Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEDIMENTOLOGI

Disusun Oleh:
Kosmanto Putra Kallo Langi (2006056003)
Andini Aulia Ayuk. A (2006056010)
Nur Annisa (2006056011)
Sakinah Imel Febriyanti (2006056017)
Muh. Asman (2006056023)
Pratama bima saputra (2006056043)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah yang memiliki pantai terbanyak di dunia.
Pantai merupakan sebuah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan
daratan, bentuk pantai berbeda-beda sesuai dengan keadaan, proses yang
terjadi di wilayah tersebut, seperti pengangkutan, pengendapan dan
pengikisan yang disebabkan oleh gelombang, arus, angin dan keadaan
lingkungan disekitarnyayang berlangsung secara terus menerus, sehingga
membentuk sebuah pantai. Pantai merupakantempat pasir berada, pasir yang
berada di pantai bisa berasal dari pecahan terumbu karang atau juga bisa
dari sedimentasi yang terbawa dari sungai (Firmansyah dkk, 2014).
Sedimentasi merupakan proses pembentukan sedimen atau endapan,
atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan atau akumulasi
dari material pembentuk atau asalnya pada suatu tempat. Proses sedimentasi
umumnya terjadi pada daerah pantai yang mengalami erosi karena material
pembentuk pantai terbawa arus ke tempat lain dan tidak kembali ke lokasi
semula. (Firmansyah dkk, 2014).
Material yang terbawa arus tersebut akan mengendap di daerah yang
lebih tenang, seperti muara sungai, teluk, pelabuhan, dan sebagainya,
sehingga mengakibatkan sedimentasi di daerah tersebut. Terjadinya
sedimentasi tersebut juga berpengaruh terhadap perubahan bentuk garis
pantai. Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang dinamis, unik dan rentan
terhadap perubahan lingkungan. (Firmansyah dkk, 2014).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lingkungan pesisir antara lain
adalah aktivitas di daratan, pertumbuhan penduduk, perubahan iklim,
peningkatan permintaan akan ruang dan sumberdaya, serta dinamika
lingkungan pantai. Berbagai macam aktivitas manusia yang dilakukan baik di
daratan maupun di lautan jugamendorong terjadinya perubahan lingkungan di
wilayah pesisir. (Firmansyah dkk, 2014).
B. Tujuan
1. Mengetahui proses sedimentasi di laut
2. Mengetahui metode pengukuran laju sedimen
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi

C. Manfaat
1. Dapat mengetahui proses sedimentasi di laut
2. Dapat mengetahui metode pengukuran laju sedimen
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Terjadinya Sedimentasi di Perairan Laut


Sedimentasi adalah pengendapan komponen sedimen daratan atau
terakumulasinya partikel atau komponen sedimen dalam suatu tempat yang
biasanya berbentuk cekungan dengan mengalami beberapa proses terlebih
dahulu. Pipkin (1977) menyatakan bahwa sedimen adalah pecahan, mineral,
atau material organik yang ditransforkan dari berbagai sumber dan
diendapkan oleh media udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk
didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam
air atau dalam bentuk larutan kimia.

Sedimen yang di jumpai di dasar lautan dapat berasal dari beberapa


sumber yang menurut Reinick (Kennet, 1992) dibedakan menjadi empat yaitu:

1) Lithougenus sedimen yaitu sedimen yang berasal dari erosi pantai dan
material hasil erosi daerah up land. Material ini berasal dari sisa
pengikisan batu-batuan di darat, hal ini terjadi karena adanya kondisi fisik
yang ekstrim, seperti adanya proses pemanasan dan pendinginan yang
terjadi berulang-ulang di padang pasir. Material ini dapat sampai ke dasar
laut melalui proses mekanik, yaitu tertransport oleh arus sungai dan atau
arus laut dan akan terendapkan jika energi tertransforkan telah melemah.
Saat sedimen sampai pada laut penyebarannya ditentukan oleh sifat fisik
dari partikel-patikel itu sendiri. Khusunya oleh lama dan ukuran partikel
tersebut melayang di lapisan air. Partikel yang berukuran besar akan
cepat tenggelam daripada partikel yang kecil di mana partikel yang
berukuran besar misalnya pasir akan cepat diendapkan ketika sampai
dilaut dan cenderung mengumpul di daerah dekat daratan (pantai).
Sedangkan partikel yang berukuran kecil seperti lumpur dan tanah liat
diangkut lebih jauh ke tengah laut dan akan mengendap di daerah
Continental Shelf dan partikel-partikel yang berukuran sangat kecil
diendapkan pada dasar laut yang paling dalam. Beberapa sungai di dunia
yang mengalir di daerah daratan yang begitu luas akan memindahkan
sejumlah besar sedimen ke laut.
2) Biogeneuos sedimen yaitu sedimen yang bersumber dari sisa-sisa
organisme yang hidup seperti cangkang dan rangka biota laut serta
bahan-bahan organik yang mengalami dekomposisi. Sedimen ini berasal
dari sisa-sisa kerangka organisme hidup yang akan membentuk endapan
partikel-partikel halus yang dinamakan ooze yang mengendap pada
daerah yang jauh dari pantai. Sedimen ini digolongkan menjadi 2 tipe.
yaitu: Calcareous dan Siliseous Ooze. Hal ini tergantung oleh organisme
darimana mereka berasal.
3) Hidreogenous sedimen yaitu sedimen yang terbentuk karena adanya
reaksi kimia di dalam air laut dan membentuk partikel yang tidak larut
dalam air laut sehingga akan tenggelam ke dasar laut. Sebagai contoh
manganese nodules (bongkahan-bongkahan mangan) berasal dari
endapan lapisan oksida dan hidroksida dari besi dan mangan yang
terdapat di dalam sebuah rangkaian lapisan konsentris di sekitar pecahan
batu atau runtuhan puing-puing. Jenis logam-logam lain seperti copper
(tembaga), cobalt dan nikel juga tergabung di dalamnya. Reaksi kimia
yang terjadi di sini bersifat sangat lambat, di mana untuk membentuk
sebuah nodule yang besar diperlukan waktu berjuta-juta tahun dan proses
ini akan berhenti sama sekali jika nodule telah terkubur dalam sedimen.
Sebagai akibatnya nodule-nodule ini menjadi begitu banyak dijumpai di
Lautan Pasifik daripada di Lautan Atlantik. Hal ini disebabkan karena
tingkat kecepatan proses sedimentasi untuk mengukur nodule-nodule
yang terjadi di Lautan Pasifik lebih lambat jika dibandingkan dengan di
Lautan Atlantik.
4) Cosmogenous sedimen yaitu sedimen yang berasal dari berbagai sumber
dan masuk ke laut melalui jalur media udara/angin. Sedimen jenis ini
dapat bersumber dari luar angkasa, aktifitas gunung api atau berbagai
partikel darat yang terbawa angin. Material yang berasal dari luar angkasa
merupakan sisa-sisa meteorik yang meledak di atmosfir dan jatuh di laut.
Sedimen yang berasal dari letusan gunung berapi dapat berukuran halus
berupa debu volkanik, atau berupa fragmen-fragmen aglomerat.
Sedangkan sedimen yang berasal dari partikel di darat dan terbawa angin
banyak terjadi pada daerah kering dimana proses eolian dominan namun
demikian dapat juga terjadi pada daerah subtropis saat musim kering dan
angin bertiup kuat.
Klasifikasi sedimen juga bisa berdsarkan asal sedimen itu sendiri yaitu:
1) Sedimen Ltihogeneous Merupakan sedimen yang berasal dari sisa
pengikisan batuan di darat. Partikel batuan diangkut dari daratan ke lautan
oleh air hujan dan oleh sungai.
2) Sedimen Biogenous Merupakan sedimen yang berasal dari sisa-sisa
rangka organisme hidup yang membentuk partikel halus (ooze). Sedimen
ini digolongkan ke dalam 2 tipe yaitu Calcareous dan Siliceous.
3) Sedimen Hidrogenous Merupakan sedimen yang terbentuk dari hasil
reaksi kimia dalam air laut contohnya bongkahan mangan yang berasal
dari endapan lapisan oksida dan hidroksida besi dan mangan.

B. Metode pengukuran laju sedimen


Laju sedimentasi merupakan peristiwa pengendapan material batuan
yang terangkut oleh tenaga air atau angin. Proses ini terjadi melalui dua
tahap. Tahap pertama pada saat pengikisan, air membawa batuan mengalir
ke sungai, danau, dan akhirnya sampai di laut. Tahap selanjutnya pada saat
kekuatan pengangkutannya berkurang atau habis,batuan mengendap di
daerah aliran air.
Laju sedimentasi merupakan banyaknya (volume) sedimen yang terangkat
per satuan luas per satuan waktu. Kecepatan sedimen untuk mengendap
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kecepatan arus, debit sungai,
pasang surut maupun faktor hidrooseanografi yang lain.
Salah satu metode analisa laju sedimentasi dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
• Sampel sedimen dari sediment trap dipindahkan ke botol sampel lalu
diendapkan.
• Sampel yang sudah diendapkan lalu ditimbang dan dipindahkan dalam
gelas ukur volume 1 liter yang telah diisi aquades, diaduk hingga homogen
lalu dilakukan pemipetan, waktu pemipetan serta jarak tenggelam sedimen
• Masing-masing hasil pemipetan diletakan pada botol sampel yang
sebelumnya ditimbang.
• Hasil pemipetan lalu disaring menggunakan kertas saring 0.45 µm yang
sebelumnya di oven pada suhu 1050C, lalu sampel sedimen disaring
menggunakan vacump pump bersama dengan kertas saring.
• Hasil saringan kemudian di oven dengan suhu yang ditentukan yaitu
sebesar 1050 C kemudian ditimbang untuk diketahui beratnya.
• Sampel yang sudah di oven lalu ditimbang dan dilakukan perhitungan nilai
laju sedimentasi.
Rumus perhitungan laju sedimentasi yaitu :
Laju sedimentasi = A-B / luas/minggu (gr/luas pralon/minggu)
= (10000/π.r2).(A-B) (gr/ /hari)
= (10/π.r2). (A-B) (kg/ /hari)
Keterangan:
A = berat alumunium foil + sedimen setelah pemanasan 105 (dalam gram)
B = berat awal alumunium foil setelah pemanasan 105 (dalam gram)
π = 3,14
r = jari-jari lingkaran sediment trap

Pengukuran sedimen didahului dengan pengukuran kecepatan arus


sungai yang akan digunakan untuk menghitung besarnya debit air yang ada.
Kemudian dilakukan pengambilan sampel air sedimen. Berdasarkan hasil
pengukuran debit dan pengambilan sampel sedimen pada berbagai titik muka
air (TMA), dibuat persamaan lengkung debit suspensi dengan didahului
menghitung besarnya debit sedimen (Qs) pada berbagai TMA.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Sedimentasi


Berikut merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi,
diantaranya:
1) Ukuran partikel, bentuk partikel, dan konsentrasi partikel Semakin besar
semakin cepat mengendap dan semakin banyak yang terendapkan.
2) Viskositas cairan Pengaruh viskositas cairan terhadap kecepatan
sedimentasi yaitu dapat mempercepat proses sedimentasi dengan cara
memperlambat cairan supaya partikel tidak lagi tersuspensi.
3) Temperatur Bila temperatur turun, laju pengendapan berkurang. Akibatnya
waktu tinggal di dalam kolam sedimentasi menjadi bertambah.
4) Berat jenis partikel
Laju sedimentasi atau kecepatan laju endapan sedimen dipengaruhi oleh
ukuran partikel sedimen dan dipengaruhi oleh debit yang melewati
penampang pada daerah tersebut. Debit aliran adalah fungsi dari
kedalaman aliran, lebar sungai, dan kemiringan energi (Hambali, 2016).
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis studi kasus tentang laju sedimentasi, dapat di simpulkan


beberapa hal sebagai berikut :
1. Sedimentasi tidak hanya terjadi di daratan saja. Sedimen juga dapat kita
jumpai didasar lautan, beberapa sumber yang menyebabkan hal tersebut
adalah Sedimen dari erosi pantai dan material hasil erosi daerah up land
(Lithougenus), Sedimen dari sisa-sisa organisme seperti cangkang dan
rangka Biota laut (Biogeneuos), Sedimen dari reaksi kimia di lautan
(Hidrogenous), dan Sedimen dari luar angkasa yang masuk kelaut.
2. Salah satu metode analisa laju sedimentasi dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
• Sampel sedimen dari sediment trap dipindahkan ke botol sampel lalu
diendapkan.
• Sampel yang sudah diendapkan lalu ditimbang dan dipindahkan dalam
gelas ukur volume 1 liter yang telah diisi aquades, diaduk hingga homogen
lalu dilakukan pemipetan, waktu pemipetan serta jarak tenggelam
sedimen.
• Masing-masing hasil pemipetan diletakan pada botol sampel yang
sebelumnya ditimbang.
• Hasil pemipetan lalu disaring menggunakan kertas saring 0.45 µm yang
sebelumnya di oven pada suhu 1050C, lalu sampel sedimen disaring
menggunakan vacump pump bersama dengan kertas saring.
• Hasil saringan kemudian di oven dengan suhu yang ditentukan yaitu
sebesar 1050 C kemudian ditimbang untuk diketahui beratnya.
• Sampel yang sudah di oven lalu ditimbang dan dilakukan perhitungan nilai
laju sedimentasi.
Rumus perhitungan laju sedimentasi yaitu :
Laju sedimentasi = A-B / luas/minggu (gr/luas pralon/minggu)
= (10000/π.r2).(A-B) (gr/ /hari)
= (10/π.r2). (A-B) (kg/ /hari)
3. Laju sedimentasi merupakan laju peristiwa pengendapan material sedimen.
Terdapat beberapa faktor dari lingkungan (eksternal) yang mempengaruhi
kecepatan Laju sedimentasi seperti Kecepatan arus, debit (perairan), pasang
surut dan Lain-lain. Kemudian ada juga beberapa faktor dari dalam (internal)
yaitu Ukuran partikel, bentuk partikel, konsentrasi partikel, Viskositas cairan,
Temperatur (suhu), dan berat jenis partikel.
Laju sedimentasi atau kecepatan laju endapan juga terpengaruh dari
kedalaman perairan, Lebar perairan, dan Kemiringan energi.
Daftar pustaka

Fiirmansyah, M. Sigit dkk. 2014.Analisa Butiran Sedimen Pantai Goa China Malang
Selatan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya.
Malang.[Laporan Praktikum]

Hambali, R., & Apriyanti, Y. (2016, December). Studi Karakteristik Sedimen Dan Laju
Sedimentasi Sungai Daeng–Kabupaten Bangka Barat. In FROPIL (Forum
Profesional Teknik Sipil) (Vol. 4, No. 2, pp. 165-174).

Juliano, R., Hartono, D. and Anggoro, A., 2021. Analisis Laju Sedimentasi di
Kawasan Perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pondok Besi Kota
Bengkulu. Maspari Journal: Marine Science Research, 13(2), pp.105-116.

Pipkin, B.W. 1977. Laboratory Exercise In Oceanography. W.H Freeman and


Company. San Fransisco.

Widyorini, N. 2010. Analisis Pertumbuhan Gracilari Sedimentasi. Jurnal Saintek.,


6(1) : 30-36.

Anda mungkin juga menyukai