Anda di halaman 1dari 10

1.

BATUAN BEKU

1. Landasan Teori

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang membeku dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik)
maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma merupakan zat
cair/pijar yang merupakan senyawa silikat dan biasanya berada dibawah kondisi tekanan dan
suhu yang tinggi di dalam bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi karena adanya proses
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.

A. PROSES TERJADINYA BATUAN BEKU

Gambar 1. Siklus batuan (sumber: opentextbc.ca)

Apabila diperhatikan dari siklus batuan di atas, batuan beku (igneous rock)
terbentuk dari magma yang mendingin lalu membeku. Magma ini berasal dari
batuan setengah cair ataupun oleh batuan yang sudah ada sebelumnya, baik yang
berada di mantel maupun di kerak bumi. Secara umum, proses pelelehan tersebut
terjadi pada salah satu proses dari kenaikan temperatur, penurunan tekanan, ataupun
perubahan komposisi. Selanjutnya untuk proses pembentukan batuan beku ini juga
terkadang tergantung pada jenis batuan bekunya masing- masing. Beberapa jenis
batuan beku dan proses pembentukannya antara lain:

a. Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang
terjadi di dalam dapur magma secara perlahan- lahan sekali sehingga tubuh
batuan terdiri dari kristal- kristal besar. Contoh dari batuan ini adalah batuan
granit, batuan peridotim, dan juga batuan gabro.
b. Batuan beku gang atau korok, proses terjadi batuan ini pada celah- celah
antar lapisan di dalam kulit bumi. Proses pembekuan ini berjalan lebih cepat
sehingga di samping kristal besar terdapat pula banyak kristal kecil. Contoh
dari batuan jenis ini antara lain batu granit porfir
c. Batuan beku luar atau batuan lelehan, proses terbentuknya batuan ini adalah
ketika gunung api menyemburkan lava cair pijar. Pembekuan ini terjadi
tidak hanya di sekitar kawah gunung api saja, namun juga di udara. Proses
pembekuan ini berlangsungsingkat dan hampir tidak mengandung kristal
(armorf).

B. Klasifikasi Batuan Beku


Dasar untuk mengelompokan batuan beku yang terutama adalah kriteria tentang
komposisi mineral dan tekstur. Kriteria ini tidak saja berguna untuk pemerian batuan,
akan tetapi juga untuk menjelaskan asal kejadian batuan.
Banyak sekali klasifikasi yang dapat dipakai, yang penting untuk diketahui untuk
kriteria mineralogi adalah:

- Kehadiran Mineral Kwarsa


Kwarsa adalah mineral utama pada batuan felsik, dan merupakan mineral tambahan
pada batuan menengah atau mafik.

- Komposisi dari Felspar


K-Felspar dan Na-Felspar adalah mineral-mineral utama pada batuan felsik, tetapi
jarang atau tidak terdapat pada batuan menengah atau mafik. Ca-Plagioklas adalah
mineral karakteristik batuan mafik.

-Proporsi Mineral Feromagnesia (Fe-Mg)


Sebagai batasan umum, batuan mafik kaya akan mineral Fe-Mg, dan batuan felsik
kaya akan kwarsa. Olivin umumnya hanya terdapat pada batuan mafik. Piroksen dan
amfibol hadir pada batuan mafik sampai menengah. Biotit umumnya terdapat pada
batuan menengah sampai felsik.
Berikut ini terdapat beberapa klasifikasi batuan beku, sebagai berikut:
1. Berdasarkan Sifat Kimia atau Komposisi Kimia
Berdasarkan sifat kimia atau komposisi kimia dibagi menjadi 3 jenis, antara lain:

a. Asam
Batuan beku asam adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma secara
ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses pembekuan
berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi), proses pembekuan sangat cepat
dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada batuan beku basa
lebih halus dan berwarna terang (felsik) dengan indeks color <20%. Batuan beku
asam memiliki kandungan silica >65%. Contoh yang digunakan pada batuan beku
asam adalah granite dan granodiorite. Keduanya merupakan batuan beku intrusif.
Tekstur pada kedua batuan tersebut adalah coarse-grained. Mineral penyusunnya
adalah kuarsa, potassium feldspar, plagioclase feldspar, sodium, biotite, muscovite,
dan amphibole. Warna batuan ini tidak begitu gelap, cenderung terang dengan
presentase 0-25%. Berat jenis granit 2,67 dan berat jenis granodiorite 2,72.

b. Basa
Batuan beku basa adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma
dimana proses pembekuan berada di daerah plutonik (di bawah permukaan bumi ),
proses pembekuan sangat lambat dengan temperature yang rendah sehingga
umumnya butiran pada batuan bekubasa lebih kasar, jarang memperlihatkan struktur
visikular (lubang-lubang gas) dan berwarna gelap (mafik). Batuan beku basa
memiliki kandungansilica 45-52%. Batuan beku basa biasanya berwarna gelap
karena ia memiliki kandungan mineral ferromagnesium. Memiliki berat jenis sekitar
2,9-3,2 (Blyth & Freitas,1984). Mineral yang menyusunnya ialah pyroxene,
plagioclas feldspar, kalsium, dan olivine (Lutgens & Tarbuck, 2012). Tekstur batuan
tergantung pada proses pembentukan batuannya. Contoh batuan beku basa adalah
gabro, basalt, dan dolerite.

c. Intermediet
Batuan beku intermediet vulkanik adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magmasecara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses
pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi ), proses pembekuan
sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga umumnya butiran pada batuan
ini lebih halus dan berwarna Medium gray or medium green (Intermediate) dengan
indeks color 20% – 40%. Komposisi mineralnya antara lain yaitu : Amphibole,
Plagioclase, Feldspar, Pyroxene(mineral khusus). Batuan intermediet yang biasa kita
kenal adalah andesit dan diorite. Andesit adalah batuan vulkanik menengah dalam
komposisi antara basal dan granit. Hal ini umumnya abu-abu atau hijau dan terdiri
dari plagioklas dan mineral gelap (biasanya biotit, amphibole, atau piroksen).
2. Berdasarkan Proses Terbentuknya
Berdasarkan proses terbentuknya dibagia menjadi dua jenis, antara lain:
a. Ekstrusif
Batuan ekstrusi terdiri atas semua material yang dikeluarkan dari dalam bumi
kepermukaan baik di daratan maupun di bawah permukaan laut. Batuan akan
mendingin dengan proses sangat cepat, sebagian berbentuk padat, debu atau suatu
larutan yang kental dan panas, dikenal dengan sebutan lava. Batuan ekstrusi selalu
berkaitan dengan jalur gunungapi yang masih aktif maupun sudah mati.

b. Intrusif
Batuan intrusi adalah batuan yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi yang
berasal dari cairan magma dengan proses pembekuannya berjalan lambat dan
perlahan sehingga menghasilkan butiran kristal berukuran kasar. Bentuk dari intrusi
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain tubuh pluton memiliki bentuk intrusi
yang tidak beraturan berukuran sangat besar sampai puluhan kolimeter dengan
ukuran kristal sangat kasar sampai mega kristal. Intrusi berbentuk tabular
mempunyai dua bentuk yang berbeda, yaitu dike (retas) memotong arah lapisan
batuan sedang sill searah lapisan batuan.

C. Tekstur Batuan Beku

Perbedaan lokasi pembekuan tersebut membuat perbedaan terhadap tekstur batuan


beku dan jenis batuannya. Tekstur adalah hubungan antara massa mineral dengan
massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan. Faktor utama yang
berperan dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan
magma.

A. Derajat Kristalisasi = Proporsi massa kristal dengan massa gelas dalam batuan.
1. Holokristalin : Batuan beku dimana semua susunannya teridiri dari kristal.
2. Hipokristalin : Batuan beku yang terdiri dari massa gelas dan massa kristal.
3. Holohialin : Batuan beku dimana semua susunannya teridiri dari massa gelas.

B. Granularitas = Ukuran butir kristal dalam batuan beku.


1. Fanerik : Kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara
megaskopis. Ukuran butir 1-30 mm menunjukkan pembekuan yang lambat. Contoh:
granit, diorite, gabro.
2. Afanitik: Besar Kristal tidak dapat dibedakan dengan mata biasa. Ukuran butir <1
mm menunjukkan pembekuan yang cepat. Contoh: basalt, riolit, andesit.
3. Porphyritic: Ukuran kristal-kristalnya bermacam-macam. Contoh: granit porfir,
andesit porfir, basalt porfir.
C. Kemas
a. Bentuk Kristal/bentuk butir mineral
Ditinjau dari pandangan dua dimensi, terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Euhedral : butiran mineral mempunyai bidang kristal sempurna.
2. Subhedral : butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang sempurna.
3. Anhedral : butiran mineral mempunyai bidang kristal tidak sempurna.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
1. Equidimensional : bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
2. Tabular : bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
3. Prismitik : bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
4. Irregular : bentuk kristal tidak teratur

b. Relasi = Merupakan hubungan antara kristal satu dengan lainnya dalam suatu
batuan dari segi ukuran
1. Equigranular: Bila secara relatif ukuran kristalnya mempunyai ukuran sama
besar.
2. Inequigranular: Bila secara relatif ukuran kristalnya mempunyai ukuran tidak sama
besar

D. STRUKTUR BATUAN BEKU


Struktur Batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan,
termasuk di dalamnya bentuk atau kedudukannya. Struktur batuan umumnya diamati
melalui ciri-ciri batuan dalam berskala besar, yang dapat diamati di lapangan, seperti
perlapisan, lineasi, kekar-kekar, dan vesikularitas.
Struktur pada batuan beku memiliki 2 jenis berdasarkan tempat pembekuannya yaitu
Struktur Batuan Intrusif dan Ekstrusif.
a. Struktur Batuan Beku Intrusif
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan
yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
Struktur batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya
(Konkordan) memiliki bentuk struktur berupa:
1. Sill, berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan.
2. Laccolith, Berupa Kubah(Dome) dengan perlapisan batuan yang asalnya datar
menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh batuan ini, laccolith diameter
berkisar 2-4 mil dan memiliki kedalaman ribuan meter.
3. Lapolith, Berupa Kubah(Dome) dengan perlapisan batuan yang asalnya datar
menjadi cembung ke bawah, lapolith diameter lebih besar dari laccolith dan memiliki
kedalaman ribuan meter.
4. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai ribuan
kilometer

Struktur batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya


(Diskordan) memiliki bentuk struktur berupa:
1. Dite, berbentuk memanjang (tabular) dengan ketebalannya dari beberapa
sentimeter sampai puluhan kilometer dan panjang ratusan meter.
2. Batolith, tubuh batuan yang memiliki ukuran sangat besar yaitu > 100 km2 dan
membeku pada kedalaman yang besar.
3. Stock, tubuh batuan yang mirip batolith dengan ukuran yang lebih kecil.

b. Struktur Batuan Beku Ekstrusif


Struktur batuan beku ekstrusif terbentuk akibat proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi, batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia
struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan
lava tersebut, struktur ini diantaranya:
1. Masif, struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat seragam.
2. Sheeting Joint, struktur batuan beku yang terlihat sebagai lembaran atau lapisan.
3. Columnar Joint, struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti
batang-batang balok.
4. Pillow Lava, Struktur yang berbentuk bantal.
5. Veskular, Struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku yang
terjadi akibat perlepasan gas.
6. Amigdaloidal, struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti
kalsit, kuarsa atau zeoli.

E. Komposisi Mineral

Mineral merupakan bahan anorganik yang bersifat padat dan merupakan elemen
penyusun batuan. Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, dapat
mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Berdasarkan warna mineral
sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral
kuarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
2. Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen,
amfibol dan olivin.

Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:

a) Kelompok Granit –Riolit


Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral
kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit
dalam jumlah yang kecil.
b) Kelompok Diorit – Andesit
Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama tersusun atas mineral-
mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam
jumlah kecil.
c) Kelompok Gabro – Basalt
Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari mineral-mineral
olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
d) Kelompok Ultra Basa
Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin adalah
plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

Mineral-mineral yang banyak dijumpai pada batuan beku,

• Olivine

Olivine adalah kelompok mineral silikat yang tersusun dari unsur besi (Fe) dan
magnesium (Mg). Mineral olivine memiliki warna hijau dengan kilap gelas dan
terbentuk pada lingkungan temperatur yang tinggi. Mineral ini pada umumnya
dijumpai pada batu basalt dan ultrabasa. Batuan yang seluruh mineral
pembentuknya adalah olivine adalah Dunite.

• Amphibole

Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang berstruktur prismatik atau


kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole umumnya mengandung besi
(Fe), magnesium (Mg), kalsium (Ca) dan aluminium (Al), silika (Si) dan oksigen
(O). Mineral ini berwarna hijau kehitaman dan banyak dijumpai pada batuan
beku dan batuan metamorf.

• Biotite

Biotite merupakan mineral mika berbentuk pipih dengan kristal berlembar.


Mineral mika memiliki kekerasan yang lunak dan bisa digores dengan buku.

• Mica

Mica adalah kelompok mineral silikat dengan komposisi bervariasi dari


potassium, magnesium, iron, aluminium, silikon dan air.

• Kuarsa
Kuarsa adalah satu dari mineral yang umum banyak dijumpai pada kerak bumi.
Mineral ini tersusun atas Silika dan Oksida, memiliki warna putih, kilap kaca
dan belahan tidak teratur.

• Feldspar

Feldspar adalah kelompok mineral tektosilikat pembentuk batuan di kerak Bumi.


Felspar mengkristal dari magma pada batuan beku intrusif dan ekstrusif dalam
bentuk urat, dan juga terdapat dalam berbagai jenis batuan metamorf.

• Piroksen

Piroksen adalah sebuah kelompok mineral inosilikat yang banyak ditemukan


pada batuan beku dan batuan metamorf. Strukturnya terdiri dari rantai tunggal
silika tetrahedral dan mengkristal monoklinik dan ortorombik.

F. WARNA
Perbedaan warna yang terjadi pada batuan beku pada umumnya dipengaruhi oleh
komposisi mineral penyusun batuan tersebut dan sifat asam basanya. Batuan yang
mengandung banyak mineral warna gelap disebut ultramafik, contoh batuan peridotit
yang membentuk selubung bumi. Batuan biasa yang berwarna gelap disebut mafik,
contoh: batuan basalt dan gabro. Batuan yang berwarna muda disebut
felsik,contoh:granit.

Berdasarkan warna batuannya,batuan beku terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Batuan beku yang berwarna terang, biasanya terdiri dari mineral-mineral ringan,
mudah pecah, kaya silikat sehingga tergolong batuan bersifatasamsilikat.
2. Batuan beku yang berwarna gelap, biasanya terdiri dari mineral-mineral berat,
sukar pecah, kandungan silikat terang tetapi kaya dengan mineral-mineral ferro-
magnesia karena itu bersifat basa atau matik (dari kata magnesium dan ferrik)
Selain itu Berdasarkan indeks warna/komposisi mineral gelapnya (mafic), maka
batuan beku
terbagi atas:
1. Leucocratic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 0-30%
2. Mesocratic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 30-60%
3. Melanocratic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 60-90%.
4. Hypermelanic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 90- 100%
Tabel 1. Klasifikasi Batuan Beku

G. Tujuan Praktikum
a) Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan sedimen
b) Mahasiswa mampu menentukan dan mendeskripsikan batuan sedimen
c) Mahasiswa mampu mengetahui proses sedimentasi sebagai proses pembentukan
batuan sedimen

H. Prosedur praktikum
a. Ambil 3 sampel batuan beku
b. Dicatat nomor sampel batuan
c. Diamati jenis batuan lalu dicatat dalam tabel deskripsi
d. Diamati dan dicatat tekstur pada sampel batuan
e. Diamati komposisi mineral batuan
f. Diamati warna
g. Tentukan nama batuan yang diamati
h. Hasil pengamatan dicatat di lembar kerja pada lampiran
I. LEMBAR KERJA

No. Jenis batuan Tekstur Komposisi mineral Warna Nama


Batuan

Anda mungkin juga menyukai