Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

IDENTIFIKASI POTENSI AMBLESAN (SINKHOLE) BERDASARKAN


DATA GEOLOGI DAN GEOFISIKA DI PONJONG, GUNUNG KIDUL

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Waskita Murti Bambang Yudhana 410017009 (2017)
Riri Reskyah Basri 410017048 (2017)
Garnis Wanengcio Uligawati 410016108 (2016)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA
2019
i
ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL .....................................................................................i
PENGESAHAN USULAN PKM PENELITIAN ............................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... v
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 1
1.3. Luaran Penelitian ............................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Amblesan ............................................................................................................ 2
2.2. Metode Pemetaan Geologi Permukaan ............................................................ 3
2.3. Metode Resistivitas ............................................................................................. 4
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian ................................................................................................ 6
3.2. Metodologi Penelitian ........................................................................................ 7
3.2.1. Kajian Pustaka ......................................................................................... 7
3.2.2. Persiapan .................................................................................................. 7
3.2.3. Observasi .................................................................................................. 7
3.2.4. Pengambilan Data Lapangan .............................................................7
3.2.5. Analisis Studio ..................................................................................8
3.2.6. Evaluasi Data ...................................................................................8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1. Anggaran Biaya .................................................................................................. 9
4.2. Jadwal Kegiatan ................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10
LAMPIRAN .....................................................................................................11

iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Genesa Proses pembentukan Sinkhole di daerah karst ..................... 2
Gambar 2.2. Peta kerentanan atau bahaya amblesan di kecamatan semanu .............. 4
Gambar 2.3. Dua pasang elektroda arus dan potensial pada permukaan medium
homogen isotropis dengan tahanan jenis ρ .....................................4
Gambar 2.4. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus
dengan polaritas berlawanan .........................................................5
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian .................................................................6

iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Nilai tahanan jenis berbagai variasi batuan klasifikasi Telford .........5
Tabel 2.2. Rekapitulasi Anggaran .......................................................................... 9
Tabel 2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ..........................................................9

v
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Amblesan tanah sebagai permasalahan geologi dapat terjadi secara alamiah
atau disebabkan oleh pengaruh aktivitas manusia. Salah satu pemicu alamiah
terjadinya amblesan tanah adalah proses pelarutan batuan bawah permukaan oleh
air yang umum terjadi pada batuan karbonat (batugamping, dolomit), endapan
garam dan gypsum (Allen,1984). Baik secara alamiah atau pengaruh aktivitas
manusia, kecepatan dan tingkat amblesan dikontrol oleh kondisi litologi, iklim,
vegetasi dan waktu serta dipicu oleh beberapa proses seperti pelarutan batuan,
erosi mekanik bawah permukaan, kompresi atau kompaksi, pengaliran airtanah,
getaran, dan penyusutan (Allen, 1984, Glopper dan Ritzema, 1994). Untuk
mencapai tujuan tersebut, observasi lapangan dan evaluasi data sekunder
dilakukan untuk mengumpulkan data morfologi, litologi, kelurusan geologi, dan
keberadaan sinkhole serta kejadian amblesan yang sudah ada. Korelasi antara
keberadaan sinkhole dengan morfologi, litologi serta kelurusan geologi dilakukan
untuk memahami faktor pengontrol yang berpengaruh terhadap keberadaan
amblesan /sinkhole.
Pemetaan geologi permukaan dirasa masih belum bisa untuk menentukan
zona dan potensi bahaya amblesan dengan akurat. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini ditunjang dengan menggunakan kajian geofisika untuk memetakan
kondisi geologi bawah permukaan di daerah penelitian. Pemetaan bawah
permukaan ini dilakukan untuk menggambarkan bentukan dan keadaan bawah
permukaan di lokasi penelitian yang berpotensi terjadinya amblesan.
Adanya peta bahaya amblesan yang menjadi luaran penelitian diharapkan
dapat memberikan arahan untuk pengembangan wilayah berbasis bencana geologi
yang tepat untuk wilayah Kecamatan Ponjong, Gunung Kidul, Yogyakarta.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menentukan keberadaan zona potensi amblesan pada daerah karst
2. Mendapatkan data mengenai lokasi mana saja yang memiliki potensi bencana
amblesan
3. Mengetahui luas daerah serta titik yang berpotensi terjadinya amblesan untuk
nantinya dapat dijadikan sebagai acuan.
1.3. Luaran Penelitian
Luaran dari penelitian ini adalah :
1. Peta persebaran titik potensi amblesan
2. Peta geologi dan penampang permukaan dan bawah permukaan (geolistrik)
3. Hasil penelitian digunakan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat
berupa penyerahan data zona potensi amblesan kepada Dinas BPBD setempat
agar nantinya dapat dilakukan kegiatan lebih lanjut pada daerah penelitian
4. Hasil penelitian digunakan sebagai bahan pembuatan artikel ilmiah.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Amblesan (Sinkhole)


Poland dan Davis (1986) menyatakan bahwa amblesan pada batugamping
diakibatkan karena proses pelarutan batugamping oleh air secara terus menerus
sehingga celah berkembang menjadi rongga, dimana apabila bagian atas dari
rongga terlalu lemah, keruntuhan atau amblesan di permukaan akan terjadi.
Waltham, dkk, (2005) menyebutkan bahwa kejadian amblesan di daerah karst
berkaitan dengan proses pembentukan sinkhole. Proses pembentukan Sinkhole
dapat dibagi menjadi enam genesa yaitu; solution sinkhole, collapse sinkhole,
dropout sinkhole, buried sinkhole, caprock sinkhole, dan suffusionsinkhole
(Waltham, dkk, 2005).

Gambar 2.1. Genesa proses pembentukan sinkhole di daerah karst (Waltham dkk,
2005, dalam Widyaningtyas, 2011.
Gambar 2.1 menunjukkan ke-enam genesa proses pembentukan sinkhole di
daerah karst. Pada gambar ini jelas terlihat bahwa solution sinkhole dan collapse
sinkhole tidak memiliki litologi atau endapan penutup diatas batugamping,
sedangkan tipe proses pembentukan sinkhole lainnya berkaitan dengan adanya
lapisan penutup diatas batugamping yang dapat tersusun dari hasil pelapukan
batugamping itu sendiri atau jenis litologi yang lain (Waltham dkk, 2005).
Penjelasan Poland dan Davis (1986) mengenai amblesan di batugamping
sesuai untuk kasus amblesan pada proses pembentukan solution sinkhole dan
collapse sinkhole, sedangkan pada genesa sinkhole lainnya berkaitan erat dengan
jenis lapisan penutup dan proses pengisian celah atau rongga oleh litologi penutup
tersebut. Waltham dkk, (2005) menjelaskan bahwa jika lapisan penutup
merupakan endapan atau tanah yang kohesif seperti lempung, maka amblesan
yang terjadi kemungkinan bertipe dropout sinkhole, sedangkan jika lapisan
penutup tersusun atas endapan pasiran, maka amblesan yang terjadi bertipe
3

suffosion sinkhole. Namun jika litologi yang mengalami amblesan merupakan


lapisan batuan lain maka proses pembentukan sinkhole disebut caprock sinkhole.
Buried sinkhole terjadi lebih karena adanya proses pembebanan dan kompaksi
yang dialami oleh endapan penutup secara perlahan dan waktu yang lama.
Perbedaan proses amblesan pada lapisan litologi/endapan/tanah penutup
dipengaruhi oleh beberapa faktor pengontrol yaitu; kandungan lempung, ketebalan
lapisan kompresibel, kandungan material organik, densitas dan kondisi airtanah
(Glopper dan Ritzema, 1994).
2.2. Metode Pemetaan Geologi Permukaan
Metode pemetaan geologi permukaan dapat diaplikasikan untuk pemetaan
persebaran zona-zona potensi amblesan berdasarkan litologi, kelurusan,
lingkungan, morfologi serta perbedaan curah hujan (iklim) dapat menjadi salah
satu faktor pengontrol terbentuknya amblesan. Pada penelitian sebelumnya
penentuan zona bahaya amblesan dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan
bobotparameter atau faktor pengontrol keberadaan amblesan/sinkhole dengan
metode Analytic Hierarchy Process (AHP).
Penelitian Putra dkk, 2011, menunjukkan bahwa faktor jarak terhadap
kelurusan/struktur geologi lebih berpengaruh dibanding dengan jenis litologi dan
morfologi. Perhitungan CR dengan mempertimbangkan hal ini memberikan hasil
CR maksimal sebesar 4,7%. nilai CR yang paling baik didapatkan dengan
parameter litologi mendapat skala kepentingan cukup (3) terhadap parameter jarak
terhadap kelurusan dan skala kepentingan cukup kuat (5) terhadap parameter
kelerengan. Parameter jarak terhadap kelerengan mendapat skala kepentingan
sedikit lebih berpengaruh (2) terhadap parameter kelerengan. Skala kepentingan
berkebalikan (1/n) berlaku untuk parameter jarak terhadap kelerengan terhadap
litologi sebesar 1/3. Parameter kelerengan memiliki nilai 1/5 terhadap litologi, dan
parameter kelerengan terhadap jarak terhadap kelurusan mempunyai nilai 1/2.
Tahap selanjutnya, menghitung lambda maksimal dengan menjumlahkan hasil
perkalian tiap bobot parameter dengan jumlah dari masing – masing kolom.
Setelah diperoleh nilai maksimal eigen value, nilai CI dihitung didapatkan hasil
0.27%, dan kemudian nilai CR didapatkan sebesar 0.47%.
Berdasarkan perhitungan, dapat dilihat bahwa bobot tertinggi dari parameter
pengontrol keberadaan amblesan (sinkhole) adalah parameter litologi (65%),
parameter distance to lineament of valley (23%), dan bobot terendah pada
parameter kelerengan (12%). Dari hasil penelitian Putra, dkk, 2011, terdapat
perbedaan urutan kepentingan faktor pengontrol yang tentu saja hal ini dapat
terjadi mengingat banyak sekali hal yang berperanan pada proses pembentukan
sinkhole. Dari metode AHP nantinya dapat dihasilkan Peta bahaya amblesan
Kecamatan Semanu yang dibuat oleh Widyaningtyas dan Doni Prakasa Eka Putra
(Gambar 2.2). Pada penelitian ini kombinasi antara metode AHP dan metode
pemetaan permukaan dan ditambah dengan pemodelan hasil bawah permukaan
akan memberikan hasil yang lebih komprehensif dari penelitian yang sudah ada.
4

Gambar 2.2. Peta kerentanan atau bahaya amblesan di Kecamatan Semanu


(Widyaningtyas dkk, 2011).
2.3. Metode Resistivitas
Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi dan
bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi. Beda potensial antara dua
elektroda tersebut diukur dengan volt meter dan dari harga pengukuran tersebut
dapat dihitung tahanan jenis semua batuan. (Anonim, 1992 ; Todd, 1980, dalam
Tama, 2015).
Konfigurasi Schlumberger Survey geolistrik (resistivity) pada umumnya
bertujuan untuk mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan
berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya (Telford, 1990) pada Tabel 2.1.
Prinsip pelaksanaan survey tahanan jenis adalah dengan menginjeksikan arus
listrik melalui elektroda arus dan mengukur responnya (tegangan) pada elektroda
potensial dalam suatu susunan (konfigurasi) tertentu (Hochstein, 1982) dalam
Tama, S. K. (2015). Apabila terdapat dua elektroda arus yang dibuat dengan jarak
tertentu seperti Gambar 2.3. Potensial pada titik-titik dekat permukaan akan
dipengaruhi oleh kedua elektroda arus tersebut (Gambar 2.4).

Gambar 2.3. Dua pasang elektroda arus dan potensial pada permukaan
medium homogen isotropis dengan tahanan jenis ρ (Bahri,
2005, dalam Zubaidah dkk, 2008)
5

Gambar 2.4. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda
arus dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005, dalam
Zubaidah, dkk 2008)

Tabel 2.1 Nilai tahanan jenis berbagai variasi batuan klasifikasi Telford (1990)
Jenis variasi batuan Nilai tahanan jenis ( m)
Granit porphyri 4,5 x 103 (basah) – 106 (kering)
Felspar porphyri 4,0 x 103 (basah)
Syenit 102 - 106
Diorit porphyri 1,9 x 103 (basah) – 2,8 x 104 (kering)
Porphyrite 10 – 5 x 104 (basah) – 3,3 x 103 (kering)
Carbonated Porphyry 2,5 x 103 (basah) – 6 x 104 (kering)
Diorit kuarsa 2 x 104 – 2 x 106 (basah) – 1,8 x 105 (kering)
Variasi Porphyri 60 - 104
Dasit 2 x 104 (basah)
Andesit 4,5 x 104 (basah) – 1,7 x 102 (kering)
Diabas 20 – 5 x 107
Lava 102 – 5 x 104
Gabro 103 – 106
Basalt 10 – 1,3 x 107 (kering)
Norit Olivin 103 – 6 x 104 (basah)
Peridotit 3 x 103 (basah) – 6,5 x 103 (kering)
Hornfels 8 x 103 (basah) – 6 x 107 (kering)
Skis Karbonat dan Mika 20 – 104
Tuf 2 x 103 (basah) – 105 (kering)
Skis Grafit 10 – 102
Slate (variasi) 6 x 102 – 4 x 107
Gneiss (variasi) 6,8 x 104 (basah) – 3 x 106 (kering)
Marmer 102 – 2,5x 108 (kering)
Skarn 2,5 x 102 (basah) – 2,5 x 108 (kering)
Kuarsit (variasi) 10 – 2 x 108
Lempung kompak 20 – 2 x 103
Argilit 10 – 8 x 102
Konglomerat 2 x 103 - 104
Batupasir 1 – 6,4 x 108
Batugamping 50 - 107
Lempung basah tak kompak 20
Napal 3 – 70
Lempung 1 – 100
6

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi daerah penelitian berada di, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunung
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Desain penelitian akan dibuat untuk mencari informasi apakah ada perbedaan
karakteristik litologi, morfologi, dan kondisi lingkungan pada daerah penelitian
berdasarkan data permukaan (pemetaan) dan data bawah permukaan (survei
geolistrik) (Gambar 3.1). Dari pengambilan data lapangan tersebut akan
didapatkan data yang lebih lengkap guna mengidentifikasi karakteristik dan
persebaran potensi amblesan yang akan terjadi.

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian


7

3.2. Metode Penelitian


Metode penelitian dipergunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar
3.1 berupa kajian geologi permukaan berupa pemetaan dan bawah permukan
berupa survei geofisika (geolistrik). Hasil dari pengamatan dan pengukuran di
lokasi penelitian kemudian dilakukan pengolahan hingga menghasilkan peta
geologi permukaan dan bawah permukaan. Adapun tahapan pelaksanaan
penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut :
3.2.1 Kajian Pustaka
Tahap pertama yaitu melakukan kegiatan kajian pustaka dari peta topografi,
peta geologi regional, penelitian terdahulu yang terkait amblesan, sebagai kajian
awal guna perencanaan pelaksanaan penelitian yang efektif dan efisien.
3.2.2 Persiapan
Tahap kedua yaitu melakukan persiapan yang berhubungan pada penelitian.
Diantaranya adalah persiapan mengenai : perizinan kegiatan pada lembaga-
lembaga terkait, peralatan yang dipergunakan di lokasi penelitian, kendaraan yang
akan dipergunakan selama berada di lapangan, dan orientasi medan yang sangat
berpengaruh pada saat pengambilan data.
3.2.3 Observasi
Pada tahap observasi dilakukan pengamatan secara umum dan menyeluruh
tentang keadaan daerah penelitian baik untuk data permukaan maupun data bawah
permukaannya. Pengamatan pada tahap ini dapat dirinci sebagai berikut :
1. Orientasi medan untuk pengambilan data.
2. Observasi kondisi geologi, yang mana data yang dipergunakan berupa
kondisi geomorfologi, liniasi struktur geologi, dan litologi
3. Observasi pemetaan persebaran amblesan yang ada pada daerah penelitian.
3.2.4 Pengambilan Data Lapangan
Tahap pengambilan data lapangan dilakukan dengan melakukan pengamatan
detail pada kondisi permukaan berupa kondisi geomorfologi, litologi, struktur
geologi dan potensi zona amblesan pada daerah penelitian. Pengamatan tersebut
dilakukan untuk membuat desain lintasan dan mendapatkan data yang tepat agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun pengamatan yang dilakukan yaitu:
1. Melakukan pengambilan data geologi permukaan (pemetaan) pada daerah
penelitian berdasarkan desain survei yang telah ditentukan
2. Melakukan pengambilan data bawah permukaan menggunakan metode
geolistrik pada daerah penelitian berdasarkan desain lintasan yang telah
ditentukan.
3. Pencatatan data-data lapangan berupa morfologi, struktur geologi, dan
deskripsi batuan ke dalam buku catatan lapangan / laporan sementara.
4. Perekaman (foto) atau identifikasi manifestasi permukaan pada zona potensi
terjadinya amblesan pada daerah penelitian.
8

3.2.5 Analisis Studio


Tahap analisis studio meliputi analisis studio data permukaan dan data
bawah permukaan. Analisis studio data permukaan berupa pembuatan peta
gemorfologi, peta geologi, dan hasil pengolahan data struktur geologi. Data
geomorfologi berupa data morfometri (kemiringan lereng, beda tinggi) dan
morfogenesa (bentukan lahan, stadia daerah) akan menghasilkan peta
geomorfologi daerah penelitian. Data litologi (penamaan megaskopis batuan) akan
menghasilkan peta geologi daerah penelitian. Data struktur geologi berupa liniasi,
kekar maupun sesar akan diolah menggunakan software Dips sehingga
menghasilkan kajian struktur geologi permukaan berupa diagram roset maupun
stereonet berdasarkan data permukaan.
Tahap analisis studio data bawah permukaan berupa pengolahan data hasil
survei geofisika (geolistrik) menggunakan software Res2dinv. Berdasarkan hasil
proses pengolahan data tersebut akan didapatkan gambaran penampang bawah
permukaan daerah penelitian sehingga dimensi amblesan bisa terlihat dan dapat
identifikasi. Berdasarkan tahap analisis studio pada akhirnya akan mendapatkan
zona (area) mana saja yang memiliki potensi zona amblesan (sinkhole).
3.2.6 Evaluasi Data
Pada tahapan ini akan dilakukan intepretasi dan evaluasi secara
komprehensif terhadap data geomorfologi, stratigrafi, litologi maupun struktur
geologi sehingga dapat dievaluasi dengan berdasarkan teori dan hasil peneliti
terdahulu. Data yang akan diintepretasi dan dievaluasi secara rinci sebagai
berikut:
1. Peta geomorfologi daerah penelitian
2. Peta geologi lokal (daerah penelitian)
3. Analisis struktur geologi (liniasi, kekar, dan sesar)
4. Penampang geologi permukaan dan penampang bawah permukaan
5. Analisis zona amblesan berdasarkan peta geomorfologi dan peta geologi
6. Peta zonasi potensi amblesan
7. Peta konfigurasi permukaan dan bawah permukaan
Setelah melakukan identifikasi, intepretasi dan analisis data tersebut,
kemudian data tersebut diintegrasikan secara terpadu sehingga kita dapat
menentukan luasan serta daerah mana saja yang memiliki potensi Amblesan. Dari
hasil data tersebut pula diharapkan nantinya pihak Dinas BPBD dapat
menindaklanjuti hasil dari penelitian ini.
9

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Penelitian ini diestimasikan akan menghabiskan dana keseluruhan sebesar
Rp.12.300.000. Dana tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan
sesuai dengan ketentuan pada panduan. Ringkasan anggaran dapat dilihat pada
Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1. Rekapitulasi Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) Presentase (%)
1 Peralatan Penunjang 5,895,000 47,93
2 Bahan Habis Pakai 530,000 4,31
3 Perjalanan 2,625,000 21,34
4 Lain-lain 3,250,000 26,42
Jumlah 12.300.000 100

4.2. Jadwal Kegiatan


Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan kurang lebih selama 3
(tiga) bulan. Rencana kegiatan yang akan dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut :

Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan


No Jenis Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Persiapan (Studi Literatur)
2 Tahap Pengambilan data Lapangan
3 Analisis Studio
4 Tahap Evaluasi Data
5 Tahap penyusunan draft
6 Seminar dan evaluasi
7 Penyerahan hasil
10

DAFTAR PUSTAKA

Allen, A.S., 1984. Types of Land Subsidence, in: Poland, J.F., (ed.), Guidebook to
Studies of Land Subsidence due to Groundwater Withdrawal, Studies and
Report in Hydrology, UNESCO, p.133-141.
Eve L. Kuniansky1 & David J. Weary2 & James E. Kaufmann3. 2015. The
current status of mapping karst areas and availability of public sinkhole-risk
resources in karst terrains of the United State.
Festa, V., Fiore, A., Parise, M. and Siniscalchi, A., 2012. Sinkhole evolution in
the Apulian karst of southern Italy: a case study, with some considerations on
sinkhole hazards. Journal of Cave and Karst Studies, 74(2), pp.137-147.
Glopper, R.J., dan Ritzema, H.P., 1994. Land Subsidence, in: Ritzema, H.P., (ed.)
Drainage Principles and Applications, International Institute for Land
Reclamation and Improvement, The Netherlands, p.477-510.
Kaufmann, J.E., 2017. Catastrophic Sinkhole Collapse in Missouri.
Poland, J.F. and Davis, G.H., 1956. Subsidence of the land surface in the Tulare‐
Wasco (Delano) and Los Banos‐Kettleman City area, San Joaquin Valley,
California. Eos, Transactions American Geophysical Union, 37(3), pp.287-
296.
Tama, S.K., 2015. STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN TANAH DI KOTA
LAMA SEMARANG MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK
RESISTIVITY KONFIGURASI SCHLUMBERGER. Unnes Physics
Journal, 4(1).
Telford, W. M., Telford, W. M., Geldart, L. P., Sheriff, R. E., & Sheriff, R. E.
(1990). Applied geophysics (Vol. 1). Cambridge university press.
Waltham T., Bell F., dan Culshaw M., 2005. Sinkholes and Subsidence: Karst and
Cavernous Rocks in Engineering and Construction, Paris Publishing,
Chichester, UK.
Widyaningtyas, C.P., Widyaningtyas, C.P., Putra, D.P.E. and Putra, D.P.E., 2014,
October. Pemetaan Bahaya Amblesan di Daerah Karst Kecamatan Semanu,
Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
In PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30–31 Oktober 2014.
Jurusan Teknik Geologi.
Zubaidah, T. and Kanata, B., 2008. Pemodelan fisika aplikasi metode geolistrik
konfigurasi schlumberger untuk investigasi keberadaan air tanah. J Teknik
Elektro, 7(1), pp.20-24.
11
12
13
14
15
16

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang Volume Harga Satuan ( Rp) Nilai ( Rp )
- Sewa alat GPS 3 Rp 50,000 Rp 150,000
- Sewa Kompas 3 Rp 30,000 Rp 90,000
- Sewa HT ( Handy Talky) 5 Rp 45,000 Rp 225,000
- Sewa alat geofisika
(resistivity meter) + 1 Rp 750,000 Rp 5,250,000
operator 7 hari
- Sewa Palu Geologi 6 Rp 30,000 Rp 180,000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 5,895,000
2. Bahan Habis Pakai Volume Harga Satuan (Rp) Nilai ( Rp )
- Tinta Printer Merah 2 Rp 45,000 Rp 45,000
- Tinta Printer Hitam 2 Rp 45,000 Rp 45,000
- Tinta Printer Kuning 1 Rp 45,000 Rp 45,000
- Tinta Printer Biru 1 Rp 45,000 Rp 45,000
- Print out peta RBI 1 Rp 50,000 Rp 50,000
- Print out peta Topografi 1 Rp 50,000 Rp 50,000
- Print out Citra 1 Rp 50,000 Rp 50,000
- HCl (pendukung
1 Rp 50,000 Rp 50,000
lapangan)
- Kertas HVS 2 Rp 45,000 Rp 90,000
- Alat Tulis lengkap 2 Rp 30,000 Rp 60,000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 530,000
3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai ( Rp )
- Transportasi PP Jogja-
3 Rp 53,500 Rp 1,125,000
Wonosari 7 hari
- Sewa mobil (alat) 1 Rp500,000 Rp 1,500,000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 2,625,000
4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai ( Rp )
- Konsumsi 7 hari 5 Rp 50,000 Rp 1,750,000
- Print draft 1 Rp 150,000 Rp 150,000
- Print peta 1 Rp 250,000 Rp 250,000
- Sewa basecamp 2 Rp 68,750 Rp 1,100,000
SUB TOTAL (Rp) Rp. 3,250,000
TOTAL BIAYA Rp12,300,000
Dua belas juta tiga ratus ribu rupiah
17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
1 Waskita Teknik Geologi 18  Mengkoordinir
Murti Geologi semua kegiatan
Bambang penelitian agar
Yudhana/ berjalan lancer
410017009  Bertanggung
jawab terhadap
hasil yang akan
diberikan kepada
Dinas BPBD
setempat
 Bertanggung
jawab terhadap
pengambilan
data dilapangan
2 Riri Teknik Geologi 15  Bertanggung
Reskyah Geologi jawab terhadap
Basri/ pembuatan
410017048 laporan kepada
dinas BPBD
 Bertanggung
jawab atas
akomodasi dan
administrasi tim
3 Garnis Teknik Geofisika 15  Bertanggung
Wanengcio Geologi jawab terhadap
Uligawati/ pengolahan dan
410016108 interpretasi data
geologi dan
geofisika
 Bertanggung
jawab terhadap
pembuatan bahan
seminar maupun
presentasi kepada
masyarakat luas
18

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai