Abstract-This study aims to determine the influence of contextual physics teaching materials in an
effort to improve the mastery of student concepts. This research is a type of research development
(reseach and development). The population is all students of class XI IPA SMA Negeri 2 Mataram
2016/2017 school year amounted to 365 students. The sample was determined by purposive sampling
technique so that it was obtained by class XI IPA 2 (38 students) as experimental class and class XI
IPA 3 (40 students) as control class. The instrument used to measure conceptual mastery is a multiple-
choice test. The results showed that the use of contextual teaching materials influential in improving
the mastery of the concept of students.
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah proses interaksi siswa Peraturan Menteri tahun 2014 Nomor 059
dengan guru dan sumber belajar pada suatu menyatakan bahwa ilmu fisika merupakan (1)
lingkungan belajar (Fathurrohman, 2015). proses memperolah informasi melalui metode
Pembelajaran di sekolah seharusnya tidak hanya empiris (empirical method); (2) informasi yang
terfokus pada penyampaian materi, namun juga diperoleh melalui penyelidikan yang telah ditata
perlu memperhatikan pemahaman siswa terhadap secara logis dan sistematis; dan (3) suatu kombinasi
materi tersebut. Proses belajar dalam pembelajaran proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi
tidak hanya sekedar mengetahui dan menghafal yang dapat dipercaya dan valid. Fisika pada
fakta-fakta yang ada tetapi juga harus memahami dasarnya merupakan pelajaran yang menarik dan
dan menguasai fakta-fakta tersebut sehingga menyenangkan. Hal ini dikarenakan banyaknya
menjadi satu pengetahuan yang utuh. konsep fisika yang berhubungan dengan kehidupan
Hal ini sejalan dengan tujuan dari Pendidikan sehari-hari. Namun, kenyataan di lapangan
Nasional Indonesia yang tercantum dalam UU berkebalikan dengan pendapat tersebut. Banyak
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun siswa yang menganggap bahwa fisika merupakan
2003, yaitu untuk mengembangkan potensi siswa pelajaran yang sulit, menakutkan, dan tidak ada
agar menjadi manusia beriman dan bertakwa hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Siswa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sering merasa kesulitan menghubungkan materi
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi yang dipelajari dengan penerapannya di kehidupan
warga negara yang demokratis, serta bertanggung sehari-hari.
jawab. Seorang guru dalam pembelajaran tidak Hasil observasi yang dilakukan di SMA Negeri
hanya memiliki tugas untuk menyampaikan materi, 2 Mataram menunjukkan bahwa masih kurangnya
tetapi juga harus melaksanaan pembelajaran yang penguasaan konsep fisika ditunjukkan dengan
bermakna. Gunawan et al (2016) menyatakan rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian yang
pembelajaran akan memberikan hasil yang baik jika dilakukan oleh Putu (2012) menunjukkan bahwa
didesain sesuai cara manusia belajar. Pembelajaran faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan
yang bermakna haruslah dilakukan pada semua konsep, yaitu pembelajaran fisika yang dijalankan
bidang pelajaran termasuk di dalamnya ialah bidang oleh guru selama ini masih memisahkan
fisika. pengetahuan formal fisika siswa dengan
pengalaman sehari-hari siswa, sehingga mereka
1
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume III No 1, Juni 2017
Berdasarkan data pada Tabel 2 rerata skor pada kemampuan”. Hasil ini sesuai dengan pernyataan
aspek penilaian kegiatan pembelajaran adalah 76.16 Allsopp, et al, dalam Putu (2012), yaitu
yang dikategorikan baik dan pada aspek penilaian pembelajaran yang menjadikan pengalaman dan
isi bahan ajar fisika kontekstual rerata skornya lingkungan sekeliling peserta didik dalam proses
sebesar 77.96 yang juga dikategorikan baik. Rata- pembelajaran akan sangat membantu peserta
rata dari kedua aspek penilaian bahan ajar fisika didik untuk meningkatkan minat dan pemahaman
kontekstual adalah 77.06. Sehingga dapat dikatakan peserta didik.
bahwa bahan ajar fisika kontekstual yang Bahan ajar fisika kontekstual tersebut
dikembangkan dikategorikan baik. Beberapa kemudian diuji pengaruhnya menggunakan tes
pernyataan pada respon terhadap pembelajaran penguasaan konsep. Tes tersebut terdiri dari 25 soal
menggunakan bahan ajar fisika kontekstual pilihan ganda. Penguasaan konsep pada penelitian
memiliki persentase yang cukup tinggi. Salah satu ini diukur berdasarkan hasil belajar siswa pada
pernyataan tersebut memiliki skor 80.56 yang ranah kognitif, yaitu C1, C2, C3, C4, C5, dan C6.
berbunyi “pembelajaran fisika dengan Data penguasaan konsep siswa kelas eksperimen
menggunakan bahan ajar fisika kontekstual cukup dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 3 berikut.
membantu saya mengembangkan pengetahuan dan
3
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume III No 1, Juni 2017
70.00 64.78
60.00 55.18
49.33 46.82
50.00
Rata-Rata
15.72
20.00
10.00
0.00
Tes Awal Tes Akhir N-gain
Dari Gambar 1 juga terlihat peningkatan nilai kelas eksperimen dan 15.72 dengan kategori rendah
rata-rata penguasaan siswa pada kelas eksperimen pada kelas kontrol.
lebih tinggi dibanding kelas kontrol, yaitu 15.45 Pengujian data penguasaan konsep siswa
pada kelas eksperimen dan 8.36 pada kelas kontrol. untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol tes awal
Peningkatan tersebut dapat ditunjukkan dari nilai dan tes akhir diawali dengan uji homogenitas kedua
N-gain, yaitu 30.49 dengan kategori sedang pada data, yang dilanjutkan dengan uji normalitas, dan
terakhir uji hipotesis menggunakan uji-t polled
4
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume III No 1, Juni 2017
varians. Dari uji homogenitas data untuk tes awal terdistribusi normal. Uji hipotesis yang digunakan
yang telah dilakukan didapat hasil nilai Fhitung adalah uji-t polled varians karena jumlah sampel
sebesar 1.60 sedangkan nilai Ftabel 1.77 dengan taraf pada penelitian ini berbeda (𝑛1 ≠ 𝑛2 ).
signifikan 0.05. Sehingga Fhitung < Ftabel yang berarti Hasil uji statistik yang dilakukan didapatkan
data tes awal kedua kelas adalah homogen. Untuk nilai thitung sebesar 2.98. Nilai thitung tersebut lebih
tes akhir didapatkan nilai Fhitung sebesar 1.17 besar dibandingkan nilai ttabel, yaitu 2.00 pada taraf
sedangkan nilai Ftabel 1.77 dengan taraf signifikan signifikan 0.05. Sehingga penggunaan bahan ajar
0.05. Sehingga Fhitung < Ftabel yang berarti data tes fisika kontekstual berpengaruh dalam
akhir kedua kelas adalah homogen. meningkatkan penguasaan konsep siswa. Hasil ini
Selanjutnya dilakukan uji normalitas data tes juga diperkuat dengan hasil-hasil penelitian
awal dan tes akhir pada masing-masing kelas. sebelumnya mengenai pengembangan bahan ajar
Berdasarkan perhitungan yang telah dlakukan berbasis kontekstual. Satriawan & Rosmiati (2016)
didapatkan hasil bahwa data berdistribusi normal menyatakan bahwa bahan ajar berbasis kontekstual
pada tes awal dan tes akhir untuk kelas eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep fisika.
dan kelas kontrol. Untuk tes awal didapatkan nilai Selain itu penelitian Sujanem (2012)
𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 9.74 untuk kelas eksperimen dan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
8.83 untuk kelas kontrol. Nilai 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf pemahaman konsep antara siswa yang
signifikan 0.05 untuk kelas eksperimen sebesar menggunakan modul fisika kontekstual interaktif
11.07 dan 12.59 untuk kelas kontrol. Sehingga dari berbasis web dengan siswa yang menggunakan
modul fisika konvensional. Siswa yang
kedua data tersebut dapat dilihat bahwa 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
menggunakan modul fisika kontekstual interaktif
𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yang berarti data tes awal untuk kedua kelas berbasis web memiliki pemahaman konsep yang
berdistribusi normal. Sedangkan untuk tes akhir lebih baik dibanding siswa yang menggunakan
nilai 𝜒 2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk kelas eksperimen sebesar 6.08 modul fisika konvensional. Hasil-hasil tersebut
dan untuk kelas kontrol sebesar 6.89. Nilai 𝜒 2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 memperkuat hasil penelitian ini, yaitu adanya
dengan taraf signifikan 0.05 untuk kedua kelas pengaruh penggunaan bahan ajar fisika kontekstual
adalah 11.07, sehingga data tes akhir kedua kelas dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa.
terdistribusi normal. Analisis hasil penguasaan konsep siswa tidak
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa adanya hanya pada nilai akhirnya saja, tetapi dilakukan
peningkatan penguasaan konsep siswa sebelum dan analisis per sub materi yang diajarkan. Materi yang
sesudah diberi perlakuan. Perlakuaan yang diajarkan dan termuat dalam bahan ajar fisika
diberikan pada kelas eksperimen adalah kontekstual adalah fluida statis dan fluida dinamis.
penggunaan bahan ajar fisika kontekstual dalam Kedua materi tersebut memiliki 11 sub-materi
pembelajaran, sedangkan untuk kelas kontrol diantaranya tekanan, tekanan hidrostatis, hukum
perlakuan yang diberikan adalah penggunaan bahan utama hidrostatis, tekanan mutlak, hukum Pascal,
ajar konvensional. Untuk mengetahui adanya hukum Archimedes, tegangan permukaan,
pengaruh penggunaan bahan ajar fisika kontekstual viksositas, kapilaritas, asas kontinuitas, dan prinsip
dalam meningkatkan penguasaan konsep siswa Bernoulli. Peningkatan penguasaan konsep pada
dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis menggunakan tiap-tiap sub-materi untuk kelas kontrol dan kelas
statistik parametrik karena data homogen dan eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Perolehan Skor N-Gain
N-Gain (%)
Kode Sub Materi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
A Tekanan 47 30
B Tekanan Hidrostatis 27 -2
C Hukum Utama Hidrostatis 25 17
D Tekanan Mutlak -5 64
E Hukum Pascal 67 59
F Hukum Archimedes 27 12
G Viskositas 16 -13
5
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume III No 1, Juni 2017
N-Gain (%)
Kode Sub Materi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
H Tegangan Permukaan 41 35
I Kapilaritas 10 10
J Asas Kontinuitas 43 47
K Prinsip Bernoulli 26 -8
Berdasarkan analisis pada Tabel 4 dapat didapat bahwa kelas eksperimen mengalami
diketahui bahwa perolehan Persentase N-gain peningkatan penguasaan konsep yang lebih tinggi
tertinggi kelas eksperimen, yaitu pada sub materi dari kelas kontrol.
hukum Pascal sebesar 67 % dan terendah sebesar - Beberapa saran yang ingin diajukan peneliti
5% pada materitekanan mutlak. Sedangkan untuk untuk penelitian mengenai pengembangan bahan
kelas kontrol Persentase n-gain tertinggi pada sub- ajar fisika kontekstual, yaitu (1) dalam
materi tekanan mutlak sebesar 64% dan terendah - mengembangkan bahan ajar untuk diperhatikan
13% pada sub-materi viskositas. Terdapat juga konsep-konsep fisika yang akan dimuat dalam
beberapa sub-materi yang memiliki perbandingan bahan ajar tersebut; (2) memberikan bahan ajar
peningkatan cukup tinggi dan cukuprendah antara yang telah dikembangkan di pertemuan awal, agar
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Seperti pada siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu.
sub-materi tekanan mutlak, perbandingan
peningkatan sebesar 69%. Perbedaan peningkatan REFERENSI
yang cukup jauh ini disebabkan oleh perolehan skor Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan
Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan
benar pada tes akhir untuk kelas kontrol lebih
Nasional Direktorat Jenderal Manajemen
banyak dibandingkan kelas eksperimen. Hal ini Pendidikan Dasar dan Menengah
disebabkan kurang detailnya penjelasan mengenai Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
tekanan mutlak pada bahan ajar yang Atas.
dikembangkan dibandingkan dengan bahan ajar Fathurrohman, M. 2015. Model-Model
konvensional yang digunakan oleh siswa pada kelas Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta: Ar-
kontrol. Ruzz Media.
Selain perbedaan peningkatan, dari Tabel 4 Gunawan, G., Harjono, A., & Imran, I. (2016).
dapat dilihat pada sub-materi kapilaritas Pengaruh Multimedia Interaktif dan Gaya
peningkatan pada kelas eksperimen dan kelas Belajar Terhadap Penguasaan Konsep
kontrol sama, yaitu sebesar 10 %. Hal ini karena Kalor Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika
instrumen tes pada sub-materi kapilaritas terdiri Indonesia, 12(2), 118-125.
dari 1 nomor saja dan tingkat kesukaran cukup. Komalasari, K. 2014. Pembelajaran Kontekstual
Selain itu instrumen tes pada sub-materi kapilaritas Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika
berisi permasalahan yang biasa dijumpai Aditama.
dikehidupan sehari-hari. Jika dilihat secara Nisrina, N., Gunawan, G., & Harjono, A. (2016).
keseluruhan analisis pada Tabel 4 peningkatan Pembelajaran Kooperatif dengan Media
penguasaan konsep ada tiap-tiap sub-materi fluida Virtual untuk Peningkatan Penguasaan
statis dan fluida dinamis terjadi paling tinggi pada Konsep Fluida Statis Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika dan Teknologi, 2(2), 66-
kelas eksperimen.
72.
PENUTUP Putu, S. 2012. Pengembangan Modul Fisika
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X
Semester 2 Di SMK Negeri 3 Singaraja.
penggunaan bahan ajar fisika kontekstual dalam
Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha.
meningkatkan penguasaan konsep siswa. Baik kelas Vol 1 (2).1-24.
eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama
Satriawan, M., & Rosmiati, R. (2016).
mengalami peningkatan penguasaan konsep setelah
Pengembangan Bahan Ajar Fisika Berbasis
diberi perlakuan. Dari uji N-gain yang dilakukan Kontekstual Dengan Mengintegrasikan
6
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume III No 1, Juni 2017