Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Ivandi Rafiqi

Nim : 2011101010137

Mk : Sedimentologi 02

Sedimentologi
Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan. Menurut Wadell (1932),
sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau endapan. Sam Boggs Jr. dalam bukunya
Principles of Sedimentology and Stratigraphy, sedimentologi adalah sains yang mempelajari tentang
klasifikasi, asal dan interpretasi sedimen dan batuan sedimen. Gary Nichols (2009), sedimentologi
adalah studi yang membahas proses pembentukan, transportasi dan pengendapan material yang
terakumulasi sebagai sedimen pada lingkungan darat dan laut yang pada akhirnya membentuk batuan
sedimen. Secara umum sedimentologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sedimen alami,
baik yang telah terlitifikasi maupun belum terlitifikasi dan proses pembentukannya. Dalam
sedimentologi terdapat beberapa unsur yang menjadi dasar pembahasan serta menjadi objek utama
dalam studinya, yaitu sedimen, proses pembentukan sedimen, mekanisme transportasinya, lingkungan
dan proses pengendapannya serta bentuk yang dihasilkan oleh sedimen tersebut.
Proses Sedimentasi
Proses pembentukan sedimen melibatkan beberapa faktor, seperti pelapukan, erosi,
transportasi, dan pengendapan. Pelapukan adalah proses alterasi dan fragmen batuan yang terjadi di
permukaan bumi akibat proses fisik, kimia, dan biologi [1]. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan
seperti sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya akibat transportasi oleh air, angin, es, atau
gletser [1]. Transportasi sedimen terjadi ketika sedimen terbawa oleh media seperti air, angin, atau es
dan diangkut ke tempat lain [2]. Pengendapan adalah proses di mana sedimen yang terbawa oleh
media tersebut mengendap dan terakumulasi di suatu cekungan.
Sedimentasi
sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen yang terjadi ketika partikel-partikel padat
seperti pasir, lumpur, atau kerikil terpisah dari medium pengangkutnya, seperti air atau angin, dan
terakumulasi di suatu tempat. Proses sedimentasi ini terjadi karena adanya perubahan kondisi fisik
atau kimia yang mengakibatkan partikel-partikel sedimen kehilangan energi untuk tetap terus
bergerak. Sedimentasi dapat terjadi di berbagai lingkungan, seperti sungai, danau, laut, atau bahkan di
lingkungan glasial.
Pelapukan dan Erosi
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragmen batuan yang terjadi di permukaan bumi akibat
proses fisik, kimia, dan biologi Pelapukan dapat dibagi menjadi tiga jenis utama: pelapukan fisik,
pelapukan kimia, dan pelapukan biologis. Pelapukan fisik terjadi akibat perubahan suhu, tekanan, atau
gerakan mekanis yang mengakibatkan penguraian partikel-partikel batuan. Pelapukan kimia terjadi
akibat reaksi kimia antara batuan dengan zat-zat kimia seperti air, asam, atau garam. Pelapukan
biologis terjadi akibat aktivitas organisme seperti akar tumbuhan, mikroorganisme, atau hewan yang
menghasilkan asam organik atau mekanisme mekanis
Erosi, di sisi lain, adalah peristiwa pengikisan padatan seperti sedimen, tanah, batuan, dan
partikel lainnya akibat transportasi oleh air, angin, es, atau gletser Erosi terjadi ketika energi aliran
fluida melebihi daya tahan sedimen, sehingga sedimen terlepas dari tempatnya dan terbawa oleh
aliran fluida. Erosi dapat terjadi di berbagai lingkungan, seperti sungai, pantai, danau, atau bahkan di
lingkungan glasial. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat erosi meliputi kecepatan aliran fluida,
konsistensi sedimen, kemiringan lereng, dan vegetasi
Transport Sedimen
Transportasi sedimen terjadi ketika sedimen terbawa oleh media seperti air, angin, atau es dan
diangkut ke tempat lain. Terdapat dua mekanisme utama dalam transportasi sedimen, yaitu transport
oleh bedload dan transport oleh suspended load [1].
Transport oleh bedload terjadi ketika butir sedimen bergerak di dasar aliran fluida dengan cara
mengelinding, merayap, dan melompat. Butir sedimen ini dipicu oleh energi fluida dan saling
bertubrukan antara satu dengan yang lain. Transport oleh bedload umumnya terjadi pada butir dengan
ukuran kasar dan dapat membentuk struktur sedimen seperti silang siur (cross bedding) dan dune [1].
Transport oleh suspended load terjadi ketika butir sedimen bergerak dan mengambang dengan
arah yang acak akibat adanya arus turbulen yang kuat. Kecepatan aliran fluida sangat penting dalam
menjaga sedimen tetap tertransport secara suspensi. Partikel sedimen yang tertransport oleh suspensi
tergantung pada kuat-lemahnya turbulen. Transport oleh suspended load umumnya terjadi pada
sedimen dengan ukuran halus, seperti lempung, dan dapat membentuk struktur sedimen seperti graded
bedding dan parallel lamination
Lingkungan Pengendapan
Lingkungan pengendapan sedimen dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
keterdapatannya, yaitu darat, transisi, dan laut.
1. Lingkungan darat meliputi:
o Alluvial fan, yang terbentuk akibat proses longsoran yang disebabkan oleh beban air
dan/atau aktivitas patahan.
o Sungai, di mana terjadi proses sedimentasi mulai dari erosi hingga pengendapan
sedimen di berbagai bagian sungai.
o Danau, yang merupakan cekungan yang terisi air dan menjadi tempat akumulasi
sedimen.
2. Lingkungan transisi meliputi:
o Pantai, di mana terjadi pencampuran sedimen dari darat dan laut karena pertemuan
antara air laut dan daratan.
o Pasang surut, yang terbentuk dari batas pasang naik air laut hingga batas surutnya.

o Laguna, yang terbentuk di daerah transisi di mana air laut masuk hingga kedaratan
dan terjebak dalam cekungan di belakang pantai atau dibatasi oleh terumbu karang.
3. Lingkungan laut meliputi:
o Zona muka pantai (shoreface), yang dimulai dari garis yang selalu digenangi air laut
hingga kedalaman sekitar 20 meter.
o Zona transisi lepas pantai (offshore transition zone), yang merupakan bagian antara
muka pantai dengan lepas pantai, umumnya berada pada kedalaman 20 hingga 50
meter.
o Zona lepas pantai (offshore), yang merupakan bagian yang tidak lagi dipengaruhi
oleh aktivitas sedimentasi pantai dan memiliki kedalaman lebih dari 50 meter.
Sedimentologi Lapangan
Sedimentologi lapangan melibatkan pengamatan langsung terhadap sedimen dan batuan
sedimen di lapangan. Kegiatan ini mencakup pengamatan terhadap proses pembentukan sedimen,
erosi, transportasi, dan pengendapan yang terjadi secara terus-menerus di alam. Pengamatan dapat
dilakukan pada batuan yang terpapar di permukaan bumi, aliran sungai, pantai, danau, atau
lingkungan dengan pengaruh angin. Selain itu, pengamatan juga dapat dilakukan pada sedimen dan
batuan sedimen yang telah terendapkan dan mengalami diagenesis menjadi batuan sedimen.
Pengamatan ini bertujuan untuk menginterpretasi kondisi sedimen, proses sedimentasi, jenis batuan
asal sedimen, mekanisme pengendapan, dan diagenesisnya. Pengamatan lapangan ini penting dalam
kajian sedimentologi karena dapat memberikan informasi tentang karakteristik sedimen, struktur
sedimen, komposisi mineral, dan fitur-fitur lain yang dapat ditemukan pada sedimen atau batuan
sedimen tersebut.

Anda mungkin juga menyukai