OLEH :
AWILA PUNCAK
2017
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
LEMBAR TUJUAN
“Di ajukan sebagai salah satu syarat standar kelulusan mata kuliah Geologi
Dasar jurusan Teknik Geofisika Fakultas Ilmu dan Tekonlogi Kebumian
Unniiversitas Halu Oleo”
R1A117011
KENDARI
2017
I
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Geologi Dasar
Di Jurusan Teknik Geofisika Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Universitas Halu Oleo.
OLEH
LAODE AHMAD
JALALUDDIN S NENSI SETYANI ITA PUSPITA
R1A1150 HANDAYANI
F1H113059
R1A117011
KOORDINATOR ASISTEN
DOSEN PEMBIMBING
II
III
Kata Pengantar
Tuhan semesta alam yang dengan rahmat dan hidayah serta inayah-Nya, saya
ini. Shalawat serta Salam tak lupa kita haturkan kepada Rasulullah Muhammad
Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Ali Okto selaku Dosen
pembimbing Fieldtrip Geologi Dasar dan kakak - kakak asisten yang telah
membina kami untuk lebih memahami rahasia alam ini khususnya didalam
di lapangan, serta terima kasih juga saya ucapkan kepada orang tua atas doa
dan dukungannya. Laporan Praktikum Mata Kuliah Geologi Dasar ini dapat
berbagai pihak. Laporan ini disusun sebagai hasil dari penelitian di Awila
Tenggara pada tanggal 1-3 Desember 2017, yang dilakukan oleh Jurusan
kata. Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun sebagai cerminan
saya dalam penyusunan laporan berikutnya. Akhirnya kepada Allah jualah saya
IV
serahkan semuanya. Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi tim penyusun
Penulis
V
DAFTAR ISI
Halaman Sampul...............…………..………………………………………. I
Halaman Tujuan...……………………………………………………….. II
Halaman Pengesahan.......………………………………………………. III
Kata Pengantar....……………………………………………………………. V
Daftar Isi...…………………………………………………………………..... VI
Daftar Tabel.……………………………………………………………….. VIII
Daftar Foto.……………………………………………………………..... IX
BAB I PENDAHULUAN…………………………….……..……………....... 1
1.1. Latar Belakang .........……………………………………….…….... 1
1.2. Maksud dan Tujuan…………....……………….…………………... 2
1.3. Waktu, Letak, dan Kesampaian daerah..……….…………………... 2
1.4. Alat dan Bahan……………………………….……………….......... 4
1.5. Peneliti Terdahulu..………... .………………….…………………... 5
1.6. Manfaat Penelitian.………….…………………………………….... 5
BAB II GEOLOGI REGIONAL………..………...………...…….................. 6
2.1. Geomorfologi Regional..………...........……………………………. 6
2.2. Stratigrafi Regional..…………...........…………...…………........... 6
2.3. Struktur Geologi Regional..……………................. …………........ 6
2.4. Geologi Lokal Daerah Penelitian.....…...…............ ………………. 7
A. Geomorfologi Lokal..………...... ……...…...........…………………. 7
B. Stratigrafi Lokal..……………...............................………………….. 7
C. Struktur Geologi Lokal………….............……..........………………. 7
BAB III LANDASAN TEORI……….........………......................................... 8
3.1. Pengertian Geologi........….……..........…………………………….. 8
3.2. Mineral...................................………..…………………………….. 10
3.3. Batuan Beku.........………..…………..…………………………….. 17
3.4. Batuan Sedimen................. …………..…………………………..... 29
3.5 .Batuan Metamorf...... ...………………..…………………….....…... 37
3.6 .Peta Dasar Geologi......…………………..…………………….....… 42
VI
3.7 .Alat-alat geologi.............…………………..……………….....….... 48
3.8 .Struktur Geologi..........................……..……………………....….... 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......…….......................................…. 64
4.1.Hasil Penelitian........................ ………..…………….……….....….. 64
4.1.1 Deskripsi Litologi Perstasiun..…………..... ……………….....….. 64
4.2.Pembahasan.................................. ……..…………………….....….. 77
4.2.1 Kondisi Litologi Daerah Penelitian....……..…………….........….. 77
BAB V PENUTUP.....................….…………................................................... 82
5.1.Kesimpulan...................... ……………..…………….……….....….. 82
5.2.Saran.....................................…………..…………….……….....….. 83
DAFTAR PUSTAKA........................……………........................................… 84
LAMPIRAN................................................……....………............................… 87
VII
DAFTAR TABEL
VIII
DAFTAR FOTO
IX
Gambar 4.7. Singkapan Stasiun 3B
V
BAB 1
PENDAHULUAN
Geologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang menyelidiki lapisan–
lapisan batuan yang ada dalam kerak bumi. Geologi menelaah segala sesuatu yang
mencakup gejala, proses dan mekanisme ataupun sifat – sifat yang ditunjukan
didalam permukaan bumi dengan hubungan sebab akibat dalam ( kulit) bumi.
Untuk itu diperlukan penalaran yang benar. Karena tidak semua gejala dan proses
teori yang diterima dengan objek lapangan. Karena kita tahu bahwa kajian geologi
belum cukup lengkap jika sebatas teori saja, sehingga praktek lapangan sangatlah
mengetahui kebenaran yang ada tentang gejala – gejala geologi dimuka bumi.
Maksud dari kegiatan kuliah lapangan atau Fieldtrip ini yaitu untuk
1
Tujuan dilaksanakannya kegiatan Fieldtrip ini yaitu untuk mengetahui
pada tanggal 1-3 Desember 2017. Perjalanan ke lapangan di Desa Awila Puncak
Kecamatan Molawe, kami didampingi oleh Dosen pembimbing serta Asisten dari
Geofisika dan Geologi yang dimulai dari pelataran prodi Fakultas Ilmu dan
Teknologi Kebumian pada pukul 14:30 WITA menggunakan 3 unit Damri dari
2
Sebagai alat untuk mencatat hasil
4 ATK
deskripsi sampel
3
Dari kegiatan Fieldtrip Geologi Dasar ini yang di laksanakan oleh
mahasiswa Teknik Geofisika Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian
Universitas Halu Oleo dapat lebih mengenal jenis-jenis batuan, mineralogi,
serta struktur geologi seperti patahan, retakan, lipatan dan lain-lain. Serta
dapat menambah pengetahuan kita khususunya di bidang ilmu Geologi.
4
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
A. Satuan pegunungan
tenggara Sulawesi, satuan morfologi ini mempunyai topografi yang kasar dengan
pola yang hampir sejajar searah barat laut - tenggara. Arah ini sejajar dengan pola
Satuan pegunungan terutama dibentuk oleh batuan malihan dan setempat oleh
batuan ofiolit. Ada perbedaan khas antara kedua penyusun batuan itu. Pegunungan
yang disusun oleh batuan ofiolit mempunyai punggung gunung yang panjang dan
lurus dengan lereng relatif rata, serta kemiringan yang tajam. Sementara itu,
tenggara, terutama di selatan Kendari. Satuan ini terdiri atas bukit-bukit yang
5
2.2 Stratigrafi Regional
Terdiri atas peridotit, dunit dan serpentinit. Serpentinit berwarna kelabu tua
sampai kehitaman, padu dan pejal. Batuannya bertekstur afanitik dengan susunan
kekar dan cermin sesar yang berukuran megaskopis. Dunit, kehitaman, padu dan
sedikit serpentin dan magnetit, berbutir halus sampai sedang. Mineral olivine
kembaran yang dijumpai pada piroksin, mencirikan adanya gejala deformasi yang
dialami oleh batuan ini. Di beberapa tempat dunit terserpentinkan kuat yang
ditunjukan oleh struktur sisa seperti rijang dan barik-barik mineral olivin dan
piroksin, serpentin dan talkum sebagai mineral pengganti. Peridotit terdiri atas
padu dan pejal. Mineralnya halus sampai kasar, terdiri atas olivin (60%) dan
penghabluran ulang pada mineral piroksen dan olivin mencirikan batas masing-
pejal. Mineral penyusunnya ialah livin (45%), piroksin (25%), dan sisanya epidot,
yakut, klorit, dan bijih dengan mineral berukuran halus sampai kasar. Satuan
6
Terdiri atas batupasir, kuarsit, serpih hitam, serpih merahfilit, batusabak,
mengandung fosil Halobia sp. dan Daonella sp. Umur dari formasi ini adalah
Trias Tengah sampai Jura. Foormasi ini menindih tak selaras batuan malihan
berwarna kelabu muda, kelabu sampai merah jambu, berbutir halus, sangat padu,
serta memiliki perlapisan yang baik, dengan kekar yang diisi urat kalsit putih
kotor. Umumnya telah mengalami pelipatan kuat, tidak jarang ditemukan sinklin
dan antiklin, serta lapisan yang hamper tegak (melebihi 80˚). Setempat
Batupasir berukuran halus sampai kasar, berwarna kelabu kehijauan sampai merah
kecoklatan terakat lempung dan oksida besi lunak, setempat padat, mengandung
sedikit kuarsa, berlapis baik. Serpih dan napal berwarna kelabu sampai kelabu tua,
berwarna kelabu sampai kecoklatan, perlapisan baik, tebal lapisan antara 1 -10cm
berumur Trias – Jura Awal dengan lingkungan pengendapan pada laut dangkal
7
Lengan tenggara Sulawesi, struktur utama yang terbentuk setelah tumbukan
adalah sesar geser Mengiri, termasuk sesar Matarombeo, sistem sesar Lawanopo
sesar Kolaka, dan banyak sesar lainnya seta liniasi. Sesar dan liniasi menunjukkan
sepanjang arah utama tenggara – barat laut (N 332˚ E), dan timur laut – barat daya
(N 42˚ E). Arah tenggara – barat laut merupakan arah umum dari sesar geser
tenggara yang memanjang sekitar 260 km dari utara Malili sampai tanjung
Toronipa. Ujung barat laut ini menyambung dengan sesar Matano, sementara
sesar naik Tolo. Sistem sesar ini diberi nama sesar Lawanopo oleh Hamilton
km pada citra penginderaan jauh, termasuk citra langsat dari IFSAR. Citra
pembelokkan aliran sungai. Aliran sungai yang tergeser sesar Mengiri dapat
8
2.4 Geologi Lokal Daerah Penelitian
A. Geomorfologi Local
Khusus daerah Awila Puncak terbentuk dari perbukitan dan banyak dimensi
dengan perbukitan, struktur sesar di kawasan ini sejajar dengan pola struktur
sesar, pola ini mengidentifi bahwa pembentukan morfologi pegunungan ini erat
hubungannya dengan sesar regional. Satuan morfologi kawasan ini mempunyai
topografi yang kasar dengan kemiringan lereng tinggi. Batuan penyusun
morfologi ini berupa batuan sedimen klasik. Singkapan batuan sedimen breks
sesar penciri jalur sesar lawanopo
B. Stratigrafi Lokal
Stratigrafi untuk daerah Awila Puncak memiliki 3 formasi yaitu batuan
Ofiolit, formasi Meluhu dan formasi Tokala, Batuan ofiolit terdiri atas peridotit,
Mineral pendukungnya yaitu Olivin, Pyroxene, Plageoklas. Batuan ini berumur
kapur, formasi Meluhu terdiri atas batu pasir kuarsit, Filit umur dari farmaso ini
adalah Trias tengah sampai Jura. Formasi tokala berumur Trias-Jura awal yang
terdiri atas batu gamping, pasir, Kawasan Awila Puncak ini memperlihatkan
struktur kekar dengan sesar yang berukuran megaskopis. Adanya penyimpangan
dan pelengungan kembaran yang dijumpai adanya gejala deformasi yang di alami
oleh batuan yang berada di kawasan ini
C. Struktur Geologi Lokal
Arah tenggara barat laut merupakan arah umum dari sesar geser mengiri
dilengan tenggara sulawesi. Sistem sesar "lawanopo termasuk sesar-sesar berarah
utama barat laut tenggara yang memanjang sekitar 260 m dari Utara Malili sampai
tanjung Toronipa. ujung barat laut sesar ini menyambung dengan sesar matano,
sementara ujung tenggaranya bersambung dengan sesar hamilton, yang memotong
sesar naik tolo.
BAB III
LANDASAN TEORI
9
3.1. Pengertian Geologi
Kata Geologi berasal dari kata Yunani, geos berarti bumi dan logos yang
berarti ilmu. Jadi Geologi adalah Ilmu yang mempelajari material bumi secara
menyeluruh, termasuk asal mula, struktur, penyusun kerak bumi, proses - proses
yang berlangsung selama dan atau setelah pembentukannya, dan yang sedang
berlangsung, hingga menjadikan keadaan bumi seperti saat ini.
10
6. Palentologi, yaitu ilmu yang mempelajari aspek kehidupan masa lalu yang
berupa fosil. Paleontology berguna untuk penentuan umur dan geologi
sejarah.
7. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk bentang alam dan
proses0proses pembentukan bentang alam tersebut. Ilmu ini berguna dalam
menentukan struktur geologi dan batuan penyusun suatu daerah.
8. Geologi Terapan, merupakan ilmu-ilmu yang dikembangkan dari geologi
yang digunakan untuk kepentingan umat manusia, diantaranya Geologi
Migas, Geologi Batubara,Geohidrologi, Geologi Teknik, Geofisila,
Geothermal dan sebagainya.
9. Petroleoum geology (Perminyakan) yaitu digunakan untuk mengetahui
jebakan-jebakan minyak bumi dan gas bumi.
10. Miming geology (Pertambangan) yaitu untuk mengetahui proses pembentukan
endapan mineral yang sifatnya ekonarris, yang sangat diperlukan oleh manusia.
11. Hydrogeology (Hidrologi) yaitu untuk mempelajari tentang kejadian
pemanfaatan air tanah.
12. Environment geology (Geologi lingkungan) yaitu geologi sangat dibutuhkan
untuk mengevaluasi interaksi antar manusia dengan lingkungannya.
13. Engineering geology (Geologi tekhnik) yaitu untuk mempelajari hubungan
antar ilmu geologi dengan berbagai problem ketekhnikan.
3.2 Pengertian Mineral
Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan
kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai
sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara
beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Istilah mineral dalam
arti geologi adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-
sifat fisik yang tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-
molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam
suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan
11
mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan
zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli geologi
perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum
untuk definisinya.
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat sifat tetap, dibentuk
dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, yang memiliki sifat
fisik dan kimia tertentu, serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang
membentuk batuan, baik dalam bentuk lepas ataupun dalam bentuk yang padu.
1. Warna
Warna adalah suatu yang kita tangkap dengan mata apabila mineral
terkena oleh cahaya atau spektrum cahaya yang dipantulkan oleh mineral itu
12
sendiri. Warna penting untuk membedakan antara warna mineral yang diakibatkan
oleh pengotoran dan warna asli dari mineral itu sendiri. Banyak mineral
mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit yang berwarna biru dan
mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll. Warna mineral dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu:
a. Warna Isiokhromatik
b. Warna Allokhromatik
2. Kilap (Luster)
Mineral - mineral opaque yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga
atau lebih Contoh : Galena, Native Metal, Sulfit, Pirit, dll.
13
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan cemerlang seperti intan.
Contoh : Intan
Bila terkena cahaya, mineral memberikan kesan seperti getah damar atau
kekuning - kuningan. Contoh : Spalerit, Sulfonit, dll
3. Cerat/Warna
Cerat atau warna goresan merupakan bagian dari warna di dalam mineral,
tetapi dalam bentuk serbuk, dapat diperloeh dengan cara mengikir atau digesekkan
di bagian belakang porselen atau ampelas.
4. Pecahan
a. Pecahan Konkoidal
14
b. Pecahan Serat
d. Pecahan Runcing
e. Pecahan Rata
5. Belahan
Merupakan pecahan yang sejajar terhadap bidang dari satu belahannya dengan
memperlihatkan bidang permukaan yang halus. Contoh : Biotit, Muskovit, dll
15
Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contoh : Kuarsa, Opal,
Kalsedon, dll
Merupakan pecahan yang sesuai terhadap bidang dari suatu belahan tetapi
juga terpecah kearah lain. Contoh : Hornblende
Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan juga cukup sukar untuk
diamati. Contoh : Apatit, Native Metal, dll Ditinjau dari arah belahannya, maka
belahan dapat dibedakan menjadi :
6. Bentuk
7. Kekerasan
8. Kemagnetan
16
Kemagnetan adalah sifat mineral pada gaya tarik magnet. kemagnetan
dibagi menjadi tiga, yaitu:
9. Sifat Dalam
1. Rapuh (Brittle), Bila digores menjadi tepung, tetapi isinya atau bubuknya
tidak pergi ke segala arah dan mudah untuk dihancurkan.
2. Dapat Diiris (Sectile), Dapat diiris dengan pisau dan juga pada
kenampakannya memberikan kehalusan.
6. Dapat Ditempa, Bila mineral dipukul, dapat menjadi lebih tipis atau
melebur.
17
beku tidak selalu sama dengan magma asalnya karena ada kemungkinan bereaksi
dengan batuan yang dilalui atau yang diterobos.
Batuan beku adalah produk akhir dari konsolidasi magma, magma cair
dengan komposisi dasar silikat, kaya unsur volatile dan terbentuk di bawah
permukaan Bumi/dalam Bumi oleh massa yang solid. Pencairan sebagian lapisan
Bumi berlangsung di bawah kerak (mantel), tempat kita hidup yang menghasilkan
magma primer, biasanya dengan komposisi berupa basaltik yang datang ke
permukaan Bumi dengan cara letusan (batuan vulkanik/ekstrusif) atau dengan
injeksi ke lapisan atau celah di kerak pada kedalaman tertentu. Magma lainnya,
berasal dari lelehan basaltik melalui proses diferensiasi. Sebaliknya , massa
batuan asal saat berada di permukaan perlahan-lahan tenggelam ke kedalaman
tertentu karena posisinya yang berada di luar equillibrium isostatic dan dapat
mencapai suhu dan tekanan dimana beberapa mineral dengan titik leleh rendah
yang menyatu atau meleleh, dan inilah yang dinamakan massa magmatik yang
kemudian menghasilkan batuan beku baru
18
basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Batuan beku terbentuk dari pemadatan bahan batu (magma cair), baik mengalami
kristalisasi maupun tanpa kristalisasi. Ada dua tipe dasar batuan beku yaitu:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya
Dunit dan Peridotit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya
Granit, Riolit.
Dari segi warna,batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap
dibanding yang komposisinya asam. Ciri khas batuan beku adalah
kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unut-unit kristal yang kecil yang
saling mengikat satu sama lain.
a. Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku
itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua kelompok,
yakni: berwarna cerah (bersifat asam/ felsic) dan berwarna gelap (bersifat basa/
mafic). Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku:
19
bilaberwarna hitam diberi nama biotit
b. Tekstur
20
(Tabel 3.3.2 Identifikasi Tekstur Pada Batuan)
c. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma.
Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar.
Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus,
akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi,
yaitu:
• Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.
• Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan
sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
• Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai
fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
d. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
21
– Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
– Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga
bentuk kristal, yaitu:
– Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
– Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
– Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
– Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi
yang lain.
– Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi
yang lain.
22
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan
antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis
besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
g. Struktur
• Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik
bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
> Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen
lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
23
> Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut
menunjukkan arah yang teratur.
> Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-
lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
> Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh
mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
> Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-
struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau rekahan
(fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang),
dan sheeting joint (kekar berlembar).
h. Komposisi Mineral
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari
mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen,
amphibol dan olivin.
24
• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T.
Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut
batuan vulkanik.
• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya
adalah riolit.
• Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% – 52%. Contohnya
adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
Contohnya adalah basalt.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan
indeks warnanya sebagai berikut:
• Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
• Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
• Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
25
2. Golongan mineral berwarna terang atau felsik mineral.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium
Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral
Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau
26
mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah
mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
27
(Gambar 3.3.2 Siklus Batuan)
Sedimen tidak hanya bersumber dari darat saja tetapi dapat juga dari yang
terakumulasi di tepi-tepi cekungan yang melengser kebawah akibat gaya gravitasi.
Meskipun secara teoritis dibawah permukaan air tidak terjadi erosi, namun masih
ada energy air, gelombang dan arus bawah permukaan yang mengikis terumbu-
28
terumbu karang di laut dan hasil kikisannya terendapkan di sekitarnya. Material
sedimen dapat berupa :
1. Fragmen dan mineral-mineral dari batuan yang sudah ada. Misalnya kerikil di
sungai, pasir di pantai dan lumpur di laut atau di danau.
4. Hasil penguapan dan proses kimia seperti garam di danau payau dankalsim
karbonat di laut dangkal.
1. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan
dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar
butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
2. Sementasi
3. Rekristalisasi
29
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang
berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya.
Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
4. Metasomatisme
-Tekstur.
1. Tekstur Klastik : jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan
material-material yang telah ada sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada
batuan sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir. Untuk ukuran butir
digunakan skala W. Wentworth, sebagai berikut :
30
: membulat (rounded) dan meruncing (angular). Bentuk butir akan mempengaruhi
penamaan batuan apabila berukuran lebih besar dari 2 mm.
2. Tekstur non-klastik : ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adanya kristal-
kristal yang saling menjari, tidak terdapat ruang pori-pori antar butir, dan
umumnya memiliki satu jenis mineral saja (monomineralitik) dan merupakan
hasil aktivitas kimiawi, termasuk biokimia.
a. Warna
Secara umum warna pada batuan sedimen akan dipengaruhi oleh beberapa
factor, yaitu :
a) Warna mineral pembentukkan batuan sedime Contoh jika mineral
pembentukkan batuan sedimen didominasi oleh kwarsa maka batuan akan
berwarna putih.
b) Warna massa dasar/matrik atau warna semen.
c) Warna material yang menyelubungi (coating material).Contoh batupasir
kwarsa yang diselubungi oleh glaukonit akan berwarna hijau.
d) Derajat kehalusan butir penyusunnya. Pada batuan dengan komposisi yang
sama jika makin halus ukuran butir maka warnanya cenderung akan lebih
gelap.
b. Pemilahan (Sorting)
31
Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan
sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka
pemilahan semakin baik. Pemilahan yaitu keseragaman butir didalam batuan
sedimen klastik. Beberapa istilah yang biasa dipergunakan dalam pemilahan
batuan, adalah:
32
e. Porositas,
f. Permeabilitas (Kelulusan)
2. Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air
g. Struktur
– Massif adalah struktur yang tidak menunjukan adanya fragmen batuan lain
yang tertanam dalam atau ketebalan lebih dari 120 cm.
33
– Lapisan adalah lapisan yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm,
terbentuk dari pola pengendapan dengan energi yang konstan, biasanya
terbentuk dari suspensi tanpa energi mekanis.
– Cross bedding, dihasilkan oleh migrasi riple yang cukup besar, atau oleh
gelombang-gelombang yang membawa pori dimana masing-masing lapisan
berukuran lebih dari 5 cm, perlapisan ini membentuk sudut terhadap bidang
lapisan di atas atau di bawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, terbentuk
akibat intesitas arus yang berubah-ubah.
h. Komposisi Mineral.
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen, antara lain : kwarsa,
mika, karbonat, mineral lempung, dan sebagainya. Komposisi mineral dari batuan
sedimen klastik dapat dibedakan yaitu :
– Fragmen adalah bagian butiran yang ukurannya paling besar dan dapat berupa
pecahan-pecahan batuan, mineral dan cangkang-cangkang fosil atau zat
organik lainnya.
– Matriks adalah bagian butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan
terletak diantara fragmen massa dasar. Matriks dapat berupa batuan, mineral
atau fosil.
– Semen, bukan butir tetapi material pengisi rongga antar butir dan bahan
pengikat diantara
Batuan metamorf membentuk bagian yang cukup besar dari kerak bumi
dan diklasifikasikan berdasarkan tekstur, selain juga oleh susunan mineral dan
susunan kimianya (fasies metamorfik). Batuan jenis ini dapat terbentuk secara
34
mudah akibat berada dalam kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan tekanan
besar dari lapisan batuan di atasnya. Mereka dapat terbentuk dari
proses tektonik seperti tabrakan benua, yang menyebabkan tekanan horisontal,
gesekan dan distorsi. Mereka juga terbentuk ketika batuan terpanaskan oleh
intrusi dari batuan cair dan panas yang disebut magma dari interior bumi.
Beberapa contoh batuan metamorf adalah slate, filit, sekis, gneis, dan lain-lain.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat
proses perubahan temperatur dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperatur dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan
baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula. Contoh batuan tersebut adalah
batu sabak atau slate yang merupakan perubahan batu lempung. Batu marmer
yang merupakan perubahan dari batu gamping. Batu kuarsit yang merupakan
perubahan dari batu pasir.Apabila semua batuan-batuan yang sebelumnya
terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk magma yang kemudian
mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi batuan-batuan baru lagi
35
Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adalah proses yang
mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi
fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan
sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa. Tahap-
tahap proses metamorfisme :
1. Rekristalisasi Proses ini dibentukoleh tenaga kristaloblastik, di sini terjadi
penyusunan kembali kristal-kristal dimana elemen-elemen kimia yang sudah
ada sebelumnya.
2. Reorientasi Proses ini dibentuk oleh tenaga kristaloblastik, di sini
pengorientasian kembali dari susunan kristak-kristal, dan ini akan
berpengaruh pada tekstur dan struktur yang ada.
3. Pembentukan mineral-mineral baru Proses ini terjadi dengan penyusunan
kembali elemen-elemen kimiawi yang sebelumnya sudah ada.
36
– Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas(bidang belah
tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abu-abudiberi nama plagioklas (belahan
kristal kembar).
– Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama
mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
b. Tekstur
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral
yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk
butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan
berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi, maka tekstur
berhubungan dengan sejarah pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur
merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan sesudah kristalisasi. Secara
umum, tekstur metamorf terbagi atas tekstur dan tekstur larutan sisa.
c. Struktur
37
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang
berbeda.Macam-macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam
batuan tersebut, antara lain dibedakan menjadi 2 macam :
1. Foliasi
2. Non-Foliasi
c) Filitik : terlihat rekristalisasi yang lebih kasar dari slaty cleavage, sudah mulai
terjadi pemisahan mineral granular (segregasi) tetapi belum sempurna, lebih
kilap daripada batu sabak.
38
g) Filonitik : gejala dan kenampakan mirip milonitik, tetapi sudah terjadi
rekristalisasi dan menunjukkan kilap silky.
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala
tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Kemudian pengertian geologi secara
umum adalah ilmu yang mempelajari planet bumi, termasuk komposisi,
keterbentukan, dan sejarahnya.
39
(sill,batholite,dike,dan sebagainya).sedangkan jenis batuan sedimen akan
tergantung pada Jurus(Stike)dan Kemiringan(Dip).Jurus dan kemiringan adalah
pengukuran yang dilakukan untuk mendiskripsi kedudukan batuan dipermukaan
bumi dan sudutnya dari bidang horizontal.sedangkan definisi Dip adalah sudut
vertikel pada arah tegak lurus strike.
40
yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di
bawah permukaan. Peta ini memiliki skala sedang hingga besar.
6. Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta
dasar topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang
mengacu pada SK Ketua Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK
penggantinya
7. Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau
potensi sumber daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu
8. Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan
dalam bentuk angka ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap
permukaan laut rata-rata.
9. Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang
menghubungkan titik-titik suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan yang
sama. Dalam peta ini tidak ditemukan konfigurasi struktural. Peta ini berskala
sedang hingga besar.
10. Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara.
Peta fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya
di lapangan.
11. Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada
daerah yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang
permeabel dan impermeabel.
b) Keterangan Pembuatan
Merupakan informasi yang dicantumkan dibagian kiri bawah dari sebuah peta
yang berisi tentang informasi pembuatan dan instansi pembuat.
41
c) Nomor Peta
Adalah angka yang dicantumkan dibagian kanan atas peta yang menunjukan
nomor peta tersebut.
d) Pembagian Lembar Peta
Adalah penjelasan dari nomor-nomor peta yang lain yyang tergambar
disekitar peta yang bertujuan untuk memudahkan penggolongan peta bila
memrlukan interprestasi suatu daerah yang lebih luas.
e) Sistem Koordinat
Sistem koordinat ini sangatlah penting dalam sebuah pembuatan peta, karena
dengan adanya sistem koordinat maka kita akan dapat menggambarkan
sebuah peta topografi dengan mudah dalam skala yang lebih kecil. Sumbu
koordinat ini adalah berupa dua garis sumbu yang biasa dilambangkan
dengan X dan Y. beberapa macam koordinat diantaranya, yaitu : Koordinat
geografis Koordinat grid Koordinat lokal
f) Skala Peta
Pengertian dari skala yaitu suatu perbandingan dari jarak gambar pada peta
terhadap jarak datar sesungguhnya di lapangan. Contohnya skala 1 :15.000,
ini berarti 1 cm dip eta sama dengan 15 m jarak sebenarnya di lapangan.
g) Garis Kontur atau Garis Ketinggian
Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi,
garis kontur ini memiliki sifat-sifat tertentu diantaranya, yaitu : Garis kontur
merupakan kurva tertutup yang tidak akan memotong satu sama lain dan
tidak akan bercabang. Garis kontur yang didalam selalu lebih tinggi dari pada
garis kontur yang di luar. Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang
sama. Indeks kontur dinyatakan dengan garis tebal. Semakin rapat jarak
antara garis kontur berarti semakin terjal medan sebenarnya dan jika garis
kontur bergerigi maka kemiringannya hampir sama dengan 900. Pelana
42
(sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi terpisah
satu sama lainnya.
h) Legenda Peta
Legenda dalam sebuah peta merupakan salah satu bagian dari gambar peta
yang berfungsi sebagai tambahan agar dapat memudahkan interpretasi peta,
berupa simbol-simbol maupun keterangan lainnya. Dalam peta geologi
simbol yang digunakan biasanya berupa gambar sebaran batuan yang
berwarna-warni yang membedakan jenis batuan yang satu dengan yang
lainnya.
1. Huruf pertama, ditulis dengan huruf kapital (besar). Huruf pertama ini
menyatakan jaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk Trias, T untuk Tersier
2. Huruf kedua, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan seri. Misalny Tm
yang berarti kala Miosen jaman Tersier.
43
3. Huruf ketiga, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan nama formasi atau
satuan litologi. Misalnya Tmc yang berarti Formasi Cipluk berumur Miosen.
4. Huruf keempat, ditulis dengan huruf kecil yang menyatakan jenis litologi atau
satuan peta yang lebih rendah (anggota). Misalnya Tmcl yang berarti anggota
batugamping Formasi Ciluk yang berumur Miosen.
5. Huruf kelima hanya digunakan batuan yang mempunyai kisaran umur
panjang. Misalnya Tpokc yang berarti Anggota Cawang Formasi Kikim
berumur Paleosen-Oligosen.
6. Huruf pT (p kecil sebelum T besar) digunakan untuk singkatan umur batuan
sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
7. Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, urutan singkatan umur
berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan berumur
Tersier hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter; Jk untuk
batuan berumur Jura hingga Kapur yang didominasi batuan berumur Jura.
8. Batuan beku dan malihan yang tidak terperinci susunan dan umurnya cukup
dinyatakan dengan satu atau dua buah huruf, misalnya a untuk andesit, b
untuk basal, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s
untuk sekis.
9. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang
huruf jaman, misalnya Kg berarti granit berumur kapur.
10. Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan
huruf dibelakang jaman era, jaman atau sub-jaman; misalnya Pzm berarti
batuan malihan berumur Paleozoikum, Ks berarti sedimen berumur Kapur,
Tmsv berarti klastika gunungapi berumur Miosen, Tpv berarti batuan
gunungapi berumur Paleogen, Tni berarti batuan terobsan berumur Neogen.
Satuan bancuh dinyatakan dengan notasi m.
44
dan mendukung suatu kegiatan atau praktek lapangan geologi sehingga di
perlukannya alat-alat agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Berikut
adalah alat-alat yang di gunakan dalam geologi
1. Kompas Geologi
fungsi alat tersebut. Jenis kompas yang akan dibahas disini adalah tipe
Brunton dari berbagai merek. Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton
diperlihatkan dalam (gmbr. Kompas tipe Brunton). Yang terpenting diantaranya
adalah :
1. Jarum Magnet
Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi
(bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi
utara geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. Besarnya deklinasi berbeda dari
satu tempat ke tempat lain. Agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang
benar maka “graduated circle” harus diputar. Penting sekali untuk memperhatikan
dan kemudian mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara
jarum kompas itu. Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).
45
360 , tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran
dengan pembagian derajat dimulai 0 pada arah utara (N) dengan selatan (S),
sampai 90 pada arah timur (E) dan barat (W).
3. Klinometer
4. Pengatur Horizontal
Alatnya adalah sebuah nivo bulat yang bergandengan dengan klinometer.
Kedudukan kompas horizontal bila gelembung udara tepat di tengah lingkaran.
5. Pengatur Arah
Rangkaian alatnya terdiri dari sighting arm, peep sigh, axial line, felding
sight, dan sight window. alat-alat tersebut dibantu dengan cermin. bila kompas
ditembakkan ke sasaran, semua rangkaian alat tersebut harus bearada di garis
sasaran.
6. Cermin
Cermin merupakan bagian kompas yang digunakan untuk melihat objek
padasaat di lapangan. Cara pengukuran menggunakan kompas geologi adalah
sebagai berikut :
Mengukur Strike
46
2. Tempelkan sisi W (WEST) badan kompas ke bidang batuan dengan lengan
kompas searah strike.
3. Geser-geserlah sampai gelembung udara pada level bulat (bull's eye level)
tepat di tengah.
4. baca derajat yang ditunjukkan jarum utara (yaitu jarum yang menunjuk ke
utara ketika kamu menghadap utara).
Mendukur Dip
Tempelkan sisi W (west) badan kompas usahakan membentuk sudut 90˚
terhadap strike, Clinometer level diputar-putar sampai gelembung udara berada di
antara garis dalam clinometer level ditengah-tengahnya, terakhir baca sudut dalam
clinometer scale.
1. Tempelkan sisi E (EAST) badan kompas ke bidang batuan dengan lengan
kompas tegak lurus strike.
2. Di bagian belakang kompas ada tuas kecil untuk memutar level tabung
(clinometer level).Putarlah level tabung sampai gelembung tepat di tengah.
3. baca derajat yang ditunjukkan derajat klinometer (ingat, derajat dip maksimal 90
derajat).
Mengukur Azimuth
Arah yang dimaksudkan disini adalah arah dari titik tempat berdiri ke tempat
yang dibidik atau dituju. Titik tersebut dapat berupa : puncak bukit, patok yang
sengaja dipasang, dan lain-lain. Untuk mendapatkan hasil pembacaan yang baik,
dianjurkan mengikuti tahapan sebagai berikut :
1. Kompas dipegang dengan tangan kiri setinggi pinggang
2. Kompas dibuat horizontal dan dipertahankan demikian selama pengamatan.
3. Cermin diatur, terbuka kurang lebih 135o menghadap ke depan dan
sightingarm dibuka horizontal dengan peep sight ditegakkan ).
4. Badan diputar sedemikian rupa sehingga titik atau benda yang dimaksud
tampak pada cermin dan berimpit dengan ujung sightingarm dan garis
47
tengah dan garis tengah pada cermin. Sangat penting diingat bahwa : bukan
hanya tangan dengan kompas yang berputar tetapi seluruh badan.
5. Baca jarum utara kompas, setelah jarum tidak bergerak. Hasil bacaan adalah
arah yang dimaksud. Hasil pembacaan arah dapat dipakai untuk menentukan
lokasi dimana pengamat berdiri, dengan dibantu peta topografi.
Mengukur Slope
1. Buka tutup kompas ± 45° dan posisi kompas tetap vertikal, dengan
klinometer dinol-kan dan nivo tabung berada diatas.
2. Arahkan kompas pada objek yang akan diamati (bisa lebih tinggi atau lebih
rendah), posisi tangan harus lurus.
3. Bidik objek yang akan diamati melalui tabung pengintip.
Bull's eye level : Kalo dibahasa indonesiakan menjadi level mata sapi.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran strike dan trend.
Clinometer level : Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran
kompas geologi saat melakukan pengukuran dip dan plunge.
Clinometer scale : skala yang digunakan saat melakukan pengukuran dip dan
plunge.
Index pin : penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapat diputar-
putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke arah Utara.
Small sight dan large sight : Fungsinya digunakan untuk melakukan
penembakan menggunakan kompas geologi supaya yang kita bidik tepat lurus
dengan kita.
Folding sight : Digunakan dalam pengukuran bearing dan inclination
sighting, digunakan juga sebagai bagian penutup kompas.
48
Lid : Penutup kompas dan merupakan tempat cermin, axial line, dan sighting
window yang berguna ketika membidik suatu sasaran.
Mirror : Cermin yang terletak pada lid, berfungsi sebagai alat yang membantu
untuk melihat sasaran, terutama ketika mengukur arah dengan kompas sejajar
pinggang.
Axial line : Berfungsi sebagai indikator kesejajaran kompas dengan sasaran
yang dibidik.
Sighting window : Lubang yang terletak pada lid, ditengahnya dilewati oleh
axial line, berfungsi untuk membidik suatu sasaran di hadapan pengamat
dengan tepat.
Graduated circle : Lingkaran pembagi derajat, merupakan bagian yang
ditunjuk oleh jarum kompas.
Compass needle : Merupakan batang jarum yang berfungsi menunjuk utara
dan selatan dari medan magnet bumi.
Lift pin : Tombol kecil yang berfungsi untuk menahan arah dari jarum
kompas agar dapat diamati dengan baik.
Adjusting screw : Berfungsi untuk mengubah graduated circle agar kompas
menunjukkan posisi geografi yang benar.
Wire coil : Merupakan lilitan pada jarum kompas yang dapa digeser,
berfungsi sebagai pemberat untuk menyesuaikan inklinasi magnetik.
Hinge : Merupakan sendi kompas yang dapat dilipat, terdapat dua buah pada
kompas geologi, hinge pada sighting arm dan hinge pada lid.
Sighting arm : Merupakan lengan pada sisi kompas, berfungsi terutama saat
membidik suatu sasaran, dan indikator arah suatu kemiringan objek ketika
mengukur kemiringan (dip).
49
Jewel : Bagian jarum kompas yang bersentuhan dengan pivot needle,
berfungsi menahan tubuh jarum kompas diatas pivot needle.
2. Lup Geologi
Lup atau kaca pembesar adalah sebuah lensa cembung yang mempunyai
titik fokus yang dekat dengan lensanya. Benda yang akan diperbesar terletak di
dalam titik fokus lup itu atau jarak benda ke lensa lup tersebut lebih kecil
dibandingkan jarak titik fokus lup ke lensa lup tersebut. Di geologi, lup digunakan
untuk mengamati batuan misalnya mineral maupun fosil., lensa pembesar yang
umum dipakai adalah perbesaran 8 sampai 20.
50
Peta dasar atau potret udara gunanya untuk mengetahui gambaran secara
garis besar daerah yang akan kita selidiki, sehingga memudahkan penelitian
lapangan baik morfologi, litologi, struktur dll. Selain itu peta dasar digunakan
untuk menentukan lokasi dan pengeplotan data, umumnya yang digunakan adalah
peta topgrafi/kontur.digunakan untuk informasi tentang keadaan, lokasi, jarak,
rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah,
tingkat tutupan vegetasi dan perbedaan ketinggian kontur.
Palu batuan beku berbentuk runcing ini umumnya dipakai di daerah batuan
keras (batuan beku dan metamorf) Ujungnya yang lancip dibuat agar ketika
menggunakannya, kekuatan tumbukan terpusat pada ujungnya yang runcing
tersebut untuk memecahkan batuan-batuan beku dan mengambil bebatuan yang
ingin diamati..
51
(Gambar 3.7.5 Palu Batuan Sedimen )
Bentuknya berujung datar seperti pahat, umumnya dipakai untuk batuan yang
berlapis (batuan sedimen) dan mengambil fosil. palu ini digunakan untuk batuan
sedimen (berlapis). Hal ini dapat dilihat dari bentuknya yang persegi berguna
untuk memecahkan bagian "sampling".
6. Alat Ukur
7. Larutan HCl
52
Larutan HCL digunakan untuk menguji kadar karbonat dalam batuan,
sorting dan determinasi batuan-batuan, baik batuan beku, batuan sedimen dan
batuan metamorf, dan lain sebagainya. Larutan HCL digunakan untuk menguji
kadar karbonat, umumnya 0,1 N.
8. Kantong Sampel
9. Buku Lapangan
53
3.8 Struktur Geologi
Struktur geologi adalah segala unsur dari bentuk arsitektur kulit bumi
yangdiakibatkan oleh gejala-gejala gaya endogen bumi. Bentuk arsitektur susunan
batuandi suatu wilayah pada umumnya merupakan batuan-batuan yang telah
mengalamideformasi sebagai akibat gaya yang bekerja pada batuan tersebut.
Deformasi
adalah perubahan dalam tempat dan/atau orientasi dari tubuh batuan. Deformasi se
caradefinisi dapat dibagi menjadi :
- Distortion, yaitu perubahan bentuk
.- Dilatation, yaitu perubahan volume.
- Rotation, yaitu perubahan orientasi.
Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di
suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan pada batuan oleh
proses tektonik atau proses lainnya. Dengan terjadinya proses tektonik, maka
batuan (batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf) maupun kerak bumi
akan berubah susunannya dari keadaannya semula. Struktur geologi yang penting
untuk diketahui antara lain : sistem perlipatan,sistem kekar, sistem sesar,bidang
perlapisan, dan ketidakselarasan. Deformasi adalah proses perubahan pada
tubuh batuan (berupa perubahan bentuk, posisi, maupun volume batuan)
akibat gaya yang bekerja padanya. Ada 3 jenis stress (gaya yang bekerja pada
suatu permukaan (persatuan luas).
54
Dalam geologi dikenal 3 jenis struktur yang dijumpai pada batuan sebagai
produk dari gaya gaya yang bekerja pada batuan, yaitu: (1). Kekar (fractures) dan
Rekahan (cracks); (2). Perlipatan (folding); dan (3). Patahan/Sesar (faulting).
Ketiga jenis struktur tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis unsur
struktur, yaitu:
1. Kekar (Jointing )
2. Lipatan (Folding)
55
- Lipatan Similar adalah lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu
utama.
- Lipatan Klin Bands adalah lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh
permukaan planar.
Sesar / patahan (fault) yang dikenal juga sebagai patahan adalah rekahan
pada masa batuan yang telah memperlihatkan gejala pergeseran pada ke dua belah
sisi bidang rekahan. Sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang
berhadapan, dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan. Ukuran sesar dapat
berkisar beberapa centimeter sampai mencapai ratusan kilometer. Jurus dan
kemiringan sesar diujur sama seperti pengukuran pada perlapisan batuan
sedimen. Berdasar kinematikanya, secara garis besar, dibedakan menjadi sesar
turun, sesar naik, dan sesar geser. Sesar yang dimaksud adalah pergeseran yang
disebabkan oleh gaya tektonik. Sesar adalah satuan rekahan pada batuan yang
telah mengalami pergeseran
JENIS SESAR
56
Batuan yang berbeda akan memiliki sifat yang berbeda terhadap gaya
tegasan yang bekerja pada batuan batuan tersebut, dengan demikian kita juga
dapat memperkirakan bahwa beberapa batuan ketika terkena gaya tegasan yang
sama akan terjadi retakan atau terpatahkan, sedangkan yang lainnya akam terlipat.
Geometri dari perlipatan lapisan batuan yang terkena tegasan dimana pada
tahap awal perlapisan batuan akan terlipat membentuk lipatan sinklin – antiklin
dimana secara geometri bentuk lengkungan bagian luar (outer arc) akan
mengalami peregangan sedangkan lengkungan bagian dalam akan mengalami
pembelahan (cleavage). Apabila tegasan ini berlanjut dan melampaui batas
elastisitas batuan, perlipatan akan mulai terpatahkan (tersesarkan) melalui bidang
yang terbentuk pada sumbu lipatannya. Pada bidang patahan, gaya tegasan akan
berubah arah seperti diperlihatkan pada.
Ketika batuan batuan yang berbeda tersebut berada di area yang sama,
seperti batuan yang bersifat lentur menutupi batuan yang bersifat retas, maka
batuan yang retas kemungkinan akan terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin
hanya melengkung atau terlipat diatas bidang patahan. Demikian juga ketika
batuan batuan yang bersifat lentur mengalami retakan dibawah kondisi tekanan
yang tinggi, maka batuan tersebut kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu
kemudian akan mengalami pensesaran, membentuk suatu patahan.
57
BAB IV
1. Stasiun 1
N 220° E
a. Data Singkapan
122°10’9,2” E dengan dimensi panjang 4 meter dan tinggi 5 meter. Singkapan ini
bersifat insitu dan hubungan antar batuan sekitarnya tidak selaras, arah
b. Data Litologi
58
Warna segar : Coklat kehitaman
Porositas : Buruk
Permeabilitas : Buruk
Struktur : Sakaroidal
c. Data Geomorfologi
d. Data Struktur
No. Kedudukan
59
3. N 301° E / 52° - N 105° E / 48°
1. 0-10 181-190
2. 11-20 191-200
4. 31-40 211-220
5. 41-50 221-230
60
6. 51-60 231-240
7. 61-70 241-250
8. 71-80 251-260 | 1
2. Stasiun 2
N 75° E
61
a. Data singkapan
dan 122°10’8,5” E dengan dimensi panjang 1,03 meter dan tinggi 2 meter.
Singkapan ini bersifat insitu dan hubungan antar batuan sekitarnya tidak selaras,
b. Data Litologi
Struktur : Sakaroidal
62
c. Data Geomorfologi
d. Data Struktur
Data struktur yang ditemukan pada stasiun ini adalah zona hancuran atau
3. Stasiun 3A
N 260° E
a. Data singkapan
dan 122°10’9,9” E dengan dimensi panjang 3 meter dan tinggi 0,7 meter.
Singkapan ini bersifat insitu dan hubungan antar batuan sekitarnya sama atau
63
b. Data Litologi
Tekstur
Bentuk : Rounded
Kemas : Tertutup
Permeabilitas : Sedang
Porositas : Sedang
64
Gambar 4.6. Batupasir Halus
c. Data Geomorfologi
d. Data Struktur
Data struktur pada singkapan ini yaitu sesar tarik atau extension joint.
Termasuk dalam formasi Tokala dengan kemiringan hampir tegak mendekati 90o
4. Stasiun 3B
N 178° E
a. Data singkapan
65
Ditemukan singkapan yang terletak pada koordinat 3°35’31,5” S dan
122°10’9,9” E dengan dimensi panjang 7 meter dan tinggi 5 meter. Singkapan ini
bersifat insitu dan hubungan antar batuan sekitarnya sama atau selaras.
b. Data Litologi
Tekstur
Bentuk : Rounded
Kemas : Tertutup
Permeabilitas : Buruk
Porositas : Buruk
Struktur : Berlapis
66
Matriks - < 1/256 mm Feldspar 35%
Semen - <1/256 mm Oksida besi 20%
c. Data Geomorfologi
d. Data Struktur
Data struktur pada singkapan ini yaitu kekar tarik atau extension joint.
5. Stasiun 4
N 179° E
67
Gambar 4.9. Singkapan stasiun 4
a. Data singkapan
122°10’9,9” E dengan dimensi panjang 8 meter dan tinggi 6 meter. Singkapan ini
bersifat insitu dan hubungan antar batuan sekitarnya sama atau selaras.
b. Data Litologi
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik : Euhedral
Relasi : Innequigranular
68
Olivin Hijau muda Kubik 74%
Piroksen Hitam kehijauan Prismatik 16%
Feldspar Merah daging Prismatik 10%
Struktur : Masif
c. Data Geomorfologi
Singkapan ini memiliki slope N 205° E, relief berbukit tersayat tajam atau
terjal, erosi alur, tata guna lahan jalan, tingkat pelapukan sedang.
6. Stasiun 6
N 105° E
69
a. Data singkapan
ini bersifat insitu dan hubungan antar batuan sekitarnya sama atau selaras.
b. Data Litologi
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik : Euhedral
Relasi : Innequigranular
70
Komposisi Mineral Warna Bentuk Mineral Persentase
Olivin Hijau muda Kubik 52%
Piroksen Hitam kehijauan Prismatik 28%
Amphibol Hitam mengkilat Prismatik 20%
Struktur : Masif
c. Data Geomorfologi
tata guna lahan jalan, tingkat pelapukan sedang, stadia daerah muda.
Mata Katak
Yaitu proses membuat sketsa yang dilihat dari bawah ke atas puncak.
71
Mata Elang
Yaitu proses pengambilan sketsa yang dilihat dari atas puncak ke bawah.
4.2 Pembahasan
Puncak yaitu berupa batuan sedimen klastik dan non-klastik untuk wilayah
perbukitan yang memanjang dari barat ke timur serta batuan beku basa pada
36,6” dan E 1220 10’ 9,2” dengan dimensi panjang 4 m dan tinggi 5 m. Singkapan
batuan ini bersifat insitu atau bersifat menyatu dengan batuan induknya serta
72
stadia daerah muda, tingkat pelapukan rendah, tata guna lahan perkebunan, tipe
Singkapan batuan ini mengalami deformasi berupa kekar gerus atau Shear Joint
membentuk sudut lancip dengan arah gaya utama, biasanya berpasangan dan
rekahannya licin dikarenakan terbentuk dari gaya kompresi, sempit. Batuan ini
kekuningan dan warna segar coklat kehitaman. Memiliki porositas buruk yang
batuan tidak ada atau ukuran rongga batuan yang sangat kecil, sehingga
permeabilitas batuan tersebut juga dapat di katakan buruk karena tidak dapat
berbutir halus dan sama besar. Batuan ini bereaksi dengan larutan HCl, yang
menandakan bahwa adanya senyawa karbonat pada batuan ini. Berdasarkan hasil
Singkapan batuan ini bersifat insitu dan tidak selaras dengan batuan sekitarnya
dengan daerah sungai yang bersifat permanen dan berbentuk V, tingkat pelapukan
rendah dengan stadia daerah muda serta tata guna lahan berupa perkebunan. Arah
berupa Breksiasi Sesar atau zona hancuran. Batuan ini merupakan jenis batuan
sedimen non-klastik dengan warna lapuk coklat kehijauan dan warna segar hitam
73
keabuan. Memiliki porositas buruk yang artinya tingkatan banyaknya lubang
(porous) rongga atau pori-pori di dalam batuan tidak ada atau ukuran rongga
batuan yang sangat kecil, sehingga permeabilitas batuan tersebut juga dapat di
katakan buruk karena tidak dapat meloloskan suatu fluida. Serta mempunyai
struktur sakaroidal dimana partikel – partikelnya berbutir halus dan sama besar.
Batuan ini bereaksi dengan larutan HCl, yang menandakan bahwa adanya
senyawa karbonat pada batuan ini. Berdasarkan hasil deskripsi, maka diperoleh
3˚35’31,1” dan E 122˚10’9,9” dengan daerah sungai yang bersifat permanen dan
berbentuk V, tingkat pelapukan rendah dengan stadia daerah muda serta tata guna
lahan berupa perkebunan. Pada stasiun ini ditemukan dua singkapan. Pada
bersifat insitu dan hubungan antar batuan sekitarnya sama atau selaras, arah
tinggi 5 m. Bersifat insitu dan juga selaras dengan batuan di sekitarnya. Arah
tarik atau Extension Joint, dimana jenis kekarnya berpola tegak lurus dengan arah
Batuan A merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan warna lapuk abu-
abu dan warna segar coklat. Ukuran butirnya pasir halus yaitu 1/8 – ¼ mm ( Skala
74
dimana ukuran butirnya seragam, hal ini biasa terjadi pada batuan sedimen dengan
saling bersentuhan atau berhimpitan satu sama lain, memiliki porositas sedang
yang artinya tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam
katakan cukup baik karena dapat meloloskan suatu fluida. Komposisi material
batuan ini yaitu fragmen berukuran pasir halus (1/8 – ¼ mm) berbentuk rounded
dengan persentase 60%. Matriks berukuran lanau (1/256 – 1/16 mm) bentuk
Batuan B merupakan jenis batuan sedimen klastik dengan warna lapuk coklat
dan warna segar abu-abu kemerahan. Ukuran butirnya lempung (< 1/256 mm)
dengan bentuk rounded ( membundar ) dan sortasi well sorted dimana ukuran
butirnya seragam, hal ini biasa terjadi pada batuan sedimen dengan kemas
atau berhimpitan satu sama lain, memiliki porositas buruk yang artinya tingkatan
banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori sedikit/kecil bahkan tidak ada,
sehingga permeabilitas batuan tersebut juga dapat di katakan buruk karena tidak
dapat meloloskan suatu fluida. Komposisi material batuan ini yaitu fragmen dan
matriks berupa feldspar dengan persentase fragmen 45% dan matriks 35%. Semen
berupa oksida besi dengan persentase 20%. Berdasarkan hasil deskripsi maka
75
Stasiun ke 4 ditemukan singkapan yang terletak pada titik koordinat S
Bersifat insitu dan selaras dengan batuan di sekitarnya, terdapat sungai musiman
berbentuk V, tingkat pelapukan sedang, stadia daerah muda dan tata guna lahan
sebagai jalanan. Singkapan ini memiliki slope N 205˚ E. Batuan ini merupakan
jenis batuan beku ultrabasa dengan warna lapuk abu-abu kecoklatan dan warna
lain secara megaskopis/kasat mata. Fabric euhedral, karena batas dari mineral
adalah bentuk asli dari bidang kristal. Relasi atau hubungan antar kristalnya yaitu
tidak sama besar. Mempunyai struktur Masif yaitu memperlihatkan suatu massa
batuan yang terlihat seragam. Batuan ini mengandung mineral olivin berwarna
hijau muda dengan persentase 74%, piroksin berwarna hitam kehijauan dengan
persentase 16% dan feldspar berwarna merah daging dengan persentase 10%.
serpentinit.
deskripsi penggambaran/sketsa mata elang dan mata katak. Mata elang adalah
76
katak dapat disimpulkan bahwa daerah Awila Puncak memiliki morfologi berupa
muda serta tata guna lahan berupa jalanan, bersifat insitu dan selaras dengan
Batuan ini merupakan jenis batuan beku basa dengan warna lapuk coklat kelabu
dibedakan satu sama lain secara megaskopis/kasat mata. Fabric euhedral, karena
batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal. Relasi atau hubungan
antar kristalnya yaitu Inequigranular yang dimana ukuran butir kristalnya sebagai
mengandung mineral olivin berwarna hijau muda sebesar 52%, piroksin berwarna
hijau kehitaman sebesar 28% dan amfibol berwarna hitam mengkilat sebesar 20%.
Berdasarkan hasil deskripsi maka diperoleh nama batuannya yaitu batu peridotit.
77
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Ada dua jenis batuan yang terdapat di lapangan, yaitu batuan sedimen dan
batuan beku, batuan sedimen banyak terdapat di sekitar area sungai, dan batu
beku di daerah pertambangan
2. Untuk daerah Awila Puncak memiliki 3 formasi yaitu batuan Ofiolit, formasi
Meluhu dan formasi Tokala, Batuan ofiolit terdiri atas peridotit, Mineral
pendukungnya yaitu Olivin, Pyroxene, Plageoklas. Batuan ini berumur kapur,
formasi Meluhu terdiri atas batu pasir, kuarsit, dan Filit. Umur dari formasi
ini adalah Trias tengah sampai Jura. Formasi tokala berumur Trias-Jura awal
yang terdiri atas batu gamping dan pasir
3. Sistem sesar daerah awila puncak yaitu sistem sesar lawanopo, sistem sesar
ini temasuk sesar-sesar berarah utama, sistem sesar ini menggambarkan
adanya lembar linear panjang, scap, offset, dan pembelokan aliran sungai
5.2 Saran
Saran yang dapat saya berikan untuk praktikum kali ini yaitu:
1. Sebaiknya pada saat di lapangan para praktikan tidak gaduh atau menjaga
ketenangan agar pada saat pengammbilan data dapat lebih konstrasi
2. Kedepannya Para praktikan yang membuat keributan sebaiknya di kasih
hukuman agar mereka jera dan tidak mengulangi kesalahannya
3. Pada saat pengambilan data di lapangan para praktikan di sarankan
membagi tugas agar pengambilan data dapat lebih cepat
4. Pada saat di lapangan ada baiknyajika semua praktikan dapat saling
membantu satu sama lain
78
5. Untuk para asisten kedepannya di sarankan agar lebih memperhatikan para
praktikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan yang di sebabkan
ulah praktikan
DAFTAR PUSTAKA
jurnal-geologi.blogspot.com/2009/07/geo-pengertian-geologi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Geologi
www.maribelajarbk.web.id › IPA
pengertiandefinisi.com
https://affajri.wordpress.com/2014/03/01/pengertian-geologi/
belajarips.com/info-106-pengertian-geologi.html
http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/10/praktikum-mineralogy.html
http://tambangupri-mks.blogspot.co.id/2016/03/laporan-lengkap-kristalografi.html
http://ikhsangeologi.blogspot.co.id/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html
79
http://www.slideshare.net/komarreza/24034898-Laporanhasilpraktikummineralogi
http://tluye.blogspot.co.id/2014/10/kalsit-kuarsa-dan-pirit.html
Calvert, S. J. & Hall, R., 2003, The Cenozoic Geology Of The Lariang And
Karama Regions, Western Sulawesi: New Insight Into The Evolution Of
The Makassar Straits Region, Proceeding 29th, Indonesian
Petroleum Association.
Rusmana, E., Sukido, Sukarna, D., Haryono, E., Simandjuntak, T.O. 1993.
Keterangan Peta Geologi Lembar Lasusua – Kendari, Sulawesi
Tenggara, skala 1:250.000.Puslitbang Geologi, Bandung.
Sukamto, R. 1975. Structural of Sulawesi In The Light of Plate Tectonic. Dept.of
Mineral & Energi, Jakarta 21.
Surono,2013, Geologi Lengan Tenggara Sulawesi, Badan Geologi, Kementrian
Energi dan Sumber daya Mineral, Bandung.
Hamblin, 2004. The Earth’s Dynamic Systems, Pearson/Pentrice Hall, Upper
Saddle River NJ.
Simon, Schuster. 1998. Rocks And Minerals. Bruce Coleman Inc: New York.
Moss,S.J. et. al. 1997. New Observations on the Sedimentary and Tectonic
Evolution of the Tertiary Kutai Basin, East Kalimantan. In Fraser, A.J.,
Matthews, S.J. & Murphy, R.W. eds. Petroleum Geology of Southeast Asia,
Special Publications .126, pp. 395-416. The Geological Society: London.
Lyell Carles, 2001 : The Student's Elements of Geology. The Project Gutenberg
Literary Archive Foundation Newyork.
Gorthzinger John dkk. 2007. Understanding of Eatrh.W.H. Freeman and
Company. Newyork
wikantika.wordpress.com
80
Geologiminyak, 2012, “Peta geologi dan pengertian peta geologi”,
Anwno, Andi, 2010, “Komponen peta dan legenda peta”,
http://andimanwno.wordpress.com/2010/07/03/kompenen-peta-simbol-dan-
legenda.html. Diakses tanggal 17 Desember 2017 ( html, online).
Firdaus,2011:Modul Praktikum Geology Dasar,Unhalu,Kendari.
http://geologiminyak.blogspot.com/2012/03/bagian-peta-topografi.html. Diakses
tanggal 17 Desember 2017 (html, online).
http://www.geologinesia.com/2017/08/peta-geologi-dan-jenis-jenisnya.html
https://allaboutgeo.wordpress.com/2013/11/23/peta-geologi/
http://wikantika.wordpress.com/2008/05/05/istilah-geologi-peta-batuan-vs-
inderaja/ Diakses tanggal 17 Desember 2017 (html, online).
https://adenurahmangeologypage.blogspot.com/.../alat-alat-survey-geologi-dan-
fungsi.. Diakses tanggal 17 Desember 2017 (html, online).
https://www.scribd.com/doc/216554327/Alat-Alat-Geologi-Lapangan. Diakses
tanggal 17 Desember 2017 (html, online).
suarageologi.blogspot.com/2011/09/peralatan-dan-perlengkapan-pemetaan.
Diakses tanggal 17 Desember 2017 (html, online).
emsidik.blogspot.com/2013/03/peralatan-geologi-di-lapangan. Diakses tanggal 17
Desember 2017 (html, online).
dinarproject.com › Home › News. Diakses tanggal 17 Desember 2017 (html,
online).
http://strikedip.blogspot.co.id/2016/03/kompas-geologi-dan-bagian-bagiannya.
Diakses tanggal 17 Desember 2017 (html, online).
http://info-pertambangan.blogspot.co.id/2012/10/struktur-geologi.html Diakses
tanggal 19 Desember 2017 (html, online).
https://geologiunpad2010.wordpress.com/2011/10/24/jenis-jenis-struktur-
geologi/Diakses tanggal 19 Desember 2017 (html, online).
81
Lampiran
82