Disusun Oleh :
JOHAN SAMPE
NIM: 1369518002
UNIVERSITAS PATTIMURA
PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENGELOLAAN LAHAN
TAHUN 2019
0
DAFTAR ISI
1
BAB I. PENDAHULUAN
I.3. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian bentuklahan asal proses fluvial
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya lahan fluvial.
3. Untuk mengetahui proses terbentuknya lahan fluvial.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis bentuk lahan fluvial
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
Gambar 2. Sistem Fluvial (Sumber:
http://geoenviron.blogspot.com/2013/02/bentuk-lahan-fluvial.html)
II.1.1. Erosi
Erosi oleh sungai adalah pelepasan secara progresif material dasar dan tebing
sungai.
Ada beberapa jenis erosi yang di akibatkan oleh kekuatan air, yaitu:
a) Quarrying, yang merupakan proses terjadinya pendongkelan batuan yang di lalui oleh
air.
b) Abrasi, yang merupakan terjadinya penggerusan terhadap batuan yang dilewati air.
c) Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya pada
daerah cut off slope pada Meander.
d) Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.
II.1.2. Transportasi
Transportasi adalah proses pengangkutan material oleh air yang diakibatkan oleh
tenaga kinetis yang ditimbulkan oleh pergerakan aliran air sebagai pengaruh dari gaya
gravitasi, atau terangkutnya partikel batuan yang telah tererosi secara melompat
(traction), menggelinding (rolling), meluncur (slinding), suppensi (suspended matter)
maupun larutan (dissolve matter).
4
II.1.3. Sedimentasi/deposisi
Sedimentasi/deposisi adalah proses yang terjadi ketika sungai tidak
mampu lagi mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin
berkurang, maka material yang berukuran kasar akan di endapkan terlebih dahulu
baru kemudian diendapkan material yang lebih halus.
5
Lembah adalah suatu cekungan yang ukurannya panjang di permukaan bumi.
Terbentuk dari air dan es yang mengikis pegunungan. Lembah juga sering disebut sebagai
bidang daratan yang terperosok. Terjadinya lembah-lembah disebabkan oleh proses erosi,
yaitu gaya melebar air yang mengalir di atas permukaan air tanah.
II.2.1. Klasifikasi lembah sungai berdasarkan atas genetic (asal mula pembentukan):
a) Sungai Konsekuen adalah sungai yang berkembang dan mengalir searah lereng
topografi aslinya. Sungai konsekuen sering diasosiasikan dengan kemiringan asli
dan struktur lapisan batuan yang ada dibawahnya. Selama tidak dipakai sebagi
pedoman, bahwa asal dari pembentukan sungai konsekuen adalah didasarkan atas
lereng topografinya bukan pada kemiringan lapisan batuannya.
b) Sungai Subsekuen adalah sungai yang berkembang disepanjang suatu garis atau
zona yang resisten. sungai ini umumnya dijumpai mengalir disepanjang jurus
perlapisan batuan yang resisten terhadap erosi, seperti lapisan batupasir. Mengenal
dan memahami genetika sungai subsekuen seringkali dapat membantu dalam
penafsiran geomorfologi. Sungai Resekuen. Lobeck (1939) mendefinisikan sungai
resekuen sebagai sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lapisan
batuan sama seperti tipe sungai konsekuen. Perbedaanya adalah sungai resekuen
berkembang belakangan.
c) Sungai obsekuen adalah sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemirigan
dip batuan atau berlawanan dengan aliran sungai konsekuen. Sungai ini biasanya
merupakan cabang sungai subsekuen.
6
d) Sungai Resekuen adalah sungai yang alirannya searah dengan sungai konsekuen
tetapi terbentuknya kemudian setelah pengangkatan. Sungai resekuen biasanya
merupakan cabang sungai subsekuen.
e) Sungai Insekuen adalah sungai yang arah alirannya tidak teratur. sungai ini
mencari batuan yang lebih lunak untuk diterobos seperti daerah yang berstadia tua
dan mengalami erosi kuat.
f) Sungai Superposed atau sungai Superimposed adalah sungai yang terbentuk diatas
permukaan bidang struktur dan dalam perkembangannya erosi vertikal sungai
memotong ke bagian bawah hingga mencapai permukaan bidang struktur agar
supaya sungai dapat mengalir ke bagian yang lebih rendah. Dengan kata lain
sungai superposed adalah sungai yang berkembang belakangan dibandingkan
pembentukan struktur batuannya.
g) Sungai Antecedent adalah sungai yang lebih dulu ada dibandingkan dengan
keberadaan struktur batuanya dan dalam perkembangannya air sungai mengikis
hingga ke bagian struktur yang ada dibawahnya. Pengikisan ini dapat terjadi karena
erosi arah vertikal lebih intensif dibandingkan arah lateral.
8
moisture continent, dan sisanya mengalir kebawah secara vertikal (percolation), yang
selanjutnya air ini menjadi air tanah.
Air permukaan (aliran air sungai,air danau/waduk, dan genagan air
permukaan lainnya) dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat, serta
keduanya mengalami proses pertukaran yang berlangsung terus menurus, selama musim
kemarau kebanyakan air sungai masih mengalirkan air, air tersebur sebagian besar berasal
dari dalam tanah (baseflow) terutama dari daerah hulu sungai yang umumnya merupakan
daerah resapan yang didominasi oleh daerah bervegetasi(hutan).
II.3.3. Sungai
Sungai adalah sistem aliran yang terdapat di permukaan bumi yang berasal dari
sumber air. Berdasarkan sifat khas yang dimilikinya sungai dibedakan menjadi:
a. Sungai Permanen, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun, karena
pasokan airnya tetap.
b. Sungai Intermitten, yaitu sungai yang mengalir secara periodik. Sungai ini dibedakan
menjadi dua berdasarkan sumber airnya, yaitu:
1. Spring Fed Intermittent River
2. Surface Fed Intermittent River
c. Sungai Epherical (Ephermal), yaitu sungai yang mengalir apabila mendapat respon air
hujan dan tidak memperoleh dari sumber atau es yang mencair.
9
II.3.4. Topografi Hasil Deposisi Aliran atau Penimbunan
Topografi ini berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti
lembah-lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara alami,
proses yang disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas yang erat hubungannya
yaitu erosi, transportasi dan penimbunan.
10
Pola aliran sungai pada daerah datar yang penuh beban endapan pasir, kerikil
dan bongkah-bongkah, dimana alirannya saling menyilang dan sering berpindah dan
dipisahkan oleh igir lembah (levee ridge) membentuk pola sungai teranyam (braided stream).
Sungai yang mengalami peremajaan akan membentuk undak-undakan di kanan-kiri sungai
yang mempunyai struktur sama membentuk teras sungai (rivers terraces). Pada suatu mulut
lembah di daerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah dataran, kadang
terbentuk suatu bentukan kipas akibat aliran sungai yang menuruni lereng yang disebut kipas
aluvial.
Dari mulut lembah kemudian menyebar dan meluas dengan sudut
kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di mulut lembah dan fraksi
halus akan tersebar semakin menjauhi mulut lembah di wilayah dataran. Berkurangnya
kecepatan atau daya angkut material menyebabkan banyak material terakumulasi di bagian
hilir, dan akan muncul pada saat air sungai menurun yang disebut gosong sungai. Hal ini
umumnya dijumpai pada sungai-sungai besar dan meanders.Secara umum apabila dilihat dari
foto udara, kenampakan bentuklahan hasil proses fluvial mempunyai struktur horisontal,
menyebar dan meluas di kanan kiri sungai dengan tekstur halus dan seragam, rona agak gelap
sampai gelap, material berupa endapan pasir dan kerikil yang relatif halus, pola aliran
dendritik kompleks, ada ciri khas aliran meanders dan braided di bagian hilir, penggunaan
lahan untuk sawah irigasi dan permukiman padat.
12
alluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan pembawa air
yang baik.
14
Tabel 1. Karakteristik Utama Jenis Bentukan Bentuklahan Asal Fluvial
15
BAB III. PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Bentuk lahan basah (fluvial) adalah bentuk lahan yang terjadi akibat pengaruh
aktifitas aliran (streams) misalnya : Atoll, bar, basin, beach, cave, cliff, confluene, delta,
estuary, flood plain, gorge and canyon, gully, island, lake, levee, meander, ox-bow lake, pool,
riffle, river, spring, stream, stream terrace, valley and vale, waterfall, watershed.
Topografi yang terbentuk dari proses fluvial dicirikan dengan daerah-daerah
penimbunan, seperti lembah-lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara
alami, topografi ini merupakan hasil dari proses yang disebabkan oleh kerja sungai yang
mempunyai aktivitas yang erat hubungannya yaitu erosi, transportasi dan penimbunan.
Sebagian besar bentang alam fluvial tidak dapat digambarkan dalam
peta topografi standard karena ukurannya yang kecil seperti gosong sungai atau tanggul
alam. Bentang alam fluvial dapat di gambarkan dalam peta topografi standar apabila
ukurannya besar sebagai contoh kipas aluvial. Alur sungai merupakan pertanda bentang lahan
asalproses fluvial. Dalam peta topografi, alur sungaii ditandai oleh kontur yang meruncing ke
arah hulu sungai dengan alur sungai yang tampak jelas.
III.2. Saran
Daerah yang terbentuk karena proses fluvial merupakan daerah yang sangat
potensial untuk dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, khususnya daerah di pinggir aliran
sungai. Daerah di pinggir sungai merupakan daerah yang potensial sebagai penyedia air
irigasi, air minum, dan material pasir batu yang bermanfaat diunakan sebagai bahan
bangunan. Namun daerah di sekitar aliran sungai juga memiliki risiko bencana yang tinggi,
sebagai contoh banjir, dan tanah longsor. Dengan cara menganalisis bentanglahan ini,
diharapkan dapat memberikan informasi tentang kondisi geologi di suatu daerah. Dengan
mengetahui informasi ini diharapkan kita dapat mengetahui pola distribusi bentuklahan
bentukan fluvial sehingga penggunaan lahan dapat dimanfaatkan secara optimal.
16
DAFTAR PUSTAKA
17