HIDROGEOLOGI
APLIKASI HUKUM DARCY DALAM PENGGALIAN
TAMBANG TERBUKA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hidrogeologi
Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung
Tahun Akademik 2020/2021
Disusun oleh :
Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum, Wr., Wb.,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Aplikasi Hukum Darcy Dalam
Penggalian Tambang Terbuka” dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya
sampai akhir zaman.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini, yang ditujukan
kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, kemudian penulis ucapkan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Yunus Ashari, M.T. selaku ketua Prodi Teknik Pertambangan UNISBA
sekaligus dosen pembimbing mata kuliah hidrogeologi
2. Seluruh pihak yang membantu proses pembuatan makalah ini
Rupanya cukup sekian yang dapat penulis sampaikan, apabila terdapat
banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dijadikan perbaikan di masa
mendatang.
Wassalamu’alaikum Wr., Wb.,
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang………….................................................................. 1
1.2 Pentingnya Pemahaman Akan Judul........................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................... 3
2.1 Airtanah....................................................................................... 3
2.2 Hukum Darcy............................................................................... 9
2.3 Airtanah Pada Tambang Terbuka................................................ 12
2.4 Metode Estimasi Besaran Airtanah Untuk Tambang Terbuka.... 14
2.5 Pengaruh Tambang Terbuka Terhadap Airtanah........................ 18
BAB III KESIMPULAN.................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
a. Air Plutonik
Air tanah yang terdapat pada kedalaman yang dalam, lebih dari 5 km
b. Air Vulkanik
Air tanah yang terdapat pada kedalaman yang berkisar diantara 3 sampai
dengan 5 km)
3. Air Kosmik
Air yang berasal dari ruang angkasa yang ikut serta masuk ke bumi
bersamaan dengan meteorit
4. Air Fosil / Air Connate
Merupakan kantong air yang terjadi karena air tersebut terperangkap pada
suatu endapan sewaktu terjadinya proses pengendapan yang umumnya
berasa asin.
Keberadaan air tanah selalu beriringan dengan peristiwa geologi yang
mengiringi terbentuknya suatu daerah, proses geologi yang dimaksud, meliputi :
1. Pembentukan Batuan
Hal ini berkaitan dengan proses pembentukan berbagai batuan, seperti :
3. Distribusi Material
Berupa proses penyebaran / distribusi batuan ke beberapa daerah sesuai
dengan karakteristik daerah tersebut
4. Pengangkutan (Up – Lift)
Proses ini menyebabkan terbentuknya suatu bentang alam (morfologi) akibat
adanya aktifitas tektonik yang berpengaruh terhadap pergerakan tanah atau
batuan dengan mempengaruhi gaya kohesi (tarik – menarik antar butir) pada
tanah atau batuan.
Adapun beberapa sifat batuan terhadap air tanah yang masuk, terbagi
menjadi beberapa sifat, diantaranya :
1. Akuifer
Merupakan lapisan yang mengandung banyak air tanah karena memiliki sifat
permeable (dapat mengalirkan air), biasanya ialah batuan sedimen yang
memiliki susunan antar butir longgar atau terdapat rongga udara untuk
menyimpan serta mengalirkan air yang cukup. Contohnya adalah batupasir,
kerikil, dan batugamping berlubang
2. Akuiklud
Berupa lapisan yang memiliki sifat kedap air sehingga impermeable (tidak
dapat mengalirkan air) tetapi dapat menyimpan air dengan kapasitas
tertentu. Contohnya adalah lempung, silit, dan berbagai batuan berukuran
lempung
3. Akuifug
Berupa lapisan yang kebal terhadap air yang terbentuk dari batuan yan gtidak
dapat mengalirkan serta menyimpan air. Contohnya adalah batuan beku,
seperti granit, dan batuan lain yang kompak, keras, dan padat
4. Akuitar
Berupa lapisan batuan yang memiliki susunan sedemikian rupa sehingga
dapat menyimpan air tetapi hanya dapat mengalirkannya dalam jumlah
terbatas. Biasanya terletak diantara lapisan akuifer dan akuiklud.
7
3. Persamaan Stokes
Diperoleh dari hasil penyederhanaan persamaan Navier – Stokes dengan
kasus pemahaman kepada aliran lamine ryang dialami oleh suatu fluida.
Sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
4. Fluida Newtonien
Waktu yang diperlukan air untuk mengalir dari titik yang paling jauh pada
aliran ke titik kontrol yang telah ditentukan di bagian hilir saluran, terbagi
menjadi 2 bagian, yakni :
i. Inlet Time
Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di atas permukaan
tanah menuju saluran drainase (penyaliran)
ii. Conduit Time
Waktu yang diperlukan oleh air untuk mengalir di sepanjang paritan
sampai pada titik kontrol yang diperlukan
d. Analisa Curah Hujan
Berdasarkan data curah hujan yang telah diketahui pada setiap area
sehingga diperoleh tinggi curah hujan tinggi dan kemudian beasrnya
curah hujan pada periode tertentu
e. Rerata Curah Hujan
Dalam mencari nilai rataan curah hujan pada suatu daerah dapat
dilakukan dengan menaruh alat AWLR (Automatic Water Level Recorder)
di beberapa titik melalui beberapa metode, yakni :
i. Dengan cara Aritmatika
ii. Dengan cara Poligon Thiessen
iii. Cara Isohyet
2. Surface runoff (limpasan air permukaan)
Bagian limpasan yang melintas diatas permukaan tanah menuju ke aliran
sungai (DAS) yang terkadang dapat menganggu proses penambangan
permukaan. Limpasan permukaan langsung (Direct Surface Runoff) adalah
bagian limpasan permukaan yang memasuki sungai secara langsung setelah
hujan maupun lelehan salju. Dalam upaya mencari besaran debit air limpasan
ini dapat dirumuskan melalui persamaan :
Q = 0,278 x A x I x C
14
Keterangan :
Q = Debiat Aliran Air Limpasan
A = Luas Catchment Area
I = Intensitas Curah Hujan
C = Koefisien Limpasan
Dengan asumsi yang diterapkan ialah :
a. Frakuensi hujan sama dengan frakuensi limpasan
b. Hujan ter-distribusi merata ke seluruh cathment area
c. Debit maksimal yang merupakan fungsi intensitas hujan dan tercatat pada
waktu konsentrasi
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi limpasan permukaan, yaitu :
a. Faktor yang mempengaruhi volume total limpasan yang merupakan
banyaknya prespitasi, evapotranpirasi, ukuran daerah aliran sungai (DAS)
dan tinggi rataan tempat aliran sungai
b. Faktor yang mempengaruhi distribusi waktu limpasan berupa intensitas
dan durrasi prespitasi, distribusi kawasan dan arah gerak hujan
c. Unsur Meteorologi
Unsur dari pengaruh kosmik yang mempengaruhi kondisi bumi, seperti
rotasi bumi dan rotasi bulan yang mempengaruhi pasang surut air laut
yang menyebabkan perbedaan curah hujan
d. Faktor Daerah Aliran Sungai
Semakin sedikit aliran sungai akibat dijadikan area pembangunan, maka
semakin sulit pula aliran air untuk mengalir sehingga mencari area lainnya
seperti area pertambangan
e. Faktor manusia
Upaya manusia untuk menunjang kehidupannya, tetapi tidak
memerhatikan faktor lingkungan yang berada di sekitarnya.
Cadangan air disini merupakan cadangan air tanah yang berada pada suatu
daerah atau dapat diartikan sebagai volume air yang dapat disimpan dalam
periode tertentu (bulan atau tahun) di dalam satu kesatuan luasan wilayah.
Volume air tersebut tersimpan dalam pori batuan. Proses infiltrasi seiring
dengan jatuhnya air ke permukaan.
menjadi air dan terkumpul pada sumur lalu dihisap menggunakan pompa
untuk dikeluarkan dari area tambang.
2. Mine Dewatering
Merupakan suatu upaya untuk mengeluarkan air yang telah masuk ke daerah
penambangan melalui beberapa metode, yaitu :
a. Sistem Kolam Terbuka
Diterapkan untuk membuang air yang telah masuk lalu dikumpulkan pada
sumur kemudian dipompa dan jumlah pompa bergantung kepada
kedalaman penggalian yang dilakukan
b. Cara Paritan
Dilakukan dengan cara membuat parit an atau saluran pada lokasi
penambangan yang bertujuan untuk menampung air limpasan yang
menuju langsung kepada lokasi penambangan
c. Sistem Adit
Digunakan untuk pembuangan air pada tambang terbuka yang
mempunyai banyak jenjang. Saluran horizontal yang dibuat dari front
kerja yang menembus shaft yang dibuat di sisi bukit untuk pembuangan
air yang masuk ke dalam area tambang
BAB III
KESIMPULAN
c. Air Kosmik
d. Air Fosil / Air Connate
3. Keberadaan air tanah dapat dipengaruhi oleh prose geologi, meliputi :
a. Pembentukan Batuan
b. Transformasi (Daur Geologi)
c. Distribusi Material
d. Pengangkatan Kerak Bumi (Up – Lift)
4. Terdapat beberapa sifat batuan terhadap air tanah, yaitu :
a. Akuifer (Menyimpan dan mengalirkan air)
b. Akuiklud (Menyimpan air tetapi tidak mengalirkannya)
c. Akuifug (Kebal terhdapa air)
d. Akuitar (Menyimpan dan mengalirkan air secara terbatas)
5. Distribusi air tanah menyebabkan terbentuknya zona berbeda, diantaranya :
a. Zona Air Dangkal
b. Zona Antara
c. Zona Kapiler
d. Zona Jenuh
6. Hukum Darcy merupakan suatu hukum phanemenokogic (kajian nyata) dari
hasil pengukuran debit air yang dilakukan oleh Henry Darcy berdasarkan hasil
percobaan yang dilakukannya pada tahun 1850. Terdapat beberapa
persamaan sehingga diperoleh penuruanan rumus Darcy, diantaranya :
a. Persamaan Kontitutif
b. Persamaan Navier – Stokes
c. Persaman Stokes
d. Persamaan Newton
e. Persamaan Laplace
f. Persamaan Poisson
7. Faktor yang memperngaruhi keberadaan air pada tambang permukaan,
diantaranya ialah :
24
26
a. Curah hujan
b. Air Limpasan permukaan (run – off)
c. Keberadaan air tanah
d. Cadangan air tanah
8. Untuk meningkatkan nilai infiltrasi tanah dapat dilakukan dengan cara
berikut, seperti :
a. Melakukan pendataan terhadap curah hujan suatu daerah yang dijadikan
sebagai acuan perbandingan pada setiap periode
b. Mengurangi surface runoff (limpasan air permukaan) dengan membuat
daerah resapan sehingga air yang jatuh ke permukaan tidak langsung
menuju ke Daerah Aliran Sungai (DAS)
c. Meminimalisir keterjadian proses evotranpitasi dengan cara penggunaan
mulsa organik (ilalang) maupun anorganik (plastik penutup lahan) agar
tidak terjadi transpirasi tumbuhan secara berlebih yang berpengaruh
pada fisiologi tubuhan itu sendiri serta melakukan pengaturan populasi
tumbuhan atau menerapkan jarak tanam yang efisien
d. Mengurangi tempat air tergenang, seperti kolam, beton, atau lainnya
yang dapat menyebabkan air tergenang sehingga tidak dapat masuk ke
dalam tanah melalui celah / pori batuan
e. Mempertimbangkan cadangan air tanah pada setiap periode dengan cara
lanjutan setelah infiltrasi, yaitu perkolasi yaitu mengisi lapisan tanah
jenuh (saturation zone) dan menambah cadangan airbumi.
9. Pemanfaatan air tanah harus dilakukan invertarisasi agar tidak menimbulkan
dampak negatif bagi lingkungan, salah satunya adalah dengan
memberlakukan Sistem Pemanfaatan Air Hujan maupun Sistem Pengolahan
Air Siap Minum.
10. Sistem penyaliran tambang bertujuan untuk mengatasi permasalahan akibat
air yang dapat menganggu kinerja penambangan yang dilakukan. Terbagi
menjadi 2 cara, yakni :
a. Mine Drainage
b. Mine Dewatering
DAFTAR PUSTAKA