Anda di halaman 1dari 40

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim
Assalamualaikum.wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat ridha dan hidayah-Nya sehingga
dapat terselesaikannya laporan akhir “Mineral dan Mineralografi” ini. Tak lupa
shalawat salam semoga tercurahkan kepada Habibana Wannabiyyana
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama Islam.
Kemudian dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman dan instruktur Laboratorium Petrologi Teknik Pertambangan
Universitas Islam Bandung karena atas bimbingannya sehingga saya mampu
menyelesaikan laporan akhir “Mineral dan Mineralografi”
Sebelumnya penulis ingin meminta maaf atas kekurangan laporan praktikum
Petrologi ini, mengingat banyak kendala yang saya alami dalam pembuatan
laporan ini dan dalam proses untuk menyusun laporan ini.
Akhirul kalam, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat. Kritik dan
saran serta bahan masukan masih sangat saya perlukan guna menyempurnakan
laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Bandung, 10 Oktober 2022

Zamzam Muhammad Akbar


10070121101

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ......................................................................1
1.2.1 Maksud ...............................................................................1
1.2.2 Tujuan .................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................2


2.1 Pengertian Mineral dan Mineralogi ...............................................2
2.2 Proses Terbentuknya Mineral .......................................................2
2.3 Bentuk Mineral ..............................................................................6

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN .....................................................7


3.1 Tugas ...........................................................................................7
3.2 Pembahasan ................................................................................8

BAB IV ....................................................................................................34

ANALISA ................................................................................................34

BAB V KESIMPULAN .............................................................................35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................36

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mineral adalah suatu zat padat anorganik yang mempunyai unsur kimiawi
yang terbentuk secara alami dengan mempunyai sisitem kristal, mineral
mempunyai manfaat seperti menjadi obat, aksesoris, dan lain – lain.
Jawa Barat sebagai bagian dari Pulau Jawa merupakan pulau terluar dari
busur selatan Asia, disamping itu dengan adanya penunjaman ini maka Pulau
Jawa memiliki kondisi geologi yang unik dan rumit. Pada jaman pra tersier Jawa
Barat merupakan kompleks melange yaitu zone percampuran antara batuan kerak
samudra dengan batuan kerak benua. Terdiri dari batuan metamorf vulkanik dan
batuan beku, yang diketahui hanya dari data pemboran dibagian utara laut Jawa
barat (Martodjojo,1984)
Berdasarkan hasil pengamatan mahasiswa di universitas Padjajaran
Bandung daerah bandung memiliki litologi yang berbeda terdiri dari
andesit terubah, tuf litik terubah, dan tuf kristaltberubah. Mineral alterasi yang ber
kembang di daerah penelitian didominasi mineral alterasi pH netral, yaitu
kuarsa sekunder, kalsit, epidot, montmorilonit, illit, smektit, klorit, oksida besi, dan
pirit, serta beberapa mineral pH asam seperti kaolinit, kristobalit, anhidrit, dan
haloysit.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Maksud
Maksud dari pembelajaran dalam praktikum ini untuk mengetahui
mengenai cara pengklasifikasian Mineral.
1.2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tentang mineral dan mineralografi
2. Untuk dapat mengetahui dan memahami Klasifikasi mineral
3. Untuk mengetahui proses keterbentukan mineral

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mineral dan Mineralogi

Mineral didefinisikan sebagai zat padat yang terbentuk secara alami dan anorganik
dengan sifat komposisi kimia yang bervariasi, biasanya dibatasi oleh bentuk kristal dan
sifat fisik lainnya. Mineral terbentuk dari agregat kristal. Kristal, atau sering disebut kristal,
adalah padatan yang memiliki susunan atau struktur atom atau molekul tertentu dan juga
merupakan hasil pertumbuhan dari larutan yang dibatasi oleh bidang-bidang yang
disebut permukaan kristal. Mineral adalah padatan anorganik yang terbentuk secara
alami, memiliki komposisi kimia tertentu, memiliki struktur kristal yang terdefinisi dengan
baik, dan dapat menjelma menjadi bentuk geometris tertentu. Yang lain percaya bahwa
mineral adalah zat kristal yang ada di kerak bumi dan homogen secara fisik dan kimia.
Mineral ini merupakan senyawa anorganik di alam, karena banyak zat yang memiliki sifat
yang sama.

Sumber : Khattak, Owais,2015


Gambar 2.1
Mineral

2.2 Proses Terbentuknya Mineral

Secara umum proses pembentukan mineral-mineral tersebut, baik logam


maupun non-logam, dapat terbentuk dari mineralisasi yang disebabkan oleh aktivitas
magmatik, dan selain itu mineral-mineral tersebut merupakan hasil alterasi, i. Dapat juga
dihasilkan dari mineral yang ada berdasarkan faktor Dengan demikian, proses
pembentukan mineral dapat dibagi menjadi beberapa proses.

2
3

Secara khusus, mereka menghasilkan jenis mineral tertentu secara ekonomis, atau hanya
yang termineralisasi.
Proses Magmatis Proses ini terutama berasal dari magma primer, yang bersifat
hiper-basa kemudian didinginkan dan dibekukan untuk membentuk mineral silikat dan
bijih. Pada suhu tinggi (>600˚C), fase magma cair mulai terbentuk baik mineral logam
maupun non-logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan suhu pendinginan
pada saat itu. Saat magma menyusup, suhu atau tekanan turun dan kristalisasi mineral
silikat oleh deret bowen terjadi.

Sumber : Irfan, 2013


Gambar 2.2
Contoh Pembentukan Mineral Akibat Magmatisme

1. Metasomatisme

Metasomatosis adalah proses kontak yang terjadi antara batuan dengan


hidrotermal atau fluida lainnya. Proses ini terjadi ketika magma yang panas, cair,
dan berpijar masuk ke dalam batuan, memungkinkan magma mendingin dan
kemudian turun, membentuk intrusi. Proses ini melibatkan tekanan dan suhu yang
sangat tinggi, terutama dalam kontak dengan magma dan batuan lateral yang
dilaluinya. Lokasi atau bentuk sebaran mineral yang terjadi pada proses
metasomatik sangat bergantung pada struktur batuan intrusi.

Sumber : Syahra, 2013


Gambar 2.3
Proses Pembentukan Metasomatisme
4

2. Sublimasi
Mineral-mineral yg terbentuk menurut proses penghablur menurut uap atau gas,
namun jua menjadi output hubungan gas yg lain atau gas menggunakann
batuan . Contoh yg generik menurut sumblimasi merupakan pembentukan salju,
menjadi output penghabluran uap air, yg pribadi terjadi seperti halite, salmoniak
(NH4Cl), belerang, asam borat, ferri klorida dll.

Sumber : Reza, 2015


Gambar 2.4
Proses Pembentukan Sublimasi

3. Sedimentasi
Proses Sedimentasi adalah endapan yang terbentuk dari proses pengendapan
dari berbagai macam mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan
asalnya, yang kemudian terakumulasi dan tersedimentasikan pada suatu tempat.

Sumber : Desi, 2016


Gambar 2.5
Proses Pembentukan Sedimentasi

4. Evaporasi
Proses evaporasi medula adalah proses terbentuknya mineral di daerah beriklim
panas dan kering sebagai akibat dari proses evaporasi. Ini berarti bahwa mineral
terlarut dalam air tetap berada di dalam air selama penguapan. Mineral yang
dihasilkan dari proses penguapan ini menciptakan endapan mineral non- logam.
5

Endapan evaporasi ini berasal dari air danau dan laut yang tertutup. Proses
penguapan menghasilkan tiga endapan, yaitu di endapkan oleh air laut, danau,
dan air tanah.

Sumber : Budisma, 2015


Gambar 2.6
Proses Evaporasi
5. Hidrothermal
Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan
tekanan yang sangat rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya.
Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat dijumpai sebagai proses endapan
hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses mineralisasi
berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas
mineral-mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan- bukaan batuan.

Sumber : Lukua, 2012


Gambar 2.7
Proses Pembentukan Hidrothermal

6. Konsentrasi Mekanik dan Resudial


Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan dan
pengendapan terjadi di tempat yang sama, dengan kata lain tanpa mengalami
transportasi (baik dengan media air atau angin) seperti endapan sedimen yang
lainnya. Proses pelapukan (weathering) biasanya terjadi secara fisika dan kimia.
6

7. Proses Pengkayaan Supergen


Tubuh bijih yg muncul dekat permukaan akan mengalami pelapukan karena
rembesan air & udara. Perembesan tersebut menyababkan pelapukan dan
pelarutan sehingga batuan asalnya yang kompak menjadi poros dengan batuan
yang terbentuk disebut gossan. Mineral primer di daerah ini mengalami oksidasi
smpai batas muka air tanah, daerah diatas muka air tanah disebut zona oksidasi.
Pada zona oksidasi akan terakumulasi mineral oksida sekunder limonitdgn ciri2
khusus. Proses pengayaan oksida tersebut bisa juga terbentuk dari mineral sulfida
dan terjadi di zona oksidasi. Lalu terjadi pelarutan garam-garam & asam sulfat
lewat zona sulfidasi.

Sumber : Dimas, 2018


Gambar 2.8
Proses Pembentukan Pengkayaan Supergen

8. Metamorfisme
Proses ini akan menyebabkan mineral-mineral yang telah ada berubah dan menjadi
endapan-endapan mineral baru. Hal-hal yang mempengaruhi proses
metamorfisme ini ada suhu yang tinggi, tekanan dan pengaruh air.
2.3 Bentuk Mineral

Jika mineral memiliki wajah kristal yang berbeda, morfologi mineral dikatakan
kristal. Mineral yang tidak memiliki batas kristal yang jelas disebut amorf. Mineral jarang
ada di alam dalam bentuk kristal atau amorf yang ideal, karena keadaan mineral selama
pertumbuhan biasanya digagalkan oleh proses lain. Bentuk-bentuk mineral ini dibedakan
menjadi beberapa struktur, diantaranya yaitu :

1. Granular: terdiri atas butiran-butiran mineral yang memiliki dimensi sama.


2. Struktur kolom : terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya ramping.
3. Struktur lembaran : tabular, konsentris, foliasi.
4. Struktur imitasi : asikular, liformis, membilah
BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Deskripsikan 5 mineral yang telah disediakan
3.1.2 Jelaskan & gambarkan genesa mineral. Serta berikan contoh
mineralnya beserta foto dan pendeskripsiannya masing-maisng 2
mineral.
3.1.3 Membuat mindmap semenarik mungkin tentang klasifikasi mineral
menurut barzellius
3.1.4 Membuat rangkuman mengenai mineral logam dan nonlogam beserta
manfaatnya
3.1.5 Menjelaskan mengenai Mandala Metalogenik
3.1.6 Mencari lokasi keterdapatan perusahaan bahan galian mineral non
logam dan logam pada peta Indonesia

7
8

3.2 Pembahasan
1. Berikut ini merupakan pendeskripsian mineral:
Tabel 3.1
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 188/ 2022
2. Warna Transparant
3. Kilap Kaca
4. Kekerasan <2,5
5. Pecahan Subconchodial
6. Belahan Sempurna
7. Ketahanan Britle
8. Gores Putih
9. Kemagnetan -
10. Transparansi Transparant
11. Perawakan Membenang
12. Nama Mineral Calsite
13. Golongan Carbonat
14. Sistem Kristal Trigonal
15. Manfaat Industri Kimia : pembentuk kapur
16. Berat Jenis 2,7
Gambar Sketsa
9

Tabel 3.2
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 120/ 2022
2. Warna Gost White
3. Kilap Lemak
4. Kekerasan >5
5. Pecahan Even
6. Belahan -
7. Ketahanan Britle
8. Gores -
9. Kemagnetan -
10. Transparansi Transfusent
11. Perawakan Denditrik
12. Nama Mineral Bitownit
13. Golongan Carbonat
14. Sistem Kristal Triklin
15. Manfaat Industri Keramik
16. Berat Jenis 2,74 – 2,76
Gambar Sketsa
10

Tabel 3.3
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan

1. Kode LG/ MN/ 013/ 2022


2. Warna Black
3. Kilap Tanah
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Choncodial
6. Belahan -
7. Ketahanan Britle
8. Gores Hitam
9. Kemagnetan -
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Membata
12. Nama Mineral Hematit
13. Golongan Oksida
14. Sistem Kristal Trigonal
15. Manfaat Campuran bijih besi
16. Berat Jenis 5,26

Gambar Sketsa
11

Tabel 3.4
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan

1. Kode LG/ MN/ 030/ 2022


2. Warna Black
3. Kilap Tanah
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Uneven
6. Belahan -
7. Ketahanan Britle
8. Gores Hitam
9. Kemagnetan -
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Memapan
12. Nama Mineral Kalkopirit
13. Golongan Sulfida
14. Sistem Kristal Tetragonal
15. Manfaat Komposisi Pembentuk Bijih
16. Berat Jenis 4,2

Gambar Sketsa
12

Tabel 3.5
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan

1. Kode LG/ MN/ 050/ 2022


2. Warna Sadie Brown
3. Kilap Tanah
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Uneven
6. Belahan -
7. Ketahanan Britle
8. Gores Putih
9. Kemagnetan -
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Tabular
12. Nama Mineral Jarosit
13. Golongan Sulfat
14. Sistem Kristal Trigonal
15. Manfaat Pigmen pemberi warna
16. Berat Jenis 2,99 -3,3

Gambar Sketsa
13

2. Keterbentukan Mineral
a. Kristalisasi Magma
Merupakan fase perubahan dari magma cair yang membeku atau
mengkristal menjadi mineral baru, biasa mengandung mineral silikat.

Gambar 3.1
Kristalisasi Magma
Tabel 3.6
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 001/ 2022
2. Warna Silver
3. Kilap Logam
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Micaceous
6. Belahan Sempurna
7. Ketahanan Ductill
8. Gores Putih
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Mika
12. Nama Mineral Muskovit
13. Golongan Sulika
14. Sistem Kristal Monoklin
15. Manfaat Untuk kaca
16. Berat Jenis 2.9 – 3.4
Gambar Sketsa
14

Tabel 3.8
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 002/ 2022
2. Warna Putih
3. Kilap Kaca
4. Kekerasan 7
5. Pecahan Melengkung
6. Belahan Fracture
7. Ketahanan Meliable
8. Gores Cerat Putih
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Transparant
11. Perawakan Stubby
12. Nama Mineral Kuarsa
13. Golongan Silika
14. Sistem Kristal Hexagonal
15. Manfaat Untuk alat optik
16. Berat Jenis 2,65
Gambar Sketsa
15

b. Sublimasi
Merupakan Sebuah Proses dimana perubahanterjadi langsung dari gas
menjadi kristal yang disebabkan pernurunan suhu yang cepat.

Gambar 3.3
Metasomatisme Sublimasi

Tabel 3.6
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 003/ 2022
2. Warna Grey
3. Kilap Logam
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Uneven
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Britlle
8. Gores Hitam
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Blocky
12. Nama Mineral Polybasite
13. Golongan Sulfida
14. Sistem Kristal Monoklin
15. Manfaat Untuk aksesoris
16. Berat Jenis 6.0 – 6.2
Gambar Sketsa
16

Tabel 3.7
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 004/ 2022
2. Warna Kuning
3. Kilap lilin
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores Kuning
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Translucent
11. Perawakan Kristalin
12. Nama Mineral Belerang
13. Golongan Sulfur
14. Sistem Kristal Orthorombik
15. Manfaat Untuk masalah kulit
16. Berat Jenis 2,05 – 2.09
Gambar Sketsa

c. Metasomatisme Kontak
17

Magma yang mengenai susuan batuan yang sudah ada kemudian akan
mengubah susuan batuan yang terdekat menjadi kristal baru.

Gambar 3.3
Metasomatisme Kontak
Tabel 3.10
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 005/ 2022
2. Warna Abu – abu
3. Kilap Logam
4. Kekerasan 5.5 – 5.6
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Meliable
8. Gores Merah menyala
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Foliated
12. Nama Mineral Hematit
13. Golongan Oksida
14. Sistem Kristal Trigonal Xeagonal
15. Manfaat Bahan pelindung radiasi
16. Berat Jenis 5, 26
Gambar Sketsa
18

Tabel 3.12
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 006/ 2022
2. Warna Hitam kecoklatan
3. Kilap kaca
4. Kekerasan 9
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Sempurna
7. Ketahanan Meliable
8. Gores Putih
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Transparant
11. Perawakan Bipiramida
12. Nama Mineral Corondum
13. Golongan Oksida
14. Sistem Kristal Trigonal
15. Manfaat Untuk Bahan abrasive
16. Berat Jenis 3, 95 – 4,1
Gambar Sketsa
19

d. Hidrotermal
Proses ini pada intinya disasari oleh perubahan pH pada magma yang
menyebabkan keterbentukan mineral baru.

Gambar 3.4
Hidrotermal
Tabel 3.12
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 007/ 2022
2. Warna Clay
3. Kilap Non logam
4. Kekerasan 6 – 6.5
5. Pecahan bidang belahan
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Meliable
8. Gores Putih
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Stubby
12. Nama Mineral Feldsfar
13. Golongan Silikat
14. Sistem Kristal Triklin
15. Manfaat Untuk membuat kaca rumah tangga
16. Berat Jenis 2,56
Gambar Sketsa
20

Tabel 3.13
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 008/ 2022
2. Warna Kuning
3. Kilap logam
4. Kekerasan 6
5. Pecahan Uneven
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores hitam
9. Kemagnetan Ferromagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Kubus
12. Nama Mineral pirit
13. Golongan Sulfida
14. Sistem Kristal Isometrik
15. Manfaat Untuk aksesoris
16. Berat Jenis 5
Gambar Sketsa

e. Sedimentasi
21

Pegendapan yangu terjadi akibar poses organik dimana akan mengalami


pengendapan mineral baru.

Gambar 3.4
Hidrotermal

Tabel 3.14
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 009/ 2022
2. Warna putih
3. Kilap tanah
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores Putih
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Kristalin
12. Nama Mineral Zeolit
13. Golongan Silikat
14. Sistem Kristal Triklin
15. Manfaat Untuk keseimbangan PH tanah
16. Berat Jenis 2
Gambar Sketsa
22

Tabel 3.15
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 010/ 2022
2. Warna Hijau
3. Kilap kaca
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Meliable
6. Belahan Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores Putih
9. Kemagnetan Diamagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Kristalin
12. Nama Mineral Fosfat
13. Golongan Asam Sulfat
14. Sistem Kristal Trigonal
15. Manfaat Untuk kehatan
16. Berat Jenis 2,6
Gambar Sketsa
23

f. Penguapaan dan evaporasi


Pada umumnya menghasilkan mineral bukan logam karena pada proses
ini terendapkan di danau yg kemudian di dinginkan air.

Gambar 3.4
Evaporasi

Tabel 3.16
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 011/ 2022
2. Warna jingga
3. Kilap lilin
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores Kuning
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Kristalin
12. Nama Mineral Fasfor
13. Golongan Oksida
14. Sistem Kristal Trigonal
15. Manfaat Untuk obat
16. Berat Jenis 3,5
Gambar Sketsa
24

Tabel 3.17
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 012/ 2022
2. Warna hijau
3. Kilap logam
4. Kekerasan 6
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores hijau
9. Kemagnetan Ferosmanetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Bladed
12. Nama Mineral Nikel
13. Golongan Silika
14. Sistem Kristal Triklin
15. Manfaat Untuk bahan stenles
16. Berat Jenis 8,880
Gambar Sketsa
25

g. Konsentrasi mekanik dan reesidual


Pada proses ini magma yg sudah menjadi batuan terendapkan akibat
adanya proses pengikisan di zona pengkikisan lalu mengalami
pengendapan dan terkumpulkan.

Gambar 3.7
Residual

Tabel 3.18
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 013/ 2022
2. Warna Coklat
3. Kilap kaca
4. Kekerasan 9
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Meliable
8. Gores putih
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Transparansi
11. Perawakan Biparamida
12. Nama Mineral Corondum
13. Golongan Oksida
14. Sistem Kristal Trugonal
15. Manfaat Untuk aksesoris
16. Berat Jenis 3.05 – 4.1
Gambar Sketsa
26

Tabel 3.19
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 014/ 2022
2. Warna Black
3. Kilap logam
4. Kekerasan eneven
5. Pecahan Indistict
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores Hitam
9. Kemagnetan Feromagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Magnet
12. Nama Mineral Oksida
13. Golongan Isometrik
14. Sistem Kristal Isometrik
15. Manfaat Untuk logam berat
16. Berat Jenis 5,17 – 5,18
Gambar Sketsa
27

h. Oksidasi dan pengkayaan Supergen


Sama seperti konsentrasi mekanik namun perbedaan apa pada batuan
indukya saja.

Gambar 3.8
Oksidasi

Tabel 3.20
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 015/ 2022
2. Warna Putih susu
3. Kilap lilin
4. Kekerasan 1
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores Putih
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Translucent
11. Perawakan Opaque
12. Nama Mineral Terfoliasi
13. Golongan Talk
14. Sistem Kristal Monoklin
15. Manfaat Untuk Kapur
16. Berat Jenis 2,5
Gambar Sketsa
28

Tabel 3.21
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 016/ 2022
2. Warna Biru
3. Kilap evende
4. Kekerasan 2,5 - 5
5. Pecahan Konkoidal
6. Belahan Tidak Sempurna
7. Ketahanan Brittle
8. Gores biru
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Kristalin
12. Nama Mineral Kyanit
13. Golongan Silikat
14. Sistem Kristal Trigonal
15. Manfaat Untuk benda tahan panas
16. Berat Jenis 6
Gambar Sketsa
29

i. Metamorfisme
Peruubahan yang diakibatkan perubahan suhu dan teekanan tanpa
mengubah komposisi yang ada.

Gambar 3.8
Metamorfisme

Tabel 3.22
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 017/ 2022
2. Warna Kuning
3. Kilap logam
4. Kekerasan 2,5
5. Pecahan evenden
6. Belahan Sempurna
7. Ketahanan Meliable
8. Gores Kuning
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Kristalin
12. Nama Mineral Emas
13. Golongan Aurum
14. Sistem Kristal Kubus
15. Manfaat Untuk perhiasan
16. Berat Jenis 19.30
Gambar Sketsa
30

Tabel 3.23
Deskripsi Mineral
No Parameter Hasil Pengamatan
1. Kode LG/ MN/ 018/ 2022
2. Warna Kuning
3. Kilap Logam
4. Kekerasan 3
5. Pecahan even
6. Belahan Sempurna
7. Ketahanan Meliable
8. Gores Coklat
9. Kemagnetan Diagmagnetik
10. Transparansi Opaque
11. Perawakan Kristalin
12. Nama Mineral Tembagaa
13. Golongan Gipsum
14. Sistem Kristal Sudut berpusat muka
15. Manfaat Untuk rumah tangga
16. Berat Jenis 8,96
Gambar Sketsa
31

3. Klasisifikasi Mineral menurutbarzellius

Gambar 3.8
klasifikasi mineral menurut barzellius
4. Mineral logam dan manfaatnya:
a. Bauksit (bijih aluminium) Mineral aluminium digunakan dalam
pembuatan peralatan dapur, mesin industri dan industri pesawat
terbang. Tambang bauksit dikelola oleh PT Antam yang berkantor
pusat di Rusa (Pulau Bintan, Riau).
b. Tembaga
Tembaga memiliki keunggulan sebagai penghantar listrik yang baik,
bahan dasar pembuatan uang logam, dan bahan dasar pembuatan
perhiasan dan peralatan rumah tangga.
c. bijih timah
Timah digunakan dalam pembuatan kaleng, tabung, kotak rokok,
peluru, dan sardar. Timah Indonesia berasal dari provinsi Riau (Pulang
Lingga, Karimun dan Bangkinang). Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
d. Empat). emas dan perak
Emas dan perak banyak digunakan dalam pembuatan perhiasan dan
obat-obatan. Biasa digunakan sebagai alat pembayaran. Cadangan
perak jauh lebih tinggi daripada cadangan emas, sehingga harganya
sangat bervariasi, dan perak lebih murah daripada emas. Potensi emas
32

di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah,


Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara,
Maluku, dan Pulau Papua.
e. Berlian
Berlian sering digunakan sebagai bahan industri, dan berlian sering
digunakan sebagai senyawa dalam latihan, elektronik, dan bagian
pesawat dan roket. Potensi intan Indonesia terletak di Sumatera Barat,
Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan
Kalimantan Timur.
Mineral nonlogam dan manfaatnya :
a. Kaolin
Kaolin seringkali digunakan untuk bahan dasar pembuatan keramik.
Potensi kaolin diindonesia ini terdapat di pulau Bangka dan Belitung.
b. Fosfat
Manfaat fosfat didunia industri ini sebagai bahan baku yang penting
sebagai pupuk tanaman. Potensi Fospat terdapat di Bogor, Kebumen,
Gresik.
c. Aspal
Digunakan sebagai lapisan paling atas jalan raya, potensi aspal ini
terdapat di pulau Buton Prov Sulawesi Tenggara.
d. Marmer
Pada umumnya dijadikan sebagai bahan dasar ornamen rumah
tangga, potensi marmer ini terdapat di Tulungagung Jawa Timur dan
Citatah Padalarang Jawa Barat.
e. Belerang
Dimanfaatkan pabrik-pabrik sebagai bahan kimia, pupuk, korek api dan
bahan peledak dan obat-obatan, potensinya terdapat di Ijen Jawa
Timur.
5. Mandala Metalogenik
Definisi istilah Mandala metalogenik adalah daerah yang dicirikan oleh
kelompok endapan mineral yang khas atau oleh satu atau lebih jenis fitur
mineralisasi yang disebut zaman mineralisasi contoh mendalam
metalogenik termasuk deposit lokal kromium dan nikel ,nikel di bagian
terdalam kerak samudra dan pengendapan sejumlah besar tembaga dan
33

besi suruh tidak di daerah panah, Air asin pembawa logam ke laut melalui
zona ekspansi, Ada mineral bang Hidrotermal magmatik deposito, proses
ini terkait dengan proses subduksi. Tabrakan dan subduksi membentuk
pegunungan besar seperti andes diferensiasi magma menghasilkan
deposit mineral. Diagram sistematis yang menunjukkan hubungan antara
komposisi geologi endapan mineral dan proses tektonik lempeng (Gotut,
Zantop Eggert ; 1988).
Contoh mandala metalogenik yang terdapat di indonesia antara lain,
Terdiri dari Batuan beku asam dengan mineral berharga kasiterit atau
Mandala metallogenik Malaya, terdiri dari Batuan intermediet dengan
mineral berharga elektrum ( Au, Ag) jalur meteorologi naik Indonesia yaitu
ada jalur Nias yang dari Nias Asia, P. Semelue, Penggano A selatan Jawa,
berumur Kapur-Tersier awal kemungkinan endapan di daerah tersebut
yaitu Mn atau mangan, Ada jalur Bangkulu jalurnya dari kepulauan B gerak,
sekitaran Jawa, Nusa Tenggara Batuan nya sendiri dari Batuan vulkanik
dan Pluto intermediet. berumur kabur akhir sampai Tersier bagian luar
ferum, tengahnya Aurum, Ag, dan Cu bagian dalamnya Cu, Zn, Hg, Mn,
ada juga jalur jalur yang lainnya.
6. Lokasi bahan galian mineral non logam dan logam pada peta Indonesia.

Gambar 3.8
peta Indonesia mineral non logam dan logam
BAB IV
ANALISA

kita dapat menganalisis bahwa ada perbedaan tidak hanya dalam kontak
residu mekanis, tetapi juga dalam kondensasi dan oksidasi supernova. Dalam hal
itu, ada perbedaan. Ada batu yang telah lapuk sebagai tetesan air, dan dengan
cepat mengendap. Setelah deposit, ada konten tertentu yang bisa diangkat,
sebagian dikumpulkan di bawah, dan sisanya dikumpulkan di bawah.
Dalam oksidasi dan akumulasi supergen, tidak ada transportasi. Dalam hal
ini, posisi dilakukan dengan batuan induk yang secara otomatis tetap di tempat
yang sama, tetapi dengan pergeseran yang memiliki konten tergantung saat air
berubah. Saat menetes ke atasnya, itu menjadi sangat terkonsentrasi dan proses
pengayaan terjadi.
Untuk menentukan jenis mineral, warna mineral, kilap, kekerasan
(berdasarkan skala Mohs), patah, belahan, resistivitas, magnet, tahan gores,
transparansi, tinggi. Nanti, ketika Anda siap menjelaskan, Anda akan mengetahui
nama mineral itu, termasuk dalam kelompok mana, dan bagaimana mineral itu
terbentuk.

34
BAB V
KESIMPULAN

Mineral merupakan benda padat anorganik yang mempunyai komposisi kimia


tertentu yang keterbentukannya secara alami, serta mempunyai struktur kristal
yang jelas, dan kadang dapat menjelma dalam bentuk geometris tertentu.
Sedangkan mineralografi adalah ilmu geologi yang mempelajari mengenai
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat fisik, sifat sifat kimia, keterdapatannya, cara terjadinya,
hingga ketergunaaannya.
Dalam pengklasifikasian digunakan parameter parameter tertentu yang
bertujuan agar mineral dapat di kelompokan berdasar pada hal hal yang hampir
sama atau sejenis, dalam pengklasifikasian didapat parameter parameternya
adalah : warna, kilap, belahan, pecahan, ketahanan, massa jenis, goresan, dan
juga kemagnetannya.
Karena mineral merupakan suatu benda padat anorganik yang terbentuk
secara alamiah, maka ada beberapa proses yang dapat mengakibatkan
keterbentukan mineral ini diantaranya akibat dari proses magmatisme, akibat dari
sublimasi uap atau gas, akibat proses metasomatisme dimana yang
mempengaruhinya adalah uap panas dari sisa-sisa magma pada intrusi, proses
hidrothermal, proses sedimentasi, proses penguapan atau evaporasi, proses
konsentrasi mekanik dan resudial, proses oksidasi dan pengkayaan supergen, dan
akibat proses metamorfisme proses ini dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Hal-
hal yang mempengaruhi keterbentukan mineral ini beragam tidak hanya dibawah
permukaan bumi ataupun selalu berada didaerah kontak magma tetapi ada juga
yang terbentuk diatas permukaan bumi.

35
DAFTAR PUSTAKA

1. Dickinson, W.R. 1985. “Interpreting Provenance Relations from Detrital


Modes of Sandstones”. Dalam: Zuffa, G.G. (Ed) Provenance of Arenites.
Reidel Publication., Dordrecht, p. 333 – 361.

2. Djoko, D,2014, “Keterbentukan Mineral”.Universitas Sriwijaya, Palembang

3. Subroto. Eddy.S, & D. Sudrajat M, 1984, “Mineralogy”, Laboratorium


geokimia & Mineralogy, Institut Teknologi Bandung

36
FORM PENILAIAN LAPORAN

Laporan Akhir
Format Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Dapus
(10) (15) (5) (20) (30) (15) (5)

Total Nilai

37
LAMPIRAN

38

Anda mungkin juga menyukai