Disusun Oleh :
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Makalah ............................................................................................... 2
1.3 Manfaat Makalah ............................................................................................. 2
BAB II GANESA ENDAPAN LAERIT ............................................................... 3
2.1 Pengaruh Lempeng Tektonik ........................................................................... 3
2.2 Permodelan ....................................................................................................... 4
2.3 Genesa dan Faktor Pembentukan Endapan Laterit Bauksit ............................. 5
BAB III METODE PENAMBANGAN MINERAL LATERIT BAUKSIT ........ 10
3.1 Metode Penambangan Bauksit Laterit ............................................................. 10
3.2 Proses Penambangan Mineral Laterit Bauksit ................................................. 11
3.3 Pemanfaatan Bauksit Laterit ............................................................................ 15
BAB IV KESIMPULAN .......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 19
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
berdasarkan karanteristik lapisan pembentuk kelerengan jenjang, yang pada akhirnya
ditentukan nilai besaran sudut kemiringan lereng yang masih aman untuk dilakukan
penambangan (ultimate pit slope) Akibat dari penentuan ultimate pit slope adalah
cadangan yang terambil (mineable reserve) menjadi terbatas, dan apabila disinergikan
dengan harga bauksit dan biaya penambangan per satuan berat diharapkan didapatkan
cadangan yang optimal, baik dikaji dari segi teknik maupun segi ekonomi.
2
BAB II
GANESA ENDAPAN LATERIT BAUKSIT
Bauksit laterit dapat terbentuk pada kompleks ophiolit phaneorozoic, banyak endapan
terdapat di area cretaceous hingga miocene yang makin melebar. Kompleks tersebut
biasanya berupa patahan ( fault ) dan kekar ( joint ) dan dipengaruhi oleh
pengangkatan tektonik yang menaikan topografi dan menurunkan permukaan air
tanah, yang mengakibatkan peningkatan aliran air dan intensitas pelapukan.
3
mylonitik – atau batuan ultrafamik talc-karbonat teralterasi yang bersifat kurang
permeabel ( dapat ditembus )dan dapat membentuk penghalang hidromorfik yang
mencegah kosentrasi Al.
2.2 Permodelan
Pada umumnya Bauksit yang terbentuk adalah jenis gibsit yang terbentuk
pada lapisan tanah andosol dan catena, termasuk endapan bauksit residu hasil
pelapukan batuan (insitu). Setiap batuan dasar memiliki karakteristik bauksit tertentu
diantaranya Granodiorit menghasilkan tanah laterit berwarna merah bata dengan
tekstur bauksit agak kasar terdapat mineral kuarsa berukuran 1-3mm dengan
ketebalan lapisan saprolit 7-10m, Diorit kuarsa membentuk endapan tanah laterit
berwarna kuning keorange-an dengan kondisi batuan/sampel lebih halus dengan
mineral yang cenderung lepas dengan ketebalan lapisan saprolit 4-8m, dan Diorit
menghasil kan warna tanah cenderung coklat hingga coklat gelap dengan tanah laterit
berwarna kuning. Sering ditemukan rembesan air, boulder fresh rock, lempung dan
pasir silikaan pada bagian bawah dengan ketebalan lapisan saprolit relatif lebih
variatif yaitu antara 2-8m
Horizon dibagi menjadi Humus (padat vegetasi), tanah (laterit I, biasanya ditandai
dengan butiran halus dan lepas serta batuan dasar yang ada dibawahnya), Lapisan
ferikrit hitam (iron cap), Ore/saprolit (biji bauksit), dan batuan dasar
1. Horison tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih sejajar
dengan permukaan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan
berbeda dengan lapisan disebelh atas ataupun bawahnya yang secara genetik ada
kaitannya. Yang biasanya disebut sebagai tanah penutup ( OB ) atau lapisan awal
yang biasanya berwarna coklat.
4
2. Tanah Laterit atau sering disebut juga dengan tanah merah merupakan tanah
yang berwarna merah hingga coklat yang terbentuk pada ligkungan yang lembab,
dingin, dan mugkin genangan-genangan air, Secara spesifik tanah merah memiliki
profil tanah yang dalam,mudah menyerap air memiliki kandungan bahan organik
yang sedang dan pH netral hingga asam dan banyak mengandung zat besi dan
aluminium sehingga baik digunakan pondasi bangunan karena mudah menyerap
air.
3. Gossan yaitu zona atau lapisan yang terjadi karena pelapukan ( laterisasi) yang
mengakibatkan rongga-rongga kosong yang dapat dimasuki air sehingga
mempercepat proses pelapukan, tetapi pada zona ini hanya sedikit yang
terkandung bauksit laterit dibadingkan pada zona saprolit.
4. Saprolit yaitu zona dimana mengandung bauksit laterit yang sangat tinggi kadar
aluminiumnya, sehingga penambangan bauksit dilakukan pada zona ini yang
mana ketebalannya berkisar 2-8 m.
5
pada pelarutan adalah pH, solubility, dan kestabilan mineral. Faktor yang
berpengaruh pada transportasi dan pengendapan kembali mineral adalah iklim,
topografi, morfologi, dan mobilitas unsur. Hasil pelapukan akan ditransportasikan
oleh airtanah atau air hujan, kemudian diendapkan kembali. Proses terjadi dengan
baik pada permukaan tanah landai dengan kemiringan tertentu, keadaan morfologi
dan topografi yang cenderung bergelombang miring.
Beberapa unsur yang sangat penting dalam endapan laterit bauksit adalah Al, Fe, Si
dan Ti. Perbandingan antara nilai Al dan Si merupakan patokan keekonomisan
tambang bauksit. Pada iklim tropis, Ca, Ni, Si dan Ti mengalami pelindian terlebih
dahulu dan lebih mobile dibanding dengan Al dan Fe.Pelarutan dan penguraian
plagioklas, alkali feldspar, besi, aluminium dan silika dalam larutan akan membentuk
suspensi koloid. Pada larutan, besi akan bersenyawa dengan oksida dan mengendap
sebagai ferri hidroksida. Akhirnya endapan ini akan menghilangkan air dengan
membentuk mineral geothit FeO(OH), hematit (Fe2O3), dan kobalt (Co) dalam
jumlah kecil, sedangkan Al akan mengendap menjadi endapan bauksit Al2O3.2H2O
(dalam hal ini bauksit secara umum). Pengendapan dikontrol pH sebagai penetralisir
reaksi kimia oleh tanah. Jika konsentrasi air berkurang pada saat pengendapan laterit
bauksit, maka buhmit dan diaspor dapat terbentuk.
Selain itu, pengayaan unsur lainnya yang terikat bauksit adalah R-Si. Unsur ini
merupakan unsur terpisah dari Si yang terbentuk pada laterit bauksit, serta usnsur
yang dipertimbangkan dalam penambangan bauksit. Hal ini disebabkan karena untuk
menguraikan senyawa bauksit nantinya, perlunya penambahan NaOH untuk
mendapatkan bauksit murni. Proses pengayaan dan pengendapan laterit bauksit paling
baik pada topografi miring yang mana proses mobilitas unsur yang rendah, karena
pada bagian puncak cenderung untuk mengalirkan hasil erosi dan respirasi air
meteorik. Sedangkan pada bagian lembah, lebih banyak membentuk endapan laterit
Fe seperti hematit dan limonit sebagai hasil akumulasi material sedimen serta
6
peresapan larutan. Kehadiran kekar ataupun rekahan akan mempercepat proses
respirasi dan penghancuran batuan sehingga mempengaruhi pembentukan zona
deposit.
7
2. Vegetasi dan Proses Pelapukan
Daerah penelitian dominan hutan, tetapi sebagian telah difungsikan
sebagai perkebunan. Sebagai salah satu daerah tropis, perkembangan
tumbuhan yang ditunjang curah hujan yang cukup menjadi faktor utama
pelapukan batuan yang ada. Hal ini ditunjukan dengan terbentuknya horizon
tanah penutup setebal 20-30cm. Pada daerah yang dominan vegetasi, sangat
sulit untuk ditemukan batuan dasarnya. Tanaman yang mati menghasilkan
larutan asam humus yang menyebabkan dekomposisi batuan dan mengubah
pH larutan dalam tanah. vegetasi akan mengakibatkan penetrasi air lebih
dalam dan lebih mudah dengan mengikuti jalur akar pohon-pohonan,
akumulasi air hujan akan lebih banyak sehingga tanah humus akan lebih tebal.
8
Berdasarkan pengamatan data testpit, beberapa menunjukkan ketinggian
air bawah permukaan dengan merembesnya air dilubang testpit. Kedalaman
rata-rata mata air ditemukan adalah 10-15m dengan ketinggian 105m dari
permukaan laut mengikuti morfologi yang terbentuk. Bauksit terdiri dari
unsur senyawa seperti Al dan Fe yang tidak mobile sehingga terendapkan
kebawah permukaan dimana sumber unsur tersebut. Media yang paling
berpengaruh dalam proses pelindian dan pengendapan kembali mineral adalah
air. Ketika pada suatu daerah memiliki kondisi muka air tanah yang tidak
stabil (masih cenderung naik turun), maka akan mengganggu proses ikatan
senyawa yang ada dan proses lateritisasi akan terus terjadi. Maka dari itu
diperlukan kondisi muka air tanah yang tenang untuk membentuk lapisan
endapan laterit bauksit yang ideal.
9
BAB III
METODE PENAMBANGAN
ENDAPAN LATERIT BAUKSIT
Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor – faktor kendala antara
lain ;
10
ketahui bahwa endapan bauksit berada di permukaan dengan over burden yang tidak
terlalu dalam pengupasannya.
11
bauksit dengan kadar yang lebih tinggi, dan menghilangkan serta mengurangi
pengotor pada saat dilakukan pencucian.
12
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
mengambil dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam alat angkut.
Material hasil pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan dikumpulkan dengan
alat wheel loader agar dapat dimuat. Dalam pemilihan alat muat yang digunakan
harus sesuai dengan beberapa faktor diantaranya yaitu :
13
3. Pengangkutan (Hauling)
Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut ke
lokasi pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin penghancur.
Operator pengangkutan material produktivitasnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu ;
14
Gambar 3.4 Aktivitas Pengangkutan Material
Sejauh ini Negara tujuan yang membutuhkan alumunium dari Australia adalah
Negara-negara asia seperti jepang dan termasuk Indonesia. Cukup ironi memang,
mengingat kita memiliki bahan biji bauksit namun kita tidak mampu
mengolahnya dengan optimal untuk di jadikan alumunium. Sifat yang dimiliki
alumunium sangat khas yaitu mampu mengahantar panas dengan efisien.
15
Manfaat Bauksit bagi kehidupan sehari-hari sebagai berikut :
Selain tu sifat yang dimiliki alumunium adalah memiliki berat yang ringan
namun memiliki kerapatan yang cukup baik, secara kekuatan juga besar.
Sehingga di gunakan untuk pembuatan teknologi di zaman modern ini, seperti.
16
e) Kandungan alumina pada bauksit juga di jadikan penyannga katalis pada
proses penambangan lain untuk menghilangkan kotoran pada hasil tambang
seperti minyak bumi, nitrogen, dan sulfur.
17
BAB IV
KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Clay symposium, 1952. Problem of Clay and Laterit Genesis. New York : The
America Institute of Mining and Metallurgical Engineers.
2. Dhadar, J.R., 1983. Eksplorasi Endapan Bahan Galian. Bandung: G.S.B
Bandung
3. Dominique L. Butty and Claude A. Chapallaz. 1984. Bauxite Genesis. Senior
Geologists, Billiton International Metals B.V. Leidschendam, The
Netherlands. Chapter 7.
4. Guilbert, J.M. dan Park, C.F. Jr., 1986, The Geology of Ore Deposits.
W.H.Freeman and Company: New York.
5. Koesoemadinata, R.P. Geologi Eksplorasi. Bandung: ITB 1993
Suwarna (GRDC) dan R.P. Langford (AGSO). 1993. Peta Geologi Regional
Lembar Singkawang skala 1 : 250.000. Bandung : Directorate General of
Geology and Development Center.
6. Priyadi bambang. 2009. PPT Chapter 4 GKExp Unsoed 2010 Weathering.
Bandung : Institut Teknologi Bandung (Tidak dipublikasikan : Materi
Kuliah).
7. Priyadi bambang. 2009. PPT Chapter 5 GKExp Unsoed 2010 Soil Formation.
Bandung : Institut Teknologi Bandung (Tidak dipublikasikan : Materi Kuliah)
19