BAB I
MNGENAL MINERAL
I.1. PENGERTIAN MINERAL
Mineral di definisikan sebagai bahan pada anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi yang berperbandingan tertentu,
dimana atom-atom di dalamnya menyusun mengikuti pola sistematisl. Mineral
dapat kita jumpai di mana-mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan ,
tanah atau pasir yang di endapkan pada dasar sungai. Umumnya batuan
merupakan ramuan jenis-jenis mineral, jadi mineral adalah suatu benda yang
homogen dan tersusun dari unsur-unsur kimia serta mempunyai sifat fisik dan
juga terbentuk secara anorganik dan alamiah. Mineral mempuanyai ciri fisik
tertentu seperti warna, perwakan, kilap, cerat kekerasan, belahan, pecahan ciri
tersebut bisa membedakan antara mineral satu dan mineral yang lainya.
a. Warna Indocromatik
Warna mineral apabila selalu tetap, pada umumya pada mineral yang
tembus cahaya atau berkilap logam. Misalnya magnetit dan gelena.
b. Warna Allokromatik
Warna yang tergantung pada material pengotornya, pada umumnya
mineral yang tembus cahaya atau berkilap non logam. Contohnya kuarsa
dan kalsit.
I.2.2.Perawakan
Pemerian perawakan kristal tersendiri :
Merambut (Capilary)
Menjarum (Acicular)
Membenang (Filliform)
Membilah (Bladed)
Memapan (Tabular)
Mendaun (Foliated)
Membulu (Plumose)
Merontok (Gemuk, Stout, Stubby, Equant)
Membata ( Blocky)
Meniang (Columnar)
Pemerian prawakan kristal-kristal dalam kumpulan mineral :
Meniang (Columnar)
Membilang (Bladend)
Menyerat (Reticulatet)
Menjaring (Divergent)
Menjari (Radiated)
Membintang (Stellated)
Mendendrit (Dendritik)
Membulat (Colloform), perawakan ini terbagi menjadi :
Mementeng ( Brotoidal)
Mengginjal (Reniform)
Mendada (Mammilary)
Membolo (Globular)
Membutil (Glanular)
Memisolite (Pisolotic)
dari atom-atom. Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah
dengan mengetahui kekerasan mineral . kekerasan adalah sifat resestensi dari
suatu mineral terhadap kemudahanmengalami abrasi (abrasif) atau mudah
tergores (Scratching). Kekerasan relatif telah di pergunakan dalam penentuan
mineral sejak masa permulaan Mohs (1822) telah mengadakan suatu penentuan
mineral secara kuntatif berdasarkan kekerasan mineral ia menentukan suatu skala
relatif sebagai berikut.
Drajat Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jenis Mineral
Talk
Gypsum
Kalsit
Florite
Apatit
Felsdpar
Kwarsa
Topas
Korondum
Intan
Setiap skala mosh yang lebih tinggi dapat menggores mineral sakala Mosh yang
lebih rendah, berdasarkan kuntatif kekerasanya ternyata interfal-interfal pada
skala mosh hampir sama kecuali 9 dan 10.
Kuku Manusia
2,5
Kawat Tembaga
Pecahan Kaca
5,5-6
Pisau Baja
5,5-6
Kikir Baja
6,5-7
Amplas
8-9
Di sebabkan oleh struktur kristal yang berbeda-beda pada sebagian arah, maka
kekerasan mineral dapt pula berubah-ubah menurut arah kristalografinya.
Sempurna (Perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak
melalui bidang belahan agak sekular.
Baik (Good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna,
masih dapat pecah pada arah lain.
Jelas (Distinct), dimana bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata,
dapat pecah pada arah lain dengan mudah.
Tidak Jelas (Indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan
pada belahan dan pecah akibat adanya tekanan adalah sama besar.
Tidak Sempurana (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata,
sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil dari pada
untuk membentuk pecahan.
I.2.7. Pecahan
Pecahan merupakan kenampakan mineral untuk pecah melalui bidang
yang rata ataupun tidak rata. Pecahan mineral di bagi menjadi :
Pecahan Concoidal/Conchoidal Fractur,dimana pecahan seperti kulit
baeang Contoh: kwarsa.
Pecahan Runcing/Huckly Fracture, pecahanya seperti pecahan besi,
tajam-tajam. Contohn : Emas dan Tembaga
Pecahan Tidak Rata/Uneven Frctur, kenampakan permukaan yang tidak
rata dan kasar. Contoh : garnet
Pecahan Rata / Even Fractur, merupakan pecahan yang halus dan teratur
Contoh : Mineral Lempung.
Pecahan Berserat/ fibrous Fracture, kenampakan pecahan yang tidak
rata dan kasar Contoh : Asbes.
I.2.8.Berat jenis
Berat relatif dari suatu mineral di ukur terhadap berat air, dan ukuran ini
disebur berat jenis. Cara melakukan pengukuran bisa dengan cara timbanglah
berat mineral dalam keadaan kering di udara dan kemudian catatlah. Timbanglah
mineral tersebut dalam air, sambil di tenggelamkan dalam air akan tampak
kehilangan berat dari pada di udara karena adanya gaya mengapung. Demikian
dalam waktu yang sama akan di pindahkan sejumlah air yang sama dengan
volumenya sendiri. Berat yang di pindahkan itu adalah selisi yang sama antara
berat mineral di udara maupun berat mineral di air.untuk memperoleh berat jenis
tersebut bisa menggunakan rumus :
Berat Jenis=
W
W W 1
Dimana :
W = Berat Mineral kering di udara
W1 = Berat mineral dalam air
sifat
mineral
terhadap
gaya
magnet.
Diatakan
sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti
magnetik,
phirhotit.
Mineral-mineral
yang
menolak
gaya
magnet
disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat
apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas
tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan
pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut
magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat
dengan benang tersebut dengan garis vertical.
BAB II
PENGENALAN BATUAN
mengalami peleburan yaitu batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair
dan pijar, yang kita kenal dengan magma. Berasal dari magma silikat yang
bersuhu tinggi yaitu 700C., mengandung unsurunsur Volatit (terutama uap air),
berasal dari kedalaman 200 Km di dalam bumi. Oleh karena itu magma lebih
ringan dari batuan di sekitarnya akan bergerak naik. Apabila mendapoat jalan
kepermukaan bumi akan keluar sebagai lava. Aktifitas batuan beku sangat
berperan penting dalam pembentukan lantai samudra pembentukan pegunungan
dan evolusi batuan. Batuan beku mempunyai komposisi dan tekstur yang khas,
karena kristalnya terbentuk dari larutan maka saling interlocking. Batuan beku
mebagi menjadi dua berdasarkan genesa atau tempat terjadinya, pembagian
batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum di lakukan penggologan
batuan lebih lanjut.
II.1.1.Pengertian
Batuan beku adalah hasil pembekuan magma yang keluar dari atas
permukaan bumi baik di darat maupun permukaan bumi di bawah muka air laut.
Pada saat mengalir di permukaan massa tersebut membeku ralatif capat.
Pembagian berdasarkan genesa atau tempat terjadinya sari batuan beku,
pembagian dari batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum melakukan
pembagian lebih lanjut, yang di kenal sebagai batuan Intrusi dan batuan Ekstrusi.
10
Batuan Intrusi
Proses batuan beku yang berbeda dengan kegiatan batuan vulkanik, karena
perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis ini. Tiga prinsip dari
batuan beku intrusi yaitu bentuk tidak beraturan, bentuk tabular dan
bentuk pipa. Dimana kontak di antara batuan intrusi atau daerah batuan,
bila sejaja dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi di sebut konkordam
atau memotong dari lapisan massa batuan. Bisa di kenali dengan diri-ciri
seperti berikut :
Bentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak di
ketahui batas bawahnya. Yang memliki penyebaran > km2 di sebut
batolit. Yang memiliki penyebaran, kurang dari 100 Km 2 di kenal
dengan Stock sedangkan relatif yang lebih sedikit membulat di
Batuan Ekstrusi
Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari material yang keluar ke permukaan
bumi baik di daratan maupun di permukaan laut. Material ini mendingin
dengan capat, ada yang membentuk padat, debu atau suatu larutan yang
kental dan panas, cairan ini di sebut dengan lava. Magma yang keluar dari
permukaan ada dua jenis yaitu Lava Aa Dan Lava Pahoehoe. Lava Aa
terbentuk dari massa yang kental sedangkan Lava Pahoehoe terbentuk dari
massa yang encer.
11
12
Derajat Kristalisasi
Terbagi menjadi Holokristalin, Hipokristalin, Holohialin.
Tabel. 3 Granularitas
Sumber : Power Poin Asdos (tidak di terbitkan)
< 1 mm
1-5 mm
6-30 mm
30 mm
Fine
Medium
Coarse
Very Coarse
13
Bentuk Butir
Dibagi menjadi tiga macam yaitu :
3. Euhedral : Bentuk mineralnya jelas batas kristal-kristalnya
terihat jelas oleh bidang mineralnya .
4. Subhedral : Bentuk mineralnya Kurang sempurna bentuk
kristalnya sebagian tidak tampak.
5. Unhedral : Bentuk mineralnya tidak sempurna dan batas
Equigranular
Ukuran strukturnya relatif sama besar. Dapat di kelompokan
- Pinidiomorphic granular : Bila mineralnya euhedral
- Diomorphic granular : Bila mineralnya subhedral
- Allotrimorphic granular : Bila mineralnya anhedral
Inequiglanular
Yaitu ukuran mineralnya tidak sama besar. Dapat di kelompokan
- Porfiritik : Fenokris dalam masa dasar/matriks
-
lebih kecil.
Glomeroporthyritic : fenokris mengumpul.
14
Struktur
Struktur batuan beku dapat di kelompokan menjadi masif, Vesikuler,
skloaria,
Amigdaloidal, xenolitis.
pelapisan gas.
Skolaria : menunjukan struktur berlubang yang tidak beraturan.
Amigdaloidal : lubang gas terisi mineral
Komposisi Mineral
Berdasarkan komposisi mineralnya menjadi tiga macam yaitu :
dan olivin.
Mineral Skunder (secondary Mineral) : mineral yang terbentuk
dari mineral primer yang mengalami proses pelapukan, hidrotermal
atau metamorfisme, contohnya : Kalsit, serpentine, klorit, serosit,
atau kaloin.
Mineral Tambahan (Accessorys Mineral) : mineral yang terbentuk
akibat kristalisasi magma (komposisi magma ini 5 %) contohnya :
Hermatit, magmatit, Kromit, apatit, zirkon, rutil, atau ilmenit
15
16
jaraknya renggang.
Biotit : Hitam, mengkilap, berlembar,, Mudah di congkel.
Muskovit : putih, mengkilap terang, berlembar, mudah di congkel.
K.felspar : Kemerahan putihkeruh
Kuarsa : transparang -bening, bentuk tidak beraturan, berbutir.
17
Batuan yang terbentuk akibat litifikasi bahan rombakan batuan asal atau
hasil reaksi kimia maupun kegiatan organisme. Kenampakan paling menonjol dari
jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur eksternal lapisan, bahan
rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi. Pada
batuan sedimen yang kristalin umumnya monomineralik dan tergolong batuan
sedimen nonklastik. Batuan sedimen sendiri terbagi menjadi dua yaitu sedimen
klastik dan sedimen nonklastik.
II.2.1.Pengertian
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hancuran litifikasi dari
batuan lain Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan
bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan
(transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin
merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras
(membatu) akan menjadi batuan sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan sedimen
disebut dengan sedimentologi. Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut
dan terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya kita dapat
memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen.
Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism.
Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi
sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di
tahun 1830.
18
Cara
pembentukan batuan
tersebut
berdasarkan proses
19
atau
reaksi
organik
pwnggaraman
unsur-unsur
laut,
20
Jelek
Sedan
Baik
21
Kemas (Fabric )
Hubungan antara butir dalam material batuan sedimen ada dua macam :
o Kemas terbuka, hubungan butir materialnya tidak saling
bersinggungan.
o Kemas Tertutup, hubungan antara material saling bersinggungan.
22
Kemas terbuka
Kemas tertutup
Gambar. 4 bentuk Kemas
Sumber : Pengantar Geodas (tidak di terbitkan)
23
Nama Fragmen
Boulder?bongkah
Large
couble/berangkal
Small couble
Very large pebble
Large pebble/kerikil
Medium pebble
Small pebble
Granule
Very coarse sand
Coarse sand
Medium sand
Fine sand
Very fine sand
Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt
Clay
Medium clay
Fine clay
Nama Batuan
Breksi/konglomerat
Pasir/batupasir
lanau/batulanau
Clay/lempung/batulempung
24
Struktur
Merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen
yang di akibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentuknya. Berdasarkan asalnya, struktur sedimen yang terbentuk
dapat di bagi menjadi tiga yaitu :
o Struktur sedimen Primer.
Terbentuk karena proses
sedimentasi,
dapat merefleksikan
25
Struktur sedimen yang penting adalh perlapisan, struktur ini umum pada
batuan sedimen klastik yang terbentuk oleh beberapa faktor antara lain :
o
o
o
o
o
Macam-macam perlapisan :
Masif
o Bila tidak menunjukan struktur dalam atau ketebalan 120 cm.
Perlapisan sejajar
o Bila menunjukan perlapisan sejajar
Laminasi
o Perlapisan sejajar bila memiliki kuran dari 1cm. Terbentuk dari
suspensi energi yang
o Mekanis.
Perlapisan Pilihan
o Bila perlapisan disusun oleh butiran yang di rubah dari halus ke
arah vertikal
Perlapisan silang siur
o Perlapisan yang membentuk sudut bidang lapisan oleh intensitas
arus yang berubah-ubah.
Berfosil
o Apabila tercirikan oleh kandungan fosil yang memperlihatkan
orientasi tertentu.
Struktur:
- Berfosil : terdapat tanda-tanda fosil
26
cm.
Oolitis: fragmen-fragmen klastik diselubungi oleh mineral non
klastik (biasanya mineral karbonat), dengan ukuran lebih kecil dari
2 mm
- Pisolitis: seperti oolitis, tapi ukurannya lebih besar dari 2 mm
Tekstur:
Amorf tidak mennjukan tekstur yang kristalin.
Kristalin.
Komposisi Mineral
Pada umumnya dibedakan menjadi :
Fragmen : butiran yang besar, sebagai dasar butiran mineral atau
fosil
Matriks : butiran yang ukuranya lebih kecil dan biasanya terletak
di antara fragmen
Semen : Bahan pengikat matriks dan fragmen, ada tiga macam
yaitu :
- Semen Karbonat (Kalsit, Dolomit)
- Semen Silika ( Kuarsa)
- Semen Oksida Besi (siderit)
27
Km) yang keseluruhanya atau sebagian terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa
melalui fase cair. Proses perubahan yang terjadi di sekitar muka bumi seperti
pelapukan, diagenesa, sementasi sedimen tidak termasuk dalam pengertian
metamorfosa.
II.3.1.Pengertian
Batuan metamorf adalah batuan hasil dari perubahan-perubahan
fundamentil batuan sebelunya telah ada. Panas yang intensif yang di pancarkan
oleh suatu massa magma yang sedang mengintrusi di sebut metamorfosa kontak.
Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang sangat luas di sebabkan oleh
tekanan yang panas pada batuan yang terkubur sangat dalam. Dalam kedua tipe
metamorfosa, fluida dalam batuan dapat membantu perubahan-perubahan
kimiawi. Air adalah fluida utama, tetapi unsur-unsur kimia seperti klor, flour,
brom, dan lain-lain dapat keluar dari batuan sekelilingnya.
Namun harus di pahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan
padat, dengan perubahan kimiawi dan batas-batas tertentu saja dan meliputi
proses-proses rekristalisasi, reorintasi dan pembentukan mineral-mineral baru
baru dengan penyusun kembali elemen-elemen kimia sebelumnya telah ada.
Metamorfosa Kontak
Panas tubuh batuan intrusi yang di teruskan ke batuan sekitarnya,
mengakibatkan metamorfosa kontak dengan temperatur 300-800C. Pada
metamorfosa kontak, batuan sekitarnya berubah menjadi hornfels atau
28
penyusun
di sebut porfiroblastik.
Idioblastik, tekstur batuan metamorf dimana mineral-mineral
pembentukanya euhedral.
29
Struktur
Struktur batuan metamorf terjadi sebagai penyesuaian dengan kondisi baru
akibat tekanan dan temperatur. Terbagi struktur folisi dan non foliasi.
Struktur Foliasi
Struktur Non-foliasi
30
Komposisi Mineral
Berdasarkan kristal mineralnya dapat di bagi menjadi mineral stres dan
mineral anti stres.
Mineral Stress
Adalah mineral yang stabil dalam kondisi tertekan, dimana
mineral ini bebrbentuk pipih atau tabular, prismatik. Mineral ini
tumbuh memanjang dengan kristal yang tegak lurus dengan gaya.
Contohnya : Mika, zenolit, tremolit, Sktinolit, Silimit, Kyanite,
Antorfilit.
31
BAB III
PENGENALAN FOSIL
32
III.1.Pendahuluan
Fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang
diawetkan oleh alam. Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu fosil
menjadi petunjuk penting mengenai sejarah bumi. Pertanyaan tentang asal
kehidupan selalu memusingkan para ilmuwan dan agamawan. Hampir setiap
kebudayaan mempunyai cerita tentang penciptaan kehidupan di muka bumi.
Dalam cerita-cerita tersebut, umumnya manusia menjadi puncak dari proses
penciptaan. Beberapa teolog bahkan menduga bahwa waktu penciptaan tidak lebih
dari beberapa ribu tahun silam Selama abad ke-19, para ahli geologi menyadari
bahwa bumi masih mengalami proses perubahan secara berangsur, yang menjadi
penyebab timbul dan runtuhnya pegunungan dan tampak dalam penemuan fosil.
Para ahli geologi pada waktu itu menghitung usia bumi tidak kurang dari 20 juta
tahun. Sekarang para ahli dapat menghitung umur batuan secara lebih teliti
dengan mengukur kandungan unsur radioaktifnya. Contohnya, salah satu jenis
karbon radioaktif diketahui meluruh dengan laju tetap. Ini dapat dipakai untuk
menentukan umur batu bara sampai 50.000 tahun. Unsur-unsur lain dapat
menentukan umur bebatuan yang lebih tua. Perhitungan para ahli itu
menunjukkan bahwa sejarah bumi diawali sejak 4,5 miliar tahun silam. Syarat
terbentuknya fosil yaitu.
33
34
35
o No sampel
Lalu di bawa ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.
Fosil Mikro
Karena fosil mikro mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga di
lapangan sangat sulit di lakuka, sehingga pengamatan di lapangan lebih di
fokuskan pada deskripsi batuan di lapangan meliputi : warna, tekstur,
struktur, dan komposisi mineral
Cara pengamatan fosil lain :
Pengamatan Laboratorium
Pengamatan laboratorium di lakukan untuk pengamatan fosil untuk analisa
secara detail yang tidak dapat di lakukan di lapangan. Pengamatan di
laboratorium ini terutama adalah dari fosil-fosil makro dengan bantuan
mikroskop adapun tahap-tahap pengamatan di laboratorium akan di
jelaskan selanjutnya.
Teknik Dokumentasi
Berikut merupakan tahap-tahap dalam pengambilan sampel batuan yang
mengandung fosil makro :
o Sampeling
Pengambilan sampel batuan di lapangan untuk di analisis
kandungan mikro faunanya fosil makro terdapat dalam batuan
mempunyai bahan pembentuk cangkang dan morfologi yang
berbeda, namun semua makro fosil memiliki fisik yang sama, yaitu
ukuranya sangat kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga
36
Jenis sample
Ada dua jenis sample :
37
BAB IV
PENGENALAN GEOLOGI STRUKTUR
38
39
tertutup.
Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan
40
Sesar atau Faults adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran.
Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di
lapangan indikasi suatu sesar atau patahan dapat dikenal Deretan struktur minor
seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb. Sesar dapat dibagi kedalam
beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif pergeserannya. Selama
patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan
kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu
bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.
Dip Slip Faults adalah patahan yang bidang patahannya menyudut
(inclined) dan pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang
patahannya atau offset terjadi disepanjang arah kemiringannya. Sebagai
catatan bahwa ketika kita melihat pergeseran pada setiap patahan, kita
tidak mengetahui sisi yang sebelah mana yang sebenarnya bergerak atau
jika kedua sisinya bergerak, semuanya dapat kita tentukan melalui
pergerakan relatifnya. Untuk setiap bidang patahan yang yang
mempunyai kemiringan, maka dapat kita tentukan bahwa blok yang
berada diatas patahan sebagai hanging wall block dan blok yang
horisontal
pada
batuan
yang
bersifat
retas
dimana
41
blok yang terangkat sebagai horst. Contoh kasus dari pengaruh gaya
tegasan tensional yang bekerja pada kerak bumi pada saat ini adalah
East African Rift Valley suatu wilayah dimana terjadi pemekaran
benua yang menghasilkan suatu Rift. Contoh lainnya yang saat ini
juga terjadi pemekaran kerak bumi adalah wilayah di bagian barat
Amerika Serikat, yaitu di Nevada.
Lipatan (Folds) Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari
gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk
lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu
a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan
lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan kedudukan
garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan menjadi :
utama.
Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus
42
43
BAB V
PENGENALAN PERALATAN GEOLOGI
V.1.Pendahuluan
Dalam melakukan pekerjaan lapangan seorang geologis harus mengetahui
perlengkapan yang harus di bawa. Yang paling utama adalah palu dan kompas
namun tik kalh dengan peralatan lainya yang sam pentingnya,, beberapa peralatan
geologi yaitu tas, peta, pita ukur, lup, hcl, dan busur derajat jangan lupa makanan.
Namun walaupun ada peralatan geologi harus tau cara pengaplikasianya di
lapangan.
V.2.Macam-macam peralatan geologi dan cara penggunaannya
Macam-macam peralatan geologi yaitu :
Kompas Geologi digunakan untuk mengatur arah, kemiringan lereng di
bidang sesar, kekar, foliasi, struktur perlapisan dan lainya. Kompas yang
sering di gunakan adalah kompas brutonyang jumlah lingkaranya dibagi
menjadi 0-360 angka pada 270 angka west angka 180 pada south angka 90
pada eastangka 0 pada nort.
Mengatur Deklinasi
44
Deklinasi adalah utara yang di bentuk oleh sudut magnetik dan arah utara
yang sebenarnya, sehingga kompas harus di koreksi. Pengoreksian dengan
cara memutar lingkaran derajat sebesar yang ada pada peta, lalu tetapkan
pada indeks pin yang masih dalam jangka mungkin 0.
Mengatur Bearing
Bearing adalah arah kompas dari satitik ke titik lain, dalam kompas
ini di tunjukan oleh siting arm. Untuk membaca bearing dengan
benar harus di perhatika tiga hal yaitu kompas harus dalam
keadaan para, titik pandang harus terpusat, jarum kompas harus
terletak mendatar.
Menetukan Kemiringan bidang atau jurus.
Jurus adalah garis yang di bentuk oleh perpotongan bidang
mendatar dan permukaan bidang yang di ukur, sedangkan
kemiringan adalah kecondongan permukaan bidang yang tegak
lurus.
Gambar. 11 Kompas
Sumber : Pengantar
geologi
Geologi asdos
Palu Geologi
Palu geologi dala penamaanya memiliki 2 fungsi yaitu palu pertama
sebagai palu batuan yang keras di sebut palu beku denganberat 1,8 kg,
yang mempunyai dua mata yang satunya tumpul dan sisilainya tumpul.
Palu kedu di sebut palu sedimen dengan berat 0,7-2,2 kg. Mempunyai
45
Palu Beku
Palu Sedimen
46
Hcl
Senyawa ini adalah Hidrogen dan clorite yang termasut dalam kelompok
asam kuat. Dalam penggunaanya pun harus berhari-hari karena jika
terkena kuli maka akan terkelupas. Ini ini gunakan untuk mengukur kadar
asam dalam batuan.
Peta Lapangan
Suatu hal yang di perlukan dalam praktek lapangan adalah peta lapangan
atau di sebutjuga peta topografi, disamping itu peta ini sangat berguna
pada saat kita sedang tersesat maka kita harus menggunakanya dengan
cara pembacaan peta dengan kompas geologi.
BAB VI
PENGENALAN PETA TOPOGRAFI
VI.1.Pendahuluan
Peta topgrafi adalah bentuk alam dengan dasar ketinggian garis kontur
(garis hayal yang menunjukan ketinggian yang sama), pada masa sekarang
47
geomorfologi bukan hanya melputi hal-hal yang statis saja, tetapi juga merupakan
ilmu yang dinamis dapat menafsirkan kejadian alam sebagai hasil interpolasi.
Selain itu buntuk roman muka bumi dapt di nyatakan dalam besaran matemarika
seperti yang kita kenal geomorfologi kuantatif. Peta topografi juga dapat di
ungkakan sebagai miniatur atau posisi permukaan bumi yang bisa di lihat dari
atas. Kegunaanya adalah megplot atau mencantumkan suatu objek pengamatan di
permukaan bumi kedalam peta ( Contoh : Lokasi, singkapan batuan, jalan raya,
kota, pemukiman dll).
VI.2.Bagian-bagian Peta Topografi
Unsur-unsur yang penting dalam peta topografi anatara lain adalah :
Relief
Yaitu bentuk ketidak teraturan secara vertikal dari ukuran besar maupun
kecil dari permukaan bumi. Contoh : bukit, lembah, pegunungan, gawir
dll.
Drainage ( pola aliran)
Yaitu segala yang berhubungan dengan penyaluran baik permukaan
dibawah maupun permukaan bumi. Contoh : sungai-sungai, danau, rawa,
laut, pantai dll.
Culture
Yaitu segala bentuk hasil kebudayaan (budidaya manusia) : contohnya
perkampungan, jalan perkebunan, persawahan dll.
Skala
Yaitu perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan jarak di peta. Ada
beberapa macam skala yaitu skala fraksi, Skala verbal, Skala garis,
Skala Fraksi
48
Skala verbal
Dinyataka dengan ukuran panjang contoh : 1 cm = 10 km, ini
berarti 1 cm = 1 karena dan sebagainya. Skala ini tidak beda jauk
jarum magnet.
Aarah utara sebenarnya, yaituarah utara geografis atau arah utara
dengan sumbu bumi,
49
berbeda ketinggianya.
Garis kontur yang rapat menunjukan lereng yang curam yang
50
BAB VII
PENGENALAN GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI CITRA
PENGINDRAAN JAUH
VII.1.Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, Geo berarti bumi, Morfo
berarti bentuk, logos Berarti ilmu dapat di artikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang bumi atau roman muka atau dalam istilah asing di sebut Landscape
(Thornbury1954).
Peragaan geomorfologi adalah cara untuk menggambarkan tentang
geomorfologi suatu daerah dengan suatu citra. Peragaan dapat di tuangkan dalam
bentuk :
Blok Diagram
Bentuk, bentuk dataran, perbukitan dan pegunungan dapat di lihat pada
blok diagram secara tiga dimensi. Serta dapat di intrepisasiakan proses
yang bekerja dan material penyusunya.
Foto udara
51
Adalah rekaman dari sutu objek yang di foto dari udara. Foto udara
dapat menunjukan keadaan bentuklahan secara visual.
Peta Topgrafi
Bentuk alam dengan dasar ketinggian garis kontur (garis hayal yang
menunjukan ketinggian yang sama), pada masa sekarang geomorfologi
bukan hanya melputi hal-hal yang statis saja, tetapi juga merupakan
ilmu yang dinamis dapat menafsirkan kejadian alam sebagai hasil
interpolasi. Selain itu buntuk roman muka bumi dapt di nyatakan
dalam besaran matemarika seperti yang kita kenal geomorfologi
kuantatif. Peta topografi juga dapat di ungkakan sebagai miniatur atau
posisi permukaan bumi yang bisa di lihat dari atas. Kegunaanya adalah
megplot atau mencantumkan suatu objek pengamatan di permukaan
bumi kedalam peta ( Contoh : Lokasi, singkapan batuan, jalan raya,
kota, pemukiman dll).
Proses Geomorfik
adalah semua perubahan fisika dan kimia yang memberikan efek
berfariasi para bentuk roman muka bumi, proses geomorfik di bedakan
menjadi :.
Proses Eksogenik, proses yang bekerja pada permukaan bumi dan
mempengaruhi bentuk bentang alam yang terjadi. Proses ini di bedakan:
o Agradasi : proses pembentukan bentuk-bentuk positif atau
pengendapan
52
pengikisan
Bentang Alam Vulkanik : bentang alam yang di sebabkan oleh aktifitas
gunung berapi
Bentang Alam Kars : terbentuk akibat pelarutan air.
Bentang Alam Eolian : bentang alam di akibatkan adanya aktifitas angin.
Bentang alam Marine : bentang alam terbentuk akibat ail laut
Bentang Alam Glasial : Terbentuk di daerah bersalju atau es
Bentang Alam Flufial : terbentuk karena aktifitas air sungai.
Menghemat biaya
Penggunaan waktu lebih efisien
53
Pada umumnya citra pengindraan jauh di bagi menjadi dua yaitu Citra foto dan
Citra non foto :
Citra Foto
Yaitu citra foto yang di peroleh dari alat pengindraan berupa kamera, citra
foto di bagi menjadi beberapa macam berdasarkan : Spectrum
elektomagnetik, kedudukan sumbu kamera, Sudut medan pandang dan
jumlah lensanya.
Citra Non-Foto
Yaitu citra yang di peroleh tanpa pengindraan menggunakan kamera
umumnya menggunakan spectrum radar.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
54
VII.1 Kesimpulan
Dalam praktikum geologi dasar di pelajari tentang mineral, batuan, peralatan
geologi, fosil, gambaran tentang geomorfologi, dan citra pengindraan jauh.
1. Mineral di definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi yang berperbandingan
tertentu, dimana atom-atom di dalamnya menyusun mengikuti pola
sistematis. Mineral terdapat pada semua batuan yang ada meliputi batuan
beku, sedimen, metamorf.
2. Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk akibat dari pembekuan magma
di dalam perut bumi dan bembekuan lava di permukaan bumi.
3. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hancuran litifikasi dari
batuan lain Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di
permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami
proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat
lainnya.
4. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat metamorfisme dari
batuan yang sudah ada.
Seorang geologis membutuhkan alat yang menunjang pekerjaan yang di lakukan
yaiu : Palu geologi (sedimen, Beku), Kompas, alat ukur, peta topografi daerah,
HCL, GPS. Dll.
1. dalam geomorfologi di pelajari tentang bentang alam yang bisa
memengaruhi karekteristik bentang alam suatu daerah. Mungkin bentang
55
alam daerah
VII.2 Saran
Dalam praktikum geologi dasar sudah sangat baik pelaksanaanya namun
kami mahasiswa sangat minim mendapatkan modul tentang panduan praktikum
dari asisten dosen.