Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTIKUM GEOFISIKA

ACARA I
METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS 1D

Disusun Oleh:
IMAM ABDUL ROSID
710017148

Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Sabtu/ 30 September 2019
Sesi / Jam : I / 06.00 – 08.30
Asisten : Meylo Satria Sukma D.

LABORATORIUM GEOFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINIRAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOFISIKA

ACARA I
METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS 1D

Disusun Oleh:
Imam Abdul Rosid
710017148

Disetujui Tim Asisten Geofisika


Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Tanggal, Desember 2019


Asisten

Meylo Satria Sukma Delpiero


NIM : 710016135

Imam Abdul Rosid/ 710017148

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar
Geofisika beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rizqi Prastowo, S.P, M.Sc selaku dosen matakuliah Geofisika TA
2019/2020 Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta.
2. Meylo Satria Sukma Delpiero, selaku Asisten Laboratorium Geofisika
yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.

Yogyakarta, Desember 2019


Penyusun

( Imam Abdul Rosid )

Imam Abdul Rosid/ 710017148

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Prakikum ......................................................................... 1
II LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori .................................................................................. 2
III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 8
3.2 Peralatan dan Perlengkapan ......................................................... 10
3.3 Prosedur Praktikum ..................................................................... 12
3.3 Gambar Peralatan ........................................................................ 13
3.4 Lokasi Penelitian ........................................................................... 15
3.5 PENGOLAHAN DATA
4.1 Hasil Pengukuran ....................................................................... 16
4.2 Perhitungan ................................................................................. 16
4.3 Pengolahan Data Secara Komutasi ............................................. 17
V PEMBAHASAN
5.1 Interpretasi Data ......................................................................... 19
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 21
6.2 Saran ........................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 23


LAMPIRAN

Imam Abdul Rosid/ 710017148

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
3.1. Palu ............................................................................................. 12
3.2. Kabel ........................................................................................... 12
3.3. Naniura ........................................................................................ 12
3.4. Logam Besi elektroda .................................................................. 12
3.5. Meteran ........................................................................................ 12
3.6. Accu ............................................................................................. 12
3.7. Alat Tulis ..................................................................................... 12
3.8. Software....................................................................................... 12
3.9. Kesampaian Daerah ..................................................................... 12
4.1 Open data format idn ................................................................... 17
4.2 forward modelling ........................................................................ 17
4.3 Invers Modelling........................................................................... 18
4.4 Hasil Iterpreted Data................................................................... 18
5.1 Hasil Interpreted Data Schlumberger ......................................... 18

Imam Abdul Rosid/ 710017148

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1Data Hasil Pengukuran Di Lapangan ................................................. 13
4.1Data Hasil Pengukuran Di Lapangan ................................................. 14

Imam Abdul Rosid/ 710017148

vi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN
A. LAPORAN SEMENTARA
B. FOTO
C. TUGAS PRAKTIKUM
D. LEMBAR KONSULTASI

Imam Abdul Rosid/ 710017148

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Metode Geolistrik adalah salah satu metode geofisika yang mempelajari
sifat kelistrikan dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi.
Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik
yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus kedalam bumi.
Metode ini bertujuan untuk pencarian mineral, penelitian panas
bumi,penentuan kedalaman lapisan overbuden batubara dan pencarian sumber
air (akuifer) yang diperkirakan prospek.
Pada metode Geolistrik dilakukan dengan cara mengirim arus dan
mengukur tegangan atau potensial yang terbaca dipermukaan, sehingga
diperoleh Naniura atau tahanan jenis antar lapisan batuan di bawah permukaan
bumi, dan juga ketebalan masing-masing lapisan batuan tersebut.
Pada pertambangan geolistrik dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
bahan galian yang mempunyai kontras Naniura dengan lapisan batuan pada
bagian atas dan bawahnya.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan diadakanya praktikum geolistrik adalah agar praktikan dapat :
1. Mengetahui prinsip dasar dan cara kerja instrumentasi geolistrik
2. Dapat mempraktekan secara langsung pekerjaan survei geolistrik
3. Mengetahui cara pengukuran data dan perhitungan Naniura bumi
4. Dapat mengolah data dan menginterpretasikan lapisan tanah berdasarkan
data geolistrik lapangan

Imam Abdul Rosid/ 710017148

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Dasar Teori


Geolistrik tahanan jenis merupakan salah satu metode geofisika untuk
mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah
dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current) yang mempunyai
tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini menggunakan dua buah
elektroda arus A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu.
Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik
dapat menembus lapisan batuan lebih dalam.

Kerja metode geolistrik adalah dengan mengalirkan arus searah atau atau
bolak-balik berfrekuensi rendah ke dalam medium bumi melalui dua elektroda
arus, kemudian diukur beda potensial yang timbul melalui dua elektroda
potensial, sehingga nilai Naniuranya dapat dihitung melalui Hukum Ohm. Untuk
mendeteksi lapisan atau endapan suatu batuan dapat digunakan acuan (referensi)
dari gambar 2.1 harga tahanan jenis dari berbagai tipe batuan secara umum.

Gambar 2.1
Naniura Batuan Secara Umum

Imam Abdul Rosid/ 710017148

2
Pada tahanan jenis listrik (Naniura) medium didefinisikan sebagai,

A
R (1)
L
dengan  = Naniura medium (Ωm)
R = tahanan yang diukur (ohm)
L = panjang medium (m)
A = luas penampang medium (m2)

V
Menurut hukum Ohm, R  (2)
I
V A
maka,   (3)
I L
Dengan :
V = beda potensial (volt),
I = kuat arus (ampere)

V

A
I

Gambar 1. Sampel medium yang dilalui arus I, panjang L dan luas penampang A.

Persamaan (3) berlaku untuk medium yang homogen, sehingga hasil


yang diperoleh adalah tahanan jenis sesungguhnya (true resistivity). Tetapi di
dalam praktek, obyek yang diukur adalah bumi atau tanah yang tidak homogen
karena tahanan jenisnya berbeda -beda, sehingga tahanan jenis yang terukur
adalah tahanan jenis semu (apparent resistivity). Nilai tahanan jenis semu ini
tergantung pada tahanan jenis lapisan - lapisan pembentuk formasi dan
konfigurasi elektroda yang digunakan. Tahanan jenis semu dirumuskan

Imam Abdul Rosid/ 710017148

3
sebagai:
V
a  K , (4)
I
dengan K adalah faktor geometri susunan elektroda yang berdimensi panjang.

Pendekatan sederhana untuk mendapatkan tahanan jenis setiap batuan di


bawah permukaan bumi adalah dengan mengasumsikan bahwa bumi
merupakan suatu medium yang homogen isotropis. Jika arus listrik dengan
rapat arus J dialirkan ke dalam bumi, maka arus tersebut akan menyebar ke
segala arah dengan sama besar. Aliran arus yang melalui suatu elemen luasan A
ditulis sebagai :
I = J.A (5)

Hubungan antara rapat arus dan medan listrik E dinyatakan dalam hukum Ohm :

1
J  E (6)

dengan, E = medan listrik (volt/meter)  = Naniura medium (m).

Pada kondisi homogen isotropik, potensial di suatu titik yang


ditimbulkan oleh aliran arus hanya ditentukan oleh jarak r dari sumber arus ke
titik pengukuran. Pada sistem ini potensialnya menurun sepanjang r, maka
besarnya medan listrik ditulis sebagai,
dV
E = - V = - (7)
dr
karena A adalah luas setengah bola yang ditulis sebagai,
A = 2r2 (8)

I
maka, J= (9)
2r 2
selanjutnya, berdasarkan persaaan (6), (7) dan (9), dapat diintegrasi
potensialnya sebagai,

I 1 I
V   dV   r dr  . (10)
2 2
2r
Penggunaan luasan bola dalam perhitungan ini dikarenakan untuk bumi

Imam Abdul Rosid/ 710017148

4
yang homogen isotropis berarti tidak ada lapisan lain selain dari bidang batas
antara tanah dan udara. Udara mempunyai hantaran jenis nol atau tahanan
jemis tak hingga, sehingga arus hanya akan mengalir ke dalam bumi.
Berdasarkan persamaan (8), tampak bahwa permukaan equipotensialnya
berupa permukaan setengah bola, sedangkan garis aliran arus dan medan
listriknya berarah radial.

C1 C2

Bidang
Ekuipotensial
Aliran
arus

Gambar 2. Aliran arus dalam bumi yang homogen isotropic.

Pada pengukuran di lapangan digunakan dua elektroda untuk


mengalirkan arus (C1 dan C2), dan beda potensialnya diukur diantara dua titik
dengan dua elektroda potensial, P1 dan P2.

R R
4
R R
1 2

C P1 P2 C

Gambar 3. Susunan elektroda arus dan potensial.

Potensial di titik P1 adalah

Imam Abdul Rosid/ 710017148

5
I 1 1
Vp1  (  ), (11)
2 R1 R2
dengan R1 dan R2 adalah jarak elektroda potensial P1 terhadap elektroda -
elektroda arus. Sedangkan potensial di titik P2 adalah
I 1 1
Vp2  (  ), (12)
2 R3 R4
dengan R3 dan R4 adalah jarak elektroda potensial P2 terhadap elektroda –
elektroda arus. Selisih potensial antara dua titik tersebut adalah,
V = Vp1 – Vp2 (13)
yaitu :
I
V =  ( 1  1 )( 1  1 )  (14)
2 R1 R2 R3 R4

Berdasarkan persamaan (13), maka besarnya tahanan jenis semu adalah:


1
V 1 1 1 1 
a  2      (15)
I  R1 R 2 R3 R 4 

1
1 1 1 1
Besaran 2       disebut sebagai faktor geometri konfigurasi
 R1 R2 R3 R4 
elektroda.

Gambar 4 Nilai Naniura Batuan (Telford, 1990)

Imam Abdul Rosid/ 710017148

6
Faktor Geometri Konfigurasi Schlumberger
Faktor geometri untuk setiap konfigurasi elektroda mempunyai nilai yang
berbeda. Pada konfigurasi elektroda Schlumberger (

Gambar), jarak titik tengah (O) terhadap elektroda arus C1 sama dengan jarak
titik tengah tehadap elektroda arus C2 sebesar a. Sedangkan elektroda potensial
(P1 dan P2) terletak diantara kedua elektroda arus dan terpisah dengan jarak b.

a a

C1 P1 O P2 C2

Gambar5 Susunan elektroda Schlumberger

Faktor geometri untuk konfigurasi Schlumberger dengan syarat b << a adalah,


1
1 1 1 1
Ks = 2      
 R1 R2 R3 R4 
1
 1 1 1 1 
= 2     
a  b / 2 a  b / 2 a  b / 2 a  b / 2

a2 b
Ks = 2 (  ), ( 16)
b 4
bila jarak spasi C1 P1 = P1 P2 = P2 C2 = a, maka konfigurasinya disebut Wener
(hitung berapa nilai K-nya).

Imam Abdul Rosid/ 710017148

7
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Peneitian Sebelumnya

Penelitian ini terletak pada koordinat 8°2′8,86"LS sampai 8°2′7,30"LS


dan 110°40′40,63" BT sampai 110°40′40,96"BTtepatnya di daerah karst Bribin
I, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Pengambilan
data dilakukan pada hari Sabtu, 01 Agustus 2015.Daerah pengambilan data
dalam penelitian ini termasuk dalam Formasi Wonosari.

Hasil pengolahan data lapangan menghasilkan curve matching,


dilanjutkan dengan tampilan penampang dua dimensi dari masing-masing
lintasan. Tampilan dua dimensi ini menunjukkan warna sesuai parameter nilai
Naniura yang nantinya dapat menunjukkan jenis batuan penyusunnya. Hasil
penampang dua dimensi untuk setiap lintasan VES dalam penelitian ini
menampilkan kedalaman hingga ±105 meter ke bawah permukaan tanah.
Setelah mendapatkan besar nilai Naniura setiap lapisan, maka dapat ditentukan
jenis batuan penyusunnya sesuai nilai Naniuranya.Parameter skala nilai
Naniura batuannya berada pada kisaran 0 Ωm hingga 55.000 Ωm.Kemudian
dari jenis batuan yang diperoleh dapat memberikan informasi mengenai
struktur bawah permukaan setiap lintasan.Data interpretasi struktur bawah
permukaanakan diketahui pada kedalaman berapakah masing-masing jenis
batuan penyusun struktur bawah permuakaandapat ditemukan

Pengambilan data lapangan yang dilakukan pada lintasan VES-01


memiliki panjang lintasan ±300 meter. Lintasan VES- 01 berkoordinat pada

Imam Abdul Rosid/ 710017148

8
8°2'8,86" LS dan 110°40'40,96" BT. Pengolahan data secara komputasi dengan
bantuan software IPI2Win menghasilkan curve matching seperti Gambar 2.

Gambar 2. Tampilan curve matching lintasan VES-01

Analisis secara komputasi curve matching lintasan VES-01


menghasilkan kurva dengan lengkung bantu tipe H. Nilai Naniura sebenarnya
yang diperoleh dari pengolahan curve matching lintasan VES-01 memiliki
kisaran 29,4 Ωm sampai dengan 9560 Ωm pada kedalaman 0 meter sampai
dengan 105 meter dari permukaan tanah.

Hasil analisis penampang dua dimensi lintasan VES-01terdiri dari tiga


variasi jenis batuan, yaitu batupasir, lempung, dan batugamping.
Bedasarkanpenelitian“InterpertasiStrukt ur Bawah Permukaan Menggunakan
Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Karst Bribin I,
Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta” dapat
diambilkesimpulan bahwa di daerah penelitian tersusun dari empat jenis batuan
dengan masing-masing nilai Naniuranya, yaitu batupasir (0-50 Ωm), lempung
(16-25 Ωm), batudolomit (250-650 Ωm), dan batugamping (50-55.000
Ωm).Lintasan VES- 01 menunjukkan batupasir dan batugamping pada
kedalaman 0-100 meter. Lintasan VES- 02 menunjukkan batupasir,

Imam Abdul Rosid/ 710017148

9
batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 1-105 meter. Lintasan VES-03
menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 0-105
meter. Lintasan VES-04 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan
batugamping pada kedalaman 0-9 meter, 10,5-56 meter, dan 61-105meter.

3.2. Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pada pengambilan dan


interpretasi data di lapangan dalam Praktikum Geolistrik ini antara lain: palu,
kabel, resistivitimeter, logam besi, mistar/meteran, accu dan alat tulis.
Sedangkan alat yang digunakan pada saat melakukan interpretasi data adalah
laptop dengan software Res2DIV, Progress 3, dan IPI2Win.

1. Palu
Palu dalam praktikum ini digunakan untuk alat yang membantu
menanamkan logam besi elektroda ke dalam tanah yang kemudian dialiri arus
listrik guna mengukur datum point di bawah permukaan bumi.

2. Kabel
Kabel dalam praktikum geolistrik ini digunakan untuk menghubungkan
antara resistivitimeter dan logam besi elektroda yang ditanam di lapangan.
Nantinya kabel ini akan mengalirkan arus listrik dari resistivitimeter ke arah
logam besi sehingga logam besi elektroda memberi timbal balik besarnya
Naniura di bawah permukaan bumi tepat dibawah logam besi elektroda yang
ditanam.

3. Resistivitimeter
Resistivitimeter adalah alat atau sebuah instrumen yang digunakan
untuk mengukur tahanan jenis suatu material di bawah permukaan bumi.
Resistivitimeter bekerja dengan bantuan elektroda-elektroda yang terdiri atas
elektroda arus dan elektroda potensial yang disusun sedemikian rupa menurut
metode yang digunakan.
4. Logam besi elektroda

Imam Abdul Rosid/ 710017148

10
Elektroda yang digunakan dalam melakukan pengambilan data pada saat
Praktikum Geolistrik sebanyak 4 buah (4 buah logam besi) yang tugasnya
dibagi menjadi 2 buah elektroda arus dan 2 elektroda potensial.

5. Meteran
Mistar atau meteran yang digunakan dalam Praktikum Geolistrik ini
adalah sepanjang ± 100 m. Mistar atau meteran ini digunakan untuk mengukur
jarak antar satu elektroda (logam besi) dengan elektroda lainnya pada saat
terjadi pemindahan atau pergeseran elektroda.

6. Accu
Accu atau biasa disebut dengan aki dalam praktikum geolistrik ini
digunakan sebagai penyedia arus listrik dan menstabilkan tegangan yang ada
pada rangkaian arus. Accu ini mengalirkan arus listrik ke arah logam besi
elektroda yang sudah tertanam di lapangan sesuai dengan letaknya.

7. Alat tulis
Alat tulis yang sangat penting untuk dibawa adalah bolpoint, kertas, dan
meja jalan. Alat-alat tulis yang digunakan sangat berperan dan membantu
jalannya praktikium. Bolpoint digunakan untuk mencatat hasil tahanan jenis
yang diberikan oleh resistivitimeter. Kertas digunakan sebagai media yang
akan ditulis, meja jalan digunakan sebagai alas untuk menulis pada saat
pengambilan data.

8. Software Res2DINV, Progress 3, dan IP2Win


Software-software ini sangatlah penting untuk dimiliki oleh asisten
maupun praktikan dari Praktikum Geolistrik ini. Software ini digunakan pada
saat praktikan mengolah data yang sudah di dapatkan sehingga data dapat
dijadikan peta topografinya dengan baik dan benar.

Imam Abdul Rosid/ 710017148

11
3.3. Gambar Peralatan

Gambar 3.1. Palu Gambar 3.2. Kabel

Gambar 3.3.Naniura Gambar 3.4. Logam Besi


elektroda

Gambar 3.5. Meteran Gambar 3.6. Accu

Imam Abdul Rosid/ 710017148

12
Gambar 3.7. Alat Tulis Gambar 3.8. Software

3.4. Prosedur Praktikum


3.3.1. Persiapan Alat dan Lokasi Pengukuran

1. Pilihlah lintasan yang akan disurvei. Sebaiknya lintasan yang


dipilih atau dibuat permukaannya datar dan tegak lurus terhadap
strike lapisan batuannya.
2. Rangkailah alat Naniura NRD 300 HF Resistivity-meter.
3. Hidupkan alat (saklar power posisi On), diindikator bagian
pemancar akan diinjeksikan sebesar24 V dan disekitar pertengahan
untuk tegangan masukan 12 V. Jika indikator kurang dari 24 V, aki
sudah harus diisi kembali.
4. Hubungkan kedua kabel daari elektroda arus ke terminal
Current.Indicator Current Loop akan menyimpang ke arah kanan.
Usahakan agar tahanan kontak antara elektroda sekecil mungkin
dengan memperdalam elektroda dan diusahakan didaerah merah.
5. Hubungkan kedua kabel dari elektroda potensial ke terminal
potensial. Jarak M-N yang digunakan sesuai dengan tabel
pengukuran yang digunakan dan biasanya dimulai dengan MN/2 =
0,5 meter. Digital meter akan menunjukkan angka tertentu. Atur
kompensator sehingga angka akan menunjukkan nol dengan
mengatur potensiometer kasar dan halus.

3.3.2. Pengukuran
1. Arus dimulai diinjeksikan dengan volume kecil yang berada pada
posisi 1. Tekan tombol start, besarnya arus akan muncul didisplay
(usahakan besar arus lebih besar dari 10 mA agar pembacaan arus
dapat stabil). Pada saat pembacaan nilai arus ini, tombol hold
ditekan, lalu arus dimatikan. Jadi pada saat pengiriman arus, cukup

Imam Abdul Rosid/ 710017148

13
membaca besarnya arus sedangkan besarnya nilai potensial dapat
dibaca setelah arus dimatikan. Biasanya berada pada posisi AB/2
masih kecil misalkan 1,5 m atau 2 m, pembacaan potensial dalam
skala V, sehingga arus dikalikan 1000 untuk besaran milivolt.
2. Setelah nilai potensial dibaca, tombol hold ditekan, nilai potensial
akan segera hilang.
3. Nilai tegangan dan arus ditulis dalam tabel yang sudah disediakan
kemudian dihitung besarnya tahanan jenis semu (𝜌)dengan
(𝐴𝐵)2 −(𝑀𝑁)2 ∆𝑉
menggunakan rumus persamaan 𝜌𝑎 = 𝜋 [ ] . Untuk
4𝑀𝑁 𝐼

memudahkan perhitungan, besarnya tegangan dibuat dalam satuan


mV dan arus dalam mA.
4. Setiap pengukuran harus langsung diplotkan dalam kertas
bilogaritma.
5. Untuk pembacaan berikutnya sama dengan point 1 sampai 4.
Sebelum pengiriman arus, angka dibagian penerima harus dalam
keadaan nol. Besarnya arus dapat diperbesar dengan menaikkan
tegangan keposisi yang lebih tinggi, tapi selama pembacaan
potensial masih cukup baik, tidak perlu menaikkan arus, hal ini
bertujuan untuk menghemat aki.
6. Setelah pengukuran dilakukan beberapa kali dengan posisi elektroda
potensial MN/2 = 0,5 meter sesuai dengan tabel yang tersedia atau
nilai potensial sudah sangat kecil, posisi elektroda potensial dapat
dipindahkan ke MN/2 = 1 meter dan dalam hal ini harus dilakukan
pengukuran overlap yaitu pengukuran AB/2 yang sama untuk dua
harga MN/2.
7. Pengukuran selanjutnya dapat dilakukan dengan posisi elektroda
potensial MN/2 yang berikutnya sesuai dengan yang kita inginkan.
Setiap perubahan harga MN/2 selalu dilakukan pengukuran overlap.
Setiap hasil pengukuran harus langsung diplotkan dalam kertas
bilogaritma untuk membantu mengetahui kualitas dari data yang diperoleh.

Imam Abdul Rosid/ 710017148

14
Jika kurva yang diperoleh bentuknya tidak halus (smooth), akan dapat
dianalisa penyebabnya sehingga pengukuran dapat segera dilakukan
pengulangan.

Tabel 3.1
Data Hasil Pengukuran Di Lapangan

3.5. Lokasi Praktikum


Pengukuran untuk pengambilan data dengan metode geolistrik ini
dilakukan di daerah Bumi Perkemahan Babasari, Kec. Depok, Kab
Sleman, Yogyakarta yang secara geografis terletak 7°46'12.99"S LS dan
110°24'52.93" BT

Gambar 3.9. Kesampaian Daerah

Imam Abdul Rosid/ 710017148

15
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1. Hasil Pengukuran

Tabel 4.1
Data Hasil Pengukuran Di Lapangan

4.2. Perhitungan
𝒂²−𝒃² 𝑽
K = 𝝅( ) Rho = ( )xK
𝟐𝒙𝒃 𝑰
𝟏𝟎²−𝟐² 𝟕.𝟗 =297.82
K = 𝟑. 𝟏𝟒( ) = 𝟕𝟓. 𝟒𝟎 Rho = ( ) x 75.40
𝟐𝒙𝟐 𝟐
𝟔𝟖.𝟔 =1131.44
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟏𝟎²−𝟒²
) = 𝟑𝟐. 𝟗𝟗 Rho = ( ) x 32.99
𝟐
𝟐𝒙𝟒
𝟔𝟐.𝟓
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟐𝟎²−𝟒²
) = 𝟏𝟓𝟎. 𝟖𝟎 Rho = ( ) x 150.80 =785.40
𝟐𝒙𝟒 𝟏𝟐
𝟏𝟑𝟎.𝟗
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟐𝟎²−𝟔²
) = 𝟗𝟓. 𝟐𝟗 Rho = ( ) x 95.29 =891.01
𝟐𝒙𝟔 𝟏𝟒
𝟏𝟏.𝟐
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟑𝟎²−𝟔²
) = 𝟐𝟐𝟔. 𝟏𝟗 Rho = ( ) x 226.19 =316.67
𝟐𝒙𝟔 𝟖
𝟏𝟔.𝟒
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟑𝟎²−𝟖²
) = 𝟏𝟔𝟒. 𝟏𝟓 Rho = ( ) x 164.15 =299.11
𝟗
𝟐𝒙𝟖
𝟔.𝟔
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟒𝟎²−𝟖²
) = 𝟑𝟎𝟏. 𝟓𝟗 Rho = ( ) x 301.59 =199.05
𝟐𝒙𝟖 𝟏𝟎
𝟏𝟐.𝟗
𝟒𝟎²−𝟏𝟎² Rho = ( ) x 235.62 =303.95
K = 𝟑. 𝟏𝟒( 𝟐 𝒙 𝟏𝟎
) = 𝟐𝟑𝟓. 𝟔𝟐 𝟏𝟎

Imam Abdul Rosid/ 710017148

16
4.3. Pengolahan Data Secara Komputasi

Langkah-langkah yang harus dilakukan pada program Progress adalah:


 Masukan data lapangan di tabel File of observed
 Simpan file dengan format idn
 Klik file > open Data.

Gambar 4.1 Open data format idn

 Klik forward modelling dan analisis data berdasarkan titik temu antara
nilai Naniura dengan kedalaman berdasarkan data yang telah di buka.
(dalam praktikum digunakan konfigurasi Schlumberger).

Imam Abdul Rosid/ 710017148

17
Gambar 4.2 forward modelling
 Klick invers modelling sampai nilai RMS ( Root Mean Square ) terkecil
dalam betun persen.

Gambar 4.3 Invers Modelling

 Klick Interpreted Data untuk mengetahui hasil gambaran data sesuai nilai


 Naniura yang kita dapat dari lapangan.

Gambar 4.4 Hasil Iterpreted Data

Imam Abdul Rosid/ 710017148

18
BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Interpretasi Data

Gambar 5.1 Hasil Interpreted Data Schlumberger

Dari interpretasi mengunakan aplikasi Progress didapatkan bahwa pada


tempat pengujian terdapat 5 lapisan(kesalahan 26,55%). Hasil interpretasi
adalah sebagai berikut :
 Lapisan pertama mempunyai 𝜌 = 2469.17 Ωm dan kedalaman lapisan 0.03 m
 Lapisan kedua mempunyai 𝜌 = 1549.31 Ωm dan kedalaman lapisan 5.75 m

Imam Abdul Rosid/ 710017148

19
 Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 65.74 Ωm dan kedalaman lapisan 13.82 m.
 Lapisan keempat mempunyai 𝜌 = 78.33 Ωm dan kedalaman lapisan 32.74 m
 Lapisan kelima mempunyai 𝜌 = 962.89 Ωm dan kedalaman lapisan 61.23

Tabel 5.1
Harga Tahanan Jenis Untuk Berbagai Lapisan Bumi
No. Jenis Lapisan Harga Tahanan Jenis (Ohm m)
1. Air Permukaan 80 – 200
2. Air Tanah 30 - 100
3. Lempung 10 - 200
4. Pasir 100 - 600
5. Pasir dan Kerikil 100 - 1000
6. Batu Lumpur 20 - 200
7. Batu Pasir 50 - 500
8. Konglomerat 100 - 500
9. Kelompok Andesit 100 - 2000
10. Kelompok Granit 1000 - 10000
11. Kelompok Chert 200 - 2000

Tabel 5.2
Hasil Interpretasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D
Interpretasi dengan Progress
Lap. Ρ (Ohm-m) Jenis Lapisan h (m)
1 2469.17 Ωm Kelompok Granit 0.03
2 1549.31 Ωm Pasir dan erikil 5.75
3 65.74 Ωm Lempung 13.82
4 78.33 Ωm Batu Pasir 32.74
5 962.89 Ωm Pasir dan Kerikil 61.23

5.2 Perbedaan implementasi data penelitian sebelumnya


Pada penelitian sebelumNya Menghasilkan Data yang berbeda dalam penelitian
ini dengan perbandingan sebagai berikut.

Imam Abdul Rosid/ 710017148

20
Gambar 5.2 hasil interpetasi Data pada hasil Penelitian sebelumNya

Gambar 5.3 hasil interpretasi data pada hasil penelitian sekarang

Imam Abdul Rosid/ 710017148

21
Hasil analisis penampang dua dimensi lintasan VES-01terdiri dari tiga
variasi jenis batuan, yaitu batupasir, lempung, dan
batugamping.Bedasarkanpenelitian“InterpertasiStrukt ur Bawah Permukaan
Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Karst
Bribin I, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta” dapat
diambilkesimpulan bahwa di daerah penelitian tersusun dari empat jenis batuan
dengan masing-masing nilai resistivitasnya, yaitu batupasir (0-50 Ωm), lempung
(16-25 Ωm), batudolomit (250-650 Ωm), dan batugamping (50-55.000
Ωm).Lintasan VES- 01 menunjukkan batupasir dan batugamping pada kedalaman
0-100 meter. Lintasan VES- 02 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan
batugamping pada kedalaman 1-105 meter. Lintasan VES-03 menunjukkan
batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 0-105 meter. Lintasan
VES-04 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman
0-9 meter, 10,5-56 meter, dan 61-105 meter.

Hasil penelitian sekarang


Dari interpretasi mengunakan aplikasi Progress didapatkan bahwa pada
tempat pengujian terdapat 5 lapisan(kesalahan 26,55%). Hasil interpretasi adalah
sebagai berikut :
 Lapisan pertama mempunyai 𝜌 = 2469.17 Ωm dan kedalaman lapisan 0.03 m
 Lapisan kedua mempunyai 𝜌 = 1549.31 Ωm dan kedalaman lapisan 5.75 m
 Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 65.74 Ωm dan kedalaman lapisan 13.82 m.
 Lapisan keempat mempunyai 𝜌 = 78.33 Ωm dan kedalaman lapisan 32.74 m
 Lapisan kelima mempunyai 𝜌 = 962.89 Ωm dan kedalaman lapisan 61.23

Imam Abdul Rosid/ 710017148

22
BAB VI
PENGOLAHAN DATA

6.1. Kesimpulan

Geolistrik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat-sifat


kelistrikan dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi.
Dalam hal ini meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik
yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat adanya injeksi arus kedalam
bumi. Matematis untuk Naniura (tahanan jenis) adalah sebagai berikut :
1. Bumi berlapis secara Horizontal.
2. Tiap lapisan bersifat Homogen isotropis.
3. Tiap lapisan bias dibedakan berdasarkan nilai tahanan jenis.

Hasil analisa Progress di dapatkan lapisan berupa :

 Lapisan pertama mempunyai 𝜌 = 2469.17 Ωm dan kedalaman lapisan 0.03 m


dengan batuan Kelompok Granit
 Lapisan kedua mempunyai 𝜌 = 1549.31 Ωm dan kedalaman lapisan 5.75 m
dengan batuan Pasir dan erikil
 Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 65.74 Ωm dan kedalaman lapisan 13.82 m.
dengan batuan Lempung
 Lapisan kedua mempunyai 𝜌 = 78.33 Ωm dan kedalaman lapisan 32.74 m
dengan batuan Batu Pasir
 Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 962.89 Ωm dan kedalaman lapisan 61.23 m
dengan batuan Pasir dan Kerikil

Imam Abdul Rosid/ 710017148

23
6.2. Saran

1. Diharapkan praktikum sesuai jadwalyang ditentukan sehingga lebih efektf


dalam pengambila data lapangan.
2. Lebih ditingkatkan lagi dalam memberi keterangan mengenai alat yang
digunakan serta cara kerjanya.
3. Disarankan untuk dapat melakukan pengujian terlebih dahulu sehingga
hasilnya dapat digunakan sebagai standar untuk menentukan benar atau
tidaknya hasil praktikum.

Imam Abdul Rosid/ 710017148

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Meylo, dkk 2019, Buku Panduan Praktikum Geofisika Tambang.


Laboratorium Geofisika, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Nasional nstitut Teknologi Nasional
Yogyakarta.

2. Winda, dkk. 2015. Buku Panduan Praktikum Geofisika Tambang.


Laboratorium Geofisika, Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.

Imam Abdul Rosid/ 710017148

25
LAMPIRAN

Imam Abdul Rosid/ 710017148

26
Nama Anggota Kelompok :

1. Dimas Sulistio (710017141)


2. Imam Abdul Rosid (710017148)
3. Geofanno Ohoirat (710017149)
4. Syaifullah Fahri Djamaludin (711218286)
5. Murtiana Praghista Aditya (710017143)
6. Nasri Waldy (710017146)
7. Prastyaji Dedi Sasmito (710017145)
8. Shofina rizqi okarinda (710017144)
9. Yosep Arianto Apuriyau (710017140)
10. Afri sidinra (710017142)

Kelompok :3

Imam Abdul Rosid/ 710017148

27
Imam Abdul Rosid/ 710017148

28

Anda mungkin juga menyukai