Dosen pengampuh :
Disusun Oleh:
Nama :
NPM :
Kelompok :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KHAIRUN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hiidayah-Nya kepada kami sehinnga dapat menyelesaikan Laporan Hasil
Praktikum Field Trip Geologi Dasar
Adapun tujuan dari susunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak Almun Madi ST.,MT dan Bapak Amrih Halil S.Si.,M.Si selaku Dosen
mata kuliah Geologi Dasar yang telah menjelaskan materi sebelum memberikan
tugas laporan ini.Kami mengucapkan terima kasih kepada kakak pembimbing
selaku Asisten Dosen Muh.Anilat Samiru atas bantuannya dan juga kepada teman-
teman kelompok atas kerja samanya selama praktikum deskripsi batuan.
Namun dalam usaha yang semaksimal ini kami menyadari bahwa tentu
masih ada kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan laporan
maupun tata cara penulisannya.Untuk itu kami sangat mengharapkan sebuah kritik
dan saran yang membangun dari pembaca agar kami bisa lebih baik dalam
menyusun laporan yang diberikan
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktikum stratigrafi batuan dan pemetaan ini disusun sebagai nilai tugas
penyusunan praktikum stratigrafi dan salah satu syarat mengikuti UAS.
Nama :
NPM : 073822110
Kelompok : 5 (Granit)
Kelas :B
Mata kuliah : Geologi Dasar
Telah melakukan praktikum pada tanggal 7 Januari 2023 dan telah menyelesaikan
laporan dengan lengkap
Ternate, 19 Januari 2023
Disetujui oleh
Asisten Lapangan
Mengetahui,
Dosen Pengampuh
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR……………..…………………………………………………..vi
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.2 Maksud...............................................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
2.1 Alat......................................................................................................................3
2.2 Bahan..................................................................................................................5
BAB III..........................................................................................................................9
TEORI DASAR.............................................................................................................9
3.1 Lokasi..................................................................................................................9
3.2 Geologi..............................................................................................................10
3.3 Stratigrafi..........................................................................................................11
iii
..................................................................................................................................12
3.4.1 Warna.........................................................................................................12
3.5 Pemetaan...........................................................................................................17
3.7 Singkapan.........................................................................................................18
3.8 Litologi..............................................................................................................19
BAB IV........................................................................................................................20
4.1 Hasil...................................................................................................................20
4.2 Pembahasan......................................................................................................27
BAB V.........................................................................................................................29
PENUTUP...................................................................................................................30
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................30
5.2 Saran.................................................................................................................30
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Peta Geologi Gunungapi / Wilayah Sulawesi dan Maluku …..…..10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih
besar dari pada bagian daratan. akan tetapi daratan adalah bagian kulit bumi yang
dapat diamati langsung dengan dekat. maka banyak hal-hal yang dapat diketahui
secara cepat dan jelas. Salah diantara nya adalah kenyataan bahwa daratan tersusun
oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda beda bahan penyusun nya
serta berbeda pula dalam proses pembentukan nya.
Petrologi yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan adalah
material pembentuk kerak bumi atau litosfer, terdiri dari mineral mineral yang
mengkristal. Batuan terbagi menjadi tiga yaiu Batuan Beku, Batuan Sedimen, dan
Batuan Metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat proses
pembentukan atau pendinginan magma pada saat penerobosan ke permukaan bumi.
Secara umum batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari hasil proses
sedimentasi, baik secara mekanik, kimia maupun secara organik. Batuan metamorf
adalah batuan yang terbentuk dari akibat proses metamorforsa pada batuan yang
sudah ada karna perubahan temperature (T) dan tekanan(P). Batuan metamorf derajat
metamorf nya terbagi menjadi tiga yaitu derajat rendah, menengah, dan metamorf
derajat tinggi.
Statigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan, dan
kejadian (genesa) macam macam batuan di alam dalam ruang dan waktu. Lapisan-
lapisan batuan akan memberikan karakter khas pada setiap tempat yang berbeda.
Kondissi statigrafi yang khas ini terbentuk pada kondisi yang berbeda beda pada tiap
3
daerah, tergantung pada proses kejadian (genesa) dan lingkungan pengendapan yang
ada pada suatu daerah tersebut.
Proses terbentuknya kondisi statigrafi suatu daerah meliputi genesa dan lingkungan
pengendapan lapisan-lapisan batuan ini di jelaskan pada cabang ilmu geologi yaitu
sejarah geologi.
1.2 Maksud
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan laporan hasil praktikum ini adalah untuk mengetahui ukuran
stratifigrafi/sedimentologi pada singkapan batuan sedimen, mendeskripsikan
singkapan batuan sedimen mencakup dip dan strike serta titik koordinat lokasi
praktikum. Penyusunan laporan hasil praktikum ini untuk memenuhi nilai tugas dan
sebagai prasyarat UAS jurusan Teknik Pertambangan mata kuliah Geologi Dasar.
4
BAB II
2.1 Alat
Menentukan koordinat
lokasi praktikum serta
1 GPS
untuk mengetahui
koosrdinat setiap titik.
5
Alat ukur perbandingan
berdasarkan skala wentworth
Komparator
3 yang digunakan untuk
Batuan Sedimen
membantu mendeskripsikan
batuan.
6
Untuk mengukur ketinggian
7 Penggaris satu singkapan ke singkapan
yang lain.
2.2 Bahan
8
kadang berbencah-bencah. Ditempat itu kita Melambung (keluar dari
route) dengan tidak kehilangan jalur menuju 30 derajat.
c. Pengukuran Strike dan dip
Dalam pemetaan geologi, komponen Dip dan Strike adalah bagian yang
penting untuk memahami proses dinamika dan formasi singkapan batuan. Dip
dan Strike menjadi parameter untuk mengetahui kedudukan batuan di
permukaan bumi dengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan
batuan. Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan
bidang planar dengan bidang horizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan
Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang planar dan bidang horizontal
yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Selain itu ada istilah bidang planar.
Bidang planar ialah bidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang
perlapisan, bidang kekar, bidang sesar, dil. Strike Dip pada batuan umumnya
muncul pada batuan hasil pengendapan (sedimen). Tapi, memungkinkan juga
ditemukan pada batuan metamorf yang berstru ktur foliasi Penulisan strike
dan dip hasil pengamatan ialah N (Derajat Strike) E/ (Derajat Dip) dan dibaca
North to East (Nilai Strike) dan (Nilai Dip). Untuk mengukur Strike dan Dip,
Kompas Geologi adalah perangkat utama.
d. Cara mengukur Strike dan Dip dengan menggunakan Kompas Geologi adalah
sebagai berikut:
1. Mencari arah jurus pada bidang (strike) Kenali dulu arah utara pada
kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.
Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian
timur) pada bidang yang akan kita ukur.
Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan
gelembung udara pada bull eyes berada di tengah.
Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah
ke utara. Itulah angka Strike. Buat garis lurus searah strike
untuk menentukan dip.
2. Mencari kemiringan bidang (dip)
9
Pada garis lurus yang dibentuk strike, tempelkan sisi kompas
yang bertanda "W" (sisi kompas bagian barat) secara tegak
lurus.
Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya
berada di tengah.
Catat angka yang tertera pada jarum klinometer Itulah angka
Dip.
10
BAB III
TEORI DASAR
3.1 Lokasi
11
3.2 Geologi
Secara geologi Pulau Ternate yaitu sebuah pulau yang terbentuk karena proses
pembentukan gunung api yang muncul dari dasar laut, sebagian berada di bawah
muka laut dan sebagian lagi muncul di permukaan laut Pulau-pulau lain yang
12
merupakan bagian dari gunung ini adalah Pulau Hiri, terletak bagian Selatan. Bentuk
pulau Temate yang merupakan bagian dari sebuah gunung. Sebagian pulau-pulau lain
yang merupakan bagian dari gunung ini adalah Pulau Hiri, terletak di sebelah Utara,
Pulau Tidore dan Pulau Maitara, terletak di bagian Selatan Bentuk Pulau Ternate
yang merupakan bagian dari sebuah gunung, maka secara umum morfologinya dapat
dibagi menjadi 3 satuan morfologi.
3.3 Stratigrafi
Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu sedangkan
dalam arti sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan (Sandi Stratigrafi
Indonesia, 1998). Lapisan-lapisan batuan akan memberikan karakter khas pada tiap
tempat yang berbeda.Kondisi stratigrafi yang khas ini pula terbentuk pada suatu
kondisi yang berbeda-beda pada tiap daerah,tergantung pada proses keterjadian
(genesa) dan lingkungan pengendapan yang ada pada suatu daerah tersebut.Proses
terbentuknya kondisi stratigrafi suatu daerah meliputi genesa dan lingkungan
pengendapan lapisan-lapisan batuan ini dijelaskan pada cabang ilmu geologi yaitu
sejarah geologi.Sejarah geologi juga menjelaskan bagaimana lapisan-lapisan batuan
tersebut dapat terbentuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti pada kenyataan
yang ada di lapangan.Pengetahuan mengenai kondisi stratigrafi dalam suatu daerah
akan memberikan informasi geologi dasar yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan
dasar dalam pengembangan ilmu yang lebih lanjut ataupun aplikasi dari ilmu tersebut
untuk kepentingan pembangunan dan pengembangan wilayah.Tujuan umum dari
stratigrafi adalah pembagian urutan lapisan batuan menjadi unit yang dapat dipetakan,
menentukan hubungan waktu yang terlibat, dan menghubungkan urutannya dengan
kondisi lapisan batuan di lokasi lain.
13
3.3.1 Prinsip Stratigrafi
Stratigrafi merupakan cara menentukan benda berdasarkan lapisan batuannya. Ia
menata tubuh batuan secara kronologis dan spasial sesuai dengan karakteristik
masing-masing. Ilmu ini juga menempatkan unit-unit batuan yang berkaitan secara
langsung dan tidak langsung dalam suatu hubungan.Prinsip stratigrafi awalnya
diperkenalkan pada tahun 1669 oleh Nicolaus Steno dalam literaturnya yang berjudul
“Dissertations prodromus”.Singkatnya, ia menjelaskan bahwa dengan urutan lapisan
sedimen yang halus, lapisan pada footwall (bawah) lebih tua daripada lapisan pada
hanging wall (atas).
Batuan sedimen terbentuk dari bahan yang pernah lepas dan bahan terlarut hasil
dari proses mekanis dan kimia dari batuan yang telah ada sebelumnya dari cangkang
binatang dan sisa tumbuhan. Secara umum batuan sedimen adalah batuan yang
terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik, kimia mauapun
organic. Batuan sedimen dibedakan menjadi dua yaitu klastik dan non klastik. Batuan
sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk melalaui proses
sedimentasi mekanis, mekanis karena dalam proses pembentukannya menggunakan
media trasportasi seperti air dan angin. Sedangkan batuan sedimen non klastik adalah
batuan sedimen yang terbentuk dari reaksi kimia atau hasil kegiatan organisme dan
tidak mengalami proses trasportasi.
3.4.1 Warna
a. Pada batuan sedimen terdapat dua jenis warna,yaitu:
1. Warna segar, yaitu kenampakan warna mineral yang belum dapat
pengaruh dari luar baik itu berupa komtaminasi ataupun pengaruh lainya.
14
Pada umumnya batuan sedimen yang berwarna terang atau cerah biasanya
berwarna putih,kunimg atau abu-abu terang.
2. Warna lapuk, merupakan kenampakan warna mineral yang telah
mengalami pengaruh dari luar baik itu berupan kontaminasi atau pun
pengaruh alam. Biasanya ditandai dengan warna gelap. Misalnya abu-
abu gelap sampai hitam serta merah dan coklat.
SKALA WENTWORTH
Ukuran Butir Nama
15
b. Pemilhan (Sorting)
Pemilahan adalah tingkat keseragaman besar butir. Istilah-istilah yang
dipakai dalam pemilahan/sorting batuan sedimen adalah “terpilah baik”
(butir-butir sama besar), “terpilah sedang dan “terpilah buruk.
16
d. Kemas
Kemas adalah sifat hubungan antar butir di dalam suatu masa dasar atau di
antara semennya. Kebas dalam batuan sedimen diantaranya :
1. Kemas terbuka; jika butiran fragmen tidak saling bersentuhan,
karena diantaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut
matrik (matrix supported).
2. Kemas tertutup; Jika butiran fragmen di dalam batuan sedimen
saling bersentuhan, bersinggungan, dan berhimpitan satu sama lain
(grain/clast supported).
Kemas/ Febrik juga dikenal istila bimodal clast supported; Apabila ukuran
butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil).Tetapi bila ukuran butir
fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.
e. Porositas
Pengujian porositas dalam satu batuan dapat ddiuji dengan meneteskan
cairan pada batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila
pada batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori.Sebaliknya,
batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya
kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan
tidak mempunyai pori-pori.
Porositas adalah perbandingan antara jumlah volume rongga dan volume
keseluruhan dari satu batuan.
1. Porositas sangat baik (very good),
2. Porositas baik (good),
3. Porositas sedang (fair),
4. Porositas buruk (poor).
f. Fragmen, Semen Dan Matriks
1. Fragmen adalah; komponen dalam batuan sedimen klastik yang
ukurannya lebih besar dari pada komponen-komponen lainya.
17
2. Masa dasar (matrix); merupkan komponen penyusun batuan sedimen.
Dimana butiran/fragmen berada dalam satu kesatuan. Terbentuk
bersama-sama fragmen pada saat sedimentasi, dapat berupa bahan
semen atau butiran yang lebih halus.
3. Semen adalah mineral atau unsur-unsur yang mengikat butiran atau
fragemn dan matriks. Berupa silika, karbonat, oksida besi atau mineral
lempung.
18
3.5 Pemetaan
Pemetaan adalah pengelompokkan suatu kumpulan wilayah yang berkaitan
dengan beberapa letak geografis wilayah yang meliputi dataran tinggi, pegunungan,
sumber daya dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial kultural yang
memilki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat (Munir, 2012).
Pemetaan geologi merupakan suatu kegiatan penelitian untuk mendapatkan
informasi-informasi geologi permukaan yang menghasilkan suatu bentuk laporan
berupa peta geologi sehingga dapat memberikan gambaran mengenai penyebaran
susunan batuan pada lokasi penelitian.Pemetaaan geologi juga memuat informasi
gejala-gejala struktur geologi yang mungkin mempengaruhi kondisi tektonik yang
terjadi pada daerah tersebut. yang menerapkan semua aspek ilmu geologi pada
kondisi yang sesungguhnya.Ilmu geologi tersebut mencakup geomorfologi, petrologi,
sedimentologi, stratigrafi, geologi struktur, tektonik dan petrografi Pada hakikatnya,
proses pemetaan geologi dilakukan untuk menampilkan berbagai bentuk kondisi
geologis yang ada di lapangan.Fokus utama tersebut misalnya struktur batuan, urutan
batuan, bentang alam, dan sebagainya.Ada tiga proses yang perlu diketahui ketika
mempelajari hakikat dari aktivitas pemetaan ini. Ketiga hal tersebut adalah penyatuan
atau pengelompokan, pengurutan posisi satuan atau kelompok, dan rekonstruksi
struktur geologi. Pengelompokan tersebut didasarkan pada 3 hal yaitu litostratigrafi,
kronostratigrafi, dan biostratigrafi.
3.7 Singkapan
Singkapan (outcrop) merupakan bagian dari tubuh batuan yang terkikis sehingga
dapat dilihat dan dipelajari ditempatnya. Pengamatan singkapan adalah pengamatan
yang dilakukan pada suatu singkapan yang bertujuan untuk mengumpulkan data
lapangan berdasarkan singkapan. Pengamatan singkapan memiliki sasaran yang
sangat luas di dalam lingkup pekerjaan geologi. Pembuatan penampang geologi,
peta geologi dan laporan geologi didasari dari pengamatan lapangan seorang
geologi.
20
3.8 Litologi
Litologi dari unit batuan adalah deskripsi karakteristik yang fisiknya terlihat di
singkapan, bisa dipegang, sampel inti atau dengan menggunakan mikroskop
perbesaran rendah.Karakteristik fisiknya meliputi warna, tekstur,ukuran butir dan
komposisi.Litologi dapat merujuk pada deskripsi terperinci dari karakteristik ini atau
ringkasan karakter fisik kasar batuan.Litologi merupakan dasar pengelompokan
sekuens batuan menjadi unit individu litostratigrafik guna keperluan pemetaan dan
korelasi antar wilayah.
21
BAB IV
4.1 Hasil
1) Singkapan Pertama
Warna
- Lapuk : Coklat
Pembundaran : Sub-Angular
Kemas : Tertutup
Komposisi
Porositas : Sedang
22
2) Singkapan Kedua
Warna
Kemas : Tertutup
Komposisi
- Fragmen : Sand
- Matrix : Medium Sand
- Semen : Very coorse sand
Porositas : Lempung
23
3) Singkapan Ketiga
Warna
Pembundaran : Sub-Rounded
Kemas : Tertutup
Komposisi
Porositas : Tinggi
24
4.1.2 Pengukuran statigrafi/sedimentologi
Koordinat :N 00 ̊95’53.58”
E 127 ̊19’27.12”
Elevasi : 85 mdpl
Lempung
II 140 ̊ N 115 ̊ S 13 ̊ 72 cm 24 m
Pasir
25
4.1.3 Pengukuran Polygon Tertutup
Tabel 4.2 Data Polygon Tertutup
Titik koordinat Koordinat Elevasi Jarak
N 00 ̊ 45’53.32”
Titik 1 84 m 3 meter
E 127 ̊18’26.8”
N 00 ̊45’53.35”
Titik 2 84 m 3 meter
E 127°19'26.97"
N 00°45'53.34"
Titik 3 85 m 3 meter
E 127°19'26.95"
N 00°45'53.34"
Titik 4 87 m 3 meter
E 127°19'27.07"
N 00°45'53.37"
Titik 5 87 m 3 meter
E 127 ̊19’27.10"
N 00°45'53.51"
Titik 6 86 m 3 meter
E 127 ̊19’27.10"
N 00°45'53.61"
Titik 7 88 m 3 meter
E 127°19'27.18"
N 00°45'53.69"
Titik 8 91 m 3 meter
E 127 ̊18 27.20"
N 00°45'53.75"
Titik 9 89 m 3 meter
E 127 ̊19’27.26"
N 00°45'53.90"
Titik 10 88 m 3 meter
E 127 ̊19’27.21"
N 00°45'53.99"
Titik 11 89 m 3 meter
E 127 ̊19’27.36"
N 00°45'53.95"
Titik 12 90 m 3 meter
E 127°19'27.29"
26
N 00°45'54.09"
Titik 13 90 m 3 meter
E 127°19'22.79"
N 00°45'34 28"
Titik 14 90 m 3 meter
E 127°19'27.38"
N 00°45'54.25"
Titik 15 93 m 3 meter
E 127°19'27.30"
N 00°45'54.28"
Titik 16 93 m 3 meter
E 127°19'27.48"
N 00°45'54.40"
Titik 17 93 m 3 meter
E 127°19'27.32"
N 00°45'54.32"
Titik 18 92 m 3 meter
E 127°19'27.19"
N 00°45'54.36"
Titik 19 91 m 3 meter
E 127°19'27.26"
N 00°45'54.42"
Titik 20 91 m 3 meter
E 127°19'27.08"
N 00°45'54.40"
Titik 21 92 m 3 meter
E 127°19'26.93"
N 00°45'54.40"
Titik 22 92 m 3 meter
E 127°19'26.91"
N 00°45'54.36"
Titik 23 90 m 3 meter
E 127°19'26.76"
N 00°45'54.23"
Titik 24 91 m 3 meter
E 127°19'26.08"
N 00°45'54.17"
Titik 25 91 m 3 meter
E 127°19'26.77"
Titik 26 N 00°45'54.22" 89 m 3 meter
27
E 127°19'26.58"
N 00°45'54.27"
Titik 27 97 m 3 meter
E 127°19'26.62"
N 00°45'54.28"
Titik 28 94 m 3 meter
E 127°19'26.50"
N 00°45 54.29"
Titik 29 93 m 3 meter
E 127°19'26.42"
N 00°45'54.33"
Titik 30 94 m 3 meter
E 127°19'26.44"
N 00°45'54.28"
Titik 31 95 m 3 meter
E 127°19'26.38"
N 00°45'54.30"
Titik 32 95 m 3 meter
E 127°19'26.29"
N 00°45'54.18"
Titik 33 95 m 3 meter
E 127°19'26.24"
N 00°45'54.13"
Titik 34 93 m 3 meter
E 127°19'26.23"
N 00°45'54.30"
Titik 35 93 m 3 meter
E 127°19'26.18"
N 00°45'53.95"
Titik 36 94 m 3 meter
E 127°19'26.20"
N 00°45'53.85"
Titik 37 94 m 3 meter
E 127°19'26.31"
N 00°45'53.90"
Titik 38 94 m 3 meter
E 127°19'26.39"
N 00°45'53.87"
Titik 39 94 m 3 meter
E 127°19'26.45"
Titik 40 N 00°45'53.90" 95 m 3 meter
28
E 127°19'26.56"
N 00°45'53.78"
Titik 41 96 m 3 meter
E 127°19'26.70"
N 00°45'53.81"
Titik 42 98 m 3 meter
E 127°19'26.71"
N 00°45'53.71"
Titik 43 98 m 3 meter
E 127°19'26.90"
N 00°45'53.46"
Titik 44 95 m 3 meter
E 127°19'26.86"
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian singkapan pada lokasi kegiatan, singkapan yang diteliti ini
memiliki tiga lapisan dimana perlapisannya itu ditentukan strike dan dip serta
mendeskripsikan batuan. Lapisan pertama memiliki struktur lempung, lapisan keduan
berstruktur lempung pasir dan yang terakhir berstruktur pasir.
a. Batuan lempung
Berdasarkan hasil deskripsi singkapan batuan pada batu lempung. Batu
lempung adalah batuan yang memiliki struktur padat dengan susunan mineral
yang lebih banyak dari batu lanau. Batu lempung juga dapat diartikan sebagai
salah satu jenis batuan sedimen yang bersifat liat atau plastis, tersusun dari
hidrous aluminium silikat (mineral lempung), batu lempung memiliki warna
segar berwarna cokelat kekuningan, warna lapuk berwarna cokelat. Tekstur
batu lempung yaitu ukuran butir 4-64(krakal) dengan pembundaran menyudut
tanggung dan pemilahan buruk.
29
Kemas tertutup yaitu pada batuan sedimen yang saling bersentuhan,
bersinggungan dan berhimpitan. Memiliki struktur tidan berlapis porositasnya
sedang yang terdiri dari mineral kaolinite, quartz, dan mica yang terdapat pada
batu lempung.
b. Batuan lempung pasir
Berdasarkan hasil deskripsi singkapan batuan pada batu lempung pasir.
Batu lempung pasir adalah batuan sedimen yang terutama terdiri dari mineral
berukuran pasir atau butir-butir batuan yang dapat berasal dari pecahan batuan
lainnya. Sebagian besar batu pasir terbentuk oleh kuarsa atau feldspar karena
mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat dikulit bumi. Seperti halnya
pasir batu pasir dapat memiliki dua jenis warna yaitu warna segar berwarna
coklat dan lapuk berwarna coklat kehitaman. Tekstur pada batuan lempung
pasir memiliki ukuran butir 1/16-2 (medium sand) dengan pembundaran
menyudut tanggung dan pemilahan baik.
Kemas tertutup dengan komposisi mineral yaitu hornblende, biotit,
ortoklas, dan kuarsa. Batuan lempung pasir memiliki fragmen sand, matriks
medium sand, dan semen very coorse sand. Selain itu batuan lempung pasir
memiliki porositas yang rendah.
c. Batuan pasir
Berdasarkan hasil deskripsi singkapan batuan pada batuan pumice adalah
batu apung yang disebut pumice dalam bentuk bubuk atau debu adalah batuan
vulkanik yang terdiri dari gelas vulkanik bertekstur kasar yang sangat
vesikular dan mengandung kristal. Batuan pumic memiliki dua warna yaitu
warna segar putih keabu-abuan dan warna lapuk abu-abu tekstur pada batuan
pumic memiliki ukuran butir 1/16-2 (sand) dengan pembundaran sub-ronnded
dan pemilahan terpilah sedang.
30
Kemas tertutup dengan komposisi sialis, kuarsa dan ferromagnesia. Batuan
pumic memiliki fragmen sand, matrik medium sand dan semen very fine sand.
Selain itu batuan pumic memiliki porositas yang tinggi.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Saran dari penulis berdasarkan pengalaman yang penulis telah lewati yaitu,
sebaiknya sebelum melakukan praktikum tingkat pemahaman kita mengenai bagian-
bagian alat ukur, penggunaan alat dan lain sebagainya, di permantap atau di pelajari
dengan baik agar saat melakukan praktikum di lapangan yangtidak kita ketahui
kondisinya entah itu hujan, panas dan lain-lain tetap berjalan efektif dan efesien. Dan
ketelitian dan kesabaran saat praktikum sangat di butuhkan demi kelancaran kegiatan
praktikum.
32
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Busch, R. M. (2000): Laboratory Manual in Physical Geology,
Prentice Hall
Geology, McGraw-Hill.