Mekanisme pembentukannya berhubungan dengan perubahan suhu dan tekanan, yang disebut
sebagai proses kristalisasi. Proses kristalisasi mineral dapat berlangsung di permukaan maupun di
bawah permukaan bumi.
Mekanisme pembentukan mineral pada sistem magmatik dan sistem hidrotermal (sumber:
Norton & Redden, 1990)
3. Sistem hidrotermal; setiap konsentrasi mineral logam dibentuk oleh pengendapan kristal
mineral dari air / larutan hidrotermal. Kristalisasi tersebut terbentuk akibat sirkulasi air
bawah tanah yang dipanaskan oleh tubuh magma atau batuan panas pada sistem gunung
api . Deposit mineral dapat diendapkan dari larutan hidrotermal dengan atau tanpa
berhubungan dengan proses pembekuan magma. Sistem air panas (hidrotermal) tersebut
dapat mengendapkan mineral dalam rekahan-rekahan pada batuan, hingga mengisi rongga /
rekahan tersebut, atau mungkin menggantinya membentuk mineral pengganti. Kondisi yang
diperlukan untuk pembentukan deposit mineral hidrotermal tersebut meliputi (1)
ketersediaan air panas (hidrotermal) untuk menguraikan dan mentransportasi mineral, (2)
adanya bukaan yang saling berhubungan dalam batuan untuk memungkinkan larutan untuk
bergerak, (3) ketersediaan rekahan / 15 rongga untuk mengendapkan mineral hasil
presipitasi, dan (4) reaksi kimia yang akan menghasilkan deposisi. Deposisi dapat terjadi
melalui pendidihan, penurunan suhu, pencampuran unsur-unsur dalam batuan / magma
panas dengan fluida yang dingin, atau dengan reaksi kimia antara larutan dan material /
mineral pereaktif. Meskipun deposit mineral hidrotermal dapat terbentuk dalam batuan
induk, endapan-endapan presiptasi yang memiliki nilai ekonomi tinggi dipengaruhi oleh
beberapa jenis batuan. Misalnya, bijih timbal-seng-perak di beberapa daerah di Bangka.
Mekanisme pembentukan mineral pada sistem hidrotermal berhubungan erat dengan
aktivitas gunung api. Presipitasi larutan hidrotermal ini dapat berlangsung selama aktivitas
gunung api, atau bahkan saat gunung api tersebut telah mati. Akumulasi mineral yang dapat
dibentuk pada mekanisme ini adalah kalsit, kuarsa, barit, pirit, kalkopirit, dan lain-lain.
4. Sistem metamorfik; Mekanisme pembentukan mineral pada sistem metamorfik berlangsung
ketika mineral yang menyusun tubuh batuan mengalami penambahan suhu, penambahan
tekanan dan penambahan suhu dan tekanan (Gambar 1.9). Proses penambahan suhu dan
tekanan tersebut selanjutnya merubah bentuk, struktur dan tekstur, serta komposisi kimia
mineral dalam batuan. Perubahan komposisi kimia mineral dapat terjadi oleh penggantian
dan / atau substitusi unsur kimia tertentu. Proses metamorfisme di alam berlangsung secara
bertahap / gradual, dengan tiap-tiap tingkatannya menghasilkan jenis mineral hasil
metamorfisme yang berbeda.