Petrologi adalah cabang dari geologi yang bertalian dengan mula-jadi (origin),
keterjadian (occurrence), bangun (struktur), dan sejarah (perkembangan) batuan terutama
batuan beku dan malihan (Bates dan Jackson, 1980). Kajian ilmu petrologi dibagi
menjadi tiga cabang berdasarkan tipe batuan yaitu:
Petrologi batuan beku berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan. Batuan
beku mencakup batuan vulkanik dan plutonik.
Petrologi batuan sedimen berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
sedimen yang mengandung partikel-partikel sedimen terikat dengan matrik atau
material lebih halus.
Petrologi batuan metamorf berfokus pada komposisi dan tekstur dari batuan
metamorf yang bermula dari batuan sedimen atau beku tetapi telah melalui
perubahan kimia, mineralogi atau tekstur dikarenakan kondisi ekstrim dari
tekanan, suhu, atau keduanya.
Petrologi memanfaatkan bidang klasik mineralogi, petrografi mikroskopis, dan
Batuan
Ultrabasa
(ppm)
Batuan
Basa
(ppm)
Batuan
Menengah
(ppm)
Batuan
Asam (ppm)
Batuan
Sedimen
(ppm)
430
448
461
481,6
518,4
Si
202
228
260
323
248
Mg
141
45
21,8
5,6
13,4
Fe
98,5
85,6
58,5
27
33,3
Al
28,8
87,6
88,5
77
104,5
Ca
77
67,2
46,5
15,8
25,3
Na
5,7
19,4
30
27,7
6,6
8,3
23,1
34,4
22,8
1. Genesa Batuan
Secara garis besar keterjadian batuan dapat digambarkan sebagai suatu siklus, di
mana pembentukan batuan yang satu diikuti dengan penghancuran dan proses
pembentukan batuan yang lain atau bahkan kembali kepada induk batuan (magma) di
mana asal-usul batuan dimulai. Batuan tersebut adalah batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf. Sedangkan prosesnya meliputi proses pelapukan/penghancuran
(weathering) diikuti oleh proses sedimentasi, proses metamorfisme, proses peleburan
(melting) dan proses pembekuan.
Batuan adalah suatu unsur penyusun kerak bumi yang dapat dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf (ubahan). Dengan kata
lain batuan adalah benda alam yang terjadi secara alamiah yang tersusun oleh satu
mineral atau lebih.
Gambar 1
Siklus Terjadinya Batuan (Daur Geologi)
2. Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat proses pendinginan magma
yaitu dengan turunnya temperatur di bawah temperatur magma sekitar 850 0C . batuan
beku berasal dari magma. Magma adalah suatu larutan silikat pijar dengan temperatur
berkisar antara 12000C-1600C, komposisi mineral yang beragam dan bertekanan tinggi,
mempunyai sifat mobilitas yang terus mengalir menuju permukaan bumi. Karena
perbedaan proses pendinginan magma tersebut, maka terbentuk berbagai jenis batuan
beku dari asam sampai dengan ultra basa.
Gambar 2
Pembentukan dan Susunan Magma
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku
plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral
penyusun batuannya.
Baruan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif
lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Contoh batuan
beku plutonik ini seperti gabro, diorit, dan granit (yang sering dijadikan hiasan
rumah).
Batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang sangat
cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih
kecil. Contohnya adalah basalt, andesit, dan dasit.
2.2.1
1. Mineral Utama
Mineral utama adalah mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, biasanya
hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan menentukan nama atau sifat batuan.
Biasanya mineral utama ini berasal dari deret Bowen (Gambar 3).
Gambar 3
Serie Bowen
2. Mineral Tambahan
Mineral tambahan yaitu merupakan mineral hasil kristalisasi magma, tetapi
kehadirannya relatif sedikit (kurang dari 5%) dan tidak menentukan nama/sifat
batuan. Umumnya berbentuk mineral berat. Contoh : apatit, zirkon, magnetit,
hematit, rutil, dll.
3. Mineral Sekunder
Mineral sekunder adalah mineral yang merupakan hasil ubahan dari mineralmineral primer, proses ubahan tersebut antara lain karena pelapukan, sirkulasi
larutan sisa magma karena metamorfosis. Contoh : klorit, kalsit, serisit, kaolin,
epidot, dll.
2.2.2
b.
struktur yang halus dan berjejak jejak pada permukaannya, seperti : basalt,
andesit, diorit dan lain-lain.
Foto 1
Diorit (kiri) dan Basalt (kanan)
Klasifikasi batuan beku menurut sifat fisiknya, batuan beku dapat dikelompokkan
menjadi 4 macam batuan beku, yaitu:
Tabel 2
Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Besar Butir, Mineral Dominan dan
Kandungan Kuarsa
a)
Tekstur
Batuan beku dapat digolongkan berdasar syarat teksturalnya :
Spherulitic).
b)
Komposisi Kimia
Penggolongan batuan beku berdasarkan komposisi kimia adalah dengan
menghitung kuantitas silika (SiO2) dan komposisi mineral feldspar (K,Na,Ca). Unsur
kimia batuan beku ditentukan oleh sumber magma dan interaksi magma dengan batuan
yang dilaluinya. Komposisi kimia batuan beku umumnya dapat dilihat dari mineral atau
warnanya, dimana ada empat komposisi utama batuan beku, yaitu :
Felsic, merupakan tipe batuan dari lempeng samudera, felsik kaya akan feldspar
dan silika (kandungan silika 55% ~70%). Potasium feldspar menyusun >1/3
total feldspar keseluruhan, dan plagioklas menyusun <2/3 total feldspar
keseluruhan.
Mafic, adalah tipe batuan dari lempeng benua, mafik kaya magnesium dan besi
serta sedikit silika (kandungan silika antara 45%-50%). Feldspar didominasi
plagioklas kaya kalsium dengan hanya sedikit mengandung atau bahkan tanpa Katau Na-feldspar.
Tabel 3
Klasifikasi BatuanBeku Menurut Travis
Keterangan: Felspar-felspatoid; bila felsfatoid >10% maka sienit menjadi sienit nefilin dan monzonit menjadi monzonit nefilin
feldspatoid dalam penggolongan dan penamaan batuannya yang lebih detail. Namun akan
menjadi lebih rumit karena harus menentukan kandungan feldspar batuan beku.
b.
Komposisi
Sekitar 99% batuan beku tersusun atas delapan unsur; oksigen, silikon,
aluminium, besi, sodium, kalsium, potasium dan magnesium. Terdapat tiga kriteria utama
dalam penggolongan batuan beku :
Keberadaan atau ketiadaan kuarsa; kuarsa, mineral penting batuan sialik karena
Gambar 4
Kasifikasi Batuan Beku Menurut Hamblin & Howard
b)
Tekstur
jenis-jenisnya :
Pophyritic-Phaneritic Texture, terdiri dari dua kristal yang berbeda ukuran dan
dapat diamati langsung, dimana kristal yang lebih besar (phenocryst) dikelilingi
matriks atau groundmass (kristal yang lebih kecil).
Aphanitic Texture, kristal individual berukuran sangat kecil dan tidak dapat
diamati langsung (harus dengan mikroskop), terlihat massif dan tidak berstruktur.
Porphyritic-Aphanitic
Texture,
dalam
matriks
afanitik.
Fragmental Texture, tersusun atas fragmen ash, pumice, dan batuan afanitik.
Material berukuran <4 mm disebut tuff, sedang yang berukuran >4 mm disebut
breksi vulkanik.
c.
Sumber: Steckeinsen,1976
Gambar 5
Klasifikasi Menurut IUGS
d.
terbentuknya. Batuan beku memiliki beragam tekstur yang dipengaruhi oleh tempat dan
kedalaman terbentuknya. Kedalaman yang berbeda menyebabkan batuan beku memiliki
tekstur yang berbeda pula. Kelompok batuan beku menurut Fenton :
Batuan berbutir kasar; terbentuk jauh di kedalaman, dan memiliki ukuran kristal
yang cukup besar.
Batuan fragmental; terbentuk dari lemparan kuat material letusan suatu gunung
berapi. Terdiri dari banyak butiran dan pecahan yang telah disatukan oleh panas
gunung berapi.
apabila mengandung sedikit iron-magnesian minerals, dan akan berwarna gelap apabila
mengandung banyak iron-magnesian minerals. Contoh batuan beku yang digolongkan
menurut Fenton adalah Granit dan Sianit.
3. Analisis Petrografi
e.
f.
g.
h.
i.
plagioklasnya,
Kandungan mafik mineral (olivin, piroksen, amphibol, mika)
Kandungan mineral opak dan indeks warna
Mineral assesori (mineral tambahan)
Tekstur
Alterasi (mineral ubahan)
Batuan beku asam umumnya disusun oleh mineral yang bersifat asam
seperti kuarsa, ortoklas, biotit, muskovit, dan hornblende dimana kandungan
kuarsa (SiO2) lebih dari 66%.
Foto 2
Kenampakan Granit (kiri) dan Traktit (kanan) dalam Sayatan Tipis
feldsfar sudah mulai adanya perimbangan antara potash feldsfar dan plagioklas.
Temperatur pembekuan sekitar 9000C. Berdasarkan atas perbandingan jenis-jenis mineral
feldspar, maka batuan beku intermediet dapat dibagi dalam 2 golongan :
Batuan dengan komposisi potash feldsfar dan plagioklas dalam jumlah yang
Foto 3
Kenampakan Diorit dalam Sayatan Tipis
Foto 4
Kenampakan Gabro(Kiri) dan Basalt (Kanan) dalam Sayatan Tipis
Batuan beku ultra basa adalah batuan yang tersusun oleh mineral-mineral
ferromagnesium, sehingga kenampakan sangat gelap atau hitam. Oleh karena kondisi
pembekuan batuan beku ultrabasa pada kedalaman dan tekanan yang besar serta urutan
kristalisasi dari mineral-mineral penyusunnya, mengkristal pada tingkat temperatur yang
relatif sama, tidak ada kebebasan suatu mineral tumbuh dengan baik sehingga itu
membentuk kristal/mineral penyusun batuan beku ultrabasa yaitu berbentuk anhedralsubhedral.
Foto 5
Kenampakan Dunit dalam Sayatan Tipis
KESIMPULAN
magma yaitu dengan turunnya temperatur di bawah temperatur magma sekitar 850 0C.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku plutonik
dan vulkanik. Mineral pembentuk batuan beku dapat dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu mineral utama, mineral tambahan dan mineral sekunder.
baik
berdasarkan
genesanya
maupun
komposisi
fisiknya.
Berikut
ini
dalah
ini
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2011
Batuan
Penyusun
Kerak
Bumi
i.blogspot.com/2011/01/batuan-batuan-penyusun-bumi.html pada
Desember 2015 pukul 19.53 WIB.
http://himiaumamhari Selasa, 16
Anonim,
2015
Klasifikasi
Batuan
https://geohazard009.wordpress-.com/2015/03/11/klasifikasi-batuan-beku/
Selasa, 16 Desember 2015 pukul 20.23 WIB.
pada
Beku
hari
Anonim,
2015
Petrografi
Batuan
Beku
http://brothergeo.blogspot.co.id-/2015/09/petrografi-batuan-beku.html pada hari Selasa,
16 Desember 2015 pukul 20.32 WIB.