T
A
B
A
R
A
B
U
G
A
R
O
A
L
B
U
O
T
A
N
B
H
I
K
I
G
S
E
T ER O L O
B KN
T
KELOMPOK 7
YOGA SAGITA HAIDAR NURJAMAN
IQBAL FIRMAN PRANATA
REZA PRIMA GUMELAR
ALWI NUGRAHA
LATAR BELAKANG
Teknologi Batubara Bersih umumnya merupakan proses yang
digunakan pada coal-fired power stations yang dapat meningkatkan
efisiensi dan mengurangi limbah/polutan yang dihasilkan selama
tahap preparasi, ekstraksi dan pemanfaatan. Pada setiap proses
pembakaran batubara termasuk PLTU-Batubara akan menghasilkan
polusi, baik dalam bentuk partikulat maupun emisi gas seperti CO2,
SO2, NO2.
Dalam hal ini, proses pengolahan batubara bersih atau Clean Coal
Technology (CCT) tidak bermakna emisi turun menjadi nol atau
mendekati nol, tetapi lebih bermakna bahwa emisi yang dihasilkan
lebih sedikit. Meskipun begitu, clean coal technologies dapat
mengurangi emisi dari beberapa polutan dan limbah serta
peningkatan energi yang dihasilkan dari tiap ton batubara.
Adapun maksud dari pembuatan laporan ini bertujuan agar mahasiswa dengan latar
belakang Program Studi Teknik Pertambangan Unisba dapat meningkatkan pengetahuan
mengenai teknologi terbaru yang berhubungan dengan bahan galian berupa batubara,
sehingga diharapkan agar dapat memahami maksud dari teknologi batubara bersih.
Tujuan
DEFINISI BATUBARA
Batubara adalah batuan sedimen (padatan) yang dapat terbakar
berasal dari tumbuhan berwarna cokelat sampai hitam yang sejak
pengendapannya terkena proses kimia dan fisika yang
mengakibatkan adanya peningkatan unsur karbon.
Dalam keterdapatan di alam, batubara dapat terbentuk dalam
beberapa jenis yaitu keterbentukan batubara secara insitu dan
secara drift. Secara umum batubara dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis seperti peat coal (gambut), Lignit coal (lignit), Subbituminus coal, bituminus coal, anthracite.
Adanya air segar yang masuk sehingga keberadaan rawa tetap terjaga
Proses :
Gas buang yang keluar dari boiler, ditekan dan didorong oleh blower ke GGL. Didalam
GGL terjadi pertukaran panas ( 150 90 oC) dengan gas outlet dari system
desulfurisasi sebelum memasuki scrubber.
Pada cooling tower, larutan sirkulasi disemprotkan untuk mendinginkan gas buang.
Sedangkan debu, HCL dan HF yang terkandung dalm gas akan dihapus dengan cara
diserap di Scrubber menjadi ion Cl dan ion F. Selanjutnya diakumulasikan ke larutan
sirkulasi di coling tower. Sebagian dari larutan ini akan dibuang ( dikirim ke system
pengolahan air limbah) sehingga konsentrasi pengotor dari larutan akan menjadi
berkurang dari nilai yang ditentukan.
Gas buang yang telah dicuci di cooling water akan dikirimke absorber. Sebelumnya
kabut /uap yang ada dihapus oleh kabut eliminator pada cooling tower. Pada absorber
inilah terjadi kontak/reaksi antara SO2 yang terdapat pada gas buang dengan larutan
yang mengandung batu kapur.
Kekurangan:
Rendah
Desulfurisasi tinggi : 92 96 %
Banyak
Penghilangan debu : 70 95 %
Membutuhkan fasilitas
Operasi stabil
pengolahan limbah
Proses:
Outline teknologi:
Metode ini menambahkan magnesium kedalam kapur atau batu kapur
sebagai sumber desulfurisasi.
Proses:
Pada proses ini, Gas buang masuk ke menara penyerapan melalui GGH
dan deduster, dan SO2 diserap pada slurry limestone yang
mengandung magnesium. konsentrasi magnesium ditambah
0.40.5% dengan menambahkan Mg(OH)2. (Walaupun limestone
mengandung 0.30.5% MgO) Sejumlah slurry dari menara absorber
dikirim menuju menara oksidasi untuk proses oksidasi dengan
menambahkan udara. Asam sulfur tidak perlu ditambahkan untuk
penambahan pH, dan gypsum kualitas tinggi dapat diperoleh untuk
penggunaan pada board gypsum dan semen.
DENITRIFIKASI
Yaitu treatment atau penanganan terhadap gas nitrogen baik yang
berasal dari batubara ataupun yang berasal dari proses
pembakaran batubara. NOx dihasilkan oleh pembakaran bahan
bakar terutama terdiri dari NO dan NO2 dengan NO biasanya
dihitung lebih dari 95% dari NOx
Gas pembakaran pada bahan bakar batubara, biasanya mengandung
10-15% CO2, 7-10% H2O, 4-6 O, dan 70-75% N2. Perbedaan NOx
tergantung pada kandungan N selama pembakaran. Sebagian besar
NOx yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar dalam boiler
adalah karbon monoksida (NO) dan karbon dioksida (NO), dan
sekitar 95% dari NOx ini adalah NO. adapun bebebrapa metode
yang digunakan dalam meningkatkan pembakaran diantaranya
adalah:
Metode peningkatan pembakaran utamanya mengontrol volume bahan
bakar NOx yg dihasilkan dengan mengurangi temperature api di
dalam boiler, dan dianggap sebagai perhitungan dasar untuk
mengurangi Nox.
Fitur : metode ini mampu mengurangi bahan bakar NOx pada proses pengurangan
atmosphere. Hal ini sangat efektif untuk pembakaran batubara. Namun, porsi yang
tidak terbakar dalam abu cenderung meningkat.
Metode
ini
Untuk nitrifikasi dalam tungku, tinggi tungku sedikit lebih tinggi dari yang
digunakan pada pembakaran 2 tahap. metode pembakaran 2 tahap memiliki
masalah dengan korosi karena bagian temperature tinggi (mendekati 1550C)
menjadi pengurang atmosphere.sedangkan.
fitur : korosi di dalam tungku sedikit karena pengurangan atmosphere mendekati
1200-1300C. Dengan metode ini mampu mengurangi NOx sampai 200-150
ppm.
Metode sirkulasi gas buang
Pada metode ini, gas buang pada 350-400C dikembalikan mendekati burner untuk
mengurangi NOx dengan cara mengurangi temperature pembakaran dan
konsentrasi O2 pada pembakaran. Metode ini membutuhkan kipas dan saluran
untuk sirkulasi gas. Semakin besar sirkulasi gas buang, semakin besar pula efek
pengontrolan NOx. Namun, jika sirkulasi gas buang menjadi berlebihan,
pembakaran menjadi tidak stabil. Dengan demikian, batasan volume sirkulasi
gas buang di set ke 20-30% dari volume udara pembakaran.