Anda di halaman 1dari 8

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 7 No 1 2019

ISSN 2337-604X (print) https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/bipf


ISSN : 2549-2764 (online) 11-18

Analisis Respon Siswa terhadap Penggunaan KIT Kalorimeter dalam


Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Kalor

Faiz Hasyim
Prodi Pendidikan Fisika, STKIP Al Hikmah
faiz.stkiph@gmail.com

DOI: 10.20527/bipf.v7i1.5875

Received : 17 Januari 2019 Accepted : 26 Februari 2019 Published : 28 Februari 2019

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon siswa terhadap penggunaan KIT
Kalorimeter dalam pembelajaran IPA pokok bahasan kalor. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 25 siswa kelas 7
MTs Alif Laam Miim Surabaya. Instrumen penelitian ini adalah angket. Hasil penelitian
ini adalah rerata respon siswa terhadap penggunaan KIT Kalorimeter dalam pembelajaran
IPA pokok bahasan kalor sebanyak 94%. Rerata prosentase sebesar 94% didapat dari
prosentase pernyataan pertama sebanyak 95%, pernyataan kedua sebanyak 97%,
pernyataan ketiga sebanyak 97%, pernyataan keempat sebanyak 87%, pernyataan kelima
sebanyak 93%, dan pernyataan keenam sebanyak 93%. Berdasarkan prosentase tersebut,
siswa menyatakan sangat setuju terhadap semua pernyataan yang diajukan terkait
penggunaan KIT Kalorimeter dalam pembelajaran IPA pokok bahasan kalor. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan KIT kalorimeter dalam pembelajaran IPA untuk
menjelaskan pokok bahasan kalor sangat diminati oleh siswa.
Kata Kunci: respon siswa, KIT Kalorimeter, kalor

Abstract: This research is intended to find out students' responses towards the use of props
Kalorimeter in studying the subject of Science under the topic of heat. The method used in
this research is descriptive qualitative. The subjects were 25 students in class 7 MTs Alif
Laam Miim Surabaya. The instrument used was the questionnaire. The result of this
research shows that the average score of students' response is 94%. That percentage was
taken from the average of the percentages of the 1st statement (95%), 2nd statement (97%),
3rd statement (97%), 4th statement (87%), 5th statement (93%) and the last one, the 6th
statement (93%). Based on the score, students agreed with all statements stated in the
questionnaire. It showed that the use of props Kalorimeter in studying science under the
topic of heat was interested in the students.
Keywords: students' responses, props kalorimeter, heat

© 2019 Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika

How to cite: Hasyim, F. (2019). Analisis respon siswa terhadap penggunaan kit
kalorimeter dalam pembelajaran IPA pokok bahasan kalor. Berkala Ilmiah Pendidikan
Fisika, 7(1), 11-18.

11
Hasyim/Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 7 (1) 2019, 11-18

PENDAHULUAN ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan


Berdasarkan peraturan Menteri berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah
Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006, serta mengkomunikasikannya sebagai
tujuan pembelajaran sains (IPA) di aspek penting kecakapan hidup (Astuti,
SMP/MTs yaitu siswa memiliki 2017). Pembelajaran IPA di SD/MI
kemampuan meningkatkan keyakinan menekankan pada pemberian
terhadap Tuhan Yang Maha Esa pengalaman belajar secara langsung
berdasarkan keberadaan, keindahan dan melalui penggunaan dan pengembangan
keteraturan alam ciptaanNya (Septiana & keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Ikhsan, 2017). Selain itu, siswa juga Siswa diharapkan memiliki kemampuan
dituntut memiliki pemahaman tentang yang di antaranya ialah memiliki
berbagai macam gejala alam, konsep dan keterampilan proses untuk menyelidiki
prinsip sains yang bermanfaat dan dapat alam sekitar, memecahkan masalah dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. membuat keputusan dengan menerapkan
Siswa memiliki rasa ingin tahu sikap keterampilan proses sains secara ilmiah
positif, dan kesadaran terhadap adanya sehingga berkembang kemampuan
hubungan yang saling mempengaruhi berpikir kreatif pada diri siswa (Subali &
antara sains, lingkungan, teknologi, dan Mariyam, 2013).
masyarakat. Lebih mendalam lagi, siswa Keberhasilan proses pembelajaran
dapat melakukan inkuiri ilmiah untuk khususnya dalam menerangkan IPA
menumbuhkan kemampuan berpikir, (fisika), sangat ditentukan oleh
bersikap, dan bertindak ilmiah serta profesionalitas guru IPA. Guru IPA
berkomunikasi. Tujuan yang kelima diharapkan dapat menggunakan media
adalah meningkatkan kesadaran untuk atau alat peraga untuk menjelaskan
berperan serta dalam memelihara, konsep IPA agar lebih menarik dan
menjaga, dan melestarikan lingkungan membuat siswa lebih aktif. Melibatkan
serta sumber daya alam. Meningkatkan siswa secara aktif merupakan inti sari
kesadaran untuk menghargai alam dan dari kurikulum 2013 yaitu konsep
segala keteraturannya sebagai salah satu student centered learning. Bahkan
ciptaan Tuhan merupakan tujuan dari penjelasan terkait pembelajaran berpusat
pembelajaran sains nomor enam. Tujuan pada siswa merupakan pendekatan
terakhir dari tujuan pembelajaran sains Pembelajaran Kurikulum 2013 tertuang
(IPA) adalah meningkatkan secara jelas dalam Permendikbud No.
pengetahuan, konsep, dan keterampilan 81A tentang Implementasi Kurikulum
sains sebagai dasar untuk melanjutkan 2013. Sebuah konsep pembelajaran yang
pendidikan ke jenjang selanjutnya melibatkan siswa secara aktif dalam
(Septiana & Ikhsan, 2017). proses pembelajaran. Penggunan media
Fisika sebagai salah satu cabang atau alat peraga dalm pembelajaran akan
ilmu pengetahuan alam (IPA) pada memantik terlibatnya siswa secara aktif
dasarnya bertujuan untuk mempelajari dalam pembelajaran (Depdikbud, 2013).
dan memberi pemahaman baik secara Menjelaskan IPA khususnya fisika
kualitatif maupun kuantitatif tentang tidak semudah menjelaskan materi pada
berbagai gejala atau proses alam dan umumnya, karena fisika sebagai ilmu
sifat zat serta penerapannya (Hasyim, dasar memiliki karakteristik yang
2018a). IPA bukan hanya penguasaan mencakup bangun ilmu yang terdiri atas
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, postulat,
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip- dan teori serta metodologi keilmuan.
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu Fisika merupakan ilmu yang terbentuk
proses penemuan. Pembelajaran IPA melalui prosedur baku atau biasa disebut
sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri sebagai metode ilmiah. (Hasyim,

12
Hasyim/Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 7 (1) 2019, 11-18

2018b). Pembelajaran IPA itu sendiri adalah di MTs Alif Laam Miim
mencakup sikap ilmiah IPA, proses Surabaya. Tempat penelitian dipilih
ilmiah, dan aplikasi (Ariyawati, Waluyo, karena sekolah tersebut merupakan
& Prihatin, 2017). sekolah yang relatif baru sehingga alat
Oleh karena itu, untuk membangun peraga IPA khususnya belum ada. Jadi,
struktur berpikir siswa dalam memahami proses pembelajaran IPA selama ini
fisika khususnya kalor diperlukan media hanya menggunkan media power point
atau alat peraga. Penggunaan media saja tanpa menggunakan alat peraga IPA
sebagai solusi alternatif untuk membawa untuk menstimulus belajar siswa.
fenomena alam dalam pembelajaran Kriteria subjek penelitian ini adalah
IPA. Hal ini penting karena kesulitan siswa kelas 7 MTs Alif Laam Miim
guru dalam menunjukkan fenomena Surabaya yang sudah mendapatkan
alam yang nyata akan sangat pengantar materi kalor yaitu sejumlah 25
berpengaruh dalam membangun siswa. Pemilihan subyek penelitian
pengetahuan siswa (Prima, Utari, berdasarkan teknik purposive sampling.
Chandra, Hasanah, & Rusdiana, 2018). Jenis data yang dikumpulkan dalam
Berdasarkan hasil pengamatan di penelitian ini yaitu data kualitatif. Teknik
kelas 7 MTs Ali Laam Miim Surabaya, pengumpulan data menggunakan angket
proses pembelajaran IPA masih jarang dengan menggunakan skala likert. Skala
menggunakan media sebagai alat likert menggunakan beberapa butir
penunjang dalam pembelajaran. Proses pertanyaan untuk mengukur perilaku
pembelajaran IPA seharusnya berangkat individu dengan merespon 5 titik pilihan
dari pengamatan awal atau demonstrasi pada setiap butir pertanyaan, sangat
untuk membangun struktur berberpikir setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan
siswa dengan bantuan media. Oleh sangat tidak setuju (Budiaji, 2013).
karena itu, tidak jarang pembelajaran Teknik analisis data menggunakan
masih terpusat pada guru sehingga siswa teknik analisis data secara deskriptif.
kurang terlibat aktif dalam proses Untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran. penggunaan KIT Kalorimeter
Berangkat dari teori dan dikategorikan berdasarkan rata-rata ideal
permasalahan di atas, maka diperlukan dan simpangan baku ideal. Skor tertinggi
penelitian untuk mengetahui sejauh ideal adalah skor tertinggi yang mungkin
mana respon siswa ketika guru diperoleh dari hasil angket. Skor
mengggunakan KIT kalorimeter sebagai terendah ideal ialah skor terendah yang
media dalam menjelaskan mata pelajaran mungkin diperoleh dari keseluruhan
IPA khususnya pada pokok bahasan jawaban angket. Lima level kemampuan
kalor. Tujuan penelitian ini ialah untuk memiliki rentang seperti pada Tabel 1.
mendeskripsikan respon siswa terhadap Kelima level tersebut adalah level sangat
penggunaan KIT Kalorimeter dalam setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan
pembelajaran IPA pokok bahasan kalor. sangat tidak setuju (Hasyim, 2018b).

Tabel 1 Konversi Nilai Skala 5


METODE Rentang Skor (i) Kategori
Penelitian ini termasuk ke dalam
x> + 1,80 SBi Sangat setuju
penelitian deskriptif kualitatif, karena
penelitian ini bertujuan untuk + 0,60 SBi < x ≤ + 1,80 SBi Setuju
mendeskripsikan respon siswa terhadap - 0,60 SBi < x ≤ + 0,60 SBi Netral
penggunaan KIT Kalorimeter dalam – 1,80 SBi < x ≤ – 0,60 SBi Tidak setuju
pembelajaran IPA pokok bahasan kalor. x ≤ - 1,80 SBi Sangat tidak
Penelitian ini dilakukan di Bulan setuju
November 2018. Tempat penelitian

13
Hasyim/Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 7 (1) 2019, 11-18

Keterangan : Pada Tabel 3, didapat informasi


Xi : ½ (skor maksimal + skor minimal bahwa siswa sangat setuju jika belajar
ideal) IPA pokok bahasan kalor menggunakan
SBi : 1/6 (skor maksimal ideal-skor KIT kalorimeter dengan dipresentasikan
minimal ideal). hasil respon sebanyak 95%. Siswa juga
Berdasarkan hasil angket, klasifikasi sangat setuju (dengan respon sebanyak
respon respon siswa ketika guru 97%) pada pernyataan “penggunaan KIT
menggunakan KIT kalorimeter dalam kalorimeter membantu saya memahami
pembelajaran IPA pokok bahasan kalor pokok bahasan kalor”. Berikutnya
dibagi menjadi lima kategori seperti pada sebanyak 97% pula siswa sangat setuju
Tabel 2. jika guru mengajar IPA pokok bahasan
kalor menggunakaan KIT kalorimeter.
Tabel 2 Teori Klasifikasi Respon Siswa Respon pernyataan “belajar IPA pokok
Berdasarkan Skala 5 bahasan kalor menggunakan KIT
kalorimeter menambah semangat saya
Kategori Persentase Skor belajar IPA” mendapatkan respon
Sangat setuju X > 80 % sebanyak 87%, sedangkan siswa
Setuju 60 % < X ≤ 80 % merespon sebanyak 93% (sangat setuju)
Netral 40 % < X ≤ 60 % terhadap pernyataan “guru menjelaskan
Tidak setuju 20 % < X ≤ 40 % pokok bahasan kalor dengan jelas dan
Sangat tidak setuju X ≤ 20 % komunikatif”. Pernyataan terakhir “Guru
(Sukardjo, 2012) seharusnya mengajar IPA dengan
bantuan alat peraga/media” mendapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
respon sangat setuju dari siswa kelas 7
Berdasarkan hasil pengambilan MTs Alif Laam Miim Surabaya. Rerata
data, persentase respon siswa respon respon siswa terhadap penggunaan KIT
siswa terhadap penggunaan KIT kalorimeter dalam pembelajaran IPA
Kalorimeter dapat dilihat pada Tabel 3. pokok bahasan kalor sebesar 94%
termasuk dalam kategori sangat setuju.
Tabel 3 Respon siswa terhadap KIT Pernyataan pertama yang berbunyi
Kalorimeter “Belajar IPA pokok bahasan kalor
menggunakan KIT kalorimeter sangat
Pernyataan Skor menarik” ternyata mendapatkan respon
Belajar IPA pokok bahasan kalor 95% secara keseluruhan sebesar 95%. Secara
menggunakan KIT kalorimeter keseluruhan respon pada pernyataan
sangat menarik. pertama dapat dilihat pada gambar 1 di
Penggunaan KIT Kalorimeter 97% bawah ini.
membantu saya memahami pokok
bahasan kalor.
Cara guru mengajar menggunakaan 97%
KIT kalorimeter menyenangkan.
Belajar IPA pokok bahasan kalor 87%
menggunakan KIT Kalorimeter
menambah semangat saya belajar
IPA.
Guru menjelaskan pokok bahasan 93%
kalor dengan jelas dan komunikatif.
Guru seharusnya mengajar IPA 93% Gambar 1 Hasil respon pernyataan
dengan bantuan alat peraga/media. pertama

14
Hasyim/Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 7 (1) 2019, 11-18

Pada Gambar 1 respon siswa


terhadap penggunaan KIT kalorimeter
dalam menjelaskan materi kalor IPA
SMP menunjukkan bahwa sebanyak
95% respon siswa menyatakan belajar
IPA pokok bahasan kalor menggunakan
KIT kalorimeter sangat menarik. Skor
keseluruhan untuk pernyataan pertama
sebesar 119 dari 125 point, sehingga
prosentase skor untuk pernyataan
pertama sebesar 95 %. Hal ini berarti Gambar 3 Hasil respon pernyataan ketiga
bahwa siswa menyatakan ketertarikan
lebih dalam mengikuti pembelajaran IPA Gambar 3, sebanyak 97% respon
jika guru menggunakan bantuan alat siswa menyatakan cara guru mengajar
peraga dalam menjelaskan materi. menggunakaan KIT kalorimeter
Ketertarikan siswa ini dapat dilihat dari menyenangkan. Skor keseluruhan untuk
prosentase respon siswa yang tinggi pernyataan ketiga sebesar 121 dari 125
yaitu mencapai skor 95%. point, sehingga prosentase skor untuk
pernyataan pertama ketiga 97 %.
Pernyataan ketiga juga merupakan
pernyataan yang menghasilkan respon
tertinggi yaitu sebesar 97%. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa siswa sangat
senang dengan cara guru dalam
menerangkan materi IPA menggunakan
KIT Kalorimeter. Hal ini memperkuat
data dalam mengambil kesimpulan
bahwa tidak dipungkiri lagi jika siswa
Gambar 2 Hasil respon pernyataan menyukai guru ketika menjelaskan
kedua materi IPA menggunakan alat peraga.
Pada Gambar 2, sebanyak 97%
respon siswa menyatakan penggunaan
KIT kalorimeter membantu siswa
memahami pokok bahasan kalor. Skor
keseluruhan untuk pernyataan kedua
sebesar 121 dari 125 point, sehingga
prosentase skor untuk pernyataan
pertama kedua 97 %. Prosentase sebesar
97% dapat disimpulkan bahwa
penggunaan KIT Kalorimeter sebagai Gambar 4 Hasil respon pernyataan
alat peraga dalam pembelajaran IPA keempat
sangat membantu siswa dalam
memahami materi kalor. Pernyataan Gambar 4 sebanyak 87% respon
kedua merupakan salah satu pernyataan siswa menyatakan belajar IPA materi
yang memiliki skor tertinggi dari yang kalor menggunakan KIT kalorimeter
lain, artinya penggunaan KIT menambah semangat siswa belajar IPA.
Kalorimeter sebagai alat peraga dalam Skor keseluruhan untuk pernyataan
pembelajaran IPA berpengaruh bagi keempat sebesar 109 dari 125 point,
siswa dalam membantu pemahaman sehingga prosentase skor untuk
materi kalor. pernyataan pertama keempat 87 %.

15
Hasyim/Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 7 (1) 2019, 11-18

Walaupun termasuk respon terendah dari keseluruhan untuk pernyataan keenam


enam respon yang disajikan, namun sebesar 116 dari 125 point, sehingga
angka 87% termasuk dalam kategori prosentase skor untuk pernyataan
sangat baik, artinya siswa memberi pertama keenam 93 %. Berdasarkan
pengakuan bahwa semangat belajar IPA prosentase yang dihasilkan, artinya siswa
lebih tinggi ketika guru dalam sangat setuju jika guru menggunakan alat
menjelaskna materi IPA/kalor peraga dalam pembelajaran IPA.
menggunakan KIT Kalorimeter. Secara keseluruhan, rerata respon
siswa terhadap penggunaan KIT
kalorimeter dalam pembelajaran IPA
pokok bahasan kalor sebesar 94%.
Respon ini menunjukkan bahwa
penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran IPA sangatlah penting. Hal
ini sejalan dengan penelitian Prima et al.,
(2018) bahwa untuk membangun
Gambar 5 Hasil respon pernyataan struktur berpikir siswa dalam memahami
kelima mata pelajaran IPA (fisika) khususnya
kalor diperlukan media atau alat peraga.
Gambar 5 sebanyak 93% respon Selain itu, hasil penelitian Setyowati,
siswa menyatakan guru menjelaskan Susilo, & Masrukan (2016) menjelaskan
materi kalor dengan jelas dan bahwa dengan penggunaan alat peraga,
komunikatif. Skor keseluruhan untuk hasil belajar siswa dapat meningkat pada
pernyataan kelima sebesar 116 dari 125 siklus ke dua. Hasil ini diperkuat dengan
point, sehingga prosentase skor untuk danya hasil penelitian Marliyah (2014)
pernyataan pertama kelima 93 %. yang menyebutkan bahwa hasil belajar
Prontase sebesar 93% menunjukkan siswa dalam pembelajaran IPA melalui
informasi bahwa guru menjelaskan penggunaan alat peraga konkrit pada
pokok bahasan kalor dengan komunikatif siswa menigkat disetiap siklusnya, begitu
dan jelas. Tentunya hal ini terjadi karena juga dengan penelitian yang dilakukan
dalam menjelaskan materi kalor oleh Subhi (2016) yang menyebutkan
menggunakan bantuan alat peraga KIT bahwa daya serap siswa terhadap materi
Kalorimeter, sehingga pembelajaran gerak benda terus menigkat disetiap
lebih hidup dan komunikatif. siklusnya.
Penggunaan alat peraga efektif
digunakan dalam proes pembelajaran
(Maharani, Wati, & Hartini, 2017;
Nuwairah, Zainuddin, & Mastuang,
2018) serta alat peraga yang digunakan
sangat membantu guru dalam mengolah
pembelajaran IPA (Sambudi, 2009).
Pendapat ini diperkuat dengan
dilakukannya penelitian yang
menyimpulkan bahwa penggunaan alat
Gambar 6 Hasil respon pernyataan
peraga (papan optik) ternyata dapat
keenam
mempermudah dan membantu siswa
untuk memahami isi materi yang
Pada Gambar 6 sebanyak 93%
disampaikan sehingga dapat
respon siswa menyatakan guru
meningkatkan hasil belajar siswa
seharusnya mengajar IPA dengan
(Aldona, Sitompul, & Mursyid, 2015)
bantuan alat peraga/media. Skor

16
Hasyim/Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 7 (1) 2019, 11-18

. Hasil penelitian lain menguatkan alat peraga atau media alternatif yang
pendapat-pendapat di atas yakni hasil bisa dibuat sendiri sehingga sekolah
belajar fisika tentang gerak melingkar yang belum mampu membeli semua alat-
dapat ditingkatkan dengan menggunakan alat laboratorium dapat menggunakan
alat peraga sederhana (Gulo, 2018). hasil penelitian tersebut sebagai media
Setiawan (2011) membuktikan bahwa pembelajaran alternatif untuk menje-
adanya peningkatan hasil belajar siswa laskan mata pelajaran IPA.
dengan adanya alat peraga yang
digunakan dalam proses pembelajaran,
yaitu dengan menggunakan diagram alir DAFTAR PUSTAKA
kalor. Penelitian yang dilakukan Aldona, V., Sitompul, S. S., & Mursyid,
Pagunanto (2010) menguatkan hasil S. (2015). Meningkatkan hasil
penelitian ini bahwa penggunaan alat belajar fisika menggunakan alat
peraga ”multi board” dalam peraga papan optik di SMP. Jurnal
pembelajaran IPA-Fisika dapat Pendidikan Dan Pembelajaran,
meningkatkan pemahaman konsep 4(9).
pembentukan bayangan pada cermin. Ariyawati, P. A. M., Waluyo, J., &
Berdasarkan pembahasan yang Prihatin, J. (2017). Analisis respon
telah disebutkan di atas, maka sangat siswa terhadap model Pairs,
diperlukan penggunaan KIT Kalorimeter Investigation and Communication
dalam pembelajaran IPA pokok bahasan (PIC) dalam pembelajaran IPA.
kalor sehingga pembelajaran lebih Jurnal Penelitian Pembelajaran
menarik. Hasil penelitian ini juga dapat Fisika, 2(1), 9–15.
menjadi informasi yang penting bagi Astuti, Y. D. A. (2017). Upaya
sekolah yang bersangkutan bahwa peningkatan keaktifan dan hasil
pembelajaran IPA sangat membutuhkan belajar siswa materi gaya dan gerak
media atau alat peraga untuk dengan model pembelajaran picture
membangun struktur berpikir siswa and picture. Attarbiyah, 26, 283–
dalam memahami mata pelajaran IPA, 308.
sehingga hasil penelitian ini dapat https://doi.org/10.18326/attarbiyah.
menjadi salah satu bahan pertimbangan v26.283-308
sekolah untuk segera melakukan Budiaji, W. (2013). Skala pengukuran
pengadaan media interaktif yang dan jumlah respon skala Likert
mendukung dalam pembelajaran IPA. (The measurement scale and the
number of responses in Likert
scale). Jurnal Ilmu Pertanian Dan
SIMPULAN Perikanan Desember, 2(2), 127–
Penerapan penggunaan KIT 133.
Kalorimeter dalam pembelajaran IPA Depdikbud. (2013). Permendikbud
pokok bahasan kalor mendapatkan nomor 81A tahun 2013 tentang
respon yang sangat positif dari siswa. implementasikurikulum.
Hal ini dapat dilihat dari prosentase rata- Gulo, M. (2018). Meningkatkan Hasil
rata respon siswa sebesar 94%, artinya Belajar Fisika Dengan
penggunaan alat peraga dalam hal ini Menggunakan Alat Peraga
KIT kalorimeter dalam pembelajaran Sederhana Pada Materi Gerak
IPA pokok bahasan kalor sangat diminati Melingkar Di Kelas X-5 SMA
oleh siswa. Implikasi hasil penelitian ini Negeri 3 Gunungsitoli Semester
adalah idealnya pembelajaran IPA Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.
dilaksanakan dengan menggunakan alat Wahana Inovasi, 6(1), 1–14.
peraga. Rekomendasi untuk penelitian Hasyim, F. (2018a). Kecukupan
selanjutnya adalah perlu pengembangan

17
Hasyim/Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika 7 (1) 2019, 11-18

kemampuan matematika bagi calon Technology and Science Education,


guru fisika. Jurnal Inovasi 8(4), 453–472.
Pendidikan Fisika Dan Sambudi, A. (2009). Penggunaan alat
Integrasinya, 01(02), 35–42. peraga papan optik untuk
Hasyim, F. (2018b). Mengukur meningkatkan hasil belajar
kemampuan berpikir analitis dan pemantulan cahaya pada siswa
keterampilan proses sains kelas VIII. Jurnal Pendidikan
mahasiswa calon guru fisika STKIP Fisika Indonesia, 5(1), 31–36.
AL Hikmah Surabaya. JIPVA Septiana, K. G., & Ikhsan, J. (2017).
(Jurnal Pendidikan IPA Veteran), Pengaruh penerapan multiple
2(1), 80–89. intelligences dengan model PBL
https://doi.org/https://doi.org/10.31 terhadap pemahaman konsep dan
331/jipva.v2i1.591 kemampuan berpikir kreatif. Jurnal
Maharani, M., Wati, M., & Hartini, S. Edukasi Matematika Dan Sains,
(2017). Pengembangan alat peraga 5(1), 43–52.
pada materi usaha dan energi untuk Setiawan, B. (2011). Upaya peningkatan
melatihkan keterampilan proses hasil belajar fisika melalui
sains melalui model Inquiry pemanfaatan media diagram alir
Discovery Learning (IDL kalor bagi siswa kelas sepuluh satu
terbimbing). Berkala Ilmiah SMA 4 Kota Tegal 1. Jurnal
Pendidikan Fisika, 5(3). Penelitian Pembelajaran Fisika,
Marliyah, M. (2014). Upaya 2(September), 115–122.
meningkatkan hasil belajar IPA Setyowati, N., Susilo, B. E., &
melalui penggunaan alat peraga Masrukan, M. (2016). Penggunaan
konkrit pada siswa kelas 1A SDN alat peraga untuk meningkatkan
Darungan 01 Kecamatan Tanggul hasil belajar dan keaktifan siswa
Kabupaten Jember. Pancaran pada materi peluang. Jurnal
Pendidikan, 3(4), 153–162. Matematika Kreatif-Inovatif, 7(1),
Nuwairah, N., Zainuddin, Z., & 24–30.
Mastuang, M. (2018). Pemanfaatan https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1
barang bekas dalam pembuatan alat 5294/kreano.v7i1.4831
peraga dengan menggunakan model Subali, B., & Mariyam, S. (2013).
inquiry discovery learning Pengembangan kreativitas
terbimbing. Jurnal Ilmiah keterampilan proses sains dalam
Pendidikan Fisika, 2(2), 98–112. aspek kehidupan organisme pada
Pagunanto, P., & Saefan, J. (2010). mata pelajaran IPA SD. Cakrawala
Penggunaan alat peraga multy Pendidikan, 3(3).
board untuk meningkatkan hasil https://doi.org/10.21831/cp.v3i3.16
belajar IPA-Fisika padasiswa kelas 25
VIII A di SMP Negeri 5 Demak Subhi. (2016). Peningkatan hasil belajar
tahun pelajaran 2008/2009. Jurnal siswa meggunakan alat peraga pada
Penelitian Pembelajaran Fisika, pembelajar gerak benda bidang
1(1), 68–75. studi IPA di Kelas 1 SDN no 3
Prima, E. C., Utari, S., Chandra, D. T., Siboang. Jurnal Kreatif Tadulako
Hasanah, L., & Rusdiana, D. Online, 4(1), 101–118.
(2018). Heat and temperature Sukardjo, S. (2012). Evaluasi
experiment designs to support pembelajaran IPA. Yogyakarta:
students’ conception on nature of UNY.
science. JOTSE: Journal of

18

Anda mungkin juga menyukai