LAPORAN
GEOLOGI DAN ALTERASI-MINERALISASI
IUP EKSPLORASI EMAS
DAERAH PROSPEK MOTOLING
KABUPATEN MINAHASA SELATAN
PROVINSI SULAWESI UTARA
DILAPORKAN KEPADA
PT. ARTHA INDO RESOURCES (AIR)
MAY 2011
Page 2 of 58
EXECUTIVE SUMMARY
Motoling gold project terletak sekitar 2.100 km timur laut Jakarta di Sulawesi di Provinsi
Sulawesi Utara, Indonesia. Ibukota Sulawesi Utara yaitu Manado dilayani oleh beberapa
penerbangan harian dari Jakarta. Proyek ini memiliki jaringan jalan yang baik, dan proyek ini
mudah diakses dari jalan utama. Wilayah project Motoling terletak di sebelah barat daya kota
Manado.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan eksplorasi ini adalah pemetaan survey tinjau untuk
melihat zona minelaralisasi dan alterasi yang berkembang pada daerah penelitian. Pemetaan
survey tinjau ini merupakan kegiatan pemetaan lintasan dimana lintasan dibuat untuk
mengcover seluruh lokasi penelitian meliputi lintasan sungai dan punggungan bukit untuk
mecari singkapan batuan fresh yang dapat menggambarkan kondisi geologi dan minerlaisasi
daerah ini.
Hasil penijauan lapangan yang dilakukan pada daerah penelitian data yang dijumpai
menunjukan bahwa alterasi dan mineralisasi pada daerah ini sangat lemah dan tidak
berkembang dengan baik hail ini dicirikan oleh zona argilic yang dijumpai tidak menyebar
secara luas namun mempunya arah kelurursan Timur Laut-Barat.
Daftar Isi
1. Ringkasan ....................................................................................................................... 6
2. Pendahuluan................................................................................................................... 7
2.1. Kerangka Acuan ............................................................................................................ 7
2.2. Dasar Opini ................................................................................................................... 7
2.3. Cakupan pekerjaan ....................................................................................................... 7
2.4. Tujuan ........................................................................................................................... 8
2.5. Waktu Kegiatan ............................................................................................................. 8
2.6. Tenaga Ahli ................................................................................................................... 8
3. Pernyataan...................................................................................................................... 9
Lampiran
Daftar Gambar
Daftar Foto
1. RINGKASAN
BSA adalah konsultan yang dipercayakan oleh PT. Artha untuk melakukan pemetaan
survey tinjau gold prospect daerah Motoling, Minahsa Selatan. Tujuannya adalah untuk melihat
potensi meneralisasi dan alterasi yang berkembang pada daerah IUP PT. Artha.
1.1. Kepemilikan
Motoling gold project terletak di Pulau Sulawesi sekitar 2.100 kilometer sebelah Utara Timur
Laut dari Jakarta. PT. Artha memiiliki Izin Usaha Pertamabangan (IUP) seluas 5.600 hektar
berdasarkan SK Bupati Minahasa Selatan.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan eksplorasi ini adalah pemetaan survey tinjau semi
detail untuk melihat zona minelaralisasi dan alterasi yang berkembang pada daerah penelitian.
Pemetaan survey tinjau semi detail ini merupakan kegiatan pemetaan lintasan dimana lintasan
dibuat untuk mengcover seluruh lokasi penelitian meliputi lintasan sungai dan punggungan bukit
untuk mecari singkapan batuan fresh yang dapat menggambarkan kondisi geologi dan
minerlaisasi daerah ini.
Daerah Penyelidikan umumnya di dominasi oleh batuan gunungapi terutama lava dasit
(Tmvl) yang merupakan batuan yang paling banyak di jumpai di daerah penelitian, selain itu
setempat di jumpai pula batuan gunungapi (Tmv) yang terdiri dari breksi, andesit dan tufa.
Untuk alterasi-mineraliasi, dari hasil penijauan lapangan yang dilakukan pada daerah penelitian
data yang dijumpai menunjukan bahwa alterasi dan mineralisasi pada daerah ini sangat lemah
dan tidak berkembang dengan baik hail ini dicirikan oleh zona argilic yang dijumpai tidak
menyebar secara luas namun mempunya arah kelurursan Timur Laut-Barat Daya selain itu
proses ubahan pada zona ini tidak intesif dimana mineral ubahan yang dijumpai di dominasi
oleh cly-kaolinpyrite dengan tekstur disseminate.
Page 7 of 58
2. PENDAHULUAN
Motoling gold project terletak sekitar 2.100 km timur laut Jakarta di Sulawesi di Provinsi
Sulawesi Utara, Indonesia. Ibukota Sulawesi Utara yaitu Manado dilayani oleh beberapa
penerbangan harian dari Jakarta. Proyek ini memiliki jaringan jalan yang baik, dan proyek ini
mudah diakses dari jalan utama. Wilayah project Motoling terletak di sebelah barat daya kota
Manado.
Akses ke Manado diperoleh melalui penerbangan setiap hari dari ibukota Indonesia, Jakarta
di pulau Jawa hingga kota daerah Sulawesi Selatan. Akses ke area project dari kota manado
dapat ditempuh lewat jalur darat dengan menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua
maupun roda empat melewati jalan lintas barat Sulawesi Utara sekitar 100 km.
Laporan ini adalah merupakan laporan hasil pemetaan geologi yang mecakup geologi lokal
daerah penelitian serta indikasi tipe alterasi dan mineralisasi yang berkembang didaerah
penelitian berdasakan pada hasil pemetaan. Isi Laporan saat ini hanya membahas geomorfolgi
local, geologi local struktur geologi local serta indikasi alterasi dan mineralisai pada daerah
penelitian yang merupakan hasil evaluasi dengan menggabungkan data study literatur, hasil
kegiatan lapangan dan interpertasi geology daerah penelitian.
Pendapat dan komentar yang disajikan dalam laporan ini didasarkan pada program kerja
sebagai berikut:
Akhir Maret Desktop review yang merupakan study literatur yang mencakup kondisi
geology dan alterasi-mineralisasi daerah penelitian
5 April - 22 April 2011 Kegiatan pemetaan lapangan semi detail yang meliputi blok
selatan dan blok utara.
Akhir April awal Maret menyelesaikan laporan akhir hasil dari pemetaan semi detail
gold project Motoling
pengambilan sample berupa panned concentrate, float dan outcrop yang dijumpai sepanjang
lintasan. Sample tersebut kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan analisa geokimia
untuk mengetahui mineral ekonomis yang terkandung didalamnya.
2.4. Tujuan
Pemetaan lokasi Prospek Motoling ini bertujuan untuk memperoleh data dan gambaran
tentang keberadaan dan keterdapatan mineralisasi emas baik secara kualitas, kuantitas,
sebaran lateral dan ketebalannya secara awal yang terdapat pada wilayah prospek, dengan
cara melihat beberapa singkapan batuan pada lokasi prospek yang mengandung logam sulfida
dan basemetal yang berada dalam wilayah penelitian dengan luas 5.600 Ha yang dibagi
dalam 2 (dua) blok yaitu blok utara dan blok selatan serta melihat gambaran umum kondisi
geologi daerah penelitian sehungga dapat dilakukan penentuan wilayah terpilih untuk dilakukan
studi penyelidikan lebih lanjut apabila hasil peninjauan dianggap layak.
Waktu pelaksanaan kegiatan terhitung selama 16 hari dimulai tanggal 5 April sampai 22
April 2011. Kegiatan Survey ini terdiri atas tiga (3) tim Geologi didampingi oleh satu orang
personil dari dinas yang diutus dari Dinas Pertambangan Kabupaten Minahasa Selatan.
Selama kegiatan survey ini digunakan 8 tenaga lokal (helper) yang membantu kelancaran
mapping geologi dan mapping mineralisasi di daerah prospek Motoling.
Dalam rangkaian kegiatan ini tenaga ahli yang terlibat adalah tenaga ahli yang mempunyai
pengalaman dalam eksplorasi emas di beberapa daerah di Indonesia.
3. PERNYATAAN KONSULTAN
Pendapat yang dikemukakan dalam laporan ini didasarkan pada pengamatan yang
dilakukan selama kegiatan lapangan dilokasi gold project Motoling yang diadakan selama 16
hari. BSA telah melakukan pengambilan data lapangan untuk melihat secara detail prospek
lokasi daerah Motoling Project. Untuk penentuan tipe endapan alterasi-mineralisasi, data yang
yang dijumpai dilapangan tidak cukup sebagai dasar untuk penentuan hal tersebut karena
alterasi-mineralisasi yang berkembang sangat lemah dan data yang diperoleh merupakan zona
alterasi-mineralisai yang umum dijumpai di beberapa tipe alterasi. Untuk penentuan secara
tepat dibutuhkan pengembangan area kearah zona utama alterasi-mineralisasi mengikuti arah
umum dari zona yang dijumpai dalam area IUP ekplorasi PT.Artha.
Lokasi penelitian terdiri dari 2 (dua) blok yaitu blok Liandok di Kecamatan Tompaso Baru
dan Blok Kinamang di Kecamatan Maesaan dengan luas total 5600 Ha. Lokasi Survey dapat
ditempuh lewat jalur darat dengan menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua maupun
roda empat melewati jalan lintas barat Sulawesi Utara, dari Kota Amurang Karowa (100 Km)
untuk blok Liandok dengan waktu tempuh 90 menit. Dari Karowa ke lokasi penelitian di
lanjutkan dengan kendaraan roda empat ke Desa Liandok yang berjarak 7 Km dari Karowa
dengan waktu tempuh 30 menit. Sedangkan untuk Blok Kinamang, perjalanan dilanjutkan lagi
dengan menggunakan kendaraan roda empat, jarak tempuh 7 Km ke arah selatan Desa
Karowa, untuk menjangkau lokasi titik-titik pengamatan dalam wilayah prospek, sebagian besar
hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki
Daerah penyelidikan tergambar pada peta topografi bersekala 1 : 50.000, yang diterbitkan
oleh BAKOSURTANAL, Edisi I, tahun 1991 Lembar Bilalang (2316-64) dan Lembar Kotabunan
(2416-43). Selain itu juga terpetakan secara regional pada Peta Geologi Lembar Manado, 1997
(A.C. Effendi dan S.S. Bawono) dan Lembar Kotamobagu, 1997 (T. Afandi dan S. Bachri)
Page 10 of 58
Adapun posisi geografis dari lokasi penelitian tersebut dapat dilihat pada peta lokasi
prospek sebagai berikut :
Mayoritas penduduk di daerah Minahasa Selatan pada umumnya beragama Kristen hal ini
dapat dilihat dari keberadaan sarana peribadatan Kristen terutama Gereja.
Mata pencaharian penduduk pada umumnya berkebun dan bersawah, selain itu sebagian
menjadi pegawai negeri dan berwiraswasta, hasil bumi yang banyak di jumpai di daerah ini
terutama kelapa, pala dan cengkeh.
Kabupaten Minahasa Selatan dipengaruhi oleh iklim laut tropis yang terdiri atas tiga musim,
yaitu:
Sebagian besar daerah Minahasa Selatan masih ditutupi oleh hutan tadah hujan primer.
Sebagian besar ditebang secara selektif, dan operasi penebangan kayu di daerah ini masih di
temukan, yang pengusahaannya umumnya dilakukan oleh penduduk di Minahasa Selatan
sekitar Liandok Kecamatan Tompaso Baru.
Page 12 of 58
6. GEOLOGI REGIONAL
6.1. Tektonic Setting Of Sulawesi
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia
serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya
sangat kompleks. Kumpulan batuan dari busur kepulauan, batuan bancuh, ofiolit, dan bongkah
dari mikrokontinen terbawa bersama proses penunjaman, tubrukan, serta proses tektonik
lainnya (Van Leeuwen, 1994).
Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik
(CenozoicVolcanics and Plutonic Rocks)yang merupakan bagian ujung timur Paparan
Sunda;
BanggaiSula and Tukang Besi Continental fragments kepulauan paling timur Banggai-
Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah barat karena strike-
slip faults dari New Guinea.
Gambar 3. Regional geology Sulawesi map (After Kadarusman, 2000)(Left), Peta satuan
Litotektonik Sulawesi (Van Leeuwen, 1994)(Right).
Page 13 of 58
Van Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa mandala barat sebagai busur magmatik dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu bagian utara memanjang dari Buol Sampai sekitar manado dan
bagian barat dari Bual sampai sekitar Makassar. Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai
andesitik, terbentuk pada Miosen-Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada
Eosen-Oligosen. Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih bersifat
kontinen yang terdiri atas batuan gunung api-sedimen berumur Mesozoikum-Mesozoikum
Kuarter dan batuan malihan berumur Kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan
terutama granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan retas.
6.2. Stratigrafi
Endapan alluvial (Qal), setempat di temukan juga di daerah penelitan terutama di sekitar
aliran sungai sungai utama, tersusun atas bongkah, kerakal, kerikil, pasir dan lumpur
terutama berasal dari hasil rombakan batuan vulkanik di daerah ini
Berdasarkan penafsiran potret udara dan hasil pengamatan di lapangan, struktur geologi
yang berkembang di daerah kompleks G. Lokon Empung dipisahkan menjadi Struktur Sesar
dan Struktur Kawah. Ada dua struktur sesar yang dapat dijumpai, yaitu Sesar Tatawiran dan
Sesar Kinilow. Sesar tersebut kedua-duanya merupakan sesar normal yang arahnya relatif
utara selatan dan mengapit komplek gunungapi Lokon Empung. Pada sesar Tatawiran blok
bagian barat merupakan bagian yang relatif naik dibandingkan dengan blok bagian timur,
sedangkan pada sesar Kinilow blok bagian barat relatif turun dibandingkan dengan blok bagian
timur. Kedua sesar tersebut membentuk suatu struktur graben. Ciri-ciri adanya sesar yang
dapat dijumpai di lapangan adalah adanya kelurusan-kelurusan pada tebing sepanjang lembah
yang dilalui oleh sesar, kemudian adanya kelurusan sungai serta terdapatnya mata iar dan
mata air panas.
Magma yang fluida dan kental serta lebih ringan dari pada batuan sekitarnya cenderung
terdorong ke atas dan merupakan kisah awal terbentuknya gunungapi. Tumbukan dan tukikan
di Sulawesi Utara miring ke arah barat baratlaut sesuai dengan arah gerakan lempeng
Page 14 of 58
samudra yang datang dari timur. Oleh karena itu, magma yang naik secara tegak akhirnya
cenderung mengikuti bidang lemah tersebut. Itu salah satu sebab di tanah Minahasa banyak
dijumpai kerucut gunungapi yang bejejer barat baratdaya.
Pada skala yang lebih sempit dengan melihat strukturnya secara lokal, kompleks Lokon
Empung berbatasan dengan G. Tatawiran di sebelah barat dan G. Mahawu di sebelah timur. Di
sisi timur Tatawiran dan sisi barat Mahawu terbentuk sesar yang menyebabkan depresi dan
terbentuk struktur graben. Pada jalur sesar tersebut merupakan bidang lemah yang arahnya
utara ke selatan dan membelah Lokon _ Empung sekaligus merupakan cikal bakal G. Lokon
Empung saat ini.
Satuan paling muda yang proses pengendapannya masih berlangsung hingga sakarang
adalah endapan Lahar (Lh) yang terdapat di sekitar lembah aliran sungai Pasahapen,
menyebar sampai ke desa Kinilow dan endapan Aluvium (Al) yang tersebar di bagian utara G.
Lokon, menempati daerah pedataran.
Daerah Prospek Tobongan dan Mintu terdapat dalam batuan Andesite Miosen,
sedangkan di daerah Prospek Ratatotok mineralisasi terdapat dalam batugamping dan
andesit, dengan tipe alterasi Illite pirite, dengan ketebalan 1 meter yang di jumpai di
bagian atas daerah Prospek Mintu, yang di tandai dengan kehadiran mineral klorit. Di
daerah Tobongan umumnya tipe silisifikasi sempurna dengan batugamping dan kristalin
kalsit kasar di bagian akhir menutupi vein kuarsa. (Carlile, 1990)
Gambar 5. Keterdapatan Mineralisasi Emas di Lengan Bagian Utara Sulawesi (Kavalieries, 1992)
A B
C D
E F
i ii
Foto 1. Fisiografi umum Blok Liandok (Utara), perbukitan yang di jumpai di sekitar Kampung Liandok terutama di
bagian timur lokasi prospek (A dan B), morfologi perbukitan dan pedataran yang di jumpai di sekitar
Kampung Karowa (C dan D), Puncak Gunung Salimbata (i) dan Batutiri (ii) di bagian tenggara kampong
Karowa (E dan F)
Page 19 of 58
A B
C D
E F
Foto 2. Aliran Sungai di Blok Liandok (North Block), aliran anak sungai Moyowua (A), yang umumnya bersifat
periodis, anak sungai Liandok (B) relative mengalir ke arah utara dari daerah prospek, aliran Sungai
Pongatoan (C) dan Hulu Sungai Liandok (D) pada morfologi pegunungan. Aliran Sungai Moonot dan
Sungai Salimbata (F), yang relative mengalir ke bagian utara dari daerah prospek
Page 20 of 58
8.2. Stratigrafi
Satuan Dasit
Satuan batuan ini merupakan satuan batuan yang banyak di jumpai di daerah
penelitian, di jumpai pada daerah dengan morfologi perbukitan, banyak di jumpai di daerah
Liandok, S. Dolaang, S. Liandok, S. Karowa, S. Liandok, untuk blok bagian utara (Foto 1),
sedangkan di bagian selatan umumnya di temukan di daerah S. Talugon, S. Lanak, S.
Langoan dan S. Ranoyapo (Foto 2), kenampakan dasit di daerah ini umumnya
memperlihatkan warna segar abu-abu, serta lapuk coklat kehitaman, porfiritik, subhedral
anhedral, fenokris plagioklas, horblende, biotit, kuarsa, tingkat pelapukan batuan cukup
tinggi yang tinggi, di beberapa tempat telah terubah dan termineralisasi, ubuhan umumnya
adalah zeolith dan kaolin.
A B
C D
Foto 3. Kenampakan singkapan Dasit di blok bagian utara, umumnya telah terubah kuat menajdi mineral kaolin, di
jumpai di sekitar S. Liandok stasiun FR-13A (A dan B), dasite ysng terubah yang masih memperlihatkan
trace mineral feldspar (C), bongkah dasite yang tersilisified dan terisi mineral mineral mineral sulfide
(D), dasite porfiri termineralisasi kuat berupa disseminated pyrit, setempat mineral feldspar terubah
menjadi kaolin (E), dasit porfiri yang di jumpai di S. Moonot, berkomposisikan fenokris plagioklas,
hornblende dan biotit (F)
Page 23 of 58
Satuan Andesit
Satuan batuan ini merupakan anggota dari batuan gunungapi (Tmv), yang terdiri
atas breksi, lava dan tufa, di temukan berupa intrusi intrusi kecil (Aplit), dan dalam bentuk
aliran lava, serta bongkah di sekitar aliran sungai
A B
C D
Foto 4. Kenampakan porfiri andesit, terutama tersusun atas fenokris hornblende, biotit, piroksin dan massa
dasar gelas (A dan B), xenolith andesit dalam lava andesitic (C), andesit terubah menjadi mineral
lempung, trace mineral hornblende masih terlihat (D)
Page 24 of 58
Satuan Tufa
Merupakan anggota dari Batuan Gunungapi (Tmv), yang tersusun atas breksi lava
dan tufa, berlapis, kontak dengan batuan gunungapi terutama breksi vulkanik, berbutir
halus, setempat lithic tuff, berkomposisi feldspar, biotit dan massadasar gelas, lapuk kuat,
dan terkekarkan akibat kontrol struktur geologi
A B
C D
Foto 5. Kenampakan perlapisan fine tufa yang di jumpai di sekitar S. Ranoyapo (A), perlapisan tufa yang dijumpai
di sekitar aliran Sungai Moyowua (B), kontak lithic tuff dan breksi vulkanik di bagian hulu Sungai
Ranoyapo (C), singkapan fine tuff yang di temukan di bagian hulu Sungai Mokorerek (D)
Merupakan satuan batuan paling muda yang di temukan di daerah penelitian yang
merupakan anggota dari kelompok Batuan Gunungapi (Tmv), satuan batuan ini terutama di
Page 25 of 58
temukan di bagian Hulu dari Sungai Utama yang terdapat di daerah penelitian yaitu di
sekitar Sungai Ranoyapo.
Segar berwarna abu abu, lapuk kecoklatan, tersusun oleh fragmen dasit, andesit,
serta massa dasar tufa, sortasi buruk, kemas terbuka, di temukan di sekitar Gunung Batutiri,
perbukitan di bagian hulu Sungai Ranoyapo.
A B
C D
Foto 6. Kenampakan singkapan breksi vulkanik, di temukan di sekitar tebing-tebing sungai Ranoyapo (A),
breksi vulkanik yang tersusun atas fragmen fragmen dasit, andesit (B dan C), singkapan breksi
vulkanik yang di temukan di bagian hulu Sungai Ranoyapo Atas, umumnya melapuk kuat (D)
Page 26 of 58
A B
C D
Foto7. Kenampakan gejala gejala struktur yang berkembang di daerah penelitian, umumnya berupa gawir
gawir sesar normal (A dan B), kekar yang intensif di temukan di sekitar hulu Sungai Ranoyapo pada
satuan breksi vulkanik dan lava dasit (C dan D)
Page 27 of 58
Alterasi dan mineralisasi pada suatu darah tertentu mempunyai karakteristik tersendiri.
Fluida hidrotermal yang mempunyai kondisi fisika-kimia tertentu melewati suatu batuan (wall
rock) yang tertentu pula melewati permeibilitas sekunder maupun primer, menghasilkan
atau merubah batuan yang ada menjadi kumpulan/asosiasi mineral ubahan (alteration).
Pengendapan mineral tertentu ada yang bersifat pengisian dan juga pengalterasian
terhadap batuan yang ada. Alterasi itu menyangkut kimiawi, mineralogy, dan tekstur.
Asosiasi mineral alterasi yang khas biasanya tercermin sebagai suatu tipe alterasi. Secara
umum alterasi yang dijumpai pada daerah blok utara prospek Motoling adalah zona alterasi
argilik.
Keberadaan alterasi argilik pada daerah penelitian mempunyai pelamparan yang tidak
terlalu luas yaitu berada pada daerah sebelah Timur laut dan barat daya daerah penelitian.
Penyebaran tipe alterasi ini relative sejajar dan menerus dengan arah umum Barat Daya
Timur Laut. Zona elterasi ini tidak menyebar secara luas pada pada daerah peneltian, hal ini
disebabkan oleh fluida hidrotermal yang mempengaruhi pembentukan zona argilik berada
sangat jauh
Dari hasil penijauan lapangan yang dilakukan pada daerah penelitian data yang
dijumpai menunjukan bahwa alterasi dan mineralisasi pada daerah ini sangat lemah dan
tidak berkembang dengan baik hail ini dicirikan oleh zona argilic yang dijumpai tidak
menyebar secara luas namun mempunya arah kelurursan Timur Laut-Barat Daya selain itu
proses ubahan pada zona ini tidak intesif dimana mineral ubahan yang dijumpai di dominasi
oleh cly-kaolinpyrite dengan tekstur disseminate. Pengamatan zona alterasi argilik secara
megaskopis di lapangan memperlihatkan berwarna putih kekuningan sampai kuning
kecoklatan-kemerahan, bersifat lunak dan basah, Mineralisasi yang dijumpai cly-
kaolinpyrite tersebar rata, mengandung fragmen-fragmen si-qzpyirite ( 1-3 cm),
setempat-setempat juga hadir urat-urat halus quarza (veinlet), tebal 0.2 - 1 cm, dengan
arah N69E, N66E, N171E, N70E, atau berarah Timur laut barat daya dan tenggara
barat laut, hampir sebagian besar mengalami oksidasi cukup kuat.
Page 29 of 58
Zona alterasi argilic terbentuk pada kisaran temperatur 150o 200 oC dengan kondisi
pH berkisar 3 5. Selama proses pembentukan alterasi argilic terjadi pengkayaan CO2 dari
uap air yang terpanaskan (steam heated waters) ke arah batuan tuf (wall rock) oleh
hadirnya asam sulfat / kondensasi zat volatil magmatik (Corbett dan Leach, 1996)
A B
C D
Foto 8. Ubahan argilik yang di temukan pada bongkah dasit pada stasiun FR-1A umumnya berupa mineral kaolin
(A),ubahan argilik clay-kaolin dengan fragmen silicapyrite disseminated serta veinlet stockwork pada stasiun
GR-1A (B), bongkah dasite terubah umumnya di jumpai disseminated pyrite, cinnabar di jumpai pada stasiun
FR-27A (C),zona alterasi argilik, high altered silicapyrite disseminated serta veinlet stockwork dijumpai pada
stasiun FR-28A (D)
Page 30 of 58
Untuk Zona Silisifikasi yang ada di daerah penelitian tidak dijumpai tersingkap secara
baik pada permukaan, namun dijumpai dalam bentuk float float silica di sekitar aliran
sungai, Secara megaskopis memperlihatkan warna abu-abu gelap, umumnya menunjukan
tekstur masive -breciated, mengandung mineralisasi clay-silica+Qzpyrite disseminated,
sebagian telah teroksidasi kuat menjadi limonite-hematite, dibeberapa tempat dijumpai
adanya float si-qzpyrite disseminated dengan tekstur vuggy dan float qz-calcedoniccly-
kaolin pyirite disseminated
A B
Foto 9. Bongkah dan singakapan silicified dan breksi hidrotermal, bongkah silisified yang di temukan di sekitar
stasiun FR-10A, disseminated pyrite, covelite dan sphalerite spotted (A),bongkah silicified breciated yang
dijumpai pada stasiun FR-12A, silica vuggy, disseminated pyrite, cinnabar, dan sphalerite (B
dibutuhkan lagi lebih banyak data penunjang yaitu pemetaan detail kearah kemenerusan
zona argilic yaitu timur laut untuk menemukan zona mineralisasi utama pada daerah ini
sehingga dapat membantu dalam penentuan tipe alterasi-mineralisasi.
Dalam kasus ini berdasarkan dari keterbatasan data yang dijumpai dilokasi penelitian
dapat diambil gambaran awal untuk tipe alterasi-mineralisasi merupakan Ephithermal Low
Sulphidation berdasarkan dari zona argilic yang dijumpai
C D
E F
Foto10. Bongkah dan singakapan silicified dan breksi hidrotermal, bongkah silisified yang di temukan di sekitar
stasiun FR-10A, disseminated pyrite, covelite dan sphalerite spotted (A),bongkah breksi hidrotermal yang
dijumpai pada stasiun FR-12A, silica vuggy, disseminated pyrite, cinnabar, dan sphalerite (B),bongkah breksi
hidrotermal yang ditemukan pada stasiun FR-18A, terutama di susun oleh silica massive dan silica vuggy,terisi
oleh galena dan sphalerite (C), bongkah breksi hidrotermal yang dijumpai pada stasiun FR-22A, veinlet,
tersusun oleh massive silica, disseminated pyrite (D), bongkah breksi hidrotermal yang di jumpai pada stasiun
FR-24A, silisified, vuggy silica dan massive silica, disseminated pyrite, cinnabar dan sphalerite (E).
Page 32 of 58
Mineralisasi bijih di daerah telitian terlihat dalam urat urat kuarsa yang dijumpai pada
rockfloat. Pada pengamatan secara megaskopis mineral sulfida yang terlihat hanya mineral
pirit, berwarna kuning emas, memiliki bentuk anhedral sampai euhedral pada beberapa
pengamatan terdapat pirit dalam bentuk kristal yang baik yaitu oktahedron, memiliki kilap
logam serta gores hitam dengan ukuran butir 0.1 cm 0,3 cm. Pada daerah penelitian
mineral bijih ini banyak dijumpai dengan ukuran yang relatif halus (0.5 2 mm),
memperlihatkan kenampakan tekstur spooted dan disseminated. Secara umum berbentuk
euhedral subhedral, tetapi terkadang juga ditemukan berbentuk anhedral.
Pirit, berwarna putih kekuningan, bersifat isotrop, granular, berbutir sangat halus
hingga berukuran 0,1 mm, bentuk butir anhedral subhedral sebagian memanjang,
tersebar tidak merata dalam batuan silikat dan pada retakan, terdapat mengelompok
maupun sebagai individu kristal. Tampak sebagian digantikan oleh menjadi hydous iron
oxides
Hydrous iron oxides, berwarna abu-abu gelap, transklusen dengan refleksi dalam
berwana merah kecoklatan, berbutir sangat halus hingga berukuran 0,5 mm, bentuk butir
anhedral, terdapat menggantikan pirit dan menyebar dan pada retakan.
Page 33 of 58
(A) (B)
pir
Hem
Foto11. Sayatan poles batuan (FR9A), di bawah mikoskop cahaya pantul tampak pirit berbutir sangat halus
hingga 0,1 mm, tersebar tidak merata, terdapat mengelompok maupun sebagai individu terpisah
bersama hydous iron oxides berwarna abu-abu, berbutir halus (A), di bawah mikroskop cahaya
pantul tampak pirit berbutir halus bersama hydous iron oxides tersebar tidak merata baik sebagai
individu maupun mengelompok dalam masa batuan (B)
Sulfide trace
feldspar
Foto12. Sayatan poles batuan (FR15A), di bawah mikoskop cahaya pantul tampak pirit tersebar dalam batuan.
Sinar pantul (A), di bawah mikoskop cahaya pantul tampak pirit dalam batuan sebagian terubah ke
hydrous iron oxides dengan refleksi dalam berwarna merah(B).
(A) (B)
pyrite
Sulfide trace
Foto13. Sayatan poles batuan (QR3A), di bawah mikoskop cahaya pantul tampak pirit besama hydrous iron oxides
dalam masa silikat (A), di bawah mikoskop cahaya pantul tampak bersama hydrous iron oxides mengisi tepi
rongga dengan silikat sebagai masadasar (B).
Page 34 of 58
Conto panned concentrate / pen-dulangan diambil pada conto anak sungai dan
cabangcabangnya dengan lebar sungai < 10 meter dengan luas cakupan catchment area
< 20 Km2, tujuannya untuk melihat secara langsung keberadaan emas dan atau mineral
penyertanya seperti cinnabar, garnet, epidot, piroksen, sulfida, magnetit dan mineral
lainnya, juga dilihat material gravelnya terdiri dari batuan apa saja.
Float rock adalah batuan lepas atau boulder yang ada sepanjang lintasan, Conto float
dapat memberikan informasi tentang host rock dan keberadaan tempat asalnya, float sering
kali ditemukan cukup jauh dari sumbernya tergantung ukuran, jenis alterasi - mineralisasi
serta media yang membawanya.
Petrographic Sample
Contoh batuan ini akan dibuatkan sayatan tipisnya, kemudian dilihat di bawah
microscope binocular. Tujuannya adalah diantaranya untuk melihat mineral yang dominant
serta mineral-mineral lainnya yang membentuk batuan tersebut sehingga pemberian nama
batuan lebih sfecific. Disamping itu juga bisa memberikan informasi adanya mineral ubahan
hasil alterasi dan mineral berharga hasil mineralisasi, hubungan mineral yang satu dengan
yang lainnya, adanya inclusi dlsb.
Page 36 of 58
Selanjutnya semua sample dicatat lokasi project, nama sungai/bukit, posisi koordinat,
nomor conto, tipe conto, tanggal dan bulan pengambilan.
A B
Foto 14. Pengambilan sample panned concentrate (A), Float Rock (B), dan Grab Rock (C)
Page 37 of 58
11. Geokimia
Hasil analisa laboratorium dari conto batuan dan konsentrat dulang (panned
concentrate), tidak menunjukan adanya anomali kandungan Emas (Au) yang berasosiasi
dengan kandungan Arsenite (As) dan basemetal (Cu-Pb-Zn) yang signifikan. Tipe batuan
dan mineralisasi pada daerah penelitian menunjukkan nilai yang tidak terlalu besar.
IDENT Au1 Ag As Cu Mo Zn Pb
UNITS ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
PC-1 <0.01 0.3 <2 27 <1 52 <2
PC-2 <0.01 0.4 <2 25 <1 66 <2
PC-3 <0.01 0.4 <2 42 <1 224 3
PC-4 <0.01 0.4 <2 37 <1 139 <2
PC-5 <0.01 0.4 <2 38 <1 160 2
PC-6 <0.01 0.2 <2 31 <1 51 <2
PC-7 <0.01 0.3 <2 43 <1 118 2
PC-8 <0.01 0.2 <2 34 <1 53 <2
PC-9 <0.01 0.4 <2 37 <1 186 4
PC-10 <0.01 0.4 <2 26 <1 75 <2
PC-11 0.01 0.4 <2 41 1 235 5
PC-12 0.01 0.3 2 53 <1 85 2
PC-13 <0.01 0.3 3 51 <1 60 3
PC-14 0.01 0.4 <2 35 <1 143 4
PC-15 <0.01 0.5 <2 106 <1 244 4
PC-16 <0.01 0.3 <2 64 <1 178 3
PC-17 0.02 0.6 <2 99 <1 384 7
PC-18 <0.01 0.3 <2 99 <1 215 4
PC-19 <0.01 0.6 <2 93 <1 303 9
PC-20 0.01 0.9 <2 101 <1 210 11
PC-21 0.04 0.5 2 72 <1 384 10
PC-22 0.03 0.3 7 48 11 203 22
PC-23 <0.01 0.3 <2 24 <1 91 3
PC-24 <0.01 0.4 5 32 1 68 7
PC-25 <0.01 0.3 <2 53 1 230 7
PC-26 <0.01 0.4 <2 39 <1 163 3
PC-27 <0.01 0.2 <2 30 1 108 3
PC-28 <0.01 0.4 <2 32 <1 186 5
PC-29 0.01 0.9 <2 99 <1 206 10
Page 40 of 58
IDENT Au Ag As Cu Mo Pb Zn
UNITS ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
PC-30 0.02 0.4 <2 84 <1 <2 426
PC-31 <0.01 0.3 2 36 <1 <2 156
PC-32 <0.01 0.2 15 54 <1 7 142
PC-33 0.02 0.2 15 63 <1 6 193
PC-34 0.02 0.3 4 56 <1 6 160
PC-35 0.02 0.4 14 50 <1 5 121
PC-36 0.01 0.6 <2 90 <1 <2 401
PC-37 0.01 0.5 <2 65 <1 <2 408
PC-38 0.01 0.4 <2 59 <1 <2 311
PC-39 0.01 0.6 <2 107 <1 4 242
PC-40 0.01 0.3 <2 48 <1 <2 154
PC-41 <0.01 0.3 <2 45 <1 <2 176
PC-42 <0.01 0.2 <2 41 <1 <2 170
PC-43 0.01 0.3 <2 50 <1 <2 293
PC-44 0.01 0.3 <2 38 <1 <2 196
PC-45 <0.01 0.3 <2 109 <1 4 243
PC-46 <0.01 0.2 <2 27 <1 <2 113
PC-47 0.01 0.3 <2 38 <1 2 177
PC-48 0.01 0.1 <2 47 <1 4 289
PC-49 0.01 0.6 <2 59 <1 <2 323
PC-50 0.01 0.5 <2 82 <1 7 413
Page 41 of 58
Sedangkan untuk hasil analisis batuan baik bongkah (Float Rock) dan singkapan
(Outcrop) baik berupa Grab rock, bagian utara (Liandok Block) yaitu :
IDENT Au Ag As Cu Mo Zn Pb
UNITS ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
FR-C2 0.09 0.1 3 12 2 2 <2
FR-C3 <0.01 <0.1 2 5 1 3 8
FR-2B <0.01 0.2 <2 42 <1 72 2
FR-9A 0.02 0.1 4 7 1 3 4
FR-10A <0.01 0.1 5 15 1 3 2
FR-10A2 <0.01 0.1 2 5 <1 9 3
FR-11A <0.01 0.1 7 9 1 2 6
FR-12A <0.01 0.1 18 42 <1 57 4
FR-13A <0.01 0.2 <2 21 <1 60 3
FR-16A <0.01 <0.1 4 4 <1 1 <2
FR-17A 0.01 0.2 35 26 2 6 6
FR-18A <0.01 0.1 2 10 1 2 <2
FR-20A <0.01 0.2 <2 56 <1 47 2
FR-22A <0.01 <0.1 2 7 1 2 <2
FR-23A <0.01 0.2 7 8 <1 3 <2
FR-24A <0.01 0.1 87 32 1 7 <2
FR-25A <0.01 0.2 34 170 1 4 <2
GR-1A <0.01 0.2 2 56 <1 26 5
RC-C1 <0.01 <0.1 29 21 1 6 5
RC-C2 <0.01 0.3 54 51 5 403 10
RG-C5 <0.01 0.3 5 36 <1 62 6
RG-C8 <0.01 0.1 2 16 <1 9 4
RG-C9 <0.01 0.1 4 40 1 70 5
RG-C10 <0.01 0.1 3 49 <1 49 5
RG-C11 <0.01 0.4 2 43 <1 46 4
RG-C18 <0.01 0.3 10 53 <1 5 7
Page 44 of 58
Hasil analisis kimia float rock (bongkah batuan) dan singkapan termineralisasi
daerah blok selatan (Kinamang) adalah :
IDENT Au Ag As Cu Mo Pb Zn
UNITS ppm ppm ppm ppm ppm ppm ppm
GR-2A1 0.01 0.1 22 33 1 2 4
GR-2A2 <0.01 0.1 7 8 1 8 4
GR-2A3 <0.01 0.1 29 20 <1 <2 332
GR-3A <0.01 0.1 2 52 <1 <2 20
FR-28A 0.01 0.2 9 53 <1 <2 50
FR-29A <0.01 0.2 44 44 <1 <2 3
FR-30A <0.01 0.1 5 11 <1 <2 7
FR-32A 0.02 0.1 23 49 3 319 19
FR-10B <0.01 0.2 4 34 <1 <2 15
FR-C4 <0.01 <0.1 8 4 <1 <2 2
RG-C22 0.01 0.6 27 34 <1 12 3
RG-C23 <0.01 0.1 20 35 <1 2 10
Berdasarkan dari hasil analisa laboratorium tidak di jumpai adanya anomali untuk
mineral emas dan mineral basemetal, kadar Au tertinggi adalah 0.09ppm dan kadar Ag
tertinggi 0.9ppm, sedangkan untuk basemetal kadar Cu tertinggi 170ppm, Pb 319ppm dan
Zn 426 ppm.
Page 45 of 58
Gambar 14. Au distribution map from grab rock dan rock float, prospect
Motoling
Page 46 of 58
Gambar 15. Ag distribution map from grab rock dan rock float, prospect
Motoling
Page 47 of 58
Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan sehubungan dengan kajian data-data singkapan
di lapangan serta analisis laboratorium dan dari studi literatur adalah sebagai berikut :
1. Hasil survey lapangan emas di daerah prospek Motoling , umumnya di temukan adanya
indikasi mineralisasi namun tidak berkembang dengan baik.
3. Berdasarkan rekonstruksi dan pengukuran arah umum veinlet yang menunjukkan arah
timurlaut dan tenggara, kemungkinan arah mineralisasi atau tubuh mineralisasi utama
berada di luar lokasi Prospek Motoling
4. Untuk penentuan tipe alterasi dan mineralisasi perlu dilakukan pemetaan detai ke arah
timur laut lokasi penelitian untuk mencari zona utama alterasi-mineralisasi.
Rekomendasi
Daftar Pustaka
Apendix
Rock Outcrop
A B
C D
E F
Foto. Kenampakan singkapan Dasit di blok bagian selatan, bongkah dasit tersilisifikasi di jumpai di S.
Ranoyapo (A), bongkah dasit porfiri termineralisasi di S. Ranoyapo (B), dasit terubah, matriks
terutama tersusun oleh material vulkanik, feldspar terubah menjadi mineral kaolin (C dan D), dasite
terubah, feldspar tergantikan menjadi kaolin (E), dasite termineralisasi dan teroksidasi kuat (F)
Page 55 of 58
Morfologi
A B
C D
E F
Foto 3. Fisiografi dan aliran sungai yang di jumpai di daerah Prospek Kinamang (South Block), morfologi
perbukitan yang merupakan kawasan perkebunan cengkeh serta areal persawahan pada morfologi
pedataran tinggi Kinamang (A), puncak gunung di bagian hulu Sungai Ranoyapo serta morfologi pedataran
tinggi (B dan C), aliran sungai Ponasion yang merupakan sungai periodis yang mengalir pada morfologi
perbukitan Kinamang (D), aliran sungai periodis yang di jumpai pada sungai Ranoyapo (E), aliran sungai
Talugon di bagian Hulu (F)
Page 56 of 58
Rock Deskcription :
Description:
1. Silica vuggy
Dacite
Description:
Specimen Explanation:
1. plagioclase phenocryst
Andesite Altered
Description:
Specimen Explanation:
1. Xenolith andesite
intrusive
Volcanic Breccia
Description:
Kegiatan Lapangan