Hasil Belajar IPA Terpadu Materi Ekosistem Pada Siswa Kelas VII di SMPN 6 ISSN:2089-3205 (cetak)
Kota Bima Tahun Pelajaran 2018/2019
Abstrak: Penelitian ini termasuk jenis penelitian exspot facto yang bertujuan untuk mengetahui adanya
peningkatan prestasi belajar siswa melalui menggunakan higrometer pada siswa kelas VII siswa SMP
Negeri 6 Kota BimaTahun Pelajaran 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VII SMP Negeri 6 Kota Bima tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 6 kelas tiap kelas sebanyak 35
orang siswa sehingga total jumlah siswa sebanyak 210 orang siswa.Hipotesis yang diuji adalah hipotesis
nihil (H0) yang berbunyi tidak ada hubungan antara keterampilan siswa menggunakan higrometer
dengan hasil belajar IPA Terpadu Materi Ekosistem pada siswa kelas VII di SMPN 6 Kota Bima Tahun
2018/2019. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa harga thitung> ttabel = 2,09 > 2,00 untuk taraf
signifikansi 5% pada derajad bebas (db) sebesar 70-2=68, untuk df 68 dicari pada df 70 ditemukan nilai
tabel 2.00, dengan demikian menerima hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi ada hubungan antara
keterampilan siswa menggunakan higrometer dengan hasil belajar IPA Terpadu Materi Ekosistem pada
siswa kelas VII di SMPN 6 Kota Bima Tahun 2018/2019. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menujukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan higrometer dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa materi ekosistem siswa kelas VII SMPN 6 Kota Bima tahun pelajaran 2018/2019.
Hal ini ditunjukkan dimana harga thitung>ttabel = 2,09 > 2,00 untuk taraf signifikansi 5% pada derajad
bebas (db) sebesar 70. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara keterampilan siswa menggunakan higrometer dengan prestasi belajar IPA Terpadu Materi
Ekosistem pada siswa kelas VII di SMPN 6 Kota Bima Tahun 2018/2019. Hal ini ditunjukkan dimana
harga thitung> ttabel = 2.09 > 2,00 untuk taraf signifikansi 5%. Hasil belajar siswa yang diajar dengan
metode eksperimen dan melibatkan siswa dalam aktivitas menggunakan higrometer lebih tinggi rata-rata
lebih tinggi yaitu sebesar 79 dari padamodel belajar konvensional dengan capaian rata-rata 76dalam
pembelajaran IPA materi ekosistem.
konsep biologi tertentu, karena antara perolehan diluar sekolah (Dahar 1989). Oleh karena itu setiap
pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang
dengan baik dan tidak memungkinkan siswa untuk diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungan
menangkap makna secara fleksibel.Sebagai contoh, dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat
siswa dapat menghafalkan berbagai konsep dan beberapa hal yang perlu ditekankan dalam
fakta, namun tidak mampu menggunakannya untuk konstruktivisme, yaitu:(1) perang aktif siswa dalam
menjelaskan fenomena dalam kehidupan yang mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna: (2)
berhubungan dengan konsep dan fakta yang sudah pentingnya membuat kaitan antara gagasan oleh
dihafal tersebut.Sebagai konsekuensinya, siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan; (3)
pembelajaran biologi di sekolah diharapkan mengaitkan antara gagasan siswa dengan informasi
mampu memberikan pengalaman kepada siswa, baru dikelas (Rustaman, 2003). Konstruktivisme
sehingga memungkinkan siswa melakukan yang menggunakan kegiatan hans-ons memberikan
penyelidikan tentang fenomena biologi (Saptono, kesempatan yang luas untuk melakukan dialog
2003). dengan guru dan teman-temannya akan dapat
Kegiatan-kegiatan di dalam pembelajaran meningkatkan pengembangan konsep dan
biologi merupakan upaya untuk bagaimana siswa ketrampilan berpikir para siswa.
dapat memahami konsep-konsep. Pemahaman Jika melihat beberapa masalah yang terjadi
yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran dalam dunia pendidikan, dalam hal ini pihak
dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang diukur sekolah dan guru-guru dituntut daya kreatifitasnya
dengan memberikan tes kepada siswa sehingga dalam memilih strategi yang tepat agar segala
perlu diadakan penelitian untuk mencari metode tuntutan yang ditujukan terhadap guru khususnya
yang efektif dalam proses belajar di kelas sehingga itu dapat terpenuhi dengan maksimal. Dan
dapat memberikan alternatif pendekatan atau tampaknya strategi catatan terbimbing dapat
metode yang memungkinkan untuk diterapkan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Dalam
dalam proses pembelajaran biologi dengan strategi ini, guru menyiapkan suatu bagan atau
kekhususan pokok bahasan pada pelajaran biologi skema atau yang lain yang dapat membantu siswa
(Diknas, 2003). dalam membuat catatan-catatan ketika guru
Dalam usaha meingkatkan kualitas menyampaikan materi pelajaran. Ada banyak
pembelajaran IPA maka akhir-akhir ini para ahli bentuk atau pola yang dapat dikerjakan untuk
mengembangkan berbagai model pembelajaran strategi ini, salah satunya dan yang paling
yang dilandasi pandangan kontruktivisme dari sederhana adalah mengisi titik-titik, Beberapa cara
piage. Pandangan ini berpendapat bahwa dalam yang dapat dilakukan adalah (a) berikan suatu
proses belajar anak membagun pengetahuanya istilah dengan pengertiannya; kosongkan istilah
sendiri dan memper oleh banyak pengetahuan atau definisinya, (b) kosongkan beberapa
pernyataan jika point-point utamanya terdiri dari adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6
beberpa pernyataan, (c) menghilangkan beberapa Kota Bima tahun pelajaran 2018/2019 berjumlah 6
kata kunci sebuah paragraf, (d) membuat bahan kelas tiap kelas sebanyak 35 orang siswa sehingga
ajar atau catatan yang tercantum di dalamnya sub total jumlah siswa sebanyak 210 orang siswa.
topik dari materi pelajaran. Memberikan tempat Sampel diambil secara klaster sampel dengan cara
kosong yang cukup sehingga siswa dapat menentukan siswa kelas VII yang menjadi sampel.
membuat catatan di dalamnya. Cara kedua adalah Dalam penelitian ini diambil sample sebesar 33%
membangikan bahan ajar (handout) yang disusun atau 70 orang siswa selanjutnya dibagi menjadi
oleh guru kepada siswa. Jelaskan bahwa dua kelompok yaitu, satu kelompok sebanyak 35
guru sengaja menghilangka beberapa poin penting orang siswa dan kelompok sebanyak 35 untuk
dalam bahan ajaruntuk tujuan agar siswa tetap kelompok kontrol.
berkonsentrasi mendengarkan pelajaran yang Instrumen penelitian yang digunakan tes
disampaikan. Setelah selesai menyampaikan materi berupa soal pilihan ganda sebanyak 15 soal,
minta siswa untuk membacakan hasil catatannya, instrumen ini digunakan untuk mengetahui
dan beri klarifikasi tentang materi tersebut (Zaini, peningkatan prestasi belajar siswa.
2007). Setelah Daata terkumpul selanjutnya data
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus uji-
ini mencoba untuk melakukan penelitian dengan t (t-tes).
judul: hubungan antara keterampilan siswa
menggunakan higrometer dengan hasil belajar IPA
HASIL DAN PEMBAHASAN
Terpadu Materi Ekosistem pada siswa kelas VII di
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
SMPN 6 Kota Bima Tahun 2018/2019.
bahwa harga thitung>ttabel = 2,09 > 2,00 untuk taraf
signifikansi 5% pada derajad bebas (db) sebesar
METODE 70-2=68, untuk df 68 dicari pada df 70 ditemukan
Penelitian ini adalah penelitian exspot facto
nilai tabel 2.00, dengan demikian menerima
yang bertujuan untuk mengetahui adanya
hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi ada
peningkatan prestasi belajar siswa melalui
hubungan antara keterampilan siswa menggunakan
menggunakan higrometer pada siswa kelas VII
higrometer dengan hasil belajar IPA Terpadu
siswa SMP Negeri 6 Kota BimaTahun Pelajaran
Materi Ekosistem pada siswa kelas VII di SMPN 6
2018/2019.
Kota Bima Tahun 2018/2019.
Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas
Hasil penelitian ini menunjukkan
VIIsiswa SMP Negeri 6 Kota Bimaselama dua
penggunaan hygrometer dalam melakukan
bulan mulai tanggal September sampai dengan
praktikum lapangan untuk mengamati tentang
Desember 2018.Populasi dalam penelitian ini
ekosistem dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa yang dibuktikan dengan tingginya nilai rata- pembelajaran IPA untuk SMP yang harus
rata siswa yaitu mencapai rata-rata 79 pada kelas diperhatikan oleh guru. Prinsip tersebut antara lain:
eksperimen yang diajar dengan praktikum (1) Pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita di
menggunakan higrometer sedangkan kelas kontrol mulai melalui pengalaman baik secara inderawi
hanya mencapai ratarata 76. maupun non inderawi, (2) Pengetahuan yang
Oleh karena itu sudah seharusnya guru diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung,
melihat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai karena itu perlu diungkap selama proses
produk dan sebagai proses. Secara definisi, IPA pembelajaran. Pengetahuan siswa yang diperoleh
sebagai produk adalah hasil temuan-temuan para dari pengalaman itu perlu diungkap di setiap awal
ahli saintis, berupa fakta, konsep, prinsip, dan pembelajaran., (3) Pengetahuan pengalaman
teori-teori. Sedangkan IPA sebagai proses adalah mereka ini pada umumnya kurang konsisten
strategi atau cara yang dilakukan para ahli saintis dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan
dalam menemukan berbagai hal tersebut sebagai yang Anda miliki. Pengetahuan yang demikian
implikasi adanya temuan-temuan tentang kejadian- Anda sebut miskonsepsi. Anda perlu merancang
kejadian atau peristiwa-peristiwa alam. IPA kegiatan yang dapat membetulkan miskonsepsi ini
sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari selama pembelajaran, (4) Setiap pengetahuan
hakekatnya IPA sebagai proses. Siswa di SMP 6 mengandung fakta, data, konsep, lambang, dan
Kota Bima yang secara umum berusia 12- 15 relasi dengan konsep yang lain. Tugas sebagai guru
tahun, secara perkembangan kognitif termasuk IPA adalah mengajak siswa untuk
dalam tahapan perkembangan operasional mengelompokkan pengetahuan yang sedang
konkrit.Tahapan ini ditandai dengan cara berpikir dipelajari itu ke dalam fakta, data, konsep, simbol,
yang cenderung konkrit/nyata. Siswa mulai mampu dan hubungan dengan konsep yang lain, dan (5)
berpikir logis yang elementer, misalnya IPA terdiri atas produk dan proses. Guru perlu
mengelompokkan, merangkaikan sederetan objek, mengenalkan kedua aspek ini walaupun hingga
dan menghubungkan satu dengan yang lain. Siswa kini masih banyak guru yang lebih senang
masih berpikir tahap demi tahap tetapi belum menekankan pada produk IPA saja. Perlu diingat
dihubungkan satu dengan yang lain. raian di atas bahwa perkembangan IPA sangat pesat (Juri, M,
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPA di 2009).
SMP yang perlu diajarkan adalah produk dan Guru yang akan mengembangkan IPA
proses IPA karena keduanya tidak dapat sebagai proses, maka akan memasuki bidang yang
dipisahkan. Guru yang berperan sebagai fasilitator disebut prosedur ilmiah. Guru perlu mengenalkan
siswa dalam belajar produk dan proses IPA harus cara-cara mengumpulkan data, cara menyajikan
dapat mengemas pembelajaran yang sesuai dengan data, cara mengolah data, serta cara-cara menarik
karakteristik siswa. Ada beberapa prinsip kesimpulan. Menurut Nuryani (2005) konsep
dimana harga thitung> ttabel = 2.09 > 2,00 untuk taraf Saptono, S. (2003). Strategi Belajar Mengajar
signifikansi 5%. Hasil belajar siswa yang diajar Biologi. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
dengan metode eksperimen dan melibatkan siswa
dalam aktivitas menggunakan higrometer lebih Supatno. (2007). LKS Biologi Gema Prestasi
Kelas VII Semester 1. Semarang:
tinggi rata-rata lebih tinggi yaitu sebesar 79 dari Pustaka Indah.
padamodel belajar konvensional dengan capaian
Zaini. (2007). Stretgi Pembelajaran Aktif.
rata-rata 76dalam pembelajaran IPA materi Yogyakarta: CTSD.
ekosistem.