Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI

ROCK FORMING MINERAL

NAMA : ADE HARIS FADILLAH

NIM : 2109086048

PRODI : TEKNIK GEOLOGI

KELOMPOK : 3 (TIGA)

NAMA ASISTEN : MUHAMMAD RIZKI

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi adalah cabang ilmu pengetahuan kebumian yang mempelajari bumi,
komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, proses pembentukan planet bumi beserta isinya
yang pernah ada. Bumi disusun oleh batuan, dan batuan disusun oleh berbagai macam
mineral- mineral. Dalam Geologi, akan mempelajari semua hal tentang seluk-beluk
Bumi secara keseluruhan. Dari mulai gunung-gunung, lembah, sampai palungpalung
didasar samudra untuk mengetahui semua itu,maka kita harus mempelajari materi
pembentuk Bumi ini. Ilmu geologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu yang
berhubungan secara langsung dengan bumi. Geologi mempelajari segala aspek yang
berhubungan dengan bumi, seperti batuan, kegempaan, gunungapi, geologi teknik. Ada
tiga aspek utama yang dipelajari di Geologi, yaitu petrologi, stratigrafi dan struktur
geologi.

Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral,
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaanya. Mineralogi dibagi menjadi 2 bagian yaitu mineralogi fisik dan mineralogi
kimiawi. Mineralogi fisik adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat dari suatu
mineral. Sedanganya, mineralogi kimiawi adalah ilmu yang mempelajari tentang
sifatsifat kimia dari suatu mineral. Mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas
tertentu, dan mempunyai atom yang tersusun teratur.

Oleh karena itu, praktikum kristalografi dan mineralogi sangatlah penting selain
dipelajari melalui perkuliahan juga merupakan pengenalan dan pembelajaran dalam
mendeskripsikan batuan beku yang bernama batu kuarsit dan diorite, batuan metamorf
yang bernama batu gneiss pada bab selanjutnya.

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui struktur dari batu diorite
- Untuk mengetahui genesa dari batu kuarsit
- Untuk mengetahui kegunaan dari batu diorite

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Mineral
Kata mineral memiliki banyak arti, tergantung dari segi apa kita meninjaunya. Mineral
dalam arti geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang
tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik terentu, dan biasanya
berbentuk padat. Yang di maksut persenyawaan kimia asli adalah mineral harus
terbentuk secara alami oleh alam, karena banyak zat-zat yang sifatnya sama dengan
mineral dapat di buat di laboratorium. Mineral tersusun atas atom-atom serata
molekulmolekul dari unsur yang berbeda namun meiliki pola yag teratur. Karena
keteraturan ini membuat mineral empunyai sifat yang teratur. Mineralogi adalah salah
satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk
individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat
fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi
terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya.

- L.G. Berry dan B. Mason, 1959

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganikn mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

- D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972

Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktual homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.

- A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi kimia
tertentu atau dalam batas-batas dan mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam
dan bukan hasil suatu kehidupan.

2.2 Batuan

Batuan merupakan satuan pembentuk kulit Bumi atau Outer shell dari bumi, sementara
mineral merupakan satuan pembentuk batuan. Kemungkinan 99% dari kulit Bumi
terdiri atas 20 mineral utama dari ribuan mineral yang ada di Bumi. Keberadaan
mineral Feldspar tidak hanya dominan dalam mineral Silikat, tetapi juga dominan
sebagai mineral-mineral pembentuk batuan. Walaupun ada ratusan mineral tetapi hanya
ada beberapa yang dijumpai mineral-mineral pembentuk batuan yang sebagian besar
adalah pembentuk batuan beku dan batuan sedimen. Untuk batuan metamorf sendiri
secara kimiawi sama dengan batuan beku dan sedimen. Adapun beberapa pandangan
mengenai batuan diantaranya yaitu

1. Talobre (1948) Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan


Mekanika Batuan di Perancis pada tahun 1948, “batuan adalah material yang
membentuk kulit bumi termasuk fluida yang berada didalamnya” (seperti air, minyak
dan lain-lain).

2. Menurut Para Geologiwan, Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang
bersatu membentuk kulit bumi. Dan Batuan adalah semua material yang membentuk
kulit bumi

3. Menurut Para Ahli Teknik Sipil Khususnya Ahli Geoteknik Istilah batuan hanya
untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi .Batuan adalah suatu bahan yang
keras dan koheren atau yang telah terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara
biasa, misalnya dengan cangkul dan belincong.

4. Menurut ASTM, Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid)
berupa massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
2.3 Mekanisme Pembentukan Mineral
Mineral terbentuk secara alamiah di alam dan dapat berlangsung secara kimia, fisika
dan mekanika. Mekanisme pembentukannya berhubungan dengan perubahan suhu dan
tekanan, yang disebut sebagai proses kristalisasi. Proses kristalisasi mineral dapat
berlangsung di permukaan maupun di bawah permukaan bumi. Mekanismenya dapat
terjadi dalam proses pembekuan magma (magmatisme), reaksi kimia (bertemunya
kation dan anion secara kimia), penghancuran (dengan merubah susunan atom) dan
pengendapan (presipitasi) suatu koloid / larutan. Proses kristalisasi tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam lima sistem, yaitu:

1. Sistem magmatisme

Gambar 2.1 Sistem Magmatisme

Pembentukan mineral pada sistem magmatisme berlangsung dalam tubuh magma dapat
berada pada dapur magma, konduit (celah di sepanjang aliran magma dari dapur
magma ke reservoir magma atau dari reservoir magma ke zona pembekuannya),
reservoir magma (wadah berakumulasinya magma), pipa kepundan (celah yang
menghubungkan reservoir magma atau dapur magma dengan permukaan bumi) dan di

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
permukaan bumi. Kristalisasi magma ini terjadi akibat menurunnya suhu dan tekanan
magma. Menurunnya suhu dan tekanan magma dapat terjadi akibat perubahan
lingkungan, yaitu berpindahnya massa magma dari kedalaman asal menuju ke
kedalaman berikutnya. Hal itu dapat terjadi di dalam lapisan astenosfer (di bawah kerak
bumi), pada kedalaman 70 km dari permukaan hingga di permukaan bumi yaitu pada
kantung-kantung magma, dapur magma, reservoir magma, konduit dan di permukaan
bumi. Hampir 90% mineral di alam terbentuk oleh proses kristalisasi pada Sistem
Magmatisme; proses ini merubah bentuk cair (fluida) magma menjadi padatan.

2. Sistem granitik pegmatite


Pembentukan mineral pada sistem granitik pegmatit tersebut berlangsung ketika terjadi
penambahan suhu hingga ≥500oC dan / tekanan pada tubuh batuan granit Akibatnya,
sebagian mineral leleh membentuk larutan plastis dan menempati rongga-rongga bekas
mineral yang meleleh tersbut, sedangkan sebagian yang lain tidak meleleh. Material
leleh dalam granit tersebut selanjutnya terakumulasi dalam suatu rongga (wadah) bekas
mineral yang meleleh tersebut. Pada tahap berikutnya, terjadi penurunan suhu dan
tekanan, sehingga sebagian mineral penyusun granit yang meleleh tersebut membeku
membentuk kristal mineral tertentu dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran
awalnya. Diameter kristal mineral yang terbentuk tersebut dapat mencapai beberapa
centimeter hingga belasan meter. Pertumbuhan kristal dalam sistem ini ditentukan dari
volume dan pola rongga yang dibentuk oleh melelehnya mineral dalam granit tersebut;
dapat melingkar, memanjang dan tak beraturan

3. Sistem air permukaan dan air bawah permukaan


Proses kristalisasi mineral ini berlangsung akibat suhu lingkungan (iklim) yang sangat
kering, sehingga terjadi proses evaporasi air permukaan dan bawah permukaan dalam
jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang sangat lama. Air bawah permukaan
dapat berupa airtanah, air conate, air juvenil dan air magmatik. Air hasil evaporasi (baik
di permukaan dan bawah permukaan) selanjutnya terbawa oleh angin, sehingga
menyisakan padatan. Padatan tersebut selanjutnya mengkristal membentuk mineral dan
diendapkan di lingkungan itu juga. Proses pembentukan mineral ini disebut sebagai
presipitasi

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
4. Sistem hidrotermal
Setiap konsentrasi mineral logam dibentuk oleh pengendapan kristal mineral dari air /
larutan hidrotermal. Kristalisasi tersebut terbentuk akibat sirkulasi air bawah tanah
yang dipanaskan oleh tubuh magma atau batuan panas pada sistem gunung api.
Mekanisme kristalisasi yang mungkin terlibat adalah adanya energi yang dilepaskan
oleh peluruhan unsur radioaktif dalam sistem magmatik tersebut. Deposit mineral dapat
diendapkan dari larutan hidrotermal dengan atau tanpa berhubungan dengan proses
pembekuan magma. Sistem air panas (hidrotermal) tersebut dapat mengendapkan
mineral dalam rekahan-rekahan pada batuan, hingga mengisi rongga / rekahan tersebut,
atau mungkin menggantinya membentuk mineral pengganti.

5. Sistem metamorfik
Mekanisme pembentukan mineral pada sistem metamorfik berlangsung ketika mineral
yang menyusun tubuh batuan mengalami penambahan suhu, penambahan tekanan dan
penambahan suhu dan tekanan, Tekanan akan bervariasi dalam tiap kedalaman.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang dibagi perluas bidang tekan. Ada beberapa
tipe tekanan, disebut hydrostatic stress atau uniform stress. Jika tekanan tidak sama dari
segala arah, tekanan seperti ini disebut differential stress.

2.4 Keterdapatan Mineral


Keterdapatan Mineral di Alam Mineral berada di dalam tubuh batu, sebagai penyusun
utamanya Di alam, partikel terkecil yang terdapat di bumi adalah atom, atom sendiri
dapat berupa elektron (bermuatan negatif), sedangkan proton (bermuatan positif), dan
neutron (tidak bermuatan).

Setelah itu Atom-atom menyusun elements (unsur-unsur), unsur-unsur yang memiliki


muatan atom positif, berapa pun nilainya disebut sebagai kation, sedangkan yang
bermuatan negatif disebut sebagai anion. Unsur-unsur kation dan anion mengalami
reaksi kimia membentuk senyawa. Susunan dan komposisi kimia dalam suatu senyawa
ditentukan berdasarkan jumlah muatannya, mengikuti aturan atau rumus stoikiometri.
Senyawa yang berbentuk padatan, memiliki rumus bangun tertentu dan tetap, serta
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
dibatasi bidang-bidang yang banyak (poligon) disebut sebagai kristal. Kristal-kristal
sejenis yang padat, anorganik, terbentuk di alam dan secara alamiah disebut sebagai
mineral. Kumpulan mineral-mineral yang memiliki sifat kimia yang sama membentuk
batu. Batu-batu menyusun batuan. Batuan, terdiri atas batuan beku (hasil pembekuan
magma), batuan sedimen (hasil sedimentasi dari material asal denudasi dan erosi),
batuan metamorf (hasil ubahan struktur, tekstur dan komposisi batuan asal, yang
membentuk mineral / batuan baru) dan batuan gunung api (hasil dari aktivitas gunung
api). Batuan-batuan tersebut menyusun lapisan kerak bumi. Lapisan kerak bumi
merupakan bagian terluar bumi, yang selanjutnya di dalamnya terjadi proses geologi.

Aktivitas tektonika membangun struktur kerak bumi, membentuk gugusan pegunungan.

2.5 Kimia Mineral

Kimia Mineral Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar,
karena beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/
kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang
dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.

Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah
bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat-sifat fisik
dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas
termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat.

Kimia mineral merupakan suatu ilmu yang dimunculkan pada awal abad ke-19, setelah
dikemukakannya "hukum komposisi tetap" oleh Proust pada tahun 1799, teori atom
Dalton pada tahun 1805, dan pengembangan metode analisis kimia kuantitatif yang
akurat. Karena ilmu kimia mineral didasarkan pada pengetahuan tentang komposisi
mineral, kemungkinan dan keterbatasan analisis kimia mineral harus diketaui dengan
baik.

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
− Loup

− Kamera

− Alat tulis

− Koin perunggu

3.1.2 Bahan
− Form deskripsi batuan beku dan batuan metamorf

3.2 Prosedur
3.2.1 Prosedur Deskripsi Batuan Beku
− Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi

− Diamati dan dicatat warna segar dan warna lapuk pada batuan

− Diamati dan dicatat tekstur pada batuan dengan cara menentukan kristalinitas,
granularitas, serta febrik (bentuk kristal dan relasi) pada batuan

− Diamati dan dicatat komposisi mineral pada batuan, lalu ditentukan warna,
bentuk mineral dan presentasinya pada batuan

− Diamati dan dicatat struktur pada batuan

− Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi

− Difoto sampel batuan

3.2.2 Prosedur Deskripsi Batuan Metamorf


- Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
- Diamati dan dicatat warna segar dan warna lapuk pada batuan

- Diamati dan dicatat tekstur pada batuan

- Diamati dan dicatat komposisi mineral pada batuan, lalu ditentukan warna,
bentuk mineral dan presentasinya pada batuan
- Diamati dan dicatat struktur pada batuan

- Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi

- Difoto sampel batuan

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Deskripsi Mineral

4.1.1 Mineral Pada Batu Diorite

Gambar Mineral Warna/Kilap Sistem Kristal Golongan Mineral

Putih Keruh Triklin Mineral Silikat

Plagioklas

Hitam, Kilap Kaca Hexagonal Mineral Silikat

Piroksen

Hitam, Kilap Kaca Monoklin Mineral Silikat

HornBlende

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
4.1.2 Mineral Pada Batu Kuarsit

Gambar Mineral Warna, Kilap Sistem Kristal Golongan Mineral

Putih, Kilap Kaca Trigonal Mineral Silika

Kuarsa

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
4.2 Pengertian dan Genesa Batuan

4.2.1 Pengertian dan Genesa Batuan Metamorf

Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa
pada batuan yang sudah ada karena perubahan suhu, tekanan, atau suhu dan tekanan
secara bersamaan. Dimana proses metamorfosa itu sendiri merupakan suatu proses
perubahan pada batuan tersebut yang diakibatkan oleh tekanan, suhu, dan adanya
aktivitas kimia fluida atau gas. Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari
jenis batuan yang ada pada sebelumnya lalu terbentuk akibat dari adanya suatu tekanan
dan suhu yang terjadi pada fase padat. Akibat dari suhu dan tekanan yang tinggi
sehingga batuan metamorf ini terbentuk.

Batuan asal dari proses pembentukan batuan metamorf ini bisa hasil dari batuan beku,
batuan sedimen, ataupun batuan metamorf itu sendiri yang telah terbentuk sebelumnya.
Karena batuan metamorf ini terbentuk dari batuan asal yang terpengaruhi oleh tekanan
dan suhu bumi. Suhu bumi ini berasal dari inti bumi yang menghasilkan panas. Panas
bumi akan membentuk mineral-mineral penyusun batuan, dan salah satunya adalah
batuan metamorf. Faktor yang mempengaruhi keterbentukan batuan metamorf ini
berasal dari suhu dan tekanan. Suhu panas yang bersumber dari dalam bumi pada
temperatur tertentu membentuk mineral-mineral baru yang hasil akhirnya menjadi
sebuah batuan metamorf, atau bisa juga dari gesekan yang timbul akibat dari proses
terjadinya deformasi suatu massa batuan.

Gambar 2.2 Metamorfisme

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
Proses keterbentukan batuan metamorf ini bisa dikatakan tidak sempurna, sebab proses
perubahan batuan aslinya tidak terlalu besar yang berubah hanyalah kekompakannya
saja. Dan pada peningkatan suhu yang ekstrim suhu hampir mengenai titik lebur batuan
ataupun sampai meleburkan batuan itu sendiri, proses tersebut sudah bukan lagi
dikatakan sebagai proses keterbentukan batuan metamorf lagi melainkan sudah masuk
kedalam proses keterbentukan batuan menjadi magma. Sehingga proses keterbentukan
batuan metamorf ini harus benar-benar dalam keadaan padat dan pada suhu yang sesuai
dengan suhu pembentukan batuan metamorf.

4.2.2 Pengertian dan Genesa Batuan Sedimen

Batuan sedimen atau sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk dari campuran
material batuan yang telah ada sebelumnya kemudian mengalami proses sedimentasi
yang meliputi pelapukan, pengangkutan dan pengendapan. Batuan sedimen atau yang
dikenal juga dengan batuan endapan merupakan batuan yang terbentuk dari material
erosi yang mengalami proses pengendapan, materi erosi tersebut sebelumnya
mengalami proses pengangkutan dengan cara terdorong, terbawa dalam bentuk suspensi
ataupun melarut. Keterdapatan batuan sedimen lebih sedikit di kerak bumi jika
dibandingkan dengan batuan beku, yaitu sekitar 5%, namun 75% batuan sedimen
meliputi permukaan bumi.

Batuan sedimen memiliki sifat tertentu yaitu menunjukan adanya bidang perlapisan
yang membuktikan telah terjadinya proses sedimentasi, pada suatu batuan butir-butir
telah lepas dari batuan karena memiliki sifat klastik, sifat jejak yang menunjukan
adanya bekas tanda kehidupan, dan jika batuan sedimen hanya tersusun oleh satu
mineral maka akan berbentuk hablur. Sifat-sifat batuan sedimen ini pada intinya
diakibatkan oleh proses sedimentasi yang meliputi pelapukan, pengangkutan dan
pengendapan.
1. Proses Pelapukan
Proses pelapukan adalah proses perusakan, proses alterasi, proses fragsinasi pada batuan
yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia maupun biologi yang dimana hasil pelapukan
berupa material sedimen.
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
Pada saat proses pelapukan, sebagian mineral akan larut dan membentuk mineral baru,
hal inilah yang menyebabkan perbedaan komposisi pada batuan tersebut. Pelapukan
yang terjadi di alam merupakan pelapukan fisik, kimia, dan biologi yang bekerja secara
bersamaan namun salah satu dari ketiga faktor tersebut akan mendominasi. Dalam
bahasa yang sederhana pelapukan dapat diartikan sebagai proses perubahan dari batuan
menjadi tanah. Contoh dari pelapukan kimia yaitu pelarutan disebakan oleh air,
dehidrasi disebabkan adanya molekul air dalam mineral, dan karbonisasi disebabkan
oleh adanya unsur kalsium dalam mineral karbonat. Contoh dari pelapukan fisik atau
mekanik yaitu pemecahan batuan oleh suhu, pelapukan yang disebabkan oleh sinar
matahari. Contoh pelapukan biologi yaitu pelapukan batuan yang disebabkan oleh
lumut.
2. Proses Pengangkutan
Proses pengangkutan atau transportasi sedimen adalah proses pergerakan material
pelapukan yang disebabkan oleh media transportasi seperti angin, air, dan gravitasi yang
akhirnya akan mempengaruhi struktur sedimen. Proses pengangkutan akan
mempengaruhi komposisi mineral tergantung pada dekat atau jauhnya proses
transportasi. Komposisi mineral akibat transportasi yaitu:

- Mineral stabil, kemungkinan proses transportasi material tersebut cukup jauh dan
belum sempat mengendap.
- Mineral tidak stabil, terindikasi proses transportasi material masih dekat dengan
batuan asalnya.
- Mineral stabil dan mineral tidak stabil yang bercampur, dapat disebut proses
transportasi material belum jauh.
3. Proses Pengendapan
Proses pengendapan adalah proses perubahan material atau bahan sedimen menjadi
endapan padat yang tidak larut dalam air. Batuan sedimen dapat terbentuk akibat adanya
pengompakkan yang disebabkan oleh gravitasi, pemadatan secara berkala oleh adanya
tekanan dan penghabluran material menjadi mineral baru. Proses pengendapan dapat
terjadi di lingkungan pengendapan, baik di darat maupun di laut.

4.2.3 Pengertian dan Ganesa Batuan Beku

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma/lava hasil
kristalisasi dari mineral-mineral dalam bentuk agregasi yang saling interlocking.
Magma ialah suatu larutan pijar, umumnya terdiri dari senyawa-senyawa silikat yang
terdapat di dalam perut bumi, sedangkan magma yang keluar di permukaan bumi
disebut lava. Penggolongan batuan beku dapat dikelompokkan berdasarkan tempat
terbentuknya batuan serta senyawa kimia yang terkandung.

Berdasarkan proses pembentukan, Batuan Beku melibatkan beberapa proses utama,


yaitu :

1. Defrensiasi Magma
Defrensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi
dengan komposisi yang berbeda-beda akibat pengaruh migrasi ion-ion atau moleku-
molekul di dalam magma, perpindahan gas-gas, pemindahan cairan magma dengan
cairan magma lain dan filterpressing, pemindahan cairan sisa ke magma lain.
Defrensiasi magma terjadi selama proses pembekuan magma, dimana kristal-kristal
terbentuk tidak bersamaan, akan tetapi terjadi pemisahan-pemisahan antara kristal
dengan cairan magma yang disebut defrensiasi kristalisasi. Dalam urutan kristalisasi
menunjukkan bahwa mineral-mineral yang bersifat basa akan mengkristal terlebih
dahulu dan turun ke bawah sehingga terjadi pemisahan dalam magma, dimana magma
basa ada dibagian bawah, dan magma asam akan mengapung di atas magma basa.
Pemisahan ini disebut defrensiasi gravitasi.

2. Asimilasi
Asimilasi adalah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan sekitarnya
(wallrocks). Ini umumnya terjadi pada intrusi magma basa terhadap batuan asam.
Contoh reaksi antara magma gabroik dengan batuan samping granit akan menghasilkan
batuan beku diorite yang bersifat intermediate.

3. Proses Percampuran dari Magma


Selama kristalisasi berlangsung selalu ada kecenderungan nutuk mempertahankan
keseimbangan antara fase cair dan padat. Dalam hal ini kristal yang mula-mula
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
terbentuk akan bereaksi dengan cairan, sehingga berubah komposisinya. Reaksi ini
terjadi terus menerus pada kristalisasi mineral-mineral plagioklas (mulai dari plagioklas
basa sampai asam). Reaksi ini disebut Continuous Reaction Series. Pihak lain terjadi
kristalisasi mineralmineral ferromagnesium (mafik mineral) disebut Discontinuous
Reaction Series.

Batuan beku memiliki berbagai kompisi. Komposisi mineral pembentuk batuan beku
telah di jelaskan melalui Reaksi Bowen. Dalam proses pendinginan magma dimana
magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur
secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan tamperatur ini disertai mulainya
pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan
temperaturnya Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah
disusun oleh Bowen. Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali
terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Setelah pembentukkannya
Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun
terus dan pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral yang
terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang rendah. Mineral
disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini paling
banyak terdapat dan tersebar luas. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini
merupakan deret: “Solid Solution” yang merupakan reaksi menerus, artinya kristalisasi
Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal
ini Anortite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic
Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na (Sodic Plagioklas / Alkali
Plagioklas). Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium
Felspar ke mineral Muskovit dan yang terakhir mineral Kuarsa. Pada dasarnya sebagian
besar batuan beku hanya terdiri dari unsur unsur utama yaitu; Oksigen, silikon,
aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan magnesium. Unsur unsur utama yaitu;
oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan magnesium. Unsur
unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu feldspar, olivin, piroksen, ampibol,
kuarsa, dan mika. Mineral mineral ini menyusun lebih utama 95% volume batuan beku,
dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang magma asal.

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
4.3 Pembahasan Batuan

4.3.1 Batu Diorite

Batu diorit adalah salah satu dari jenis batuan beku yang tersusun antara batu granit
sampai batu gabro atau batu basalt. Batu diorit ini adalah batuan hasil intrusi yang
terjadi di kerak benua baik secara dike maupun sill. Batu diorit ini biasanya terbentuk di
atas lempeng konvergen dimana subduksi lempeng samudera menyusup ke bawah
lempeng benua. Batu diorit ini adalah batuan beku yang kasar atau sedang. Batu diorit
berwarna gabungan antara warna abu- abu dan pun warna hitam dan biasanya
mempunyai corak tertentu yang nampak hitam putih.

Kebanyakan batuan terbentuk sebab material- material yang sedang di dalam bumi
meluncur terbit dan lantas mengalami pembekuan (batuan yang terbentuk sebab proses
ini disebut dengan batuan beku). Ada pula batuan yang terbentuk sebab perpindahan
material dari satu lokasi yang berkumpul di lokasi baru dan seiring dengan berjalannya
waktu lantas material- material itu membeku dan menyusun sebuah batu. urusan ini pun
terjadi pada batu diorit dimana pembentukannya pun terjadi sebab sebuah proses.
Beberapa proses terbentuknya batu diorit antara beda sebagai berikut:

- “Partial melting” dari lempeng samudera bakal menghasilkan magma basaltik yang
naik dan mengintrusi batuan granit yang terdapat di lempeng benua.
- Terjadi proses difusi magma basaltik dan pun magma granit yang bakal naik di
lempeng benua baik secara dike maupun sill.
- Lelehan itu akan menghasilkan komposisi antara basalt dan granit
- Lelehan ini bakal mengkristal secara lambat dan lantas membentuk batu yang dikenal
dengan batu diorit.

Beberapa guna yang dipunyai oleh batu diorit antara beda adalah:

- Sebagai batuan ornamen dinding


- Lantai bangunan gedung
- Pengeras jalan

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
- Sebagai pondasi bangunan
- Sebagai gemstone atau batu yang dipakai sebagai perhiasan

Batu diorit biasanya terdiri dari plagioklas kaya natrium dengan hornblende dan biotit
lebih sedikit. Biasanya mengandung sedikit kuarsa. Ini membuat diorit batu berbutir
kasar dengan campuran yang kontras dari butiran mineral hitam dan putih. Diorit
terutama terdiri dari feldspar, plagioklas, amphibol dan mika, kadang-kadang dengan
sejumlah kecil ortoklas, kuarsa atau piroksen. Komposisi kimia dari batu ini adalah
perantara antara komposisi gabbro dan granit felsit.

Sifat fisik batuan digunakan untuk menentukan jenisnya dan mempelajari lebih lanjut
tentangnya. Ada berbagai sifat fisik diorit, seperti kekerasan, ukuran butir, ketahanan
aus, porositas, kilap, kekuatan, yang menentukannya. Sifat fisik batuan diorit sangat
penting untuk menentukan struktur dan penggunaannya.Sifat fisik batu diorit tergantung
pada pembentukannya. Sifat fisik batuan memainkan peran penting dalam menentukan
penerapannya dalam berbagai bidang. Batu diperkirakan pada skala kekerasan Mohs,
yang mengevaluasi mereka dari 1 hingga 10. Batu dengan kekerasan 1-3 adalah batu
lunak, 3-6 - batu kekerasan sedang, dan 6-10 - batu keras. Kekerasan diorit adalah 6-7,
sedangkan kuat tekannya adalah 225, 00 N / mm 2 . Diorit tidak hanya keras, tetapi juga
kental, yang menentukan ketahanan aus yang tinggi. Kecemerlangan diorit adalah
interaksi cahaya dengan permukaannya. Diorite adalah batu yang cemerlang. Membelah
itu tidak tersedia. Proporsi diorit adalah 2, 8-3. Sifatnya buram, dan kekuatan
dampaknya 2.1.

Di daerah diorit yang ditemukan di dekat permukaan, kadang-kadang ditambang untuk


digunakan sebagai puing-puing. Ia memiliki kekuatan, yang sebanding dengan granit.
Itu digunakan sebagai bahan utama dalam pembangunan jalan, bangunan dan tempat
parkir; digunakan sebagai batu drainase dan untuk mengendalikan erosi. Dalam industri
batu, diorite sering dipotong menjadi batu, ubin. Asbak, balok, pijakan, trotoar, dan
berbagai produk batu dibuat darinya. Batu Diorit dijual sebagai "granit". Industri batu
alam menggunakan nama "granit" untuk jenis apa pun dengan butiran feldspar yang
saling berjalin. Ini menyederhanakan diskusi dengan klien yang tidak tahu cara
mengidentifikasi batuan beku dan metamorf. Batu diorit sulit digunakan dalam patung
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
karena kekerasannya, komposisi bervariasi dan ukuran butir besar. Untuk alasan ini, itu
bukan batu pematung favorit, meskipun itu populer di kalangan perwakilan kuno dari
profesi ini di Timur Tengah.

4.3.2 Batu Kuarsit

Kuarsit adalah batuan metamorf nonfoliasi yang hampir seluruhnya terdiri dari kuarsa.
Itu terbentuk ketika batu pasir yang kaya kuarsa diubah oleh panas, tekanan, dan
aktivitas kimia metamorfisme. Kondisi ini merekristalisasi butiran pasir dan semen
silika yang mengikatnya. Hasilnya adalah jaringan butiran kuarsa yang saling terkait
dengan kekuatan luar biasa. Struktur kristal kuarsait yang saling terkait membuatnya
menjadi batu yang keras, tangguh, dan tahan lama. Ini sangat sulit sehingga menembus
butir kuarsa daripada menembus sepanjang batas di antara mereka. Ini adalah
karakteristik yang memisahkan kuarsit sejati dari batu pasir. Kuarsit biasanya berwarna
putih hingga abu-abu. Beberapa satuan batuan yang diwarnai oleh besi bisa berwarna
merah muda, merah, atau ungu. Kotoran lain dapat menyebabkan kuarsit berwarna
kuning, oranye, coklat, hijau, atau biru. Kandungan kuarsa kuarsit memberikannya
kekerasan sekitar tujuh pada Skala Kekerasan Mohs. Ketangguhannya yang ekstrim
menjadikannya batu favorit untuk digunakan sebagai alat benturan oleh orang-orang
awal. Fraktur konkoidnya memungkinkannya dibentuk menjadi alat pemotong besar
seperti kepala kapak dan pencakar. Teksturnya yang kasar membuatnya kurang cocok
untuk memproduksi alat-alat dengan tepi yang halus seperti pisau dan titik proyektil.

Kuarsit adalah salah satu batuan yang paling tahan lama secara fisik dan tahan kimia
yang ditemukan di permukaan Bumi. Ketika jajaran gunung menjadi aus karena cuaca
dan erosi, batuan yang kurang tahan dan kurang tahan lama hancur, tetapi kuarsit tetap
ada. Inilah sebabnya mengapa kuarsit begitu sering menjadi batu yang ditemukan di
puncak pegunungan dan menutupi sisi-sisinya sebagai sampah. Kuarsit juga merupakan
bekas tanah yang buruk. Tidak seperti feldspars yang terurai membentuk mineral
lempung, puing-puing pelapukan kuarsait adalah kuarsa. Oleh karena itu bukan jenis
batu yang berkontribusi baik untuk pembentukan tanah. Untuk alasan itu sering
ditemukan batuan dasar yang terbuka dengan sedikit atau tanpa penutup tanah. Kuarsit
dinilai sebagai bahan baku karena kandungan silika yang tinggi. Beberapa simpanan
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
yang tidak biasa memiliki kandungan silika lebih dari 98%. Ini ditambang dan
digunakan untuk memproduksi gelas, ferrosilicon, ferrosilicon mangan, logam silikon,
silikon karbida, dan bahan lainnya. Kuarsit dapat menjadi batu yang sangat menarik
ketika diwarnai oleh inklusi. Inklusi dari fuchsite (suatu varietas muskovit mika hijau
yang kaya akan kromium) dapat memberikan warna hijau yang menyenangkan pada
kuarsit. Jika kuarsit semitransparan terhadap tembus cahaya, serpihan mika yang datar
dapat memantulkan cahaya untuk menghasilkan kilau berkilauan yang dikenal sebagai
aventurescence. Bahan yang menampilkan properti ini dikenal sebagai "aventurine,"
bahan populer yang digunakan untuk memproduksi manik-manik, cabochon, batu jatuh,
dan ornamen kecil. Aventurine bisa berwarna merah muda atau merah ketika diwarnai
dengan zat besi. Termasuk dumortierite menghasilkan warna biru. Inklusi lain
menghasilkan aventurine putih, abu-abu, oranye, atau kuning. Kuarsit sering digunakan
sebagai alat oleh orang-orang awal.Pecah dengan fraktur conchoidal, yang membuatnya
berguna untuk alat dengan ujung tajam, seperti cangkul, kapak, dan pencakar. Meskipun
sangat sulit untuk diikat, beberapa orang kuno dapat mengikatnya menjadi bilah pisau
dan titik proyektil. Foto tersebut menunjukkan panah kuarsit yang ditemukan di
Alabama. Jika panah diputar di bawah cahaya terang, butiran di kuarsit menghasilkan
kilau berkilau.

Genesa atau Proses Terbentuknya Batu Kuarsit, Sebagian besar kuarsit terbentuk selama
aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen. Batu pasir yang lebih
awal terdeposisi selanjut akan termetamorfosis membentuk kuarsit akibat aktivitas di
batas lempeng tersebut. Kuatnya tekanan pada batas lempeng akan menghasilkan
lipatan serta patahan (sesar) dan juga penebalan kerak, yang selanjutnya membentuk
pegunungan. Kuarsit merupakan jenis batuan yang sangat penting pada pegunungan
lipatan di seluruh dunia. Kuarsit merupakan salah satu batuan yang paling resisiten di
permukaan bumi. Ketika suatu pegunungan mengalami pelapukan dan erosi, batuan
yang lainnya akan mudah hancur sedangkan kuarsit masih tetap bertahan. Inilah
sebabnya mengapa kuarsit sering ditemukan di puncak-puncak sampai pada sisi-sisi
pegunungan. Tidak seperti feldspar yang mudah lapuk menjadi lempung (tanah), kuarsit
sangat jarang membentuk tanah. Apabila batuan ini pecah, kuarsit masih akan tetap
konsisten berbentuk kuarsa. Inilah yang membuat kuarsit tidak dapat berkontribusi
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
dalam hal pembentukan tanah (soil). Kuarsit sering ditemukan sebagai batuan dasar
yang terbuka dengan sedikit ataupun tanpa lapisan penutup tanah.. Biasanya hal ini
disebabkan oleh kompresi tektonik. Butir pasir dari batu pasir meleleh dan mengkristal
kembali, disemen oleh silika.

4.4 Gambar Skala WentWorth

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
4.5 Gambar Klasifikasi Batuan Beku

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
4.6 Tekstur Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Metamorf

4.6.1 Tekstur Batuan Beku

Tekstur adalah hubungan antara mineral-mineral yang satu dengan yang lainnya dalam
suatu batuan yang meliputi hubungan antara kristalisasi granularitas dan fabrik.

1. Kristalinitas Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila
magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar.
Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan
tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal empat kelas derajat kristalisasi,
yaitu :
- Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal-kristal yang
nampak jelas.
- Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.
- Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2. Granularitas Granularitas adalah derajat besar butir kristal dari penyusun batuan
yang terdiri dari:
- Faneritik: kristal-kristal dari penyusunnya tampak jelas dan dapat dibedakan dengan
mata atau loupe.
- Afanitik: kristal-kristal dari penyusunnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
atau loupe.
Porpiritik, adanya mineral sulung atau fenokris dalam massa dasar kristal atau gelas:
Phaneroporfiritik: fenokris terdapat pada massa dasar kristal yang fanerik.

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
4.6.2 Tekstur Batuan Sedimen

Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan atau ciri fisik yang menyangkut
butir sedimen seperti besar butir dan kebundaran butir sedimen. Tekstur batuan sedimen
mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan
tersebut terutama proses transportasi dan pengendapanya dan juga dapat digunakan
untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batuan sedimen. Secara umum
batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik terdiri dari fragmen atau grain; massa dasar (matrik) dan
semen.
- Fragmen atau grain : batuan yang ukuranya > daripada pasir
- Massa dasar (Matrik) : butiran yang berukuran < daripada fragmen dan diendapkan
bersama-sama dengan fragmen
- Semen : material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan
setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau
oksida besi.
b) Tekstur batuan sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang
biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen
non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya.
Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
- Amorf : partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid,
non-kristalin
- Oolitik : tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid.
Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm
- Pisolitik : memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir
yang lebih besar, lebih dari 2mm
- Sakaroidal : terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran
yang sama besar
- Kristalin : tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar. Ukuran butir kristal
batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:
- berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
- berbutir sedang, dengan ukuran 1 - 5mm
- berbutir halus, dengan ukuran <1mm

4.6.3 Tekstur Batuan Metamorf


Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit
poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997). Secara umum struktur batuan metamorf
dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).

1. Struktur Foliasi, Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi
ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan
(gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau
kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970). Struktur foliasi yang ditemukan
adalah :

- Slaty Cleavage, Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat
rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak)

- Phylitic, Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan
mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)

- Schistosic, Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau


lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar.
Batuannya disebut schist (sekis).

- Gneissic/Gnissose, Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral


yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar
dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium).
Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya
disebut gneiss.

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

- Struktur batu diorite adalah masif, batu diorite ber-strukturkan massif karena batu
diorite tidak menunjukkan adanya sifat aliran atau jejak gas, atau tidak
menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.
- Batu kuarsit terbentuk melalui proses metamorfisme quartz-rich batupasir, terbentuk
selama aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen.
- Batu diorite dapat digunakan sebagai batu ornamen dinding, lantai bangunan
gedung, pengeras jalan, pondasi, bahkan dapat digunakan sebagai gamestone.

5.2 Saran

Praktikan berharap bahwa di praktikum yang akan datang, materi akan disampaikan
dengan baik, Kondisi saat ini membuat kita tidak bisa belajar secara maksimal tapi bisa
belajar lewat zoom dan lain-lain. Dan Praktikan sangat mengharapkan agar dipraktikum
selanjutnya bisa berjalan lebih baik

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
DAFTAR PUSTAKA

Balfas, Muhammad Dahlan. 2015, Geologi Untuk Pertambangan Umum, Yogyakarta :

Graha Ilmu.

Mulyani, Sri. 2018. Kristlografi & Mineralogi. Yogyakarta: Akprind Press.

Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram : Duta Pustaka Ilmu

https://rocks.comparenature.com/id/kuarsit-batu/model-15-0

https://id.scribd.com/presentation/389302237/Jenis-batuan-ppt

https://id.scribd.com/document/410973615/mineral-plagioklas

https://id.scribd.com/doc/263107443/Mineral-Hornblende

https://www.academia.edu/19606840/Genesa_Batuan_Metamorf

https://kelasips.com/batu-diorit/

https://www.academia.edu/18913420/Genesa_Batuan_Sedimen_dan_Klasifikasinya
(Diakses pada tanggal 09 November 2021)

Samarinda, 9 November 2021


Asisten Praktikum Praktikan

Muhammad Riski Ade Haris Fadillah


NIM. 1909086043 NIM. 2109086048
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
LAMPIRAN

Nama : Ade Haris Fadillah


Nim : 2109086048
Kelompok : 03
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03

Anda mungkin juga menyukai