Disusun oleh:
KELOMPOK 1
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................II
BAB 1......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Tujuan........................................................................................................4
1.4. Manfaat......................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1. Pengertian Mineral........................................................................................6
2.2. Proses Pembentukan Mineral........................................................................6
2.3. Sifat Fisik Mineral.........................................................................................7
2.4. Warna............................................................................................................7
2.5. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Warna Mineral..........................8
BAB 3..............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
II
BAB 1
PENDAHULUAN
3
atau mekanisme kristalisasi yaitu sistem magmatik, sistem air permukaan dan
bawah permukaan, sistem hidrotermal, sistem pegmatik dan sistem.
Masing-masing sistem kristalisasi tersebut menentukan sifat-sifatnya, meliputi
sifat fisik, sifat kimia dan sifat optis mineral. Sifat mineral digunakan untuk
mengidentifikasi nama mineral. Sifat fisik dapat diaplikasikan untuk
identifikasi mineral di lapangan dan utamanya untuk identifikasi mineral
berukuran makro. Sifat kimia mineral menentukan komposisi kimianya. Sifat
optis mineral digunakan untuk mengidentifikasi mineral yang berukuran
mikro. Pada makalah ini akan dibahas mengenai sifat fisik mineral
berdasarkan warna yang dipengaruhi oleh beberapa factor beserta contoh-
contohnya.
1.3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian Mineral
b. Mengetahui proses pembentukan mineral
c. Mengetahui sifat fisik mineral
d. Mengetahui sifat fisik mineral berdasarkan warnanya
e. Mengetahui Factor yang mempengaruhi pembentukan warna mineral
f. Mengetahui pengertian transparansi (Transparency)
g. Mengetahui penegrtian Fluorescent
1.4. Manfaat
a. Dapat mengetahui pengertian Mineral
b. Dapat mengetahui proses pembentukan mineral
4
c. Dapat mengetahui sifat fisik mineral
d. Dapat mengetahui sifat fisik mineral berdasarkan warnanya
e. Dapat mengetahui Faktor yang mempengaruhi pembentukan warna
mineral
f. Dapat mengetahui pengertian transparansi (Transparency)
g. Dapat mengetahui pengertian Fluorescent
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Mineral dapat didefinisikan sebagai benda atau bahan alam yang sebagian
besar menghablur (kristal) ada dalam kerak bumi yang mempunyai susunan
kimia tertentu dan bersifat homogen. Sebagian besar dari mineral ini terdapat
dalam keadaan padat, juga dalam keadaan cair seperti minyak bumi dan gas
seperti gas bumi. Adapula dalam keadaan amorf, artinya tidak mempunyai
susunan tetap dan kristal tersendiri.
6
mineral yangtelah ada sebelumnya. Proses ini umumnya terjadi saat
proses metamorfisme
Reaksi Padat-Cair atau Padat-Gas
Terjadi ketika suatu mineral kontak dengan suatu cairan atau gas, maka
atom-atom mineral tersebut akan bereaksi dengan atom pembentuk
cairan atau gas tersebut kemudian membentuk ikatan dan menghasilkan
suatu mineral baru. Proses ini umumnya terjadi pada berbagai proses
pembentukan mineral, proses pelapukan, pembentukan urat, serta proses
metamorfisme.
Sifat fisik mineral adalah kenampakan fisik mineral yang dapat diamati
tanpa menggunakan bantuan alat. Sifat fisik mineral meliputi warna, cerat,
perawakan, bentuk, kilap, kekerasan dan berat jenis. Sifat fisik mineral
mencerminkan pertumbuhan mineral, sifat-sifatnya dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan geologi di mana mineral tersebut terbentuk (pada kondisi oksidasi
atau reduksi), asosiasi mineral tersebut dengan mineral yang menyertainya,
dan mekanisme pembentukannya.
2.4. Warna
Mineral dapat mimiliki warna yang tetap dan warna yang berubah-ubah.
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada
mineral disebut Idiochromatic. Contohnya Sulfur berwarna kuning,
Magnetite berwarna hitam dan Pyrite berwarna kuning loyang. Warna
mineral akibat adanya campuran atau pengotoran dengan unsur lain, sehingga
memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya disebut
Allochromatic. Contohnya Halite , warna dapat berubah-ubah abu-abu,
kuning, coklat gelap, merah muda, biru bervariasi. Kemudian ada Kwarsa
yang tak berwarna, tetapi karena ada campuran atau pengotoran, warna
berubah menjadi violet (amethyst), merah muda, coklat-hitam.
7
Idiochromatic
(Sulfur berwarna kuning)
Allochromatic
(Halit yang memiliki warna berubah-ubah)
8
Kaolinit (Al2O3. 2SiO2 )
Auripigment (As2S3)
Serpentin
4. Biru Beryl
Beryl
9
Augite
Quartz
10
Apatite jika mengalami pengotoran Fe
11
Kuarsa mengalami pengotoran Cu
(Kalsedon)
Mineral Silikat pada Lingkungan Hidrotemal Suhu Tinggi
12
(Rhodokrosit)
Mineral Karbonat pada Lingkungan Hidrotermal Suhu Rendah
13
diarahkan ke mineral tersebut. Cahaya ini menyebabkan elektron dalam
mineral untuk sementara melompat ke orbit yang lebih tinggi dalam struktur
atom. Begitu elektron kembali ke orbit sebelumnya, sejumlah kecil energi
dilepaskan dalam bentuk panjang gelombang cahaya yang berbeda dari apa
yang disinari ke dalamnya. Hal ini akan menghasilkan perubahan warna
yang terlihat dari mineral tersebut. Dari seluruh mineral yang ada, hanya
sekitar 10-15% mineral yang memiliki fluoresensi yang dapat dilihat oleh
manusia, mineral ini harus mengandung 'aktivator' (kation logam) dalam
konsentrasi tertentu. Aktivator logam yang berbeda akan menghasilkan
warna yang berbeda.
Cahaya Normal
Terkena Sinar UV
14
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Mineral adalah benda atau bahan alam yang sebagian besar menghablur
yang terletak dalam kerak bumi yang mempunyai susunan kimia tertentu dan
bersifat homogen yang dapat berupa zat padat, cair, maupun gas. Mineral
terbentuk melalui serangkaian proses yang cukup panjang, antara lain
penguapan dari larutan, penyubliman gas, kristalisasi, pertumbuhan fasa
padat, dan reaksi padat-cair atau padat-gas. Mineral memiliki banyak sifat
fisik, diantaranya warna, transparansi, dan berpendar yang dimana mineral
satu dengan lainnya memiliki karakteristiknya tersendiri. Warna pada mineral
yang berbeda-beda dipengaruhi oleh bahan penyusunnya, pengotor di
dalamnya, dan lingkungan pembentukannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16