Anda di halaman 1dari 5

Nama : Feddrian tri saputra

Nim : 2020310019

MK : Ganesa Bahan Galian

Proses Terbentuknya Mineral

Secara umum, proses pembentukan mineral, baik jenis logam maupun non-logam dapat terbentuk
karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas magma, dan mineral ekonomis selain karena
aktivitas magma, juga dapat dihasilkan dari proses alterasi, yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang
telah ada karena suatu faktor. Pada proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi
tidak terlepas dari faktor-faktor tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis
pembentukan mineral.

Adapun menurut M. Bateman, maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas beberapa proses
yang menghasilkan jenis mineral tertentu, baik yang bernilai ekonomis maupun mineral yang hanya
bersifat sebagai gangue mineral.

1. Proses Magmatis

Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa, lalu mengalami
pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi
(>600˚C) stadium liquido magmatis mulai membentuk mineral-mineral, baik logam maupun non-logam.
Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur pendinginan saat itu. Proses magmatis ini
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a. Early magmatis

Endapan Early Magmatic dihasilkan dari proses magmatik langsung, yang disebut orthomagmatik
(proses pengkristalan magma hingga mencapai 90%). Mineral bijih pada endapan ini selalu berasosiasi
dengan batuan beku plutonik ultrabasa dan basa. Cara terbentuknya endapan ini bisa terjadi dengan 3
cara, yaitu :

• Disseminated

• Segregasi

• Injeksi
b. Late magmatis

Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa magma yang lebih
kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih banyak. Magma dari endpan late magmatic
mempunyai sifat mobilitas tinggi. Jebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya
batuan silikat yang menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut
Deuteric alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip
dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal. Jebakan late magmatic
terutama berasosiasi dengan batuan beku yang basic dan disebabkan oleh bermacam-macam proses
differensiasi, kebanyakan jebakan mgmatic termasuk dalam golongan ini.

• Residual Liquid Segregation

• Residual Liquid Injection

• Immiscible Liquid Segregation

• Immiscible Liquid injection

2. Proses Pegmatisme

Setelah proses pembentukan magmatis, larutan sisa magma (larutan pegmatisme) yang terdiri dari
cairan dan gas. Stadium endapan ini berkisar antara 600˚C sampai 450˚C berupa larutan magma sisa.
Asosiasi batuan umumnya Granit.

3. Proses Pneumatolisis

Setelah temperatur mulai turun, antara 550-450˚C, akumulasi gas mulai membentuk jebakan
pneumatolisis dan tinggal larutan sisa magma makin encer. Unsur volatile akan bergerak menerobos
batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya, kemudian akan membentuk mineral baik
karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur volatile tersebut dengan batuan-batuan yang
diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang disebut mineralpneumatolitis.

4. Proses Hydrotermal

Merupakan proses pembentuk mineral yang terjadi oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat
rendah, dan larutan magma yang terbentuk sebelumnya. Adapun bentuk-bentuk endapan mineral dapat
dijumpai sebagai proses endapan hidrotermal adalah sebagai Cavity filling. Cavity filling adalah proses
mineralisasi berupa pengisian ruang-ruang bukaan (rongga) dalam batuan yang terdiri atas mineral-
mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan-bukaan batuan.
5. Proses Replacement (Metasomatic replacement)

Adalah proses dalam pembentukan endapan-endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh
pembentukan endapan-endapan hipotermal, mesotermal dan sangat penting dalam grup epitermal.
Mineral-mineral bijih pada endapan metasomatic kontak telah dibentuk oleh proses ini, dimana proses
ini dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfide dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan
mineral lainnya.

6. Proses Sedimenter

Proses Sedimenter adalah endapan yang terbentuk dari proses pengendapan dari berbagai macam
mineral yang telah mengalami pelapukan dari batuan asalnya, yang kemudian terakumulasi dan
tersedimentasikan pada suatu tempat.

7. Proses Evaporasi

Proses evaporasi mieneral adalah proses pembentukan mineral pada daerah yang beriklim kering dan
panas akibat dari prose penguapan. Yaitu mineral yang teralut pada air tetap tinggal ketika terjadi
penguapan pada air.

8. Konsentrasi Residu Mekanik

Endapan residual yaitu endapan hasil pelapukan dimana proses pelapukan dan pengendapan terjadi di
tempat yang sama, dengan kata lain tanpa mengalami transportasi (baik dengan media air atau angin)
seperti endapan sedimen yang lainnya. Proses pelapukan (weathering) biasanya terjadi secara fisika dan
kimia.

9. Proses Oksidasi dan Supergen Enrichment

Tubuh bijih (lode, urat, pipa dll) yg muncul dekat permukaan akan mengalami pelapukan krn rembesan
air & udara. Perembesan tsb menyababkan pelapukan & pelarutan shg batuan asalnya yg kompak mjd
porous dg batuan yg terbentuk disebut gossan. Mineral primer di daerah ini mengalami oksidasi smpai
batas nuka air tanah, daerah diatas muka air tanah disebut zona oksidasi. Pada zona oksidasi akan
terakumulasi mineral oksida sekunder limonitdgn ciri2 khusus. Proses pengayaan oksida tsb bisa juga
t’bentuk dari mineral sulfida & tjd di zona oksidasi. Lalu tjd pelarutan garam2 & asam sulfat lewat zona
sulfidasi (dibwh muka air tanah)/zona pengayaan supergen t’bentuk mineral sekunder. Terjadi reaksi2
pada zona oksidasi & sulfidasi.
10. Proses Metamorfisme

Mineral yang membentuk batuan metamorf adalah mineral asal batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf yang berubah karena proses metamorfosis. Proses metamorfosisme mengubah
mineral menjadi kondisi terbentuk mineral baru, dan/atau membentuk mineral yang sama namun
memiliki sifat yang berbeda karena menyesuaikan kondisi lingkungan yang baru. Sebagai contoh
perubahan pada kondisi pertama yaitu mineral olivine terubah menjadi asbestos, dan mineral
homblende membentuk serpentine. Sedangkan perubahan pada kondisi kedua yaitu mineral calcite
tetap calcite, dan quartz tetap quartz.

Proses terbentuknya Non Mineral


Siklus batuan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari magma yang membeku akibat
pengaruh cuaca hingga menjadi batuan beku, lalu sedimen, batuan sedimen dan batuan metamorphic
dan akhirnya berubah menjadi magma kembali. Mekanisme siklus batuan yaitu magma mengalami
proses siklus pendinginan, terjadi kristalisasi membentuk batuan beku pada siklus ini, Ketika batu
didorong jauh di bawah permukaan bumi, maka batuan dapat melebur menjadi magma. Selanjutnya
batuan beku tersebut mengalami pelapukan. tererosi, terangkut dalam bentuk larutan ataupun tidak
larut, diendapkan, sedimentasi membentuk batuan sedimen. Ada pula yang langsung mengalami
peubahan bentuk menjadi metamorf saat siklus berlangsung. Selanjutnya pada siklus ini, batuan
sedimen dapat mengalami perubahan baik secara kontak, dynamo dan hidrotermik akan mengalami
perubahan bentuk dan menjadi metamorf. Siklus berikutnya, batuan metamorf yang mencapai lapisan
bumi yang suhunya tinggi mungkin berubah lagi menjadi magma lewat proses magmatisasi.Setelah
mengalami siklus mulai dari magma tadi, batuan akan berubah bentuk dan jenisnya menjadi batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf kemudian menjadi magma kembali jika terdorong ke
dalam bumi dan meleleh.

Anda mungkin juga menyukai