Puji syukur Kami panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik dan tepat
waktunya. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan beberapa
percobaan yang telah dilakukan.
Akhir kata, penulis berharap agar karya ilmiah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Reyhana Almira
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 3
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Definisi Land Subsidence................................................................................. 7
3.2 Dampak Land Subsidence ............................................................................ 9
3.3 Metode identifikasi.......................................................................................... 10
3.4 Metode Penanggulangan................................................................................. 12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................... 15
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fenomena-fenomena alam banyak sekali terjadi di Indonesia akhir-
akhir ini, seperti banjir, gunung meletus, gempa bumu, semburan lumpur,
maupun peristiwa alam lainnya. Hal-hal tersebut dimungkinkan dapat terjadi
karena letak strategis Negara Indonesia secara geografis dan tatanan
tektoniknya.
Penurunan tanah (land subsidence) merupakan suatu fenomena alam
yang banyak terjadi di kota – kota besar yang berlokasi di sekitar pantai atau
dataran alluvial, seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Penurunan tanah
berhubungan dengan fenomena – fenomena alam dan lingkungan yang
dibangun manuasia seperti terjadinya banjir, intrusi air laut, perubahan
aliran sungai, dan penataan konstruksi bangunan yang nota bene bersifat
destruktif.
Subsidence adalah gerakan permukaan (biasanya, permukaan bumi)
karena bergeser ke bawah relatif terhadap datum seperti permukaan laut.
Kebalikan dari penurunan yang mengangkat , yang menghasilkan
peningkatan elevasi . Penurunan tanah menjadi perhatian ahli geologi ,
insinyur geoteknik dan surveyor .
Subsidence sering menyebabkan masalah besar di karst medan, di
mana pembubaran kapur oleh aliran cairan di bawah permukaan
menyebabkan penciptaan void (yaitu gua ). Jika atap kekosongan ini
menjadi terlalu lemah, dapat runtuh dan batu atasnya dan bumi akan jatuh
ke dalam ruang, menyebabkan penurunan di permukaan. Jenis pengendapan
dapat mengakibatkan lubang-lubang pembuangan yang dapat ratusan meter.
Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat terutama mahasiswa jurusan
Teknik Sipil harus memahami dan mengerti bahaya serta ciri-ciri peristiwa
ini karena peristiwa ini dapat memberikan kerusakan yang besar kepada
bangunan sipil yang berada diatasnya.
3
2. Apa saja yang menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya Fenomena
ini?
3. Apa dampak yang disebabkan oleh fenomena ini?
1.3 Tujuan
Dapat mengetahui pengertian dari Land Subsidence
Dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya Land Subsidence
Dapat mengetahui dampak yang disebabkan
Agar dapat mengetahui cara menanggulangi peristiwa ini
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
banyak terjadi di kota-kota besar yang berdiri di atas lapisan sedimen, seperti
Jakarta, Semarang, Bangkok, Shanghai, dan Tokyo. Dari studi penurunan tanah
yang dilakukan selama ini, diidentifikasi ada beberapa faktor penyebab terjadinya
penurunan tanah yaitu : pengambilan air tanah yang berlebihan, penurunan karena
beban bangunan, penurunan karena adanya konsolidasi alamiah dari lapisan-
lapisan tanah, serta penurunan karena gaya-gaya tektonik. Dari empat tipe
penurunan tanah ini, penurunan akibat pengambilan air tanah yang berlebihan
dipercaya sebagai salah satu tipe penurunan tanah yang dominan untuk kota-kota
besar tersebut.
Karena data dan informasi tentang penurunan muka tanah akan sangat bermanfaat
bagi aspek- aspek pembangunan seperti untuk perencanaan tata ruang (di atas
5
maupun di bawah permukaan tanah), perencanaan pembangunan
sarana/prasarana, pelestarian lingkungan, pengendalian dan pengambilan airtanah,
pengendalian intrusi air laut, serta perlindungan masyarakat (linmas) dari dampak
penurunan tanah (seperti terjadinya banjir); maka sudah sewajarnya bahwa
informasi tentang karakteristik penurunan tanah ini perlu diketahui dengan sebaik-
baiknya dan kalau bisa sedini mungkin. Dengan kata lain fenomena penurunan
6
BAB 3
PEMBAHASAN
7
dibutuhkan suatu teknik pemetaan yang mampu mengamati penurunan
muka tanah secara kontinu spasial dan temporal.
8
- Penurunan karena beban bangunan (Quaxiang, 2001).
- Konsolidasi alamiah lapisan tanah (Wei,Q., 2006).
- Gaya-gaya tektonik (Chang, C.P., 2005).
- Ekstraksi gas dan minyak bumi (Odijk, D., 2005).
- Penambangan bawah tanah (Rizos, C., 2007).
- Ekstraksi lumpur (Deguchi, T., 2007).
- Patahan kerak bumi (Rahtje et al., 2003)
- Konstraksi panas bumi di lapisan litosfer (Hamdani et al., 1994)
9
3.3 Metode Identifikasi
a. Metode PS-InSAR
Metode PS-InSAR pertama kali dikemukakan dalam jurnal
penelitian berjudul Permanent Scatterers in SAR Interferometry (Ferretti
dkk., 1999) pada International Geoscience and Remote Sensing
Symposium, 28 Juni-2 Juli 1999 di Hamburg-German.
Penelitian ini memunculkan konsep penelitian single coherent
pixels yang kemudian didefinisikan sebagai Permanent Scatterers (PS),
menggunakan pasangan citra SAR dalam jumlah besar untuk mendapat
akurasi DEM dalam orde sub-sentimeter serta nilai pergerakan permukaan
pada area berkoherensi rendah dalam basis piksel per piksel. Teknik PS-
InSAR merupakan pengembangan dari teknik konvensional InSAR dan
DInSAR. Keuntungan utama dari pengembangan teknik ini adalah untuk
mengatasi permasalahan di dalam teknik InSAR dan DInSAR terkait
dengan dekorelasi temporal dan geometrik (Prasetyo, 2014).
Prinsip utama dari teknik PS-InSAR memanfaatkan data
pengamatan citra SAR multitemporal dalam rentang waktu panjang untuk
mendeteksi titik-titik potensial koherensi. Titik-titik PS (Permanent
Scatterer) pada umumnya berupa objek-objek solid di permukaan bumi
yang menjadi pemantul alami yang relatif koheren terhadap dimensi
waktu. Sebaran titik-titik PS dan perbedaan nilai fase untuk setiap individu
titik yang dianalisis lebih lanjut menggunakan metode PS-InSAR.
Sehingga secara teknis nilai pergeseran dari titik-titik PS dapat diestimasi
melalui korelasi beda fasenya terhadap waktu. Sebagai gambaran dari
metode PS-InSAR menggunakan citra radar ERS dapat dilihat secara jelas
pada Gambar 1. Untuk model matematika dari perhitungan beda tinggi
(ΔR) beserta gambaran geometri model deformasi per titik pengamatan
dapat dilihat pada Gambar 2 dan persamaan (1).
10
Gambar 1. Geometri Metode PS-InSAR (TRE, 2011)
11
𝑟𝑚 = Jarak (range).
𝜙 = Sudut masuk pada citra utama dan kedua.
𝛼 = Panjang gelombang mikro yang digunakan.
Bd = Jarak utama (Baseline) mendatar.
𝐵 = Jarak utama (Baseline) tegak lurus.
12
diambil untuk mengurangi penurunan. Tindakan mungkin termasuk mengurangi
penggunaan air dan menentukan lokasi untuk mengisi ulang memompa dan
buatan yang akan meminimalkan penurunan. Optimasi model ditambah dengan air
tanah model aliran dapat digunakan untuk mengembangkan strategi tersebut.
Tempat yang tepat dan waktu bencana yang terkait dengan penurunan
biasanya tidak dapat diprediksi dengan tingkat kepastian. Hal ini berlaku dari
kedua penurunan lambat terkait dengan penarikan cairan dan penurunan tiba-tiba
terkait dengan pembentukan sinkhole atau runtuh tambang. Mitigasi adalah
pendekatan terbaik untuk bahaya-bahaya. Dalam dunia yang ideal, semua daerah
rentan terhadap bahaya tersebut akan dikenal dan tindakan akan diambil untuk
baik menghindari menyebabkan masalah jika itu adalah manusia yang terkait, atau
menghindari inhabitance daerah tersebut jika mereka rentan terhadap penurunan
alami.
13
lokasi sebenarnya dari rongga terbuka di bawah permukaan. Peta tersebut
kemudian dapat digunakan sebagai panduan untuk perencanaan
penggunaan lahan. Saat ini undang-undang berada di tempat untuk
mencegah penambangan yang aktif di bawah daerah perkotaan, tetapi
hukum-hukum ini tidak selalu ada, dan tambang tua masih bisa
menimbulkan masalah.
14
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penurunan muka tanah (land subsidence) merupakan suatu proses
gerakan penurunan muka tanah yang didasarkan atas suatu datum tertentu
(kerangka referensi geodesi) dimana terdapat berbagai macam variabel
penyebabnya (Marfai, 2006).
Faktor yang menyebabkan Penurunan Tanah yaitu:
Pengambilan air tanah secara berlebihan
Kompresibilitas tanah/batuan yang sangat tinggi
Konsolidasi alamiah pada material lepas(tanah)
Rongga-rongga bawah permukaan akibat proses pelarutan batuan,
pergerakan struktur geologisesar.
Dampak dari Pergerakan Tanah
a. perubahan elevasi dan kemiringan sungai, kanal, dan saluran air;
b. kerusakan jembatan, jalan, kereta api, badai saluran, selokan sanitasi,
saluran, dan tanggul;
c. kerusakan bangunan swasta dan publik;
d. kegagalan casing baik dari kekuatan yang dihasilkan oleh pemadatan halus
bahan dalam sistem akuifer.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/teknik
Irvan, R. Sophian. 2010. Studi Kasus Penurunan Tanah di Daerah Utara Jawa.
Universitas Pajajaran: Bulletin Of Scientific Contribution Volume 8.
Http://nurhakim.zoomshare.com/files/bgi/bahankuliah-bgi-05.pd
16
17