NIM : 2109086048
KELOMPOK : 3 (TIGA)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral,
baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari
tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaanya. Mineralogi dibagi menjadi 2 bagian yaitu mineralogi fisik dan mineralogi
kimiawi. Mineralogi fisik adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat dari suatu
mineral. Sedanganya, mineralogi kimiawi adalah ilmu yang mempelajari tentang
sifatsifat kimia dari suatu mineral. Mineral adalah suatu benda padat homogen yang
terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas
tertentu, dan mempunyai atom yang tersusun teratur.
Oleh karena itu, praktikum kristalografi dan mineralogi sangatlah penting selain
dipelajari melalui perkuliahan juga merupakan pengenalan dan pembelajaran dalam
mendeskripsikan batuan beku yang bernama batu kuarsit dan diorite, batuan metamorf
yang bernama batu gneiss pada bab selanjutnya.
2.1 Mineral
Kata mineral memiliki banyak arti, tergantung dari segi apa kita meninjaunya. Mineral
dalam arti geologi adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang
tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik terentu, dan biasanya
berbentuk padat. Yang di maksut persenyawaan kimia asli adalah mineral harus
terbentuk secara alami oleh alam, karena banyak zat-zat yang sifatnya sama dengan
mineral dapat di buat di laboratorium. Mineral tersusun atas atom-atom serata
molekulmolekul dari unsur yang berbeda namun meiliki pola yag teratur. Karena
keteraturan ini membuat mineral empunyai sifat yang teratur. Mineralogi adalah salah
satu cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk
individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat-sifat
fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Minerologi
terdiri dari kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai
pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan awam. Sering diartikan sebagai
bahan bukan organik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dari batasan mineral oleh
beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam terbentuk
secara anorganikn mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktual homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang anorganik.
2.2 Batuan
Batuan merupakan satuan pembentuk kulit Bumi atau Outer shell dari bumi, sementara
mineral merupakan satuan pembentuk batuan. Kemungkinan 99% dari kulit Bumi
terdiri atas 20 mineral utama dari ribuan mineral yang ada di Bumi. Keberadaan
mineral Feldspar tidak hanya dominan dalam mineral Silikat, tetapi juga dominan
sebagai mineral-mineral pembentuk batuan. Walaupun ada ratusan mineral tetapi hanya
ada beberapa yang dijumpai mineral-mineral pembentuk batuan yang sebagian besar
adalah pembentuk batuan beku dan batuan sedimen. Untuk batuan metamorf sendiri
secara kimiawi sama dengan batuan beku dan sedimen. Adapun beberapa pandangan
mengenai batuan diantaranya yaitu
2. Menurut Para Geologiwan, Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang
bersatu membentuk kulit bumi. Dan Batuan adalah semua material yang membentuk
kulit bumi
3. Menurut Para Ahli Teknik Sipil Khususnya Ahli Geoteknik Istilah batuan hanya
untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi .Batuan adalah suatu bahan yang
keras dan koheren atau yang telah terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara
biasa, misalnya dengan cangkul dan belincong.
4. Menurut ASTM, Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral padat (solid)
berupa massa yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
1. Sistem magmatisme
Pembentukan mineral pada sistem magmatisme berlangsung dalam tubuh magma dapat
berada pada dapur magma, konduit (celah di sepanjang aliran magma dari dapur
magma ke reservoir magma atau dari reservoir magma ke zona pembekuannya),
reservoir magma (wadah berakumulasinya magma), pipa kepundan (celah yang
menghubungkan reservoir magma atau dapur magma dengan permukaan bumi) dan di
5. Sistem metamorfik
Mekanisme pembentukan mineral pada sistem metamorfik berlangsung ketika mineral
yang menyusun tubuh batuan mengalami penambahan suhu, penambahan tekanan dan
penambahan suhu dan tekanan, Tekanan akan bervariasi dalam tiap kedalaman.
Tekanan didefinisikan sebagai gaya yang dibagi perluas bidang tekan. Ada beberapa
tipe tekanan, disebut hydrostatic stress atau uniform stress. Jika tekanan tidak sama dari
segala arah, tekanan seperti ini disebut differential stress.
Kimia Mineral Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar,
karena beberapa sifat-sifat mineral/kristal tergantung kepadanya. Sifat-sifat mineral/
kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada susunan meruang
dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun kristal/mineral.
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin adalah
bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan dengan sifat-sifat fisik
dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur, kelistrikan dan konduktivitas
termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan secara langsung terhadap daya ikat.
Kimia mineral merupakan suatu ilmu yang dimunculkan pada awal abad ke-19, setelah
dikemukakannya "hukum komposisi tetap" oleh Proust pada tahun 1799, teori atom
Dalton pada tahun 1805, dan pengembangan metode analisis kimia kuantitatif yang
akurat. Karena ilmu kimia mineral didasarkan pada pengetahuan tentang komposisi
mineral, kemungkinan dan keterbatasan analisis kimia mineral harus diketaui dengan
baik.
METODOLOGI PERCOBAAN
− Kamera
− Alat tulis
− Koin perunggu
3.1.2 Bahan
− Form deskripsi batuan beku dan batuan metamorf
3.2 Prosedur
3.2.1 Prosedur Deskripsi Batuan Beku
− Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi
− Diamati dan dicatat warna segar dan warna lapuk pada batuan
− Diamati dan dicatat tekstur pada batuan dengan cara menentukan kristalinitas,
granularitas, serta febrik (bentuk kristal dan relasi) pada batuan
− Diamati dan dicatat komposisi mineral pada batuan, lalu ditentukan warna,
bentuk mineral dan presentasinya pada batuan
- Diamati dan dicatat komposisi mineral pada batuan, lalu ditentukan warna,
bentuk mineral dan presentasinya pada batuan
- Diamati dan dicatat struktur pada batuan
Plagioklas
Piroksen
HornBlende
Kuarsa
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses metamorfosa
pada batuan yang sudah ada karena perubahan suhu, tekanan, atau suhu dan tekanan
secara bersamaan. Dimana proses metamorfosa itu sendiri merupakan suatu proses
perubahan pada batuan tersebut yang diakibatkan oleh tekanan, suhu, dan adanya
aktivitas kimia fluida atau gas. Batuan metamorf merupakan batuan yang berasal dari
jenis batuan yang ada pada sebelumnya lalu terbentuk akibat dari adanya suatu tekanan
dan suhu yang terjadi pada fase padat. Akibat dari suhu dan tekanan yang tinggi
sehingga batuan metamorf ini terbentuk.
Batuan asal dari proses pembentukan batuan metamorf ini bisa hasil dari batuan beku,
batuan sedimen, ataupun batuan metamorf itu sendiri yang telah terbentuk sebelumnya.
Karena batuan metamorf ini terbentuk dari batuan asal yang terpengaruhi oleh tekanan
dan suhu bumi. Suhu bumi ini berasal dari inti bumi yang menghasilkan panas. Panas
bumi akan membentuk mineral-mineral penyusun batuan, dan salah satunya adalah
batuan metamorf. Faktor yang mempengaruhi keterbentukan batuan metamorf ini
berasal dari suhu dan tekanan. Suhu panas yang bersumber dari dalam bumi pada
temperatur tertentu membentuk mineral-mineral baru yang hasil akhirnya menjadi
sebuah batuan metamorf, atau bisa juga dari gesekan yang timbul akibat dari proses
terjadinya deformasi suatu massa batuan.
Batuan sedimen atau sedimentary rocks adalah batuan yang terbentuk dari campuran
material batuan yang telah ada sebelumnya kemudian mengalami proses sedimentasi
yang meliputi pelapukan, pengangkutan dan pengendapan. Batuan sedimen atau yang
dikenal juga dengan batuan endapan merupakan batuan yang terbentuk dari material
erosi yang mengalami proses pengendapan, materi erosi tersebut sebelumnya
mengalami proses pengangkutan dengan cara terdorong, terbawa dalam bentuk suspensi
ataupun melarut. Keterdapatan batuan sedimen lebih sedikit di kerak bumi jika
dibandingkan dengan batuan beku, yaitu sekitar 5%, namun 75% batuan sedimen
meliputi permukaan bumi.
Batuan sedimen memiliki sifat tertentu yaitu menunjukan adanya bidang perlapisan
yang membuktikan telah terjadinya proses sedimentasi, pada suatu batuan butir-butir
telah lepas dari batuan karena memiliki sifat klastik, sifat jejak yang menunjukan
adanya bekas tanda kehidupan, dan jika batuan sedimen hanya tersusun oleh satu
mineral maka akan berbentuk hablur. Sifat-sifat batuan sedimen ini pada intinya
diakibatkan oleh proses sedimentasi yang meliputi pelapukan, pengangkutan dan
pengendapan.
1. Proses Pelapukan
Proses pelapukan adalah proses perusakan, proses alterasi, proses fragsinasi pada batuan
yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia maupun biologi yang dimana hasil pelapukan
berupa material sedimen.
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
Pada saat proses pelapukan, sebagian mineral akan larut dan membentuk mineral baru,
hal inilah yang menyebabkan perbedaan komposisi pada batuan tersebut. Pelapukan
yang terjadi di alam merupakan pelapukan fisik, kimia, dan biologi yang bekerja secara
bersamaan namun salah satu dari ketiga faktor tersebut akan mendominasi. Dalam
bahasa yang sederhana pelapukan dapat diartikan sebagai proses perubahan dari batuan
menjadi tanah. Contoh dari pelapukan kimia yaitu pelarutan disebakan oleh air,
dehidrasi disebabkan adanya molekul air dalam mineral, dan karbonisasi disebabkan
oleh adanya unsur kalsium dalam mineral karbonat. Contoh dari pelapukan fisik atau
mekanik yaitu pemecahan batuan oleh suhu, pelapukan yang disebabkan oleh sinar
matahari. Contoh pelapukan biologi yaitu pelapukan batuan yang disebabkan oleh
lumut.
2. Proses Pengangkutan
Proses pengangkutan atau transportasi sedimen adalah proses pergerakan material
pelapukan yang disebabkan oleh media transportasi seperti angin, air, dan gravitasi yang
akhirnya akan mempengaruhi struktur sedimen. Proses pengangkutan akan
mempengaruhi komposisi mineral tergantung pada dekat atau jauhnya proses
transportasi. Komposisi mineral akibat transportasi yaitu:
- Mineral stabil, kemungkinan proses transportasi material tersebut cukup jauh dan
belum sempat mengendap.
- Mineral tidak stabil, terindikasi proses transportasi material masih dekat dengan
batuan asalnya.
- Mineral stabil dan mineral tidak stabil yang bercampur, dapat disebut proses
transportasi material belum jauh.
3. Proses Pengendapan
Proses pengendapan adalah proses perubahan material atau bahan sedimen menjadi
endapan padat yang tidak larut dalam air. Batuan sedimen dapat terbentuk akibat adanya
pengompakkan yang disebabkan oleh gravitasi, pemadatan secara berkala oleh adanya
tekanan dan penghabluran material menjadi mineral baru. Proses pengendapan dapat
terjadi di lingkungan pengendapan, baik di darat maupun di laut.
1. Defrensiasi Magma
Defrensiasi magma yaitu proses pemisahan magma homogen dalam fraksi-fraksi
dengan komposisi yang berbeda-beda akibat pengaruh migrasi ion-ion atau moleku-
molekul di dalam magma, perpindahan gas-gas, pemindahan cairan magma dengan
cairan magma lain dan filterpressing, pemindahan cairan sisa ke magma lain.
Defrensiasi magma terjadi selama proses pembekuan magma, dimana kristal-kristal
terbentuk tidak bersamaan, akan tetapi terjadi pemisahan-pemisahan antara kristal
dengan cairan magma yang disebut defrensiasi kristalisasi. Dalam urutan kristalisasi
menunjukkan bahwa mineral-mineral yang bersifat basa akan mengkristal terlebih
dahulu dan turun ke bawah sehingga terjadi pemisahan dalam magma, dimana magma
basa ada dibagian bawah, dan magma asam akan mengapung di atas magma basa.
Pemisahan ini disebut defrensiasi gravitasi.
2. Asimilasi
Asimilasi adalah proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan sekitarnya
(wallrocks). Ini umumnya terjadi pada intrusi magma basa terhadap batuan asam.
Contoh reaksi antara magma gabroik dengan batuan samping granit akan menghasilkan
batuan beku diorite yang bersifat intermediate.
Batuan beku memiliki berbagai kompisi. Komposisi mineral pembentuk batuan beku
telah di jelaskan melalui Reaksi Bowen. Dalam proses pendinginan magma dimana
magma itu tidak langsung semuanya membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur
secara perlahan bahkan mungkin cepat. Penurunan tamperatur ini disertai mulainya
pembentukan dan pengendapan mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan
temperaturnya Pembentukan mineral dalam magma karena penurunan temperatur telah
disusun oleh Bowen. Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali
terbentuk dalam temperatur sangat tinggi adalah Olivin. Setelah pembentukkannya
Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur menurun
terus dan pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya. Mineral yang
terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang rendah. Mineral
disebelah kanan diwakili oleh mineral kelompok Plagioklas, karena mineral ini paling
banyak terdapat dan tersebar luas. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini
merupakan deret: “Solid Solution” yang merupakan reaksi menerus, artinya kristalisasi
Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan menerus. Dalam hal
ini Anortite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering disebut Juga "Calcic
Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na (Sodic Plagioklas / Alkali
Plagioklas). Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium
Felspar ke mineral Muskovit dan yang terakhir mineral Kuarsa. Pada dasarnya sebagian
besar batuan beku hanya terdiri dari unsur unsur utama yaitu; Oksigen, silikon,
aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan magnesium. Unsur unsur utama yaitu;
oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan magnesium. Unsur
unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu feldspar, olivin, piroksen, ampibol,
kuarsa, dan mika. Mineral mineral ini menyusun lebih utama 95% volume batuan beku,
dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang magma asal.
Batu diorit adalah salah satu dari jenis batuan beku yang tersusun antara batu granit
sampai batu gabro atau batu basalt. Batu diorit ini adalah batuan hasil intrusi yang
terjadi di kerak benua baik secara dike maupun sill. Batu diorit ini biasanya terbentuk di
atas lempeng konvergen dimana subduksi lempeng samudera menyusup ke bawah
lempeng benua. Batu diorit ini adalah batuan beku yang kasar atau sedang. Batu diorit
berwarna gabungan antara warna abu- abu dan pun warna hitam dan biasanya
mempunyai corak tertentu yang nampak hitam putih.
Kebanyakan batuan terbentuk sebab material- material yang sedang di dalam bumi
meluncur terbit dan lantas mengalami pembekuan (batuan yang terbentuk sebab proses
ini disebut dengan batuan beku). Ada pula batuan yang terbentuk sebab perpindahan
material dari satu lokasi yang berkumpul di lokasi baru dan seiring dengan berjalannya
waktu lantas material- material itu membeku dan menyusun sebuah batu. urusan ini pun
terjadi pada batu diorit dimana pembentukannya pun terjadi sebab sebuah proses.
Beberapa proses terbentuknya batu diorit antara beda sebagai berikut:
- “Partial melting” dari lempeng samudera bakal menghasilkan magma basaltik yang
naik dan mengintrusi batuan granit yang terdapat di lempeng benua.
- Terjadi proses difusi magma basaltik dan pun magma granit yang bakal naik di
lempeng benua baik secara dike maupun sill.
- Lelehan itu akan menghasilkan komposisi antara basalt dan granit
- Lelehan ini bakal mengkristal secara lambat dan lantas membentuk batu yang dikenal
dengan batu diorit.
Beberapa guna yang dipunyai oleh batu diorit antara beda adalah:
Batu diorit biasanya terdiri dari plagioklas kaya natrium dengan hornblende dan biotit
lebih sedikit. Biasanya mengandung sedikit kuarsa. Ini membuat diorit batu berbutir
kasar dengan campuran yang kontras dari butiran mineral hitam dan putih. Diorit
terutama terdiri dari feldspar, plagioklas, amphibol dan mika, kadang-kadang dengan
sejumlah kecil ortoklas, kuarsa atau piroksen. Komposisi kimia dari batu ini adalah
perantara antara komposisi gabbro dan granit felsit.
Sifat fisik batuan digunakan untuk menentukan jenisnya dan mempelajari lebih lanjut
tentangnya. Ada berbagai sifat fisik diorit, seperti kekerasan, ukuran butir, ketahanan
aus, porositas, kilap, kekuatan, yang menentukannya. Sifat fisik batuan diorit sangat
penting untuk menentukan struktur dan penggunaannya.Sifat fisik batu diorit tergantung
pada pembentukannya. Sifat fisik batuan memainkan peran penting dalam menentukan
penerapannya dalam berbagai bidang. Batu diperkirakan pada skala kekerasan Mohs,
yang mengevaluasi mereka dari 1 hingga 10. Batu dengan kekerasan 1-3 adalah batu
lunak, 3-6 - batu kekerasan sedang, dan 6-10 - batu keras. Kekerasan diorit adalah 6-7,
sedangkan kuat tekannya adalah 225, 00 N / mm 2 . Diorit tidak hanya keras, tetapi juga
kental, yang menentukan ketahanan aus yang tinggi. Kecemerlangan diorit adalah
interaksi cahaya dengan permukaannya. Diorite adalah batu yang cemerlang. Membelah
itu tidak tersedia. Proporsi diorit adalah 2, 8-3. Sifatnya buram, dan kekuatan
dampaknya 2.1.
Kuarsit adalah batuan metamorf nonfoliasi yang hampir seluruhnya terdiri dari kuarsa.
Itu terbentuk ketika batu pasir yang kaya kuarsa diubah oleh panas, tekanan, dan
aktivitas kimia metamorfisme. Kondisi ini merekristalisasi butiran pasir dan semen
silika yang mengikatnya. Hasilnya adalah jaringan butiran kuarsa yang saling terkait
dengan kekuatan luar biasa. Struktur kristal kuarsait yang saling terkait membuatnya
menjadi batu yang keras, tangguh, dan tahan lama. Ini sangat sulit sehingga menembus
butir kuarsa daripada menembus sepanjang batas di antara mereka. Ini adalah
karakteristik yang memisahkan kuarsit sejati dari batu pasir. Kuarsit biasanya berwarna
putih hingga abu-abu. Beberapa satuan batuan yang diwarnai oleh besi bisa berwarna
merah muda, merah, atau ungu. Kotoran lain dapat menyebabkan kuarsit berwarna
kuning, oranye, coklat, hijau, atau biru. Kandungan kuarsa kuarsit memberikannya
kekerasan sekitar tujuh pada Skala Kekerasan Mohs. Ketangguhannya yang ekstrim
menjadikannya batu favorit untuk digunakan sebagai alat benturan oleh orang-orang
awal. Fraktur konkoidnya memungkinkannya dibentuk menjadi alat pemotong besar
seperti kepala kapak dan pencakar. Teksturnya yang kasar membuatnya kurang cocok
untuk memproduksi alat-alat dengan tepi yang halus seperti pisau dan titik proyektil.
Kuarsit adalah salah satu batuan yang paling tahan lama secara fisik dan tahan kimia
yang ditemukan di permukaan Bumi. Ketika jajaran gunung menjadi aus karena cuaca
dan erosi, batuan yang kurang tahan dan kurang tahan lama hancur, tetapi kuarsit tetap
ada. Inilah sebabnya mengapa kuarsit begitu sering menjadi batu yang ditemukan di
puncak pegunungan dan menutupi sisi-sisinya sebagai sampah. Kuarsit juga merupakan
bekas tanah yang buruk. Tidak seperti feldspars yang terurai membentuk mineral
lempung, puing-puing pelapukan kuarsait adalah kuarsa. Oleh karena itu bukan jenis
batu yang berkontribusi baik untuk pembentukan tanah. Untuk alasan itu sering
ditemukan batuan dasar yang terbuka dengan sedikit atau tanpa penutup tanah. Kuarsit
dinilai sebagai bahan baku karena kandungan silika yang tinggi. Beberapa simpanan
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
yang tidak biasa memiliki kandungan silika lebih dari 98%. Ini ditambang dan
digunakan untuk memproduksi gelas, ferrosilicon, ferrosilicon mangan, logam silikon,
silikon karbida, dan bahan lainnya. Kuarsit dapat menjadi batu yang sangat menarik
ketika diwarnai oleh inklusi. Inklusi dari fuchsite (suatu varietas muskovit mika hijau
yang kaya akan kromium) dapat memberikan warna hijau yang menyenangkan pada
kuarsit. Jika kuarsit semitransparan terhadap tembus cahaya, serpihan mika yang datar
dapat memantulkan cahaya untuk menghasilkan kilau berkilauan yang dikenal sebagai
aventurescence. Bahan yang menampilkan properti ini dikenal sebagai "aventurine,"
bahan populer yang digunakan untuk memproduksi manik-manik, cabochon, batu jatuh,
dan ornamen kecil. Aventurine bisa berwarna merah muda atau merah ketika diwarnai
dengan zat besi. Termasuk dumortierite menghasilkan warna biru. Inklusi lain
menghasilkan aventurine putih, abu-abu, oranye, atau kuning. Kuarsit sering digunakan
sebagai alat oleh orang-orang awal.Pecah dengan fraktur conchoidal, yang membuatnya
berguna untuk alat dengan ujung tajam, seperti cangkul, kapak, dan pencakar. Meskipun
sangat sulit untuk diikat, beberapa orang kuno dapat mengikatnya menjadi bilah pisau
dan titik proyektil. Foto tersebut menunjukkan panah kuarsit yang ditemukan di
Alabama. Jika panah diputar di bawah cahaya terang, butiran di kuarsit menghasilkan
kilau berkilau.
Genesa atau Proses Terbentuknya Batu Kuarsit, Sebagian besar kuarsit terbentuk selama
aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen. Batu pasir yang lebih
awal terdeposisi selanjut akan termetamorfosis membentuk kuarsit akibat aktivitas di
batas lempeng tersebut. Kuatnya tekanan pada batas lempeng akan menghasilkan
lipatan serta patahan (sesar) dan juga penebalan kerak, yang selanjutnya membentuk
pegunungan. Kuarsit merupakan jenis batuan yang sangat penting pada pegunungan
lipatan di seluruh dunia. Kuarsit merupakan salah satu batuan yang paling resisiten di
permukaan bumi. Ketika suatu pegunungan mengalami pelapukan dan erosi, batuan
yang lainnya akan mudah hancur sedangkan kuarsit masih tetap bertahan. Inilah
sebabnya mengapa kuarsit sering ditemukan di puncak-puncak sampai pada sisi-sisi
pegunungan. Tidak seperti feldspar yang mudah lapuk menjadi lempung (tanah), kuarsit
sangat jarang membentuk tanah. Apabila batuan ini pecah, kuarsit masih akan tetap
konsisten berbentuk kuarsa. Inilah yang membuat kuarsit tidak dapat berkontribusi
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
dalam hal pembentukan tanah (soil). Kuarsit sering ditemukan sebagai batuan dasar
yang terbuka dengan sedikit ataupun tanpa lapisan penutup tanah.. Biasanya hal ini
disebabkan oleh kompresi tektonik. Butir pasir dari batu pasir meleleh dan mengkristal
kembali, disemen oleh silika.
Tekstur adalah hubungan antara mineral-mineral yang satu dengan yang lainnya dalam
suatu batuan yang meliputi hubungan antara kristalisasi granularitas dan fabrik.
1. Kristalinitas Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila
magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar.
Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan
tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal empat kelas derajat kristalisasi,
yaitu :
- Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal-kristal yang
nampak jelas.
- Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.
- Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
2. Granularitas Granularitas adalah derajat besar butir kristal dari penyusun batuan
yang terdiri dari:
- Faneritik: kristal-kristal dari penyusunnya tampak jelas dan dapat dibedakan dengan
mata atau loupe.
- Afanitik: kristal-kristal dari penyusunnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa
atau loupe.
Porpiritik, adanya mineral sulung atau fenokris dalam massa dasar kristal atau gelas:
Phaneroporfiritik: fenokris terdapat pada massa dasar kristal yang fanerik.
Tekstur batuan sedimen adalah segala kenampakan atau ciri fisik yang menyangkut
butir sedimen seperti besar butir dan kebundaran butir sedimen. Tekstur batuan sedimen
mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialami batuan
tersebut terutama proses transportasi dan pengendapanya dan juga dapat digunakan
untuk menginterpretasikan lingkungan pengendapan batuan sedimen. Secara umum
batuan sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Tekstur klastik
Unsur dari tekstur klastik terdiri dari fragmen atau grain; massa dasar (matrik) dan
semen.
- Fragmen atau grain : batuan yang ukuranya > daripada pasir
- Massa dasar (Matrik) : butiran yang berukuran < daripada fragmen dan diendapkan
bersama-sama dengan fragmen
- Semen : material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan
setelah fragmen dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau
oksida besi.
b) Tekstur batuan sedimen Non-Klastik
Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang
biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen
non-klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya.
Macam-macam tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :
- Amorf : partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid,
non-kristalin
- Oolitik : tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid.
Berkoloni atau berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm
- Pisolitik : memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir
yang lebih besar, lebih dari 2mm
- Sakaroidal : terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran
yang sama besar
- Kristalin : tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar. Ukuran butir kristal
batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:
- berbutir kasar, dengan ukuran >5mm
Nama : Ade Haris Fadillah
Nim : 2109086048
Kelompok : 03
- berbutir sedang, dengan ukuran 1 - 5mm
- berbutir halus, dengan ukuran <1mm
1. Struktur Foliasi, Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi
ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan
(gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau
kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970). Struktur foliasi yang ditemukan
adalah :
- Slaty Cleavage, Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat
rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak)
- Phylitic, Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan
mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Struktur batu diorite adalah masif, batu diorite ber-strukturkan massif karena batu
diorite tidak menunjukkan adanya sifat aliran atau jejak gas, atau tidak
menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam dalam tubuhnya.
- Batu kuarsit terbentuk melalui proses metamorfisme quartz-rich batupasir, terbentuk
selama aktivitas pembentukan pegunungan di batas lempeng konvergen.
- Batu diorite dapat digunakan sebagai batu ornamen dinding, lantai bangunan
gedung, pengeras jalan, pondasi, bahkan dapat digunakan sebagai gamestone.
5.2 Saran
Praktikan berharap bahwa di praktikum yang akan datang, materi akan disampaikan
dengan baik, Kondisi saat ini membuat kita tidak bisa belajar secara maksimal tapi bisa
belajar lewat zoom dan lain-lain. Dan Praktikan sangat mengharapkan agar dipraktikum
selanjutnya bisa berjalan lebih baik
Graha Ilmu.
Zuhdi, Muhammad. 2019. Buku Ajar Pengantar Geologi. Mataram : Duta Pustaka Ilmu
https://rocks.comparenature.com/id/kuarsit-batu/model-15-0
https://id.scribd.com/presentation/389302237/Jenis-batuan-ppt
https://id.scribd.com/document/410973615/mineral-plagioklas
https://id.scribd.com/doc/263107443/Mineral-Hornblende
https://www.academia.edu/19606840/Genesa_Batuan_Metamorf
https://kelasips.com/batu-diorit/
https://www.academia.edu/18913420/Genesa_Batuan_Sedimen_dan_Klasifikasinya
(Diakses pada tanggal 09 November 2021)