Oleh:
KELOMPOK 5
Nama/NIM: Muhammad Thareq Rais Akbar / 111.180.047
Pembimbing: Dr.Ir. C.Prasetyadi, M.Sc.
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... i
i
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................. 16
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya kegiatan Ekskursi Besar Geologi 2021 (EBG) ini ialah agar
mahasiswa dapat mengenal fisiografi, urutan stratigrafi, struktur geologi, serta kitannya dengan
sejarah geologi regional dan sumberdaya geologi.
I.2. Lokasi
Lokasi dilaksankannya EBG 2021 pada hari Minggu, 10 Oktober 2021 ini berada pada
Cekungan Serayu Selatan atau lebih dikenal dengan daerah Karangsambung. Pada lokasi ini
terdapat 7 Stasiun Pengamatan (ST) seperti yang tercantum pada peta lintasan dibawah ini.
4
BAB II
HASIL PENGAMATAN
II.1. Stopsite 1
Pada stopsoite 1 ini kami mendatangi sebuah lembah yang dimana pada lembah ini kami
dapat melihat sebuah bentang alam dimana terdapat 2 bentuk morfologi yang berbeda yang
mengindikasikan satuan batuan yang berbeda juga, pada sebelah utara ini mewakili bentuk
morfologi pada komplek Melange Luk Ulo, sedangkan pada bagian selatan mewakili endapan
tersier pada daerah Karangsambung.
5
Gambar 3. Sketsa Bentang Alam Stopsite 1
II.2. Stopsite 2
Pada stopsite ini kami menyusuri sepanjang kali muncar, dimana pada sepanjang kali ini
terdapat berbagai macam litologi yang termasuk kedalam komplek melange suboru.
6
Gambar 4. Foto struktur Boudin pada singkapan ST 2 LP A
7
Gambar 6. Foto Singkapan ST 2 LP C
8
Gambar 8. Foto Singkapan ST 2 LP E
9
II.2.7. Lokasi Pengamatan G
Pada lokasi pengamatan ini kami kembali menemukan struktur boudin namun karena
bentuknya yang menyerupai ikan maka dapat juga disebut sebagai Fish Structure.
10
II.2.9 Lokasi Pengamatan J
Pada lokasi pengamatan terakhir pada stopsite 2 ini ditemukan perselingan batu rijang
dengan Batugamping merah namun kedudukannya telah berubah menjadi tegak yang
diindikasikan hasil dari deformasi pada daerah ini, kemudian pada bagian atas singkapan ini juga
terdapat litologi berupa lava bantal, dengan ditemukannya litologi ini menguatkan bukti bahwa
karangsambung diendapkan pada lingkungan laut dalam dekat dengan MOR.
II.3. Stopsite 3
Pada stopsite ini ditemukan batuan metamorfik berupa serpentinit yang dihasilkan akibat
proses metasomatisme yakni proses metamorfisme yang dipengaruhi oleh fluida dimana dalam hal
ini fluidanya berasal dari air laut dimana batuan ini berada.
11
Gambar 13. Foto Singkapan Stopsite 3
II.4. Stopsite 4
Stopsite 4 ini berada pada sebuah sungai tepat dibawah jembatan. Pada singkapan ini
ditemukan litologi berupa breksi polimik yang memiliki fragment berupa batuan metamorf seperti
sekis,kemudian ada juga basalt, batu rijang, batugamping merah, konglomerat serta batugamping
nummulites. litologi breksi polimik pada singkapan ini termasuk kedalam formasi Totogan yang
dikenal dengan litologi breksi polimiknya yang seperti “keranjang sampah” karna memiliki
fragment yang bervariasi.
12
Konglomerat Karangsambung
II.5. Stopsite 5
Stopsite 5 berada lokasinya dipinggir jalan dekat dengan area LIPI. Pada lokasi singkapan
ini didapati litologi berupa batugamping nummulites yang berumur eosen dan diinidikasikan
merupakan bagian dari formasi karangsambung.
II.6. Stopsite 6
Stopsite 6 ini berada lokasinya dekat dengan pasar dan berada disamping rumah warga.
Pada singkapan ini ditemukan litologi berupa konglomerat dengan fragmentnya berupa kuarsa,
13
baru rijang serta lempung merah. Litologi pada singkapan ini disebut juga sebagai konglomerat
alas.
II.7. Stopsite 7
Stopsite 7 ini berada lokasinya dipinggir jalan utama. Singkapannya berupa tebing terjal
dengan litologinya berupa breksi vulkanik dengan fragment basalt dan terdapat mineral piroksen
dan plagioklas yang masih segar dan juga litologi batupasir berbutir halus. Singkapan ini
diindikasikan termasuk kedalam anggota Old Andesite Formation (OAF) dan termasuk kedalam
formasi waturanda.
14
Gambar 17. Foto SIngkapan Stopsite 7
II.8. Stopsite 8
Stopsite 8 ini berada juga dipinggir jalan utama diarah selatan dari Stopsite 7. Singkapan
pada Stopsite 7 ini berupa tebing yang sedang ditambang oleh warga sekitar dengan litologi
penyusunnya berupa batuan piroklastik yaitu tuff halus dengan perselingan batupasir halus dan
juga napal. Pada singkapan ini juga dijumpai Difuse Bedding atau kesan berlapis yang menjadi
ciri khas pada endapan vulkanik.
15
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Kolom Stratigrafi
Ekskursi yang telah dilakukan pada lintasan cekungan serayu selatan dimana terdapat 8
Stopsite ini mewakili gambaran geologi pada daerah karangsambung dari tua hingga ke muda
dimana batuan tua yakni batuan dasar terletak pada komplek melange luk ulo dimana terdapat
litologi berupa blok-blok batuan metamorf seperti sekis, serpentinit, batuan ofiolit seperti rijang,
batugamping merah dan basalt serta litologi serpih yang tercabik cabik seperti yang ditemui pada
Stopsite 2. Kemudian diendapkan diatasnya secara tidak selaras formasi karangsambung yang
dapat ditemui pada Stopsite 6 yakni berupa konglomerat alas, kemudian diatasnya terendapkan
formasi totogan yang kami temui pada Stopsite 4 yaitu berupa breksi polimik dengan fragment
batuan dasar dari komplek melange luk ulo serta fragment dari formasi karangsambung. Kemudian
diatasnya diendapkan kelompok OAF yang diwakili oleh formasi waturanda dimana terdapat
breksi vulkanik yang dapat ditemui pada Stopsite 7 juga pada formasi penosogan dan formasi
halang yang kami temui di Stopsite 8 dengan litologinya yaitu Tuff halus yang tebal.
Kemudian jika mengacu pada peniliti terdahulu stratigrafi dari tua ke muda pada daerah
karangsambung yakni menurut Asikin (1992) sebagai berikut;
16
Gambar 19.Stratigrafi daerah Luk Ulo Karangsambung (Asikin dkk, 1992).
17
dibawah laut dan bergerak dari pematang tengah samudera hingga ke zona subduksi ialah adanya
endapan batupasir halus yang kemudian karena terkena kompresi yang dihasilkan oleh fase
subduksi menjadi sangat kompak sehingga kita kenal sekarang dengan batupasir greywacke.
Kemudian bukti lainnya juga terdapat struktur boudin atau fish structure yang merupakan hasil
dari maksimum stress dari kompresi yang dihasilkan menyebabkan fragment membentuk blok-
blok berbentuk boudin atau fish structure sedangkan matriks lempungnya mengalami penggerusan
(Sheard) dimana ini ditemukan pada Stopsite 2 LP A. kemudian hasil dari fase subduksi ini juga
membuat daerah karangsambung berupa prisma akresi karena adanya overthrust yang disebabkan
oleh subduksi, dari prisma akresi ini menghasilkan Horst (Tinggian) dan Graben (Rendahan)
sehingga membuat terndapkannya formasi karangsambung pada periode eosen-oligosen awal yang
memiliki hubungan stratigrafi tidak selaras dengan batuan dasar yakni komplek melange luk ulo
yang dikenal dengan endapan olisthostrom yang menghasikan endapan batugamping nummulites,
serta konglomerat yang memiliki fragment berupa batu rijang,lempung merah, dan kuarasa yang
ditemukan pada Stopsite 6.
Lalu pada periode oligosen akhir hingga miosen tengah pergerakan ke utara australia dan
india berkurang diakibatkan oleh kolisi antara india dan asia dan mulai matinya subduksi
karangsambung-meratus dengan sunda microplate dan kemudian terjadi pengangkatan. Kemudian
ini juga mengawali fase tunjaman di selatan jawa yang menghasilkan aktivitas vulkanik yang
18
membentuk Old Andesite Formation (OAF) yang pada daerah karangsambung diwakili oleh
formasi waturanda dimana pada formasi ini diendapkan batuan vulkanik seperti breksi vulkanik
dengan fragment basalt, dengan sisipan batupasir seperti yang ditemukan pada Stopsite 7. Setelah
itu aktivitas vulkanik terus berkembang hingga miosen tengah dimana terendpakan juga formasi
penosogan dan juga formasi halang yang dicirikan dengan litologi beupa tuff halus, batupasir, dan
juga napal seperti yang ditemukan pada Stopsite 8.
19
BAB IV
KESIMPULAN
Dari hasil ekskursi yang dilakukan pada lintasan cekungan serayu selatan ini dengan
mendatangai 8 Stopsite ini memberikan kami bukti yang cukup kuat mengenai teori bahwa pada
cekungan serayu selatan ataupun pada daerah karangsambung ini merupakan zona subduksi yang
kemudian menyatukan antara jawa bagian barat dengan jawa bagian timur juga teori bahwa daerah
ini merupakan lantai dasar samudera. Ini kami yakini setelah menjumpai singkapan-singkapan
yang ada pada setiap Stopsite seperti yang telah dijelaskan diatas.
20
DAFTAR PUSTAKA
21