Tentang
“Banjir”
Ice Febrina:2014080039
Dosen Pengampu:
Hurriyah,S.Si,M.T
1443 H/2022 M
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baikdan
tepat pada waktu nya.Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Fisika Bencana Alam pada semester IV,dengan judul “Banjir”.
Pemakalah
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
F. Prediksi banjir.........................................................................................................
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang luas dan memiliki sumber daya alam
yang melimpah. Penduduk Indonesia pun hidup nyaman selama bertahun-
tahun. Hal ini disebabkan iklim di Indonesia sangat bersahabat. Hampir
tidak ada tanah di Indonesiayang tanpa ditumbuhi pepohonan. Indonesia
beriklim tropis dengan curah hujanyang tinggi. Sinar matahari pun sampai
ke wilayah Indonesia sepanjang tahun. Di Indonesia terjadi berbagai
peristiwa alam. Peristiwa-peristiwa alam terjadi akibat pengaruh
alam.Peristiwa alam adalah peristiwa yang terjadi karena pengaruh yang
ditimbulkan oleh alam itu sendiri. Peristiwa alam dapat bersifat merugikan
dan membahayakan. Akan tetapi, dapat pula tidak membahayakan. Contoh
peristiwa alam yang membahayakan adalah banjir, gunung meletus, gempa
bumi, angin topan, dan tanah longsor. Peristiwa alam yang tidak
membahayakan misalnya pergantian musim, terbentuknya embun, dan
pelangi.Salah satu peristiwa alam yang merugikan manusia dan sering
terjadi diIndonesia adalah banjir.
Banjir adalah peristiwa alam yang bisa dikategorikan sebagai
sebuah bencana. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non alam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi ”langganan” bagi beberapa
wilayah di Indonesia. Bahkan, di ibu kota Jakarta setiap tahun terjadi
bencana ini.Selain disebabkan oleh faktor alam, banjir juga disebabkan
4
ulah manusia.Pembangunan gedung, penebangan pohon, dan penyempitan
sungai merupakancontoh ulah manusia yang menjadi penyebab banjir.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem sungai dan penyebab banjir
2. Bagaimana terjadinya luapan sungai
3. Apa hukum hukum fisika yang mendasari proses banjir
4. Bagaimana karakteristik fisika dari banjir
5. Apa saja resiko dan rawan banjir
6. Bagaimana cara memprediksi banjir
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem sungai dan penyebab banjir
2. Untuk mengetahui bagaimana terjadi luapan sungai
3. Untuk mengerahui apa saja hukum-hukum fisika yang mendasari banjir
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik fisika dari banjir
5. Untuk mengetahui risiko dan rawan banjir
6. Untuk mengetahui prediksi-prediksi banjir
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Sungai adalah salah satu ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik oleh aktivitas alam maupun aktivitas manusia diDaerah Aliran Sungai
(DAS). Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang
terbentuk secara alamiah, mulai dari bentuk kecil dibagian hulu sampai dibagian
hilir (Loebis, et al dalam repository, 2012).
sistem-sungai
Sistem sungai merupakan salah satu sistem kecil yang berada didalam
sistem hidrologi. Sistem hidrologi merupakan siklus air yang kompleks mulai dari
menguapnya air laut menuju atmosfer, kemudian menuju darat dan kembali lagi
ke laut. Sistem sungai merupakan gabungan dari beberapa sub sistem sungai itu
sendiri yang terdiri dari sumber sedimen, tributary, gabungan alur sungai, aliran
sungai, tanggul alam, delta, estuari, endapan bar, channel, oxbow lake, dan
kelokan sungai meander.
6
Sistem sungai berawal dari partikel- partikel pegunungan kapur yang
terbawa oleh air hujan. Air yang jatuh pada suatu daerah di pegunungan tersebut,
ada yang meresap masuk (infiltrasi) ke dalam tanah, hingga mencapai suatu
lapisan tanah yang tidak tembus air (kedap air). Kemudian, menjadi air tanah dan
sebagian lagi menjadi air di permukaan. Air tanah ini akan muncul kembali di
bagian permukaan tanah yang lebih rendah sebagai mata air, misalnya di lembah-
lembah atau kaki pegunungan dan terjadi proses terbawanya kapur di wilayah
tersebut yang lebih dikenal dengan erosi. Menurut Soerya (2005) Erosi adalah
proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa
oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka muka bumi. Tenaga pengangkut
tersebut bisa berupa angin, air maupun gletser atau es yang mencair. Erosi bisa
terjadi di darat maupun di Pantai.
Air dari mata air mengumpul dan mengalir ke tempat yang lebih rendah,
namun karena di daerah pegunungan memiliki perbedaan topografi sehingga air
yang mengalir mengikuti aliran daratannya yang berkelok-kelok. Menurut
Chandra (2012), Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian
hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.
Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling
mudah dilewati. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai
lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik
bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi
pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi
pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk
meander. Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana
pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut turut.
7
Sebaliknya menjauhi alur sungai ke arah dataran banjir lereng tanggul berangsur-
angsur berkurang besarnya dari miring hingga landai.
Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk
berbagai keperluan. Umumnya kanal merupakan bagian dari aliran sungai dengan
pelebaran atau pendalaman pada bagian tertentu. Air yang berasal dari tanggul
alam akan mengalir hingga menuju ke kanal. Selain menuju ke kanal, air juga
mengalir ke estuari. Estuari merupakan pertemuan antara air laut dan air tawar, di
daerah ini biasanya terdapat air payau,dan biasa disebut muara. Menurut (Aqilah,
2011) Wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal)
dengan badan air mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea) dan
kadar air laut terlarut dalam air tawar dari sungai. Di wilayah ini terjadi
percampuran antara masa air laut dengan air tawar dari daratan, sehingga air
menjadi payau dengan salinitas berkisar antara 5 – 16,5 ‰. Wilayah ini meliputi
muara sungai dan delta-delta besar, hutan mangrove dekat estuaria dan hamparan
lumpur dan pasir yang luas. Wilayah ini juga dapat dikatakan sebagai wilayah
yang sangat dinamis, karena selalu terjadi proses dan perubahan baik lingkungan
fisik maupun biologis.
Di muara sungai, air sungai yang sering keruh dan berwarna coklat
bertemu dengan air laut yang umumnya jernih. Di tempat ini terdapat gundukan
tanah yang dinamakan delta. Delta ini terbentuk karena air sungai yang keruh
coklat, membawa berbagai jenis kotoran dan tanah bertemu dengan ion-ion yang
terdapat di air laut, mengalami sedimentasi.
8
Menurut Awaludin (2012) sedimentasi sendiri adalah suatu proses
pengendapan material yang di transport oleh media air, angin, es, atau gletser di
suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulu-mulut sungai adalah hasil dan proses
pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit
pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan
dari material-material yang diangkut oleh angin. Proses tersebut terjadi terus
menerus, seperti batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain
oleh tenaga air, angin, dan gletser.
Pada daerah hilir terdapat endapan bar yang merupakan gabungan dari
beberapa delta. Pada bagian hilir ini biasanya terjadi sedimentasi yang
menyebabkan adanya endapan. Menurut ( Herman, 2011) sungai umunnya
terbentuk di daerah-daerah dengan kemiringan lereng menengah- tinggi dan
didalam saluran-saluran sungainya berkembang endapan bar longitudinal
berukuran butir semakin halus kebagian bawahnya. Sekuen vertikal endapan
sungai ini disusun oleh sebagian besar pasir dan kerikil, dengan sedikit atau absen
lapisan lumpur.
9
B.Banjir Luapan Sungai
Banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi karena aliran sunga
memiliki debit di atas normal sehingga air sungai melimpah keluar dari saluran
sungai. Aliran sungai dikatakan normal apabila aliran sungai itu terbatas di bawah
tebing saluran sungai. Daerah di sekitar aliran sungai besar umumnya adalah
dataran banjir yang terbentuk oleh sistem fluvial yang mengakomodasi debit
aliran sungai yang besar dan jarang terjadi (Cooke dan Doornkamp, 1977). Di
daerah hilir dari suatu sistem aliran sungai, dataran banjir dapat juga berupa
dataran pantai.
Banjir tipe ini disebabkan oleh debit liran sungai di atas normal akibat
curah hujan yang tinggi di Daerah Aliran Sungai (DAS).
10
padat. Contoh sederhananya adalah air, minyak, ataupun nitrogen. Sifatnya
yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain menjadikan hal
tersebut dikategorikan sebagai fluida.
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak
(diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut. Bisa juga dikatakan bahwa
partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam. Tidak
menimbulkan yang namanya gaya geser. Contohnya seperti air pada gelas
yang tidak diberikan gaya akan diam atau air sungai yang mengalir dengan
kecepatan konstan.
2. Beberapa rumus Fluida Statis adalah sebagai berikut ini:
a) Massa Jenis
Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut
massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Hal ini
berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
ρ = m/V
Keterangan:
Bila ρ air lebih besar dari ρ benda, maka benda akan mengapung. Bila
keduanya sama besar, maka benda melayang di dalam air. Namun, jika ρ
benda lebih besar daripada ρ air maka benda dikatakan tenggelam.
b) Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis pada titik kedalaman berapapun, tidak akan
dipengaruhi oleh berat air, luasan permukaan air, ataupun bentuk bejana
11
air. Melainkan dipengaruhi oleh luas dari objek yang menerimanya atau
kedalaman ukur. Tekanan hidrostatis menekan ke segala arah, merupakan
gaya yang diberikan pada luasan yang diukur atau dapat dihitung
berdasarkan kedalaman dari objek. Persamaan untuk hal ini adalah:
Ph= ρ.g.h
Keterangan:
Satuan yang digunakan adalah N/m2 atau Pascal (Pa). Ada juga yang
disebut sebagai tekanan mutlak. Tekanan mutlak merupakan tekanan total
yang dialami objek di dalam air, rumusnya:
P = Ph + Patm
Hukum Pascal
P = FA
Keterangan:
12
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada
fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan sama besar ke segala arah.
Bisa disimpulkan menjadi:
Pmasuk = Pkeluar
Sehingga:
FMasukAMasuk= FKeluarAKeluar
F1 = (d1d2). F2
Keterangan:
d1 = diameter permukaan 1
d2 = diameter permukaan 2.
Terbentuknya banjir ini dapat dijelaskan dalam konsep fisika yaitu dengan
konsep fluida. Pada prinsipnya air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat
yang rendah dan air menempati ruang. Air hujan yang jatuh ke bumi akan di
tempatkan ke segalah arah. Air hujan tersebut ada yang tertampung di sungai,
waduk, bendungan, dan ada yang diserap oleh tanah (akar-akar pohon).
Pada saat hujan turun dengan debit yang cukup deras akan menghasilkan
jumlah air yang banyak. Air dengan jumlah yang banyak membutuhkan luas
penampang yang besar, hal ini sesuai dengan teori fisika bahwa semakin besar
debit air maka semakin besar volume air yang dihasilkan setiap satuan waktu.
Kecepatan aliran air pada banjir dipengaruhi oleh debit air dan luas
penampang. Semakin besar debit air maka semakin cepat pula laju aliran air.
Artinya Kecepatan aliran air berbanding lurus dengan debit air. Jika dikaitkan
dengan gaya dan tekanan maka dapat dijelaskan bahwa laju aliran air yang
besarakan memberikan gaya yang besar dan gaya yang besar akan memberikan
13
tekanan yang besar. laju aliran air juga bergantung pada letak ketinggian suatu
tempat. Semakin tinggi suatu tempat maka semakin besar laju aliran air.
Hal ini dikaitkan dengan konsep energi yaitu energi potensial dan energi
kinetik. Oleh karena itu pada saat air hujan turun dengan debit yang semakin besar
maka kecepatan air akan semakin membesar begitu pula ketika air yang meluap
dari sungai, bendungan, ataupun waduk yang letaknya lebih tinggi akan memiliki
energi kinetik yang lebih besar sehingga kecepatan aliran air juga akan semakin
membesar. Kecepatan air yang besar akan menyebabkan derasnya aliran air.
Ketika aliran air ini menumbuk atau menabrak benda-benda disekitarnya maka
benda-benda benda tersebut akan ikut terbawa arus atau tetap berada di
tempatnya.
Ini tergantung dari besarnya tekanan yang diberikan oleh laju aliran air.
Laju aliran air yang besar akan menimbulkan gaya yang besar, gaya yang besar ini
memberikan tekanan pada benda-benda tersebut, jika benda-benda tersebut tidak
dapat menahan tekanan yang besar dari laju aliran air maka benda-benda tersebut
akan terbawa arus, tetapi jika benda-benda tersebut mampu menahan tekanan dari
laju aliran air maka benda-benda tersebut akan tetap berada di tempatnya.
Benda-benda yang biasanya mampu menahan tekanan aliran air ini adalah
benda yang mempunyai luas penampang yang lebih besar dari tekanannya. Oleh
karena itu kita sering melihat bahwa ketika terajadi banjir terdapat beberapa benda
seperti rumah, mobil, ataupun benda-benda lain yang terbawa arus air tetapi
terdapat pula benda-benda seperti rumah yang tetap kokoh.
Aliran air yang terjadi ketika banjir dapat berupa aliran trubulen dimana
pergerakan dari partikel-partikel fluida sangat tidak menentu karena mengalami
percampuran serta putaran partikel antar lapisan. Pertukaran momentum ini akan
menimbulkan pusaran arus yang deras sehingga menyebabkan kerugian yang
dapat merusak bangunan-bangunan yang terdapat di sekitarnya.
14
E.Risiko dan rawan banjir
2. Rawan banjir
Selain informasi peringatan dini, memetakan daerah rawan banjir
adalah upaya mitigasi bencana yang penting. Dengan peringatan dini
penduduk dapat mengungsi sebelum banjir melanda, sedang dengan peta
daerah rawan banjir diharapkan penduduk dapat memilih lokasi
pemukiman yang aman dan pemerintah dapat merencanakan
pengembangan wilayah dengan baik dan membangun di lokasi-lokasi yang
aman.
Di depan disebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
karakter banjir adalah tataguna lahan di dalam cekungan DAS. Oleh
karena itu, perubahan-perubahan kondisi lingkungan fisik yang berupa
perubahan tataguna lahan di dalam suatu DAS perlu dipantau terus
menerus, karena perubahan lingkungan itu dapat mempengaruhi kondisi
banjir. Karena perubahan kondisi tataguna lahan di dalam suatu DAS,
daerah yang semula bebas banjir dapat berubah menjadi daerah banjir.
Areal yang tergenang oleh banjir ini adalah dataran banjir di sekitar
muara sungai. Luasnya areal genangan ditentukan oleh karakter aliran
sungai atau luas dataran banjirnya dan besarnya debit banjir. Selain itu,
untuk daerah-daerah dekat pantai, kondisi pasang-surut yang ada pada
waktu banjir terjadi mempengaruhi hebatnya banjir ini.
Untuk daerah-daerah dekat pantai, kondisi pasang surut perlu
diperhatikan karena meningkatnya debit banjir yang bertepatan dengan
kondisi laut pasang dapat memperhebat banjir yang terjadi.
15
F.Prediksi Banjir
Kejadian banjir ini dapat diprediksi berdasarkan pada karakter curah hujan
dalam setahun dan karakter DAS. Secara kasar dapat dikatakan bahwa banjir ini
akan terjadi di musim hujan. Cepatnya kedatangan dan lamanya genangan dapat
diprediksi dari karakter DAS dan sejarah banjir yang pernah terjadi. Dalam rangka
memprediksi kejadian banjir ini, informasi prediksi curah hujan dari BMG perlu
diperhatikan. BMG sedang membangun website tentang klimatologi yang berisi
prediksi curah hujan dan banjir.
16
BAB III
STUDI KASUS
Ali, Muhammad. 1995. Berdasarkan tujuan penelitian, Berdasarkan analisis tabel diatas,
1. Prosedur maka faktor
Penelitian. Jakarta: CV. penelitian ini diharapkan dapat penyebab banjir bandang daerah
BinaAksara. bermanfaat untuk : penelitian berupa longsorlahan
Asdak, Chay.1995. Hidrologi 1. Pengembangan ilmu yang
dan pengetahuan untuk menambah disebabkan oleh faktor
Daerah Aliran Sungai. UGM, pengetahuan tentang bahaya bentuklahan,
Yogyakarta. banjir kemiringan lereng, bentuk
Dawod G, and Koshak, N. bandang di KotaPadang. lereng,
2011. 2. Memberikan masukan bagi panjang lereng, dan proses
Developing GIS-Based Unit masyarakat yang bertempat geomorfologi.
Hydrographs for Flood tinggal di Terutama daerah bentuklahan
Management In Makkah daerah penelitian tentang bahaya kipas
Metropolitan Area, Saudi banjir alluvial yang proses
Arabia, bandang agar lebih waspada. geomorfologi nya
Journal of Geographic 3. Memberikan masukan untuk berupa pelapukan memiliki
Information System, 3(2) arahan kebijakan bagi potensi
153-159. pemerintah dan longsor lahan tinggi serta
instansi terkait terutama potensi banjir
BAPPEDA, bandang tinggi pula.
Dinas PU (Bidang Perencanaan), Sudut kemiringan di dalam
dan fisika dinamakan DINAMIKA
BPBD KotaPadang. GERAK.
Dan berdasarkan hasil penelitian
dan
17
pembahasan dapat diambil
kesimpulan
sebagai berikut:
1. Terdapat tiga zona bahaya
banjir
bandang yaitu zona bahaya
tinggi , zona
Bahaya sedang dan zona bahaya
rendah.
2. Distribusi sebaran spatial
inundasi zona bahaya tinggi
banjir
bandang terdapat di kawasan
sepanjang
Batang Kuranji terutama di
Kecamatan
Koto Tangah, Kecamatan
Kuranji,
Kecamatan Nanggalo,
Kecamatan
Padang Utara, dan Kecamatan
Pauh,
Daerah yang memiliki tingkat
luasan
bahaya bencana banjir bandang
tertinggi
terdapat di Kecamatan Kuranji,
Kotapadang
3. Berdasarkan tabel analisis
faktor
penyebab banjir bandang,
18
bencana ini
terjadi di daerah bentuklahan
kipas
alluvial yang memiliki potensi
longsor
lahan yang tinggi.
19
http://ejournal-s1.stkip-pgri- rusak dan masih dalam
sumbar.ac.id/index.php/ tahap perbaikan
geografi/article/view/72/69 (PadangEkspress, 2011b).
20
Penanggulangannya Di berfungsi dan 70 persen telah Sapih Kecamatan Kuranji Kota
Provinsi rusak dan masih dalam Padang.
Kalimantan tahap perbaikan Kelurahan Sungai Sapih
Timur.Universitas (PadangEkspress, 2011b). merupakan kelurahan
Mulawarman:Jurnal yang berada di Kecamatan
Kuranji, Kota
Padang dengan luas 7,06 Km2
.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sungai adalah salah satu ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik oleh aktivitas alam maupun aktivitas manusia diDaerah
Aliran Sungai (DAS). Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan
bumi yang terbentuk secara alamiah, mulai dari bentuk kecil dibagian hulu
sampai dibagian hilir.
Sistem sungai merupakan salah satu sistem kecil yang berada
didalam sistem hidrologi. Sistem hidrologi merupakan siklus air yang
kompleks mulai dari menguapnya air laut menuju atmosfer, kemudian
menuju darat dan kembali lagi ke laut. Sistem sungai merupakan gabungan
dari beberapa sub sistem sungai itu sendiri yang terdiri dari sumber
sedimen, tributary, gabungan alur sungai, aliran sungai, tanggul alam, delta,
estuari, endapan bar, channel, oxbow lake, dan kelokan sungai meander.
Banjir luapan sungai adalah banjir yang terjadi karena aliran sunga
memiliki debit di atas normal sehingga air sungai melimpah keluar dari
saluran sungai. Aliran sungai dikatakan normal apabila aliran sungai itu
terbatas di bawah tebing saluran sungai.
Terbentuknya banjir ini dapat dijelaskan dalam konsep fisika yaitu
dengan konsep fluida. Pada prinsipnya air mengalir dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah dan air menempati ruang.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga makalah ini bermanfaat
bagi pembaca dan khususnya kita sebagai mahasiswa Tadris IPA Konsetrasi
Fisika, sebagai calon pendidik nantinya. Pembaca sebaiknya tidak hanya
fokus pada makalah ini saja, bisa cari juga referensi lain.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://pubs.usgs.gov/fs/2004/3060
/pdf/fs20043060.pdf
https://limnologifpikub2013.wordpress.com/2013/07/16/32/
Berd, I. (2011). Aiepacah butuh tambahan jaringan drainase. Retrieved June 01,
BNPB. (2011). Indeks Rawan Bencana Indonesia. Retrieved January 24, 2013,
from http://118.97.53.73/website/file/pubnew/111.pdf
Cipta Karya. (2014). Profil kota Padang. Retrieved June 06, 2014, from http://
ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/sumbar/padang.pdf
geografi/article/view/72/69
Asdak.1993.(Http://www.Fp.Unud.Ac.Id/Ind/
Wp-Content/Uploads/2012/04/Buku-
23