Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PRAKTIKUM GEOFISIKA

ACARA I
METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS 1 DIMENSI

Disusun Oleh:
Yulman Rais
710017055

Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Jum’at / 6 Desember 2019
Sesi / Jam : III / 11:10 – 12:40
Asisten : Meylo Satria Sukma Delpiero

LABORATORIUM GEOFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOFISIKA

ACARA I
METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS 1 DIMENSI

Disusun Oleh:
Yulman Rais
710017055

Disetujui Tim Asisten Geofisika


Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Yogyakarta, Desember 2019


Asisten

Meylo Satria Sukma Delpiero


NIM : 710016135

Yulman Rais / 710017055 ii


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar
Geofisika beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rizqi Prastowo, S.Pd., M.Sc selaku dosen matakuliah Geofisika TA
2019/2020 Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta.
2. Meylo Satria Sukma Delpiero, selaku Asisten Laboratorium Geofisika
yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Yogyakarta, Desember 2019


Penyusun

( Yulman Rais )

Yulman Rais / 710017055 iii


DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Prakikum ......................................................................... 1
II LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori .................................................................................. 2
III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 8
3.2 Peralatan dan Perlengkapan ......................................................... 10
3.3 Prosedur Praktikum ..................................................................... 12
3.3 Gambar Peralatan ........................................................................ 13
3.4 Lokasi Penelitian ........................................................................... 15

IV PENGOLAHAN DATA
4.1 Hasil Pengukuran ....................................................................... 16
4.2 Perhitungan ................................................................................. 16
4.3 Pengolahan Data Secara Komutasi ............................................. 17
V PEMBAHASAN
5.1 Interpretasi Data ......................................................................... 19
5.2 Perbedaan Implementasi Data Penelitian Sebelumnya .............. 21
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 23
6.2 Saran ........................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 25


LAMPIRAN ................................................................................................. 26

Yulman Rais / 710017055 iv


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1. Resistivitas Batuan Secara Umum ................................................ 2
2.2. Sampel medium yang dilalui arus I, panjang L dan luas
penampang A ................................................................................ 3
2.3. Aliran arus dalam bumi yang homogen isotropic ................................. 5
2.4. Susunan elektroda arus dan potensial ................................................... 5
2.5. Nilai Resistivitas Batuan (Telford, 1990) ............................................. 6
2.6. Susunan elektroda Schlumberger ......................................................... 7
3.1. Tampilan curve matching lintasan VES-01 12 ........................... 9
3.2. Palu ...................................................................................................... 12
3.3. Kabel ........................................................................................... 12
3.4. Naniura NRD 300 HF Resistivity-meter ..................................... 12
3.5. Logam Besi elektroda .................................................................. 12
3.6. Meteran..........................................................................................12
3.7. Accu............................................................................................. 12
3.8. Alat Tulis ..................................................................................... 12
3.9. Software....................................................................................... 12
3.10. Kesampaian Daerah ................................................................... 15
5.2 Hasil Interpetasi Data Pada Hasil Penelitian Sebelumnya……….21
5.3 hasil interpretasi data pada hasil penelitian sekarang…………….21

4.1 Open data format idn ................................................................... 17


4.2 Forward modelling ....................................................................... 17
4.3 Invers Modelling........................................................................... 18
4.4 Hasil Iterpreted Data................................................................... 18
5.1 Hasil Interpreted Data Schlumberger ......................................... 18

Yulman Rais / 710017055 v


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1. Data Hasil Pengukuran Di Lapangan ............................................... ..... 13
4.1. Data Hasil Pengukuran Di Lapangan dan Olah Data............................. 14
5.1. Harga Tahanan Jenis Untuk Berbagai Lapisan Bumi ............................20
5.2. Hasil Interpretasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D ........................20

Yulman Rais / 710017055 vi


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN
A. LAPORAN SEMENTARA
B. FOTO
C. TUGAS PRAKTIKUM
D. LEMBAR KONSULTASI

Yulman Rais / 710017055 vii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Metode Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang
mempelajari sifat kelistrikan dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya
dipermukaan bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus
dan medan elektromagnetik yang terjadi, baik secara alamiah maupun
akibat injeksi arus kedalam bumi. Metode ini bertujuan untuk pencarian
mineral, penelitian panas bumi,penentuan kedalaman lapisan overbuden
batubara dan pencarian sumber air (akuifer) yang diperkirakan prospek.
Pada metode Geolistrik dilakukan dengan cara mengirim arus dan
mengukur tegangan atau potensial yang terbaca dipermukaan, sehingga
diperoleh resistivitas atau tahanan jenis antar lapisan batuan di bawah
permukaan bumi, dan juga ketebalan masing-masing lapisan batuan
tersebut.
Pada pertambangan geolistrik dapat digunakan untuk mendeteksi
adanya bahan galian yang mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan
batuan pada bagian atas dan bawahnya.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan diadakanya praktikum geolistrik adalah agar praktikan dapat :
1. Mengetahui prinsip dasar dan cara kerja instrumentasi geolistrik
2. Dapat mempraktekan secara langsung pekerjaan survei geolistrik
3. Mengetahui cara pengukuran data dan perhitungan resistivitas bumi
4. Dapat mengolah data dan menginterpretasikan lapisan tanah berdasarkan
data geolistrik lapangan

Yulman Rais / 710017055 1


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Dasar Teori


Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika untuk
mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan
tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang
mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini
menggunakan dua buah elektroda arus A dan B yang ditancapkan ke
dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB
akan menyebabkan aliran arus listrik dapat menembus lapisan batuan
lebih dalam.

Kerja metode geolistrik adalah dengan mengalirkan arus searah atau


atau bolak-balik berfrekuensi rendah ke dalam medium bumi melalui dua
elektroda arus, kemudian diukur beda potensial yang timbul melalui dua
elektroda potensial, sehingga nilai resistivitasnya dapat dihitung melalui
Hukum Ohm. Untuk mendeteksi lapisan atau endapan suatu batuan dapat
digunakan acuan (referensi) dari gambar 2.1 harga tahanan jenis dari
berbagai tipe batuan secara umum.

Gambar 2.1. Resistivitas Batuan Secara Umum

Yulman Rais / 710017055 2


Pada tahanan jenis listrik (resistivitas) medium didefinisikan sebagai,

A
R (1)
L
dengan  = resistivitas medium (Ωm)
R = tahanan yang diukur (ohm)
L = panjang medium (m)
A = luas penampang medium (m2)

V
Menurut hukum Ohm, R  (2)
I
V A
maka,   (3)
I L
Dengan :
V = beda potensial (volt),
I = kuat arus (ampere)

V

A
I

Gambar 2.2. Sampel medium yang dilalui arus I, panjang L dan luas penampang A

Persamaan (3) berlaku untuk medium yang homogen, sehingga hasil


yang diperoleh adalah tahanan jenis sesungguhnya (true resistivity).
Tetapi di dalam praktek, obyek yang diukur adalah bumi atau tanah yang
tidak homogen karena tahanan jenisnya berbeda -beda, sehingga tahanan
jenis yang terukur adalah tahanan jenis semu (apparent resistivity). Nilai
tahanan jenis semu ini tergantung pada tahanan jenis lapisan - lapisan
pembentuk formasi dan konfigurasi elektroda yang digunakan. Tahanan

Yulman Rais / 710017055 3


jenis semu dirumuskan sebagai:
V
a  K , (4)
I
dengan K adalah faktor geometri susunan elektroda yang berdimensi
panjang.

Pendekatan sederhana untuk mendapatkan tahanan jenis setiap batuan


di bawah permukaan bumi adalah dengan mengasumsikan bahwa bumi
merupakan suatu medium yang homogen isotropis. Jika arus listrik
dengan rapat arus J dialirkan ke dalam bumi, maka arus tersebut akan
menyebar ke segala arah dengan sama besar. Aliran arus yang melalui
suatu elemen luasan A ditulis sebagai :
I = J.A (5)

Hubungan antara rapat arus dan medan listrik E dinyatakan dalam hukum
Ohm :

1
J  E (6)

dengan, E = medan listrik (volt/meter)  = resistivitas medium (m).
Pada kondisi homogen isotropik, potensial di suatu titik yang
ditimbulkan oleh aliran arus hanya ditentukan oleh jarak r dari sumber
arus ke titik pengukuran. Pada sistem ini potensialnya menurun
sepanjang r, maka besarnya medan listrik ditulis sebagai,
dV
E = - V = - (7)
dr
karena A adalah luas setengah bola yang ditulis sebagai,
A = 2r2 (8)

I
maka, J= (9)
2r 2
selanjutnya, berdasarkan persaaan (6), (7) dan (9), dapat diintegrasi
potensialnya sebagai,

I 1 I
V   dV   r dr  . (10)
2 2
2r

Yulman Rais / 710017055 4


Penggunaan luasan bola dalam perhitungan ini dikarenakan untuk
bumi yang homogen isotropis berarti tidak ada lapisan lain selain dari
bidang batas antara tanah dan udara. Udara mempunyai hantaran jenis
nol atau tahanan jemis tak hingga, sehingga arus hanya akan mengalir ke
dalam bumi. Berdasarkan persamaan (8), tampak bahwa permukaan
equipotensialnya berupa permukaan setengah bola, sedangkan garis
aliran arus dan medan listriknya berarah radial.

C1 C2

Bidang
Ekuipotensial
Aliran
arus

Gambar 2.3. Aliran arus dalam bumi yang homogen isotropic

Pada pengukuran di lapangan digunakan dua elektroda untuk


mengalirkan arus (C1 dan C2), dan beda potensialnya diukur diantara dua
titik dengan dua elektroda potensial, P1 dan P2.

R R
4
R R
1 2

C P P C

Gambar 2.4. Susunan elektroda arus dan potensial

Yulman Rais / 710017055 5


Potensial di titik P1 adalah
I 1 1
Vp1  (  ), (11)
2 R1 R2
dengan R1 dan R2 adalah jarak elektroda potensial P1 terhadap elektroda -
elektroda arus. Sedangkan potensial di titik P2 adalah
I 1 1
Vp2  (  ), (12)
2 R3 R4
dengan R3 dan R4 adalah jarak elektroda potensial P2 terhadap elektroda –
elektroda arus. Selisih potensial antara dua titik tersebut adalah,
V = Vp1 – Vp2 (13)
yaitu :
I
V =  ( 1  1 )( 1  1 )  (14)
2 R1 R2 R3 R4

Berdasarkan persamaan (13), maka besarnya tahanan jenis semu adalah:


1
V 1 1 1 1 
a  2      (15)
I  R1 R 2 R3 R 4 

1
1 1 1 1
Besaran 2     disebut sebagai faktor geometri
 R1 R2 R3 R4 
konfigurasi elektroda.

Gambar 2.5. Nilai Resistivitas Batuan (Telford, 1990)

Yulman Rais / 710017055 6


Faktor Geometri Konfigurasi Schlumberger
Faktor geometri untuk setiap konfigurasi elektroda mempunyai nilai yang
berbeda. Pada konfigurasi elektroda Schlumberger (

Gambar), jarak titik tengah (O) terhadap elektroda arus C1 sama dengan
jarak titik tengah tehadap elektroda arus C2 sebesar a. Sedangkan
elektroda potensial (P1 dan P2) terletak diantara kedua elektroda arus dan
terpisah dengan jarak b.

a a

C1 P1 O P2 C2

Gambar 2.6. Susunan elektroda Schlumberger

Faktor geometri untuk konfigurasi Schlumberger dengan syarat b << a


adalah,

1
1 1 1 1
Ks = 2      
 R1 R2 R3 R4 
1
 1 1 1 1 
= 2     
a  b / 2 a  b / 2 a  b / 2 a  b / 2

a2 b
Ks = 2 (  ), ( 16)
b 4
bila jarak spasi C1 P1 = P1 P2 = P2 C2 = a, maka konfigurasinya disebut
Wener (hitung berapa nilai K-nya).

Yulman Rais / 710017055 7


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Peneitian Sebelumnya


Penelitian ini terletak pada koordinat 8°2′8,86"LS sampai 8°2′7,30"LS
dan 110°40′40,63" BT sampai 110°40′40,96"BTtepatnya di daerah karst
Bribin I, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
Pengambilan data dilakukan pada hari Sabtu, 01 Agustus 2015.Daerah
pengambilan data dalam penelitian ini termasuk dalam Formasi
Wonosari.
Hasil pengolahan data lapangan menghasilkan curve matching,
dilanjutkan dengan tampilan penampang dua dimensi dari masing-masing
lintasan. Tampilan dua dimensi ini menunjukkan warna sesuai parameter
nilai resistivitas yang nantinya dapat menunjukkan jenis batuan
penyusunnya. Hasil penampang dua dimensi untuk setiap lintasan VES
dalam penelitian ini menampilkan kedalaman hingga ±105 meter ke
bawah permukaan tanah. Setelah mendapatkan besar nilai resistivitas
setiap lapisan, maka dapat ditentukan jenis batuan penyusunnya sesuai
nilai resistivitasnya.

Parameter skala nilai resistivitas batuannya berada pada kisaran 0 Ωm


hingga 55.000 Ωm.Kemudian dari jenis batuan yang diperoleh dapat
memberikan informasi mengenai struktur bawah permukaan setiap
lintasan.Data interpretasi struktur bawah permukaanakan diketahui pada
kedalaman berapakah masing-masing jenis batuan penyusun struktur
bawah permuakaandapat ditemukan

Pengambilan data lapangan yang dilakukan pada lintasan VES-01


memiliki panjang lintasan ±300 meter. Lintasan VES- 01 berkoordinat
pada 8°2'8,86" LS dan 110°40'40,96" BT. Pengolahan data secara

Yulman Rais / 710017055 8


komputasi dengan bantuan software IPI2Win menghasilkan curve
matching seperti Gambar 2.

Gambar 3.1. Tampilan curve matching lintasan VES-01

Analisis secara komputasi curve matching lintasan VES-01


menghasilkan kurva dengan lengkung bantu tipe H. Nilai resistivitas
sebenarnya yang diperoleh dari pengolahan curve matching lintasan
VES-01 memiliki kisaran 29,4 Ωm sampai dengan 9560 Ωm pada
kedalaman 0 meter sampai dengan 105 meter dari permukaan tanah.

Hasil analisis penampang dua dimensi lintasan VES-01terdiri dari tiga


variasi jenis batuan, yaitu batupasir, lempung, dan batugamping.
Bedasarkan penelitian “Interpertasi Struktur Bawah Permukaan
Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah
Karst Bribin I, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul,
Yogyakarta” dapat diambilkesimpulan bahwa di daerah penelitian
tersusun dari empat jenis batuan dengan masing-masing nilai
resistivitasnya, yaitu batupasir (0-50 Ωm), lempung (16-25 Ωm),
batudolomit (250-650 Ωm), dan batugamping (50-55.000 Ωm). Lintasan
VES- 01 menunjukkan batupasir dan batugamping pada kedalaman 0-
100 meter. Lintasan VES- 02 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan
batugamping pada kedalaman 1-105 meter. Lintasan VES-03
menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman

Yulman Rais / 710017055 9


0-105 meter. Lintasan VES-04 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan
batugamping pada kedalaman 0-9 meter, 10,5-56 meter, dan 61-
105meter.

3.2. Peralatan dan Perlengkapan


Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada pengambilan dan
interpretasi data di lapangan dalam Praktikum Geolistrik ini antara lain:
palu, kabel, resistivitimeter, logam besi, mistar/meteran, accu dan alat
tulis. Sedangkan alat yang digunakan pada saat melakukan interpretasi
data adalah laptop dengan software Res2DIV, Progress 3, dan IPI2Win.

1. Palu
Palu dalam praktikum ini digunakan untuk alat yang membantu
menanamkan logam besi elektroda ke dalam tanah yang kemudian dialiri
arus listrik guna mengukur datum point di bawah permukaan bumi.

2. Kabel
Kabel dalam praktikum geolistrik ini digunakan untuk
menghubungkan antara resistivitimeter dan logam besi elektroda yang
ditanam di lapangan. Nantinya kabel ini akan mengalirkan arus listrik
dari resistivitimeter ke arah logam besi sehingga logam besi elektroda
memberi timbal balik besarnya resistivitas di bawah permukaan bumi
tepat dibawah logam besi elektroda yang ditanam.

3. Naniura NRD
Naniura NRD adalah alat atau sebuah instrumen yang digunakan
untuk mengukur tahanan jenis suatu material di bawah permukaan bumi.
Resistivitimeter bekerja dengan bantuan elektroda-elektroda yang terdiri
atas elektroda arus dan elektroda potensial yang disusun sedemikian rupa
menurut metode yang digunakan.

Yulman Rais / 710017055 10


4. Logam besi elektroda
Elektroda yang digunakan dalam melakukan pengambilan data pada
saat Praktikum Geolistrik sebanyak 4 buah (4 buah logam besi) yang
tugasnya dibagi menjadi 2 buah elektroda arus dan 2 elektroda potensial.
5. Meteran
Mistar atau meteran yang digunakan dalam Praktikum Geolistrik ini
adalah sepanjang ± 100 m. Mistar atau meteran ini digunakan untuk
mengukur jarak antar satu elektroda (logam besi) dengan elektroda
lainnya pada saat terjadi pemindahan atau pergeseran elektroda.
6. Accu
Accu atau biasa disebut dengan aki dalam praktikum geolistrik ini
digunakan sebagai penyedia arus listrik dan menstabilkan tegangan yang
ada pada rangkaian arus. Accu ini mengalirkan arus listrik ke arah logam
besi elektroda yang sudah tertanam di lapangan sesuai dengan letaknya.
7. Alat tulis
Alat tulis yang sangat penting untuk dibawa adalah bolpoint, kertas,
dan meja jalan. Alat-alat tulis yang digunakan sangat berperan dan
membantu jalannya praktikium. Bolpoint digunakan untuk mencatat hasil
tahanan jenis yang diberikan oleh resistivitimeter. Kertas digunakan
sebagai media yang akan ditulis, meja jalan digunakan sebagai alas untuk
menulis pada saat pengambilan data.
8. Software Res2DINV, Progress 3, dan IP2Win
Software-software ini sangatlah penting untuk dimiliki oleh asisten
maupun praktikan dari Praktikum Geolistrik ini. Software ini digunakan
pada saat praktikan mengolah data yang sudah di dapatkan sehingga data
dapat dijadikan peta topografinya dengan baik dan benar.

Yulman Rais / 710017055 11


3.3. Gambar Peralatan

Gambar 3.2. Palu Gambar 3.3. Kabel

Gambar 3.4. Naniura NRD Gambar 3.5. Logam Besi


elektroda

Gambar 3.6. Meteran Gambar 3.7. Accu

Gambar 3.8. Alat Tulis Gambar 3.9. Software

Yulman Rais / 710017055 12


3.4. Prosedur Praktikum
3.3.1. Persiapan Alat dan Lokasi Pengukuran

1. Pilihlah lintasan yang akan disurvei. Sebaiknya lintasan yang


dipilih atau dibuat permukaannya datar dan tegak lurus terhadap
strike lapisan batuannya.
2. Rangkailah alat Naniura NRD 300 HF Resistivity-meter.
3. Hidupkan alat (saklar power posisi On), diindikator bagian
pemancar akan diinjeksikan sebesar24 V dan disekitar pertengahan
untuk tegangan masukan 12 V. Jika indikator kurang dari 24 V, aki
sudah harus diisi kembali.
4. Hubungkan kedua kabel daari elektroda arus ke terminal
Current.Indicator Current Loop akan menyimpang ke arah kanan.
Usahakan agar tahanan kontak antara elektroda sekecil mungkin
dengan memperdalam elektroda dan diusahakan didaerah merah.
5. Hubungkan kedua kabel dari elektroda potensial ke terminal
potensial. Jarak M-N yang digunakan sesuai dengan tabel
pengukuran yang digunakan dan biasanya dimulai dengan MN/2 =
0,5 meter. Digital meter akan menunjukkan angka tertentu. Atur
kompensator sehingga angka akan menunjukkan nol dengan
mengatur potensiometer kasar dan halus.

3.3.2. Pengukuran
1. Arus dimulai diinjeksikan dengan volume kecil yang berada pada
posisi 1. Tekan tombol start, besarnya arus akan muncul didisplay
(usahakan besar arus lebih besar dari 10 mA agar pembacaan arus
dapat stabil). Pada saat pembacaan nilai arus ini, tombol hold
ditekan, lalu arus dimatikan. Jadi pada saat pengiriman arus, cukup
membaca besarnya arus sedangkan besarnya nilai potensial dapat
dibaca setelah arus dimatikan. Biasanya berada pada posisi AB/2

Yulman Rais / 710017055 13


masih kecil misalkan 1,5 m atau 2 m, pembacaan potensial dalam
skala V, sehingga arus dikalikan 1000 untuk besaran milivolt.
2. Setelah nilai potensial dibaca, tombol hold ditekan, nilai potensial
akan segera hilang.
3. Nilai tegangan dan arus ditulis dalam tabel yang sudah disediakan
kemudian dihitung besarnya tahanan jenis semu ( 𝜌) dengan
(𝐴𝐵)2 −(𝑀𝑁)2 ∆𝑉
menggunakan rumus persamaan 𝜌𝑎 = 𝜋 [ ] . Untuk
4𝑀𝑁 𝐼

memudahkan perhitungan, besarnya tegangan dibuat dalam satuan


mV dan arus dalam mA.
4. Setiap pengukuran harus langsung diplotkan dalam kertas
bilogaritma.
5. Untuk pembacaan berikutnya sama dengan point 1 sampai 4.
Sebelum pengiriman arus, angka dibagian penerima harus dalam
keadaan nol. Besarnya arus dapat diperbesar dengan menaikkan
tegangan keposisi yang lebih tinggi, tapi selama pembacaan
potensial masih cukup baik, tidak perlu menaikkan arus, hal ini
bertujuan untuk menghemat aki.
6. Setelah pengukuran dilakukan beberapa kali dengan posisi elektroda
potensial MN/2 = 0,5 meter sesuai dengan tabel yang tersedia atau
nilai potensial sudah sangat kecil, posisi elektroda potensial dapat
dipindahkan ke MN/2 = 1 meter dan dalam hal ini harus dilakukan
pengukuran overlap yaitu pengukuran AB/2 yang sama untuk dua
harga MN/2.
7. Pengukuran selanjutnya dapat dilakukan dengan posisi elektroda
potensial MN/2 yang berikutnya sesuai dengan yang kita inginkan.
Setiap perubahan harga MN/2 selalu dilakukan pengukuran overlap.
Setiap hasil pengukuran harus langsung diplotkan dalam kertas
bilogaritma untuk membantu mengetahui kualitas dari data yang
diperoleh. Jika kurva yang diperoleh bentuknya tidak halus (smooth),

Yulman Rais / 710017055 14


akan dapat dianalisa penyebabnya sehingga pengukuran dapat segera
dilakukan pengulangan.

Tabel 3.1
Data Hasil Pengukuran Di Lapangan

3.5. Lokasi Praktikum


Pengukuran untuk pengambilan data dengan metode geolistrik ini
dilakukan di daerah Lapangan Pugeran, Maguwoharjo, Kec. Depok, Kab
Sleman, Yogyakarta yang secara geografis terletak 7°46'12.99"S LS dan
110°24'52.93" BT

Gambar 3.10. Kesampaian Daerah

Yulman Rais / 710017055 15


BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1. Hasil Pengukuran

Tabel 4.1
Data Hasil Pengukuran Di Lapangan

4.2. Perhitungan
𝒂²−𝒃² 𝑽
K = 𝝅( ) Rho = ( )xK
𝟐𝒙𝒃 𝑰
𝟑²−𝟏² 𝟏 = 31.4
K = 𝟑. 𝟏𝟒( ) = 𝟏𝟐. 𝟓𝟔 Rho = ( ) x 12.56
𝟐𝒙𝟏 𝟎.𝟒
𝟏 = 53.07
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟓²−𝟏²
) = 𝟑𝟕. 𝟔𝟖 Rho = ( ) x 37.68
𝟎.𝟕𝟏
𝟐𝒙𝟏
𝟖²−𝟐² 𝟏 = 117.75
K = 𝟑. 𝟏𝟒( ) = 𝟒𝟕. 𝟏 Rho = ( ) x 47.1
𝟐𝒙𝟐 𝟎.𝟒
𝟏
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟏𝟎²−𝟐²
) = 𝟕𝟓. 𝟑𝟔 Rho = ( ) x 75.36 = 188.4
𝟐𝒙𝟐 𝟎.𝟒
𝟏𝟓²−𝟒² 𝟏
K = 𝟑. 𝟏𝟒( ) = 𝟖𝟐. 𝟎𝟑𝟐 Rho = ( ) x 82.032 = 8.203
𝟐𝒙𝟒 𝟏𝟎
𝟏
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟐𝟎²−𝟒²
) = 𝟏𝟓𝟎. 𝟕𝟐 Rho = ( ) x 150.72 = 8.467
𝟏𝟕.𝟖
𝟐𝒙𝟒
𝟏
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟐𝟓²−𝟔²
) = 𝟏𝟓𝟒. 𝟏𝟐 Rho = ( ) x 154.12 = 2.648
𝟐𝒙𝟔 𝟓𝟖.𝟐
𝟏
𝟑𝟎²−𝟏𝟎² Rho = ( ) x 125.6 = 2.997
K = 𝟑. 𝟏𝟒( ) = 𝟏𝟐𝟓. 𝟔 𝟒𝟏.𝟗
𝟐 𝒙 𝟏𝟎
𝟏
Rho = ( ) x 104.67 = 2.67
𝟑𝟓²−𝟏𝟓² 𝟑𝟗.𝟐
K = 𝟑. 𝟏𝟒( ) = 𝟏𝟎𝟒. 𝟔𝟕
𝟐 𝒙 𝟏𝟓

Yulman Rais / 710017055 16


4.3. Pengolahan Data Secara Komputasi
Langkah-langkah yang harus dilakukan pada program Progress adalah:
 Masukan data lapangan di tabel File of observed
 Simpan file dengan format idn
 Klik file > open Data.

Gambar 4.1 Open data format idn

 Klik forward modelling dan analisis data berdasarkan titik temu antara
nilai resistivitas dengan kedalaman berdasarkan data yang telah di buka.
(dalam praktikum digunakan konfigurasi Schlumberger).

Gambar 4.2 Forward modelling

Yulman Rais / 710017055 17


 Klick invers modelling sampai nilai RMS ( Root Mean Square ) terkecil
dalam betun persen.

Gambar 4.3 Invers Modelling

 Klick Interpreted Data untuk mengetahui hasil gambaran data sesuai nilai
resistivitas yang kita dapat dari lapangan.

Gambar 4.4 Hasil Iterpreted Data

Yulman Rais / 710017055 18


BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Interpretasi Data

Gambar 5.1 Hasil Interpreted Data Schlumberger

Yulman Rais / 710017055 19


Dari interpretasi mengunakan aplikasi Progress didapatkan bahwa
pada tempat pengujian terdapat 4 lapisan (kesalahan 29.3762 %). Hasil
interpretasi adalah sebagai berikut :
 Lapisan pertama mempunyai 𝜌 = 240.65 Ωm dan kedalaman lapisan 5 m
 Lapisan kedua mempunyai 𝜌 = 5.67 Ωm dan kedalaman lapisan 15 m
 Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 2.48 Ωm dan kedalaman lapisan 157.5
m.
 Lapisan keempat mempunyai 𝜌 = 3.46 Ωm dan kedalaman lapisan 87.5
m
Tabel 5.1
Harga Tahanan Jenis Untuk Berbagai Lapisan Bumi
No. Jenis Lapisan Harga Tahanan Jenis (Ohm m)
1. Air Permukaan 80 – 200
2. Air Tanah 30 - 100
3. Lempung 1 - 200
4. Pasir 100 - 600
5. Pasir dan Kerikil 1 - 1000
6. Batu Lumpur 20 - 200
7. Batu Pasir 1 - 500
8. Konglomerat 100 - 500
9. Kelompok Andesit 100 - 2000
10. Kelompok Granit 1000 - 10000
11. Kelompok Chert 200 - 2000

Tabel 5.2
Hasil Interpretasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D
Interpretasi dengan Progress
Lap. Ρ (Ohm-m) Jenis Lapisan h (m)
240.65 Ωm Kelompok 5
1
Andesit
2 5.67 Ωm Pasir dan Kerikil 15
3 2.48 Ωm Lempung 157.5
4 3.46 Ωm Batu Pasir 87.5

Yulman Rais / 710017055 20


5.3 Perbedaan Implementasi Data Penelitian Sebelumnya
Pada penelitian sebelumNya Menghasilkan Data yang berbeda dalam
penelitian ini dengan perbandingan sebagai berikut.

Gambar 5.2 Hasil Interpetasi Data Pada Hasil Penelitian Sebelumnya

Gambar 5.3 hasil interpretasi data pada hasil penelitian sekarang


Hasil analisis penampang dua dimensi lintasan VES-01 terdiri dari tiga
variasi jenis batuan, yaitu batupasir, lempung, dan batugamping. Bedasarkan

Yulman Rais / 710017055 21


penelitian“Interpertasi Struktur Bawah Permukaan Menggunakan Metode
Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Karst Bribin I, Kecamatan
Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta” dapat diambilkesimpulan bahwa
di daerah penelitian tersusun dari empat jenis batuan dengan masing-masing nilai
resistivitasnya, yaitu batupasir (0-50 Ωm), lempung (16-25 Ωm), batudolomit
(250-650 Ωm), dan batugamping (50-55.000 Ωm).Lintasan VES- 01 menunjukkan
batupasir dan batugamping pada kedalaman 0-100 meter. Lintasan VES- 02
menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 1-105
meter. Lintasan VES-03 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping
pada kedalaman 0-105 meter. Lintasan VES-04 menunjukkan batupasir,
batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 0-9 meter, 10,5-56 meter, dan 61-
105 meter.

Hasil penelitian sekarang


Dari interpretasi mengunakan aplikasi Progress didapatkan bahwa pada
tempat pengujian terdapat 5 lapisan(kesalahan 26,55%). Hasil interpretasi adalah
sebagai berikut :
 Lapisan pertama mempunyai 𝜌 = 2469.17 Ωm dan kedalaman lapisan 0.03 m
 Lapisan kedua mempunyai 𝜌 = 1549.31 Ωm dan kedalaman lapisan 5.75 m
 Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 65.74 Ωm dan kedalaman lapisan 13.82 m.
 Lapisan keempat mempunyai 𝜌 = 78.33 Ωm dan kedalaman lapisan 32.74 m
Lapisan kelima mempunyai 𝜌 = 962.89 Ωm dan kedalaman lapisan 61.23

Yulman Rais / 710017055 22


BAB VI
PENGOLAHAN DATA

6.1. Kesimpulan
Geolistrik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat-sifat
kelistrikan dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan
bumi. Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus dan medan
elektromagnetik yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat adanya
injeksi arus kedalam bumi. Matematis untuk resistivitas (tahanan jenis)
adalah sebagai berikut :
1. Bumi berlapis secara Horizontal.
2. Tiap lapisan bersifat Homogen isotropis.
3. Tiap lapisan bias dibedakan berdasarkan nilai tahanan jenis.

Hasil analisa Progress di dapatkan lapisan berupa :


 Lapisan pertama mempunyai 𝜌 = 240.65 Ωm dan kedalaman lapisan 5 m
dengan jenis lapisan kelompok batuan andesit.
 Lapisan kedua mempunyai 𝜌 = 5.67 Ωm dan kedalaman lapisan 15 m
dengan jenis lapisan pasir dan kerikil.
 Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 2.48 Ωm dan kedalaman lapisan 157.5 m
dengan jenis lapisan lempung.
 Lapisan keempat mempunyai 𝜌 = 3.46 Ωm dan kedalaman lapisan 87.5
m dengan jenis lapisan batu pasir.
Sedangkan hasil penelitian sebelumnya yaitu hasil analisis penampang
dua dimensi lintasan VES-01terdiri dari tiga variasi jenis batuan, yaitu
batupasir, lempung, dan batugamping. Bedasarkan penelitian
“Interpertasi Struktur Bawah Permukaan Menggunakan Metode
Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Karst Bribin I,
Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta” dapat
diambilkesimpulan bahwa di daerah penelitian tersusun dari empat jenis

Yulman Rais / 710017055 23


batuan dengan masing-masing nilai resistivitasnya, yaitu batupasir (0-50
Ωm), lempung (16-25 Ωm), batudolomit (250-650 Ωm), dan
batugamping (50-55.000 Ωm). Lintasan VES- 01 menunjukkan batupasir
dan batugamping pada kedalaman 0-100 meter. Lintasan VES- 02
menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman
1-105 meter. Lintasan VES-03 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan
batugamping pada kedalaman 0-105 meter. Lintasan VES-04
menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman
0-9 meter, 10,5-56 meter, dan 61-105meter.

6.2. Saran
1. Diharapkan praktikum sesuai jadwalyang ditentukan sehingga lebih
efektf dalam pengambila data lapangan.
2. Lebih ditingkatkan lagi dalam memberi keterangan mengenai alat yang
digunakan serta cara kerjanya.
3. Disarankan untuk dapat melakukan pengujian terlebih dahulu sehingga
hasilnya dapat digunakan sebagai standar untuk menentukan benar atau
tidaknya hasil praktikum.

Yulman Rais / 710017055 24


DAFTAR PUSTAKA

Meylo, dkk. Buku Panduan Praktikum Geofisika Tambang. Laboratorium


Geofisika, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, Institut Teknologi Nasional nstitut Teknologi Nasional
Yogyakarta, 2019.

Winda, dkk. Buku Panduan Praktikum Geofisika Tambang. Laboratorium


Geofisika, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta, 2015.

Yulman Rais / 710017055 25


LAMPIRAN

Yulman Rais / 710017055 26


LAMPIRAN B
FOTO KELOMPOK

Nama Anggota Kelompok :

1. Risa Pebrianti (710017115)


2. Hardianus Safio Nikus (710017116)
3. Glen Ericson Watimena (710017062)
4. Tri Nugroho Suwarno (710017117)
5. Yanuar Abdi Prakoso (710017063)
6. Ivanna Elisa Donda (710017064)
7. Adi Setiawan (710017065)
8. Jimli Tisa Aras Filani (710017053)
9. Yulman Rais (710017055)
10. Tamara Paputungan (710017056)

Kelompok : 11

Yulman Rais / 710017055 27

Anda mungkin juga menyukai