NIM : 2109086010
KELOMPOK : 3 (TIGA)
NIM : 1909086043
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pada praktikum kali ini membahas tentang pendeskripsian pada suatu batuan beku dan
Batuan Metamorf dengan berpatokan pada sifat fisik batuan tersebut antara lain yaitu,
warna, Tekstur, Kristalinitas, granularitas, fabrik (kemas), struktur, serta komposisi
Mineral. Sifat fisik batuan tersebut diidentifikasikan dengan serangkaian prosedur yang
dilakukan pada masing-masing batuan beku dan batuan metamorf yang telah ditentukan,
serta mempelajari genesa pembentukan, asosiasi batuan, manfaat dan daerah keterdapatan
batuan tersebut
Oleh karena itu pada kegiatan parktikum kristalografi dan mineralogi kali ini akan
membahas tentang Rock Forming Mineral dengan tujuan agar praktikan dapat memahami
dan mengetahui lebih jauh tentang cara mendeskripsikan suatu batuan beku maupun
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui Deskripsi dari Batu Diorite.
- Untuk mengetahui Genesa Pembentukan dari batu Kuarsit.
- Untuk mengetahui Kegunaan atau manfaat dari Batu Kuarsit.
DASAR TEORI
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu Geologi yang belajar mengenai mineral, baik
dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan antara lain mempelajari tentang
sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya.
Mineralogi terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral memiliki
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik) maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui bahkan dari kenyataannya tidak ada persesuaian
umum untuk defenisinya. (Danisworo, 1994).
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
cara mengenal sifat fisiknya yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah bentuk
kristalnya, berat jenis, belah, warna, kekerasan, goresan, dan kilap. Adapun cara yang
kedua adalah melalui analisis kimiawi atau analisadifraksi sinar X, cara ini pada
umumnya sangat mahal dan memakan waktu yang lama. Bebrapa sifat mineral yang
dapat dipakai untuk mengenal mineral secara cepat yaitu : Bentuk Kristal (crystal form)
yaitu apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa
Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku, tetapi mengalami penurunan suhu secara perlahan bahkan mungkin cepat.
penurunan suhu ini disertai mulainya pembentukan dan menentukan mineral-mineral
tertentu yang sesuai dengan temperaturnya.mineral dalam magma karena penurunan
temperatur telah disusunoleh Bowen (seri reaksi Bowen).(Setiono, 1990).
Deferensiasi magma adalah proses penurunan suhu magma yang terjadi secara perlahan
diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral seperti yang ditunjukkan pada deret reaksi
Bowen. Pada penurunan suhu magma makamineral yang pertama kali akan terbentuk
adalah mineral Olivine kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene, Hornblende, Biotite
(deret tidak kontiniu). Pada pembentukan mineral dimulai dengan terbentuknya mineral
Ca-Plagioklas dan diakhiri dengan pembentukan Na-Plagioklas. Pada penurunan
temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral K-Feldspar (Orthoclase) kemudian
dilanjutkan oleh Moskow, dan diakhiri dengan terbentuknya mineral kuarsa(Kuarsa).
Proses pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma di kenal juga sebagai
Mineral Pembentuk Batuan (Rock Forming Mineral).
Pembentuk batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa, intermediete dan asam dapat
terjadi melalui proses diferensiasi magma. Pada tahap awal penurunan temperatur
magma maka mineral-mineral yang akan terbentuk untuk pertama potassium adalah
Olivine, Pyroxene, dan Ca-Plagioklas dan diketahui bahwa mineral-mineral tersebut
Asimilasi magma adalah proses meleburnya batuan samping (migling) akibat naiknya
magma ke arah permukaan dan proses ini dapat menyebabkan magma yang tadinya
bersifat basa berubah menjadi asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat
asam. Jika magma asalnya bersifat asam dan batuan sampingnya bersifat basa, maka
batuan yang terbentuk umumnya dicirikan oleh adanya xenolite. Batuan yang bersifat
ultrabasa, basa, intermedietdan asam dapat juga terjadi apabila magma asal (magma
basa) mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya. Sebagai contoh suatu magma
basa yang batuan samping yang berkomposisi asam maka akan terjadi asimilasi magma,
dimana batuan samping akan melebur dengan larutan magma dan hal ini akan membuat
konsentrasi magma menjadi bersifat intermediet hingga asam. Dengan demikian maka
bantuan-batuan yang berkomposisi mineral akan intermediete maupun asam dapat
terbentuk dari magma basa yang mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya.
(Sudrajat, 1984).
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan :
- Form deskripsi batuan Metamorf dan batuan Beku
Plagioklas
Hijau, Kilap
Kaca Hexagonal Minersl Silikat
Piroksen
Hitam, kilap
kaca Monoklin Minersl Silikat
Hornblende
Kuarsa
Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan atas tekstur dan
komposisi mineralnya. Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah gelas, afanitik,
fanerik, porfiritik. Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak memiliki Kristal (amorf).
Afanitik (fine grained texture), berbutir sangat halus dan hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Fanerik (coarse grained texture), berbutir cukup besar sehingga komponen
mineral pembentuknya dapat dibedakan secara megaskopis. Porfiritik, merupakan tekstur
yang khusus di mana terdapat campuran antara butiran-butian kasar di dalam massa
dengan butiran-butiran yang lebih halus. Butiran besar yang bentuknya relative sempurna
disebut Fenokrist sedangkan butiran halus di sekitar fenokrist disebut massa dasar.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang berpijar dan terbentuk
secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500C dan bersifat mobile (dapat
bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah Pembentukan mineral pada
magma diteliti dengan intensif oleh Bowen. Reaksi pembentukan mineral saat
pendinginan magma disebut Bowen‟s Reaction Series yang memberikan pemahaman
pada kita mengapa mineral tertentu dengan atom penyusun yang sama tidak dapat muncul
secara bersamaan pada suhu dan tekanan tertentu. Proses peleburan magma terjadi di
ruang magma, dimana panas bumi terkonsentrasi, Dinding ruang magma adalah batuan
yang panas akan tetapi tidak cukup panas untuk meleleh. Batuan disekaitar magma ini
akan mengalami metamorfiseme sehingga menjadi batuan metamorf.
Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya
tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit.
Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari
penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit
antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan,
karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat
mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke
atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang
bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya.
Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna
magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi
dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar
dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah
membeku dinamakan Xenolith.
Batuan sedimen terbentuk dari batuan-batuan yang telah ada yang mengalami pelapukan,
dorongan oleh air, pengikisan-pengikisan oleh angin serta proses, diagnesa, transportasi
dan litifikasi.Batuan ini terendapkan di tempat tempat yang relatif lebih rendah letaknya
dari batuan asalnya, misalnya di laut, samudera, ataupun danau-danau. Mula-mula batuan
sediment merupakan batuanbatuan yang lunak,akan tetapi karean proses diagenesa maka
batuan-batuan lunak tadi berubah menjadi keras.
Batuan sedimen yang terbentuk secara kimia ataupun organik mempunyai satu kesamaan
yaitu terbentuk oleh akumulasi larutan-larutan. Disamping batuan sedimen di atas,
adapula sejenis batuan sejenis batuan sedimen yang sebagian besar mengandung bahan-
bahan tidak larut, misalnya endapan puing pada lereng pegunungan sebagai hasil
penghancuran batuan-batuan yang mengalami pelapukan, penyinaran matahari, ataupun
kikisan angin. Batuan yang demikian ini disebut eluvium dan disebut alluvium jika
dihanyutkan oleh air.Sifat utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapis. Pada awalnya
batuan sedimen diendapkan secara mendatar dengan batuan termuda berada di bagian
atas.
Litifikasi atau pembatuan adalah proses perubahan material sediment menjadi batuan
sediment yang kompak. Misalnya, pasir mengalami litifikasi menjadi batupasir. Seluruh
proses yang menyebabkan perubahan pada sedimen selama terpendam dan terlitifikasi
disebut sebagai diagnesis. Diagnesis terjadi pada temperatur dan tekanan yang lebih
tinggi daripada kondisi selama proses pelapukan, namun lebih rendah dibandingkan
proses metamorfisme.Proses diagnesis dapat dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan
proses yang mengontrolnya, yaitu proses fisika, kimia, dan biologis.
Proses metamorfose dapat berlangsung sangat lama hingga jutaan tahun. Semakin lama
prosesnya, maka semakin sempurna tingkat metamorfosenya. Selain factor waktu, factor
suhu dan tekanan sangat menentukan sempurnanya metamorfose. Metamorfose yang
terjadi secara sempurna maka karakteristik batuan asalnya tidak terlihat lagi. Pada
metamorfisme yang tak sempurna: perubahan yang terjadi pada batuan asal tidak terlalu
Nampak mencolok. Hanya kekompakan pada batu saja yang bertambah.
Faktor yang mempengaruhi intensitas metamorfisme batuan yaitu suhu, tekanan, larutan
yang terlibat, waktu dan media metamorfisme.Ketiganya dapat bekerjasama pada batuan
yang mengalami proses metamorfisme tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari
tiap agen tersebut berbeda-beda.
Perubahan temperatur dapat terjadi karena berbagai macam sebab antara lain karena
adanya pemanasan akibat intrusi magmatik ataupun perubahan gradien geothermal. Panas
dalam skala kecil juga bisa terjadi akibat adanya gesekan/friksi selama terjadinya
deformasi suatu massa batuan.
Pressure dan temperature akan bervariasi dalam tiap kedalaman. Tekanan didefinisikan
sebagai gaya yang dihasilkan dari segala arah. Ada beberapa tipe stress, disebut
hydrostatic stress, atau uniform stress. Jika stress tidak sama dari segala arah, stress
seperti ini disebut differential stress. Differential stress yang terjadi pada saat atau selama
metamorfisme, akan mempengaruhi tekstur batuan yang terbentuk. Lembaran-lembaran
silika akan tumbuh dengan berorientasi tegak-lurus pada arah tegangan maksimum
(maximum stress). Orientasi dari lembaran silika menyebabkan batuan dapat pecah
sepanjang lembaran yang sejajar tersebut. Struktur seperti ini disebut foliasi.
Aktivitas kimiawi fluida dan gas yang berada pada jaringan antar butir batuan mempunyai
peranan yang penting dalam metamorfosa. Reaksi kimia dalam metamorfisme, selama
Agen atau media yang menyebabkan proses metamorfisme adalah panas, tekanan dan
cairan kimia aktif. Ketiga media tersebut dapat bekerja bersamasama pada batuan yang
mengalami proses metamorfisme, tetapi derajat metamorfisme dan kontribusi dari tiap
agen tersebut berbeda-beda. Pada proses metamorfisme tingkat rendah, kondisi
temperatur dan tekanan hanya sedikit diatas kondisi proses pembatuan pada batuan
sedimen. Sedangkan pada proses metamorfisme tingkat tinggi, kondisinya sedikit
dibawah kondisi proses peleburan batuan.
Batuan metamorf merupakan batuan hasil malihan dari batuan yang telah ada sebelumnya
yang ditunjukkan dengan adanya perubahan komposisi mineral, tekstur dan struktur
batuan yang terjadi pada fase padat (solid rate) akibat adanya perubahan temperatur,
tekanan dan kondisi kimia di kerak bumi ( Ehlers & Blatt, 1982). Batuan metamorf adalah
hasil dari perubahan-perubahan fundamental batuan yang sebelumnya telah ada. Panas
yang intensif yang dipancarkan oleh suatu massa magma yang sedang mengintrusi
menyebabkan metamorfosa kontak. Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang
sangat luas disebabkan oleh efek tekanan dan panas pada batuan yang terkubur sangat
dalam. Namun perlu dipahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan padat,
dengan perubahan kimiawi dalam batas-batas tertentu saja dan meliputi proses-proses
rekristalisasi, reorientasi dan pembentukan mineral-mineral baru dengan penyusunan
kembali elemen-elemen kimia yang sebelumnya telah ada(Graha, D.S, 1987.). Menurut
Turner (1954), batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan
mineralogik dan struktur oleh proses metamorfisme dan terjadi langsung dari fase padat
tanpa melalui fase cair.
Batu diorit merupakan salah satu dari jenis batuan beku yang tersusun antara batu granit
hingga batu gabro atau batu basalt. Batu diorit ini merupakan batuan hasil intrusi yang
terjadi di kerak benua baik secara dike maupun sill. Batu diorit ini seringkali terbentuk di
atas lempeng konvergen dimana subduksi lempeng samudera menyusup ke bawah
lempeng benua. Batu diorit ini merupakan batuan beku yang kasar atau sedang. Batu
diorit berwarna campuran antara warna abu- abu dan juga warna hitam dan seringkali
memiliki corak tertentu yang nampak hitam putih.
Semua batuan di bumi ini terbentuk karena sebuah proses. Kebanyakan batuan terbentuk
karena material- material yang berada di dalam bumi meluncur keluar dan kemudian
mengalami pembekuan (batuan yang terbentuk karena proses ini dinamakan dengan
batuan beku). Ada pula batuan yang terbentuk karena perpindahan material dari satu
tempat yang berkumpul di tempat baru dan seiring dengan berjalannya waktu kemudian
material- material tersebut membeku dan membentuk sebuah batu. hal ini juga terjadi
pada batu diorit dimana pembentukannya juga terjadi karena sebuah proses. Beberapa
proses terbentuknya batu diorit antara lain sebagai berikut:
- “Partial melting” dari lempeng samudera akan menghasilkan magma basaltik yang
naik dan mengintrusi batuan granit yang ada di lempeng benua. Disitu akan terjadi
proses pencampuran magma basaltik dengan magma granit (batu granit yang meleleh)
dan akan naik melalui lempeng benua, baik secara sill maupun dike. Lelehan ini akan
Diorit biasanya tersusun atas mineral plagioklas yang kaya sodium, dengan kandungan
mineral hornblende, augit, dan biotit dalam jumlah yang sedikit. Terkadang juga diorit
mengandung sedikit kuarsa. Hal inilah yang membuat batu diorit bertekstur "coarse-
grained", dengan campuran kontras dari butiran mineral yang berwarna hitam dan putih.
Warna tersebut akan mirip jika kita mencampurkan segenggam garam dan lada hitam.
Itulah mengapa batu diorit dikenal dengan istilah "salt and pepper" dalam hal
pendeskripsiannya. Batuan yang mirip dengan diorit adalah batu andesit. Keduanya
memiliki komposisi mineral yang sama dan terjadi di wilayah pembentukan yang sama.
Perbedaan mendasar keduanya ada pada ukuran butir dan tingkat pendinginan magma
asalnya. Magma asal Dorit mengkristal lebih lambat di bawah permukaan bumi.
Pendinginan yang lambat akan menghasilkan ukuran butir yang lebih kasar. Sedangkan
magma asal andesit akan mengkristal jauh lebih cepat diatas permukaan, sehingga
menghasilkan butiran kristal yang lebih kecil (halus). Diorit juga mirip dengan batu
gabro. Selain warna gabro yang lebih hitam, perbedaannya ada pada komposisi plagioklas
dari diorit yang lebih asam (sodik) dibandingkan labradorit. Batuan yang komposisi
plagioklasnya lebih basa biasanya disebut dengan gabro. Dorit yang mengandung
fenokris biasanya disebut dengan porfiri diorit.
Mineral Plagioklas termasuk dalam kelompok feldspar yang mana mineral ini sangatlah
penting untuk belajar mineral optik karena mempunyai ciri-ciri yang khas seperti
kembaran, gelapan dan lainnya. Sedangkan kita tahu bahwa mineral-mineral feldspar
Dari reaksi bowens dapat kita ketahui proses pembentukan kristal dari plagioklas ini
sendiri, yang mana urutan dari kristalisasi mineral plagioklas berada pada seri kontinyu
(Continous Series). Kristalisasi Plagioklas-Ca pada fase awal berangsur-angsur dengan
jalan bereaksi dengan larutan sisa berubah komposisinya dari arah plagioklas-Na. Reaksi
perubahan ini, perubahan plagioklas merupakan deret solit-solution yang merupakan
reaksi kontinyu artinya kristalisasi Plagioklas-Ca ----Plagioklas-Na (Anorthit ---- Albit)
jika setimbang akan berjalan terus menerus. Anorthit akan selalu bereaksi dengan larutan
sisa membentuk bitonit, sejalan dengan penurunan temperatur dan tekanan, bitonit juga
kan bereaksi dengan larutan sisa membentuk labradorit, demikian seterusnya sehingga
pada waktu larutan sisa habis, pada batuan beku hanya akan dijumpai satu jenis
plagioklas. Plagioklas ini sendiri mempunyai 6 jenis seperti albit, oligoklas, andesine,
labradorit, bytownite dan anorthit, yang kesemuanya akan dijelaskan dibawah. Mineral
plagioklas ini terbentuk hampir ada dimana-mana pada batuan beku gabbro, basalt dan
anorthosit yang cenderung pada plagioklas yang kaya akan calcium ( calcium-rich
plagiclase ) umumnya labradorit. Pada batuan beku lainnya seperti andesit, diorit, granit
dan syenit terdapat mineral plagioklas yang cenderung pada plagioklas yang kaya akan
sodium ( sodium-rich plagioclase ) yang umumnya adalah andesine.
Mineral Piroksen adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan
pada batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal silika
tetrahedral dan mengkristal monoklinik dan ortorombik. Piroksen mempunyai rumus
kimia umum XY(Si,Al)2O6 (X adalah kalsium, natrium, besi+2, magnesium dan sedikit
seng, mangan, dan litium. Sedangkan Y adalah ion kromium, aluminium, besi+3,
magnesium, mangan, skandium, titanium, vanadium dan besi+2). Piroksen adalah
mineral pembentuk batuan beku dalam urutan Seri Bowen yang berwarna gelap, yang
punya sifat :
- Monoklin, tetapi ada juga yang trombus dan triklin.
- Merupakan senyawa silium oksida, terutama dari magnesia dan kapur (kalsium)
- Tahan terhadap bekerjanya asam kecuali terhadap asamflourida.
- Kekerasannya = 5 sampai 6
- Berat jenisnya = 2,9 sampai 3,6.
- Berkilap kaca, kadang-kadang berkilap mutiara.
Beberapa varietas masih mengandung juga besi dan alumunium atau mangan,natrium dan
litium.Urutan mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma seiring dengan penurunan
suhu dapat dilihat pada Bowen’s reaction series. Pada seri reaksi Bowen terdapat 2
kelompok, yaitu seri terputus (discontinuous series), dimana mineral yang terbentuk
mempunyaistruktur kristal dan komposisi yang berbeda-beda. Dan seri
berkesinambungan (continuous series), dimana mineral yang terbentuk mempunyai
struktur kristal yang sama, namun komposisi kimia penyusunnya yang berbeda. Akhirnya
pada cairan magma akan tersisa silika, potasium dan sodium yang akan kemudian akan
membentuk mineral-mineral K-feldspar, muskovit dan kuarsa.
Rumus umumnya adalah XY(Si,Al)2O6. X mewakili ion-ion dari Ca, Na, Fe+2, Mg dan
dalam jumlah kecil Zn, Mn, Li. Y mewakili ion-ion yang berukuran lebih kecil dari Cr,
Al, Fe+3, Mg, Mn, Sc, Ti, Va, Fe+2. Kelompok mineral piroksin terbentuk atau
mengkristal dalam dua sistem kristal yang berbeda, yaitu sistem monoklin (monoclinic)
dan sistem ortorombik (orthorhombic). Kelompok mineral piroksin yang memiliki sistem
kristal monoklin disebut sebagai klinopiroksin (Clinopyroxenes). Contohnya: Aegirine,
Augite, Diopside, Jadeite, Pigeonite, Spodumene. Kelompok mineral piroksin yang
memiliki sistem kristal ortorombik disebut sebagai ortopiroksin (Orthopyroxenes).
Contohnya: Hypersthene, Enstatite, Ferrosilite. Peroksen juga merupakan fenokris yang
lebih sering terdapat pada lava Gunungapi Ruang dan Pulau Tagulandang. Bentuk
prismatic dari anhedral-euhedral, dengan ukuran 0,2-2,5mm panjangnya, kembar,
sederhana, sebagian polisntetik. Mineral ini terdiri dari jenis piroksen orto dan klino.
Mineral Hornblende, adalah kelompok mineral silikat yang berbentuk prismatik atau
kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi (Fe),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan aluminium (Al), silika (Si), dan oksigen (O).
Hornblende tampak pada foto yang berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak
dijumpai pada berbagai jenis batuan beku dan batuan metamorf. Berikut adalah mineral
Amphibole pada batuan tremolit dan mineral hornblende. Istilah hornblende berasal dari
bahasa Jerman; Horn (tanduk) dan Blender (Blender adalah bersinar) dan mengacu pada
kecerahan mineral. Mineral hornblende termasuk dalam mineral silikat dan mineral
ferromagnesium. Hornblende adalah nama dari kelompok mineral silikat atau
aluminosilikat. Mempunyai rumus umum adalah (Na, Ca)2-3(Mg, Fe, Al)5(Al,
Si)8O22(OH)2.
Hornblende adalah konstituen batuan beku yang umum gelap atau plutonik. Kadang-
kadang bentuk massa schistose dikenal sebagai sekis hornblende amphibolite atau yang
terdiri dari hitam, tipis, kristal paralel. Amphibole juga umumnya bentuk dengan
perubahan pseudomorphic dari pyroxenes dalam tahap akhir dari pendinginan batuan
beku, ketika mineral hornblende tersebut mungkin terkena air panas. Butir amphibole
berserat yang biasa terlihat dalam bentuk piroksen-sugestif di bagian tipis batuan.m
mineral hornblende ditemukan di Franklin, New Jersey, tertanam dalam kalsit. Kristal
besar serupa ditemukan di St Lawrence Co, New York, dan Renfrew Co, Ontario, di mana
di pegmatities carbonatite mereka mencapai dimensi raksasa. Kristal kuning kecil dapat
dilihat dalam bom Vesuvius dan di Murcia, Spanyol, volkanik.
Dalam industri batu dimensi, diorit sering dipotong menjadi batu hadap, ubin, ashlar,
bloking, pavers, pembatas, dan berbagai produk batu dimensi. Ini digunakan sebagai batu
konstruksi, atau dipoles dan digunakan sebagai batu arsitektur. Diorit digunakan sebagai
batu struktural oleh peradaban Inca dan Maya di Amerika Selatan dan oleh banyak
peradaban kuno di Timur Tengah. Dalam industri batu dimensi, diorit dijual sebagai "
granit ." Industri batu dimensi menggunakan nama "granit" untuk setiap batu dengan
butiran feldspar yang terlihat dan saling terkait. Ini menyederhanakan diskusi dengan
Kegunaan diorit adalah batuan ini dapat digunakan sebagai batu ornamen dinding, lantai
bangunan gedung, pengeras jalan, pondasi, bahkan dapat digunakan sebagai gamestone.
Di Australia, sebuah diorit dengan fenokris feldspar berwarna merah muda, telah
dipotong menjadi "cabochons" dan disebut "batu pink marshmallow" (lihat gambar
diatas, kanan bawah). Ini terlihat cukup indah sebagai sebuah gamestone.
Kuarsit adalah batuan metamorf nonfoliasi yang sebagian besar terdiri dari kuarsa .
Biasanya batuan berwarna putih hingga abu-abu pucat, tetapi muncul dalam warna lain,
termasuk merah dan merah muda (dari oksida besi), kuning, biru, hijau, dan oranye.
Batuan tersebut memiliki permukaan berbutir dengan tekstur amplas, tetapi dipoles
hingga berkilau seperti kaca. Poin Utama: Batu Kuarsit
- Kuarsit adalah batuan metamorf keras nonfoliasi yang dibentuk oleh aksi panas dan
tekanan pada batu pasir.
- Biasanya batuan tersebut berwarna putih atau abu-abu, tetapi muncul pada warna pucat
lainnya. Ini memiliki permukaan yang kasar dan kasar. Pembesaran mengungkapkan
mosaik kristal kuarsa.
- Kuarsit murni seluruhnya terdiri dari silikon dioksida, tetapi biasanya oksida besi dan
mineral jejak juga ada.
- Kuarsit terjadi di pegunungan terlipat pada batas lempeng konvergen di seluruh dunia.
Tidak seperti feldspar yang mudah lapuk menjadi lempung (tanah), kuarsit sangat jarang
membentuk tanah. Apabila batuan ini pecah, kuarsit masih akan tetap konsisten berbentuk
kuarsa. Inilah yang membuat kuarsit tidak dapat berkontribusi dalam hal pembentukan
tanah (soil). Kuarsit sering ditemukan sebagai batuan dasar yang terbuka dengan sedikit
ataupun tanpa lapisan penutup tanah.Kuarsit terbentuk ketika batupasir kuarsa murni atau
hampir murni mengalami pemanasan dan tekanan . Biasanya hal ini disebabkan oleh
kompresi tektonik. Butir pasir dari batu pasir meleleh dan mengkristal kembali, disemen
oleh silika .
Arenit kuarsit adalah tahap perantara antara batu pasir dan kuarsit. Arenit masih dianggap
sebagai batuan sedimen, tetapi memiliki kandungan kuarsa yang sangat tinggi. Namun,
sulit untuk mengidentifikasi transisi dari batu pasir ke kuarsit. Beberapa ahli geologi
menggunakan istilah "kuarsit" untuk merujuk pada batuan metamorf yang hampir
seluruhnya terdiri dari kuarsa. Di sini, kuarsit dikenali dari caranya retak melintasi batas
butir, sedangkan arenit pecah di sekitarnya. Ahli geologi lain hanya mengidentifikasi
"kuarsit" sebagai batuan yang disemen rapat yang ditemukan di atas atau di bawah pita
batuan kuarsa sedimen.
Kuarsit hampir seluruhnya terdiri dari silikon dioksida, SiO 2 . Jika kemurniannya sekitar
99% SiO 2 , batuan tersebut disebut ortkuartzit. Jika tidak, kuarsit umumnya mengandung
Bentuk kuarsit pada batas lempeng tektonik konvergen. Pelat konvergen mengubur batu
pasir dan menggunakan kompresi. Saat batas terlipat, gunung muncul . Dengan demikian,
kuarsit ditemukan di pegunungan terlipat di seluruh dunia. Sementara erosi
menghilangkan batuan yang lebih lunak, sisa kuarsit, membentuk puncak dan tebing.
Batu itu juga mengotori sisi gunung sebagai scree.Di Amerika Serikat, Anda dapat
menemukan kuarsit di timur South Dakota, barat daya Minnesota, Wasatch Range of
Utah, Baraboo Range of Wisconsin, Central Texas, dekat Washington, DC, sebagian
Pennsylvania, dan pegunungan Arizona dan California. Kota Quartzite di Arizona
mengambil namanya dari batu di pegunungan di dekatnya.
Mineral Kuarsa, Pasir kuarsa adalah bahan galian yang terdiri atas kristal-kristal silika
(SiO2) dan mengandung senyawa pengotor yangterbawa selama proses pengendapan.
Pasir kuarsa juga dikenal dengan nama pasir putih merupakan hasil pelapukan
batuanyang mengandung mineral utama, seperti kuarsa dan feldspar. Hasil pelapukan
kemudian tercuci dan terbawa oleh air atauangin yang terendapkan di tepi-tepi sungai,
danau atau laut. Pasir kuarsa mempunyai komposisi gabungan dari SiO2, Fe2O3, Al2O3,
TiO2, CaO, MgO, dan K2O, berwarna putihbening atau warna lain bergantung pada
senyawa pengotornya, kekerasan 7 (skala Mohs), berat jenis 2,65, titik lebur17150C,
bentuk kristal hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 1000C.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utamamaupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama,
misalnya digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku
fero silikon, silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai
Kuarsa (SiO2) tergolong dalam kelompok mineral silikat. Ciri-ciri mineral ini sebagai
berikut: sistem kristalheksagonal; kekerasan 7; berat jenis 2,65; warna bening atau putih;
gores/cerat putih; kilap kaca (vitreous) ; dan belahantidak ada.Kuarsa (silicon dioxide
atau SiO2) adalah mineral tunggal utama di bumi. Terdiri dari banyak warna dan bentuk,
tetapiselalu mempunyai sebuah kilap kaca dan mempunyai kekerasan 7. Kuarsa juga
dapat berwarna coklat, hitam ataupun ungu(amethyst), jarang terdapat berwarna hijau dan
warna lainnya tergantung dari campuran yang terkandung di dalamnya.Apabila kita telah
terbiasa dengan mineral kuarsa ini maka akan mudah sekali untuk mengenalinya dalam
bentuk yangbermacam-macam. Pada dasarnya kuarsa yang murni disebut kristal. Kristal
selalu menunjukkan enam sisi pada bagianluar, sedangkan di dalam ketika kita belah
kuarsa tidak mempunyai arah belahan. Bentuk fracture conchoidal dan kilap kacaadalah
penciri utama mineral kuarsa ini.
Mineral Kuarsab (quartz) ini di alam ditemukan di dalam batuan beku dan batuan
metamorf, terutama dalam pegmatitgranit. Kuarsa merupakan mineral paling umum
ditemukan dalam mineral gang dari urat-urat hidrothermal. Mineraltersebut juga
ditemukan dalam bentuk pasir kuarsa lantaran terjadi pelapukan pada batuan beku
ataupun metamorf.Pasir kuarsa terdapat sebagai endapan sedimen, berasal dari rombakan
batuan yang mengandung silicon dioksida (kuarsa SiO2) seperti granit, riolit dan
granodiorit. Endapan pasir kuarsa terjadi setelah melalui proses transportasi, sortasidan
sedimentasi. Oleh sebab itu endapan pasir kuarsa di alam tidak pernah didapatkan dalam
keadaan murni. Butir kuarsadi alam umunya terdapat bercampur dengan lempung,
feldspar, magnetit, ilmenit, limonit, pirit, mika (biotit), hornblendedan zircon serta bahan
organic dari tumbuhan dan sebagainya. Proses transportasi oleh air menyebabkan batuan
pasirmenjadi bertambah halus dan relatif menjadi lebih murni. Material pengotor tersebut
pada umumnya memberi warna padapasir kuarsa, sehingga dari warna yang dihasilkan
Kegunaan Batu Kuarsit, Kuarsit memiliki keragaman kegunaan baik itu dalam bidang
konstruksi, manufaktur, arsitektur, dan seni dekoratif. Meskipun sifat-sifatnya lebih
unggul dari batuan lainnya, penggunaan kuarsit selalu dibatasi karena berbagai alasan.
Contohnya dalam bidang konstruksi, sebagai batu pecah seharusnya kuarsit menjadi
batuan yang lebih unggul karena tingkat kekerasannya jauh lebih besar dibandingkan
jenis batu pecah yang lain (basalt, andesit, gamping, dsb). Akan tetapi karena sifatnya
yang terlalu keras membuat penggunaannya justru dibatasi karena alasan dapat
menyebabkan keausan berat pada alat pemecah batu (crusher).
Kekuatan dan ketangguhan kuarsit cocok untuk banyak kegunaan. Kuarsit yang
dihancurkan digunakan dalam konstruksi jalan dan untuk pemberat rel kereta api. Ini
digunakan untuk membuat ubin atap, tangga, dan lantai. Saat dipotong dan dipoles,
batunya cukup indah, sekaligus tahan lama. Ini digunakan untuk membuat meja dapur
dan dinding dekoratif. Kuarsit dengan kemurnian tinggi digunakan untuk membuat pasir
silika, ferrosilicon, silikon karbida, dan silikon. Manusia paleolitik terkadang membuat
perkakas batu dari kuarsit, meskipun lebih sulit untuk bekerja daripada batu api atau
obsidian.
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara
kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis besar, relasi
dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Ekuigranular dan Inekuigranular.
- Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan
berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristalkristalnya, maka equigranular
Tekstur klastik, Faktor yang menentukan tekstur fragmen klastik adalah massa dasar
matrik dan material semen penyusun batuan tersebut. Fragmendari suatu batuan adalah
bagian atau butiran yang ukurannya lebih besar daripada pasir. Matrik dari suatu batuan
adalah butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmendan diendapkan bersama-
sama dengan fragmen. Semen adalah material halus yang menjadi pengikat batuan
beku.Semen diasanya diendapkan setelah fragmen dan matrik. Semen pada umumnya
berupa silika, kalsit, sulfat atau oksida besi. Besar butir kristal penyusun batuan
dibedakan menjadi tiga ukuran yaitu kasar, sedang dan halus. Butiran kasar memiliki
ukuran lebih besar dari 5 mm, butir sedang memiliki ukuran dari 1 hingga 5 mm,
sedangkan butiran halus memiliki ukuran lebih kecil dari 1mm. Jika kristal penyusun
batuannya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan, maka disebutmikrokristalin.
Struktur,Pada batuan sedimen dikenal dua macam struktur, yaitu sygnetic dan epygenic.
Struktur syngenetik terbentuk bersamaan dengan terjadinya batuan sedimen, yang sering
disebut juga sebagai struktur primer. Struktur epigenetikterbentuk setelah batuan tersebut
selesai terbentuk. Contoh struktur epigenetik adalah kekar, sesar, dan lipatan. Graded
bedding, Struktur graded bedding merupakan struktur yang sangat khas dimana butiran
makin ke atas makin halus. Graded bedding sangat penting sekali artinya untuk
menentukan bagian atas (up) dan dan bagian bawah (bottom) dimana yang halus
merupakan bagian atasnya sedangkan bagian yang kasar adalah bawahnya.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Batu Diorite merupakan jenis batuan beku intermediet yang memuliki struktur Masif.
Batuan ini memiliki tekstur , Krsitalinitas yaitu Holokristalin, Granularitas yang
Feneritik, fabrik bentuk kristal Euhedral serta relasi nya Equigranular atau
Panidiomorfik. Batu Diorite memiliki komposis Mineral yaitu Plagioklas yang
berwarna putih keruh dengan presentasi 45%, Piroksen yang berwarna hijau, dan
Hornblende yang berwarna hitam.
- Genesa atau Proses Terbentuknya Batu Kuarsit, Sebagian besar kuarsit terbentuk
selama aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen. Batu pasir
yang lebih awal terdeposisi selanjut akan termetamorfosis membentuk kuarsit akibat
aktivitas di batas lempeng tersebut. Kuatnya tekanan pada batas lempeng akan
menghasilkan lipatan serta patahan (sesar) dan juga penebalan kerak, yang
selanjutnya membentuk pegunungan
- Kekuatan dan ketangguhan kuarsit cocok untuk banyak kegunaan. Kuarsit yang
dihancurkan digunakan dalam konstruksi jalan dan untuk pemberat rel kereta api. Ini
digunakan untuk membuat ubin atap, tangga, dan lantai. Saat dipotong dan dipoles,
batunya cukup indah, sekaligus tahan lama. Ini digunakan untuk membuat meja
dapur dan dinding dekoratif.
5.2 Saran
Praktikan sangat mengharapkan agar di praktikum selanjutnya bisa berjalan dengan baik.
Dan juga sebaiknya untuk parktikum selanjutnya dapat lebih sering dilakukan secara
offline agar praktikan dapat memahami lebih detail wujud asli batuan serta dapat
memahmi melakukan deskripsi pada batuan.
Setiono. 1990 . Warna Nyala Alkali dan Alakali Tanah. Bandung : ITB.
Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram : Duta Pustaka Ilmu
https://www.geologinesia.com/2016/03/batu-diorit-dan
prosespembentukannya.html?m=1
(Diakses pada tanggal 11 November 2021)
https://www.geologinesia.com/2016/05/batu-kuarsit-dan-proses-
pembentukannya.html?m=1
(Diakses pada tanggal 11 November 2021)
https://www.scribd.com/doc/89155950/MAKALAH-Kuarsa
(Diakses pada tanggal 11 November 2021)