PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di bumi ini terdapat banyak sekali macam-macam dan jenis batuan. Di
Indonesia. Pengetahuan tentang bumi sampai saat ini telah memberikan
kesimpulan bahwa dimasa lampau, bumi pernah mengalami keadaan cair pijar
dimana pada bagian terluar telah membeku atau mengkristal menjadi kerak bumi.
Sementara dibagian lain yang lebih dalam, proses pemadatannya lebih lambat dan
akan terus mencari keseimbangan dalam bentuk penerobosan-penerobosan magma
dengan diiringi gejala yang bersifat tektonik. Oleh karena kondisi
pembentukannya yang beraneka ragam, mengakibatkan kerak bumi terdiri dari
bermacam-macam batuan berdasarkan sifat dan komposisinya.
Geologi sebagai dari pengetahuan alam yang mempelajari segala sesuatu
tentang gejala-gejala yang terdapat dipermukaan dan didalam bumi. Dalam
mengkaji dan mempelajari ilmu geologi tidak cukup hanya berbekal teori, tetapi
juga sngat diperlukan pengalaman langsung di lapangan.
Hampir di seluruh pelosok negeri ini terdapat berbagai macam batuan. batuan
beku, batuan sedimen dan batuan metamorf adalah contohnya. Berikut penjelasan
batuan beku, sedimen, dan metamorf:
Batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan beku (batuan
seperti granit atau basalt yang telah mengkristal dari batu lebur atau magma).
Batuan beku mencakup batuan vulkanik dan plutonik.
Batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan sedimen
(batuan seperti batu pasir atau batu gamping yang mengandung partikel-
partikel sedimen terikat dengan matrik atau material lebih halus).
Batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan metamorf
(batuan seperti batu sabak atau batu marmer yang bermula dari batuan asal
yaitu batuan sedimen atau batuan beku tetapi telah melalui perubahan kimia,
mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari perubahan suhu,
tekanan, atau keduanya).
1
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
a. Menambah pengetahuan kita khusunya di bidang ilmu Geologi
b. Memenuhi nilai praktikum Mata Kuliah Geologi Dasar.
c. Mencapai salah satu syarat kelulusan di semester I ini.
d. Memenuhi tugas Mata Kuliah Geologi Dasar.
e. Mengetahui jenis batuan beserta dengan klasifikasinya.
f. Mengidentifikasi sifat-sifat fisis batuan.
g. Mendeskripsikan macam-macam batuan.
h. Membedakan antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf.
i. Mendeskripsikan bagaimana materi penyusun batuan.
j. Mengetahui nama batuan berdasarkan kondisi fisik batuan.
2
BAB II
ISI
2.1 MINERAL
Mineral ialah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk
secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.
Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-
atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik
tersendiri. Dengan mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat
dikenal, sekaligus kita mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas
tertentu.
a. Warna [Colour]
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bilamana mineral
tersebut terkena sinar. Warna dari mineral adalah warna yang terlihat di
permukaan yang bersih dan sinar yang cukup.
Faktor yang dapat mempengaruhi warna mineral, yaitu :
Komposisi Kimia
Emas : Pirit, Kalkopirit, Emas
3
Hijau : Klorit, Malasit
Biru : Azurit, Beril
Abu-abu : Galena
Hitam : Biotit, Grafit, Augit
b. Kilap [Luster]
Kilap adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada permukaan mineral. Ini
akan tergantung pada kwalitas fisik permukaan (kehalusan dan trasparansi).
Merupakan sifat optis dari mineral yang rapat hubungannya dengan refleksi
dan refraksi. Kilap sebagai hasil pantulan cahaya dari permukaan mineral.
Refleksi mineral dalam menangkap sinar dapat dibagi menjadi :
4
Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna
mineralnya berubah-ubah.
d. Belahan [Cleavage]
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa kristal mineral untuk pecah
melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Arah belahan ini
umumnya sejajar dengan satu sisi-sisi kristal. Kesempurnaan belahan
diperikan dalam istilah sempurna, baik, cukup atau buruk. Beberapa bentuk
belahan ditunjukkan pada Sifat pecah adakalanya tidak berhubungan dengan
struktur kristal, atau mineral tersebut pecah tidak melalui bidang belahannya,
yang disebut sebagai rekahan (fracture).
Berikut ini jenis Belahan:
[1]
[1] Belahan satu arah [One Direction Cleavage]
Contoh : Muscovite
e. Pecahan [Fracture]
Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang
tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan
dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar.
5
Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar
seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah
dengan tidak teratur.
Talk - [1]
Gypsum - [2]
Kalsit - [3]
Flourit - [4]
Apatit - [5]
Ortoklas - [6]
Kuarsa - [7]
Topaz - [8]
Korondum - [9]
Intan - [10]
Mineral yang tidak diketahui kekerasannya dapat juga dibandingkan dengan benda
lain yang diketahui skala kekerasannya. Yaitu :
(siklus batuan)
7
b. beberapa sifat tekstur dalam batuan
1. batuan beku – tekstur hablur-kristalin, tidak berfoliasi, pembekuan dari
lelehan magma
2. batuan sedimen – tekstrur klastik, terdiri atas pecahan fragmen batuan
asal atau hablur tetapi asal sedimentasi.
3. Batuan metamorf – tekstur hablur- berfoliasi- metamorfosa dari batuan
asal
2.3 Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk atas proses pembekuan magma
yang mendingin. Sedangkan magma merupakan suatu larutan silica asal yang
mempunyai sifat mobilitas, temperature tinggi yang berasal dari sumber panas
magma :
a. Karena gesekan
b. Gradient geothermal
c. Kondisi radio aktif
d. Beserta kondisi-kondisi lainnya
Mineral utama pada batuan beku
8
2.3.1 Bentuk batuan beku
9
2.3.3 Proses Pembentukan Batuan Beku
10
2.4 Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau dapat disebut juga dengan batuan endapan adalah salah
satu dari tiga kelompok utama batuan ,yaitu batuan beku batuan metamorf dan
tentu saja batuan sedimen itu sendiri ,batuan ini dapat terbentuk melalui tiga cara
utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas
biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Contoh paling mudah
ditemukan disekitar kita adalah seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung,
termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 70% dari permukaan
bumi.
Batuan sedimen adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil
erosi. 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu
hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi (Tucker (1991). Materi hasil erosi
terdiri atas berbagai jenis partikel yaitu ada yang halus, kasar, berat dan ada juga
yang ringan. Cara pengangkutannya dapat bermacam-macam seperti terdorong
(traction), terbawa secara melompat-lompat (saltion), terbawa dalam bentuk
suspensi, dan ada pula yang larut (salution).
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil
perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun
organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang
kemudian mengalami pembatuan. (Pettijohn, 1975)
11
2.4.1 Klasifikasi Batuan Sedimen
Menurut Pettijohn (1975) dan O’Dunn & Sill (1986) batuan sedimen berdasar
teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastik dan
nonklastik.
a. Sedimen Klastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan
sedimen itu sendiri. ( Pettjohn, 1975).
Pecahan atau fragmen tersebut berasal dari batuan yang dimulai dari
pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi
menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen
mengalami diagenesa yakni, prosess-proses yang berlangsung pada temperatur
rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi,dapat dilihat pada
gambar 4 fragmen-fragmen dari batuan lain yang meyudut dan telah mengalami
litifikasi.
b. Sedimen Nonklastik
Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga
dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi
langsung atau reaksi organik (Pettjohn, 1975).
Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara
kimiawi, biologi atau organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia).
Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO +
CO2 = CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas
binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah
12
binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau
terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.
Contohnya:Batugamping Nummulites (Gambar 5)
13
3. Tekstur
Suatu kenampakan yang berhngan dengan ukuran dan bentuk butir serta
susunannya (Pettjohn, 1975),tekstur meliputi:
a. Derajat pemilahan (sortasi) adalah keseragaman besar butir dalam
batuan sedimen,dibagi menjadi 5 pemilihan (Gambar 6).
14
Tabel 3.Skala Wentworth (1922)
Besar butir (mm) Nama fragmen Nama batuan
> 256 Boulder/bongkah
128- 256 Large Couble/brangkal
64-128 Small couble
32-64 Very large pebble Breksi/
16- 32 Large pebble/kerikil Konglomerat
8-16 Medium pebble
4-8 Small pebble
2-4 Granule
12 Very coarse sand
1/2-1 Coarse sand
Pasir/
1/4-1/2 Medium sand
Batupasir
1/8-1/4 Fine sand
1/16-1/8 Very fine sand
1/32-1/16 Coarse silt
1/64-1/32 Medium silt Lanau/
1/128-1/64 Fine silt Batulanau
1/256-1/128 Very fine silt
1/512-1/256 Clay
Clay/lempung/
1/1024-1/512 Medium clay
Batulempung
<1/1024 Fine clay
15
Gambar 7.Kebundaran (rounding)
(Anonim, 2014).
d. Kemas
Kemas (Fabric) adalah hubungan antara masa dasar dengan fragmen
batuan atau mineralnya. Kemas pada batuan sedimen dibagi menjadi 2
bagian (Gambar 8)
1. Kemas Terbuka, yaitu hubungan antara masa dasar dan fragmen
butiran yang kontras sehingga terlihat fragmen butiran mengambang
diatas masa dasar batuan.
2. Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen
saling bersentuhan atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama
lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir fragmen ada dua
macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast supported.
Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka
disebut polymodal clast supported.
16
Gambar 8. Hubungan antar Kristal (kemas)
(Sumber:Miftahussalam,2013,Dalam buku Panduan Praktikum Geologi
Dasar)
17
Terjadi sebagai akibat berkurangnya kecepatan arus,
dimana partikel partikel yang lebih besar dan berat akan mengendap
paling awal diikuti kemudian oleh partikel-partikel yang lebi kecil
dan lebih ringan. Hasil pengendapannya akan memperlihatkan
perlapisan dengan ukuran butir yang menghalus kearah atas.
3) Perlapisan silang siur(cross bedding)
Sekumpulan perlapisan yang saling miring satu sama
lainnya. Perlapisan cenderung miring kearah dimana angin atau air
mengalir pada saat pengendapan terjadi. Batas diantara sekelompok
perlapisan umumnya diwakili oleh bidang erosi.
4) Laminasi (lamination)
Perlapisan yang berukuran lebih kecil dari 1cm.
5) Gelembur Gelombang (ripple mark)
Bentuk permukaan perlapisan bergelombang karena adanya arus
sedimentasi.
c) Berfosil : apabila dalam batuan sedimen tersebut ditemukan
kandungan fosil yang memeprlihatkan orientasi tertentu
18
Gambar 10. Kompsisi pada batuan sedimen klastik
(Sumber: Miftahussalam,2013,Dalam buku Panduan Praktikum Geologi
Dasar)
19
Pada batuan sedimen nonklastik warna dipengaruhi oleh penyusun
dari batuan itu sendiri seperti warna fosil kerang atau dari komposisi
mineralnya.
3. Tekstur
a. Amorf merupakan sebuah proses kristalisasi yang tak sempurna.
b. Kristalin.
20
Gambar 12..Komposisi pada batuan sedimen nonklastik
(Anonim, 2014)
Klastik
Pasir Batupasir
Lanau Batulanau
Lempung Batulempung
Batugamping
Anorganik
Kalsit
Kristalin
Dolomit Dolomit
Nonklastik
Kimiawi
Batugamping koral
Kalsit
dsb.
Sisa Tumbuhan Batubara
21
2.5 Batuan metamorf
khariswiratama.blogspot.co.id
Gambar 1 Zona Keterbentukan Batuan Metamorf Kontak
22
Metamorfisme Kataklastik
Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan
yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke
segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak
bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada
bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini
biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.
2. Metamorfisme Regional
khariswiratama.blogspot.co.id
Gambar 2 Batuan Metamorf Regional Dinamotermal
23
24
Metamorfisme Beban
Tidak berkaitan dengan orogenesa atau intrusi magma. Suatu sedimen
pada cekungan yang dalam akan terbebani oleh material di atasnya. Suhunya,
bahkan sampai pada kedalaman yang besar, lebih rendah dibandingkan pada
metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400° - 450°C
khariswiratama.blogspot.co.id
Gambar 3
Zona Keterbentukan Batuan Metamorf Regional Beban
Metamorfisme Lantai Samudera
Batuan penyusunnya merupakan Material baru yang dimulai
pembentukannya di punggungan tengah samudera. Perubahan mineralogi dikenal
juga metamorfsime hidrothermal. Dalam hal ini larutan panas/gas memanasi
retakan-retakan batuan dan menyebabkan perubahan mineralogi batuan
sekitarnya. Metamorfisme semacam ini melibatkan adanya penambahan unsur
dalam batuan yang dibawa oleh larutan panas dan lebih dikenal dengan
metasomatisme.
khariswiratama.blogspot.co.id
Gambar 4
Zona Keterbentukan Batuan Metamorf Lantai Samudera
25
2.5.2 Jenis Batuan Metamorf
Sumber : khariswiratama.blogspot.co.id
Foto 2
Batuan hornfels
Sumber : khariswiratama.blogspot.co.id
Foto 3
Batuan Gneiss
26
c. Batuan Metamorf Regional
Yaitu batuan yang mengalami tekanan dan suhu sama dominan terhadap
keterbentukan dari suatu batuan, contoh dari batuan metamorf regional adalah
sekis mika.
Sumber : khariswiratama.blogspot.co.id
Foto 4
Sekis Mika
27
2. Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri
dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara
lain:
Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular
dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk).
Gambar 6
Stuktur Non Foliasi Hornfelsic
Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa
kataklastik. Ciri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan
kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-
mineral primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).
https://ptbudie.wordpress.com
Gambar 7
Stuktur Non Foliasi Milonitic
28
2.5.4 Tekstur Batuan Metamorf
Tekstur batuan metamorf Merupakan sifat butir (Kristal) dan hubungannya satu
dengan lainnya.
29