Anda di halaman 1dari 2

Mineral terbentuk secara alamiah di alam; dapat berlangsung secara kimia, fisika dan mekanika.

Mekanisme pembentukannya berhubungan dengan perubahan suhu dan tekanan, yang disebut
sebagai proses kristalisasi. Proses kristalisasi mineral dapat berlangsung di permukaan maupun di
bawah permukaan bumi.

1. Sistem magmatisme; Pembentukan mineral pada sistem magmatisme berlangsung dalam


tubuh magma; dapat berada pada dapur magma, konduit (celah di sepanjang aliran magma
dari dapur magma ke reservoir magma atau dari reservoir magma ke zona pembekuannya),
reservoir magma (wadah berakumulasinya magma), pipa kepundan (celah yang
menghubungkan reservoir magma atau dapur magma dengan permukaan bumi) dan di
permukaan bumi. Kristalisasi magma ini terjadi akibat menurunnya suhu dan tekanan
magma. Menurunnya suhu dan tekanan magma dapat terjadi akibat perubahan lingkungan,
yaitu berpindahnya massa magma dari kedalaman asal menuju ke kedalaman berikutnya
2. Sistem air permukaan dan air bawah permukaan; Proses kristalisasi mineral ini berlangsung
akibat suhu lingkungan (iklim) yang sangat kering, sehingga terjadi proses evaporasi air
permukaan dan bawah permukaan dalam jumlah yang sangat besar dan dalam waktu yang
sangat lama (Gambar 1.7). Air permukaan dapat berupa air laut, air sungai, air danau .Air
bawah permukaan dapat berupa airtanah, air conate, air juvenil dan air magmatik. Air hasil
evaporasi (baik di permukaan dan bawah permukaan) selanjutnya terbawa oleh angin,
sehingga menyisakan padatan. Padatan tersebut selanjutnya mengkristal membentuk
mineral dan diendapkan di lingkungan itu juga. Proses pembentukan mineral ini disebut
sebagai presipitasi. Contoh mineralnya di alam adalah halit (garam), kalsit, anhidrit, barit,
gipsum, fluorit, dan lain-lain.

Mekanisme pembentukan mineral pada sistem magmatik dan sistem hidrotermal (sumber:
Norton & Redden, 1990)

3. Sistem hidrotermal; setiap konsentrasi mineral logam dibentuk oleh pengendapan kristal
mineral dari air / larutan hidrotermal. Kristalisasi tersebut terbentuk akibat sirkulasi air
bawah tanah yang dipanaskan oleh tubuh magma atau batuan panas pada sistem gunung
api . Deposit mineral dapat diendapkan dari larutan hidrotermal dengan atau tanpa
berhubungan dengan proses pembekuan magma. Sistem air panas (hidrotermal) tersebut
dapat mengendapkan mineral dalam rekahan-rekahan pada batuan, hingga mengisi rongga /
rekahan tersebut, atau mungkin menggantinya membentuk mineral pengganti. Kondisi yang
diperlukan untuk pembentukan deposit mineral hidrotermal tersebut meliputi (1)
ketersediaan air panas (hidrotermal) untuk menguraikan dan mentransportasi mineral, (2)
adanya bukaan yang saling berhubungan dalam batuan untuk memungkinkan larutan untuk
bergerak, (3) ketersediaan rekahan / 15 rongga untuk mengendapkan mineral hasil
presipitasi, dan (4) reaksi kimia yang akan menghasilkan deposisi. Deposisi dapat terjadi
melalui pendidihan, penurunan suhu, pencampuran unsur-unsur dalam batuan / magma
panas dengan fluida yang dingin, atau dengan reaksi kimia antara larutan dan material /
mineral pereaktif. Meskipun deposit mineral hidrotermal dapat terbentuk dalam batuan
induk, endapan-endapan presiptasi yang memiliki nilai ekonomi tinggi dipengaruhi oleh
beberapa jenis batuan. Misalnya, bijih timbal-seng-perak di beberapa daerah di Bangka.
Mekanisme pembentukan mineral pada sistem hidrotermal berhubungan erat dengan
aktivitas gunung api. Presipitasi larutan hidrotermal ini dapat berlangsung selama aktivitas
gunung api, atau bahkan saat gunung api tersebut telah mati. Akumulasi mineral yang dapat
dibentuk pada mekanisme ini adalah kalsit, kuarsa, barit, pirit, kalkopirit, dan lain-lain.
4. Sistem metamorfik; Mekanisme pembentukan mineral pada sistem metamorfik berlangsung
ketika mineral yang menyusun tubuh batuan mengalami penambahan suhu, penambahan
tekanan dan penambahan suhu dan tekanan (Gambar 1.9). Proses penambahan suhu dan
tekanan tersebut selanjutnya merubah bentuk, struktur dan tekstur, serta komposisi kimia
mineral dalam batuan. Perubahan komposisi kimia mineral dapat terjadi oleh penggantian
dan / atau substitusi unsur kimia tertentu. Proses metamorfisme di alam berlangsung secara
bertahap / gradual, dengan tiap-tiap tingkatannya menghasilkan jenis mineral hasil
metamorfisme yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai