Anda di halaman 1dari 4

Sifat Batuan Terhadap Air Tanah

DOWNLOAD MAKALAH LENGKAP TENTANG AIR TANAH§

Menurut Krusseman (Bakri, 2003) ditinjau dari sifat dan prilaku batuan terhadap
air tanah terutama sifat fisik, struktur dan tekstur maka batuan dapat dibedakan kedalam 4
(empat) macam :
1. Akuifer adalah lapisan batuan yang mempunyai susunan sedemikian rupa sehingga
dapat meyimpan dan mengalirkan air tanah yang cukup berarti seperti batu pasir, dan
batugamping
2. Akuiklud adalah lapisan batuan yang dapat meyimpan air akan tetapi tidak dapat
mengalirkan air tanah dalam jumlah yang cukup berarti seperti lempung, shale, tuf
halus
3. Akuitar adalah lapisan batuan yang dapat menyimpan air tetapi hanya dapat
mengalirkan air tanah dalam jumlah yang sangat terbatas seperti basal scoria, serpih,
napal, dan batulempung
4. Akuiflug adalah lapisan batuan yang tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air
tanah seperti batuan beku dan batuan metamorf dan kalaupun ada air pada lapisan
batuan tersebut hanya terdapat pada kekar atau rekahan batuan saja.
Apabila ditinjau dari sifat dan stratigrafi batuan di alam maka lapisan akuifer
dapat dibedakan, antara lain :
1. Unconfined akuifer (Akuifer bebas) adalah suatu akuifer dimana muka air tanah
merupakan bidang batas sebelah atas dari zona jenuh air. Air tanah yang terdapat pada
lapisan akuifer ini disebut air tanah tidak tertekan dimana muka air tanahnya disebut
muka air tanah pheartik
2. Confined akuifer (akuifer tertekan) adalah suatu akuifer dimana air tanahnya terletak
dibawah lapisan kedap air dan mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan
atmosfer. Air tanah ini dibatasi oleh lapisan kedap air pada bagian atas maupun
bagian bawahnya. Muka air tanah artesis oleh karena dilakukan pemboran maka
muka air tanah akan bergerak naik ke atas mendekati permukaan tanah atau
memancar sampai pada keadaan tertentu.
3. Leakage akuifer (semi confined akuifer) adalah suatu lapisan akuifer dimana air
tanahnya terletak pada suatu lapisan yang bersifat setengah kedap air dan posisi
batuan akuifernya terletak antara akuifer bebas dan akuifer tertekan
4. Ferced aquifer (akuifer menggantung) adalah akuifer dimana massa air tanahnya
terpisah dari air tanah induk oleh lapisan yang relatife kedap air yang tidak begitu
luas dan terletak pada zona tidak jenuh air.

Karakteristik Air Tanah


Air tanah merupakan air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah. Dari
keseluruhan air tawar yang ada di planet kita ini lebih dari 97% terdiri atas air tanah. Ia
dapat ditemukan di bawah gurun yang sangat kering maupun di bawah tanah yang
tertutup lapisan salju.

Air tanah yang berasal dari curahan hujan disebut vadose water. Selain dari curahan
hujan, air tanah memang sudah ada sejak lama dan tersimpan dalam batuan sedimen. Air
tanah ini disebut connatewater (air tanah tubir). Kadang-kadang air tanah ini disebut
fossil water(air fosil). Ada lagi jenis air tanah yang belum pernah berwujud air di
atmosfer atau di permukaan. Air ini berasal dari aktivitas magma.

Air tanah ini disebut juvenile water(air juvenil atau air magma). Pada umumnya orang
membuat sumur untuk mengambil air tanah, karena keberadaan air tanah berada di
bawah permukaan tanah. Berdasarkan kedalamannya, air tanah dibedakan menjadi dua,
yaitu air tanah dangkal (air tanah freatik) dan air tanah dalam (air tanah artesis). sumber
air tanah berasal dari air hujan yang masuk meresap ke dalam pori-pori tanah atau
batuan dan menempati lapisan batuan yang lolos air (permeable). Batas antara air tanah
dangkal dan air tanah dalam merupakan lapisan batuan yang kedap air (impermeable).
Lapisan batuan di bawah permukaan tanah yang mengandung air dan dapat dirembesi air
disebut akuifer.
Air tanah dalam berada di antara dua lapisan kedap air. Jadi, seolah-olah air tanah ini
ditekan oleh kedua lapisan kedap tersebut. Akibat adanya daya tekan, air memancar
keluar ke permukaan tanah melalui patahan atau retakan batuan secara alami. Air yang
memancar ini disebut artesis. Apabila tanah digali atau dibor sampai air tanah dalam
maka air memancar melalui lubang sumur yang disebut sumur artesis Air tanah yang
berada di dalam tanah ternyata juga mengalir, tetapi kecepatan alirannya lambat
(beberapa sentimeter atau beberapa meter per hari). Kecepatan aliran ini dipengaruhi
oleh tingkat kelolosan air dalam batuan atau tanah (permeabilitas) dan kemiringan
permukaan air tanah (water table).

Apa yang Membuat Air Tanah Mengalir?


Gravitasi mendorong gerak air tanah. Ketika air hujan merembes ke tanah, gravitasi
menariknya ke bawah sampai ke suatu tingkat tempat air memenuhi semua ruang di
tanah dan batuan di bawahnya. Setelah tempat ini penuh, orang menyebutnya jenuh air
dan permukaan atasnya disebut muka air tanah. Di daerah beriklim basah, air tanah pada
umumnya hanya beberapa meter dari muka Bumi, tetapi di daerah kering dapat sedalam
ratusan meter. Gravitasi tetap beraksi di daerah jenuh air dengan menarik air dari tempat
berelevasi tinggi, seperti di bawah bukit ke daerah rendah seperti di lembah. Lapisan
batuan yang berisi air tetapi membiarkannya mengalir disebut akuifer. Lapisan batuan
kedap tidak membiarkan air lewat. Kalau air yang merembes ke bawah bertemu dengan
lapisan semacam itu, airnya mungkin terkumpul di atasnya sehingga terbentuklah zona
air tanah yang bertengger. Air tanah selalu mengalir dengan kecepatan rata-rata beberapa
sentimeter sampai beberapa meter sehari.

Tinggi muka air tanah tidak bersifat statis tetapi mengalami fluktuasi naik dan turun
berdasarkan tingkat curah hujan. Saat musim hujan, muka air tanah akan naik dan dapat
bersinggungan dengan permukaan tanah sehingga sebagian air tanah tersebut mengisi
sungai di sekitarnya. Sungai yang mendapat pasokan air dari air tanah disebut sungai
tipe effluent.

Pada musim kemarau, tinggi muka air tanah akan menurun dan tidak lagi memasok
aliran air di sekitarnya. Tipe sungai yang memberikan rembesan air ke air tanah disebut
tipe influent. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kualitas air tanah, sebab jika air sungai
tipe influent tersebut tercemar maka akan menyebabkan terjadinya pencemaran air
tanah.

Pemanfaatan air tanah dalam jumlah besar seperti di lingkungan industri, kompleks
perumahan, pertanian modern, dan aktivitas manusia yang memerlukan air dalam
jumlah besar, biasanya menggunakan sumur artesis untuk memenuhi kebutuhan air yang
diperlukan. Dalam sistem pengelolaan air tanah yang sudah tertata, pengambilan air
tanah akan selalu disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

Air tanah yang digunakan secara berlebihan dapat berdampak negatif secara kualitatif
(kualitas air tanah) maupun secara kuantitatif (pasokan air tanah). Secara kualitatif
dampaknya dapat ditemui pada kasus pencemaran sumur-sumur penduduk terutama yang
dekat dengan aliran sungai yang sudah tercemar limbah. Selain itu, pencemaran kualitas
air tanah juga dijumpai di daerah dekat pantai berupa intrusi air laut ke dalam sumur-
sumur penduduk, sehingga air tanah menjadi asin. Dampak yang bersifat kuantitatif
dapat dilihat dari turunnya muka air tanah yang terjadi pada musim kemarau. Penurunan
muka tanah (land subsidences) yang terjadi di sepanjang ruas jalan atau bangunan, serta
semakin jauhnya intrusi air laut merupakan indikator semakin berkurangnya air tanah.

Read more: http://texbuk.blogspot.com/2012/01/karakteristik-air-


tanah.html#ixzz5DljNKc7r

Anda mungkin juga menyukai