21040121140183
Geologi Lingkungan
A. Mineral
Zat non organik padat yg terbentuk scr alamiah, trdiri atas unsur/senyawa unsur,
mempunyai susunan/komposisis kimia tertentu dan struktur internal kirstal beraturan.
a. Berdasarkan jenisnya:
1. Silikat, hanya 6 drinkira2 2500 mineral yg melimpah, mineral2 utama
pembentukkan batuannini atau kelompok2 mineral membentuk 95% kerak bumi.
Ferrogmagnesian: istilah yg digunakan utk menjelaskan silikat yg mngandung
besi dan magnesium, berwarna gelap, hitam,coklat, hijau
2. Nonsilikat, didefinisikan bgi bbrp zat kimia atau sifat smua anggota
klompoknmineral dgn komponen brupa ion2 negatif atau klompok ion.
b. Berdasarkan sifatnya:
1. Identifikasi mineral dapat dilakukan baik secara megaskopis maupun mikroskopis
atau melalui berbagai Analisa. Identifikasi megaskopis merupakan melaukukan
pengamatan dengan mata telanjang, tanpa menggunakan alat bantu, sedangkan
identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan menggunakan bantuan alat
mikroskop
2. Sifat fisik mineral:
a. Bentuk Kristal (Crystall Form), Secara umum bentuk kristal dibagi menjadi
2, yaitu kristal isometric dan non isometric.
b. Berat Jenis (Spesific Grafity), Setiap mineral memiliki berat jenis yang
berbeda beda. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur pembentukannya serta
kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya
c. Warna, Warna dalam mineral bukan menjadi perinci utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Contohnya warna
gelap yang dipunyai mineral, mengidentifikasikan terdapatnya unsur besi.
Disisi lain warna mineral dengan warna terang dapat diindikasikan banyak
mengandung aluminium.
d. Kekerasan (hardness), Kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah
dengan mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari
suatu mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi atau mudah tergores.
Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang
terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan
Mohs.
e. Kilap ,Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari
permukaan suatu mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu kilap
logam dan kilap nonLogam. Kilap non-logam antara lain : kilap mutiara, kilap
gelas, kilap sutera, kelap resin, dan kilap tanah. Galena, pirit dan magnetit
adalah contoh mineral yang sangat baik dengan kilap logam atau metalik,
kromit, magnetit, dan bornit, memiliki kilap submetalik. Banyak sampel
mineral permata, seperti berlian, zamrud, ruby, dan safir, memiliki kilau
adamantin yang membantu memberi mereka daya tarik visual.
B. Batuan
Bagian kerak bumi yang terdiri atas agregat kohesif salah satu atau lebih mineral, atau
bahan-bahan atau fragmen mineral.
Jenis Batuan
a. Berdasarkan terbentuknya:
1. Batuan Beku
Jenis dan Contoh Batuan Batuan yang pada umumnya didefinisikan berdasarkan
komposisi mineral dan kimia dengan tekstur partikel unsur dan oleh proses yang
membentuk.
a. Berdasarkan tempat terjadinya: dibedakan menjadi 2:
Batuan beku dalam
Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi melalui proses
pembekuan magma yang sangat lambat. Ciri-ciri batuan beku dalam
yang paling menonjol ialah kandungan mineral-mineral penyusunnya
yang relative besar. Contoh : Diorite, gabro dan granit (batuan yang
dapat dijadikan hiasan property rumah)
2. Batuan Sedimen
Ketika sedimen terkompaksi atau tersemenkan menjadi masa kohesif padat, maka
menjadi batuan-batuan sedimen. Batuan yang dihasilkan pada umumnya lebih
kompak dan padat serta lebih kohersif daripada sedimen asalnya.
Berdasarkan terbentuknya
Batuan sedimen klastika, terbentuk dari hasil penguraian secara mekanis
batuan lain. Batuan terurai menjadi pecahan-pecahan lebih kecil dan
kemungkinan akhirnya menjadi butir-butir individu mineral. Contoh:
batupasir, serpih/batulampung, konglomerat.
Batuan sedimen kimiawi, terbentuk dari kristal-kristal hasil pengendapan
larutan. Contoh: batugamping, batu garam.
3. Batuan Metamorf
Batuan Metamorf merupakan jenis batuan yang menggunakan hasil ubahan dari
batuan yang sudah ada karena pengaruh suhu dan tekanan yang sangat tinggi
dalam waktu yang cukup lama. Batuan metamorf dapat berasal dari batuan beku,
batuan sedimen maupun dari batuan metamorf itu sendiri.
4. Siklus batuan
1. Magma mendingin menjadi batuan beku (igneous rock). Batuan beku dapat
melebur kembali karena dekat dengan magma .
2. Sedimentasi yang mengalami kompaksi dan penyemenan menjadi batuan
sedimen. Sebaliknya sedimen mengalami pelapukan dan erosi menjadi
sedimentasi.
3. Batuan metamorf bersinggungan dengan magma sehingga melebur menjadi
magma karena pengaruh erosi dna pelapukan menjadi sedimentasi.
DAFTAR PUSTAKA