Oleh:
Fadsyah Muhammad Arbi
2215051063
NPM : 2215051063
Fakultas : Teknik
Kelompok : 3 (Tiga)
i
BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK)
Oleh
Fadsyah Muhammad Arbi
2215051063
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................i
ABSTRAK............................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Tujuan Praktikum......................................................................2
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Alat Tulis............................................................................................6
Gambar 2. Modul Praktikum Batuan Beku..........................................................6
Gambar 3. Laptop................................................................................................7
Gambar 4. Sampel Batuan Beku A......................................................................7
Gambar 5. Sampel Batuan Beku B......................................................................8
Gambar 6. Sampel Batuan Beku C......................................................................8
Gambar 7. Kertas Klasifikasi Batuan Beku.........................................................8
Gambar 8. Diagram Alir......................................................................................9
Gambar 9. Sampel Batuan Beku A, B, dan C......................................................12
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tabel Identifikasi Batuan........................................................................10
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Pengamatan...........................................................................18
Lampiran 2. Hasil Pretest....................................................................................18
Lampiran 3. Jurnal...............................................................................................19
Lampiran 4. Tugas Rangkuman...........................................................................19
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana daratan adalah bagian dari
kulit bumi. Kulit bumi pada hakekatnya tersusun oleh lempeng-lempeng
tektonik yang kaku dan kuat. Lempeng itu sendiri ada yang merupakan
kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera dibangun oleh batuan
beku yang bersifat basa, sedangkan kerak benua tersusun atas batuan beku
yang bersifat asam. Kesimpulannya adalah kerak bumi hampir
keseluruhannya dibangun oleh batuan beku, yaitu meliputi 95% dari kulit
bumi.
Batuan beku berasal dari bahasa latin ignis yang berarti api. Batuan beku
terbentuk ketika magma mendingin dan mengkristal, membentuk ikatan
mineral silikat. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
langsung magma yang tetap berada di bawah tanah atau magma yang
disebut lava yang telah muncul ke permukaan. Batuan beku sendiri terbagi
menjadi beberapa jenis. yaitu, batuan beku intrusif (plutonik) yang
membeku di dapur magma, batuan beku gang (korok) yang membeku di
antara lapisan kerak, dan batuan beku ekstrusif (vulkanik), pembekuannya
terjadi di permukaan bumi.
2
B. Tujuan Praktikum
A. Batuan Beku
Batuan beku berasal dari bahasa latin ignis yang berarti api. Batuan beku
terbentuk ketika magma mendingin dan mengkristal, membentuk ikatan
mineral silikat. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
langsung magma yang masih tersisa di bumi, dan magma yang mencapai
permukaan disebut lava. Para ahli mengatakan magma adalah cairan silikat
kental yang ditemukan di kerak bawah bumi yang sangat panas dan dinamis
di alam dan cenderung tenggelam ke permukaan. Dengan kata lain, bahan
baku batuan beku dapat dikatakan magma pijar yang telah mengalami proses
pembekuan alami.
Batuan beku (igneous rock) terbentuk dari magma yang mendingin lalu
membeku. Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun
batuan yang sudah ada, di mantel atau kerak bumi. Umumnya, proses
pelelehan dapat terjadi kerana salah satu dari proses-proses berikut:
penurunan tekanan, kenaikan temperature, atau perubahan komposisi.
Berikutnya, untuk proses terbentuknya batuan beku ini juga tergantung
pada jenis batuan bekunya masing-masing.
4
Tekstur adalah hubungan antara massa mineral dengan massa gelas yang
membentuk massa yang merata dari batuan. Faktor utama yang berperan
dalam pembentukan tekstur pada batuan beku adalah kecepatan pembekuan
magma.
a. Derajat kristalisasi = proporsi massa kristal dengan massa gelas dalam
batuan.
1. Holokristalin : batuan beku dimana semua susunannya teridiri dari kristal.
2. Hipokristalin : batuan beku yang terdiri dari massa gelas dan massa kristal.
3. Holohialin : batuan beku dimana semua susunannya teridiri dari massa
gelas.
5
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
Gambar 3. Laptop
B. Diagram Alir
Mulai
Selesai
A. Hasil Pengamatan
Berikut tabel hasil identifikasi dari empat sampel batuan yang amati :
Tabel 1. Tabel Identifikasi Batuan
B. Pembahasan
Pada saat mengidentifikasi sampel batuan beku 1A, kami melihat besar
butiran kristal pada batuan beku tersebut tidak bisa dibedakan secara kasat
mata, yang menandakan bahwa batuan tersebut memiliki tipe granularitas
afanitik . Selain granularitas, juga mengamati derajat kristalisasi dari batuan
beku tersebut, yang dimana dari hasil pengamatan, sampel batuan 1A
semuanya disusun atas kristal yang menandakan bahwa derajat
kristalisasinya berupa holokristalin. Selain itu, sampel batuan beku 1A
merupakan batuan beku ekstrusif yang diamana menunjukkan bagaimana
proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut, yang dimana struktur
pada fisiknya terlihat banyak rongga atau celah-celah akibat perlepasan gas,
sehingga bisa disimpulkan bahwa struktur dari batuan beku tersebut adalah
veskular. Kemudian, genesa atau pembentukan asal usul batuan beku tersebut
adalah batuan beku ekstrusif, hal ini kami klaim atas dasar batuan beku
tersebut memiliki struktur batuan yang berongga atau memperlihatkan
lubang-lubang yang dimana itu terjadi akibat perlepasan gas yang
menandakan batuan tersebut memiliki struktur yang veskular, yang dimana
struktur batuan beku veskular merupakan struktur batuan beku yang dimiliki
oleh batuan beku ekstrusif. Selanjutnya, setelah kita mengetahui granularitas,
derajat kristalisasi, struktur, genesa dari sampel batuan tersebut kita dapat
menentukan nama batuan beku tersebut. Adapun nama batuan beku pada
sampel 1A yaitu batu “Scoria”.
Selanjutnya mengidentifikasi sampel batuan beku 1B. Pada batuan beku ini
kami tidak bisa melihat perbedaan secara kasat mata besar butiran kristal
pada batuan beku tersebut, yang menandakan bahwa batuan tersebut
memiliki tipe granularitas afanitik. Selain granularitas, kami juga mengamati
derajat kristalisasi dari batuan beku tersebut, yang dimana dari hasil
13
yang telah dicari serta mengamati warna dari sampel batuan beku tersebut.
Adapun nama batuan beku pada sampel 1C yaitu batu “Andesit”.
Pembentukan magma terdiri dari tahap pendinginan magma hingga
pembekuan. Pertumbuhan awal kristal dalam magma didorong oleh kekuatan
kinetik dan tekstur yang dihasilkan diawetkan dalam batuan beku yang
didinginkan dengan cepat. Namun, kristal dalam batuan tersebut memiliki
energi permukaan berlebih karena luas permukaannya yang besar relatif
terhadap volumenya. Energi ini dapat dihamburkan dengan menyeimbangkan
tekstur. Pada tahap yang lebih lanjut, ini dimanifestasikan oleh tekstur yang
kasar, dengan kristal kecil yang larut bersamaan dengan pertumbuhan kristal
yang lebih besar. Perubahan tekstur ini biasanya terjadi pada batuan plutonik
yang didinginkan secara perlahan dan mungkin juga penting dalam evolusi
beberapa batuan vulkanik. Meskipun pengkasaran tekstur jelas merupakan
proses petrologi yang penting, hal ini tidak perlu diperhatikan karena tidak
mengubah komposisi kimia batuan dan dengan demikian tidak dapat diukur
menggunakan metode geokimia yang saat ini mendominasi petrologi. Ada
kemungkinan.
Definisi magma yang dipadatkan oleh sebagian besar ahli petrologi agak
kabur. Misalnya, ketika magma granit didinginkan dalam ruang tertutup, fase
silikat dan oksida pertama-tama mengkristal dari cairan silikat. Saat suhu
turun, cairan menjadi lebih encer. Cairan ini tetap pada suhu sistem 20 °C.
Kemudian, menurut definisi yang ketat, sistem masih di atas likuidus.
Kebanyakan ahli petrologi menganggap solidus sebagai suhu di mana
konstituen cair dari suatu sistem berubah dari terutama silikat menjadi
terutama air
V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum geologi dasar mengenai batuan beku yang telah dilakukan,
maka didapatlah kesimpulan dari hasil praktikum, yaitu sebagai berikut.
1. Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk akibat dari proses
pendinginan magma yang membeku dengan atau tanpa kristalisasi yang
terjadi di dalam dan di luar permukaan bumi.
2. Batuan beku terdiri dari satu atau beberapa mineral sebagai penyusun batuan
beku.
3. Perbedaan tempat terjadinya pembentukan batuan beku mempengaruhi
tekstur dan strukrur dari batuan beku
4. Setelah melakukan praktikum, kita dapat menentukan jenis, nama batuan,
serta pengklasifkasian batuan dengan cukup melihat dan mengamati batuan
beku yang diteliti
5. Dalam mengamati batuan kita perlu mengamati granularitas batuan, derajat
kristalisasi, struktur, tekstur, genesa, dan warna batuan beku untuk kemudian
menentukan nama dan jenis batuan yang kita teliti.
DAFTAR PUSTAKA