oleh
Nursahmira : 2014080043
Dosen Pengampu :
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Tsunami ini
dengan baik.
Terimakasih saya ucapkan kepada ibu Hurriyah S.Si., MT. selaku dosen mata kuliah
Fisika Bencana Alam , yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa
bimbingan dari beliau mungkin, saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai
dengan format yang telah di tentukan.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan makalah untuk kedepannya.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca makalah ini dengan tulus ikhlas. Semoga makalah ini bermanfaat, khususnya
bagi saya sendiri dan para pembaca Aamiin ..
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................................... 3
2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan .............................................................................................................
16
2. Saran .......................................................................................................................
16
3. Daftar Pustaka .........................................................................................................
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tsunami merupakan salah satu bencana alam yang sangat ditakuti di
Indonesia. Pada saat 2004 silam saja, bencana alam ini merenggut ratusan ribu
jiwa warga Aceh. Bahkan, masyarakat sekitar pantai apabila merasakan gempa
yang cukup besar akan melakukan evakuasi diri menuju tempat yang lebih tinggi
karena khawatir akan terjadi bencana tsunami.
Salah satu bencana geologi ini sering terjadi di negara-negara yang
termasuk ke dalam daerah ring of fire. Daerah ring of fire ini sangat rentan terjadi
gempa vulkanik maupun tektonik sehingga sangat berpotensi juga untuk terjadi
tsunami andai kata pusat gempa berada di lautan. Negara-negara yang rawan
terkena bencana ini di antaranya adalah Indonesia, Jepang, Filipina, Papua Nugini,
India, Bangladesh, Maladewa, dan Australia.
B. Rumusan Masalah
1. Defenisi dan Sejarah Tsunami
2. Penyebab Tsunami
3. Hukum-hukum Fisika yang Mendasari Proses Tsunami
4. Karakteristik Fisika dari Tsunami
5. Risiko dan Rawan Tsunami
6. Tanda-tanda Tsunami
BAB I
PEMBAHASAN
Tsunami adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi,
gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tsunami
tidak terlihat saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu
mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan
semakin membesar. Tenaga setiap tsunami adalah tetap terhadap fungsi
ketinggian dan kelajuannya. Apabila gelombang menghampiri pantai,
ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang
tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak dapat dirasakan efeknya
oleh kapal laut (misalnya) saat melintasi dilaut dalam, tetapi meningkat
ketinggian hinggamencapai 30 meter atau lebih di daerah pantai. Tsunami
dapat menyebabkan kerusakan erosi dan korban jiwa pada kawasan pesisir
pantai dan kepulauan.
Tsunami juga sering dianggap sebagai gelombang air pasang. Hal ini terjadi
karena pada saat mencapai daratan, gelombang tsunami lebih menyerupai air
pasang yang tinggi daripada menyerupai ombak biasa yang mencapai pantai
secara alami oleh tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang tsunami sama
sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air laut. Karena itu
untuk menghindari pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering
menggunakan istilah gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk
menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih akurat. Dampak negatif yang
diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta
menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air
bersih. 1
1
Sugiato Nanin Trianawati,ST.,MT.2008.pendidikan Geografi : Universitas Pendidikan Indonesia.hal. 3
Gambar 2. Kerusakan yang Diakibatkan Tsunami
(Sumber : www.tsunamis.com)
2. Sejarah Tsunami
Istilah tsunami mulai tersebar luas di belahan dunia setelah terjadinya
gempa besar di Jepang yang menyebabkan tsunami sehingga menewaskan
sekitar 22 000 orang serta merusak pantai timur Honshu sepanjang 280 km.
Kejadian tersebut terjadi pada 15 Juni 1896 (Badan Meteorologi dan Geofisika
2010).
Di Indonesia, tsunami diperkirakan terjadi pertama kali pada tahun 1618 di
Nusa Tenggara Barat. Dalam kurun waktu tahun 1600 sampai 2006, Indonesia
telah mengalami 108 kali kejadian tsunami. Sekitar 90% tsunami di Indonesia
disebabkan gempa tektonik, 9% akibat letusan gunung api, dan hanya 1%
dipicu oleh tanah longsor.
B. Penyebab Tsunami
Tsunami menurut PVBMG (2006), dapat terjadi dari gempa tektonik maupun
vulkanik apabila memenuhi syarat berikut:
1. pusat gempa terjadi di dasar laut;
2. kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km;
3. magnitude lebih besar dari 6.0 skala Richter;
4. jenis patahan tergolong sesar naik atau sesar turun.
Sedangkan menurut King (1972) dan Anhert (1996), faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tsunami adalah sebagai berikut:
1. ada retakan di dasar laut yang disertai dengan suatu gempa bumi; retakan di
sini maksudnya adalah suatu zona planar yang lemah yang melewati daerah
kerak bumi;
2. ada tanah longsor, baik yang terjadi di bawah air atau yang berasal dari atas
lautan yang kemudian menghujam ke dalam air;
3. ada aktivitas gunung berapi yang terletak di dekat pantai atau di bawah air
yang sewaktu-waktu dapat terangkat atau tertekan seperti gerakan yang terjadi
pada retakan;
4. berbeda halnya dengan badan meteorologi dan geofisika (2010), menurut
lembaga ini tsunami akan terjadi jika kekuatan gempa lebih dari 7.0 sr, lokasi
pusat gempa di laut dengan kedalaman kurang dari 70 km, serta terjadi
deformasi vertikal dasar laut;
5. gelombang tsunami paling sering disebabkan oleh gempa tektonik dangkal di
perairan samudera Pasifik. 2
Namun, energi yang dikandung gelombang tidaklah berkurang banyak. Ini sesuai
hubungan laju energi yang hilang (energi loss rate) pada gelombang berjalan
berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya; dengan kata lain semakin
besar panjang gelombangnya maka makin sedikit energi yang hilang, sehingga
energi yang dikandung tsunami bisa dianggap konstan.
Apabila lempeng samudera pada sesar bergerak naik (raising), terjadi air
pasang di wilayah pantai hingga wilayah tersebut akan mengalami banjir sebelum
kemudian gelombang air yang lebih tinggi datang menerjang. Dan apabila lempeng
samudera bergerak naik, wilayah pantai akan mengalami banjir air pasang sebelum
datangnya tsunami.
Apabila lempeng samudera pada sesar bergerak turun (sinking), kurang lebih pada
separuh waktu sebelum gelombang tsunami sampai di pantai, air laut di pantai
tersebut surut. Pada pantai yang landai, surutnya air bisa mencapai lebih dari 800
meter menjauhi pantai. Masyarakat yang tidak sadar akan datangnya bahaya mungkin
akan tetap tinggal di pantai karena ingin tahu apa yang sedang terjadi. Atau bagi para
nelayan mereka justru memanfaatkan momen saat air laut surut tersebut untuk
mengumpulkan ikan-ikan yang banyak bertebaran. Apabila lempeng samudera
bergerak turun, di wilayah pantai air laut akan surut sebelum datangnya tsunami.
Gambar 4. Lempeng Samudera Bergerak Turun
(Sumber : disaster.elvini.net/tsunami.cgi)
Pada suatu gelombang, apabila rasio antara kedalaman air dan panjang gelombang
menjadi sangat kecil, gelombang tersebut dinamakan gelombang air-dangkal. Karena
gelombang tsunami memiliki panjang gelombang yang sangat besar, gelombang
tsunami berperan sebagai gelombang air-dangkal, bahkan di samudera yang dalam.
Gelombang air-dangkal bergerak dengan kecepatan yang setara dengan akar kuadrat
hasil perkalian antara percepatan gravitasi (9,8 m/s2) dan kedalaman air laut.
Dimana,
v = velocity (kecepatan)
d = depth (kedalaman)
Sebagai contoh, di Samudera Pasifik, dimana kedalaman air rata-rata adalah 4000
meter, gelombang tsunami merambat dengan kecepatan ± 200 m/s (kira-kira 712
km/jam) dengan hanya sedikit energi yang hilang, bahkan untuk jarak yang jauh.
c. Panjang gelombang tsunami (50-200 km) lebih besar dari gelombang pasang
laut (50-150 m).
3
Sugiato Nanin Trianawati,ST.,MT.2008.pendidikan Geografi : Universitas Pendidikan Indonesia.hal. 18
d. Gelombang tsunami berlangsung sekitar 10-60 menit.
Tsunami memiliki beberapa periode (waktu untuk siklus satu gelombang) yang
bisa berkisar dari beberapa menit hingga satu jam, atau untuk beberapa kasus bisa
lebih. Di tepi pantai, tsunami dapat memiliki ekspresi yang berbeda-beda
bergantung pada ukuran dan periode gelombanggelombangnya, batimetri dekat
pantai dan bentuk garis pantai, keadaan pasang surut serta faktorfaktor lainnya.
1. Resiko Tsunami
4
Atwater, Brian F., et.al., Surviving a tsunami - Lessons from Chile, Hawaii, and Japan. USGS Circular 1187.
[Washington DC]: GPO, rev 2005.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa risiko
bencana merupakan potensi dampak kerugian yang terima oleh suatu wilayah
karena tingkat kerentanan dan acaman wilayah tersebut dalam menanggapi
ancaman bencana yang ada.5
2. Rawan Tsunami
Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat rawan bencana di dunia.
Kejadian berbagai bencana yang melanda di wilayah nusantara ini berlangsung
secara terus menerus, baik yang disebabkan oleh faktor alam (gempa bumi,
tsunami, banjir, letusan gunung api, tanah longsor, angin ribut, kekeringan),
maupun oleh faktor non alam seperti berbagai akibat kegagalan teknologi dan
ulah manusia.
5
Anonym. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia Edisi II. Jakarta:
BAKORNAS PB.
6
Edyanto. CB. H., 2011
pandangan jauh ke depan.
F. Tanda-Tanda Tsunami
Tsunami merupakan bencana alam yang dipicu oleh terjadinya erupsi gunung
berapi bawah laut, longsor bawah laut, gempa bumi bawah laut, hantaman meteor,
maupun faktor kesengajaan manusia seperti letusan nuklir yang secara tidak sengaja
menghantam lautan luas. Terdapat beberapa tanda-tanda peringatan alam yang
terjadi sebelum bencana tsunami menerjang, berikut di antaranya:
Gempa bumi yang berpusat di dalam laut, atau longsornya permukaan bumi
di bawah laut, akan menyebabkan terjadinya underwater disturbance. Pada
kekuatan dan kedalaman tertentu kedua peristiwa tersebut dapat memicu
7
Analisa Kebijakan Penataan Ruang,... J.Tek. Ling. 12 (3): 309 - 318
tsunami. Jika Anda berada di dekat laut dan merasakan tanah bergetar atau
mendengar suara gemuruh ombak yang tak biasa, yang terdengar keras seperti
suara pesawat jet atau kereta, segeralah berlari ke daratan yang lebih tinggi dan
hindari lembah atau sungai.
Para ahli melaporkan bahwa tsunami yang mendekat bisa didahului oleh
surutnya permukaan air laut secara tiba-tiba. Peristiwa yang tak biasa ini terjadi
akibat adanya Megathrust, yakni gerakan naik dari patahan lempeng yang besar
yang terdapat di dalam laut. Misalnya ketika lempeng samudera bergerak ke
bawah, menunjam lempeng benua, dan menimbulkan gempa bumi. Kekuatan
dorongan keatas, seperti “kepalan tangan raksasa” yang muncul dari bawah
permukaan air laut menyebabkan air bergulir turun dari sisi-sisi “kepalan tangan
raksasa” tersebut, menciptakan gelombang besar yang melaju cepat, secepat
pesawat terbang. Gelombang tersebut akan bergerak melintas lautan, meski
nyaris tidak terlihat di permukaan. Dan ketika gelombang mencapai air laut
dangkal, kekuatan “thrust” dari pergeseran lempeng itu akan mendorong
gelombang hingga mencapai puluhan meter ke udara. Segeralah berlari ke
dataran yang lebih tinggi jika Anda melihat air laut surut secara cepat dan tiba-
tiba.
Kepercayaan bahwa hewan memiliki “six sense” telah ada selama berabad-
abab. Sebelum gempa bumi terjadi dan ombak raksasa menghantam garis
pantai, anjing perliharaan menolak untuk meninggalkan rumah, gajah
meniupkan terompet mereka dengan kencang dan berlari ke dataran yang tinggi,
kelelawar terbang melarikan diri dan flamingo meninggalkan dataran rendah.
Kemungkinannya adalah hewan memiliki indera yang lebih tajam serta tingkat
kesadaran yang lebih besar terhadap lingkungan di sekitar mereka, sehingga
hewan lebih cepat bertindak menyelamatkan diri. Penelitian mengatakan bahwa
hewan dapat merasakan bahaya yang akan datang, getaran dan perubahan
elektromagnetik di atmosfer, yang mungkin bagi manusia diartikan sebagai
perubahan alam kecil yang tak berarti.8
8
Jurnal ips
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tsunami adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut,
gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tsunami tidak terlihat saat
masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu mencapai wilayah dangkal,
gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar.
faktor-faktor yang dapat menyebabkan tsunami adalah sebagai berikut:
1. ada retakan di dasar laut yang disertai dengan suatu gempa bumi; retakan di sini
maksudnya adalah suatu zona planar yang lemah yang melewati daerah kerak
bumi;
2. ada tanah longsor, baik yang terjadi di bawah air atau yang berasal dari atas lautan
yang kemudian menghujam ke dalam air;
3. ada aktivitas gunung berapi yang terletak di dekat pantai atau di bawah air yang
sewaktu-waktu dapat terangkat atau tertekan seperti gerakan yang terjadi pada
retakan;
4. berbeda halnya dengan badan meteorologi dan geofisika (2010), menurut lembaga
ini tsunami akan terjadi jika kekuatan gempa lebih dari 7.0 sr, lokasi pusat gempa
di laut dengan kedalaman kurang dari 70 km, serta terjadi deformasi vertikal dasar
laut;
5. gelombang tsunami paling sering disebabkan oleh gempa tektonik dangkal di
perairan samudera Pasifik.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih focus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2005, Ada Apa dengan “Tsunami” ?, dalam website:
http://id.wikipedia.org/wiki/Tsunami
dalam website:
www.pu.go.id/.../bencana/gempa/gempatsunami2.htm
Anonymous, 2006, Tsunami, dalam website:
disaster.elvini.net/tsunami.cgi