Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DINAMIKA ESTUARI

SEDIMENTASI DI ESTUARI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK IV

NARFAN I1F190021
BORJUS I1F120001
MERYAM ASTUTI I1F120014
SALIN PUTRI I1F120017

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah senantiasa kami panjakan kehadiran Allah SWT yang

telat melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini sebagai Syarat Kelulusan Mata Kuliah Dinamika

Estuari dengan judul “Sedimentasi Di Estuari”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak dapat terlepas

dari bantuan pihak yang terkait dalam makalah ini serta saran juga kritikan

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan keterbatasan dalam pengalaman dan pengetahuan


yang

penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta

masukan bahkan kritikan yang dapat membangun dari berbagai pihak.


Akhirnya

penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan dunia pendidikan.

Kendari, 1 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sedimentasi..................................................................................4
B. Sumber Sedimentasi .................................................................................5
C. Dampak Sedimentasi ................................................................................6
D. Upaya pengendalian Sedimentasi...........................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..............................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHUL
UAN

A. Latar Belakang

Estuary merupakan daerah pertemuan antara air tawar yang berasal dari

daratan dengan air laut. Wilayah ini mempunyai karakteristik yang berbeda

dengan laut maupun perairan air tawar. Bercampurnya kedua jenis air
tersebut

dipengaruhi pasang surut yang berlangsung secara berkala dan membawa


partikel-

partikel sedimen yang berasal dari daratan. Dengan adanya masukan air
tawar

yang membawa partikel sedimen dari daratan yang terjadi secara terus
menerus,

dapat menyebabkan terjadinya sedimentasi di daerah muara sungai. Adanya

peningkatan
Angkutan sedimentasi
sedimen tersebut
di sungai atau dapat berpengaruh
saluran terhadap suatu
terbuka merupakan keberadaan
proses
hewan
alami yang terjadi secara berkelanjutan. Sungai di samping berfungsi sebagai
Makrozoobentos di daerah muara sungai. (Agung Pamuji, 2015).
media untuk mengalirkan air. Juga berfungsi untuk mengangkut material
sebagai

angkutan Sedimen. Berdasarkan mekanisme pergerakannya,angkutan


sedimen di

sungai dapat Dibedakan sebagai angkutan sedimen dasar (bed load) dan
angkutan

sedimen layang (suspended load). Awal gerak butiran sedimen dasar


merupakan

awal terjadinya angkutan sedimen di suatu saluran terbuka, dan oleh


karenanya

merupakan hal penting dalam Perhitungan angkutan sedimen. Awal gerak


butiran

dasar merupakan kondisi atas antara aliran tanpa angkutan sedimen dan
aliran
1
dengan sedimen dasar (Wiguna, dkk., 2020).
Angkutan sedimen yang dialirkan melalui saluran terbuka atau sungai

dapat menyebabkan penumpukan sedimen terutama di bagian perairan


ekosisitem

Estuari atau hulu. Angkutan Sedimen yang di angkut oleh sungai dapat

menyebabkan pendangkalan pada sungai. Akibat dari pendangkalan, Estuari


tidak

dapat memaksimalkan fungsinya Sehingga dapat menyebabkan banjir.


Dengan

banyaknya timbunan sedimen dalam sistim aliran perairan sering dijumpai,

biasanya dari yang terbebani sedimen. Sehingga berujung pada penumpukan


dan
Akibat banyaknya factor masalah yang disebabkan oleh sedimen, maka

kerusakan habitat
penulis Ingin padalebih
meneliti estuari (Zulfahmi,
dalam dkk.,
mengenai 2016). yang terjadi oleh
pengaruh

Sedimentasi di daerah estuari.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah

penting sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksut dengan sedimentasi?

2. Bagaimana Sumber sedimentasi?

3. Bagaimana Dampak sedimentasi?

4. Bagaimana tipe-tipe sedimentasi?

5. Bagaimana upaya pengendalian sedimentasi?

2
C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah

adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mengetahui apa aitu sedimentasi

2. Untuk Mengetahui sumber sedimen

3. Untuk Mengetahui dampak sedimen

4. Untuk Mengetahui tipe-tipe sedimentasi

3
BAB II
PEMBAHAS
AN
A. Definisi Sedimen dan Sedimentasi

Sedimen adalah produk disintegrasi dan dekomposisi batuan.

Disintegrasi mencakup seluruh proses dimana batuan yang rusak/pecah

menjadi butiran-butiran kecil tanpa perubahan substansi kimiawi.


Dekomposisi

mengacu pada pemecahan komponen mineral batuan oleh reaksi kimia.

Dekomposisi mencakup proses karbonasi, hidrasi, oksidasi dan solusi.

Karakteristik butiran mineral dapat menggambarkan properti sedimen, antara

lain ukuran (size), bentuk (shape), berat volume (specific weight), berat jenis

(specipfic gravity) dan jatuh/endap (fall velocity) (Hambali dan Apriyanti,


2016).

Menurut Sari dkk (2014), menyebutkan bahwa Sedimen merupakan

pecahan, mineral atau material organik yang ditransporkan dari berbagai

sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga

termasuk didalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang

dalam air atau dalam bentuk larutan kimia. Mineral dan material organik

yang terdapat di estuari akan terakumulasi di dasar estuari sehingga sedimen

estuari memiliki makna dengan cakupan yang luas dalam segi komposisi

dan karakteristik fisik sebagai fungsi dari kedalaman air, jarak dari daratan,

variasi dari sumber endapan, dan juga karakteristik fisik, kimia, biologi dan

Sedangkan, Sedimentasi
lingkungan tempat adalah peristiwa pengendapan material batuan
terbentuknya.

yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin. Pada saat pengikisan terjadi,

4
air membawa batuan mengalir ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di

laut. Pada saat kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis, batuan

diendapkan di daerah aliran air (Hambali dan Apriyanti, 2016).

Sedimentasi disuatu lingkungan perairan terjadi karena terdapat suplai

muatan sedimen yang tinggi di lingkungan tersebut. Suplai muatan sedimen

salah satunya berasal dari daratan yang dibawa ke laut melalui aliran

sungai. Pengendapan bahan-bahan organik dalam sedimen laut banyak

dipengaruhi oleh kondisi pada saat proses sedimentasi terjadi. Kondisi

oksigan yang terlarut dalam air akibat sedimentasi dapat mengurangi jumlah

senyawa organik yang mengendap di ekosistem estuari. Hal ini dikarenakan

pada saat proses sedimentasi, akan terjadi oksidasi di dalam kolom air yang

menyebabkan terjadinya degradasi lebih lanjut dari bahan organik (Saputro,

2013).

B. Sumber Sedimen

Sedimen laut berasal dari daratan dan hasil aktivitas (proses) biologi,

fisika dan kimia baik terjadi didaratan maupun di laut itu sendiri, meskipun
ada

sedikit masukan dari sumber vulkano genik dan kosmik. Sumber partikel
sedimen

yang berbeda menyebabkan keberadaan, karakteristik dan sebaran sedimen


akan
Asal partikel sedimen menentukan jenis-jenis partikel penyusun sedimen,
berbeda pula.
berdasarkan jenisnya maka partikel sedimen dapat berasal dari sumber-
sumber

berikut:

5
a) Partikel-partikel yang dierosi sebagai partikel padat yang berasal dari

daratan disebut partikel terrigeneous.

b) Partikel-partikel piroklastik yang bersala dari letusan gunung.

c) Partikel-partikel yang berkembang melalui proses biologi dan kimia pada

dasar perairan.

Menurut Sembiring dkk (2014) meyebutkan bahwa, pengendapan sedimen

tergantung kepada medium angkut, dimana bila kecepatan berkurang medium

tersebut tidak mampu mengangkut sedimen sehingga terjadi penumpukan di

ekosistem Estuari. Sedangkan material berukuran kasar akan lebih cepat

terendapkan dari pada material yang berukuran halus. Dalam penyebarannya

material kasar akan lebih terkonsentrasi di sekitar daratan dan material halus

penyebarannya lebih mengarah ke laut.

Sumber partikel yang berbeda menyebabkan keberadaan, karakteristik dan

sebaran sedimen akan berbeda pula. Sedimen terrigeneous disusun oleh


partikel-

partikel organik dan anorganik, partikel piroklastik meliputi pragmen batuan,

kristal tunggal, dan gelas vulkanik, dan partikel-partikel hasil proses biologi
dan

kimia terdiri dari hasil sekresi organisme, degradasi cangkang, aktivitas

mikroorganisme dan peletisasi. Sedimen pantai berasal dari erosi sungai,


erosi

pantai dan erosi dasar laut. Faktanya sungai memberikan suplay relatif besar

(sekitar 90%) terhadap transport sedimen pantai (Sembiring, dkk., 2014).


Sedimentasi perairan yang disebabkan oleh aktivitas manusia berdampak
C. Dampak Sediemntasi
besar terhadap kondisi perairan. Aktivitas tersebut meliputi buangan saluran
dari

6
limbah rumah tangga, kegiatan pengerukan, trawling, pembukaan lahan di pesisir,

limbah buangan industri, perubahan struktur di pantai dan lepas pantai,

pembukaan lahan pertanian di daratan dekat pantai, aktivitas kapal dan

sedimentasi dari sungai akibat aktivitas manusia disepanjang sungai. Dampak

negatif yang ditimbulkan sedimenasi adalah kematian organisme laut, penurunan

biodiversitas, hambatan jalur pelayaran karena pendangkalan, gangguan atau

hilangnya habitat, menurunnya stok alami makanan laut (seafood), perubahan

distribusi ukuran sedimen, peningkatan kekeruhan dan perubahan kedalaman

(Roswaty, dkk., 2013).

Selain itu, Permasalahan yang berkaitan dengan sedimentasi di Estuari

adalah pengangkutan zat terutama phospor, logam berat, dan pestisida yang

berdampak negatif pada kualitas air. Jumlah sedimen dari hasil erosi di
estuari

akan menghasilkan suatu bentukan (morfologi) tubuh tanah yang


menciptakan

bentuk muka dasar perairan estuari yang baru. Dengan demikian


mengakibatkan

pendangkalan di daerah Estuari. Sedimentasi yang terjadi secara tidak


langsung

maupun secara langsung sedimentasi berdampak terhadap kondisi sosial


ekonomi
terjadi secara tidak langsung maupun secara langsung
masyarakat Efek sedimetasi pada perekonomian masyarakat yang umumnya
(Sucihatiningsih, dkk.,2012).
bermata pencaharian sebagai peternak ikan air tawar dengan Sedimentasi
yang
Sedimentasi yang terjadi di muara sungai dapat membawa beberapa

dampak negatif antara lain, adalah jalur pelayaran kapal dan penangkapan
ikan

terhambat apabila air sedang surut, adanya potensi akumulasi bahan organik

7
bawaan dari sungai, ketidakseimbangan kehidupan organisme perairan, garis

pantai akan lebih menjorok ke arah laut, hulu sungai akan mengalami kenaikan

tinggi muka air serta terjadi peluapan masa air di sungai yang akan

mengakibatkan banjir di darat. Kerusakan-kerusakan di daerah pantai Jenis

kerusakan yang kerap terjadi di daerah pantai adalah abrasi dan akresi

(sedimentasi). Sedimentasi merupakan suatu proses pengendapan material yang

terbawa oleh media air. Dampak yang merugikan sebagai akibat dari sedimentasi

adalah terganggunya aliran sungai berupa meningkatnya aliran permukaan dan

menurunnya permukaan air tanah dan meluasnya lahan kedap air, yang ditandai

dengan gejala ketika turun hujan akan mudah banjir dan ketika musim kemarau

terjadi kekeringan dan pendangkalan sungai sehingga menyebabkan banjir

(Zulfahmi, dkk., 2016).

D. Upaya Pengendalian sedimentasi

Cara pengendalian sedimen yang terbaik adalah pengendalian sedimen

yang dimulai dari sumbernya, yang berarti merupakan pengendalian erosi.

Dampak negatif tersebut dapat dikurangi dengan mengkaji proses


sedimentasi

menggunakan teknologi pemodelan. Teknologi pemodelan dapat membantu


untuk

menduga sumber-sumber sedimentasi dari aktivitas manusia. Distribusi


sedimen

disuatu perairan dan pola sirkulasi arus akan memperlihatkan keadaan


sumber

sedimen. Teknologi pemodelan dapat membantu mensimulasikan beberapa

kondisi sumber-sumber sedimen jika sumber sedimen tersebut masuk ke


suatu

perairan. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan dampak yang mungkin


akan 8

ditimbulkan jika sedimen tersebut masuk dan menyebar ke perairan. Scenario


pemodelan ditentukan berdasarkan jumlah dan intensitas aktivitas manusia yang

menghasilakan sedimen sebagai sumber ( point source ) sedimen (Saputro, 2013).

Upaya pengendalian sedimen untuk memperkecil akibat-akibatnya antara

lain berupa:

a. Pengendalian sungai (river training)

b. Perencanaan bangunan inlet yang baik untuk penyadapan air ke saluran

c. Pemilihan lokasi bendungan yang tepat

d. Pembangunan Bangunan Pengendali Sedimen (chek dam) di hulu waduk

e. Membuat alur pintas atau sudetan

f. Perencanaan outlet waduk yang baik

g. Perencanaan bangunan (structures) yang baik.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sedimentasi merupakan proses terakhir dalam aktivitas tenaga eksogen

yang meliputi pelapukan, erosi, dan masswasting. Proses ini terjadi di


daratan,

pantai, danau, sungai, maupun lautan. Sedimen laut berasal dari daratan dan
hasil

aktivitas (proses) biologi, fisika dan kimia baik terjadi didaratan maupun di
laut

itu sendiri, meskipun ada sedikit masukan dari sumber vulkano genik dan
kosmik

yang berujung pada dampak penumpukan dan degradasi organisme termasuk

Eksistem Estuari. Dampak negatif yang ditimbulkan dapat dikurangi dengan


B. Saran

mengkaji proses sedimentasi menggunakan teknologi pemodelan


Marilah kita bersama-sama menjaga alam ini dengan baik agar kekayaan di alam

tidak berkurang dan semakin membaik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hambali, R., dan Apriyanti, Y. 2016. STUDI Karakteristik Sedimen Dan Laju
Sedimentasi Sungai Daeng Kabupaten Bangka Barat. Jurnal Fropil.
Volume 4 (2) Halaman 165- 174.
Pamuji, A., Muskananfola, M. R., & A’in, C. (2015). Pengaruh Sedimentasi
Terhadap Kelimpahan Makrozoobenthos Di Muara Sungai Betahwalang
Kabupaten Demak (The effects of sedimentation on macrozoobenthos
abundance in Betahlawang Estuary of Demak). Saintek Perikanan:
Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 10(2), 129-135.
Roswaty, M. R. Muskananfola dan P. W. Purnomo. 2014. Tingkat Sedimentasi Di
Muara Sungai Wudung Kecamatan Wedung, Demak. Maquares 3(2): 129-
137
Saputro, E. 2013. Laporan Pemetaan Geologi dan Geofisika Dasar Laut
Teluk Cendrawasih Lembar Peta 3014,3114,3013,3113. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL). Bandung.
Sari, T. A., Atmodjo, A., dan Zuraida, R. 2014. Studi Bahan Organik Total
(Bot) Sedimen Dasar Laut Di Perairan Nabire, Teluk Cendrawasih, Papua
Jurnal Oseanografi. Volume3,(1) Halaman 81-86.
Sembiring, Amalia Ester, et al., 2014. Analisis Sedimentasi Di Muara Sungai
Panasen. Sipil Statik, 2(3): 2337-6732.
Wiguna, E, Wibowo M, Rachman R.A, Aziz H., Nugroho S.(2020).
Kondisi Hidrooseanografi Muara Sungai Jelitik, Sungailiat, Bangka
Provinsi Bangka Belitung. Buletin Oseanografi Marina. 9(1):9–
18.PISSN : 2089-3507 EISSN : 2550-0015.
WP, S. D., Setiawan, A. B., & Karsinah, K. (2012). Dampak Sedimentasi
Bendungan Soedirman Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat. Jejak:
Jurnal Ekonomi dan Kebijakan, 5(2).
Zulfahmi, Z., AS, N. S., & Jufriadi, J. 2016. Dampak Sedimentasi Sungai Tallo
Terhadap Kerawanan Banjir Di Kota Makassar. Plano Madani: Jurnal
Perencanaan Wilayah dan Kota, 5(2), 180-191.

11

Anda mungkin juga menyukai