Anda di halaman 1dari 15

TUGAS 1

MATA KULIAH : MEKANIKA TANAH II


(TSP-232 ) : 2 SKS
SEMESTER GENAP T.A : 2024/2025
(DOSEN PENGAMPU: Ir. Misnawati,S.T.,M.T. )

Dikerjakan Oleh Kelompok 1

Navisatul Munawarah (23222010009)


Rif'an Yaminuddin (22222010062)
Ahmad Nazaruddin Anwari (22222010060)
Salim Ma'ruf (22222010061)
Akhmad Aulia Rahim (22222010059)
M. Yayan Aini (22222010071)
Salimi (22222010066)

YAYASAN PENDIDIKAN HAJI MUHAMMAD ROESLI


KALIMANTAN SELATAN
UNIVERSITAS ACHMAD YANI BANJARMASIN
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini,
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Kandangan, 5 Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Pengertian Bilangan Real...................................................................................2
B. Macam – Macam Bilangan Real........................................................................3
C. Operasi Hitung Pada Bilangan Real..................................................................3
D. Perbandingan......................................................................................................3
E. ............................................................................................................................4
F. ............................................................................................................................4
G. ............................................................................................................................5
BAB III.........................................................................................................................6
PENUTUP.....................................................................................................................6
A. Kesimpulan........................................................................................................6
B. Saran..................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk :

1. Memenuhi salah satu tugas terstruktur Mata Kuliah Mekanika Tanah


2. Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan tentang Air Tanah,
Permeabilitas Tanah dan Rembesan Tanah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Air Tanah
Air tanah dapat didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam
ruang batuan dasar atau regolith. Dapat juga disebut aliran yang secara alami
mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Noer Aziz,
2000:81). Kebanyakan air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang meresap
ke dalam tanah menjadi bagian dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke
laut, atau mengalir langsung dalam tanah atau di permukaan dan bergabung
dengan aliran sungai. Banyaknya air yang meresap ke tanah bergantung pada
selain ruang dan waktu, juga di pengaruhi kecuraman lereng, kondisi material
permukaan tanah dan jenis serta banyaknya vegetasi dan curah hujan.
Meskipun curah hujan besar tetapi lerengnya curam, ditutupi material
impermeabel, persentase air mengalir di permukaan lebih banyak daripada
meresap ke bawah. Sedangkan pada curah hujan sedang, pada lereng landai
dan permukaannya permiabel, persentase air yang meresap lebih banyak.
Sebagian air yang meresap tidak bergerak jauh karena tertahan oleh daya
tarik molekuler sebagai lapisan pada butiran-butiran tanah. Sebagian
menguap lagi ke atmosfir dan sisanya merupakan cadangan bagi tumbuhan
selama belum ada hujan (Anonim1, 2009).
Air yang berhasil meresap ke bawah tanah akan terus bergerak ke
bawah sampai dia mencapai lapisan tanah atau batuan yang jarak antar
butirannya sangat-sangat sempit yang tidak memungkinkan bagi air untuk
melewatinya. Ini adalah lapisan yang bersifat impermeabel. Lapisan seperti
ini disebut lapisan aquitard (gambar sebelah kanan bersifat impermeabel yang
sulit diisi air, sementara yang kiri bersifat permeabel yang berisi air).
Gambar Lapisan permeable dan impermeable
Air yang datang kemudian akan menambah volume air yang mengisi
rongga-rongga antar butiran dan akan tersimpan disana. Penambahan volume
air akan berhenti seiring dengan berhentinya hujan. Air yang tersimpan di
bawah tanah itu disebut air tanah. Sementara air yang tidak bisa diserap dan
berada di permukaan tanah disebut air permukaan. Permukaan air tanah
disebut water table, sementara lapisan tanah yang terisi air tanah disebut
zona saturasi air.

Gambar Water table dan zona jenuh air

Model aliran air tanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan
airtanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan air tanah (recharge
zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan
tanah baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan
(infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau
celah/rekahan pada tanah/batuan (Anonim1, 2009).
Air yang tidak tertahan dekat permukaan menerobos kebawah sampai
zona dimana seluruh ruang terbuka pada sedimen atau batuan terisi air
(jenuh air). Air dalam zona saturasi ( zone of saturation ) ini dinamakan air
tanah ( ground water). Batas atas zona ini disebut muka air tanah ( water
table ). Lapisan tanah, sedimen atau batuan diatasnya yang tidak jenuh air
disebut zona aerasi ( zone of aeration ). Muka air tanah umumnya tidak
horisontal, tetapi lebih kurang mengikuti permukaan topografi diatasnya.
Apabila tidak ada hujan maka muka air di bawah bukit akan menurun
perlahan-lahan sampai sejajar dengan lembah. Namun hal ini tidak terjadi,
karena hujan akan mengisi ( recharge) lagi. Daerah dimana air hujan
meresap kebawah (precipitation) sampai zona saturasi dinamakan daerah
rembesan ( recharge area ). Dan daerah dimana air tanah keluar dinamakan
discharge area (Wuryantoro, 2007).

Gambar Diagram memperlihatka posisi relatif beberapa istilah yang berkaitan


dengan air bawah permukaan.
Air tanah atau air bawah permukaan adalah batasan yang digunakan
untuk menggambarkan semua air yang ditemukan di bawah permukaan tanah.
Keberadaan air tanah dikontrol oleh sejarah dan kondisi geologi, deliniasi dan
kondisi batas tanah dan formasi batuan di suatu wilayah dimana air
mengalami perkolasi. Faktor lain yang berpengaruh adalah aktivitas dan iklim
lingkungan sekitarnya, baik secara alami maupun dipengaruhi oleh manusia.
Jika airtanah tersebut secara ekonomi dapat dikembangkan dan jumlahnya
mencukupi untuk keperluan manusia, maka formasi atau keadaan tersebut
dinamakan lapisan pembawa air atau akuifer baik berupa formasi tanah,
batuan atau keduanya.

B. Permeabilitas Tanah
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas
mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-
butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan
permukaan lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer
dinamakan muka air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah.
Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada
rongga-rongga udara. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah
dalam meloloskan air. Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut
ambil bagian dalam menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan
permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian,
menurunkan laju air larian.
Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim
tetapi dapat juga berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di
tempat itu dapat juga terjadi muka air tanah dangkal, di atas muka air tanah
biasa, sedangkan kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi
di permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi
berdasarkan tinggi muka air tanah pada suatu tempat lain yang lapisan atasnya
tidak dibatasi oleh lapisan rapat air.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori
yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula
ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu
lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki
harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas
merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas
untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak
lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada
lempung yang tidak bercelah (unfissured).
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui
suatu media poreus. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan
koefisien permeabilitas. Banyak peneliti telah mengkaji problema
permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. (Rumus Fair dan Hatch
1933) dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas.
Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif
batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh
patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran
butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan
gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas
hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-
lapisan atau masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi cukup besar
tergantung pada arah gerakan air.

C. Pengertian Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah
dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah.(Dede rohmat,
2009). Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas
berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan
di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-
1). ( N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008).
Beberapa pendapat tentang permeabilitas tanah adalah sebagai berikut :
1. permeabilitas tanah adalah kemudahan media sarang mengalirkan air atau
fluida lainya melalaui pori – pori tanah. ( Anonymous,2010)
2. permeabilitas tanah adalah tingkat kesarangan tanah yang dilalui aliran
massa air atau kecepatan aliran air untuk melewati masa tanah.
( Hanafiah, 2005 )
3. permeabilitas tanah adalah kecepatan bergeraknya suatu cairan pada
media berpori dalam keadaan jenuh. ( Anonymous, 2010 )
4. permeabilitas tanah adalah kemampuan untuk mentransfer air atau udara.
Biasanya diukur dengan istilah jumlah air yang mengalir melalui tanah
dalam waktu yang tertentu dan ditetapkan sebagai inci/jam.
( Wanihadi Utomo, 1985 )

Hukum Darcy
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada
rongga-rongga (pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada
dua asumsi utama yang digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini.
Asumsi pertama menyatakan bahwa aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat
laminar. Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam
keadaan jenuh.
ν = k.i
dengan :
v = kecepatan aliran (m/s atau cm/s)
k = koefisien permeabilitas
i = gradien hidrolik
Lalu telah diketahui bahwa:
v = Q /At dan I = ∆h/L ,

sehingga hukum Darcy bisa dinyatakan dengan persamaan:


Q= (k.A.t.∆h)/L
Dengan:
A = luas penampang aliran (m2 atau cm2)
t = waktu tempuh fluida sepanjang L (detik)
Δh = selisih ketinggian (m atau cm)
L = panjang daerah yang dilewati aliran (m atau cm)

D. Koefisien Permeabilitas
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan
oleh koefisien permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung
pada berbagai faktor. Setidaknya, ada enam faktor utama yang memengaruhi
permeabilitas tanah, yaitu:
1. Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin kecil.
2. Distribusi ukuran pori, semakin merata distribusi ukuran porinya, koefesien
permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
3. Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
4. Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
5. Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
6. Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin tinggi.
E. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Permeabilitas
a. Tekstur tanah
Tanah yang berstruktur berpasir, maka permeabilitas tinggi karena pori-
porinya banyak,sebaliknya bila tanah bertekstur liat maka permeabilitas
tanahnya memiliki pori-pori yang kecil.
b. Struktur tanah
Tanah yang memiliki struktur granuler maka permeabilitasnya tinggi
karena pori-porinya banyak.sebalinya tanah yang memiliki struktur yang
mantap maka memiliki pori-pori mikro yang banyak sehingga
permeabilitasnya rendah.
c. Porositas
Jika dalam tanah tersebut porositasnya banyak ( dalam hal penjumlahan
antara pori makro dengan pori mikro ) maka permeabilitasnya
tinggi,karena ruang pergerakan airnya akan lebih banyak.
d. Gravitasi
Dalam hal ini gaya gravitasi merupakan hal yang penting,karena bila
gravitasi tidak ada maka permeabilitas tanah tidak ada
e. Viskositas
Adalah derajat kekentalan cairan,jadi semakin kental cairan maka air
yang mengalir pada tanah akan lambat maka permeabilitasnya lambat.

Faktor yang dipengaruhi permeabilitas


a. Drainase
Apabila permeabilitas tanah baik, maka waktu dalam pergerakan air
akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya.
b. Infiltrasi
Penyerapan yang dilakukan tanah akan semakin cepat apabila drainase
tanah itu baik.
c. Pengolahan
d. Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam
tanah akan semakin mudah
e. Perkolasi
Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga
baik
f. Erosi
Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik
permeabilitas dalam tanah, maka erosi akan minimum
g. Evaporasi
Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut
baik.
PENUTUP

Air tanah dapat didefinisikan sebagai semua air yang terdapat dalam ruang
batuan dasar atau regolith. Dapat juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke
permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan (Noer Aziz, 2000:81). Kebanyakan
air tanah berasal dari hujan. Air hujan yang meresap ke dalam tanah menjadi bagian
dari air tanah, perlahan-lahan mengalir ke laut, atau mengalir langsung dalam tanah
atau di permukaan dan bergabung dengan aliran sungai.

Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran tanah.
Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan lapisan tanah
yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka air tanah atau
permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun
sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air. Struktur
dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam menaikkan laju
permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi dan
dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Daftar Pustaka

M. KHAIRUL RIZAL, 2009, Analisis Pemetaan Zonasi Resapan Air Untuk Kawasan
Perlindungan Sumber Daya Air Tanah (Ground Water) PDAM TIRTANADI
Sibolangkit Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatra Utara. Tesis Diakses pada 6
Oktober 2012

M. Irham Nurwidyanto. 2006, Pegaruh Ukuran Butir Terhadap Porositas Dan Permeabiltas
Pada Batu Pasir. Jurnal Diakses pada 8 Oktober 2012

Warmada, I.W., 1993, Porositas Batupasir dan Parameter Empiris Yang


Berpengaruh, http://www.geopanged.or.id/kliping/1.html Diakses pada 10 maret
2016

Anda mungkin juga menyukai