Anda di halaman 1dari 5

~CO2 = KARBONDIOKSIDA ~NaCl = NATRIUM KLORIDA ~CH3COOH = CUKA / ASAM ASETAT ~H2SO4 = ASAM SULFAT ~Na2CO3 = NATRIUM KARBONAT

~MgCO3 = MAGNESIUM KARBONAT ~NaOH = NATRIUM KARBONAT ~(NH4)2SO4 = AMONIUM SULFAT ~Na2SO3= NATRIUM SULFIT ~Ca(OH)2 = KALSIUM HIDROKSIDA ~HBr = ASAM BROMIDA ~HCL = ASAM KLORIDA ~MgCl2 = MAGNESIUM KLORIDA ~MgO = Magnesium Oksida ~Al2O3 = ALUMINIUM OKSIDA ~CCl4 = KARBON TETRAKLORIDA ~C6H12O6 = GLUKOSA ~CO(NH2)2 = UREA ~C3H6O = ASETON ~C12H22O11 = SUKROSA ~NaSO4 = NATRIUM SULFAT

Tata Nama Senyawa Kimia


Bagaimana menyebutkan nama senyawa berdasrkan komponen penyusunnya? Apakah semua senyawa yang telah ditemukan memiliki nama khusus?Dulu,senyawa dinamakan sesuai asal ditemukannya,misalnya,asam etanoat diberi nama asam asetat yang berasal dari cuka. Semakin banyaknya senyawa baru yang ditemukan,diperlukan suatu aturan penamaan yang berlaku internasional. Lembaga yang berwenang untuk merumuskan tata nama senyawa secara international adalah The International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)

1.Penamaan Senyawa Biner Ionik


Untuk penamaan senyawa biner ionik yang dibentuk dari satu unsur logam dan satu unsur bukan logam, mula-mula dituliskan nama logam tanpa modifikasi dan diikuti dengan penamaan unsur bukan logam melalui pemberian akhiran 'ida'. KCl : Kalium klorida MgF2 : Magnesium fluorida

KO : Kalium oksida Senyawa ion walaupun terdiri dari ion positif dan ion negatif tetapi secara keseluruhan bermuatan nol. Satuan rumus harus mengandung ion positif dan ion negatif sedemikian rupa sehingga jumlah muatan bersihnya : nol. Unsur-unsur tertentu dapat mempunyai lebih dari satu bentuk ion. Untuk menyatakan perbedaan rumus dan nama-nama senyawa, dalam hal ini kita tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur tersebut. Ada dua sistem penulisan yang umum dipergunakan : 1. Penamaan dengan penulisan bilangan oksidasi memakai angka romawi (SISTEM STOCK). 2. Penamaan dengan sistem akhiran 'O' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih rendah, akhiran 'i' untuk kation dengan bilangan oksidasi yang lebih tinggi. Contoh Rumus Molekul Sistem Stock Sistem Akhiran CrCl2 Kromium (II) klorida Kromo klorida
CrCl3

Kromium (III) klorida Kromi klorida

Pb2O Plumbum (I) oksida Plumbo oksida PbO Plumbum (U) oksida Plumbi oksida

2. Penamaan Senyawa Biner Kovalen


Penamaan senyawa biner kovalen yang terdiri dari unsur non-logam dengan unsur nonlogam, mula-mula dituliskan unsur dengan bilangan oksidasi positif. Misalnya kita tuliskan HCl bukannya CIH. Penamaan dilakukan dengan dasar pemberian awal yang menyatakan jumlah relatif tiap jenis atom dalam sebuah molekul pemberian awalan dengan mempergunakan

mono 1 hepta 7 di (bis) 2 okta 8 tri (tris) 3 ona 9 tetra (tetrakis) 4 deka 10 penta (pentakis) 5 undeka 11 heksa (heksakis) 6 dodeka 12 Awalan yang berada dalam kurung kini jarang dipergunakan dan lebih banyak dipakai dalam penamaan senyawa kompleks. Jadi untuk dua oksida utama belerang dapat kita tulis S02 : belerang dioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (IV) oksida
SO,

belerang trioksida atau berdasarkan sistem stock : belerang (VI) oksida

Sistem awalan dapat menunjukkan hubungan antara nama dan rumus dengan tepat, sedangkan sistem stock ternyata tak selalu dapat menampakkan hubungan nama dan rumus. Beberapa contoh penamaan dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Penamaan Senyawa Biner Kovalen Rumus Sistem Awalan Sistem Stock
BCl3 Boron

triklorida Boron (III) klorida tetrafluorida Karbon (IV) fluorida

CF4 Karbon

CO Karbon

monooksida Karbon (II) oksida

N2O3 Dinitrogen trioksida Nitrogen (III) oksida

SF6 Sulfor heksafluorida

Sulfor (VI) fluorida

3. Penamaan Asam-asam Biner


Ada segolongan senyawa biner kovalen yang dalam keadaan tertentu dapat melepaskan ion-ion hidrogen (H+) sehingga senyawa tersebut dikenal sebagai suatu 'asam'. Asam-asam biner penting sangat terbatas jumlahnya. Penamaannya berdasarkan gabungan dari awalan 'hidro' dengan nama bukan logam yang diberi akhiran 'at'. Contoh: HF asam hidrofluorat (asam fluorida) HBr asam hidrobromat (asam bromat) H2S asam hidrosulforat (asam sulfida) 4. PENAMAAN SENYAWA POLIATONIK Senyawa poliatomik merupakan senyawa yang mengandung ion poliatomik. Ion poliatomik terdiri dari dua atom atau lebih yang terikat bersama. Anion poliatomik umumnya lebih banyak dibandingkan dengan jenis kation pliatomik. Unsur yang banyak terdapat pada anion pliatomik adalah oksigen. Oksigen yang terikat dengan atom bukan logam lainnyadisebut oksoanion.. Sejumlah unsur tertentu membentuk deret oksoanion yang mengandung jumlah atom oksigen yang berbeda-beda. Tabel kation dan anion Tabel Anion No 1 2 3 4 5 6 7 8 Rumus NH4 O2FClBrICNS2+

Nama Ion Amonium Oksida Florida Klorida Bromida Iodida Sianida Sulfida

No 19 20 21 22 23 24 25 26

Rumus AsO33AsO43SbO33SbO43ClOClO2ClO3ClO4-

Nama Ion Arsenit Arsenat Antimonit Antimonat Hipoklorit Klorit Klorat Perklorat

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

CO32SiO32C2O42CH3COO/C2H3O2SO32SO42NO2NO3PO33PO43-

Karbonat Silikat Oksalat Asetat Sulfit Sulfat Nitrit Nitrat Fosfit Fosfat

27 28 29 30 31 32 33 34 35

MnO4MnO42CrO42Cr2O72OHHSO3HPO42H2PO4BO33-

Permanganat Manganat Kromat Dikromat Hidroksida Bisulfit Hidrogen Fosfat Dihidrogen Fosfat Borat

Tabel Kation No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Rumus Na K+ Mg2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+ Al3+ Zn2+ Ni2+ Ag2+ Sn2+ Sn4+
+

Nama Ion Natrium Kalium Magnesium Kalsium Stronsium Barium Alumunium Zink / Seng Nikel Argentum / Perak Stanum/Timah (II) Stanum/Timah (IV)

No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Rumus Pb Pb4+ Fe2+ Fe3+ Hg+ Hg2+ Cu+ Cu2+ Au+ Au3+ Pt4+
2+

Nama Ion Plumbum/Timbal (II) Plumbum/Timbal (IV) Ferrum/Besi (II) Ferrum/Besi (III) Hidrargium/Raksa (I) Hidrargium/Raksa (II) Cupper/Tembaga (I) Cupper/Tembaga (II) Aurum/Emas (I) Aurum/Emas (III) Platina (IV)

Penamaan senyawa poliatom bergantung pada muatan masing-masing ionnya. Contohnya CaCO3 : Kalsium Karbonat BaSO4 : Barium Sulfat

Anda mungkin juga menyukai