurna.

Foto batuan:

4 cm kuarsa

masif
vesikular

8 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.84
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Kamis, 8-10-2015


Praktikm Ke : 2
No. Sampel :6

Pumice memiliki 2 warna yaitu warna lapuk putih kekuningan dan warna segar putih.
Pumice memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi hiokristalin, granulitas
faneritik, kemas inequigranular dan panidiomorf. Struktur yang dimiliki pumice
adalah vesikuler. Kenampakan dari pumice ini adalah batuan beku ekstrusif.
Komponen mineral dari pumice ini sendiri adalah biotit 2%, lapilli 13%, ash 15% dan
bomb 70%

FOTO BATUAN :

6 cm
vesikular

8 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.85
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN BEKU

Hari/Tanggal : Sabtu, 12-03-2016


Praktikm Ke : 2
No. Sampel :7

Tuff memiliki 2 warna yaitu warna lapuk putih kelabu dan warna segar putih.
Tuff memiliki tekstur yang terdiri dari derajat kristalisasi hipokristalin, granulitas
afanitik, dan kemas equigranular. Struktur yang dimiliki tuff adalah masif.
Kenampakan dari tuff adalah batuan beku ekstrusif. Komponen mineral dari tuff
adalah ash 95%, lapilli 4 % dan bomb 1%. Tuff merupakan batuan beku yang
terbentuk dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi dengan kandungan abu
mencapai 75%.

FOTO BATUAN :

7 cm

masif

7 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.86
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
4.4. BATUAN SEDIMEN KLASTIK

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikum Ke : 3
No. Sampel : 1

Batupasir hijau memiliki 2 warna yaitu warna lapuk hijau keputihan dan
warna segar hijau keputihan. Batupasir hijau memiliki tesktur yang terdiri dari
besar butir pasir halus-pasir sedang, kebundaran subangular dan memiliki kemas
tertutup. Struktur yang dimiliki batupasir hijau adalah masif. Pemilhan dari
batupasir hijau ini dalah well sorted dengan permeabilitas yang sedang.
Kekompakan dari batupasir hijau adalah keras. Komponen mineral yang dimiliki
adalah kuarsa 90%, Feldspar 55 dan lithic 5%. Batupasir hiajau memiliki warana
hiaju diakibatkan oleh adanya mineral glukonit.

FOTO BATUAN :

4 cm
Mineral glaukonit

9 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.87
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikm Ke :3
No. Sampel :2

Batupasir memiliki 2 warna yaitu warna lapuk hijau keputihan dan warna
segar putih kehijauan. Batupasir memiliki tekstur yang terdiri dari besar butir pasir
halus, dengan kebundaran rounded, dan kemas tertutup. Struktur yang dimiliki
batupasir adalah struktur laminasi. Pemilahan dari batu pasir ini adalah well sorted
dengan permeabilitas yang sedang. Kekompakan batupasir ini adalah kompak.
Komponen mineral yang dimiliki adalah kuarsa.

FOTO BATUAN :

3 cm
Struktur laminasi

7 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.88
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikm Ke :3
No. Sampel :3

Batu lempung memiliki 2 warna yaitu warna lapuk hitam bitnik putih dan
warna segar hitam gelap. Batu lempung memiliki tekstur yang terdiri dari besar
butir clay, dengan kebundaran well rounded, dan kemas tertutup. Struktur sedimen
yang dimiliki oleh batu lempung ini adalah masif. Pemilahan dari batu lempung
adalah well sorted dengan permeabilitas yang buruk. Kekompakan dari batu
lempung ini adalah dapat diremas.

FOTO BATUAN :

sand

massif
clay

6 cm

6 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.89
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikum Ke :3
No. Sampel :4

Batu kalsiludit memiliki 2 warna yaitu warna lapuk coklat kekuningan dan
warna segar putih pucat. Batu kalsiludit memiliki tekstur yang terdiri dari besar
butir pasir halus, yang kebundarannya subrounded, dengan kemas tertutup.
Struktur sedimen pada kalsiludit adalah laminasi. Pemilahan dari kalsiludit adalah
well sorted dengan permeabilitas yang sedang. Kekompakan dari kalsiludit ini
adalah keras.

FOTO BATUAN :

Laminasi

Kalsit
8 cm

9 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.90
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikm Ke :3
No. Sampel :5

Breksi polimik meiliki 2 warna yaitu abu-abu kekuningan dan warna segar
abu-abu keputihan. Breksi polimik memiliki tekstur yang terdiri dari
kebundarannya angular-subangular dan memiliki kemas terbuka. Struktur yang
dimiliki oleh breksi polimik ini adalah laminasi. Breksi polimik memiliki
pemilahan poorly sorted dengan permebilitas yang buruk. Kekompakan breksi
polimik adalah keras.

FOTO BATUAN :

Fragmen yang menyudut

6 cm

5 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.91
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikm Ke :3
No. Sampel :6

Breksi gampingan mmiliki 2 warna yaitu warna lapuk hijau keabuan dan
warna segar hitam kekuningan. Breksi gampingan memiliki tekstur yang terdiri
dari besar butir pebble, kebundarannya angular dan memiliki kemas terbuka.
Memiliki struktur sedimen current ripple. Pemilahan dari breksi gampingan ini
adalah poorly sorted dengan permebilitas yang buruk. Breksi gampingan ini
memiliki kandungn karbonatan. Kekompakan dari breksi gampingan ini adalah
kompak.

FOTO BATUAN :

Fragmen batuan

semen

8 cm
matriks

9 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.92
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikm Ke :3
No. Sampel :7

Konglomerat memiliki 2 warna yaitu warna lapuk abu kekuningan dan warna
segar abu-abu keputihan. Konglomerat memiliki tekstur yang terdiri dari besar
butir coarsesand, kebundaran fragmennya subrounded, dan memiliki kemas
tertutup. Pemilahan yang dimiliki oleh konglomerat ini adalah poorly sorted
dengan permeabilitas yang baik. Kekompakan konglomerat adalah keras.

FOTO BATUAN :

Sedimentary
8 cm
clast

Metamorf
clast

Igneous clast
8 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.93
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 19-03-2016


Praktikm Ke :3
No. Sampel :8

Mudfosil memiliki 2 warna yaitu warn lapuk abu-abu kecoklatan dan warna
segar abu-abu. Mudfosil memiliki tekstur yang terdiri dari besar butir yaitu clay-
silt, kebundarannya rounded dan memiliki kemas tertutup. Struktur sedimen dari
mudfosil adalah mud crack. Pemilahan dari mudfosil ini adalah well sorted
dengan permeabilitas buruk. Kekompakan dari mudfosil adalah kompak-keras.

FOTO BATUAN :

masif

10 cm

15 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.94
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
4.5. BATUAN SEDIMEN NON KLASTIK

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 30-03-2016


Praktikm Ke :4
No. Sampel :1

Batu gamping numulites memiliki 2 warna yaitu warna lapuk putih


kekuningan dan warna segar kuning keputihan. Batu gamping numulites memiliki
tekstur yang terdiri dari besar butir clay, kebundaran subangular dan memiliki
kemas terbuka. Pemilahan dari batu gamping numulites ini adalah medium sorted
dengan permeabilitas baik dan memiliki kandungan karbonatan. Kekompakan
batu gamping numulites ini adalah keras. Batu gamping numulites ini dpenuhi
dengaan fosil foraminifera nummulites. Fosil numulites petunjuk bahwa batuan ini
diendapkan di laut dangkal dan berumur hingga 55 juta tahun yang lalu.

FOTO BATUAN :

Butiran kuarsa
( ooid )

Matriks
( mikirit )
6 cm
plagioklas

9 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.95
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 30-03-2016


Praktikm Ke :4
No. Sampel :2

Batu gamping algae memiliki 2 warna yaitu warna lapuk abu-abu dan warna
segar abu-abu kecoklatan. Batu gamping algae memiliki composite ooid, dengan
kebundaran rounded dan memiliki kemas tertutup. Pemilahan dari batu gamping
algae well sorted dengan permeabilitas buruk dan memiliki kandungan
karbonatan. Kekompakan dari batu gamping algae ini adalah agak keras. Batu
gamping algae memiliki komposisi mineral utama dari kalsit terbentuk karena
aktivitas dari coral pada perairan hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil
sedimentasi organik.

FOTO BATUAN :

5,5 cm

algae
Ooid

kalsit

7 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.96
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 30-03-2016


Praktikm Ke :4
No. Sampel : 03

Batu gamping merah memiliki 2 warna yaitu warna lapuk merah gelap dan
warna segar merah keabuan. Batu gamping merah memiliki tekstur yang terdiri
dari besar butir clay, kebundaran well rounded dan kemasnya tertutup. Pemilahan
dari batu gamping merah adalah well sorted dengan permeabilitas yang buruk dan
memiliki kandungan karbonatan. Kekompakan dari batu gamping merah ini
adalah keras. Komponen penyusun mineralnya 100% halite.

FOTO BATUAN :

Halite

5 cm

10 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.97
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 30-03-2016


Praktikm Ke :4
No. Sampel : 04

Batu bioklastik memiliki 2 warna yaitu putih kecoklatan dan warna segar putih
kehijauan. Batu bioklastik memiliki tekstur yang terdiri dari ooid dengan
kebundarannya very angular dan memiliki kemas tertutup. Struktur yang dimilki
oleh batu bioklastik ini adalah biogenic. Pemilahan dari batu bioklastik adalah
medium sorted dengan permeabilitas baik dan memiliki kandungan karbonatan.
Kekompakan dari batu bioklastik ini adalah keras. Pada batuan bioklastik ini
terdapat pecahan-pecahan cangkang.

FOTO BATUAN :

Fragmen
cangkang

7 cm

6 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.98
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Hari/Tanggal : Sabtu, 30-03-2016


Praktikm Ke :4
No. Sampel : 05

Batu rijang memiliki warna segar kuning kecoklatan. Batu rijang memiliki
tekstur yang terdiri dari kebundaran butirnya yang angular dan memiliki kemas
tertutup. Pemilahan dari batu rijang ini sendiri adalah well sorted dengan
permeabilitas buruk dan memiliki kandungan karbonatan. Kekompakan dari batu
rijang ini adalah keras. Batu rijang merupakan batuan sedimen yang diendapkan di
laut dalam, yang berdasarkan kandungan fosil renik radiolarian menunjukan
bahwa batuan ini berumur kapur atas.

FOTO BATUAN :

Fosil
radolaria

4 cm

8 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.99
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
4.6. BATUAN METAMORF

DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 01

Sekis mika memiliki 2 warna yang terdiri dari warna lapuk abu-abu keputihan
dan warna segar hitam keputihan. Sekis mika memiliki teksur lepidoblastik dengan
struktur foliasi schistose. Komponen mineral dari sekis mika ini adalah mika.

FOTO BATUAN :

5 cm Mika

Foliasi

4,5 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.100
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 02

Gneis memiiliki 2 warna yaitu warna lapuk hijau keputihan dan warna segar hijau
lumut. Gneis memiliki struktur granuloblastik dengan struktur gneistosa. Komponen
mineral dari gneiss adalah kuarsa, alkali feldspar dan amphibole.

FOTO BATUAN :

Mineral
6 cm granular

5 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.101
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 03

Slate memiliki 2 warna yang terdiri dari warna lapuk abu-abu kelabu dan
warna segar abu-abu keputihan. Slate memiliki tekstur biastopelit dengan struktur
foliasi slaty cleavage. Slate merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari proses
metamorfisme berupa sedimen shale atau mudstone (Batu lempung). Ciri khas mudah
membelah menjadi lembar tipis.

FOTO BATUAN :

kuarsa

2,5 cm

10 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.102
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
4.7. BATUAN METAMORF NONFOLIASI

DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 04

Hornfels memiliki 2 warna yang terdiri dari warna segar kuning kecoklatan.
Hornfels memiliki tekstur granoblastik dengan tekstur nonfoliasi. Adapun komponen
mineral yang terkandung pada hornfels adalah kuarsa dan mika. Hornfels terbentuk
ketika shale dan claystone mengalami metamorfisme oleh temperature dan intrusive
beku.

FOTO BATUAN :

4 cm
Kuarsa

Oksida besi

6,5 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.103
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 05

Eklogit memiliki 2 warna lapuk yang terdiri dari warnalapuk hitam


kusam dan warna segar hitam pekat. Eklogit memiliki tekstur biastoporfiritik dengan
struktur nonfoliasi. Adapun komponen mineralnya kuarsa dan feldspar. Eklogit
mempunyai komposisi kimia seperti basalt, beberapa eklogit berasal dari batuan beku.

FOTO BATUAN :

Feldspar
3 cm

6 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.104
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 06

Kuarsit memiliki warna segar yaitu putih susu. Kuarsit memiliki tekstur
granoblastik dengan struktur nonfoliasi. Kuarsit hamper 90% komponen penyusun
mineralnya kuarsa. Kuarsit adalah batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk
ketika batupasir mendapat tekanan dan temperature yang tinggi.

FOTO BATUAN :

4 cm

kuarsa

7 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.105
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 07

Asbes memiliki 2 warna yang terdiri dari warna lapuk hijau muda dan warna
segar hijau keabuan. Asbes memiliki tekstur nematoblastik dengan struktur nonfoliasi.
Asbes memiliki komponen mineral plagioklas dan peridotite. Asbes terbentuk karena
pelapukan batu gamping magnesia (dolomit) perubahan bentuk dari proses
transformasi dari batu gamping.

FOTO BATUAN :

nematoblastik

4 cm

6 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.106
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 08

Marmer memiliki 2 warna yaitu warna lapuk putih susu dan warna segar putih
kekuningan. Marmer memiliki tekstur granoblastik dengan struktur nonfoliasi.
Marmer memiliki komponen mineral kalsit. Marmer terbentuk ketika batu gamping
mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit.

FOTO BATUAN :

Kalsit

3 cm

6 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.107
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 09

Serpentinit memiliki 2 warna yang terdiri dari warna lapuk hitam coklat
kehijauan dan warna segar hitam kehijauan. Tekstur dari serpentinit adalah
granoblastik dengan struktur nonfoliasi. Serpentinit memiliki komponen mineral
serpentine. Serpentinit merupakan metamorfisme batuan beku basa. Ciri khas kilap
minyak dan lebih keras disbanding kuku jari.

FOTO BATUAN :

Serpentine

5 cm

8 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.108
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 10

Napal memiliki 2 warna yang terdiri dari warna lapuk coklatcoklat kekuningan
dan warna segar coklat keputihan. Napal tmemiliki komposisi lempung dan lanau.
Napal memiliki kandungan karbonatan. Komposisi mineral dari napal hamper 75%
adalah kalsit.

FOTO BATUAN :

Kalsit

5 cm

7 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.109
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 11

Nefrit memili 2 warna yaitu warna lapuk putih keabuan dan warna segar putih
kehijauan. Nefrit memiliki tekstur kristaloblastik-granoblastik dengan struktur
nonfoliasi mikrokristalin. Nefrit memiliki komponen mineral kuarsa.

FOTO BATUAN :

Kuarsa

10 cm

4 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.110
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Hari/Tanggal : Sabtu, 09-04-2016


PraktikmKe :5
No. Sampel : 12

Amphibolit memiliki 2 warna yaitu warna lapuk hijau kecoklatan dan warna
segar hijau kebiruan. Amphibolit memiliki tekstur granoblastik-lepidoblastik dengan
struktur nonfoliasi granulose. Komponen mineral dari amphibolite adalah plagioklas
dan amphibole.

FOTO BATUAN :

Plagioklas

6 cm
Amphibole

5 cm

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.111
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Petrologi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan
sebagai penyusun kerak bumi. Bumi yang kita tempati ini disusun oleh berbagai jenis
batuan. Mempelajari batuan merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari geologi
serta untuk mengetahui sifat dan sejarah bumi kita. Batuan adalah agregat padat yang
terdiri dari mineral-mineral, gelas, ubahan material organic atau kombinasi dari
komponen-komponen tersebut yang terjadi secara alamiah. Pembentukan berbagai
macam mineral di alamm akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses
alamiah tersebut bias berbeda-beda dan membentuk berbagai jenis batun. Pada
praktikum yang telah dilakukan mahasiswa dapat membedakan antara batuan beku,
batuan sedimen, dan batuan metamorf. Dan juga mampu mendeskripsikan batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

5.2. PENUTUP

Laporan resmi petrologi ini penulis buat semata mata agar dapat menjadi
refrensi bacaan tentang bagaimana suatu batuan tersebut dapat terbentukserta dapat
dijadikan bahan acuan dalam mata kuliah petrologi. Supaya praktikum petrologi dapat
berjalan dengan baik dimasa mendatang, penulis menyaran kan agar fasilitas
dilaboraturium petrologi diperlengkap lagi, misalnya dengan menambah alat.

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.112
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Petrologi, Prodi teknik geologi, universitas islam riau

https://wangsajaya.files.wordpress.com/2015/02/02-batuan-beku.pdf

https://www.scribd.com/doc/128199797/Modul-Petrologi-Batuan-Beku

http://www.scribd.com/doc/211439527/Modul-Petrologi-2008-Institut-Teknologi
Bandung#scribd

http://tambangunp.blogspot.co.id/2013/03/mineral-mineral-pembentuk-batuan-
reaksi.html
https://rheon10.wordpress.com/2012/12/23/mineral-pembentuk-batuan-rock-forming-
minerals

https://www.academia.edu/11813593/
Mineralogi_Pembentuk_Batuan_Muskovit_Rock_Forming_Mineral_Muscovite

LAPORAN AKHIR RESMI PRAKTIKUM PETROLOGI


VIDO JULIAN NURKHOLIS HAL.113
TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU GEOLOGI A
2016

Anda mungkin juga menyukai