PRAKTIKUM GEOFISIKA
ACARA I
METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS 1D
Disusun Oleh:
IMAM ABDUL ROSID
710017148
Pelaksanaan Praktikum:
Hari / Tanggal : Sabtu/ 30 September 2019
Sesi / Jam : I / 06.00 – 08.30
Asisten : Meylo Satria Sukma D.
LABORATORIUM GEOFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINIRAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM GEOFISIKA
ACARA I
METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS 1D
Disusun Oleh:
Imam Abdul Rosid
710017148
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar
Geofisika beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku
penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Rizqi Prastowo, S.P, M.Sc selaku dosen matakuliah Geofisika TA
2019/2020 Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan, Institut
Teknologi Nasional Yogyakarta.
2. Meylo Satria Sukma Delpiero, selaku Asisten Laboratorium Geofisika
yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang
telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan kedepan. Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan
memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan Prakikum ......................................................................... 1
II LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori .................................................................................. 2
III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Penelitian Sebelumnya ............................................................... 8
3.2 Peralatan dan Perlengkapan ......................................................... 10
3.3 Prosedur Praktikum ..................................................................... 12
3.3 Gambar Peralatan ........................................................................ 13
3.4 Lokasi Penelitian ........................................................................... 15
3.5 PENGOLAHAN DATA
4.1 Hasil Pengukuran ....................................................................... 16
4.2 Perhitungan ................................................................................. 16
4.3 Pengolahan Data Secara Komutasi ............................................. 17
V PEMBAHASAN
5.1 Interpretasi Data ......................................................................... 19
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 21
6.2 Saran ........................................................................................... 22
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Palu ............................................................................................. 12
3.2. Kabel ........................................................................................... 12
3.3. Naniura ........................................................................................ 12
3.4. Logam Besi elektroda .................................................................. 12
3.5. Meteran ........................................................................................ 12
3.6. Accu ............................................................................................. 12
3.7. Alat Tulis ..................................................................................... 12
3.8. Software....................................................................................... 12
3.9. Kesampaian Daerah ..................................................................... 12
4.1 Open data format idn ................................................................... 17
4.2 forward modelling ........................................................................ 17
4.3 Invers Modelling........................................................................... 18
4.4 Hasil Iterpreted Data................................................................... 18
5.1 Hasil Interpreted Data Schlumberger ......................................... 18
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1Data Hasil Pengukuran Di Lapangan ................................................. 13
4.1Data Hasil Pengukuran Di Lapangan ................................................. 14
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
A. LAPORAN SEMENTARA
B. FOTO
C. TUGAS PRAKTIKUM
D. LEMBAR KONSULTASI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Kerja metode geolistrik adalah dengan mengalirkan arus searah atau atau
bolak-balik berfrekuensi rendah ke dalam medium bumi melalui dua elektroda
arus, kemudian diukur beda potensial yang timbul melalui dua elektroda
potensial, sehingga nilai Naniuranya dapat dihitung melalui Hukum Ohm. Untuk
mendeteksi lapisan atau endapan suatu batuan dapat digunakan acuan (referensi)
dari gambar 2.1 harga tahanan jenis dari berbagai tipe batuan secara umum.
Gambar 2.1
Naniura Batuan Secara Umum
2
Pada tahanan jenis listrik (Naniura) medium didefinisikan sebagai,
A
R (1)
L
dengan = Naniura medium (Ωm)
R = tahanan yang diukur (ohm)
L = panjang medium (m)
A = luas penampang medium (m2)
V
Menurut hukum Ohm, R (2)
I
V A
maka, (3)
I L
Dengan :
V = beda potensial (volt),
I = kuat arus (ampere)
V
A
I
Gambar 1. Sampel medium yang dilalui arus I, panjang L dan luas penampang A.
3
sebagai:
V
a K , (4)
I
dengan K adalah faktor geometri susunan elektroda yang berdimensi panjang.
Hubungan antara rapat arus dan medan listrik E dinyatakan dalam hukum Ohm :
1
J E (6)
dengan, E = medan listrik (volt/meter) = Naniura medium (m).
I
maka, J= (9)
2r 2
selanjutnya, berdasarkan persaaan (6), (7) dan (9), dapat diintegrasi
potensialnya sebagai,
I 1 I
V dV r dr . (10)
2 2
2r
Penggunaan luasan bola dalam perhitungan ini dikarenakan untuk bumi
4
yang homogen isotropis berarti tidak ada lapisan lain selain dari bidang batas
antara tanah dan udara. Udara mempunyai hantaran jenis nol atau tahanan
jemis tak hingga, sehingga arus hanya akan mengalir ke dalam bumi.
Berdasarkan persamaan (8), tampak bahwa permukaan equipotensialnya
berupa permukaan setengah bola, sedangkan garis aliran arus dan medan
listriknya berarah radial.
C1 C2
Bidang
Ekuipotensial
Aliran
arus
R R
4
R R
1 2
C P1 P2 C
5
I 1 1
Vp1 ( ), (11)
2 R1 R2
dengan R1 dan R2 adalah jarak elektroda potensial P1 terhadap elektroda -
elektroda arus. Sedangkan potensial di titik P2 adalah
I 1 1
Vp2 ( ), (12)
2 R3 R4
dengan R3 dan R4 adalah jarak elektroda potensial P2 terhadap elektroda –
elektroda arus. Selisih potensial antara dua titik tersebut adalah,
V = Vp1 – Vp2 (13)
yaitu :
I
V = ( 1 1 )( 1 1 ) (14)
2 R1 R2 R3 R4
1
1 1 1 1
Besaran 2 disebut sebagai faktor geometri konfigurasi
R1 R2 R3 R4
elektroda.
6
Faktor Geometri Konfigurasi Schlumberger
Faktor geometri untuk setiap konfigurasi elektroda mempunyai nilai yang
berbeda. Pada konfigurasi elektroda Schlumberger (
Gambar), jarak titik tengah (O) terhadap elektroda arus C1 sama dengan jarak
titik tengah tehadap elektroda arus C2 sebesar a. Sedangkan elektroda potensial
(P1 dan P2) terletak diantara kedua elektroda arus dan terpisah dengan jarak b.
a a
C1 P1 O P2 C2
a2 b
Ks = 2 ( ), ( 16)
b 4
bila jarak spasi C1 P1 = P1 P2 = P2 C2 = a, maka konfigurasinya disebut Wener
(hitung berapa nilai K-nya).
7
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
8
8°2'8,86" LS dan 110°40'40,96" BT. Pengolahan data secara komputasi dengan
bantuan software IPI2Win menghasilkan curve matching seperti Gambar 2.
9
batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 1-105 meter. Lintasan VES-03
menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 0-105
meter. Lintasan VES-04 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan
batugamping pada kedalaman 0-9 meter, 10,5-56 meter, dan 61-105meter.
1. Palu
Palu dalam praktikum ini digunakan untuk alat yang membantu
menanamkan logam besi elektroda ke dalam tanah yang kemudian dialiri arus
listrik guna mengukur datum point di bawah permukaan bumi.
2. Kabel
Kabel dalam praktikum geolistrik ini digunakan untuk menghubungkan
antara resistivitimeter dan logam besi elektroda yang ditanam di lapangan.
Nantinya kabel ini akan mengalirkan arus listrik dari resistivitimeter ke arah
logam besi sehingga logam besi elektroda memberi timbal balik besarnya
Naniura di bawah permukaan bumi tepat dibawah logam besi elektroda yang
ditanam.
3. Resistivitimeter
Resistivitimeter adalah alat atau sebuah instrumen yang digunakan
untuk mengukur tahanan jenis suatu material di bawah permukaan bumi.
Resistivitimeter bekerja dengan bantuan elektroda-elektroda yang terdiri atas
elektroda arus dan elektroda potensial yang disusun sedemikian rupa menurut
metode yang digunakan.
4. Logam besi elektroda
10
Elektroda yang digunakan dalam melakukan pengambilan data pada saat
Praktikum Geolistrik sebanyak 4 buah (4 buah logam besi) yang tugasnya
dibagi menjadi 2 buah elektroda arus dan 2 elektroda potensial.
5. Meteran
Mistar atau meteran yang digunakan dalam Praktikum Geolistrik ini
adalah sepanjang ± 100 m. Mistar atau meteran ini digunakan untuk mengukur
jarak antar satu elektroda (logam besi) dengan elektroda lainnya pada saat
terjadi pemindahan atau pergeseran elektroda.
6. Accu
Accu atau biasa disebut dengan aki dalam praktikum geolistrik ini
digunakan sebagai penyedia arus listrik dan menstabilkan tegangan yang ada
pada rangkaian arus. Accu ini mengalirkan arus listrik ke arah logam besi
elektroda yang sudah tertanam di lapangan sesuai dengan letaknya.
7. Alat tulis
Alat tulis yang sangat penting untuk dibawa adalah bolpoint, kertas, dan
meja jalan. Alat-alat tulis yang digunakan sangat berperan dan membantu
jalannya praktikium. Bolpoint digunakan untuk mencatat hasil tahanan jenis
yang diberikan oleh resistivitimeter. Kertas digunakan sebagai media yang
akan ditulis, meja jalan digunakan sebagai alas untuk menulis pada saat
pengambilan data.
11
3.3. Gambar Peralatan
12
Gambar 3.7. Alat Tulis Gambar 3.8. Software
3.3.2. Pengukuran
1. Arus dimulai diinjeksikan dengan volume kecil yang berada pada
posisi 1. Tekan tombol start, besarnya arus akan muncul didisplay
(usahakan besar arus lebih besar dari 10 mA agar pembacaan arus
dapat stabil). Pada saat pembacaan nilai arus ini, tombol hold
ditekan, lalu arus dimatikan. Jadi pada saat pengiriman arus, cukup
13
membaca besarnya arus sedangkan besarnya nilai potensial dapat
dibaca setelah arus dimatikan. Biasanya berada pada posisi AB/2
masih kecil misalkan 1,5 m atau 2 m, pembacaan potensial dalam
skala V, sehingga arus dikalikan 1000 untuk besaran milivolt.
2. Setelah nilai potensial dibaca, tombol hold ditekan, nilai potensial
akan segera hilang.
3. Nilai tegangan dan arus ditulis dalam tabel yang sudah disediakan
kemudian dihitung besarnya tahanan jenis semu (𝜌)dengan
(𝐴𝐵)2 −(𝑀𝑁)2 ∆𝑉
menggunakan rumus persamaan 𝜌𝑎 = 𝜋 [ ] . Untuk
4𝑀𝑁 𝐼
14
Jika kurva yang diperoleh bentuknya tidak halus (smooth), akan dapat
dianalisa penyebabnya sehingga pengukuran dapat segera dilakukan
pengulangan.
Tabel 3.1
Data Hasil Pengukuran Di Lapangan
15
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
Tabel 4.1
Data Hasil Pengukuran Di Lapangan
4.2. Perhitungan
𝒂²−𝒃² 𝑽
K = 𝝅( ) Rho = ( )xK
𝟐𝒙𝒃 𝑰
𝟏𝟎²−𝟐² 𝟕.𝟗 =297.82
K = 𝟑. 𝟏𝟒( ) = 𝟕𝟓. 𝟒𝟎 Rho = ( ) x 75.40
𝟐𝒙𝟐 𝟐
𝟔𝟖.𝟔 =1131.44
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟏𝟎²−𝟒²
) = 𝟑𝟐. 𝟗𝟗 Rho = ( ) x 32.99
𝟐
𝟐𝒙𝟒
𝟔𝟐.𝟓
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟐𝟎²−𝟒²
) = 𝟏𝟓𝟎. 𝟖𝟎 Rho = ( ) x 150.80 =785.40
𝟐𝒙𝟒 𝟏𝟐
𝟏𝟑𝟎.𝟗
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟐𝟎²−𝟔²
) = 𝟗𝟓. 𝟐𝟗 Rho = ( ) x 95.29 =891.01
𝟐𝒙𝟔 𝟏𝟒
𝟏𝟏.𝟐
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟑𝟎²−𝟔²
) = 𝟐𝟐𝟔. 𝟏𝟗 Rho = ( ) x 226.19 =316.67
𝟐𝒙𝟔 𝟖
𝟏𝟔.𝟒
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟑𝟎²−𝟖²
) = 𝟏𝟔𝟒. 𝟏𝟓 Rho = ( ) x 164.15 =299.11
𝟗
𝟐𝒙𝟖
𝟔.𝟔
K = 𝟑. 𝟏𝟒(
𝟒𝟎²−𝟖²
) = 𝟑𝟎𝟏. 𝟓𝟗 Rho = ( ) x 301.59 =199.05
𝟐𝒙𝟖 𝟏𝟎
𝟏𝟐.𝟗
𝟒𝟎²−𝟏𝟎² Rho = ( ) x 235.62 =303.95
K = 𝟑. 𝟏𝟒( 𝟐 𝒙 𝟏𝟎
) = 𝟐𝟑𝟓. 𝟔𝟐 𝟏𝟎
16
4.3. Pengolahan Data Secara Komputasi
Klik forward modelling dan analisis data berdasarkan titik temu antara
nilai Naniura dengan kedalaman berdasarkan data yang telah di buka.
(dalam praktikum digunakan konfigurasi Schlumberger).
17
Gambar 4.2 forward modelling
Klick invers modelling sampai nilai RMS ( Root Mean Square ) terkecil
dalam betun persen.
Klick Interpreted Data untuk mengetahui hasil gambaran data sesuai nilai
18
BAB V
PEMBAHASAN
19
Lapisan ketiga mempunyai 𝜌 = 65.74 Ωm dan kedalaman lapisan 13.82 m.
Lapisan keempat mempunyai 𝜌 = 78.33 Ωm dan kedalaman lapisan 32.74 m
Lapisan kelima mempunyai 𝜌 = 962.89 Ωm dan kedalaman lapisan 61.23
Tabel 5.1
Harga Tahanan Jenis Untuk Berbagai Lapisan Bumi
No. Jenis Lapisan Harga Tahanan Jenis (Ohm m)
1. Air Permukaan 80 – 200
2. Air Tanah 30 - 100
3. Lempung 10 - 200
4. Pasir 100 - 600
5. Pasir dan Kerikil 100 - 1000
6. Batu Lumpur 20 - 200
7. Batu Pasir 50 - 500
8. Konglomerat 100 - 500
9. Kelompok Andesit 100 - 2000
10. Kelompok Granit 1000 - 10000
11. Kelompok Chert 200 - 2000
Tabel 5.2
Hasil Interpretasi Metode Geolistrik Tahanan Jenis 1D
Interpretasi dengan Progress
Lap. Ρ (Ohm-m) Jenis Lapisan h (m)
1 2469.17 Ωm Kelompok Granit 0.03
2 1549.31 Ωm Pasir dan erikil 5.75
3 65.74 Ωm Lempung 13.82
4 78.33 Ωm Batu Pasir 32.74
5 962.89 Ωm Pasir dan Kerikil 61.23
20
Gambar 5.2 hasil interpetasi Data pada hasil Penelitian sebelumNya
21
Hasil analisis penampang dua dimensi lintasan VES-01terdiri dari tiga
variasi jenis batuan, yaitu batupasir, lempung, dan
batugamping.Bedasarkanpenelitian“InterpertasiStrukt ur Bawah Permukaan
Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger di Daerah Karst
Bribin I, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta” dapat
diambilkesimpulan bahwa di daerah penelitian tersusun dari empat jenis batuan
dengan masing-masing nilai resistivitasnya, yaitu batupasir (0-50 Ωm), lempung
(16-25 Ωm), batudolomit (250-650 Ωm), dan batugamping (50-55.000
Ωm).Lintasan VES- 01 menunjukkan batupasir dan batugamping pada kedalaman
0-100 meter. Lintasan VES- 02 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan
batugamping pada kedalaman 1-105 meter. Lintasan VES-03 menunjukkan
batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman 0-105 meter. Lintasan
VES-04 menunjukkan batupasir, batudolomit, dan batugamping pada kedalaman
0-9 meter, 10,5-56 meter, dan 61-105 meter.
22
BAB VI
PENGOLAHAN DATA
6.1. Kesimpulan
23
6.2. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
Nama Anggota Kelompok :
Kelompok :3
27
Imam Abdul Rosid/ 710017148
28