Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

Geologi dan Geomorfologi Indonesia

MANFAAT BENTUKLAHAN ASAL FLUFIAL

Dosen Pengampu : Drs.Nahor M. Simanungkalit M.Si

DISUSUN OLEH :

Haryanti Sinaga

3191131014

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

i
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Rekayasa Ide ini tepat pada
waktunya. Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi dan
Geomorfologi Indonesia.

Selama penyusunan Rekayasa Ide ini, penulis banyak mengalami berbagai hambatan
dan kesulitan. Namun berkat bantuan dan dorongan dari dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan, saran serta masukan kepada penulis sehingga Rekayasa Ide ini dapat
terselesaikan.

Penulis juga menyadari bahwa dalam pembuatan Rekayasa Ide ini masih jauh dari
kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
berguna untuk kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada para
pembaca, semoga tugas ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, 14 Mei 2020

Penulis

(Haryanti Sinaga)

(3191131014)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT...........................................................................................1

1.3 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

BAB 3 REKAYASA IDE.......................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bumi bersifat dinamis karena dari waktu kewaktu bumi selalu mengalami perubahan
baik struktur, formasinya maupun bentang lahan (landscape). Perubahan yang dapat kita
rasakan dan lihat secara langsung adalah perubahan bentang lahan (landscape). Banyak
faktor yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk lahan ini baik yang bersumber dari
tenaga endogen maupun tenaga eksogen.
Air merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang menyebabkan perubahan
bentuk lahan khususnya terbentuknya bentuklahan fluvial. Selain mempunyai manfaat yang
penting bagi kehidupan air juga mempunyai peranan penting bagi terbentuknya bentang
lahan. Meskipun membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah bentang lahan, tetapi air
bersifat konstan dalam mengubah bentang lahan. Bentuk-bentuk bentang lahan dipermukaan
bumi terjadi oleh erosi atau pengendapan. Air yang berasal dari aliran hujan begerak turun
melalui lereng-lereng, jika lereng tersebut terdiri dari lapisan yang tipis maka berubah
menjadi alur alur yang makin besar menjadi sungai. Jika gerakan alirannya cepat maka
kekuatan pengikisnya akan besar. Sehingga untuk lebih memperjelas bagaimana semua
proses itu terjadi perlu dibahas bagaimana semua bentang lahan itu terjadi khususnya yang
disebabkan oleh faktor air atau bentuklahan fluvial.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Memenuhi salah satu tugas dari mata kulaih Geologi dan Geomorfologi Indonesia

2. Mengetahui bentuklahan asal proses fluvial

3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lahan asal fluvial

4. Mengetahui proses terbentuknya lahan fluvial

1
5. Mengetahui contoh bentuk lahan fluvial

6. Mengetahui pemanfaatan Bentuklahan asal flufial

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah di maksud dengan bentuklahan asal proses fluvial?


2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi lahan asal fluvial?
3. Bagaimana proses terbentuknya lahan fluvial?
4. Bagaimanakah contoh bentuk lahan fluvial?
5. Bagaimana pemanfaatan Bentuklahan asal flufial?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.2. Bentuklahan fluvial


Bentuklahan fluvial adalah semua proses yang terjadi di alam baik fisika, maupun kimia yang
mengakibatkan adanya perubahan bentuk permukaan bumi, yang disebabkan oleh aksi air
permukaan, baik yang merupakan air yang mengalir secara terpadu (sungai), maupun air yang
tidak terkonsentrasi ( sheet water). proses fluviatil akan menghasilkan suatu bentang alam
yang khas sebagai akibat tingkah laku air yang mengalir di permukaan. Bentang alam yang
dibentuk dapat terjadi karena proses erosi maupun karena proses sedimentasi yang dilakukan
oleh air permukaan.
Bentuklahan ini terutama berhubungan erat dengan daerah-daerah penimbunan (sedimentasi)
seperti lembah-lembah, sungai besar dan daratan aluvial. Pada dasarnya bentuklahan yang
disebabkan oleh proses fluvial adalah bentuklahan yang terjadi akibat proses air mengalir,
baik yang memusat (sungai)  maupun aliran permukaan bebas (overland flow).
Tiga Aktivitas Utama Sungai

1. Erosi oleh sungai adalah pelepasan secara progresif material dasar dan tebing sungai.
Ada beberapa jenis erosi yang di akibatkan oleh kekuatan air, yaitu:
a) Quarrying, yang merupakan proses terjadinya pendongkelan batuan yang di lalui
oleh air.
b) Abrasi, yang merupakan terjadinya penggerusan terhadap batuan yang dilewati
air.
c) Scouring, yaitu penggerusan dasar sungai akibat adanya ulakan sungai, misalnya
pada daerah cut off slope pada Meander.
d) Korosi, yaitu terjadinya reaksi terhadap batuan yang dilaluinya.

2. Transportasi adalah proses pengangkutan material oleh air yang diakibatkan oleh
tenaga kinetis yang ditimbulkan oleh pergerakan aliran air sebagai pengaruh dari gaya

3
gravitasi, atau terangkutnya partikel batuan yang telah tererosi secara melompat
(traction), menggelinding (rolling), meluncur (slinding), suppensi (suspended matter)
maupun larutan (dissolve matter).

3. Sedimentasi/deposisi adalah proses yang terjadi ketika sungai tidak mampu lagi
mengangkut material yang dibawanya. Apabila tenaga angkut semakin berkurang,
maka material yang berukuran kasar akan di endapkan terlebih dahulu baru kemudian
diendapkan material yang lebih halus.
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Fluvial
1. Air tanah 
Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah, dapat berupa air lapisan, yang
mengisi ruang ruang pada agregat tanah,atau air celah yang mengisi retakan-retakan
tanah/batuan. Proses terjadinya air tanah adalah air yang ada dipermukaan (baik dari
air hujan, singai, maupun danau/cekungan) yang terinfiltrasi kedalam tanah, setelah
mencapai horizon tanah sebagian mengalir secara lateral menyusuri pelapisan horizon
tanah (interflow/subsurface flow), sebagian yang lain akan tinggal didalam masa
tanah sebagai moisture continent, dan sisanya mengalir kebawah secara vertikal
(percolation), yang selanjutnya air ini menjadi air tanah.
 Air permukaan (aliran air sungai,air danau/waduk, dan genagan air permukaan
lainnya) dan air tanah pada prinsipnya mempunyai keterkaitan yang erat, serta
keduanya mengalami proses pertukaran yang berlangsung terus menurus, selama
musim kemarau kebanyakan air sungai masih mengalirkan air, air tersebur sebagian
besar berasal dari dalam tanah (baseflow) terutama dari daerah hulu sungai yang
umumnya merupakan daerah resapan yang didominasi oleh daerah
bervegetasi(hutan).
2. Mata Air (Spring) 
Mata Air adalah tempat keluarnya air tanah di permukaan tanah,terdapat 5 jenis
mata air adalah :
a) Mata Air Lapisan, terdapat pada lapisan batuan perangkap antara lapisan
impermiabel.
b) Mata Air Celah, terdapat pada batuan jenuh yang tersingkap. 
c) Mata Air Sesar, terdapat pada lapisan tembus air yang menyesar sungkup terhadap
batuan inpermiabel.

4
d) Mata Air Bendung, terdapat pada lapisan tembus air yang terbendung oleh kisaran
tektonik atau vulkanik.
e) Mata Air Kompleks Batuan Jenuh Air, terjadi karena membanjirnya kompleks
batuan.
3. Sungai 
Sungai adalah sistem aliran yang terdapat di permukaan bumi yang berasal dari
sumber air. Berdasarkan sifat khas yang dimilikinya sungai dibedakan menjadi: 
i. Sungai Permanen, yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun, karena pasokan
airnya tetap.
ii. Sungai Intermitten, yaitu sungai yang mengalir secara periodik. Sungai ini
dibedakan menjadi dua berdasarkan sumber airnya, yaitu: 
1. Spring Fed Intermittent River 
2. Surface Fed Intermittent River 
iii. Sungai Epherical (Ephermal), yaitu sungai yang mengalir apabila mendapat
respon air hujan dan tidak memperoleh dari sumber atau es yang mencair.
b. Topografi Hasil Deposisi Aliran atau Penimbunan 
Topografi ini berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti lembah-
lembah sungai besar yang berstadia dewasa atau tua. Secara alami, proses yang
disebabkan oleh kerja sungai yang mempunyai aktivitas yang erat hubungannya yaitu
erosi, transportasi dan penimbunan. 
2.3. Proses Terbentuknya Lahan Fluvial
Bentuk lahan asal proses fluvial terbentuk akibat aktivitas aliran sungai yang berupa
pengikisan, pengangkutan dan pengendapan (sedimentasi) membentuk bentukan-
bentukan deposisional yang berupa bentangan dataran aluvial (Fda) dan bentukan lain
dengan struktur horisontal, tersusun oleh material sedimen berbutir halus. Bentukan-
bentukan ini terutama berhubungan dengan daerah-daerah penimbunan, seperti lembah-
lembah sungai besar dan dataran aluvial. Bentukan-bentukan kecil yang mungkin terjadi
antara lain dataran banjir (Fdb), tanggul alam (Fta), teras sungai (Fts), dataran berawa
(Fbs), gosong sungai (Fgs) dan kipas aluvial (Fka). Asosiasi antara proses fluvial dengan
marin kadang membentuk delta (Fdt) di muara sungai yang relatif tenang. Beberapa hal
proses-proses fluvial seperti pengikisan vertikal maupun lateral dan berbagai macam
bentuk sedimentasi sangat jelas dapat dilihat pada citra atau foto udara. Sungai-sungai
yang terdapat pada satuan ini umumnya dikelompokkan dalam stadia dewasa, yaitu
sungai yang telah mengalami gradasi dan berada dalam keadaan seimbang sehingga

5
energinya hanya cukup untuk membawa dan memindahkan bebannya saja. Erosi dan
pengendapan seimbang yang membentuk hamparan dataran yang luas ke arah pantai.
Sungai peringkat dewasa membentuk dataran banjir dengan pengendapan sebagian
bebannya. Pengendapan ini yang membentuk dataran banjir di kanan-kiri sungai yang
disebabkan karena air sungai semasa banjir melimpah tebing dan tidak lagi tersalurkan
karena terhambat dan dangkal. Jika pengendapan beban bertumpuk dan terakumulasi di
kanan kiri sungai akan terbentuk tanggul alam (natural levees) yang lebih tinggi dari
dataran banjir di sekitarnya. Ciri khusus dataran aluvial di bagian bawah adalah adanya
pola saluran yang berkelok-kelok (meanders). Pola ini terbentuk akibat proses
penimbunan pada bagian luar kelokan dan erosi secara bergantian, sementara kecepatan
aliran berkurang akibat menurunnya kemiringan lereng. Pengendapan cukup besar,
sehingga aliran kadang tidak mampu lagi mengangkut material endapan, yang akhirnya
arah aliran membelok begitu seterusnya membentuk kelokan-kelokan tertentu.
Pola aliran sungai pada daerah datar yang penuh beban endapan pasir, kerikil dan
bongkah-bongkah, dimana alirannya saling menyilang dan sering berpindah dan
dipisahkan oleh igir lembah (levee ridge) membentuk pola sungai teranyam (braided
stream). Sungai yang mengalami peremajaan akan membentuk undak-undakan di kanan-
kiri sungai yang mempunyai struktur sama membentuk teras sungai (rivers terraces). Pada
suatu mulut lembah di daerah pegunungan yang penyebarannya memasuki wilayah
dataran, kadang terbentuk suatu bentukan kipas akibat aliran sungai yang menuruni lereng
yang disebut kipas aluvial. Dari mulut lembah kemudian menyebar dan meluas dengan
sudut kemiringan makin melandai. Fraksi kasar akan terakumulasi di mulut lembah dan
fraksi halus akan tersebar semakin menjauhi mulut lembah di wilayah dataran.
Berkurangnya kecepatan atau daya angkut material menyebabkan banyak material
terakumulasi di bagian hilir, dan akan muncul pada saat air sungai menurun yang disebut
gosong sungai. Hal ini umumnya dijumpai pada sungai-sungai besar dan meanders.Secara
umum apabila dilihat dari foto udara, kenampakan bentuklahan hasil proses fluvial
mempunyai struktur horisontal, menyebar dan meluas di kanan kiri sungai dengan tekstur
halus dan seragam, rona agak gelap sampai gelap, material berupa endapan pasir dan
kerikil yang relatif halus, pola aliran dendritik kompleks, ada ciri khas aliran meanders
dan braided di bagian hilir, penggunaan lahan untuk sawah irigasi dan permukiman padat.

2.4. Jenis Bentukan Bentuklahan Asal Fluvial

6
Bentuklahan asal proses fluvial berhubungan dengan penimbunan dan sedimentasi,
misalnya lembah sungai dan dataran aluvial dengan tenaga geomorfologis yaitu air.
1. Dataran alluvial
Dataran alluvial merupakan dataran yang terbentuk akibat proses-proses
geomorfologi yang lebih didominasi oleh tenaga eksogen antara lain iklim, curah
hujan, angin, jenis batuan, topografi, suhu, yang semuanya akan mempercepat proses
pelapukan dan erosi. Hasil erosi diendapkan oleh air ke tempat yang lebih rendah atau
mengikuti aliran sungai.
Dataran aluvial menempati daerah pantai, daerah antar gunung, dan dataran
lembah sungai. daerah aluvial ini tertutup oleh bahan hasil rombakan dari daerah
sekitarnya, daerah hulu ataupun dari daerah yang lebih tinggi letaknya. Potensi air
tanah daerah ini ditentukan oleh jenis dan tekstur batuan. Mempunyai topografi datar
sebagai hasil pengendapan aluvium di kiri kanan sungai, yang terjadi akibat luapan air
sungai yang membawa sedimen pada saat banjir.
2. Dataran banjir
Dataran banjir berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang
terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa
pasir, lanau, dan lumpur.
3. Tanggul alam sungai (natural levee)
Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang
berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat
kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan
terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam.
4. Rawa belakang (backswamps)
Backswamp atau Rawa belakang adalah bagian daridataran banjir dimana
simpanan tanah liat menetap setelahbanjir. Backswamps biasanya terletak di belakang
sungai alam sebuah tanggul. Kemudian kembali rawa-rawa yang terletak agak jauh
dari saluran sungai di dataran banjir tersebut. Ketika air tumpah ke dataran banjir,
material terberat tetes keluar pertama dan materi terbaik dilakukan jarak yang lebih
besar.

 Relief : Cekung – datar


 Batuan/struktur :Berlapis, tidak kompak

7
 Proses :Sedimentasi
 Karakteristik :Relief cekung - datar, selalu tergenang, proses sedimentasi.
5. Kipas aluvial
Bila suatu sungai dengan muatan sedimen yang besar mengalir dari bukit atau
pegunungan, dan masuk ke dataran rendah, maka akan terjadi perubahan gradien
kecepatan yang drastis, sehingga terjadi pengendapan material yang cepat, yang
dikenal sebagai kipas aluvial, berupa suatu onggokan material lepas, berbentuk seperti
kipas, biasanya terdapat pada suatu dataran di depan suatu gawir. Biasanya pada
daerah kipas aluvial terdapat air tanah yang melimpah. Hal ini dikarenakan umumnya
kipas aluvial terdiri dari perselingan pasir dan lempung sehingga merupakan lapisan
pembawa air yang baik.
4. Teras sungai
Teras sungai dapat dimanfaatkan untuk mengetahui proses-proses yang telah
terjadi di masa lalu. teras sungai merupakan satu morfologi yang sering dijumpai pada
sungai. Proses deposisi, proses migrasi saluran, proses erosi sungai meander dan
aliran overbank sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan dataran
banjir. Faktor yang mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan teras
sungai adalah perubahan base level of erosion dan perubahan iklim
5. Gosong sungai (point bar)
Gosong Sungai adalah adalah endapan sungai yang terdapat pada tepi atau tengah
dari alur sungai. Endapan pada tengah alur sungai disebut gosong tengah dan endapan
pada tepii disebut gosong tepi, gosong sungai terbentuk oleh endapan brangkal,
krakal, dan pasir,dll .
 Relief : Datar – berombak
 Batuan/struktur : Berlapis, tidak kompak
 Proses :Sedimentasi
 Karakteristik : Terbentuk pada tubuh sungai bagian hilir, bagian hulu
gosong tumpul dan bagian hilir menyudut.

6. Sungai teranyam (braided stream)


Terbentuk pada bagian hilir sungai yang memiliki slope hampir datar – datar,
alurnya luas dan dangkal. terbentuk karena adanya erosi yang berlebihan pada bagian

8
hulu sungai sehingga terjadi pengendapan pada bagian alurnya dan membentuk
endapan gosong tengah. Karena adanya endapan gosong tengah yang banyak, maka
alirannya memberikan kesan teranyam. Keadaan ini disebut juga
anastomosis( Fairbridge, 1968).

7. Sungai meander dan enteranched meander


Bentukan pada dataran banjir sungai yang berbentuk kelokan karena pengikisan
tebing sungai, daerah alirannya disebut sebagai Meander Belt. Meander ini terbentuk
apabila pada suatu sungai yang berstadia dewasa/tua mempunyai dataran banjir yang
cukup luas, aliran sungai melintasinya dengan tidak teratur sebab adanya pembelokan
aliran Pembelokan ini terjadi karena ada batuan yang menghalangi sehingga alirannya
membelok dan terus melakukan penggerusan ke batuan yang lebih lemah.
8. Delta dan macamnya
Delta adalah bentang alam hasil sedimentasi sungai pada bagian hilir setelah masuk
pada daerah base level. Pada saataliran air mendekati muara, seperti danau atau laut
makakecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan sedimen
oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan lumpur akan tetap
terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan - lapisan
sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas pada bagian
sungai yangmendekati muara nya dan membentuk delta.
Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat. Pertama,sedimen yang dibawa oleh
sungai harus banyak ketika akan masuk laut atau danau. Kedua, arus panjang di
sepanjang pantai tidak terlalu kuat. Ketiga , pantai harus dangkal. Contoh bentang
alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.

2.5. Manfaat Bentuklahan Alufial

Walaupun berasal dari beberapa endapan material yang ada di sungai, tanah jenis ini ternyata
memiliki banyak manfaat bagi pertanian. Pemanfaatan tanah ini sangat jelas bisa memberikan
keuntungan pada petani salah satunya yaitu dengan kemudahan saat mengolah lahan
pertanian. Adapun beberapa manfaat tanah aluvial adalah sebagai berikut:

9
1. Mempermudah Proses Irigasi
Letak tanah ini yang berada di endapan sungai, sangat mempermudah petani dalam hal proses
irigasi. Kelancaran irigasi juga bisa mempengaruhi hasil pertanian. Semakin banyak hasil
pertanian, maka petani akan semakin diuntungkan.

2. Sebagai Lahan Bercocok Tanam


Tanah aluvial termasuk tanah yang masih muda. Ciri dari tanah muda adalah kandungan zat
hara yang cukup banyak. Kandungan zat hara sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman
dan menyuburkan tanah.
3. Memberikan Cadangan Air Bagi Tanaman
Tanah endapan ini memiliki kemampuan menyerap air yang cukup bagus. Dengan begitu
maka tanaman yang tumbuh diatasnya tidak akan kering karena memiliki cadangan air yang
cukup banyak. Akar tanaman akan menyerap air yang ada di dalam tanah sehingga bisa
tumbuh dengan baik meskipun pada musim kering.

4. Kemudahan Dalam Penggarapan Tanah


Jenis tanah yang mampu menyerap air dengan baik ini sangat cocok sebagai lahan
pertanian karena mudah digarap. Kandungan air yang ada di tanah menjadikan tanah ini
cukup empuk. Banyak petani yang lebih senang menggarap lahan pertanian di tanah aluvial
karena prosesnya mudah dan cepat.

Jenis tanah aluvial memiliki banyak kelebihan sehingga sangat cocok dijadikan lahan
pertanian. Tanah ini mengandung bahan organik cukup banyak yang menandakan banyaknya
zat hara yang ada di dalamnya.

10
BAB 3

REKAYASA IDE

Tanah aluvial memiliki manfaat di bidang pertanian salah satunya untuk mempermudah
proses irigasi pada lahan pertanian.  Tanah ini terbentuk akibat endapan dari berbagai bahan
seperti aluvial dan koluvial yang juga berasal dari berbagai macam asal.Tanah aluvial
tergolong sebagai tanah muda, yang terbentuk dari endapan halus di aliran sungai.Tanah
aluvial dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian karena kandungan unsur hara yang relatif
tinggi. Tanah aluvial memiliki struktur tanah yang pejal dan tergolong liat atau liat berpasir
dengan kandungan pasir kurang dari 50%.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/download/link/makalah-bentuklahan-asal-proses-fluvial

http://www.pengertianku.net/2019/07/tanah-aluvial-dilengkapi-pengertian-ciri-pemanfaatan-dan-
persebarannya.html

12

Anda mungkin juga menyukai