Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GEOLOGI DASAR
MINERAL DAN BATUAN

DISUSUN OLEH :
NAMA : HILAL
KELAS: 1 B

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha penyayang. Saya panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah saya tentang mineral dan
batuan
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar Pembuatan makalah ini. Terlepas
dari Semua itu saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya.
Menerima segala saran dan kritik agar saya dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya ucapkan
terima kasih
DAFTAR ISI

COVER . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .i
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 LATAR BELAKANG. . . . . . . . . . . . . . .. .. 1
BAB II PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
2.1 MINERAL. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..2
2.2 BATUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...4
2.2.1. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
2.2.2. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .5
2.2.3. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .6
BAB III PENUTUP. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
3.1 KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mineral adalah suatu benda padat homogen yang


terdapat di alam, terbentuk secara anorganik,mempunyai
komposisi kimia pada batas tertentu,dan mempunyai atom
yang tersusun teratur. Dalam ilmu geologi, mineral adalah
suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang
tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik
tertentu, dan biasanya berbentuk padat.
Batuan adalah material padat yang terdiri dari satu atau
beberapa mineral dann terbentuk secara alami. Umumnya
batuan bersifat heterogen yaitu terbentuk dari beberapa
tipe/jenis mineral, dan hanya beberapa yang homogen yaitu
disusun Oleh satu mineral atau monomineral.
Tekstur dari batuan akan memperlihatkan karakteristik
komponen penyusunnya, sedangkan struktur batuan akan
memperlihatkan proses pembentukannya baik dekat atau jauh
dari permukaan. Batuan adalah kombinasi alami dari dua
atau lebih mineral. Sifat batuan akan berubah sesuai dengan
komposisi mineralnya. Sebagai contoh : Granit berisi kuarsa,
felspar, dan mika; tetapi ketiadaan salah satu saja dari unsur
Tersebut akan menghasilkan jenis batu yang berbeda.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. MINERAL
Berikut ini penjelasan dari masing-masing sifat mineral:
Warna
Warna mineral dapat dilihat mata apabila terkena cahaya. Ada beberapa mineral
yang dinamakan berdasarkan warna
seperti azurite biru, malachitee hijau, erythrite merah-ungu dan lainnya.
Kilap
Kilap mineral adalah sifat optik dari mineral yang berhubungan dengan refleksi
dan refraksi dari pantulan cahaya di permukaannya. Kilap dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
kilap logam, kilap sub logam, dan kilap bukan logam.
Cerat atau gores
Adanya cerat dapat digunakan untuk membedakan dua jenis mineral yang
warnanya terlihat sama namun warna ceratnya (bentuk bubuknya) berbeda. Warna cerat
lebih stabil dan tidak berubah sehingga lebih dapat dipercaya.
Belahan
Belahan atau terbelah adalah sifat fisik dari mineral jika mengalami tekanan dari
luar atau pemukulan dengan palu. Tidak semua mineral memiliki sifat ini karena ada
yang mudah dibelah, ada yang sulit, dan ada yang tidak bisa dibelah.
Pecahan
Apabila mineral tidak dapat membelah, maka ia akan pecah secara tidak teratur.
Beberapa macam pecahan yang diketahui adalah: Konkoidal: pecahan yang
memperlihatkan gelombang lengkung di permukaannya, misalnya kwarsa.
Splintery/fibrous: pecahan yang terlihat seperti serat.
Uneven/ireguler: pecahan yang memberi kesan permukaan kasar tidak teratur.
Hackly: adalah pecahan yang mengesankan permukaan tidak teratur dengan
ujung runcing. Contoh emas native dan perak native.
Kekerasan
Kekerasan menunjukkan tingkat kerasnya suatu mineral. Ini penting sebagai
pembanding mineral satu dan mineral lainnya. Cara pengujian tingkat kekerasan adalah
dengan saling menggores masing-masing mineral. Skala yang digunakan adalah skala
“Mohs” dengan 10 tingkat kekerasan. Yang paling rendah adalah kapur (talk) dan yang
paling keras adalah intan.
Sifat dalam
Sifat dalam merupakan sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan
mineral apabila patah, hancur, bengkok, dll. Macamnya adalah:
1. Rapuh (brittle) : artinya mineral tersebut mudah hancur tapi bisa dipotong-
potong. Mineral yang bersifat rapuh contohnya kwarsa, orthoklas, kalsit,
pirit.
2. Mudah ditempa : artinya mineral itu dapat di tempa hingga tipis, contoh
yang bisa ditempa sampai tipis adalah emas, tembaga.
3. Dapat diiris : artinya mineral itu dapat diiris dngan pisau seperti gypsum
contohnya.
4. Fleksible : artinya mineral dapat menjadi lapisan tipis, bisa di bengkokkan
namun tak patah, tetapi tidak dapat di kembalikan lagi seperti semula.
Contoh : mineral kapur (talk), dan selenite.
5. Blastik : adalah mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa
patah dan dapat di kembalikan keposisi semula. Contoh : muskovit.
6. Berat jenis Adalah berat relatif dari suatu mineral yang diukur terhadap
berat dari air. Cara mengukurnya:Timbang mineral dalam keadaan kering di
udara (W);Timbang mineral dengan ditenggelamkan dalam air (W1).Berat
jenisnya ditentukan dengan membagi berat dalam kondisi kering dengan
berat setelah ditenggelamkan dengan rumus:Berat jenis = W / W-(W1)
Biasanya mineral pembentuk batuan memiliki berat jenis 2.7. sedangkan mineral
logam berat jenisnya 5.
Kemagnetan

Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Jika ia mudah
sekali ditarik magnet maka dinamakan ferromagnetik. Sebaliknya jika menolak daya tarik
magnet dinamakan diamagnetik.

Kelistrikan
Kelistrikan adalah sifat mineral terhadap arus listrik. Jika mineral dapat
mengalirkan listrik disebut konduktor, sebaliknya jika tidak dapat mengalirkan listrik
disebut non konduktor. Jika dapat mengalirkan listrik pada batas tertenti disebut semi
konduktor

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi


mineral Silikat dan mineral Non-silikat. Beberapa jenis mineral yang terlibat dalam
pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk
batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari
kerak dan mantel Bumi.

a) Mineral Silikat

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang


merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal.
Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku
maupun batuan metamorf. Silikat pembentuk batuan yang umum dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium

1) Mineral ferromagnesium, umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan


berat jenis yang besar. Mineral tersebut terdiri dari:Olivin. Augit. Hornblende, dan Biotit

2) Mineral non-ferromagnesium, umumnya mempunyai warna terang atau putih


dan berat jenis yang kecil. Mineral tersebut terdiri dari: Muskovit. Felspar Orthoklas.
Kuarsa

b) Mineral oksida.

Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur


tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Unsur yang paling utama dalam
oksida adalah besi, krom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang
paling umum adalah “es”.

c) Mineral Sulfida.

Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan


sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari
mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih,
seperti pyrit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).

d) Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat.

Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2, dan disebut karbonat,


umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO2 dikenal
sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan
sedimen.
2.2. BATUAN
Batuan adalah material padat yang terdiri dari satu atau beberapa mineral Dan
terbentuk secara alami. Umumnya batuan bersifat heterogen yaitu terbentuk Dari
beberapa tipe/jenis mineral, dan hanya beberapa yang homogen yaitu disusun Oleh satu
mineral atau monomineral. Tekstur dari batuan akan memperlihatkan Karakteristik
komponen penyusunnya, sedangkan struktur batuan akan Memperlihatkan proses
pembentukannya baik dekat atau jauh dari permukaan. Batuan adalah kombinasi alami
dari dua atau lebih mineral.Sifat batuan akan berubah sesuai dengan komposisi
mineralnya. Sebagai contoh :Granit berisi kuarsa, felspar, dan mika; tetapi ketiadaan
salah satu saja dari unsur Tersebut akan menghasilkan jenis batu yang berbeda

Menurut proses terbentuknya batuan dibagi menjadi 3 jenis batuan :

2.2.1. batuan beku (igneous rocks)


kata igneous berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata ignis yang berarti
api atau pijar. karena magma merupakan material atau bahan yang pijar dan
sangat panas maka batuan beku disebut dengan igneous rock, yang termasuk
jenis

batuan beku adalah lava dan scoria (terak) (doddy s.g,1987).

a. lava termasuk kelompok batuan ekstrusi yaitu material yang


dikeluarkan ke

permukaan bumi baik di daratan maupun di bawah permukaan laut. material

ini mendingin dengan cepat, bentuknya padat, debu/ suatu larutan yang kental

dan panas.

b. scoria atau yang disebut juga terak merupakan lava yang sebagian
besar terdiri dari lubang-lubang yang bentuknya tidak beraturan, karena

mengandung gas-gas. lava tersebut membentuk rongga-rongga yang dulunya

ditempati oleh gas pada saat lava membeku. gas-gas yang keluar

menghasilkan lubang-lubang berbentuk bulat, elip, silinder ataupun

bentuknya tidak beraturan.

c. lahar merupakan aliran material vulkanik yang biasanya berupa

campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya aliran air yang terjadi di lereng

gunung (gunung berapi). di indonesia khususnya, aktivitas aliran lahar ini

akan meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas curah hujan


2.2.2. Batuan Sedimen (Sedimentory Rocks)
batuan sedimen adalah Batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang Sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang diEndapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian
mengalami Pembatuan. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa
Batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini Berarti
batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi Ketebalannya relatif
tipis.Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan Ketebalan
antara beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran Butirnya dari
sangat halus sampai sangat kasar. Dibanding dengan batuan beku, Batuan sedimen
hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen Hanya 5% dari seluruh
batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah
80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80%

a.Batu pasir merupakan klas dari batuan sedimen. Batu pasir menempati 30%

Dari seluruh batuan sedimen di permukaan bumi. Penamaan bila batuan 100%
Pasir (sand) disebut batu pasir. Menurut pengelompokan cara terbentuknya Batuan, batu
pasir termasuk pada kelompok batuan sedimen detritus (klastik) Yaitu pengendapan
dengan proses mekanik, yang terbagi dalam dua golongan Besar yang pembagian
golongannya berdasarkan ukuran besar butirnya. Batu Pasir termasuk pada golongan
detritus kasar.

b.Breksi merupakan batuan sedimen yang berukuran besar. Pengendapannya

Dapat terjadi secara langsung dari gunung api dan dapat diendapkan di sekitar
Gunung api tersebut, ataupun diendapkan di lingkungan air (sungai, Danau/laut). Breksi
termasuk pada golongan detritus kasar.

c.Napal merupakan batuan sedimen yang pengendapannya diendapkan di

Lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam. Termasuk golongan
Detritus halus. Tufa merupakan suatu spongi, batuan karbonat yang porous, diendapkan
Sebagai lapisan tipis di permukaan, di dekat mata air (Springs) dan sungai (rivers). Tufa
memiliki tubuh yang berpori dan permukaan yang keras seperti Batu. Selain itu, Calyx
tufa juga dapat menyerap oksigen dari air melalui Proses difusi.

2.2.3 Sifat Kelistrikan Batuan


setiap batuan memiliki karakteristik tersendiri tak terkecuali dalam hal sifat
kelistrikannya. salah satu sifat batuan tersebut adalah resistivitas (tahanan jenis) yang
menunjukkan kemampuan bahan tersebut untuk menghantarkan arus listrik.semakin
besar nilai resistivitas suatu bahan maka semakin sulit bahan tersebut menghantarkan
arus listrik, begitu pula sebaliknya. berdasarkan harga resistivitasnya (ρ) dengan satuan
ohm meter (ωm), batuan digolongkan dalam 3kategori yaitu
konduktor baik : 10-6 < ρ < 1 ωm
konduktor sedang : 1 < ρ < 107 ωm
isolator : ρ > 107 ωm
batuan mempunyai sifat menghantarkan arus listrik yang besarnya tergantung
pada frekuensi arus yang dimasukkan, jadi bukan seperti tahanan murni dimana harga
resistivitas tidak tergantung pada frekuensi. resistivitas batuan tergantung pada
frekuensi disebabkan adanya sifat kapasitif yang terjadi pada bidang batas antara bagian
padat dan larutannya. sifat kapasistif terjadi karena adanya penumpukan muatan negatif
pada permukaan bagian padat dan penumpukan ion positif pada larutannya, jajaran
muatan ini disebut electrical double layer atau lapisan kembar listrik. jadi secara analogi
rangkaian listrik, seolah-olah resistivitas batuan terdiri dari tahanan murni yang
terpasang seri dan paralel dengan suatu kapasitor. Sifat kelistrikan batuan adalah
karakteristik dari batuan bila dialirkan arus listrik kedalamnya. arus listrik ini dapat
berasal dari alam itu sendiri

Konduksi Secara Elektronik

Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas
sehingga arus listrik di alirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron bebas
tersebut. Aliran listrik ini juga di pengaruhi oleh sifat atau karakteristik masing-masing
batuan yang di lewatinya.

1. Konduksi Secara Elektrolitik

Batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-pori yang terisi oleh fluida, terutama
air. Akibatnya batuan-batuan tersebut menjadi konduktor elektrolitik, di mana konduksi
arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air.

2. Konduksi Secara Elektrik

Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran
arus listrik, artinya batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit,
bahkan tidak sama sekali. Elektron dalam batuan berpindah dan berkumpul terpisah
dalam inti karena adanya pengaruh medan listrik di luar, sehingga terjadi polarisasi.
Peristiwa ini tergantung pada konduksi dielektrik batuan yang bersangkutan, contoh:
mika.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Makalah ini telah membahas secara mendalam tentang mineral
dan batuan, dua komponen yang sangat penting dalam ilmu geologi. Kita
telah memahami bahwa mineral adalah zat padat yang memiliki
komposisi kimia tertentu dan struktur kristal yang teratur, sementara
batuan adalah agregat mineral yang membentuk kerak bumi. Pentingnya
memahami mineral dan batuan dalam geologi tidak bisa diabaikan,
karena mereka tidak hanya memberikan petunjuk tentang sejarah bumi
tetapi juga berperan dalam sumber daya alam dan proses geologis yang
memengaruhi planet kita
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/amp.tirto.id/
pengertian-mineral-sifat-fisik-perannya-dalam-
pembentukan-batu-gdKX

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/
face0_2._Modul_Geologi_Dasar.pdf

https://beaprofesor.wordpress.com/
2011/04/17/batuan-dan-mineral/

Anda mungkin juga menyukai