Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

ROCK FORMING MINERAL

NAMA : YUNANI ANDINI

NIM : 2109086010

KELOMPOK : 3 (TIGA)

NAMA ASISTEN : MUHAMMAD RIZKI

NIM : 1909086043

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mempelajari ilmu mengenai planet bumi pasti ada bahasan mengenai struktur,
komposisi, sejarah hingga proses pembuatan bumi. Pada ilmu geologi, akan banyak
dipelajari mengenai seluk beluk planet bumi lebih mendalam. Dimulai dari bentuk
penampakan bumi, relief permukaan bumi di daratan maupun di lautan dan lain
sebagainya. Semua itu penting untuk diketahui, oleh karena itu mempelajari tentang
proses pembentukan bumi akan menambah pengetahuan tentang ilmu geologi. Seperti
yang kita ketahui, jika materi dasar dari planet bumi adalah batuan. Batuan – batuan
tersebut mengandung berbagai macam unsur dan mineral, sehingga setiap batuan tidak
memiliki kandungan yang sama antara batuan yang lain. Berbicara mengenai mineral
yang terdapat di batuan, tidak lengkap jika kita tidak mengetahui sifat fisik mineral yang
ada di setiap batuan. Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara
lain mempelajari tentang sifat-sifat fisik sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya
dan kegunaannya.

Pada praktikum kali ini membahas tentang pendeskripsian pada suatu batuan beku dan
Batuan Metamorf dengan berpatokan pada sifat fisik batuan tersebut antara lain yaitu,
warna, Tekstur, Kristalinitas, granularitas, fabrik (kemas), struktur, serta komposisi
Mineral. Sifat fisik batuan tersebut diidentifikasikan dengan serangkaian prosedur yang
dilakukan pada masing-masing batuan beku dan batuan metamorf yang telah ditentukan,
serta mempelajari genesa pembentukan, asosiasi batuan, manfaat dan daerah keterdapatan
batuan tersebut

Oleh karena itu pada kegiatan parktikum kristalografi dan mineralogi kali ini akan
membahas tentang Rock Forming Mineral dengan tujuan agar praktikan dapat memahami
dan mengetahui lebih jauh tentang cara mendeskripsikan suatu batuan beku maupun

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
metamorf serta mineral-mineral penyusun suatu batuan dengan melihat sifat fisik dari
batuan yang dibahas. Selain mengetahui sifat fisik batuan praktikan juga diharapkan agar
bisa memahami dan mengetahui genesa pembentukan, keterdapatan, manfaat atau
kegunaan serta komposisi mineral dari batuan tersebut yang terdiri dari warna, bentuk
mineral dan presentasi.

1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui Deskripsi dari Batu Diorite.
- Untuk mengetahui Genesa Pembentukan dari batu Kuarsit.
- Untuk mengetahui Kegunaan atau manfaat dari Batu Kuarsit.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Mineral


Definisi mineral mineral menurut beberapa ahli : LG Berry dan B.Mason (1959),
mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk secara
anorganik, terdiri dari komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai atom-
atom yang tersusun secara teratur. DGA Whitten dan JRVBrooks (1972), mineral adalah
bahan padat yang secara struktural homogen menyediakan komposisi kimia tertentu,
dibentuk oleh proses alam yang anorganik. Dan AWR Potter dan H Robinson (1977),
mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen memiliki komposisi kimia tertentu
atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan suatu hasil
suatu kehidupan (Isbandi, 1987:234).

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu Geologi yang belajar mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan antara lain mempelajari tentang
sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral memiliki
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik) maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui bahkan dari kenyataannya tidak ada persesuaian
umum untuk defenisinya. (Danisworo, 1994).

Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
cara mengenal sifat fisiknya yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah bentuk
kristalnya, berat jenis, belah, warna, kekerasan, goresan, dan kilap. Adapun cara yang
kedua adalah melalui analisis kimiawi atau analisadifraksi sinar X, cara ini pada
umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Bebrapa sifat mineral yang
dapat dipakai untuk mengenal mineral secara cepat yaitu : Bentuk Kristal (crystal form)
yaitu apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
mendapatkan hambatan, maka akan memiliki bentuk kristal yang khas. Tetapi apabila
dalam perkembangannya mendapatkan hambatan, maka bentuk kristalnya akan
terganggu. Setiap mineral akan suatu bentuk mineral dapat berupa sebuah kristal tunggal
atau rangkaian kristal.(Graha, 1987).

Mineral pembentuk batuan adalah mineral-mineral yang menyusun suatu batuan,


dengan kata lain batuan yang terdiri dari berbagai macam mineral. Ada juga terdapat
batuan yang hanya terdiri dari berbagi satu mineral saja, seperti dunit yang hanya terdiri
dari satu mineral yaitu olivin.

Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku, tetapi mengalami penurunan suhu secara perlahan bahkan mungkin cepat.
penurunan suhu ini disertai mulainya pembentukan dan menentukan mineral-mineral
tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.mineral dalam magma karena penurunan
temperatur telah disusunoleh Bowen (seri reaksi Bowen).(Setiono, 1990).

Deferensiasi magma adalah proses penurunan suhu magma yang terjadi secara perlahan
diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral seperti yang ditunjukkan pada deret reaksi
Bowen. Pada penurunan suhu magma makamineral yang pertama kali akan terbentuk
adalah mineral Olivine kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende, Biotite
(deret tidak kontiniu). Pada pembentukan mineral dimulai dengan terbentuknya mineral
Ca-Plagioklas dan diakhiri dengan pembentukan Na-Plagioklas. Pada penurunan
temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar (Orthoclase) kemudian
dilanjutkan oleh Moskow, dan diakhiri dengan terbentuknya mineral kuarsa(Kuarsa).
Proses pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma di kenal juga sebagai
Mineral Pembentuk Batuan (Rock Forming Mineral).

Pembentuk batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediete dan asam dapat
terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal penurunan temperatur
magma maka mineral-mineral yang akan terbentuk untuk pertama potassium adalah
Olivine, Pyroxene, dan Ca-Plagioklas dan diketahui bahwa mineral-mineral tersebut

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
adalah merupakan mineral pembuat batuan ultrabasa. Dengan terbentuknya mineral-
mineral Olivine, Pyroxene, dan Ca-Plagioklas maka konsentrasi larutan magma akan
semakin bersifat basa hingga intermediete dan pada kondisi ini akan terbentuk mineral-
mineral amphibole, biotit dan plagioklas yang perantara (Labradorit-Andesin) yang
merupakan mineral pembentuk batuan gabro (basa) dan diorit (intermediet). Dengan
terbentuknya mineral-mineral tersebut di atas maka sekarang konsentrasi magma
semakin bersifat asam. Pada kondisi ini mulai terbentuk mineral-mineral K-Feldspar
(Orthoclase), Na-Plagioklase (Albite), Muscovite dan Kuarsa yang merupakan mineral-
mineral pembuatan batuan Granit dan Granodiorit (proses diferensiasi magma yang
dikenal dengan seri reaksi Bowen).

Asimilasi magma adalah proses meleburnya batuan samping (migling) akibat naiknya
magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya
bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat
asam. Jika magma asalnya bersifat asam dan batuan sampingnya bersifat basa, maka
batuan yang terbentuk umumnya dicirikan oleh adanya xenolite. Batuan yang bersifat
ultrabasa, basa, intermedietdan asam dapat juga terjadi apabila magma asal (magma
basa) mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya. Sebagai contoh suatu magma
basa yang batuan samping yang berkomposisi asam maka akan terjadi asimilasi magma,
dimana batuan samping akan melebur dengan larutan magma dan hal ini akan membuat
konsentrasi magma menjadi bersifat intermediet hingga asam. Dengan demikian maka
bantuan-batuan yang berkomposisi mineral akan intermediete maupun asam dapat
terbentuk dari magma basa yang mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya.
(Sudrajat, 1984).

2.2 Klasifikasi Mineral


Sistematika dan klasifikasi mineral yang umum digunakan adalah klasifikasi Dana
(dalam Kraus, Hunt,dan Ramsdell, 1951) yang mendasarkan pada kemiripan komposisi
kimia dan struktur Kristal karena analisis struktur Kristal dengan sinar X berdasarkan
hukum fyodorov telah membuktikan adanya hubungan anatara komposisi kimia dengan
struktur Kristal. Elemen native (Unsur Murni) dan Sulfida

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
- Loop
- Kamera
- Alat Tulis

3.1.2 Bahan :
- Form deskripsi batuan Metamorf dan batuan Beku

3.2 Prosedur Percobaan


3.2.1 Batuan Beku
- Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi
- Dicatat nomor sampel batuannya
- Diamati dan dicatat warna pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat tekstur pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat komposisi mineral yang terdapat pada sampel batuan
- Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi
- Difoto sampel batuan

3.2.2 Batuan Metamorf


- Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi
- Diamati jenis batuan lalu dicatat dalam tabel deskripsi
- Diamati dan dicatat struktur pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat tekstur pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat komposisi mineral yang terdapat pada sampel batuan
- Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi
- Difoto sampel batuan

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Deskripsi Mineral


4.1.1 Mineral pada Batu Diorite
Gambar Mineral Warna, Kilap Sistem Kristal Golongan Mineral

Putih, Kilap Triklin Minersl Silikat


kaca

Plagioklas

Hijau, Kilap
Kaca Hexagonal Minersl Silikat

Piroksen

Hitam, kilap
kaca Monoklin Minersl Silikat

Hornblende

4.1.2 Mineral Pada Batu Kuarsit


Gambar Mineral Warna, Kilap Sistem Kristal Golongan Mineral

Putih, Kilap Kaca Trigonal Mineral Silika

Kuarsa

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
4.2 Pengertian dan Genesa Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf
4.2.1 Batuan Beku
Batuan beku atau igneus rock berasal dari Bahasa Latin: (ignis yaitu "api"). Batuan beku
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik).

Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan
komposisi mineralnya. Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah gelas, afanitik,
fanerik, porfiritik. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf).
Afanitik (fine grained texture), berbutir sangat halus dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen
mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis. Porfiritik, merupakan tekstur
yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa
dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relative sempurna
disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut massa dasar.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang berpijar dan terbentuk
secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500C dan bersifat mobile (dapat
bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah Pembentukan mineral pada
magma diteliti dengan intensif oleh Bowen. Reaksi pembentukan mineral saat
pendinginan magma disebut Bowen‟s Reaction Series yang memberikan pemahaman
pada kita mengapa mineral tertentu dengan atom penyusun yang sama tidak dapat muncul
secara bersamaan pada suhu dan tekanan tertentu. Proses peleburan magma terjadi di
ruang magma, dimana panas bumi terkonsentrasi, Dinding ruang magma adalah batuan
yang panas akan tetapi tidak cukup panas untuk meleleh. Batuan disekaitar magma ini
akan mengalami metamorfiseme sehingga menjadi batuan metamorf.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Vulkanisme adalah kegiatan yang berkaitan dengan gerakan magma. Magma sebagai
masa silikat cair pijar sangat giat melakukan gerakan ke segala arah baik secara vertical,
miring, menyusup atau mendatar, yang bergerak dipermukaan bumi ataupun hanya di
dalam bumi. proses pembentukan magma pada zona subduksi. Hal ini dapat menjelaskan
pada kita mengapa di Indonesia terdapat deretan gunung api yang muncul disepanjang
zona subduksi.

Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya
tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit.
Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari
penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit
antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan,
karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat
mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke
atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya.
Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna
magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi
dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar
dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah
membeku dinamakan Xenolith.

4.2.2 Batuan Sedimen


Batuan Sedimen adalah batuan yang paling banyak tersingkap dipermukaan bumi, kurang
lebih 75 % dari luas permukaan bumi, sedangkan batuan beku dan metamorf hanya
tersingkapsekitar 25 % dari luas permukaan bumi. Oleh karena itu, batuan sediment
mempunyai arti yang sangat penting, karena sebagian besar aktivitas manusia di
permukaan bumi terdapat di atas jenis batuan ini.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Batuan Sedimen adalah batuan yang terbentuk karena proses diagnesis dari material
batuan lain yang sudah mengalami sedimentasi. Sedimentasi ini meliputi proses
pelapukan, pelapukan, transportasi, dan deposisi. Proses pelapukan yang terjadi dapat
berupa pelapukan fisik maupun kimia. Proses pelapukandan transportasi dilakukan oleh
media air dan angin. Proses deposisi dapat terjadi jika energi transport sudah tidak mampu
lagi mengangkut partikel tersebut.

Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada yang mengalami pelapukan,
dorongan oleh air, pengikisan-pengikisan oleh angin serta proses, diagnesa, transportasi
dan litifikasi.Batuan ini terendapkan di tempat tempat yang relatif lebih rendah letaknya
dari batuan asalnya, misalnya di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula batuan
sediment merupakan batuanbatuan yang lunak,akan tetapi karean proses diagenesa maka
batuan-batuan lunak tadi berubah menjadi keras.

Batuan sedimen yang terbentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu kesamaan
yaitu terbentuk oleh akumulasi larutan-larutan. Disamping batuan sedimen di atas,
adapula sejenis batuan sejenis batuan sedimen yang sebagian besar mengandung bahan-
bahan tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng pegunungan sebagai hasil
penghancuran batuan-batuan yang mengalami pelapukan, penyinaran matahari, ataupun
kikisan angin. Batuan yang demikian ini disebut eluvium dan disebut alluvium jika
dihanyutkan oleh air.Sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapis. Pada awalnya
batuan sedimen diendapkan secara mendatar dengan batuan termuda berada di bagian
atas.

Litifikasi atau pembatuan adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan
sediment yang kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir. Seluruh
proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan terlitifikasi
disebut sebagai diagnesis. Diagnesis terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih
tinggi daripada kondisi selama proses pelapukan, namun lebih rendah dibandingkan
proses metamorfisme.Proses diagnesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan
proses yang mengontrolnya, yaitu proses fisika, kimia, dan biologis.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Proses diagnesis adalah proses yang menyebabkan perubahan pada sediment selama
terpendamkan dan terlitifikasikan, sedangkan litifikasi adalah proses perubahan material
sediment menjadi batuan sediment yang kompak. Proses diagnesis ini dapat merupakan
kompaksi yaitu pemadatan karena tekanan lapisan di atasnya atau proses sedimentasi
yaitu perekatan bahan-bahan lepas tadi menjadi batuan keras oleh larutan-larutan kimia
misalnya larutan kapur atau silisium. Sebagian batuan sedimen terbentuk di dalam
samudera. Beberapa material ini mengendap secara langsung dan didukung oleh reaksi-
reaksi kimia seperti oleh garam (CaSO4.nH2O). Adapula yang diendapkan dengan
bantuan jasad renik, baik tumbuhan maupun hewan. Proses diagnesa sangat berperan
dalam menentukan bentuk dan karakter akhir batuan sedimen yang dihasilkannya. Proses
diagnesis akan menyebabkan perubahan material sedimen. Perubahan yang terjadi
meliputi perubahan fisik, mineralogi dan kimia.

4.2.3 Batuan Metamorf


Batuan metamorf terbentuk oleh proses rekristalisasi di kedalaman kerak bumi pada
kedalaman 3 hingga 20 km dari permukaan bumi, yang sebagian besar terjadi dalam
keadaan padat, yakni tanpa melalui fasa cair. Sehingga terbentuk struktur dan mineralogi
baru yang sesuai dengan lingkungan fisik baru pada tekanan (P) dan temperatur (T)
tertentu.Menurut H.G.F. Winkler, 1967, metamorfisme adalah proses-proses yang
mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau tanggapan terhadap
kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik dan kimia tersebut
berbeda dengan kondisi sebelumnya. Proses-proses tersebut tidak termasuk pelapukan
dan diagenesis.

Proses metamorfisme kadang-kadang tidak berlangsung sempurna, sehingga perubahan


yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu besar, hanya kekompakkan pada batuan saja
yang bertambah. Proses metamorfisme yang sempurna menyebabkan karakteristik batuan
asal tidak terlihat lagi. Pada kondisi perubahan yang sangat ekstrim, peningkatan
temperatur mendekati titik lebur batuan, padahal perubahan batuan selama proses
metamorfisme harus tetap dalam keadaan padat. Apabila sampai mencapai titik lebur

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
batuan maka proses tersebut bukan lagi proses metamorfisme tetapi proses aktivitas
magma.

Proses metamorfose dapat berlangsung sangat lama hingga jutaan tahun. Semakin lama
prosesnya, maka semakin sempurna tingkat metamorfosenya. Selain factor waktu, factor
suhu dan tekanan sangat menentukan sempurnanya metamorfose. Metamorfose yang
terjadi secara sempurna maka karakteristik batuan asalnya tidak terlihat lagi. Pada
metamorfisme yang tak sempurna: perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu
Nampak mencolok. Hanya kekompakan pada batu saja yang bertambah.

Faktor yang mempengaruhi intensitas metamorfisme batuan yaitu suhu, tekanan, larutan
yang terlibat, waktu dan media metamorfisme.Ketiganya dapat bekerjasama pada batuan
yang mengalami proses metamorfisme tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari
tiap agen tersebut berbeda-beda.

Perubahan temperatur dapat terjadi karena berbagai macam sebab antara lain karena
adanya pemanasan akibat intrusi magmatik ataupun perubahan gradien geothermal. Panas
dalam skala kecil juga bisa terjadi akibat adanya gesekan/friksi selama terjadinya
deformasi suatu massa batuan.

Pressure dan temperature akan bervariasi dalam tiap kedalaman. Tekanan didefinisikan
sebagai gaya yang dihasilkan dari segala arah. Ada beberapa tipe stress, disebut
hydrostatic stress, atau uniform stress. Jika stress tidak sama dari segala arah, stress
seperti ini disebut differential stress. Differential stress yang terjadi pada saat atau selama
metamorfisme, akan mempengaruhi tekstur batuan yang terbentuk. Lembaran-lembaran
silika akan tumbuh dengan berorientasi tegak-lurus pada arah tegangan maksimum
(maximum stress). Orientasi dari lembaran silika menyebabkan batuan dapat pecah
sepanjang lembaran yang sejajar tersebut. Struktur seperti ini disebut foliasi.

Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antar butir batuan mempunyai
peranan yang penting dalam metamorfosa. Reaksi kimia dalam metamorfisme, selama

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
rekristalisasi, dan pembentukan mineral-mineral baru berjalan sangat lambat. Melalui
percobaan laboraturium dikatakan bahwa proses metamorfisme dengan waktu yang lebih
lama, akan menghasilkan mineral-mineral berbutir besar. Dengan demikian batuan
metamorf berbutir kasar telah melalui tahap metamorfisme yang lama. Percobaan telah
memebuktikan bahwa waktu yang dibutuhkan dalam proses metamorfismedapat
mencapai jutaan tahun.

Agen atau media yang menyebabkan proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan
cairan kimia aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersamasama pada batuan yang
mengalami proses metamorfisme, tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap
agen tersebut berbeda-beda. Pada proses metamorfisme tingkat rendah, kondisi
temperatur dan tekanan hanya sedikit diatas kondisi proses pembatuan pada batuan
sedimen. Sedangkan pada proses metamorfisme tingkat tinggi, kondisinya sedikit
dibawah kondisi proses peleburan batuan.

Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya
yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur
batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan temperatur,
tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi ( Ehlers & Blatt, 1982). Batuan metamorf adalah
hasil dari perubahan-perubahan fundamental batuan yang sebelumnya telah ada. Panas
yang intensif yang dipancarkan oleh suatu massa magma yang sedang mengintrusi
menyebabkan metamorfosa kontak. Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang
sangat luas disebabkan oleh efek tekanan dan panas pada batuan yang terkubur sangat
dalam. Namun perlu dipahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan padat,
dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses-proses
rekristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru dengan penyusunan
kembali elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah ada(Graha, D.S, 1987.). Menurut
Turner (1954), batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan
mineralogik dan struktur oleh proses metamorfisme dan terjadi langsung dari fase padat
tanpa melalui fase cair.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
4.3 Pembahasan
4.3.1 Batu Diorite
Batu Diorite merupakan jenis batuan beku intermediet yang memuliki struktur Masif.
Batuan ini memiliki tekstur , Krsitalinitas yaitu Holokristalin, Granularitas yang
Feneritik, fabrik bentuk kristal Euhedral serta relasi nya Equigranular atau Panidiomorfik.
Batu Diorite memiliki komposis Mineral yaitu Plagioklas yang berwarna putih keruh
dengan presentasi 45%, Piroksen yang berwarna hijau, dan Hornblende yang berwarna
hitam. Diorit adalah salah satu jenis batuan beku dalam, bertekstur feneris, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak gelap. Batuan diorit mengandung feldspar
plagioklas calsiksodik dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak.

Batu diorit merupakan salah satu dari jenis batuan beku yang tersusun antara batu granit
hingga batu gabro atau batu basalt. Batu diorit ini merupakan batuan hasil intrusi yang
terjadi di kerak benua baik secara dike maupun sill. Batu diorit ini seringkali terbentuk di
atas lempeng konvergen dimana subduksi lempeng samudera menyusup ke bawah
lempeng benua. Batu diorit ini merupakan batuan beku yang kasar atau sedang. Batu
diorit berwarna campuran antara warna abu- abu dan juga warna hitam dan seringkali
memiliki corak tertentu yang nampak hitam putih.

Semua batuan di bumi ini terbentuk karena sebuah proses. Kebanyakan batuan terbentuk
karena material- material yang berada di dalam bumi meluncur keluar dan kemudian
mengalami pembekuan (batuan yang terbentuk karena proses ini dinamakan dengan
batuan beku). Ada pula batuan yang terbentuk karena perpindahan material dari satu
tempat yang berkumpul di tempat baru dan seiring dengan berjalannya waktu kemudian
material- material tersebut membeku dan membentuk sebuah batu. hal ini juga terjadi
pada batu diorit dimana pembentukannya juga terjadi karena sebuah proses. Beberapa
proses terbentuknya batu diorit antara lain sebagai berikut:
- “Partial melting” dari lempeng samudera akan menghasilkan magma basaltik yang
naik dan mengintrusi batuan granit yang ada di lempeng benua. Disitu akan terjadi
proses pencampuran magma basaltik dengan magma granit (batu granit yang meleleh)
dan akan naik melalui lempeng benua, baik secara sill maupun dike. Lelehan ini akan

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
menghasilkan komposisi antara basalt hingga granit, dan diorit akan terbentuk jika
hasil lelehan ini mengkristal secara lambat dibawah permukaan.
- Terjadi proses percampuran magma basaltik dan juga magma granit yang akan naik di
lempeng benua baik secara dike maupun sill.
- Lelehan tersebut akan menghasilkan komposisi antara basalt dan granit.
- Lelehan ini akan mengkristal secara lambat dan kemudian membentuk batu yang
dikenal dengan batu diorit.

Diorit biasanya tersusun atas mineral plagioklas yang kaya sodium, dengan kandungan
mineral hornblende, augit, dan biotit dalam jumlah yang sedikit. Terkadang juga diorit
mengandung sedikit kuarsa. Hal inilah yang membuat batu diorit bertekstur "coarse-
grained", dengan campuran kontras dari butiran mineral yang berwarna hitam dan putih.

Warna tersebut akan mirip jika kita mencampurkan segenggam garam dan lada hitam.
Itulah mengapa batu diorit dikenal dengan istilah "salt and pepper" dalam hal
pendeskripsiannya. Batuan yang mirip dengan diorit adalah batu andesit. Keduanya
memiliki komposisi mineral yang sama dan terjadi di wilayah pembentukan yang sama.
Perbedaan mendasar keduanya ada pada ukuran butir dan tingkat pendinginan magma
asalnya. Magma asal Dorit mengkristal lebih lambat di bawah permukaan bumi.

Pendinginan yang lambat akan menghasilkan ukuran butir yang lebih kasar. Sedangkan
magma asal andesit akan mengkristal jauh lebih cepat diatas permukaan, sehingga
menghasilkan butiran kristal yang lebih kecil (halus). Diorit juga mirip dengan batu
gabro. Selain warna gabro yang lebih hitam, perbedaannya ada pada komposisi plagioklas
dari diorit yang lebih asam (sodik) dibandingkan labradorit. Batuan yang komposisi
plagioklasnya lebih basa biasanya disebut dengan gabro. Dorit yang mengandung
fenokris biasanya disebut dengan porfiri diorit.

Mineral Plagioklas termasuk dalam kelompok feldspar yang mana mineral ini sangatlah
penting untuk belajar mineral optik karena mempunyai ciri-ciri yang khas seperti
kembaran, gelapan dan lainnya. Sedangkan kita tahu bahwa mineral-mineral feldspar

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
sangatlah penting dalam mineral pembentuk batuan dan terdiri dari beberapa bagian
dalam pembekuan diantarannya ortoklas (K Al Si3 O8), albit (Na Al Si3 O8) dan anorthit
(Ca Al2 Si2 O8).

Dari reaksi bowens dapat kita ketahui proses pembentukan kristal dari plagioklas ini
sendiri, yang mana urutan dari kristalisasi mineral plagioklas berada pada seri kontinyu
(Continous Series). Kristalisasi Plagioklas-Ca pada fase awal berangsur-angsur dengan
jalan bereaksi dengan larutan sisa berubah komposisinya dari arah plagioklas-Na. Reaksi
perubahan ini, perubahan plagioklas merupakan deret solit-solution yang merupakan
reaksi kontinyu artinya kristalisasi Plagioklas-Ca ----Plagioklas-Na (Anorthit ---- Albit)
jika setimbang akan berjalan terus menerus. Anorthit akan selalu bereaksi dengan larutan
sisa membentuk bitonit, sejalan dengan penurunan temperatur dan tekanan, bitonit juga
kan bereaksi dengan larutan sisa membentuk labradorit, demikian seterusnya sehingga
pada waktu larutan sisa habis, pada batuan beku hanya akan dijumpai satu jenis
plagioklas. Plagioklas ini sendiri mempunyai 6 jenis seperti albit, oligoklas, andesine,
labradorit, bytownite dan anorthit, yang kesemuanya akan dijelaskan dibawah. Mineral
plagioklas ini terbentuk hampir ada dimana-mana pada batuan beku gabbro, basalt dan
anorthosit yang cenderung pada plagioklas yang kaya akan calcium ( calcium-rich
plagiclase ) umumnya labradorit. Pada batuan beku lainnya seperti andesit, diorit, granit
dan syenit terdapat mineral plagioklas yang cenderung pada plagioklas yang kaya akan
sodium ( sodium-rich plagioclase ) yang umumnya adalah andesine.

Rumus Kimia dari mineral plagioklas adalah NaAlSi3O8 - CaAl2Si2O8. Karakteristik


fisik yang dimiliki mineral plagioklas adalah mempunyai warna putih, abu-abu, sampai
hitam keabu-abuan, dengan kilap kaca, kekerasan 6 – 6,5, cerat putih, sifat kristal:
transparan – opaque (albit, anorthit, bytownite), transclucent – transparan (oligoklas,
andesin, labradorit), mempunyai sistem kristal trilklin, belahan 1 arah, pecahan
konkoidal, berat jenis 2,61 (albite), 2,64 – 2,68 (oligoklas), 2,68 – 2,71 (andesin), 2,70 –
2,74 (labradorit), 2,74 – 2,76 (bytownite dan anorthit), cerat putih, asosiasi mineral
:kuarsa, toumalin, muscovit (albit); kuarsa, muscovit dan K-feldspar (oligoklas);biotit,

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
hornblende, kuarsa dan K-feldspar (andesine); biotit, piroksen, dan hornblende
(labradorit, dan bytownit); biotit, augit, hornblende dan piroksen (anorthit).

Mineral Piroksen adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan
pada batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silika
tetrahedral dan mengkristal monoklinik dan ortorombik. Piroksen mempunyai rumus
kimia umum XY(Si,Al)2O6 (X adalah kalsium, natrium, besi+2, magnesium dan sedikit
seng, mangan, dan litium. Sedangkan Y adalah ion kromium, aluminium, besi+3,
magnesium, mangan, skandium, titanium, vanadium dan besi+2). Piroksen adalah
mineral pembentuk batuan beku dalam urutan Seri Bowen yang berwarna gelap, yang
punya sifat :
- Monoklin, tetapi ada juga yang trombus dan triklin.
- Merupakan senyawa silium oksida, terutama dari magnesia dan kapur (kalsium)
- Tahan terhadap bekerjanya asam kecuali terhadap asamflourida.
- Kekerasannya = 5 sampai 6
- Berat jenisnya = 2,9 sampai 3,6.
- Berkilap kaca, kadang-kadang berkilap mutiara.

Beberapa varietas masih mengandung juga besi dan alumunium atau mangan,natrium dan
litium.Urutan mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma seiring dengan penurunan
suhu dapat dilihat pada Bowen’s reaction series. Pada seri reaksi Bowen terdapat 2
kelompok, yaitu seri terputus (discontinuous series), dimana mineral yang terbentuk
mempunyaistruktur kristal dan komposisi yang berbeda-beda. Dan seri
berkesinambungan (continuous series), dimana mineral yang terbentuk mempunyai
struktur kristal yang sama, namun komposisi kimia penyusunnya yang berbeda. Akhirnya
pada cairan magma akan tersisa silika, potasium dan sodium yang akan kemudian akan
membentuk mineral-mineral K-feldspar, muskovit dan kuarsa.

Piroksenit adalah batuan beku plutonik, berkomposisi mineral-mineral dari keluarga


piroksin, seperti augit, bronzit, diallag, diopsid, enstatit, hipersten. Ukuran butir mineral-
mineralnya sangat kasar, bahkan individu mineralnya dapat mencapai ukuran inci.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Hubungan kekerabatan komposisi piroksenit sangat dekat dengan gabro (piroksin +
plagioklas) dan peridotit (piroksin + olivin). Piroksin (pyroxene) juga merupakan suatu
kelompok mineral silikat penyusun batuan yang banyak dijumpai di dalam batuan beku
dan batuan metamorfik.

Rumus umumnya adalah XY(Si,Al)2O6. X mewakili ion-ion dari Ca, Na, Fe+2, Mg dan
dalam jumlah kecil Zn, Mn, Li. Y mewakili ion-ion yang berukuran lebih kecil dari Cr,
Al, Fe+3, Mg, Mn, Sc, Ti, Va, Fe+2. Kelompok mineral piroksin terbentuk atau
mengkristal dalam dua sistem kristal yang berbeda, yaitu sistem monoklin (monoclinic)
dan sistem ortorombik (orthorhombic). Kelompok mineral piroksin yang memiliki sistem
kristal monoklin disebut sebagai klinopiroksin (Clinopyroxenes). Contohnya: Aegirine,
Augite, Diopside, Jadeite, Pigeonite, Spodumene. Kelompok mineral piroksin yang
memiliki sistem kristal ortorombik disebut sebagai ortopiroksin (Orthopyroxenes).
Contohnya: Hypersthene, Enstatite, Ferrosilite. Peroksen juga merupakan fenokris yang
lebih sering terdapat pada lava Gunungapi Ruang dan Pulau Tagulandang. Bentuk
prismatic dari anhedral-euhedral, dengan ukuran 0,2-2,5mm panjangnya, kembar,
sederhana, sebagian polisntetik. Mineral ini terdiri dari jenis piroksen orto dan klino.

Mineral Hornblende, adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau
kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan aluminium (Al), silika (Si), dan oksigen (O).
Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak
dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf. Berikut adalah mineral
Amphibole pada batuan tremolit dan mineral hornblende. Istilah hornblende berasal dari
bahasa Jerman; Horn (tanduk) dan Blender (Blender adalah bersinar) dan mengacu pada
kecerahan mineral. Mineral hornblende termasuk dalam mineral silikat dan mineral
ferromagnesium. Hornblende adalah nama dari kelompok mineral silikat atau
aluminosilikat. Mempunyai rumus umum adalah (Na, Ca)2-3(Mg, Fe, Al)5(Al,
Si)8O22(OH)2.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Hornblende adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral hornblende umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende
tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada
berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf.

Hornblende adalah konstituen batuan beku yang umum gelap atau plutonik. Kadang-
kadang bentuk massa schistose dikenal sebagai sekis hornblende amphibolite atau yang
terdiri dari hitam, tipis, kristal paralel. Amphibole juga umumnya bentuk dengan
perubahan pseudomorphic dari pyroxenes dalam tahap akhir dari pendinginan batuan
beku, ketika mineral hornblende tersebut mungkin terkena air panas. Butir amphibole
berserat yang biasa terlihat dalam bentuk piroksen-sugestif di bagian tipis batuan.m
mineral hornblende ditemukan di Franklin, New Jersey, tertanam dalam kalsit. Kristal
besar serupa ditemukan di St Lawrence Co, New York, dan Renfrew Co, Ontario, di mana
di pegmatities carbonatite mereka mencapai dimensi raksasa. Kristal kuning kecil dapat
dilihat dalam bom Vesuvius dan di Murcia, Spanyol, volkanik.

Di daerah di mana diorit terdapat di dekat permukaan, kadang-kadang ditambang untuk


digunakan sebagai batu pecah . Ini memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan
dengan granit dan batu perangkap . Ini digunakan sebagai bahan dasar dalam konstruksi
jalan, bangunan, dan area parkir. Ini juga digunakan sebagai batu drainase dan untuk
pengendalian erosi.

Dalam industri batu dimensi, diorit sering dipotong menjadi batu hadap, ubin, ashlar,
bloking, pavers, pembatas, dan berbagai produk batu dimensi. Ini digunakan sebagai batu
konstruksi, atau dipoles dan digunakan sebagai batu arsitektur. Diorit digunakan sebagai
batu struktural oleh peradaban Inca dan Maya di Amerika Selatan dan oleh banyak
peradaban kuno di Timur Tengah. Dalam industri batu dimensi, diorit dijual sebagai "
granit ." Industri batu dimensi menggunakan nama "granit" untuk setiap batu dengan
butiran feldspar yang terlihat dan saling terkait. Ini menyederhanakan diskusi dengan

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
pelanggan yang tidak tahu bagaimana mengidentifikasi batuan beku dan batuan
metamorf.

Kegunaan diorit adalah batuan ini dapat digunakan sebagai batu ornamen dinding, lantai
bangunan gedung, pengeras jalan, pondasi, bahkan dapat digunakan sebagai gamestone.
Di Australia, sebuah diorit dengan fenokris feldspar berwarna merah muda, telah
dipotong menjadi "cabochons" dan disebut "batu pink marshmallow" (lihat gambar
diatas, kanan bawah). Ini terlihat cukup indah sebagai sebuah gamestone.

4.3.2 Batu Kuarsit


Deskripsi batu kuarsit, Batu Kuarsit merupakan jenis batuan metamorf yang memuliki
struktur Non Foliasi. Batuan ini memiliki tekstur Granoblastik dengan warna putih. Batu
Kuarsit memiliki komposis Mineral yaitu Kuarsa yang berwarna putih, bnetuk mineral
yang Columbar dengan presentasi 95%. Kuarsit adalah batuan metamorf non-foliasi yang
keras, yang merupakan hasil perubahan dari batupasir kuarsa. Batupasir berubah menjadi
kuarsit melalui pemanasan dan tekanan yang biasanya terkait dengan kompresi tektonik
dalam sabuk orogenik.

Kuarsit adalah batuan metamorf nonfoliasi yang sebagian besar terdiri dari kuarsa .
Biasanya batuan berwarna putih hingga abu-abu pucat, tetapi muncul dalam warna lain,
termasuk merah dan merah muda (dari oksida besi), kuning, biru, hijau, dan oranye.
Batuan tersebut memiliki permukaan berbutir dengan tekstur amplas, tetapi dipoles
hingga berkilau seperti kaca. Poin Utama: Batu Kuarsit
- Kuarsit adalah batuan metamorf keras nonfoliasi yang dibentuk oleh aksi panas dan
tekanan pada batu pasir.
- Biasanya batuan tersebut berwarna putih atau abu-abu, tetapi muncul pada warna pucat
lainnya. Ini memiliki permukaan yang kasar dan kasar. Pembesaran mengungkapkan
mosaik kristal kuarsa.
- Kuarsit murni seluruhnya terdiri dari silikon dioksida, tetapi biasanya oksida besi dan
mineral jejak juga ada.
- Kuarsit terjadi di pegunungan terlipat pada batas lempeng konvergen di seluruh dunia.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Genesa atau Proses Terbentuknya Batu Kuarsit, Sebagian besar kuarsit terbentuk selama
aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen. Batu pasir yang lebih
awal terdeposisi selanjut akan termetamorfosis membentuk kuarsit akibat aktivitas di
batas lempeng tersebut. Kuatnya tekanan pada batas lempeng akan menghasilkan lipatan
serta patahan (sesar) dan juga penebalan kerak, yang selanjutnya membentuk
pegunungan. Kuarsit merupakan jenis batuan yang sangat penting pada pegunungan
lipatan di seluruh dunia. Kuarsit merupakan salah satu batuan yang paling resisiten di
permukaan bumi. Ketika suatu pegunungan mengalami pelapukan dan erosi, batuan yang
lainnya akan mudah hancur sedangkan kuarsit masih tetap bertahan. Inilah sebabnya
mengapa kuarsit sering ditemukan di puncak-puncak sampai pada sisi-sisi pegunungan.

Tidak seperti feldspar yang mudah lapuk menjadi lempung (tanah), kuarsit sangat jarang
membentuk tanah. Apabila batuan ini pecah, kuarsit masih akan tetap konsisten berbentuk
kuarsa. Inilah yang membuat kuarsit tidak dapat berkontribusi dalam hal pembentukan
tanah (soil). Kuarsit sering ditemukan sebagai batuan dasar yang terbuka dengan sedikit
ataupun tanpa lapisan penutup tanah.Kuarsit terbentuk ketika batupasir kuarsa murni atau
hampir murni mengalami pemanasan dan tekanan . Biasanya hal ini disebabkan oleh
kompresi tektonik. Butir pasir dari batu pasir meleleh dan mengkristal kembali, disemen
oleh silika .

Arenit kuarsit adalah tahap perantara antara batu pasir dan kuarsit. Arenit masih dianggap
sebagai batuan sedimen, tetapi memiliki kandungan kuarsa yang sangat tinggi. Namun,
sulit untuk mengidentifikasi transisi dari batu pasir ke kuarsit. Beberapa ahli geologi
menggunakan istilah "kuarsit" untuk merujuk pada batuan metamorf yang hampir
seluruhnya terdiri dari kuarsa. Di sini, kuarsit dikenali dari caranya retak melintasi batas
butir, sedangkan arenit pecah di sekitarnya. Ahli geologi lain hanya mengidentifikasi
"kuarsit" sebagai batuan yang disemen rapat yang ditemukan di atas atau di bawah pita
batuan kuarsa sedimen.

Kuarsit hampir seluruhnya terdiri dari silikon dioksida, SiO 2 . Jika kemurniannya sekitar
99% SiO 2 , batuan tersebut disebut ortkuartzit. Jika tidak, kuarsit umumnya mengandung

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
oksida besi dan mungkin mengandung sejumlah kecil mineral rutil, zirkon, dan magnetit.
Kuarsit mungkin mengandung fosil. Kuarsit memiliki kekerasan Mohs 7, yang sebanding
dengan kuarsa dan jauh lebih keras daripada batu pasir. Seperti kaca dan obsidian , ia
pecah dengan fraktur conchoidal . Teksturnya yang kasar membuatnya sulit untuk diasah
menjadi tepi yang halus. Di bawah pembesaran, struktur kristal kuarsit yang saling terkait
menjadi jelas.

Bentuk kuarsit pada batas lempeng tektonik konvergen. Pelat konvergen mengubur batu
pasir dan menggunakan kompresi. Saat batas terlipat, gunung muncul . Dengan demikian,
kuarsit ditemukan di pegunungan terlipat di seluruh dunia. Sementara erosi
menghilangkan batuan yang lebih lunak, sisa kuarsit, membentuk puncak dan tebing.
Batu itu juga mengotori sisi gunung sebagai scree.Di Amerika Serikat, Anda dapat
menemukan kuarsit di timur South Dakota, barat daya Minnesota, Wasatch Range of
Utah, Baraboo Range of Wisconsin, Central Texas, dekat Washington, DC, sebagian
Pennsylvania, dan pegunungan Arizona dan California. Kota Quartzite di Arizona
mengambil namanya dari batu di pegunungan di dekatnya.

Mineral Kuarsa, Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yangterbawa selama proses pengendapan.
Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan
batuanyang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan
kemudian tercuci dan terbawa oleh air atauangin yang terendapkan di tepi-tepi sungai,
danau atau laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3,
TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putihbening atau warna lain bergantung pada
senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur17150C,
bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.

Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utamamaupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama,
misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku
fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
bahanikutan, misal dalam industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata
tahan api (refraktori), dan lain sebagainya.Cadangan pasir kuarsa terbesar terdapat di
Sumatera Barat, potensi lain terdapat di Kalimantan Barat, Jawa Barat,Sumatera Selatan,
Kalimantan Selatan, dan Pulau Bangka dan Belitung.

Kuarsa (SiO2) tergolong dalam kelompok mineral silikat. Ciri-ciri mineral ini sebagai
berikut: sistem kristalheksagonal; kekerasan 7; berat jenis 2,65; warna bening atau putih;
gores/cerat putih; kilap kaca (vitreous) ; dan belahantidak ada.Kuarsa (silicon dioxide
atau SiO2) adalah mineral tunggal utama di bumi. Terdiri dari banyak warna dan bentuk,
tetapiselalu mempunyai sebuah kilap kaca dan mempunyai kekerasan 7. Kuarsa juga
dapat berwarna coklat, hitam ataupun ungu(amethyst), jarang terdapat berwarna hijau dan
warna lainnya tergantung dari campuran yang terkandung di dalamnya.Apabila kita telah
terbiasa dengan mineral kuarsa ini maka akan mudah sekali untuk mengenalinya dalam
bentuk yangbermacam-macam. Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal
selalu menunjukkan enam sisi pada bagianluar, sedangkan di dalam ketika kita belah
kuarsa tidak mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kacaadalah
penciri utama mineral kuarsa ini.

Mineral Kuarsab (quartz) ini di alam ditemukan di dalam batuan beku dan batuan
metamorf, terutama dalam pegmatitgranit. Kuarsa merupakan mineral paling umum
ditemukan dalam mineral gang dari urat-urat hidrothermal. Mineraltersebut juga
ditemukan dalam bentuk pasir kuarsa lantaran terjadi pelapukan pada batuan beku
ataupun metamorf.Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen, berasal dari rombakan
batuan yang mengandung silicon dioksida (kuarsa SiO2) seperti granit, riolit dan
granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses transportasi, sortasidan
sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasir kuarsa di alam tidak pernah didapatkan dalam
keadaan murni. Butir kuarsadi alam umunya terdapat bercampur dengan lempung,
feldspar, magnetit, ilmenit, limonit, pirit, mika (biotit), hornblendedan zircon serta bahan
organic dari tumbuhan dan sebagainya. Proses transportasi oleh air menyebabkan batuan
pasirmenjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni. Material pengotor tersebut
pada umumnya memberi warna padapasir kuarsa, sehingga dari warna yang dihasilkan

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
dapat ditunjukkan derajat kemurniannya. Pada umunya pasir kuarsa diendapkan dalam
penyebaran yang melebar, dengan ukuran butir yang berbeda mulai dari fraksi halus (0,06
mm) – kasar (2 mm).

Kegunaan Batu Kuarsit, Kuarsit memiliki keragaman kegunaan baik itu dalam bidang
konstruksi, manufaktur, arsitektur, dan seni dekoratif. Meskipun sifat-sifatnya lebih
unggul dari batuan lainnya, penggunaan kuarsit selalu dibatasi karena berbagai alasan.
Contohnya dalam bidang konstruksi, sebagai batu pecah seharusnya kuarsit menjadi
batuan yang lebih unggul karena tingkat kekerasannya jauh lebih besar dibandingkan
jenis batu pecah yang lain (basalt, andesit, gamping, dsb). Akan tetapi karena sifatnya
yang terlalu keras membuat penggunaannya justru dibatasi karena alasan dapat
menyebabkan keausan berat pada alat pemecah batu (crusher).

Kekuatan dan ketangguhan kuarsit cocok untuk banyak kegunaan. Kuarsit yang
dihancurkan digunakan dalam konstruksi jalan dan untuk pemberat rel kereta api. Ini
digunakan untuk membuat ubin atap, tangga, dan lantai. Saat dipotong dan dipoles,
batunya cukup indah, sekaligus tahan lama. Ini digunakan untuk membuat meja dapur
dan dinding dekoratif. Kuarsit dengan kemurnian tinggi digunakan untuk membuat pasir
silika, ferrosilicon, silikon karbida, dan silikon. Manusia paleolitik terkadang membuat
perkakas batu dari kuarsit, meskipun lebih sulit untuk bekerja daripada batu api atau
obsidian.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
4.4 Gambar Skala Wentworth

Gambar 4.1 Skala Wentworth

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
4.5 Gambar Klasifikasi Batuan Beku

Gambar 4.2 Klasifikasi Batuan Beku

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
4.6 Tekstur Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf.
4.6.1 Tekstur Batuan Beku
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral
sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang
membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur batuan ditentukan oleh kristalinitas,
granularitas, bentuk kristal dan hubungan antar kristal. Tekstur pada batuan beku
umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu: kristalinitas, granularitas, bentuk
kristal dan hubungan antar kristal.
- Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas digunakan untuk menunjukkan berapa banyak kristal
yang berbentuk dan yang tidak berbentuk, selain itu juga dapat mencerminkan
kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung
lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka
kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat
sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
- Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik atau
fanerokristalin dan afanitik.
• Fanerik/fanerokristalin memiliki ukuran kristal yang dapat dibedakan satu sama
lain dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan
menjadi: halus, sedang, kasar dan sangat kasar.
• Afanitik memiliki ukuran kristal yang tidak dapat dibedakan dengan mata
telanjang sehingga diperlukan bantuan lensa pembesar. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisa
mikroskopis dapat dibedakan:mikrokristalin, kriptokristalin dan amorf.

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Ekuigranular dan Inekuigranular.
- Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristalkristalnya, maka equigranular

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
dibagi menjadi tiga, yaitu: Panidiomorfik, Hipidiomorfik dan allotriomorfik.
Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari
mineral-mineral yang euhedral. Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar
mineral mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral. Allotriomorfik
granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral
yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak
sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut massa dasar
atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

4.6.2 Tekstur Batuan Sedimen


Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir sedimen
sepertiukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen mempunyai arti
penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan tersebut terutama proses
transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk menginterpetasi
lingkungan pengendapan batuan sediment.

Tekstur klastik, Faktor yang menentukan tekstur fragmen klastik adalah massa dasar
matrik dan material semen penyusun batuan tersebut. Fragmendari suatu batuan adalah
bagian atau butiran yang ukurannya lebih besar daripada pasir. Matrik dari suatu batuan
adalah butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmendan diendapkan bersama-
sama dengan fragmen. Semen adalah material halus yang menjadi pengikat batuan
beku.Semen diasanya diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen pada umumnya
berupa silika, kalsit, sulfat atau oksida besi. Besar butir kristal penyusun batuan
dibedakan menjadi tiga ukuran yaitu kasar, sedang dan halus. Butiran kasar memiliki
ukuran lebih besar dari 5 mm, butir sedang memiliki ukuran dari 1 hingga 5 mm,
sedangkan butiran halus memiliki ukuran lebih kecil dari 1mm. Jika kristal penyusun
batuannya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan, maka disebutmikrokristalin.

- Ukuran Butir,Untuk membedakan ukuran butir material penyusun batuan dapat


digunakan skala Wenworth (1922). Besar ukuran butir dipengaruhi oleh berbagai

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
faktor diantanranya: jenis pelapukan, jenis transportasi, waktu/jarak transport,
resistensi dan bentuk bentuk kristal.
- Tingkat kebundaran butir (roundness), Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh
komposisi butir, ukuran butir, jenis proses transportasi dan jarak transport
(Boggs,1987). Butiran dari mineral yang resisten seperti kwarsa dan zircon akan
berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang resisten seperti
feldspar dan pyroxene.
- Sortasi (Pemilahan), Sortasi atau pemilahan adalah keseragaman dariukuran besar
butir penyusun batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar
butirnya maka dikatakan pemilahannya semakin baik. Beberapa istilah yang biasa
dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu : sortasi baik dan buruk. Sortasi baikjika
besar butir merata atau sama besar, sedangkan sortasi burukjika besar butir tidak
merata, terdapat matrik dan fragmen.
- Kemas (Fabric), Kemas adalah bentuk dan jarak antar butir pada batuan sedimen.
Kemas terbuka terbuka adalah butiran yang tidak saling bersentuhan
(mengambangdalam matrik), sedangkan pada kemas tertutupbutiran saling
bersentuhan satu sama lain.

Struktur,Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu sygnetic dan epygenic.
Struktur syngenetik terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, yang sering
disebut juga sebagai struktur primer. Struktur epigenetikterbentuk setelah batuan tersebut
selesai terbentuk. Contoh struktur epigenetik adalah kekar, sesar, dan lipatan. Graded
bedding, Struktur graded bedding merupakan struktur yang sangat khas dimana butiran
makin ke atas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali artinya untuk
menentukan bagian atas (up) dan dan bagian bawah (bottom) dimana yang halus
merupakan bagian atasnya sedangkan bagian yang kasar adalah bawahnya.

4.6.3 Tekstur Batuan Metamorf


1. Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat
dibedakan menjadi:

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
a. Relict/Palimset/Sisa, Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih
menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak
pada batuan metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik, Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab
proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami
rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan
akhiran blastik.
2. Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
- Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
- Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
3. Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal
Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
- Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
- Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan
sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
- Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain
disekitarnya.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan
menjadi: Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.
4. Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
- Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
- Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
- Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk
anhedral.
- Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional,
batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya
berbentuk anhedral.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Batu Diorite merupakan jenis batuan beku intermediet yang memuliki struktur Masif.
Batuan ini memiliki tekstur , Krsitalinitas yaitu Holokristalin, Granularitas yang
Feneritik, fabrik bentuk kristal Euhedral serta relasi nya Equigranular atau
Panidiomorfik. Batu Diorite memiliki komposis Mineral yaitu Plagioklas yang
berwarna putih keruh dengan presentasi 45%, Piroksen yang berwarna hijau, dan
Hornblende yang berwarna hitam.
- Genesa atau Proses Terbentuknya Batu Kuarsit, Sebagian besar kuarsit terbentuk
selama aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen. Batu pasir
yang lebih awal terdeposisi selanjut akan termetamorfosis membentuk kuarsit akibat
aktivitas di batas lempeng tersebut. Kuatnya tekanan pada batas lempeng akan
menghasilkan lipatan serta patahan (sesar) dan juga penebalan kerak, yang
selanjutnya membentuk pegunungan
- Kekuatan dan ketangguhan kuarsit cocok untuk banyak kegunaan. Kuarsit yang
dihancurkan digunakan dalam konstruksi jalan dan untuk pemberat rel kereta api. Ini
digunakan untuk membuat ubin atap, tangga, dan lantai. Saat dipotong dan dipoles,
batunya cukup indah, sekaligus tahan lama. Ini digunakan untuk membuat meja
dapur dan dinding dekoratif.

5.2 Saran
Praktikan sangat mengharapkan agar di praktikum selanjutnya bisa berjalan dengan baik.
Dan juga sebaiknya untuk parktikum selanjutnya dapat lebih sering dilakukan secara
offline agar praktikan dapat memahami lebih detail wujud asli batuan serta dapat
memahmi melakukan deskripsi pada batuan.

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
DAFTAR PUSTAKA

Graha, Dodi S. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova.

Setiono. 1990 . Warna Nyala Alkali dan Alakali Tanah. Bandung : ITB.

Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram : Duta Pustaka Ilmu

https://www.geologinesia.com/2016/03/batu-diorit-dan
prosespembentukannya.html?m=1
(Diakses pada tanggal 11 November 2021)
https://www.geologinesia.com/2016/05/batu-kuarsit-dan-proses-
pembentukannya.html?m=1
(Diakses pada tanggal 11 November 2021)
https://www.scribd.com/doc/89155950/MAKALAH-Kuarsa
(Diakses pada tanggal 11 November 2021)

Samarinda, 11 November 2021


Asisten Praktikum Praktikan

Muhammad Rizki Yunani Andini


NIM. 1909086043 NIM. 2109086010

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
LAMPIRAN

Nama : Yunani Andini


Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Nama : Yunani Andini
Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Nama : Yunani Andini
Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)
Nama : Yunani Andini
Nim : 2109086010
Kelompok : 3 (Tiga)

Anda mungkin juga menyukai