Anda di halaman 1dari 55

1

BAB I
MNGENAL MINERAL
I.1. PENGERTIAN MINERAL
Mineral di definisikan sebagai bahan pada anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi yang berperbandingan tertentu,
dimana atom-atom di dalamnya menyusun mengikuti pola sistematisl. Mineral
dapat kita jumpai di mana-mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan ,
tanah atau pasir yang di endapkan pada dasar sungai. Umumnya batuan
merupakan ramuan jenis-jenis mineral, jadi mineral adalah suatu benda yang
homogen dan tersusun dari unsur-unsur kimia serta mempunyai sifat fisik dan
juga terbentuk secara anorganik dan alamiah. Mineral mempuanyai ciri fisik
tertentu seperti warna, perwakan, kilap, cerat kekerasan, belahan, pecahan ciri
tersebut bisa membedakan antara mineral satu dan mineral yang lainya.

I.2.1 Warna atau Colour


Warna mineral memang bukan penciri mineral utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dan mineral yang lainya. Namun paling
tidak warna yang khas yang dapat di gunakan untuk dapat di gunakan untuk
mengenali adanya unsur tertentu di dalamya. Mineral yang mengandung subtansi
lain yang dapat mengubah warna aslinya dibedakan atas :

a. Warna Indocromatik
Warna mineral apabila selalu tetap, pada umumya pada mineral yang
tembus cahaya atau berkilap logam. Misalnya magnetit dan gelena.
b. Warna Allokromatik
Warna yang tergantung pada material pengotornya, pada umumnya
mineral yang tembus cahaya atau berkilap non logam. Contohnya kuarsa
dan kalsit.

I.2.2.Perawakan
Pemerian perawakan kristal tersendiri :

Merambut (Capilary)
Menjarum (Acicular)
Membenang (Filliform)
Membilah (Bladed)
Memapan (Tabular)
Mendaun (Foliated)
Membulu (Plumose)
Merontok (Gemuk, Stout, Stubby, Equant)
Membata ( Blocky)
Meniang (Columnar)
Pemerian prawakan kristal-kristal dalam kumpulan mineral :

Meniang (Columnar)
Membilang (Bladend)
Menyerat (Reticulatet)
Menjaring (Divergent)
Menjari (Radiated)
Membintang (Stellated)
Mendendrit (Dendritik)
Membulat (Colloform), perawakan ini terbagi menjadi :
Mementeng ( Brotoidal)
Mengginjal (Reniform)
Mendada (Mammilary)

Membolo (Globular)
Membutil (Glanular)
Memisolite (Pisolotic)

I.2.3.Kilap atau Luster


Gejala ini terjadi apa bila mineral di jatuhkan cahaya refleksi dan kilap
mineral sangat pwnting di ketahui. Beberapa kilap yang bisa di gunakan adalah
sebagai berikut :
Kilap logam
Kilap yang di hasilkan dari mineral-mineral logam, seperti kalkoporit CuFeS 2

Kilap Sublogam atau Sub Metalic


Kilap yang di hasilkan dari mineral hasil altersi mineral sebelumnya,
seperti Ilmenit

Kilap Kaca atau Vitreous


Kilap seperti pecahan kaca.
Kilap Damar atau Riseneous
Kilap seperti damar misalnya Monasit
(Ce, La, Y, Th) Po4
Kilap Lemak atau Greasy
Kilap seperti lemak, seakan-akan terlapisi oleh lemak misalnya Nefelin
(Na, K) (AlSiO4)
Kilap Mutiara atau Sikly
Kilap seperti sutra biasanya terlihat mineral-mineral yang menyerat,
misalnya gypsum CaSo4.2H2O
Kilap Tanah atau Erthly
Atau kilap guram (dull), biasanya terlihat pada mineral-mineral yang
kempal, misalnya bauksit
I.2.4.Kekerasan atau hardness
Pada umumnya kekerasan mineral di artikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresankekerasan adalah suatu sifat yang di tentukan oleh susunan dalam

dari atom-atom. Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah
dengan mengetahui kekerasan mineral . kekerasan adalah sifat resestensi dari
suatu mineral terhadap kemudahanmengalami abrasi (abrasif) atau mudah
tergores (Scratching). Kekerasan relatif telah di pergunakan dalam penentuan
mineral sejak masa permulaan Mohs (1822) telah mengadakan suatu penentuan
mineral secara kuntatif berdasarkan kekerasan mineral ia menentukan suatu skala
relatif sebagai berikut.

Tabel. 1 Skala Mosh/Kekerasan


Sumber : Batuan dan mineral (Doddy Setia Graha)

Drajat Kekerasan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jenis Mineral
Talk
Gypsum
Kalsit
Florite
Apatit
Felsdpar
Kwarsa
Topas
Korondum
Intan

Setiap skala mosh yang lebih tinggi dapat menggores mineral sakala Mosh yang
lebih rendah, berdasarkan kuntatif kekerasanya ternyata interfal-interfal pada
skala mosh hampir sama kecuali 9 dan 10.

Tabel. 2 Alat Penguji Kekerasan


Sumber : Batuan dan mineral (Doddy Setia Graha)
Alat Penguji

Derajad Kekerasan Mosh

Kuku Manusia

2,5

Kawat Tembaga

Pecahan Kaca

5,5-6

Pisau Baja

5,5-6

Kikir Baja

6,5-7

Amplas

8-9

Di sebabkan oleh struktur kristal yang berbeda-beda pada sebagian arah, maka
kekerasan mineral dapt pula berubah-ubah menurut arah kristalografinya.

I.2.5. Cerat atau Streak


warna goresan pada bidang porseling, basanya hasil goresan pada bidang
porseling berbeda dengan warna kenampakan mineral. Warna ini di dapatkan dari
goresan pada bidang porseling yang tidak licin. Bagi mineral yang lebih keras dari
keping cerat, mineral akan di lumatkan dengan mortir atau goresan pada skala
kekerasan yang lebih tinggi dari mineral tersebut.

I.2.6.Belahan atau Cleavage


Belahan merupakan kenampakan mineral untuk membelah bidang belahan
yang rata, halus, dan juga ada yang tidak rata/kasar., licin serta pada umumnya
selalu berpasanga. Berdasarkan bagus tidaknya permukaan belahan, maka dapat
di bagi menjadi :

Sempurna (Perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak
melalui bidang belahan agak sekular.
Baik (Good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna,
masih dapat pecah pada arah lain.
Jelas (Distinct), dimana bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata,
dapat pecah pada arah lain dengan mudah.
Tidak Jelas (Indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan
pada belahan dan pecah akibat adanya tekanan adalah sama besar.
Tidak Sempurana (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata,
sehingga kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil dari pada
untuk membentuk pecahan.

I.2.7. Pecahan
Pecahan merupakan kenampakan mineral untuk pecah melalui bidang
yang rata ataupun tidak rata. Pecahan mineral di bagi menjadi :
Pecahan Concoidal/Conchoidal Fractur,dimana pecahan seperti kulit
baeang Contoh: kwarsa.
Pecahan Runcing/Huckly Fracture, pecahanya seperti pecahan besi,
tajam-tajam. Contohn : Emas dan Tembaga
Pecahan Tidak Rata/Uneven Frctur, kenampakan permukaan yang tidak
rata dan kasar. Contoh : garnet
Pecahan Rata / Even Fractur, merupakan pecahan yang halus dan teratur
Contoh : Mineral Lempung.
Pecahan Berserat/ fibrous Fracture, kenampakan pecahan yang tidak
rata dan kasar Contoh : Asbes.

I.2.8.Berat jenis

Berat relatif dari suatu mineral di ukur terhadap berat air, dan ukuran ini
disebur berat jenis. Cara melakukan pengukuran bisa dengan cara timbanglah
berat mineral dalam keadaan kering di udara dan kemudian catatlah. Timbanglah
mineral tersebut dalam air, sambil di tenggelamkan dalam air akan tampak
kehilangan berat dari pada di udara karena adanya gaya mengapung. Demikian
dalam waktu yang sama akan di pindahkan sejumlah air yang sama dengan
volumenya sendiri. Berat yang di pindahkan itu adalah selisi yang sama antara
berat mineral di udara maupun berat mineral di air.untuk memperoleh berat jenis
tersebut bisa menggunakan rumus :
Berat Jenis=

W
W W 1

Dimana :
W = Berat Mineral kering di udara
W1 = Berat mineral dalam air

Setiap mineral memiliki berat jenis tertentu, sedangkan. Berat jenis di


tentukan leh kepadatan struktur atomnya. Mineral pembentuk batuan biasanya
mempunyai berat jenis 2,7 dan mineral-mineral logam mempunyai berat jenis 5.
I.2.9.Sifat kemagnetan
Adalah

sifat

mineral

terhadap

gaya

magnet.

Diatakan

sebagai feromagnetic bila mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti
magnetik,

phirhotit.

Mineral-mineral

yang

menolak

gaya

magnet

disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic. Untuk melihat
apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada seutas
tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan
pada magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut
magnetik. Kuat tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat
dengan benang tersebut dengan garis vertical.

BAB II
PENGENALAN BATUAN

II.1.Pengenalan Batuan Beku


Batuan beku sudah banyak di kenal orang dan juga sudah sering di
pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang paling sederhana dari
pembuatan jalan sampai hal yang sangat rumit sperti pembuatan gedung yang
megah. Sedangkan pengertian Batuan beku adalah batuan adalah batuan yang

mengalami peleburan yaitu batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair
dan pijar, yang kita kenal dengan magma. Berasal dari magma silikat yang
bersuhu tinggi yaitu 700C., mengandung unsurunsur Volatit (terutama uap air),
berasal dari kedalaman 200 Km di dalam bumi. Oleh karena itu magma lebih
ringan dari batuan di sekitarnya akan bergerak naik. Apabila mendapoat jalan
kepermukaan bumi akan keluar sebagai lava. Aktifitas batuan beku sangat
berperan penting dalam pembentukan lantai samudra pembentukan pegunungan
dan evolusi batuan. Batuan beku mempunyai komposisi dan tekstur yang khas,
karena kristalnya terbentuk dari larutan maka saling interlocking. Batuan beku
mebagi menjadi dua berdasarkan genesa atau tempat terjadinya, pembagian
batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum di lakukan penggologan
batuan lebih lanjut.

II.1.1.Pengertian
Batuan beku adalah hasil pembekuan magma yang keluar dari atas
permukaan bumi baik di darat maupun permukaan bumi di bawah muka air laut.
Pada saat mengalir di permukaan massa tersebut membeku ralatif capat.
Pembagian berdasarkan genesa atau tempat terjadinya sari batuan beku,
pembagian dari batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum melakukan
pembagian lebih lanjut, yang di kenal sebagai batuan Intrusi dan batuan Ekstrusi.

10

Batuan Intrusi
Proses batuan beku yang berbeda dengan kegiatan batuan vulkanik, karena
perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis ini. Tiga prinsip dari
batuan beku intrusi yaitu bentuk tidak beraturan, bentuk tabular dan
bentuk pipa. Dimana kontak di antara batuan intrusi atau daerah batuan,
bila sejaja dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi di sebut konkordam
atau memotong dari lapisan massa batuan. Bisa di kenali dengan diri-ciri
seperti berikut :
Bentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak di
ketahui batas bawahnya. Yang memliki penyebaran > km2 di sebut
batolit. Yang memiliki penyebaran, kurang dari 100 Km 2 di kenal
dengan Stock sedangkan relatif yang lebih sedikit membulat di

sebut Boss. Ketiganya merupakan istilah batuan plutonik.


Intrusi berbentuk tabular yang memotong struktur setempat
(Diskordan) disebut Dyke/Korok sedangkan konkordan disebut

Sill/Lakolit kalau cembung ke atas.


Intrusi sedimentasi kecil dan membulat sering di kenal sebagai
intrusi silinder atau pipa.

Batuan Ekstrusi
Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari material yang keluar ke permukaan
bumi baik di daratan maupun di permukaan laut. Material ini mendingin
dengan capat, ada yang membentuk padat, debu atau suatu larutan yang
kental dan panas, cairan ini di sebut dengan lava. Magma yang keluar dari
permukaan ada dua jenis yaitu Lava Aa Dan Lava Pahoehoe. Lava Aa
terbentuk dari massa yang kental sedangkan Lava Pahoehoe terbentuk dari
massa yang encer.

11

II.1.2.Klasifikasi batuan beku


Klasifikasi batuan beku di dasarkan atas mineralogi dan tekstur akan
lebida dapat mencerminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar
kimia. Klasifikasi batuan beku yang di buat oleh Russell B. Travis (1955), dalam
klasifikasi ini tekstur batuan beku yang di dasarkan pada ukuran butir mineralnya
dapat di bai menjadi :
Batuan Dalam
Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat di lihat dengan mata biasa tanpa bantuan alat pembesar.
Batuan gang
Bertekstur porforitik dengan massa dasar feneritik.
Batuan Lelehan
Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat di bedakan
atau tidak dapat di bedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata bisa.
II.1.3.Cara pemerian batuan beku
Cara mengetahui nama batuan bekukita dapat mengetahuinya melalui cara
pendeskripsian. Dan cara deskripsi batuan beku meliputi Warna, Tekstur, Struktur,
Komposisi, Nama Batuan.
Warna
Warna batuan meliputi 2 yaitu :
Warna Segar itu adalah warna asli mineral itu sendiri.
Warna Lapuk adalah warna yang dihasilkan akibat pengotor
atau penembahan ion pada mineral itu sendiri.
Tekstur

12

Tekstur batuan beku dapat di tunjukan oleh drajat kristalisasi, granularitas,


fabrik, dan hubungan kristal.

Derajat Kristalisasi
Terbagi menjadi Holokristalin, Hipokristalin, Holohialin.

Holokristalin :Terdiri dari masa kristal seluruhnya


Hipokristalin : batuan yang terdiri dari sebagian masa kristaldan

sebagian dati massa gelas.


Holohiyalin : betuan yang terdiri dari masa gelas seluruhnya.

Granularitas (Garin Zise)


Terbagi menjadi dua macam yaitu Fenerik dan afenerik.
1. Fenerik (Fenerokristalin)
Kristal-kristalnya jelas, hingga dapat di bedakan dengan mata
biasa.
2. Afenerik (Aphenerik)
Kristal-kristalnya sangat halus, sehingga tidak dapat di
bedakan dengan mata biasa.

Tabel. 3 Granularitas
Sumber : Power Poin Asdos (tidak di terbitkan)
< 1 mm
1-5 mm
6-30 mm
30 mm

Fine
Medium
Coarse
Very Coarse

13

Bentuk Butir
Dibagi menjadi tiga macam yaitu :
3. Euhedral : Bentuk mineralnya jelas batas kristal-kristalnya
terihat jelas oleh bidang mineralnya .
4. Subhedral : Bentuk mineralnya Kurang sempurna bentuk
kristalnya sebagian tidak tampak.
5. Unhedral : Bentuk mineralnya tidak sempurna dan batas

kristalnya tidak tampak.


Hubungan Kristal atau struktur khusus
Merupakan hubungan kristal satu dengan kristal lain, dan di bagi menjadi
dua macam
yaitu Equigranular dan Inequigranular.

Equigranular
Ukuran strukturnya relatif sama besar. Dapat di kelompokan
- Pinidiomorphic granular : Bila mineralnya euhedral
- Diomorphic granular : Bila mineralnya subhedral
- Allotrimorphic granular : Bila mineralnya anhedral
Inequiglanular
Yaitu ukuran mineralnya tidak sama besar. Dapat di kelompokan
- Porfiritik : Fenokris dalam masa dasar/matriks
-

kristal-kristalnya kecil (feneroporfiritik)


Vetroferik (Vitrophyric) : Fenokris (mineral sulung)

dalam masa dasar matrix gelas.


Piilikitik : fenerik diinklusi oleh mineral lain yang

lebih kecil.
Glomeroporthyritic : fenokris mengumpul.

14

Struktur
Struktur batuan beku dapat di kelompokan menjadi masif, Vesikuler,
skloaria,
Amigdaloidal, xenolitis.

Masif : menunjukan struktur tidak berubang


Vesikuler : menunjukan kenampakan berlubang halini di akibatkan oleh

pelapisan gas.
Skolaria : menunjukan struktur berlubang yang tidak beraturan.
Amigdaloidal : lubang gas terisi mineral

Xenolit : batuan beku di inklusi batuan lain.

Komposisi Mineral
Berdasarkan komposisi mineralnya menjadi tiga macam yaitu :

Mineral utama (Esential Mineral) : mineral penentu peamaan


batuan Contohnya : Kwarsa, felsdspat, mika, amphibol, piroksen,

dan olivin.
Mineral Skunder (secondary Mineral) : mineral yang terbentuk
dari mineral primer yang mengalami proses pelapukan, hidrotermal
atau metamorfisme, contohnya : Kalsit, serpentine, klorit, serosit,

atau kaloin.
Mineral Tambahan (Accessorys Mineral) : mineral yang terbentuk
akibat kristalisasi magma (komposisi magma ini 5 %) contohnya :
Hermatit, magmatit, Kromit, apatit, zirkon, rutil, atau ilmenit

Berdasarkan terang dan gelap di bagi menjadi asam dan basa :

15

Mineral asam ( Felsic) : kaya akan silikat dan alumina, warnanya


cerah. Mineral cerah seperti : Kwarsa, felsdpar (othoklas, Feldspar

(plagioklas), atau muscovit (mika putih).


Mineral basa (mafic) : kaya akan besi, magnesium dan kalsum,
warna gelap contohnya : Biotit, (mika hitam), Piroksen (augit),

Amphibol (honrndblane), atau olivin.


Pengecualian : dunit (batuan beku basa : warna terang) dan
obsidian (batu beku asam : warna gelap.

Mineral0mineral yang menyusun batuan beku menurut bowen tersusun


dalam urutan kristalisasi yang terkenal dengan nama Bowen Rection
Series. Dalam reaksi ini di jelaskan tentang pembentukan mineral yang
sacara menerus maupun secara tidak menerus. Pada gambar 1.1 akan di
perlihatkan tentang pembentukan mineral secara menerus (continous
Series) maupun tidak menerus (Discontinous series)

16

Gambar. 1 Bowen Reaction Series


Sumber : Power Poin Pengantar Batuan beku, 2012

Olivin : hijau transparan, hijau tua, berbentuk butiran.


Piroksen : hijau tua hitam, dimensi besar, agakburam, bentuk prismatik,
pendek panjang.
Horndblane : hitam, dimensi kecil, agak terang, prismatik, menyudut,

jaraknya renggang.
Biotit : Hitam, mengkilap, berlembar,, Mudah di congkel.
Muskovit : putih, mengkilap terang, berlembar, mudah di congkel.
K.felspar : Kemerahan putihkeruh
Kuarsa : transparang -bening, bentuk tidak beraturan, berbutir.

II.2.Pengenalan Batuan Sedimen

17

Batuan yang terbentuk akibat litifikasi bahan rombakan batuan asal atau
hasil reaksi kimia maupun kegiatan organisme. Kenampakan paling menonjol dari
jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur eksternal lapisan, bahan
rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi. Pada
batuan sedimen yang kristalin umumnya monomineralik dan tergolong batuan
sedimen nonklastik. Batuan sedimen sendiri terbagi menjadi dua yaitu sedimen
klastik dan sedimen nonklastik.

II.2.1.Pengertian
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hancuran litifikasi dari
batuan lain Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di permukaan
bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami proses pengangkutan
(transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya. Air dan angin
merupakan agen pengangkut yang utama. Sedimen ini apabila mengeras
(membatu) akan menjadi batuan sedimen. Ilmu yang mempelajari batuan sedimen
disebut dengan sedimentologi. Sebelum mengetahui bagaimana sedimen terangkut
dan terendapkan dalam suatu cekungan mungkin ada baiknya kita dapat
memahami prinsip apa saja yang bisa kita temukan dalam batuan sedimen.
Prinsip-prinsip tersebut sangatlah beragam diantaranya prinsip uniformitarianism.
Prinsip penting dari uniformitarianism adalah proses-proses geologi yang terjadi
sekarang juga terjadi di masa lampau. Prinsip ini diajukan oleh Charles Lyell di
tahun 1830.

18

II.2.2.Klasifikasi Batuan Sedimen


Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Namun pada garis
besar batuan sedimen dibagi menjadi dua yaitu sedimen klastik dan sedimen
nonklastik. Batuan sedimen di muka bumi ini dapat di kelompokan menjadi 5
kelompok besar pengelompokan ini berdasarkan bagaimana batuan itu terbentuk
ada batuan sedimen detritus,batuan evaporit, sedimen batubara, sedimen silika,
sedimen karbonat.
Batuan Sedimen detritus
Batuan sedimen ini di endapkan dalam proses mekanis, terbagi menjadi
dua golongan besar dan pembagian dan pembagian ini berdasarkan ukuran
butirnya.

Cara

pembentukan batuan

tersebut

berdasarkan proses

pengendapan baik terbentuk di lingkungan dara maupun di lingkungan


laut.
Batuan Sedimen Evaporit
Proses untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki
larutan kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di
lingkungan danau atau laut yang tertutup sehingga sangat memungkinkan
selalu terjadi pengayaan, unsur-unsur tertentu.
Batuan Sedimen Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik. Dimana saat
tumbuhan mati timbul oleh lapisan yang tebaldi atasnya sehingga
memungkinkan untuk terjadinya pelapukan
Batuan Sedimen Silika
Batuan ini terdiri dari rijang (chert), radional dan tanh atom, proses
pembentkan batuan ini adalah gabungan antara proses organik dan
radiolaria.

19

Batuan Sedimen Karbonat.


batuan ini sudah umum sekali di temukan di kumpulan cangkang
mulukosa, alga, foraminefera, atau yang lainya yang bercangkang kapur,
atau oleh proses-proses pengendapan yang merupakan rombakan, dari
batuan yang terbentuk terlebi dahulu dan di endapkan di suatu tempat,
proses pertama bisa terjadi di lingkungan laut litoral sampai neritik sampai
bahtial. Jenis batuan karbonat sangat banyak jenisnya terhantung material
penyudunya.
Batuan sedimen di bagi menjadi dua yaitu sedimen klastik dan sedimen
non klastik :
Sediemn klastik
Batuan sedimen klastik terbentuk akibat pengendapan kembali rombakan
batuan asal, baik batuan beku, batuan metamorf maupun batuan sedimen
yang lebih tua. Adapun fragmentasi batuan asal di mulai dari pelapukan
lalu tererosi, transportasi, dan terendapkan pada cekungan dan mengalami
proses dia genesa yaitu perubahan temperatur ke rendah meliputi
kompaksi, sementasi, rekristalisasi, autigenesis, dan replaclement.
Contoh : Kalsit bersifat silikan ( Breksi, konglomerat, Pasir lanau, dan
lempung
Sedimen Nonklastik
Terbentuk dari reaksi kimia atau kegiatan organisme. Reaksi kimia yaitu
kristalisasi

atau

reaksi

organik

pwnggaraman

unsur-unsur

laut,

pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasikan contoh :


Nonklastik bersifat silikan(Rijang).

20

II.2.3.Cara pemerian batuan sedimen


Ada dua jenis batuan sedimen yaitu sedimen klastik dan sedimen non klastik
Pemerian batuan sedimen klastik di dasarkan pada :
Tekstur batuan sedimen Klastik :
Tekstur: suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk
butir serta susunannya. Adapun tekstur meliputi:
Pemilahan (Sorting )
Keseragaman butir dalam batuan sedimen untuk pemilahan dipakai istilah:
o Pemilahan baik (well Sorted) kenampakan ini di perlihatkan
ukuran besar butir yang seragam pada semua komponen batuan
sedimen.
o Pemilahan sedang (moderalety sorted)
o Pemilahan jelek (pourly Sorted), merupakan kenampakan pada
batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam mulai dari
lempung hingga krikil bahkan bongkah

Jelek

Sedan

Gambar. 2 Derajat pemilahan


Sumber : Powerpoin Geodas (tidak di terbitkan)

Bentuk butir atau Kebundaran

Baik

21

Nilai dari membulat atau meruncing butiran, untuk kebundaran dipakai


istiala :
o Menyudut (angular) permukaan butiran runcing dan tajam
o Menyudut tanggung (subanggular) permukaan butiran datar
dengan ujung-ujung yang datar
o Membulat tanggung (subbrouded) permukaan butiran umumnya
datar dengan ujung-ujung yang membundar
o Membulat (rounded) pada umumnya butiran memiliki permukaan
yang bundar, ujung-ujung dan tepi permukaan yang cekung.
o Sangat Membulat (Well Rounded) hampir semua butiran
permukaanya cembung (Ekuidimensial)

Gambar. 3 bentuk butir


Sumber : Pengantar Geodas (tidak di terbitkan)

Kemas (Fabric )
Hubungan antara butir dalam material batuan sedimen ada dua macam :
o Kemas terbuka, hubungan butir materialnya tidak saling
bersinggungan.
o Kemas Tertutup, hubungan antara material saling bersinggungan.

22

Kemas terbuka
Kemas tertutup
Gambar. 4 bentuk Kemas
Sumber : Pengantar Geodas (tidak di terbitkan)

ukuran butir (Grain Size )


Adalah pemerian ukuran butir yang memakai skala yang di buat oleh
Wentwort (1922)

Gambar. 5 Ukuran butir


Sumber : Pengantar Geodas (tidak di terbitkan)

23

Tabel.4 Skala Wentwort


Sumber : Modul Pakuan Bogor (tidak di terbitkan)

Besar Butir (mm)


>256
128<<256
64<<128
32<<64
16<<32
8<<16
4<<8
2<<4
1<<2
<<1
<<1/2
1/8<<1/4
1/16<<1/8
1/32<<1/16
1/64<<1/32
1/128<<1/64
1/156<<1/128
1/512<<1/256
1/1024<<1/512
<1/1024

Nama Fragmen
Boulder?bongkah
Large
couble/berangkal
Small couble
Very large pebble
Large pebble/kerikil
Medium pebble
Small pebble
Granule
Very coarse sand
Coarse sand
Medium sand
Fine sand
Very fine sand
Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt
Clay
Medium clay
Fine clay

Nama Batuan

Breksi/konglomerat

Pasir/batupasir

lanau/batulanau

Clay/lempung/batulempung

24

Struktur
Merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen
yang di akibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi
pembentuknya. Berdasarkan asalnya, struktur sedimen yang terbentuk
dapat di bagi menjadi tiga yaitu :
o Struktur sedimen Primer.
Terbentuk karena proses

sedimentasi,

dapat merefleksikan

mekanisme pengendapanya. Struktur sedimen primer antara lain


adalah perlapisan, gelembung gelombar, perlapisan bersusun dan
lain-lain.
o Struktur Sedimen Sekunder
Terbentuk setelah proses sedimentasi, sebelum atau sesudah di
genesa. Menunjukan keadaan lingkungan pengendapanya, contoh
struktur cetak beban, cetak suling, dan lain-lain.
o Struktur Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca,
cacing atau binatang yang lainya. Struktur organik antara lain
adalah angka, laminasi, pertmbuhan dan lain-lain.

25

Struktur sedimen yang penting adalh perlapisan, struktur ini umum pada
batuan sedimen klastik yang terbentuk oleh beberapa faktor antara lain :
o
o
o
o
o

Adanya perbedaan warna mineral


Adanya perbedaan besar butir
Adanya perbedaan komposisimineral
Adanya perubahan struktur sedimen
Adanya perubahan kekompakan.

Macam-macam perlapisan :

Masif
o Bila tidak menunjukan struktur dalam atau ketebalan 120 cm.
Perlapisan sejajar
o Bila menunjukan perlapisan sejajar
Laminasi
o Perlapisan sejajar bila memiliki kuran dari 1cm. Terbentuk dari
suspensi energi yang
o Mekanis.
Perlapisan Pilihan
o Bila perlapisan disusun oleh butiran yang di rubah dari halus ke
arah vertikal
Perlapisan silang siur
o Perlapisan yang membentuk sudut bidang lapisan oleh intensitas
arus yang berubah-ubah.

Berfosil
o Apabila tercirikan oleh kandungan fosil yang memperlihatkan
orientasi tertentu.

Cara pemerian nama pada batuan sedimen Non-Klastik meliputi:

Struktur:
- Berfosil : terdapat tanda-tanda fosil

26

- Masif : Bila tidak menunjukan struktur dalam atau ketebalan 120


-

cm.
Oolitis: fragmen-fragmen klastik diselubungi oleh mineral non
klastik (biasanya mineral karbonat), dengan ukuran lebih kecil dari

2 mm
- Pisolitis: seperti oolitis, tapi ukurannya lebih besar dari 2 mm
Tekstur:
Amorf tidak mennjukan tekstur yang kristalin.
Kristalin.
Komposisi Mineral
Pada umumnya dibedakan menjadi :
Fragmen : butiran yang besar, sebagai dasar butiran mineral atau

fosil
Matriks : butiran yang ukuranya lebih kecil dan biasanya terletak

di antara fragmen
Semen : Bahan pengikat matriks dan fragmen, ada tiga macam
yaitu :
- Semen Karbonat (Kalsit, Dolomit)
- Semen Silika ( Kuarsa)
- Semen Oksida Besi (siderit)

I.3.Pengenalan Batuan Metamorf


Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat dari metamorfosa
dari batuan lain, metamorfosa terbagi menjadi tiga yaitu metamorfosa kontak,
dinamo dan regional. Metamorfosa terjadi dalam suatu lingkungan yang sangat
berbeda dengan lingkungan dimana batuan asalnya terbentuk. Banyak mineralmineral hanya stabil dalam batas-batas tertentu dalam temperatur, tekanan, dan
kimiawi. Jika batuan tersebut di kenakan temperatur dan tekanan yang lebih tinggi
dari pada dekat permukaan, batas kestabilan mineral tersebut dapat terlampaui.
Metamorfosa sendiri adalah proses rekristalisasi kedalaman kerak bumi (3-20

27

Km) yang keseluruhanya atau sebagian terjadi dalam keadaan padat, yakni tanpa
melalui fase cair. Proses perubahan yang terjadi di sekitar muka bumi seperti
pelapukan, diagenesa, sementasi sedimen tidak termasuk dalam pengertian
metamorfosa.

II.3.1.Pengertian
Batuan metamorf adalah batuan hasil dari perubahan-perubahan
fundamentil batuan sebelunya telah ada. Panas yang intensif yang di pancarkan
oleh suatu massa magma yang sedang mengintrusi di sebut metamorfosa kontak.
Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang sangat luas di sebabkan oleh
tekanan yang panas pada batuan yang terkubur sangat dalam. Dalam kedua tipe
metamorfosa, fluida dalam batuan dapat membantu perubahan-perubahan
kimiawi. Air adalah fluida utama, tetapi unsur-unsur kimia seperti klor, flour,
brom, dan lain-lain dapat keluar dari batuan sekelilingnya.
Namun harus di pahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan
padat, dengan perubahan kimiawi dan batas-batas tertentu saja dan meliputi
proses-proses rekristalisasi, reorintasi dan pembentukan mineral-mineral baru
baru dengan penyusun kembali elemen-elemen kimia sebelumnya telah ada.

II.3.2.Klasifikasi batuan metamorf

Metamorfosa Kontak
Panas tubuh batuan intrusi yang di teruskan ke batuan sekitarnya,
mengakibatkan metamorfosa kontak dengan temperatur 300-800C. Pada
metamorfosa kontak, batuan sekitarnya berubah menjadi hornfels atau

28

hornstone. Intinya metamorfosa kontak adalah proses metamorfosa akibat


dari suhu saja.

Metamorfosa Dislokasi atau Dinamik atau Kataklastik


Batuan ini sering di jumpai di daerah dislokasi, batuan ini terbentuk akibat
adanya tekanan.
Metamorfosa Regional
Metamorfosa regional yaitu metamorfisme yang dipengaruhi oleh
kenaikan suhu dan tekanan.

II.3.3.Cara pemerian batuan metamorf


Kristaloblastik : tekstur batuan asal/ asli sudah tidak tampak lagi.
Lapidoblastik, tekstrur dimana mineral-mineral penyususun

berbentuk pipih. Contohnya : Skis mika


Nematoblastik, tekstur dimana mineral-mineral

berbentuk prismatik contohnya : skis hordblane


Granoblastik, tekstur dimana mineral-mineral penyusun membutir

atau glanuler contohnya : kwarsit


Perfiroblastik, seperti struktur perfiroblastik batuan beku diman

penyusun

terdapat massa dasar, dan hanya dalam batuan metamorf fenokris

di sebut porfiroblastik.
Idioblastik, tekstur batuan metamorf dimana mineral-mineral
pembentukanya euhedral.

29

Hipidoblastik, tekstur pada batuan metamorf dimana mineral-

mineral pembentuknya berbentuk subhedral.


Xenolit, tekstur pada batuan metamorf diman mineral-mineral
pembentuknya anhedral.

Struktur
Struktur batuan metamorf terjadi sebagai penyesuaian dengan kondisi baru

akibat tekanan dan temperatur. Terbagi struktur folisi dan non foliasi.
Struktur Foliasi

Yaitu struktur yang menunjukan penjajaran mineral, ada beberapa macam


yaitu :
- Slaty Cleavege : struktur yang di ekspresikan oleh kecendrungan batuan
metamorf yang berbutir halus untuk membelah spanjang mineral
subpararel yang di akibatkan oleh orientasi penjajaran mineral-mineral
pipih yang seperti mika, talk, atau klorit.
- Schitosity : struktur sifatnya mirip dengan slaty clavege, tetapi mineralmineral pipi kebanyakan lebih besar dan secara keseluruhan batuan
metamorf ini tampak menjadi kasir atau medium contohnya : skis
- Gnessic : struktur yang terbentuk oleh perselingan lapisan yang
komposisinya berbeda dan berbutir kasar ( felsdpar, kwarsa). Contoh :
gness.
- Filitik atau phylitik : rekristalisasi mineal lebih kasar dari pada slaty
cleavege, lebih mengkilat dari pada batu sabak, mineral mika lebih banyak
dibanding slaty cleavage. Mulai terdapat mineral-mineral lain yaitu
tourmaline.

Struktur Non-foliasi

30

Yaitu struktur yanfg menujukan penjajaran mineral dan batuan


masif. Ini terjadi akibat batuak kontak dengan tubuh intrusi batuan beku.,
batuan yang terbentuk bisanya berbulir halus. Dan batuan berasal dari
batuan asal yang memiliki mineral tunggal seperti gamping, tidak
terbentuk mineral baru namun kristal-kristalnya yang lebih kecil akan
membesar dalam tekstur interlocking menjadi batuan baru. Contohnya
batu gamping menjadi marmer. Pada struktur non foliasi ini terdapat

beberapa bagian yaitu :


Granulose atau hornfelsik : merupakan susunan yang terdiri dari mineralmineral equidimensional serta pada jenis ini tidak menunjukan belahan.

Contohnya : marmer, kwarsit, hornfels.


Liniasi : pada jenis ini akan di temukan keidentikan yaitu beberapa

mineral-mineral menjarum dan berserabut contoh : serpententit asbestos


Kataklastik : suatu struktur yang berkembang oleh penghancuran pada

batuan asal yang mengalami metamormofa dinamotermal.


Milonitik : sama dengan struktur katalisti, hanya butiranya lebih halus dan
dapat di belah-belahan seperti sekistose, struktur ini sebagai sala satu ciri
adanya sesar.

Komposisi Mineral
Berdasarkan kristal mineralnya dapat di bagi menjadi mineral stres dan
mineral anti stres.
Mineral Stress
Adalah mineral yang stabil dalam kondisi tertekan, dimana
mineral ini bebrbentuk pipih atau tabular, prismatik. Mineral ini
tumbuh memanjang dengan kristal yang tegak lurus dengan gaya.
Contohnya : Mika, zenolit, tremolit, Sktinolit, Silimit, Kyanite,
Antorfilit.

31

Mineral anti Stress


Adalah mineral yang terbentuk tidak dalam kondisi
tertekan, umumnya terbentuk equidimensial. Contohnya : kwarsa,
garnet. Kalsit, Feldspar, Kordierit, Epidot.
Berdasrkan jebis metamorfismenya mineral ini khas muncul pada
jenis metamorfisme tertentu.
- Metamorfisme regional, Kyanite, garnet, Talk, Gaukofan.
- Pada metamorfisme termal, garnet, andalusit, korondum.

BAB III
PENGENALAN FOSIL

32

III.1.Pendahuluan
Fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang
diawetkan oleh alam. Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu fosil
menjadi petunjuk penting mengenai sejarah bumi. Pertanyaan tentang asal
kehidupan selalu memusingkan para ilmuwan dan agamawan. Hampir setiap
kebudayaan mempunyai cerita tentang penciptaan kehidupan di muka bumi.
Dalam cerita-cerita tersebut, umumnya manusia menjadi puncak dari proses
penciptaan. Beberapa teolog bahkan menduga bahwa waktu penciptaan tidak lebih
dari beberapa ribu tahun silam Selama abad ke-19, para ahli geologi menyadari
bahwa bumi masih mengalami proses perubahan secara berangsur, yang menjadi
penyebab timbul dan runtuhnya pegunungan dan tampak dalam penemuan fosil.
Para ahli geologi pada waktu itu menghitung usia bumi tidak kurang dari 20 juta
tahun. Sekarang para ahli dapat menghitung umur batuan secara lebih teliti
dengan mengukur kandungan unsur radioaktifnya. Contohnya, salah satu jenis
karbon radioaktif diketahui meluruh dengan laju tetap. Ini dapat dipakai untuk
menentukan umur batu bara sampai 50.000 tahun. Unsur-unsur lain dapat
menentukan umur bebatuan yang lebih tua. Perhitungan para ahli itu
menunjukkan bahwa sejarah bumi diawali sejak 4,5 miliar tahun silam. Syarat
terbentuknya fosil yaitu.

Mempunyai bagian yang keras

Segera terhindar dari proses-proses kimia (oksidasi & reduksi)


1. Tidak menjadi mangsa binatang lain
2. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus >>> agar tidak larut

33

3. Terawetkan dalam batuan sedimen


4. Terawetkan dalam waktu geologi (minimal 500.000 tahun)
Kegunaan Fosil :
III.2.Jenis-jenis fosil
Berdasarkan tipe pengawetan fosil dapat di bagi menjadi beberapa jenis yaitu :

Fosil Tidak Berubah.


Semuan bagian dari organisme hewan terawetkan dengan baik yang lunak
maupun yang keras, misalnya Mammoth yang terawerkan di es siberia.
Fosil yang mengalami perubahan
Dapat di bagi menjadi dua meliputi :
o Permineralisasi
Bagian keras yang paras asli terawetkan namun beberapa minera
sekunder mengisi ruang antar sel.
o Replacement
Mineral sekunder mengganti materia fosil asli, contohnya kayu
yang seluruhnya di ganti oleh silika di daerah wonosari.
o Fosil Berupa fragmen
Fosil berupa fragmen-fragmendan fragmen-fragmen tersebut dapat
berubah maupun tak terubah.

o Fosil berupa jejak


Tidak semua jenis fosil terwetkan dalam bentuk yang di kenal,
sering hanya tidak langsung dari jejak fosil yang ada untuk di
inteepretasikan Contoh :
- Mold, Cash dan impirn
- Track trail dan burrow
- Coprolite
- Fosil kimia

34

Gambar : III.6. pengawetan fosil


Sumber : Pengantar Geodas (tidak di terbitkan)

III.3. Cara pengamatan fosil


Fosil Makro
Karena fosil makro mempunyai ukuran yang besar, maka dalam
pengamatanya tergantung dari kekerasan batuan tempat fosil makro itu
berada, penyajian fosil makro relatif lebih mudah secara mudah dengan
pengambilan fosil yang terekam lalu megaskopis beserta batuan tempat
fosil tersebut berada, apabila kesulitan dalam deskripsi di lapangan, maka
di lakukan dokumentasi yang baik, meliputi :
o Sampel batuan
o Tempat pengambilan

35

o No sampel
Lalu di bawa ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.

Fosil Mikro
Karena fosil mikro mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga di
lapangan sangat sulit di lakuka, sehingga pengamatan di lapangan lebih di
fokuskan pada deskripsi batuan di lapangan meliputi : warna, tekstur,
struktur, dan komposisi mineral
Cara pengamatan fosil lain :

Pengamatan Laboratorium
Pengamatan laboratorium di lakukan untuk pengamatan fosil untuk analisa
secara detail yang tidak dapat di lakukan di lapangan. Pengamatan di
laboratorium ini terutama adalah dari fosil-fosil makro dengan bantuan
mikroskop adapun tahap-tahap pengamatan di laboratorium akan di
jelaskan selanjutnya.

Teknik Dokumentasi
Berikut merupakan tahap-tahap dalam pengambilan sampel batuan yang
mengandung fosil makro :
o Sampeling
Pengambilan sampel batuan di lapangan untuk di analisis
kandungan mikro faunanya fosil makro terdapat dalam batuan
mempunyai bahan pembentuk cangkang dan morfologi yang
berbeda, namun semua makro fosil memiliki fisik yang sama, yaitu
ukuranya sangat kecil dan kadang sangat mudah hancur, sehingga

36

membutuhkan perlakuan khusus.Beberapa prosedur dapat di


lakukan : Spot sampling, Chanel Sampel.
o Spot sampling : dengan interval yang tertentu merupakan metode
yang terbaik untuk penampang yang tebal denganjenis litologi
yang seragam, seperti pada lapisan batu gamping, pada metode ini
di tambahkan chenel sample (sampel paritan) sepanjang kurang
lebih 30 cm pada setiap interval 1,5 meter.
o Chenel sample : pada penampang lintasan yang pendek 3-5 m,
pada litologi yang seragam atau pada perselingan batuan dan
dilakukan setiap perubahan unit litologi. Ada yang di sebut kuantita
sample :
Sempel batuan untuk analisis mikro paleontologi harus memenuhi
kriteria sebagai berikut :
1. Bersih, sebelum mengambil sample harus di bersikan dari
semua kepingan pengotor.
2. Representatif dan komunikatif, harus di pisahkan dengan
jelas antara sampel batuan yang mewakili satu sisipan atau
suatu lapisan batuan. Ambil sekitar 300-500 gram sempel
batuan yang sudah di bersikan.
3. Pasti, apabila sempel terkemas dengan baik dalam suatu
kemasan kedap air yang di tandai dengan tulisan tahan air.
Yang mencakup segala hal keterangan tentang sample
seperti nomer sample, lokasi, jenida batuan dan waktu
pengambilan maka analisis saple akan bermanfaat.

Jenis sample
Ada dua jenis sample :

37

1. Sample permukaan yaitu sampel yang di ambil langsung dari


pengamatan singkapan di lapangan lokasi dan posisi statigrafinya
dapat di plot dari peta.
2. Sample bawa permukaan, sample yang di ambil dari suatu
pengeboran.

BAB IV
PENGENALAN GEOLOGI STRUKTUR

IV.1. Pengertian Geologi Struktur


Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Adapun
deformasi batuan adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan sebagai akibat
dari gaya yang bekerja di dalam bumi. Secara umum pengertian geologi struktur
adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur batuan sebagai bagian
dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya. Beberapa kalangan
berpendapat bahwa geologi struktur lebih ditekankan pada studi mengenai unsurunsur struktur geologi, seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan
(fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic
unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi dengan
skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan
sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya.

38

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh


batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan
internalnya.Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada
studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari
struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai
sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian
deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol
stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur
tersebut. Geologi struktur pada intinya mempelajari struktur batuan yaitu :
struktur primer (misalnya : perlapisan, foliasi, laminasi, dsb) dan struktur skunder
(misal : kekar, sesar, lipatan). Sebagian besar yang penyusun pelajari yaitu
struktur skunder.

IV.2. Macam-macam struktur geologi


Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai
produk dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu: Kekar (fractures) dan
Rekahan (cracks); Perlipatan (folding); dan Patahan atau Sesar (faulting). Ketiga
jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsur struktur,
yaitu:
Kekar (Fractures) Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada
batuan akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum
mengalami pergeseran. Secara umum dicirikan oleh: a). Pemotongan

39

bidang perlapisan batuan; b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi)


seperti kalsit, kuarsa dsb; c) kenampakan breksiasi. Struktur kekar dapat
dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah
gaya yang bekerja pada batuan tersebut. Kekar yang umumnya dijumpai
pada batuan adalah sebagai berikut:
Shear Joint (Kekar Gerus) adalah retakan / rekahan yang
membentuk pola saling berpotongan membentuk sudut lancip
dengan arah gaya utama. Kekar jenis shear joint umumnya bersifat

tertutup.
Tension Joint adalah retakan/rekahan yang berpola sejajar dengan

arah gaya utama, Umumnya bentuk rekahan bersifat terbuka.


Extension Joint (Release Joint) adalah retakan/rekahan yang
berpola tegak lurus dengan arah gaya utama dan bentuk rekahan
umumnya terbuka.

Kekar Gerus (Shear Joint)


Kekar Tensional (Tensional Joint)
Gambar. 7
Gambar. 8
Sumber : Modul batuan bogor (tidak di terbitkan)

40

Sesar atau Faults adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran.
Umumnya disertai oleh struktur yang lain seperti lipatan, rekahan dsb. Adapun di
lapangan indikasi suatu sesar atau patahan dapat dikenal Deretan struktur minor
seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb. Sesar dapat dibagi kedalam
beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif pergeserannya. Selama
patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan
kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu
bidang sesar dapat diukur dan ditentukan.
Dip Slip Faults adalah patahan yang bidang patahannya menyudut
(inclined) dan pergeseran relatifnya berada disepanjang bidang
patahannya atau offset terjadi disepanjang arah kemiringannya. Sebagai
catatan bahwa ketika kita melihat pergeseran pada setiap patahan, kita
tidak mengetahui sisi yang sebelah mana yang sebenarnya bergerak atau
jika kedua sisinya bergerak, semuanya dapat kita tentukan melalui
pergerakan relatifnya. Untuk setiap bidang patahan yang yang
mempunyai kemiringan, maka dapat kita tentukan bahwa blok yang
berada diatas patahan sebagai hanging wall block dan blok yang

berada dibawah patahan dikenal sebagai footwall block.


Normal Faults adalah patahan yang terjadi karena gaya tegasan
tensional

horisontal

pada

batuan

yang

bersifat

retas

dimana

hangingwall block telah mengalami pergeseran relatif ke arah bagian

bawah terhadap footwall block.


Horsts & Gabens Dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi
sebagai akibat dari tegasan tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar
normal yang berpasang pasangan dengan bidang patahan yang
berlawanan. Dalam kasus yang demikian, maka bagian dari blok-blok
yang turun akan membentuk graben sedangkan pasangan dari blok-

41

blok yang terangkat sebagai horst. Contoh kasus dari pengaruh gaya
tegasan tensional yang bekerja pada kerak bumi pada saat ini adalah
East African Rift Valley suatu wilayah dimana terjadi pemekaran
benua yang menghasilkan suatu Rift. Contoh lainnya yang saat ini
juga terjadi pemekaran kerak bumi adalah wilayah di bagian barat
Amerika Serikat, yaitu di Nevada.

Gambar 9. Kenampakan sesar

Sumber : Modul Pakuan Bogor (tidak di trebitkan)

Lipatan (Folds) Lipatan adalah deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari
gaya tegasan sehingga batuan bergerak dari kedudukan semula membentuk
lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya lipatan dapat dibagi dua, yaitu
a). Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang cekung ke arah atas, sedangkan
lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah atas. Berdasarkan kedudukan
garis sumbu dan bentuknya, lipatan dapat dikelompokkan menjadi :

Lipatan Paralel adalah lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.


Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu

utama.
Lipatan harmonik atau disharmonik adalah lipatan berdasarkan menerus

atau tidaknya sumbu utama.


Lipatan Ptigmatik adalah lipatan terbalik terhadap sumbunya

42

Lipatan chevron adalah lipatan bersudut dengan bidang planar Lipatan

isoklin adalah lipatan dengan sayap sejajar


Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar. Disamping lipatan tersebut diatas, dijumpai juga
berbagai jenis lipatan, seperti Lipatan Seretan (Drag folds) adalah lipatan
yang terbentuk sebagai akibat seretan suatu sesar.

Gambar. 10 Kenampaka lipatan


Sumber : Modul Pakuan Bogor (tidak di terbitkan)

43

BAB V
PENGENALAN PERALATAN GEOLOGI

V.1.Pendahuluan
Dalam melakukan pekerjaan lapangan seorang geologis harus mengetahui
perlengkapan yang harus di bawa. Yang paling utama adalah palu dan kompas
namun tik kalh dengan peralatan lainya yang sam pentingnya,, beberapa peralatan
geologi yaitu tas, peta, pita ukur, lup, hcl, dan busur derajat jangan lupa makanan.
Namun walaupun ada peralatan geologi harus tau cara pengaplikasianya di
lapangan.
V.2.Macam-macam peralatan geologi dan cara penggunaannya
Macam-macam peralatan geologi yaitu :
Kompas Geologi digunakan untuk mengatur arah, kemiringan lereng di
bidang sesar, kekar, foliasi, struktur perlapisan dan lainya. Kompas yang
sering di gunakan adalah kompas brutonyang jumlah lingkaranya dibagi
menjadi 0-360 angka pada 270 angka west angka 180 pada south angka 90
pada eastangka 0 pada nort.

Mengatur Deklinasi

44

Deklinasi adalah utara yang di bentuk oleh sudut magnetik dan arah utara
yang sebenarnya, sehingga kompas harus di koreksi. Pengoreksian dengan
cara memutar lingkaran derajat sebesar yang ada pada peta, lalu tetapkan
pada indeks pin yang masih dalam jangka mungkin 0.
Mengatur Bearing
Bearing adalah arah kompas dari satitik ke titik lain, dalam kompas
ini di tunjukan oleh siting arm. Untuk membaca bearing dengan
benar harus di perhatika tiga hal yaitu kompas harus dalam
keadaan para, titik pandang harus terpusat, jarum kompas harus

terletak mendatar.
Menetukan Kemiringan bidang atau jurus.
Jurus adalah garis yang di bentuk oleh perpotongan bidang
mendatar dan permukaan bidang yang di ukur, sedangkan
kemiringan adalah kecondongan permukaan bidang yang tegak
lurus.

Gambar. 11 Kompas
Sumber : Pengantar

geologi
Geologi asdos

Palu Geologi
Palu geologi dala penamaanya memiliki 2 fungsi yaitu palu pertama
sebagai palu batuan yang keras di sebut palu beku denganberat 1,8 kg,
yang mempunyai dua mata yang satunya tumpul dan sisilainya tumpul.
Palu kedu di sebut palu sedimen dengan berat 0,7-2,2 kg. Mempunyai

45

bentuk yang hampir sama namun salahsatu ujungnya pipih untuk


mencongkel batuan yang lunak.

Palu Beku

Palu Sedimen

Gambar. 12 Palu batuan beku dan Palu batuan sedimen


Sumber : Pengantar geologi asdos

Lup / Kaca Pembesar


Lup dalam kegunaanya di pergunakan unuk melihat mineral-mineral yang
kecil. Karena mempunyai kaca yang bisa memperbesar ukuran dari
ukurang yang sebenarnya, jika kita melihat mineral secara megaskopis
sangat kecil maka kita menggunakan bantuan lup.

Gambar V.13 Lup


Sumber :Pengantar geologi asdos

46

Hcl
Senyawa ini adalah Hidrogen dan clorite yang termasut dalam kelompok
asam kuat. Dalam penggunaanya pun harus berhari-hari karena jika
terkena kuli maka akan terkelupas. Ini ini gunakan untuk mengukur kadar
asam dalam batuan.
Peta Lapangan
Suatu hal yang di perlukan dalam praktek lapangan adalah peta lapangan
atau di sebutjuga peta topografi, disamping itu peta ini sangat berguna
pada saat kita sedang tersesat maka kita harus menggunakanya dengan
cara pembacaan peta dengan kompas geologi.

Gambar V.14 Peta Topografi


Sumber : Modul Pakuan Bogor (tidak di terbitkan)

BAB VI
PENGENALAN PETA TOPOGRAFI

VI.1.Pendahuluan
Peta topgrafi adalah bentuk alam dengan dasar ketinggian garis kontur
(garis hayal yang menunjukan ketinggian yang sama), pada masa sekarang

47

geomorfologi bukan hanya melputi hal-hal yang statis saja, tetapi juga merupakan
ilmu yang dinamis dapat menafsirkan kejadian alam sebagai hasil interpolasi.
Selain itu buntuk roman muka bumi dapt di nyatakan dalam besaran matemarika
seperti yang kita kenal geomorfologi kuantatif. Peta topografi juga dapat di
ungkakan sebagai miniatur atau posisi permukaan bumi yang bisa di lihat dari
atas. Kegunaanya adalah megplot atau mencantumkan suatu objek pengamatan di
permukaan bumi kedalam peta ( Contoh : Lokasi, singkapan batuan, jalan raya,
kota, pemukiman dll).
VI.2.Bagian-bagian Peta Topografi
Unsur-unsur yang penting dalam peta topografi anatara lain adalah :
Relief
Yaitu bentuk ketidak teraturan secara vertikal dari ukuran besar maupun
kecil dari permukaan bumi. Contoh : bukit, lembah, pegunungan, gawir
dll.
Drainage ( pola aliran)
Yaitu segala yang berhubungan dengan penyaluran baik permukaan
dibawah maupun permukaan bumi. Contoh : sungai-sungai, danau, rawa,
laut, pantai dll.
Culture
Yaitu segala bentuk hasil kebudayaan (budidaya manusia) : contohnya
perkampungan, jalan perkebunan, persawahan dll.
Skala
Yaitu perbandingan jarak horisontal sebenarnya dengan jarak di peta. Ada
beberapa macam skala yaitu skala fraksi, Skala verbal, Skala garis,
Skala Fraksi

48

Contoh : 1 : 25.000, artinya 1 cm di dalam peta sama dengan 25.000


cm (250 M) di lapangan. Kelemahanya bila peta mengalami
pembesaran, pengecilan atau permuaia, maka skala ini tidak terpakai
lagi.

Skala verbal
Dinyataka dengan ukuran panjang contoh : 1 cm = 10 km, ini
berarti 1 cm = 1 karena dan sebagainya. Skala ini tidak beda jauk

dengan skala fraksi.


Skala garis
Yaitu perbandingan jarak horisontal sesungguhnya denggan jarak
dalam peta yang di tujukan dengan garis. Keuntunganya tidak akan

terbaik oleh pembesaran, pengecilan ataupun pemuaian peta.


Orientasi Peta
Merupakan bagian yang menunjukan utara pada peta, arah utara di kenal
dua macam yaitu :
Arah utara Magnetik, dan arah utara sebenarnya..

Arah utara magnetik, Yaitu arah utara yang di tunjukan oleh

jarum magnet.
Aarah utara sebenarnya, yaituarah utara geografis atau arah utara
dengan sumbu bumi,

Judul Peta dan Lembar peta.


Merupakan nama derah yang tercakup dalam peta dedangkan nomor
lembar peta berdasarkan sistem pembagian peta tertentu.
Legenda

49

Merupakan simbol atau tanda untuk mewakili bermacam-macam keadaan


di lapangan.
Coverage diagram
Merupakan diagram yang menunjukan darimana dan bagaimana cara
memperoleh datanya.
Indeks Atministrasi
Yaitu pembagian daerah berdasarkan hukum pemerintahanya.
Indeks To Adjoin Sheet
Merupakan petunjuk tentang kedudukan peta terhadap peta-peta yang ada
di sekitarnya.
Edisi Peta
Merupakan tahun pembuatan peta tersebut.
Garis kontur
Garis hayal yang menghubungkan titik-titik yang terletak pada ketinggian
yang sama dari permukaan laut.
Garis kontur merupakan garis yang tertutup.
Nilai dari suatu garis kontur di hitung dari ketinggian muka air laut

rata-rata yang mempunyai nilai nol.


Garis kontur tidak akan bercabang
Garis kontur tidak akan bertemu dengan garis yang ada lainya yang

berbeda ketinggianya.
Garis kontur yang rapat menunjukan lereng yang curam yang

renggang menunjukan lereng yang landai.


Garis yang tidak saling berpotongan satu sama lain kecuali pada

lereng yang menggantung atau Over Hanging Clif.


Garis kontur bergerigi menunjukan lembah tertutup atau cekungan.
Garis kontur dengan garis interval setengah di gambarkan dengan
garis putus-putus, biasanya di jumpai dengan puncak bukit.

50

BAB VII
PENGENALAN GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI CITRA
PENGINDRAAN JAUH

VII.1.Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, Geo berarti bumi, Morfo
berarti bentuk, logos Berarti ilmu dapat di artikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang bumi atau roman muka atau dalam istilah asing di sebut Landscape
(Thornbury1954).
Peragaan geomorfologi adalah cara untuk menggambarkan tentang
geomorfologi suatu daerah dengan suatu citra. Peragaan dapat di tuangkan dalam
bentuk :

Blok Diagram
Bentuk, bentuk dataran, perbukitan dan pegunungan dapat di lihat pada
blok diagram secara tiga dimensi. Serta dapat di intrepisasiakan proses
yang bekerja dan material penyusunya.

Sketsa lapangan atau foto


Adalah rekaman atau gejala atau proses geologi yang di tuangkan pada
gambar atau foto dengan cepat dan padat.

Foto udara

51

Adalah rekaman dari sutu objek yang di foto dari udara. Foto udara
dapat menunjukan keadaan bentuklahan secara visual.

Peta Topgrafi
Bentuk alam dengan dasar ketinggian garis kontur (garis hayal yang
menunjukan ketinggian yang sama), pada masa sekarang geomorfologi
bukan hanya melputi hal-hal yang statis saja, tetapi juga merupakan
ilmu yang dinamis dapat menafsirkan kejadian alam sebagai hasil
interpolasi. Selain itu buntuk roman muka bumi dapt di nyatakan
dalam besaran matemarika seperti yang kita kenal geomorfologi
kuantatif. Peta topografi juga dapat di ungkakan sebagai miniatur atau
posisi permukaan bumi yang bisa di lihat dari atas. Kegunaanya adalah
megplot atau mencantumkan suatu objek pengamatan di permukaan
bumi kedalam peta ( Contoh : Lokasi, singkapan batuan, jalan raya,
kota, pemukiman dll).

Proses Geomorfik
adalah semua perubahan fisika dan kimia yang memberikan efek
berfariasi para bentuk roman muka bumi, proses geomorfik di bedakan

menjadi :.
Proses Eksogenik, proses yang bekerja pada permukaan bumi dan
mempengaruhi bentuk bentang alam yang terjadi. Proses ini di bedakan:
o Agradasi : proses pembentukan bentuk-bentuk positif atau
pengendapan

52

o Deradasi : proses pembentukan bentuk negatif atau merendahkan


permukaan bumi. Terdiri dari tiga sumber utama yaitu pelapukan,

erosi dan gerakan tanah.


Proses Endogenik : yaitu proses yang berasal dari dalam bumi yang

meliputi Sesar, vulkanisme.


Proses Ekstraterestrial : proses yang berasal dari luar angkasa misalnya
jatuhnya meteorit ke permukaan bumi.
berdasarka proses-proses yang bekerja di bumi di permukaan maupun dari
dalam bumi, maka akan mementuk bentang alam antara lain :

Bentang Alam Struktural : di akibatkan adanya proses tektonik


Bentang Alam Denudasial : di akibatkan adanya pelapukan dan

pengikisan
Bentang Alam Vulkanik : bentang alam yang di sebabkan oleh aktifitas

gunung berapi
Bentang Alam Kars : terbentuk akibat pelarutan air.
Bentang Alam Eolian : bentang alam di akibatkan adanya aktifitas angin.
Bentang alam Marine : bentang alam terbentuk akibat ail laut
Bentang Alam Glasial : Terbentuk di daerah bersalju atau es
Bentang Alam Flufial : terbentuk karena aktifitas air sungai.

VII.2.Geologi Citra Pengindraan Jauh


Geologi citra pengindraan jauh adalah mempelajari ilmu geologi dengan
menggunakan citra hasil dari pengindraan jarak jauh ada beberapa keuntungan
menggunakan pengindraan jarak jauh dalam bidang pekerjaan geologi antara lain :

Menghemat biaya
Penggunaan waktu lebih efisien

53

Foto udara memberikan kenampkan tiga dimensi secara langsung dari


permukaan bumi, sehingga memberikan kenampakan yang lebih baik
mengenai kondisi geologi.

Pada umumnya citra pengindraan jauh di bagi menjadi dua yaitu Citra foto dan
Citra non foto :
Citra Foto
Yaitu citra foto yang di peroleh dari alat pengindraan berupa kamera, citra
foto di bagi menjadi beberapa macam berdasarkan : Spectrum
elektomagnetik, kedudukan sumbu kamera, Sudut medan pandang dan
jumlah lensanya.
Citra Non-Foto
Yaitu citra yang di peroleh tanpa pengindraan menggunakan kamera
umumnya menggunakan spectrum radar.

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN

54

VII.1 Kesimpulan
Dalam praktikum geologi dasar di pelajari tentang mineral, batuan, peralatan
geologi, fosil, gambaran tentang geomorfologi, dan citra pengindraan jauh.
1. Mineral di definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi yang berperbandingan
tertentu, dimana atom-atom di dalamnya menyusun mengikuti pola
sistematis. Mineral terdapat pada semua batuan yang ada meliputi batuan
beku, sedimen, metamorf.
2. Batuan Beku adalah batuan yang terbentuk akibat dari pembekuan magma
di dalam perut bumi dan bembekuan lava di permukaan bumi.
3. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hancuran litifikasi dari
batuan lain Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di
permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), yang telah mengalami
proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat
lainnya.
4. Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk akibat metamorfisme dari
batuan yang sudah ada.
Seorang geologis membutuhkan alat yang menunjang pekerjaan yang di lakukan
yaiu : Palu geologi (sedimen, Beku), Kompas, alat ukur, peta topografi daerah,
HCL, GPS. Dll.
1. dalam geomorfologi di pelajari tentang bentang alam yang bisa
memengaruhi karekteristik bentang alam suatu daerah. Mungkin bentang

55

alam daerah

itu karena adanya pengarug dari angin, dari pelapukan,

ataupun karena es.


2. Dalam Peta topgrafi mempelajari bentuk alam dengan dasar ketinggian
garis kontur (garis hayal yang menunjukan ketinggian yang sama), pada
masa sekarang geomorfologi bukan hanya melputi hal-hal yang statis saja,
tetapi juga merupakan ilmu yang dinamis dapat menafsirkan kejadian alam
sebagai hasil interpolasi. Selain itu buntuk roman muka bumi dapt di
nyatakan dalam besaran matemarika seperti yang kita kenal geomorfologi
kuantatif.
Fosil adalah sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang
diawetkan oleh alam. Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu fosil
menjadi petunjuk penting mengenai sejarah bumi. Pertanyaan tentang asal
kehidupan selalu memusingkan para ilmuwan dan agamawan.

VII.2 Saran
Dalam praktikum geologi dasar sudah sangat baik pelaksanaanya namun
kami mahasiswa sangat minim mendapatkan modul tentang panduan praktikum
dari asisten dosen.

Anda mungkin juga menyukai